• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LITERATURE REVIEW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LITERATURE REVIEW"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LITERATURE REVIEW

Dalam bab ini akan dibahas review terhadap berbagai literature–literature terdahulu yang telah mempelajari tentang aspek sense of community baik itu didalam konteks offline maupun online. Serta akan dijelaskan beberapa literature yang membahas

sense of community dalam komunitas pendidikan.

2.1. Komunitas

Menurut George Jr. (1955) yang melakukan studi tentang komunitas dalam psikologi rural, komunitas adalah hal yang dibangun dengan fisik atau lokasi geografi (Physical or geographical location) dan kesamaan dasar akan kesukaan (interest) atau

kebutuhan (needs)

Definisi dari George agak berbeda dengan yang dijelaskan oleh Gusfield (1977) yang menggambarkan bahwa komunitas dapat diidentifikasikan dalam 2 dimensi yaitu wilayah (territorial) dan juga hubungan atau kekerabatan (relational). Dimensi wilayah adalah komunitas yang terbentuk oleh lingkungan kerja yang mempunyai suatu hubungan antar individunya tetapi hanya terjadi pada wilayah tersebut, sedangkan dimensi kekerabatan adalah komunitas yang terbentuk tanpa ikatan wilayah tetapi terjalin suatu hubungan antar individunya.

(2)

Melihat penjelasan dari Gusfield (1977) yang lebih menekankan pada terbentuknya komunitas dari dimensi wilayah dan kekerabatan, Schichter (1998) mendefinisikan komunitas lebih kearah terbentuknya komunitas tersebut dari sisi sosial. Menurutnya komunitas sendiri adalah kelompok sosial yang mempunyai ciri–ciri yang sama, berbagi antar relasi, hubungan sense of community yang dekat. komunitas adalah

Sense of community grouping yang mempunyai ciri sebagai berikut: 1. Shared spatial relations

2. Sense of Community conventions 3. A sense of membership and boundaries

4. An ongoing rhythm of Sense of Community interaction

Setelah melihat definisi komunitas dari sisi fisik menurut George (1955) lalu komunitas yang didefinisikan dari sisi wilayah dan kekerabatan menurut Gusfild (1977) dan sense of community menurut Schichter (1998) maka O’Guinn (2001) yang melakukan riset dalam brand community mendefinisikan bahwa komunitas adalah konstruksi inti dalam ilmu sosial. Komunitas menekankan pada teori sosial, ilmu dan filosofi.

Sedangkan Chavis (1986) mengatakan bahwa komunitas adalah perasaan diantara membernya yang mempunyai ciri kebersamaan antara satu dan yang lain dan berbagi diantara mereka. Dan Webster’s new world dictionary (1998) mengatakan komunitas adalah sekelompok orang yang tinggal bersama sebagai unit sosial yang mempunyai ketertarikan antar satu dan yang lain.

(3)

Setelah melihat beberapa definisi dari peneliti, ada definisi lainnya yang ditulis dalam website brainy quote yang mengatakan bahwa komunitas dapat diidenfikasikan dalam 5 hal yaitu:

1. Kesamaan dalam suatu hobi dan partisipasi dalam suatu komunitas yang mempunyai kesukaan pada suatu barang–barang.

2. Individu–individu yang mempunyai kesamaan pandangan pada nilai hidup sehari–hari, privasi, atau individu yang hidup pada suatu wilayah yang mempunyai kesamaan hukum dan regulasi.

3. Komunitas sosial yang besar seperti persekutuan Negara–Negara Persemakmuran, badan politik, atau publik secara keseluruhan.

4. Kesamaan karakter. 5. Kesamaan kebiasaan.

Lain halnya dari website brainy quote, dalam website princeton mengatakan bahwa komunitas dapat diidenfikasikan dalam 8 klasifikasi atau penjelasan bahwa komunitas adalah:

1. Sebuah kelompok yang hidup pada suatu area lokasi.

2. Sebuah kelompok yang mempunyai kesamaan etnik, kultur atau kesamaan agama, seperti misalnya komunitas kristen atau komunitas katolik.

3. Sebuah kelompok yang memiliki kesamaan pemilikan atas sesuatu. 4. Sebuah kelompok yang memiliki kesamaan hobi.

5. Sebuah kelompok yang memiliki kesamaan pekerjaan. 6. Sebuah kelompok yang memiliki kesamaan tujuan.

(4)

7. Sebuah kelompok pada suatu lokasi tempat tinggal tertentu.

8. Sebuah kelompok yang mempunyai kesamaan atas sesuatu yang tidak biasa.

Pada definisi lainnya, menurut Florida (2004) dia mendefinisikan komunitas adalah individu atau orang–orang yang mempunyai kesamaan karakteristik seperti kesamaan geografi, kultur, ras, agama, atau keadaan sosial ekonomi yang setara. Komunitas dapat didefinisikan dari lokasi, ras, etnik, pekerjaan, ketertarikan pada suatu masalah–masalah atau hal lain yang mempunyai kesamaan.

Dari review–review diatas mengenai definisi dan penjelasan komunitas, walau terdapat banyak perbedaan antara satu peneliti dan peneliti lainnya dapat ditarik beberapa kesamaan antar peneliti yaitu :

1. Komunitas berhubungan erat dengan kehidupan sosial.

2. Wilayah sangat mempengaruhi bagaimana komunitas tersebut terbentuk.

3. Kesamaan atas sesuatu, dari hobi, pekerjaan, agama dan lainnya mendorong terbentuknya suatu komunitas.

2.2. Tipologi Komunitas

Ada banyak proposal atau usulan mengenai pengelompokan atau tipologi dari jenis–jenis komunitas salah satunya seperti yang dituliskan di wikipedia, dijelaskan jenis dari komunitas dapat dijelaskan sbb:

(5)

1. Komunitas Geografi (Geographic communities) yaitu tipe komunitas yang berasal dari tetangga, wilayah, kota atau negara atau bahkan dunia secara keseluruhan. Komunitas–komunitas yang berdasarkan pada geografi adalah sbb:

a. Komunitas lokasi (Community of location)

Komunitas lokasi kemungkinan datang dari pengertian mengenai komunitas yang berdasar pada kesamaan lokasi yang tinggal berdekatan, sebagai contoh komunitas lokal.

b. Komunitas tempat (Community of place)

Komunitas tempat merujuk pada pengertian komunitas yang terdiri atas individu–individu yang bergabung karena kesamaan atas tempat seperti tempat tinggal, pekerjaan atau kesamaan lainnya yang dilaksanaan disuatu tempat, misalnya tetangga, kota, kedai kopi, tempat bekerja, tempat bertemu.

2. Komunitas kultur (Community of culture)

Jangkauan komunitas kultur adalah mulai dari sub-kultur, etnik, kelompok, agama, multi-kultur atau kebersamaan.

3. Komunitas organisasi (Community of organizations)

Komunitasi organisasi adalah komunitas yang berdasarkan network atau hubungan diantara para individunya yang terkait pada satu organisasi baik secara lokal, internasional atau bahkan dunia.

(6)

Sedangkan Willmont (1986), Newby (1983) dan Allen (1995) mengeksplorasi bahwa komunitas dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Jenis komunitas berdasarkan tempat. 2. Jenis komunitas berdasarkan ketertarikan.

3. Jenis komunitas yang berdasarkan kelompok yang mempunyai satu kepercayaan terhadap sesuatu.

Table 2.1: Tabel tipologi komunitas Tabel Tipologi Komunitas

Peneliti Unsur - Unsur Tipologi Komunitas

Komunitas Geografi ( lokasi, tempat ) Komunitas Kultur

Komunitas Organisasi

Komunitas berdasarkan tempat Komunitas berdasarkan ketertarikan Komunitas berdasarkan kelompok Willmont (1986), Newby

(1983) dan Allen (1995) Wikipedia

2.3. Jenis Online Community

Dalam perkembangannya, banyak peneliti mengungkapkan mengenai komunitas yang lebih modern seperti Rosson (1997) mereka mendefinisikan bahwa komunitas terdapat dalam lingkungan yang bersifat online baik dalam bentuk website atau internet, dimana komunitas website atau internet adalah komunitas bentuk online yang merefleksikan kondisi yang sebenarnya dalam kehidupan nyata.

Kim (2000) menyatakan bahwa ada banyak kemiripan antara komunitas yang disebut dengan komunitas tradisional dan online community yang berbasis website atau internet. Keduanya melibatkan pengembangan dari hubungan relasi antar orang–orang yang mempunyai suatu kesamaan seperti hobi, pekerjaan, dan hal lainnya.

(7)

2.4. Sense of Community

Sarason (1974) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa sense of community adalah persepsi yang sama antar satu dengan yang lain berdasarkan ketergantungan informasi antar satu individu dengan individu yang lainnya.

Selanjutnya dia mengatakan sense of community terbentuk dikarenakan adanya keinginan untuk membina ketergantungan dengan memberi atau melakukan sesuatu yang diharapkan antar satu dengan yang lainnya serta berbagi perasaan antar individu yang menjadi bagian dari komunitas tersebut.

Peneliti lainnya yaitu Erricson (1979) mengungkapkan bahwa sense of community adalah suatu bentuk perasaan yang muncul berdasarkan suatu komunitas yang sama kuatnya dengan komitmen dari tiap individu yang terkait dari komunitas tersebut. sense

of community menurutnya mempunyai 3 komponen pokok yaitu: sense of belonging, personal relationship, shared experiences, share understandings.

McMillan & Chavis (1986) dalam penelitiannnya mendefinisikan Sense of

community adalah bentuk perasaan dari para anggota yang mempunyai kebersamaan,

adanya perasaan yang diungkapkan antar satu member dan yang lain mempunyai pengaruh satu dan yang lainnya serta mempunyai kebutuhan untuk bertemu sebagai komitmen mereka untuk selalu bersama.

(8)

Bryk, A. and Driscoll, M. (1988) mempunyai kemiripan hasil penelitian dengan Erricson (1979) mereka mengungkapkan bahwa sense of community terdiri dari hanya 2 elemen yaitu adanya opportunities for shared experiences dan adanya keberlanjutan dari

share understandings.

Lebih lanjut Walsh (1997) mendefinisikan bahwa sense of community adalah inti dari segala upaya atau usaha dalam memperkuat dan membangun suatu komunitas. Sense

of community sendiri adalah komponen yang mempunyai 4 elemen yaitu: pencitraan

(image), semangat (spirit), karakter (character) dan kebanggaan (pride)

Coulombe (2004) melanjuti studi Walsh (1997) mengenai sense of community dan mereka menambahkan selain definisi dari Walsh (1997) mengenai sense of community tersebut, menurut mereka sense of community adalah pengertian yang merujuk pada perasaan yang muncul dari kebersamaan dari suatu komunitas.

Setelah itu ada peneliti lain yaitu Mancini (2003) yang meneliti mengenai sense of

community dalam studinya mengenai community connection. Menurut dia, sense of community mempunyai beberapa elemen yaitu: shared time yaitu adanya kebersediaan

dari member untuk meluangkan waktunya, showed concern yaitu menampilkan kepeduliannya terhadap komunitas dan member didalamnya, talked and made friend yaitu kebersediaan berbicara dan berteman dan yang terakhir adalah felt close to

(9)

2.5. Faktor-faktor yang meningkatkan Sense of Community

McMillan & Chavis (1986) menyatakan ada 5 hal yang menjadikan para anggota dapat meningkatkan sense of community yaitu:

a. Boundaries (keterikatan), dilambangkan dengan para anggota memiliki

kesamaan bahasa, pakaian, dan ritual yang menunjukkan mana yang memiliki keterikatan dengan komunitasnya dan mana yg tidak.

b. Emotional safety, merupakan rasa aman atau keterbukaan untuk

mengetahui perasaaan satu dengan yang lainnya diantara para anggota. c. Sense of belonging and identification, merupakan harapan atau

kepercayaan dan rasa diterima didalam sebuah komunitas.

d. Personal Investment e. A common symbol system

McMillan & Chavis (1986) menyatakan bahwa para anggota dari sebuah komunitas harus memiliki kuasa untuk memberi pengaruh kepada aktivitas yang dilakukan group, karena jika tidak para anggota itu tidak termotivasi untuk berpartisipasi dalam komunitas.

Walsh (1997) mengatakan bahwa para anggota harus memiliki identitas yang kuat dan positif, kepercayaan dan kehormatan, hak dan kewajiban yang sama serta partisipasi aktif dalam membangun sebuah komunitas.

(10)

2.6. Elemen dari Sense of Community

Chavis (1986) mengungkapkan sense of community dapat diwakilkan kedalam 4 dimensi ukuran yang mempunyai elemen dari membership, influence, fulfillment of needs

dan share emotional connection dengan atribut–atribut terkait (Tabel 2.2)

Table 2.2: Elements of sense of community by McMillan and chavis (1986)

Element Attribute

Membership Boundaries that separate us from them

Emotional safety

A sense of belonging and identification A common symbol system

Influence Individual members matter to the group

The group matters to the individual Making a difference to the group

Individual members influence the group The group influences the individual member Fulfillment of

needs

Benefits and rewards

Members meeting their own needs Members meeting the needs of others Reinforcement and fulfillment of needs Shared emotional

connection

Identifying with a shared event, history, time, place or experience

Regular and meaningful contact Closure to events

Personal investment Honour

(11)

Walsh (1997) dalam studi nya mengenai sense of community pada komunitas-komunitas warga negara di Amerika Serikat mengatakan bahwa sense of community mempunyai 4 komponen dasar yaitu:

1. Pencitraan (Image) 2. Semangat (Spirit) 3. Karakter (Character) 4. Kebanggaan (Pride)

O’guinn (2001) dalam studinya mengenai sense of community pada brand

community mengatakan bahwa sense of community mempunyai 3 komponen dasar yaitu: 1. Shared consciousness

2. Rituals and traditions

3. Sense of moral responsibility

2.7. Kesimpulan dari Previous Research mengenai Offline Community.

Setelah beberapa studi literature diatas, ternyata komunitas yang bersifat diantara member yang saling bertemu dalam suatu komunitas atau yang dapat disebutkan offline

community karena tidak menggunakan media online dalam komunitas tersebut ternyata offline community telah banyak mengalami penelitian dari beberapa peneliti. Secara

umum penelitian tersebut telah menghasilkan beberapa model dan metode komponen– komponen yang membentuk komunitas tersebut, kesimpulan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(12)

Table 2.3: Tabel Rangkuman Sense of Community - Offline Elemen Peneliti Sense of Belonging Personal Relationship Share Experiences Share Understanding Boundaries Emotional safety

A sense of belonging and identification Personal investment

A common symbol system

Opportunities for shared experiences Share understandings Image Spirit Character Pride Shared consciousness Rituals and traditions Sense of Moral responsibility shared time

showed concern talked and made friend Personal investment Felt close to community

McMillan & Chavis (1986)

Bryk, A. and Driscoll, M (1988)

Mary L. Walsh (1997)

Albert M. Muniz, JR & Thomas C. O’guinn

(2001)

Mancini (2003) Erricson (1979) Offline

Penelitian dari para periset tersebut menghasilkan beberapa item komponen yang merupakan pengukuran yang telah diteliti pada offline community. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada offline community, ditemukan adanya suatu sense of

community yang membentuk komunitas tersebut. Walaupun dari beberapa periset

menghasilkan beberapa komponen yang berbeda, tetapi selain berbeda terdapat kesamaan yaitu adanya suatu bentuk interaksi dari individu dengan komunitasnya dan dari interaksi itu muncul sense of community.

(13)

Dari studi rujukan yang paling banyak dipakai yaitu studi dari McMillan & Chavis (1986) telah berkembang beberapa peneliti, walau dalam bahasa berbeda tetapi terlihat essensi dari sense of community pengertian McMillan & Chavis (1986) tetap ada dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti dan sesuai dengan jaman. Sebagai contoh pada

sense of community model dari McMillan & Chavis (1986) dijumpai pada penelitian oleh

Walsh (1997) dengan adanya character, lalu pada tahun selanjutnya pada studi Mancini (2003) terungkap adanya personal investment felt close to community.

2.8. Definisi Online Community

Setelah menggali mengenai komunitas pada bentuk offline, maka riset dilanjukan dengan menggali mengenai online community. Online community merupakan bentuk baru dari komunitas yang muncul yang salah satunya dikarenakan adanya perkembangan dari internet yang membawa perkembangan dari online community yang semakin berkembang pada pertengahan tahun 1990. Setiap online community mempunyai perbedaan level dari interaksi dan jenisnya.

Sebelumnya telah ada beberapa penelitian mengenai online community pada beberapa penelitian mengenai online community, diteliti dan dijelaskan sebagai komunitas yang tidak terganggu oleh halangan–halangan yang biasa terjadi pada offline

community seperti aspek waktu, tempat dan lainnya.

Howard (1993), pada penelitiaanya mengenai online community mendefinisikan

online community adalah sebagai berikut: komunitas virtual, e-community atau online community adalah sekelompok orang yang secara aktif berinteraksi tidak dengan tatap

(14)

muka melainkan menggunakan media komunikasi seperti newsletters, telepon, email

sosial network atau instant messenger, jika komunikasi itu menggunakan akses jaringan

komputer maka disebut sebagai online community. Virtual dan online community sudah banyak digunakan akhir–akhir ini dan meningkatkan interaksi dan koneksi sosial antara individu–individu dalam suatu komunitas, disini Howard (1993) terlihat menekankan bahwa online community sudah banyak digunakan pada akhir-akhir ini dan dia mengatakan bahwa online community dapat meningkatkan interaksi dan koneksi sosial antar individu.

Selanjutnya menurut wikipedia, online community adalah sistem informasi dan komunikasi dari sense of community network yang diikuti oleh membernya dengan berbagi kesamaan kesukaan, pikirian, tugas atau tujuan yang melewati dari waktu, tempat dan halangan lainnya yang dijumpai pada offline community, pada komunitas ini juga dimungkinkan untuk pengembangan hubungan relationships secara pribadi dan dilanjutkan dengan studi dari White (2002) yang mengatakan bahwa online community adalah mengumpulkan orang-orang dalam suatu tempat yang online dimana mereka bisa datang, berkomunikasi, berinteraksi, dan mengenal antar satu dengan yang lainnya setiap saat.

Dari beberapa tulisan diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi dari online

community saat terkait dengan penggunakan teknologi komunikasi dan juga online sense of community network yang ada.

(15)

2.9. Sense of Online Community

Kim (2000) mendefinisikan sense of virtual community atau online community adalah perasaan dari individu yang tergabung dalam suatu online community yang diantaranya adalah perasaan akan membership, influence dan immersion terhadap online

community yang dia ikuti. Dimensi dari membership, influence dan immersion tersebut

merefleksikan pengaruh dan gaya yang berbeda-beda dari setiap member didalam online

community tersebut.

Kim (2000) dan diperkuat Wenger (2001) mendeskripsikan bahwa sense of

community online dipengaruhi 5 faktor penting yaitu :

1. Peripheral, adalah partisipasi umum yang tidak tersturktur. 2. Inbond, partisipasi yang sudah mengikat (menjadi member) 3. Insider, partisipasi yang sudah mempunyai komitment.

4. Boundary, leader yang dapat memimpin dari komunitas tersebut. 5. Outbond, proses sehingga terjadinya member meninggalkan komunitas.

White (2002) menjelaskan bahwa sense of community online dapat dijelaskan dengan mendeskripsikan sense of community online adalah:

1. Sense of Community yaitu kebutuhan sosial untuk saling bertemu,

bermain, bercanda, bercerita dan mengungkapkan masing-masing kesukaan atau hobi antar satu individu dengan individu lainnya. Dalam online community hal ini terefleksikan dan bulletin board atau chat rooms.

(16)

2. Work together (business) yaitu adanya kebutuhan untuk bekerja

bersama dana suatu kelompok, perusahaan biasanya menggunakan online

community untuk membangun tim-tim kerja dan menggunakan online community

sebagai media untuk mempermudah suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh suatu tim.

3. Work together (community-geographic) yaitu adanya kebutuhan

berkomunikasi dalam hal lainnya yang diluar pekerjaan tetapi mempunyai intensitas interaksi yang hamper mirip seperti misalnya tim sepakbola sekolah, grup dari satu sekolah dapat menggunakan online community untuk menghubungkan antar mereka dengan mudah dan disediakan forum-forum yang memungkinkan mereka berbagi pengalaman, cerita dan informasi.

4. Work together (issues) yaitu adanya kebutuhan untuk seseorang atau

individu yang menyukai dan berkeinginan untuk berbagi cerita kepada orang lain.

5. Have topical conversations yaitu bahwa sense of community online

dapat dijelaskan adalah perasaan yang muncul dari adanya topik–topik pembicaraan antar member dalam suatu komunitas.

Kyröläinen (2002) mengemukan ada empat faktor penting dalam sense of

community di online community. Berikut adalah empat faktor tersebut beserta komponen–

komponen yang membangunnya yaitu:

1. Reciprocal Improvement

• Sense of Communityial interaction, reciprocity • Awareness, Sense of Communityial presence

(17)

• Trust

• Norms, conformity

2. Basic trust for others

• Trust

• Norms, conformity

• Awareness, Sense of communityial presence

3. Common purpose, similiarity

• Common purpose • Norms, conformity

4. Shared History

• Common history

• Awareness, Sense of Communityial presence

Dari beberapa periset diatas, dapat diambil beberapa point of view dari sense of

community online adalah masih adanya beberapa faktor-faktor atau elemen-elemen yang

terdapat dalam sense of community dalam bentuk offline community seperti membership dan influence dan adanya beberapa item-item yang terlihat baru ditemui pada online

(18)

Tabel 2.4. The four critical factors of Sense of Community, and the variables that compose them by Satu Suvikki Kyröläinen(2001)

(19)

Tabel 2.5. Tabel rangkuman elemen sense of community dari beberapa riset peneliti

Elemen Peneliti Elemen Peneliti

Sense of Belonging membership

Personal Relationship influence

Share Experiences immersion

Share Understanding

Boundaries Reciprocal Improvement

Emotional safety Basic trust for others

A sense of belonging and identification Common purpose, similiarity

Personal investment Shared History

A common symbol system

Opportunities for shared experiences Socialize

Share understandings Work together (business)

Image Work together (community - geographic)

Spirit Work together (issues)

Character Have topical conversations

Pride

Shared consciousness Rituals and traditions Sense of Moral responsibility shared time

showed concern talked and made friend Personal investment Felt close to community

McMillan & Chavis (1986)

Bryk, A. and Driscoll, M (1988)

Mary L. Walsh (1997)

Albert M. Muniz, JR & Thomas C. O’guinn (2001) Mancini (2003) Erricson (1979) Sue Boetcher, Heather Duggan, Nancy White (2002) Tabel Rangkuman Elemen Sense of Community

Offline Online

Joon Koh and Young Gul-Kim

(2000)

Satu Suvikki Kyröläinen (2002)

2.10. Kesimpulan dari Riset Sebelumnya mengenai Sense of Community Online

Dari banyak landasan yang telah dikemukakan oleh para peneliti sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sense of community adalah inti dari segala usaha atau cara untuk memperkuat dan membangun suatu komunitas dengan mempunyai komponen yaitu kesamaan pada karakter, asal–usul, kepentingan, kesukaan (interest) dan kebanggaan.

sense of community online adalah bentuk lain dari sense of community yang terbentuk

dalam unsur dunia maya yang mempunyai definisi kesamaan dengan sense of community

online dengan adanya komponen-komponen yang mengalami modifikasi dan juga sama

sekali baru.

Dari hasil tersebut, dapat diambil asumsi beberapa kemungkinan komponen– komponen yang baru pada sense of community online yaitu komponen yang

(20)

memperhatikan mengenai tempat sense of community network dan bentuk komunikasi yang berbeda dengan tatap muka yang nantinya asumsi ini akan dibuktikan lebih lanjut dalam tahapan studi selanjutnya yaitu kualitatif dan studi kuantitatif.

Gambar

Table 2.1: Tabel tipologi komunitas
Table 2.2: Elements of sense of community by McMillan and chavis (1986)  Element Attribute
Table 2.3: Tabel Rangkuman Sense of Community - Offline  Elemen Peneliti Sense of Belonging Personal Relationship Share Experiences Share Understanding Boundaries Emotional safety
Tabel 2.4.  The four critical factors of Sense of Community, and the variables that  compose them  by  Satu Suvikki Kyröläinen(2001)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Aspek terpenting dalam gaya komunikasi ini adalah adanya landasan kesamaan, orang yang menggunakan komunikasi yang bermakna kesamaan ini merupakan orang-orang yang

Bhatia (2002) stated that Genre analysis is the study of the language use in an extensive sense to examine the way text is constructed, interpreted, and exploited

Online consumer Shopee purchase decisions and their Influence Factors Rohmah, 2021with: X1: Convenience, X2: Trust, X3: Quality of Information and Y: Online Consumer Purchase Decision

Konsep Skemp (Mitchelmore dan White, 2007) menyebutkan bahwa abstraksi empiris terdiri dari pengakuan kesamaan dan diikuti dengan perwujudan kesamaan dalam sebuah objek

Konsep Skemp (Mitchelmore dan White, 2007) menyebutkan bahwa abstraksi empiris terdiri dari pengakuan kesamaan dan diikuti dengan perwujudan kesamaan dalam sebuah objek

Budaya Komunikasi di Organisasi Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat

Konsumen menggunakan fasilitas berbagi informasi di dalam komunitas untuk memberikan feedback kepada perusahaan mengenai kesukaan atau ketidaksukaan mereka terhadap produk yang

Corporate Social Responsibility CSR Public Relation/ Bagian Komunikasi Korporasi Internal Eksternal Kadin Kantor Dagang Indonesia Community Relations Komunikasi