• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SURAT-SURAT PENDEK MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS MELALUI STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS III MI BAITUR ROHIM GEDANGAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SURAT-SURAT PENDEK MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS MELALUI STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS III MI BAITUR ROHIM GEDANGAN SIDOARJO."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SURAT-SURAT PENDEK

MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS

MELALUI STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS

PADA SISWA KELAS III MI BAITUR ROHIM GEDANGAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh : Miftakhul Rohma

NIM. D07212018

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Miftakhul Rohma. 2016. Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek Mata Pelajaran Qur’an Hadits Melalui Strategi

Practice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya kemampuan membaca surat-surat pendek siswa, yang disebabkan kurangnya inovasi dalam menggunakan strategi pembelajaran. Dari 28 siswa hanya 14 siswa (50%) yang tuntas sedangkan 14 siswa (50%) belum tuntas. Untuk meningkatkan kemampuan membaca tersebut, peneliti menggunakan strategi Practice-Rehearsal Pairs. Strategi ini bertujuan untuk meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan ketrampilan dengan benar.

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui penerapan strategi

Practice-Rehearsal Pairs dalam meningkatkan keterampilan membaca surat-surat pendek pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo. 2) Untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca surat-surat pendek siswa kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo setelah mengunakan strategi Practice-Rehearsal Pair.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan model Kurt Lewin. Subjek penelitian ini terdiri dari 28 siswa kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo. Tindakan ini menggunakan dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, penilaian unjuk kerja (Performance), dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Penerapan strategi Practice-Rehearsal Pairs pada mata pelajaran Qur’an Hadits ini berjalan dengan baik melalui perbaikan pada setiap siklus. Hal ini dikarenakan aktivitas siswa pada siklus I belum tercapai 76,34 (cukup), meskipun aktivitas guru pada siklus I sudah tercapai dengan skor 81,45 (baik). Pada siklus II, hasil aktivitas siswa meningkat menjadi 90,32 (sangat baik) dan hasil aktivitas guru meningkat menjadi 89,84 (sangat baik). 2) Peningkatan keterampilan membaca surat-surat pendek melalui strategi Practice-Rehearsal Pairs mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa. Pada siklus I rata-rata kelas 73,89 baik (B) dan siklus II menjadi 90,04 sangat baik (SB). Peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa siklus I diperoleh persentase 68% (sedang) dan pada siklus II meningkat menjadi 89% (tinggi).

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

MOTTO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

TRANSLITERASI ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR DIAGRAM ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan yang dipilih ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Lingkup Penelitian ... 8

F. Peneliti Terdahulu ... 9

G. Manfaat Penelitian ... 11

(8)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Qur’an Hadits ... 14

1. Pengertian Pembelajaran ... 14

2. Pengertian Mata Pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah ... 15

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah ... 16

4. Tujuan Mata Pelajaran Qur’an Hadits... 17

5. Materi Surat-Surat Pendek pada Kelas III di Madrasah Ibtida’iyah ... 18

B. Keterampilan Membaca Al-Qur’an ... 22

1. Pengertian Keterampilan Membaca al-Qur’an... 22

2. Tujuan Keterampilan Membaca al-Qur’an ... 23

3. Faktor yang mempengaruhi Keterampilan Membaca al-Qur’an ... 25

4. Indikator Penilaian Membaca ... 27

C. Strategi Practice-Rehearsal Pairs ... 28

1. Pengertian Strategi Practice-Rehearsa Pairs l ... 28

2. Tujuan Penerapan Strategi Practice-Rehearsal Pairs... 30

3. Langkah-Langkah Strategi Practice-Rehearsal Pairs ... 30

4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Practice-Rehearsal Pairs ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian ... 33

B. Setting Penelitian... 35

C. Subjek Penelitian ... 36

(9)

E. Rencana Tindakan ... 37

F. Data dan Teknik Pengumpulannya ... 42

1. Data ... 42

2. Teknik Pengumpulannya ... 43

3. Analisis Data ... 45

G. Indikator Kinerja ... 49

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian... 52

1. Setting Penelitian ... 52

2. Subjek Penelitian ... 53

B. Hasil Penelitian ... 54

1. Tahap Pra Siklus ... 55

2. Siklus 1 ... 58

3. Siklus II ... 69

C. Pembahasan ... 80

1. Penerapan Strategi Practice-Rehearsal Pairs ... 81

2. Peningkatan Keterampilan Membaca Membaca Surat-Surat Pendek ... 85

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA

(10)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Berdasarkan undang-undang di atas maka pendidikan harus melalui proses perencanaan yang matang agar tujuan pendidikan yang diinginkan bisa tercapai dengan baik.

Pada kenyataan di lapangan banyak terjadi proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut tidak hanya terjadi pada beberapa mata pelajaran tertentu, tetapi hampir semua mata pelajaran yang sering menggunakan metode ceramah atau strategi yang tidak memugkinkan siswa untuk aktif.

Membaca merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan manusia. Tidaklah mengherankan jika membaca menjadi tuntutan pertama

1

(11)

2

yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia. Keterampilan membaca merupakan modal utama bagi siswa. Dengan bekal kemampuan tersebut, siswa dapat mempelajari ilmu lain dapat mengomunikasikan gagasannya dan dapat mengespresikan dirinya. Kegagalan dalam penguasaan keterampilan ini akan mengakibatkan masalah pada pembelajaran berikutnya, maupun untuk menjalani kehidupan sosial masyarakat. 2

Sudah menjadi keharusan bagi umat Islam untuk belajar membaca al-Qur’an. Membaca al-Qur’an bagi umat Islam merupakan ibadah kepada Allah

SWT. Oleh karena itu keterampilan membaca al-Qur’an perlu diberikan kepada anak sejak dini, sehingga nantinya diharapkan setelah dewasa dapat membaca, memahami dan mengamalkan al-Qur’an dengan baik dan benar. Belajar membaca al-Qur’an merupakan perintah Allah SWT. sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Alaq ayat 1-5 :





































































Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q. S. al-Alaq : 1-53)

2

Tim Penyusun Bahar Ajar Lapis PGMI, Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: Pustaka Intelektual, 2009), hlm. 12.

3

(12)

3

Rasulullah Muhammad SAW bersabda :

ُهَمّلَعَو َنآْرُقلْا َمّلَعَ ت ْنَم ْمُكُرْ يَخ

(

ىراخبل هاور

)

Artinya: Sebaik-baik kamu adalah yang mau belajar membaca al-Qur’an dan mengajarkannya (HR. Bukhori), (Salim Bahreisy, 1986:123).

Penguasaan membaca surat-surat pendek dengan benar sangat berperan penting dalam mengembangkan aspek keterampilan bahasa terutama bahasa Arab. Seorang siswa yang mempunyai keterampilan membaca surat-surat pendek dengan benar siswa tersebut secara mudah dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan lancar serta tidak akan mempunyai hambatan dalam membaca al-Qur’an.

(13)

4

dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.4

Mata pelajaran Qur’an Hadits harus dibuat secara menarik,

menyenangkan, serta tidak membosankan. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, serta tidak bosan dibutuhkan kreatifitas dari seorang guru dalam menggunakan strategi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri.

Dari hasil observasi yang dilaksanakan peneliti di MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo pada kelas III adalah siswa tidak dapat membaca surat- surat pendek dengan baik dan benar. Dari 28 peserta didik rata-rata hanya 50% yang memiliki kemampuan membaca dalam meteri membaca surat-surat pendek dan yang belum tuntas mencapai rata-rata 50%.5 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM mata pelajaran Qur’an Hadits di MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo yang di tetapkan dan harus dicapai adalah 7.5 namun hasilnya masih kurang atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut.

4

Peraturan Menteri Agama Replublik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.17.

5

(14)

5

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Qur’an Hadits, dapat disimpulkan bahwa masalah pembelajaran Qur’an Hadits dikarenakan strategi yang digunakan kurang sesuai dengan pembelajaran. Proses pembelajaran membaca al-Qur’an pada mata pelajaran Qur’an Hadits yang dilakukan menggunakan strategi yang membuat siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Oleh karena itu, dalam meningkatkan keterampilan membaca peserta didik diperlukan upaya pengembangan dengan memilih dan menerapkan strategi pembelajaran tertentu yang sekaligus dapat menghasilkan peningkatan keterampilan membaca al-Qur’an di MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo. Setelah mempelajari berbagai strategi pembelajaran yang telah dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan, maka secara hipotesis strategi pembelajaran yang memungkinkan dapat tercapainya keterampilan membaca al-Qur’an seperti yang disebutkan diatas adalah strategi pembelajaran Practice-Rehearsal Pairs.

(15)

6

atau prosedur dengan benar.6 Strategi pembelajaran Practice-Rehearsal Pairs

(praktek berpasangan) adalah strategi yang digunakan untuk mempraktekkan suatu keterampilan atau prosedur dengan berpasangan dengan teman belajar.7

Keterampilan membaca al-Qur’an menggunakan strategi pembelajaran

Practice-Rehearsal Pairs memiliki peran untuk memudahkan belajar siswa terutama pada mata pelajaran Qur’an Hadits. Strategi ini dilakukan dengan praktik berpasangan yang dapat meningkatkan keakraban dengan peserta didik dan untuk memudahkan dalam mempelajari materi yang bersifat psikomotor. Strategi ini merupakan suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan membawa suasana pembelajaran menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memilih judul Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek Mata Pelajaran Qur’an Hadits Melalui Strategi Practice-Rehearsal Pairs pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo.

6

Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar SIswa Aktif, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2014), hlm. 238

7

Hisyam Zaini, et al., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),

(16)

7

B.Rumusan Masalah

Sebagaimana paparan latar belakang di atas, penulis menyimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan strategi Practice-Rehearsal Pairs dalam meningkatkan keterampilan membaca surat-surat pendek pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas III Madrasah Ibtidaiyah Baitur Rohim

Gedangan Sidoarjo?

2. Bagaimana hasil peningkatan keterampilan membaca surat-surat pendek pada mata pelajaran Qur’an Hadits melalui strategi Practice-Rehearsal

Pairs pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo?

C.Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh peneliti pada siswa kelas III dalam pembelajaran Qur’an Hadits yaitu dengan

meningkatkan keterampilan membaca surat-surat pendek siswa mengunakan strategi Practice-Rehearsal Pair. Pada strategi Practice-Rehearsal Pair

(17)

8

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat di tentukan tujuan penelitian tindakan kelas diantaranya, sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan strategi Practice-Rehearsal Pairs dalam meningkatkan keterampilan membaca surat-surat pendek pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas III Madrasah Ibtidaiyah Baitur Rohim

Gedangan Sidoarjo.

2. Mengetahui hasil peningkatan keterampilan membaca surat-surat pendek pada mata pelajaran Qur’an Hadits melalui strategi Practice-Rehearsal

Pairs pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo.

E.Lingkup Penelitian

Pada lingkup penelitian ini peneliti membatasi pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Baitur Rohim Gedangan

Sidoarjo dengan :

1. Keterampilan membaca yang diperoleh peserta didik pada meteri bacaan surat-surat pendek dengan menggunakan indikator kriteria sebagai berikut:

makhorijul huruf, ketepatan tajwid, dan kelancaran membaca.

2. Tindakan yang di ambil dalam penelitian ini adalah menerapkan strategi

(18)

9

3. Materi Bacaan surat-surat pendek dengan Standar Kompetensi: 4. Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih Kompetensi Dasar: 4.1 Membaca surat al-Qaari’ah dan surat at-Tin secara benar dan fasih dan Indikator: Mengidentifikasi ilmu tajwid dalam surat al-Qaari’ah dan Membaca surat al-Qaari’ah secara benar dan fasih.

F. Penelitian Terdahulu

Mengenai tinjauan penelitian terdahulu penulis telah melakukan tinjauan terhadap hasil penilitian yang relevan dan berkaitan dengan judul di atas diantaranya:

1. Fita Maulidiah, Skripsi berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran Aktif Tipe

Practice-Rehearsal Pairs Siswa Kelas III MI Ma’arif Durungbanjar

Sidoarjo”.8

Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe

Practice-Rehearsal Pairs ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hasil belajar siswa pada tes performance pada siklus I diperoleh sebesar 72,6, meningkat menjadi 80,2 pada siklus II yang secara klasikal sudah mengalami ketuntasan. Persentase ketuntasan belajar siswa

8

Fita Maulidia, “Peningkatan Keterampilan Berbicara Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran Aktif Tipe Practice-Rehearsal Pairs Siswa Kelas III Mi Ma’arif Durungbanjar

(19)

10

meningkat dari siklus I memperoleh 60% dengan kategori cukup, menjadi 85% pada siklus II yang dikategorikan tinggi.

2. Nur Hidayati, skripsi berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Zikir Setelah Shalat Fardhu Melalui Strategi Practice Rehearsal Pairs

Pada Siswa Kelas II A Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Wedoro Sidoarjo”. 9

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar fiqih materi zikir setelah shalat fardhu dengan diterapkannya strategi Practice-Rehearsal Pairs. Perolehan prosentase ketuntasan hasil belajar tes tulis dan nilai performance dalam pembelajaran melafalkan zikir setelah shalat fardhu pada siklus I diperoleh sebesar 62,5% (kurang). Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 86,66% (baik).

Adapun persamaan antara skripsi peneliti dengan dua penelitian terdahulu terletak pada tujuannya yaitu menggunakan strategi Practice Rehearsal Pairs. Perbedaanya terletak pada tindakan yang diambil oleh masing-masing peneliti. Berbeda dengan Fita Maulidiah yang memilih meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia serta Nur Hidayati meningkatkan hasil belajar Fiqih. Peneleliti lebih memilih

9

Nur Hidayati, “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Zikir Setelah Shalat Fardhu Melalui Strategi Practice Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas II A Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama

(20)

11

menggunakan strategi practice-rehearsal pairs untuk meningkatkan keterampilan membaca surat-surat pendek mata pelajaran Qur’an Hadits.

G.Manfaat Penelitian

Jika hasil tujuan penelitian tindakan di atas dapat dicapai, maka hasil PTK ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian penulisan karya selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran Qur’an

Hadits materi bacaan surat-surat pendek dengan pengunaan strategi

Practice-Rehearsal Pair. 2. Manfaat Praktis

a) Bagi peneliti: dapat meningkatkan pemahaman serta wawasan peneliti dalam membuat karya ilmiah dan dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, refleksi peneliti ketika menjadi tenaga pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada tempat, kelas, setting, metode yang berbeda.

b) Bagi sekolah: dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatan mutu tenaga pendidik, dan peserta didik.

(21)

12

memberikan masukan kepada guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan melakukan uji coba dengan setting kelas dan siswa yang lain serta untuk meningkatkan keterampilan membaca peserta didik.

d) Bagi peserta didik: dapat meningkatkan motivasi dan semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung dan dapat menghilangkan kejenuhan, kebosanan dalam proses pembelajaran yang berlangsung dan dapat meningkatkan keterampilan membaca surat-surat pendek bagi peserta didik dalam proses pembelajaran mata pelajaran Qur’an Hadits.

H.Sismatika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini peneliti susun secara sistematis dari bab ke bab yang terdiri dari lima bab dan antara bab satu dengan bab yang lainnya merupakan integritas atau kesatuan yang tak terpisahkan serta memberikan atau menggambarkan secara lengkap dan jelas tentang penelitian dan hasil-hasilnya.

(22)

13

Bab kedua, berisi kajian teori. Dalam bab ini penulis akan paparkan beberapa teori tentang keterampilan membaca, pembelajaran Qur’an Hadits dan penjelasan strategi Practice-Rehearsal Pairs.

Bab ketiga, berisi metodologi penelitian. Dalam bab ini penulis akan paparkan pengertian PTK itu sendiri, rancangan penelitian yang akan dilakukan dengan 2 siklus dan pada setiap akhir siklus atau putaran akan dilakukan evaluasi terhadap siswa.

Bab keempat, berisi hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini penulis akan paparkan data-data dari pihak sekolah seperti hasil penilaian setelah menggunakan strategi Practice-Rehearsal Pairs yangditerapkan sesuai dengan tujuan awal penilitian.

(23)

BAB II KAJIAN TEORI

A.Pembelajaran Qur’an Hadits 1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “instruction”, terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu: belajar (learning) dan

mengajar (teaching), kemudian disatukan dalam satu aktivitas, yaitu kegiatan belajar-mengajar yang selanjutnya populer dengan istilah pembelajaran (Instruction).10Pembelajaran intinya adalah “perubahan”, dan perubahan tersebut diperoleh melalui aktivitas merespon terhadap lingkungan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu.

Pembelajaran merupakan proses interaksi edukatif antara dua unsur yaitu siswa yang belajar dan guru yang mengajar, dan berlangsung dalam suatu ikatan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang ada untuk

10

(24)

15

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran Qur’an Hadits adalah bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini

agar siswa memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an dan Hadits melalui kegiatan pendidikan.

2. Pengertian Mata Pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Ibtida’iyah Mata pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Ibtida’iyah adalah salah

satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an dan Hadits dengan benar. Selain itu juga mencangkup hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. 11

Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk :

a. Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri.

b. Pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

c. Fondasi bagi pendidikan berikutnya.

11

(25)

16

Secara substansial mata pelajaran Qur'an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari, dan mempraktikkan ajaran serta nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan Hadits. Al-Qur'an Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Ruang lingkup mata pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah

Ibtidai’yah meliputi :

a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur’an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur’an dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya, serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan, keutamaaan membaca al-Qur’an, kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan,

silaturahmi, takwa, keutamaan memberi, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih.12

12

(26)

17

4. Tujuan Mata Pelajaran Qur’an Hadits

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.13 Tujuan pembelajaaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pembelajaran, dan kemampuan yang harus dimiliki siswa.14

Mata pelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan

untuk:

a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca al-Qur’an dan Hadits.

b. Mendorong, membimbing prilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat al-Qur'an dan Hadits

c. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits dalam perilaku peserta didik sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

d. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi.

13

B. Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.35. 14

(27)

18

5. Materi Surat-Surat Pendek pada Kelas III di Madrasah Ibtida’iyah Surat dari segi bahasa merupakan jamak dari kata suwar ( ٌ ) yang berarti kedudukan atau tempat yang tinggi, sesuai dengan kedudukan al-Qur’an karena diturunkan dari tempat yang tinggi yaitu Lauh al- mahfuzh

dari Allah SWT. Surat adalah kumpulan dari beberapa ayat, surat harus memiliki sejumlah ayat minimal 3 ayat seperti dalam surat al-Kautsar. Al-Qura'an terbagi kepada 4 bagian, masing-masing bagian memiliki nama tertentu, sebagaimana sabda Nabi saw. "Aku diberi as-Sab'ut thiwal (tujuh yang panjang) sebagai ganti Taurat, aku diberi al-Mi'in (ratusan) sebagai ganti Zabur, aku diberi al-Matsani sebagai ganti Injil, dan aku diberi kelebihan dengan al-Mufashshal."

As-Sab'ut thiwal ialah: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa, al-Maidah, Al-An'am, al-A'raf dan Yunus. Al-Mi'in (Surat yang jumlah ayatnya lebih atau mendekati 100), Al-Matsani (Surat yang jumlah ayatnya di bawah al-Mi'in. Al-Mufashshal (surat yang jumlah ayatnya di bawah al-Matsani, surat pendek). Dinamakan demikian karena banyaknya fashal (pemisah) antara surat-suratnya dengan Basmalah.15 Surat-surat pendek disebut Al-Mufasshal

atau Al-Muhkam, meliputi Surat Al-Hujurat hingga surat An-Nas. Lebih lanjut dikatakannya bahwa Al-Mufasshal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

15

(28)

19

a. Panjang, meliputi surat Al-Hujurat (surat ke 49) hingga surat An-Naba‟ (surat ke 78).

b. Sedang, meliputi surat An-Naba‟ (surat ke 78) hingga surat Ad-Dhuha (surat ke 93).

c. Pendek, meliputi surat Ad-Dhuha (surat ke 93) hingga surat An-Naas (surat ke 114).16

Surat-surat pendek dalam penelitian ini adalah bagian dari al-Qur’an dalam mata pelajaran al-Qur’an Hadits kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo yaitu: Surat al-Qaari’ah dan Surat at-Tiin.

a. Surat al-Qaari’ah

Surat al-Qaari’ah adalah surat ke 101 dalam al-Qur’an. Surat ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat makiyyah (surat yang diturunkan di Makkah) diturunkan sesudah surat al-Quraisy. Nama al-Qaari’ah diambil dari kata al-Qaari’ah yang terdapat pada ayat pertama, artinya hari kiamat. Pokok isi surat ini adalah kejadian-kejadian pada hari kiamat, yaitu manusia bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan manusia ditimbang dan dibalasi.

16

(29)

20

ِي ِ لا ِ َْ لا ِلا ِيْ ِ

ُةَعِراَقْا



ُةَعِراَقْا اَم



ُةَعِراَقْا اَم َك َرْدَأ اَمَو



ُنوُكَي َمْوَ ي

ِثوُثْبَمْا ِش َلَفْااَك ُسا ا



ِشوُفْ َمْا ِ ْهِعْااَك ُلاَبِْْ ُنوُكَتَو



ُُيِز َوَم ْتَلُقَ ث ْ َم امَأَف



ٍةَ ِض َر ٍةَش ِع ِِ َوُهَ ف



ْ َم امَأَو

ُُيِز َوَم ْتفَخ



ٌةَيِواَ ُمُأَف



َْ ِ اَم َك َرْدَأ اَمَو



ٌراَن

ٌةَ ِماَ



Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 1) Hari kiamat, 2) Apakah hari kiamat itu? 3) Tahukah kamu apakah hari kiamat itu? 4) Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, 5) Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. 6) Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) Nya, 7) Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, 9) Maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah. 10) Tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? 11) (yaitu) api yang sangat panas.(Q.S. al-Qaari’ah: 1-11) 17

b. Surat at-Tiin

Surat at-Tiin adalah surat ke-95 dalam al-Qur’an. Surat ini terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan surat-surat makkiyah, diturunkan

17

(30)

21

sesudah Surat al-Buruj. Nama at-Tiin diambil dari kata at-Tiin yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya Buah Tin. Pokok isi surat ini adalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah dalam bentuk yang terbaik, baik lahir dan batinnya, tetapi mereka akan dijadikan orang yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal saleh, Allah adalah hakim Yang Maha Adil.

ِي ِ لا ِ َْ لا ِلا ِيْ ِ

ِنوُلْ يلا َو ِ ّلا َو



َ ِ ِس ِروُطَو



ِ ِمأ ِدَلَ بْا َذََو



ْدَقَا

ٍمِوْقَ ت ِ َ ْ َأ ِِ َناَ ْنإ اَْقَلَخ



َ ِلِفاَس َلَفْسَأ ُاَنْدَدَر ُُ



ٍنوَُْ ُلْ َ ٌلْ َأ ْيُهَلَ ف ِااَِاالا وُلِمَعَو وَُم َ يِذا ِ



اَمَف

ِ يّدااِ ُدْعَ َ ُ ّذَكُي



َ ِمِكاَْا ِيَكْ َأِ ُلا َسْ َاَأ



(31)

22

sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? 8) Bukankah allah hakim yang seadil-adilnya? .(Q.S. at-Tiin: 1-8) 18

B.Keterampilan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Keterampilan Membaca Al-Qur’an

Istilah keterampilan membaca al-Qur’an terdiri dari tiga kata yaitu keterampilan, membaca dan al-Qur’an. Ketiga kata tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan mempunyai hubungan yang erat antara satu dengan yang lain. Ketiganya mewakili satu pengertian yang utuh, yakni pengertian keterampilan membaca al-Qur’an. Definisi keterampilan itu sendiri mempunyai arti kemampuan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat dalam membaca. 19

Membaca menurut bahasa merupakan perhatian untuk membaca tulisan. Perhatian untuk membaca suatu tulisan itu perlu dibina sejak dini. Membaca merupakan keterampilan mendasar untuk belajar dan untuk memperoleh pengetahuan, baik berupa kesenangan atau hiburan.20 Menurut pendapat awam membaca adalah mencocokkan bunyi dengan huruf. Definisi itu merupakan suatu terapan pada masalah belajar membaca al-Qur’an. Setelah belajar beberapa lama, ia akan mampu melafalkan apa yang

18

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1971), hlm. 597

19

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, (Jakarta : Balai Pustaka, cet. 4, 1993), hlm. 57. 20

(32)

23

tertulis dengan aksara arab didalam kitab suci al-Qur’an, namun ia tidak memahami apa yang dilafalkan itu.

Keterampilan membaca al-Qur’an adalah suatu kecakapan atau kemampuan secara baik dan benar dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan cara melafalkan secara lisan yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Keterampilan membaca al-Qur’an adalah suatu kemampuan dalam melafalkan atau melisankan huruf hijaiyah dengan benar dan tepat, dapat membaca kalimat dari rangkaian huruf hijaiyah tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kaidah yang baku atau sesuai dengan ilmu tajwidnya.

2. Tujuan Keterampilan Membaca Al-Qur’an

Tujuan dari membaca al-Qur’an dalam pendidikan merupakan faktor mendasar dan menentukan, karena membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh semua umat Islam. Tujuan membaca al-Qur’an secara umum pada dasarnya adalah agar pembaca dapat memahami bahwa segala sesuatu dalam kehidupan harus berkiblat kepada sumber hukum yaitu al-Qur’an. Sedangkan tujuan dari membaca salah satunya untuk meningkatkan

kelancaran, ketepatan tajwid, makhorijul huruf dan tartil dalam keterampilan membaca pada anak.21

21

Tasyrifin Karim, Yusuf Sulaiman, Panduan Praktis Belajar Baca Tulis Al-Qur’an Pertemuan

(33)

24

Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Muzammil ayat 4:



....





Dan bacalah al-Qur’an dengan tartil (Q. S. Al-Muzammil : 4)“22

Menurut Imam Marjito tujuan dari keterampilan membaca al-Qur’an pada anak didik permulaan adalah :

a. Menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian kitab suci al-Qur’an.

b. Agar peserta didik mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwidnya.

c. Agar pembaca suka dan senang membiasakan dirinya membaca al-Qur’an.

d. Menanamkan aqidah dan akhlak yang mulia, serta membentuk pribadi anak yang saleh, yang beriman, berilmu dan beramal saleh.

e. Sebagai pengetahuan dasar yang merupakan penanaman perasaan keagamaan, sehingga pada nantinya dapat menghayati dan memahami isi kandungan al-Qur’an dan mengambil pelajaran sehingga dapat mengamalkan semua ajaran-ajaran yang terkadung didalam kitab suci al-Qur’an 23

22

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1971), hlm.

23

(34)

25

3. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca Al-Qur’an

Faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca al-Qur’an pada peserta didik selain dari dalam diri adalah bagaimana sikap guru atau pengajar dalam menyampaikan materi al-Qur’an. Penggunaan metode, strategi dan teknik yang inofatif dan menarik digunakan dalam mengajar, adanya motivasi, baik dari guru maupun dari keluarga (orang tua). Selain kesiapan guru, dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca, diperlukan kesiapan-kesiapan siswa. Kesiapan-kesiapan tersebut meliputi kesiapan fisik, psikologis, pendidikan, dan IQ:

a. Kesiapan fisik, maksudnya anak yang sehat akan lebih cepat belajar membaca.

b. Kesiapan psikologis, maksudnya jika anak merasa nyaman, maka anak menjadi percaya diri.

c. Kesiapan pendidikan, pendidikan yang pertama dari keluarga, sedangkan pendidikan di sekolah merupakan penanggung jawab utama.

d. Kesiapan IQ bergantung pada pengalaman siswa, perolehan kosa kata, kebiasaan berbicara, konsentrasi, daya nalar, dan kemampuan mengikuti petunjuk. 24

24

(35)

26

Lebih lanjut Mustofa menyatakan bahwa penting untuk mengetahui terlebih dahulu kemampuan dan ketrampilan yang harus ada dalam belajar membaca, yaitu:

1) Fasih dalam berbicara Kemampuan menjelaskan kosa kata, maka bacaannya dapat dimengerti orang lain.

2) Kemampuan mendengar Anak yang memiliki kemampuan mendengar yang baik dari orang dewasa akan mudah mengulanginya. Begitupun sebaliknya, jika anak memiliki gangguan pendengaran akan menghambat keberhasilan dalam membacanya.

3) Kemampuan melihat Penglihatan anak yang kurang baik dapat menyebabkan penglihatan terhadap obyek baca terganggu.

4) Pengaruh lingkungan Lingkungan rumah yang tidak peduli akan pendidikan anaknya akan membuat anak mengalami kesulitan.

5) Faktor emosi Membaca merupakan hal yang sangat penting, maka aktifitas membaca sangat memerlukan keadaan emosional yang hal itu dipengaruhi oleh persolan pribadinya.

6) Kecerdasan Keterlambatan anak membaca banyak disebabkan oleh tingkat kecerdasan yang rendah.25

25

(36)

27

4. Indikator Penilaian Membaca

Adapun yang penulis maksud dengan keterampilan membaca al-Qur’an adalah keterampilan membaca al-Qur’an yang meliputi tiga

komponen, yaitu : a. Makhorijul Huruf

Yaitu sesuai dengan tempat keluarnya huruf, yang berkaitan dengan pengucapan huruf-huruf al-Qur’an secara benar dan jelas, membedakan bunyi huruf hijaiyah yang hampir sama. Makhorijul Huruf itu ada 17 tempat, dan bila diringkas ada 5 tempat, yatu; Al-Jauf (lubang/ rongga mulut), Al-Halqu (tenggorokan/kerongkongan), Al-Lisanu (lidah), Asy-Syafatain (dua bibir) dan Al-Khoisyum (janur hidung).

b. Ketepatan Tajwid

Yang dimaksud ketepatan tajwid yaitu ilmu pengetahuan cara membaca al-Qur’an dengan baik tertib menurut makharijul huruf, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau tidaknya, irama dan nadanya secara benar dan tartil.26 Idgham artinya memasukkan atau melebur suatu huruf kepada huruf setelahnya. Ikhfa artinya menyamarkan/ menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin, cara membacanya ditahan sejenak. Ghunnah Apabila ada huruf mim dan nun yang bertasydid.

26

(37)

28

Qalqalah yaitu memantulkan atau menekan hufuf qalqalah baik karena sukun maupun waqaf.

c. Kelancaran Membaca (Murottal)

Yaitu membaca Al-Qur’an yang memfokuskan pada dua hal yaitu kebenaran bacaan, ketepatan dalam membaca, dan lagu al-Qur’an atau tartil (perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa) dengan irama tertentu. Macam-macam irama dalam al-Qur’an bayyâtî, shâba, hijâz, nahâwand, ra`ts, jiharkah, sika.

Ketiga komponen tersebut disatukan dan dijadikan sebagai alat ukur kesempurnaan dalam membaca al-Qur’an. Masing-masing komponen berisi indikator secara bertingkat menunjukkan adanya penguasaan keterampilan dalam makharijul huruf, ketepatan tajwid dan kelancaran membaca.

C.Strategi Practice-Rehearsal Pairs

1. Pengertian Strategi Practice-Rehearsal Pairs

Strategi Practice-Rehearsal Pairs (praktek berpasangan) adalah salah satu strategi yang berasal dari active learning, kata active artinya aktif dan learning artinya pembelajaran.27 Strategi ini digunakan untuk mempraktekkan suatu ketrampilan atau prosedur berpasangan dengan teman belajar. Strategi Practice-Rehearsal Pairs merupakan strategi yang digunakan dengan cara praktik berpasangan yang terdiri dari dua peran

27

(38)

29

yaitu: penjelas atau pendemonstrasi dan pemerhati atau penilai. Setelah peran yang kedua selesai mempraktikan keterampilan, pasangan bertukar peran. Proses diteruskan sampai semua ketrampilan atau prosedur dapat dikuasai.28

Adapun konsep pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.29 Ketika peserta didik belajar dengan aktif, maka mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini, mereka secara aktif menggunakan seluruh inderanya, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari.

Proses pembelajaran juga harus dilaksanakan dengan suasana menyenangkan dan mengesankan. Pembelajaran yang menyenangkan adalah apabila peserta didik berani mencoba sesuatu sesuai keinginan, berani bertanya bila ingin tahu, berani mengemukakan pendapat dan berani mempertanyakan gagasan orang lain. Suasana pembelajaran yang seperti ini akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.

28

Hisyam Zaini, et al., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hlm. 16

29

(39)

30

2. Tujuan Penerapan Strategi Practice-Rehearsal Pairs

Strategi Practice-Rehearsal Pairs bertujuan untuk melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran, yaitu untuk meyakinkan dan memastikan bahwa kedua pasangan dapat memperagakan keterampilan atau prosedur dengan benar. Strategi Practice-Rehearsal Pairs juga dapat meningkatkan keakraban dengan siswa dan untuk memudahkan dalam mempelajari materi yang bersifat psikomotorik.30

Tujuan strategi ini untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons peserta didik, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, mendukung, dan menarik hati. Karena, pada dasarnya proses pembelajaran merupakan pemberian stimuus-stimulus kepada peserta didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri mereka. Dan dengan memberikan strategi ini pada peserta didik dapat membuat mereka lebih aktif dan membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan sukses. Lebih jauh lagi, pembelajaran yang seperti ini akan mudah disimpan dan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri peserta didik.

3. Langkah-Langkah Penerapan Strategi Practice-Rehearsal Pairs

Strategi Practice-Rehearsal Pairs (praktek berpasangan) dalam penerapannya mempunyai langkh-langkah atau prosedur, antara lain:

30

(40)

31

1) Guru memilih satu keterampilan.

Pada tahap ini guru memilih keterampilan yang akan dipelajari oleh peserta didik. Keterampilan yang dipilih adalah keterampilan membaca al-Quran.

2) Guru membentuk peserta didik berpasangan.

Pada tahap ini guru membentuk peserta didik berpasangan. Dalam setiap pasangan terdapat dua peran. a) Penjelas atau pendemonstasi dan b) Penilai atau pengamat.

3) Guru memberikan tugas pada pasangan

Pada tahap ini guru memberikan tugas kepada setiap pasangan yang menjadi penjelas atau pendemonstasi untuk mendemontrasikan keterampilan membaca al-Qur’an dengan surat yang telah ditentukan oleh guru. Untuk tugas Penilai atau pengamat bertugas mengamati atau menilai penjelasan atau pendemonstasi yang dilakukan temanya. 4) Guru meminta kedua pasangan untuk bertukar peran.

(41)

32

5) Guru meminta keterampilan dilakukan sampai selesai.

Pada tahap ini guru meminta siswa untuk melakukan keterampilan atau prosedur tersebut dilakukan sampai selesai dan dapat dikuasai oleh peserta didik.31

4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Practice-Rehearsal Pairs

Dalam metode atau strategi pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, seperti strategi Practice-Rehearsal Pairs (praktek berpasangan). Strategi ini mempunyai kelebihan yaitu cocok jika diterapkan untuk materi yang bersifat psikomotorik atau materi-materi yang bersifat seperti materi-materi sholat, tetapi kelemahannya strategi ini tidak cocok degunakan pada materi yang bersifat teoritis.32

Dalam buku Cooperative learning dalam praktek berpasangan mempunyai kelebihan diantaranya adalah dapat meningkatkan partisipasi antar peserta didik, interaksi lebih mudah dan lebih banyak kesempatan untuk konstruksi masing-masing pasangan. Sedangkan kekurangannya adalah jika antara pasangan tidak aktif maka akan sedikit ide yang muncul dan jika pasangannya banyak maka akan membutuhkan waktu yang banyak.33

31

Agus Suprijono, cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 116

32

Hisyam Zaini, et al,. Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hlm. 16

33

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan yang digunakan berupa pelaksanaan strategi

Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan pada pembelajaran Qur’an Hadits. Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi perbaikan mutu pada proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti terjun ke lapangan untuk mengamati dan meneliti secara langsung pada saat guru melakukan proses pembelajaran atau mengajar. Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan mengunakan bentuk kolaboratif, dimana guru sebagai mitra kerja peneliti.

Menurut, Seharsimi, Suhardjono dan Supardi menyatakan mengenai pengertian PTK dengan memisahkan kata-kata dari penelitian, tindakan, dan kelas34:

a. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu. Tujuannya untuk mendaptkan data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dalam hal yang diminati.

34

(43)

34

b. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

c. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.35 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali namun berulang. Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus terdapat empat langakah

35

(44)

35

[image:44.610.151.523.184.503.2]

pokok, meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan atau observasi (observing) dan refleksi (reflecting)36.

Gambar 3.1: Prosedur PTK Model Kurt Lewin37 B. Setting Penelitian

Setting dalam penelitihan ini meliputi: tempat penelitihan, waktu penelitihan dan siklus penelitihan tindakan kelas.

36

Aip Badrujaman dan Dede Rahmat Hidayat, Cara mudah Penelitian Tindakan Kelas untuk guru mata pelajaran, (Jakarta: CV. Trans Info Media, 2010), hlm. 20.

37

(45)

36

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo pada mata pelajaran Qur’an Hadits di Kelas

III.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap kelas III tahun ajaran 2015/ 2016. Penentuan waktu penelitihan mengacu pada kalender akademik sekolah karena dalam PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar yang efektif di kelas.

3. Siklus PTK

Penelitihan tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan keterampilan membaca surat-surat pendek kelas III semester 2 dalam mengikuti mata pelajaran Qu’ran Hadist.

C. Subjek Penelitian

(46)

37

D.Variabel yang diteliti

Variabel yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Input : siswa kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo. 2. Variabel Proses : penerapanStrategi Practice-Rehearsal Pairs.

3. Variabel Output : peningkatan keterampilan membaca pada mata pelajaran Qur’an Hadist materi surat-surat pendek. E.Rencana Tindakan

Berdasarkan model penelitian tindakan kelas yang dipilih dalam penelitian ini yaitu model Kurt Lewin, maka rencana tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus membutuhkan waktu 2x35 menit dalam pelaksanaannya. Adapun rencana tindakan pada setiap siklus akan diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

1) Menyusun rencana pembelajaran atau RPP mengenai bacaan surat-surat pendek dengan mengunakan Strategi Practice-Rehearsal Pairs. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pemebelajaran di kelas.

(47)

38

tindakan seperti lembar observasi dan pedoman wawancara untuk guru dan siswa. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk mencatat segala prilaku dan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

3) Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran

4) Mempersiapkan instrumen penialain untuk mengukur tingkat keterampilan membaca.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi bacaan surat-surat pendek dengan menerapakan Strategi Practice-Rehearsal Pairs. Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siap dalam memulai materi yang akan disampaikan dan diajarkan.

2) Guru melakukan apersepsi mengenai pengaitan materi dengan materi sebelumnnya atau mengaitakan materi dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. 4) Guru memperkenalkan kepada siswa mengenai strategi yang akan

(48)

39

5) Guru melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

6) Menyiapkan lembar pengumpulan data dengan bantuan guru yang mengajar. Peneliti melakukan penelitian pada semua proses pembelajaran serta aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam melakukan pembelajaran.

7) Melaksanakan tes untuk semua siswa pada akhir siklus. c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan di antaranya, sebagai berikut:

1) Mengamati secara langsung aktivitas guru untuk mengetahui keberhasilan guru dalam menerapkan strategi Practice-Rehearsal Pairs

2) Mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, yang bertujuan mengetahui keaktivan siswa selama proses pembelajaran menggunakan strategi Practice-Rehearsal Pairs.

d. Refleksi (Reflecting)

(49)

40

2) Peneliti mencatat kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.

3) Peneliti melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus I seperti apakah kegiatan siklus I dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas III pada materi membaca bacaan surat pendek.

2. Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Mengidentifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif

pemecahan masalah.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah 3) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan

pembelajaran dan lembar observasi. Menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi dan pedoman wawancara untuk guru dan siswa.

4) Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran

5) Mempersiapkan instrumen penialain untuk mengukur tingkat keterampilan membaca.

(50)

41

b. Tindakan (Acting)

Tahapan ini merupakan penerapan pelaksanaan pembelajaran Qur’an

Hadits dengan materi membaca surat-surat pendek menggunakan strategi

Practice-Rehearsal Pairs sebagai pembelajaran secara nyata di kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo. Kegiatan pelaksanaan tindakan ini mengacu pada skenario dan langkah kegiatan pembelajaran yang tertera di RPP. Dan melaksanakan tes untuk semua siswa pada akhir siklus.

c. Pengamatan (Observing)

Observasi pada siklus II ini juga dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator untuk mengetahui performansi guru dan aktifitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung untuk kemudian dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Observasi performansi guru juga dilakukan oleh guru kolaborator, sedangkan observasi aktifitas siswa dilakukan oleh peneliti yang juga bertindak sebagai pengajar. Hasil observasi dievaluasi dan dibandingkan untuk mengetahui hasil peningkatan yang diperoleh dari siklus sebelumnya.

d. Refleksi (Reflecting)

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II seperti pada siklus I, serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan strategi

(51)

42

surat-surat pendek peserta didik dalam pelajaran Qur’an Hadits di MI baitur Rohim Gedangan Sidoarjo .

Dalam tahap refleksi siklus II ini, jika hasil refleksi dari proses kegiatan pembelajaran yang dilihat dari RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa sudah baik. Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai target yang direncanakan yakni 85%, maka siklus terhenti sampai siklus II.

F. Data dan Teknik Pengumpulannya

Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

a. Data kuantitatif yaitu berupa nilai hasil belajar siswa pada siklus I dan II untuk mengetahui adannya peningkatan hasil peningkatan keterampilan membaca.

b. Data kualitatif yaitu berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa dalam pembelajaran dan hasil bservasi aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.38

1. Data

Dalam pelaksanaan penelitihan tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti yaitu :

38

(52)

43

a. Guru

Dari sumber data guru, untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan, implementasi dari Strategi Practice-Rehearsal Pairs.

b. Siswa

Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai keterampilan membaca surat-surat pendek pada materi membaca surat-surat pendek.

2. Teknik Pengumpulannya

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah teknik observasi, wawancara, non tes, dokumentasi. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulann data dengan cara diantarannya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.39 Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dan guru dalam penerapan strategi Practice-Rehearsal Pairs pada proses

39

(53)

44

pembelajaran. Adapun instrumen yang digunakan yaitu instrumen observasi aktivitas siswa dan instrumen observasi aktivitas guru. b. Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interviewer dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan.40

Responden dari wawancara ini adalah guru kelas III mata pelajaran Qur’an Hadits. Teknik wawancara ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang peningkatan kemampuan membaca siswa baik sebelum dan sesudah diberikan tindakan dengan menggunakan strategi Practice-Rehearsal Pairs MI Baitur Rohim. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara.

c. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)

Unjuk kerja atau performansi adalah proses mengumpulkan informasi melalui pengamatan secara sistematis untuk mengambil keputusan terhadap siswa.41 Penilaian unjuk kerja diberikan untuk mengetahui perkembangan afektif siswa selama pembelajaran

40

Ibid, hlm. 39 41

(54)

45

berlangsung. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian unjuk kerja yang digunakan untuk pennilaian non tes yang berupa performansi yang dihasilkan siswa selama pembelajaran.

d. Dokumentasi

Dokumentasi ialah laporan tertulis yang berupa gambar, dokumen-dokumen resmi, foto mengenai peristiwa yang isisnya meberikan penjelasan atas gambaran terhadap suatu peristiwa. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data-data foto serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang ada pada proses pembelajaran mata pelajaran Qur’an Hadits siswa

kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo dengan menggunakan Strategi Practice-Rehearsal Pairs yang bertujuan sebagai penunjang hasil penelitian.

3. Analisis Data

Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis data kuantitatif dan kualitatif.

a. Data kuantitatif

Analisis data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka statistik,

mulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya.42 Yang termasuk data kuantitatif adalah:

42

(55)

46

1) Observasi aktivitas guru dan siswa

Observasi terhadap aktivitas guru sebagai pengajar akan dicari persentase kemampuan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk menganalisis data observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Rumus Observasi aktivitas guru dan siswa :

�� �� = ∑ � � � ℎ

∑ � � � 100

[image:55.610.190.526.243.653.2]

Adapun jumlah masing-masing tahapan dalam pembelajaran yang mampu dilakukan guru, diberikan kriteria penilaian dengan skor 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), 4 (sangat baik). Sedangkan tahapan pembelajaran yang mampu dilakukan siswa, diberikan kriteria penilaian dengan skor 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (sangat baik). Berikut adalah tabel kriteria tingkat keberhasilan:

Tabel 3.1

Kriteria tingkat keberhasilan

Penilaian Kriteria

100-90 Sangat Baik

89-80 Baik

79-60 Cukup

59-40 Kurang

(56)

47

2) Hasil Penilaian Unjuk Kerja (Performance)

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar berlangsung, dilakukan dengan cara unjuk kerja (Performance) pada setiap siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Rumus penilaian unjuk kerja :

�� �� = ∑ � � � ℎ

∑ � � � 100

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus : 43

Rumus nilai rata-rata kelas

=

Keterangan : M = Rata-rata (mean) ∑x = Jumlah semua skor ∑N = Jumlah siswa

Selanjutnya skor rata-rata yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan kedalam bentuk sebuah predikat yang mempunyai skala sebagai berikut:

43

(57)

48

Tabel 3.2

Krlasifikasi Skala Penilaian

Penilaian Kriteria

90-100 Sangat Baik

70-89 Baik

50-69 Cukup

0-49 Kurang

3) Penilaian Ketuntasan Belajar

Strategi pembelajaran Practice-rehearsal Pairs dikatakan berhasil dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa jika siswa mampu menyelesaikan tugas dan memenuhi ketuntasan belajar yaitu minimal 85% dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut

Tabel 3.3

Tingkat Keberhasilan Belajar Tingkat keberhasilan (%) Arti

90-100% 80-89% 60-79% 40-59% <40%

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

Berikut adalah rumus menghitung persentase :44

=

%

44

[image:57.610.184.526.114.547.2]
(58)

49

Keterangan: P = Angka Persentase

f = Jumlah seluruh skor yang diperoleh

N = Jumlah item pengamatan dikalikan skor yang semestinya Sebagaimana disebutkan, bahwa apabila persentase hasil belajar siswa mencapai 85% atau lebih maka pembelajaran tersebut dikatakan tuntas dan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat dikatakan berhasil.

b.

Data Kualitatif

Analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum peneliti memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan.45 Untuk mencari data kualitatif dengan cara mendeskripsikan hasil pembelajaran mulai dari awal hingga akhir. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

G.Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.46 Penelitian

45

Sugiyono, Metode Penelitian pPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 336 46

(59)

50

tindakan kelas dengan penerapan strategi Practice-Rehearsal Pairs untuk meningkatkan keterampilan membaca surat-surat pendek mata pelajaran Qur’an Hadits pada siswa kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo ini

dinyatakan berhasil apabila telah mencapai indikator sebagai berikut:

1. Penelitian ini dipandang selesai bilamana kemampuan membaca siswa pada materi membaca surat-surat pendek mata pelajaran Qur’an Hadits mencapai KKM 75.

2. Rata-rata kemampuan membaca siswa pada materi membaca surat-surat pendek mata pelajaran Qur’an Hadits mencapai ≥ 80.

3. Persentase keberhasilan siswa yang mencapai KKM sebesar ≥ 85%. 4. Skor aktivitas Guru mencapai ≥ 85.

5. Skor aktivitas siswa mencapai ≥ 85. H.Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya adalah yang dilakukan berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan atau penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektifitas pengamat serta mutu kecermatan yang dilakukan.47

47

(60)

51

Identitas Peneliti dan Guru: 1. Identitas Peneliti

a. Nama : Miftakhul Rohma

b. NIM : D07212018

c. Jurusan/Fakultas : PGMI/Tarbiyah d. Institusi : UIN Sunan Ampel

e. Unit Penelitian : MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo

f. Tugas : Peneliti menyusun rancangan pembelajaran yang berupa RPP, sebagai perencanaan pelaksanaan PTK. Peneliti melakukan praktek penelitian sebagaimana yang tertera di dalam rancangan pembelajaran yang telah dibuat, melakukan observasi aktifitas siswa selama di kelas, wawancara terhadap guru Qur’an

Hadits dan siswa kelas III. 2. Identitas Guru

a. Nama : Lilik Indawati

b. NIP : -

c. Unit Kerja : MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Setting penelitian

Setting Penelitian ini bertempat di MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo. Secara geografi, MI Baitur Rohim ini terletak di desa Ganting kecamatan Gedangan kabupaten Sidoarjo. Lokasi MI Baitur Rohim ini cukup strategis karena berada di sekitar rumah penduduk, sehingga sangat mudah dijangkau dan berupa dataran rendah. MI Baitur Rohim ini mempunyai luas tanah 2807 m2 dan luas bangunan 572 m2. Klasifikasi akreditasi sekolah MI Baitur Rohim ini terakreditasi A (Unggulan). Tahun pendirian MI Baitur Rohim ini adalah 1967.

(62)

53

Komputer, Aula, UKS, Perpustakaan. Untuk menyalurkan kreativitas siswa, sekolah ini didukung dengan arena bermain indoor dan outdoor.

Tenaga kependidikan di MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo tahun pelajaran 2016/2017 berjumlah 21 orang. Adapun rinciannya adalah sebagai kepala madrasah dan guru tetap yayasan berjumlah 16 orang, guru PNS Dpk berjumlah 3 orang, tenaga administrasi berjumlah 1 orang, dan penjaga sekolah berjumlah 1 orang. Semua guru kelas MI Baitur Rohim merupakan lulusan sarjana pendidikan strata 1 (S1), dan ada 1 guru yang lulusan strata 2 (S2).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo Pelajaran 2015/2016. Kelas ini memiliki 28 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 13 Perempuan.

Siswa pada MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo berjumlah 461 siswa. Dengan rincian yaitu kelas I berjumlah 98 siswa, kelas II berjumlah 100 siswa, kelas III berjumlah 84 siswa, kelas IV berjumlah 58 siswa, kelas V berjumlah 58 siswa, kelas VI berjumlah 63 siswa. Siswa ini berasal dari berbagai kalangan dan sebagaian besar dari desa Ganting.

(63)

54

II

Gambar

Gambar 3.1: Prosedur PTK Model Kurt Lewin37
Tabel 3.1  Kriteria tingkat keberhasilan
  Tabel 3.2 Krlasifikasi Skala Penilaian
gambar yang menunjang kegiatan pembelajaran siswa, kaligrafi, jam
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penulis mempersembahkan (laporan) Skripsi dengan judul “Pola Perubahan Aktivitas Antioksidan, Kandungan Vitamin C, dan Kandungan Total Fenol pada Kol Putih ( Brassica oleracea

Kegiatan KTS tersebut dilaksanakan di Desa Pandansari Ponco Kusumo Kabupaten Malang, Dengan diadakannya kegiatan tersebut, peserta didik diharapkan mendapat gambaran

Pelaksanaan 3M (Melipat, Menggunting, Menempel) dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu tahap pra tindakan, siklus I dan siklus II. Terlaksananya penerapan 3M dalam

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

Pendekatan akan budaya tradisional Jawa, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan dalam konsep hotel resor, yang juga disesuaikan

Terdapat sepuluh langkah yang harus diikuti dalam pengembangan instrument penilaian afektif: a) menentukan spesifikasi instrumen, b) menulis instrumen, c)

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rendahnya tanggung jawab dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sidabowa Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas pada

Dalam pengukuran warna dapat menggunakan kamera CCD atau kamera digital sebagai sensor citra.Menurut Ahmad (2005) sensor citra (image sensor) digunakan untuk menangkap pantulan cahaya