BAB II
LITERATURE REVIEW
Dalam bab ini akan dibahas review terhadap berbagai literature–literature terdahulu yang telah mempelajari tentang aspek sense of community baik itu didalam konteks offline maupun online. Serta akan dijelaskan beberapa literature yang membahas
sense of community dalam komunitas pendidikan.
2.1. Komunitas
Menurut George Jr. (1955) yang melakukan studi tentang komunitas dalam psikologi rural, komunitas adalah hal yang dibangun dengan fisik atau lokasi geografi (Physical or geographical location) dan kesamaan dasar akan kesukaan (interest) atau
kebutuhan (needs)
Definisi dari George agak berbeda dengan yang dijelaskan oleh Gusfield (1977) yang menggambarkan bahwa komunitas dapat diidentifikasikan dalam 2 dimensi yaitu wilayah (territorial) dan juga hubungan atau kekerabatan (relational). Dimensi wilayah adalah komunitas yang terbentuk oleh lingkungan kerja yang mempunyai suatu hubungan antar individunya tetapi hanya terjadi pada wilayah tersebut, sedangkan dimensi kekerabatan adalah komunitas yang terbentuk tanpa ikatan wilayah tetapi terjalin suatu hubungan antar individunya.
Melihat penjelasan dari Gusfield (1977) yang lebih menekankan pada terbentuknya komunitas dari dimensi wilayah dan kekerabatan, Schichter (1998) mendefinisikan komunitas lebih kearah terbentuknya komunitas tersebut dari sisi sosial. Menurutnya komunitas sendiri adalah kelompok sosial yang mempunyai ciri–ciri yang sama, berbagi antar relasi, hubungan sense of community yang dekat. komunitas adalah
Sense of community grouping yang mempunyai ciri sebagai berikut: 1. Shared spatial relations
2. Sense of Community conventions 3. A sense of membership and boundaries
4. An ongoing rhythm of Sense of Community interaction
Setelah melihat definisi komunitas dari sisi fisik menurut George (1955) lalu komunitas yang didefinisikan dari sisi wilayah dan kekerabatan menurut Gusfild (1977) dan sense of community menurut Schichter (1998) maka O’Guinn (2001) yang melakukan riset dalam brand community mendefinisikan bahwa komunitas adalah konstruksi inti dalam ilmu sosial. Komunitas menekankan pada teori sosial, ilmu dan filosofi.
Sedangkan Chavis (1986) mengatakan bahwa komunitas adalah perasaan diantara membernya yang mempunyai ciri kebersamaan antara satu dan yang lain dan berbagi diantara mereka. Dan Webster’s new world dictionary (1998) mengatakan komunitas adalah sekelompok orang yang tinggal bersama sebagai unit sosial yang mempunyai ketertarikan antar satu dan yang lain.
Setelah melihat beberapa definisi dari peneliti, ada definisi lainnya yang ditulis dalam website brainy quote yang mengatakan bahwa komunitas dapat diidenfikasikan dalam 5 hal yaitu:
1. Kesamaan dalam suatu hobi dan partisipasi dalam suatu komunitas yang mempunyai kesukaan pada suatu barang–barang.
2. Individu–individu yang mempunyai kesamaan pandangan pada nilai hidup sehari–hari, privasi, atau individu yang hidup pada suatu wilayah yang mempunyai kesamaan hukum dan regulasi.
3. Komunitas sosial yang besar seperti persekutuan Negara–Negara Persemakmuran, badan politik, atau publik secara keseluruhan.
4. Kesamaan karakter. 5. Kesamaan kebiasaan.
Lain halnya dari website brainy quote, dalam website princeton mengatakan bahwa komunitas dapat diidenfikasikan dalam 8 klasifikasi atau penjelasan bahwa komunitas adalah:
1. Sebuah kelompok yang hidup pada suatu area lokasi.
2. Sebuah kelompok yang mempunyai kesamaan etnik, kultur atau kesamaan agama, seperti misalnya komunitas kristen atau komunitas katolik.
3. Sebuah kelompok yang memiliki kesamaan pemilikan atas sesuatu. 4. Sebuah kelompok yang memiliki kesamaan hobi.
5. Sebuah kelompok yang memiliki kesamaan pekerjaan. 6. Sebuah kelompok yang memiliki kesamaan tujuan.
7. Sebuah kelompok pada suatu lokasi tempat tinggal tertentu.
8. Sebuah kelompok yang mempunyai kesamaan atas sesuatu yang tidak biasa.
Pada definisi lainnya, menurut Florida (2004) dia mendefinisikan komunitas adalah individu atau orang–orang yang mempunyai kesamaan karakteristik seperti kesamaan geografi, kultur, ras, agama, atau keadaan sosial ekonomi yang setara. Komunitas dapat didefinisikan dari lokasi, ras, etnik, pekerjaan, ketertarikan pada suatu masalah–masalah atau hal lain yang mempunyai kesamaan.
Dari review–review diatas mengenai definisi dan penjelasan komunitas, walau terdapat banyak perbedaan antara satu peneliti dan peneliti lainnya dapat ditarik beberapa kesamaan antar peneliti yaitu :
1. Komunitas berhubungan erat dengan kehidupan sosial.
2. Wilayah sangat mempengaruhi bagaimana komunitas tersebut terbentuk.
3. Kesamaan atas sesuatu, dari hobi, pekerjaan, agama dan lainnya mendorong terbentuknya suatu komunitas.
2.2. Tipologi Komunitas
Ada banyak proposal atau usulan mengenai pengelompokan atau tipologi dari jenis–jenis komunitas salah satunya seperti yang dituliskan di wikipedia, dijelaskan jenis dari komunitas dapat dijelaskan sbb:
1. Komunitas Geografi (Geographic communities) yaitu tipe komunitas yang berasal dari tetangga, wilayah, kota atau negara atau bahkan dunia secara keseluruhan. Komunitas–komunitas yang berdasarkan pada geografi adalah sbb:
a. Komunitas lokasi (Community of location)
Komunitas lokasi kemungkinan datang dari pengertian mengenai komunitas yang berdasar pada kesamaan lokasi yang tinggal berdekatan, sebagai contoh komunitas lokal.
b. Komunitas tempat (Community of place)
Komunitas tempat merujuk pada pengertian komunitas yang terdiri atas individu–individu yang bergabung karena kesamaan atas tempat seperti tempat tinggal, pekerjaan atau kesamaan lainnya yang dilaksanaan disuatu tempat, misalnya tetangga, kota, kedai kopi, tempat bekerja, tempat bertemu.
2. Komunitas kultur (Community of culture)
Jangkauan komunitas kultur adalah mulai dari sub-kultur, etnik, kelompok, agama, multi-kultur atau kebersamaan.
3. Komunitas organisasi (Community of organizations)
Komunitasi organisasi adalah komunitas yang berdasarkan network atau hubungan diantara para individunya yang terkait pada satu organisasi baik secara lokal, internasional atau bahkan dunia.
Sedangkan Willmont (1986), Newby (1983) dan Allen (1995) mengeksplorasi bahwa komunitas dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Jenis komunitas berdasarkan tempat. 2. Jenis komunitas berdasarkan ketertarikan.
3. Jenis komunitas yang berdasarkan kelompok yang mempunyai satu kepercayaan terhadap sesuatu.
Table 2.1: Tabel tipologi komunitas Tabel Tipologi Komunitas
Peneliti Unsur - Unsur Tipologi Komunitas
Komunitas Geografi ( lokasi, tempat ) Komunitas Kultur
Komunitas Organisasi
Komunitas berdasarkan tempat Komunitas berdasarkan ketertarikan Komunitas berdasarkan kelompok Willmont (1986), Newby
(1983) dan Allen (1995) Wikipedia
2.3. Jenis Online Community
Dalam perkembangannya, banyak peneliti mengungkapkan mengenai komunitas yang lebih modern seperti Rosson (1997) mereka mendefinisikan bahwa komunitas terdapat dalam lingkungan yang bersifat online baik dalam bentuk website atau internet, dimana komunitas website atau internet adalah komunitas bentuk online yang merefleksikan kondisi yang sebenarnya dalam kehidupan nyata.
Kim (2000) menyatakan bahwa ada banyak kemiripan antara komunitas yang disebut dengan komunitas tradisional dan online community yang berbasis website atau internet. Keduanya melibatkan pengembangan dari hubungan relasi antar orang–orang yang mempunyai suatu kesamaan seperti hobi, pekerjaan, dan hal lainnya.
2.4. Sense of Community
Sarason (1974) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa sense of community adalah persepsi yang sama antar satu dengan yang lain berdasarkan ketergantungan informasi antar satu individu dengan individu yang lainnya.
Selanjutnya dia mengatakan sense of community terbentuk dikarenakan adanya keinginan untuk membina ketergantungan dengan memberi atau melakukan sesuatu yang diharapkan antar satu dengan yang lainnya serta berbagi perasaan antar individu yang menjadi bagian dari komunitas tersebut.
Peneliti lainnya yaitu Erricson (1979) mengungkapkan bahwa sense of community adalah suatu bentuk perasaan yang muncul berdasarkan suatu komunitas yang sama kuatnya dengan komitmen dari tiap individu yang terkait dari komunitas tersebut. sense
of community menurutnya mempunyai 3 komponen pokok yaitu: sense of belonging, personal relationship, shared experiences, share understandings.
McMillan & Chavis (1986) dalam penelitiannnya mendefinisikan Sense of
community adalah bentuk perasaan dari para anggota yang mempunyai kebersamaan,
adanya perasaan yang diungkapkan antar satu member dan yang lain mempunyai pengaruh satu dan yang lainnya serta mempunyai kebutuhan untuk bertemu sebagai komitmen mereka untuk selalu bersama.
Bryk, A. and Driscoll, M. (1988) mempunyai kemiripan hasil penelitian dengan Erricson (1979) mereka mengungkapkan bahwa sense of community terdiri dari hanya 2 elemen yaitu adanya opportunities for shared experiences dan adanya keberlanjutan dari
share understandings.
Lebih lanjut Walsh (1997) mendefinisikan bahwa sense of community adalah inti dari segala upaya atau usaha dalam memperkuat dan membangun suatu komunitas. Sense
of community sendiri adalah komponen yang mempunyai 4 elemen yaitu: pencitraan
(image), semangat (spirit), karakter (character) dan kebanggaan (pride)
Coulombe (2004) melanjuti studi Walsh (1997) mengenai sense of community dan mereka menambahkan selain definisi dari Walsh (1997) mengenai sense of community tersebut, menurut mereka sense of community adalah pengertian yang merujuk pada perasaan yang muncul dari kebersamaan dari suatu komunitas.
Setelah itu ada peneliti lain yaitu Mancini (2003) yang meneliti mengenai sense of
community dalam studinya mengenai community connection. Menurut dia, sense of community mempunyai beberapa elemen yaitu: shared time yaitu adanya kebersediaan
dari member untuk meluangkan waktunya, showed concern yaitu menampilkan kepeduliannya terhadap komunitas dan member didalamnya, talked and made friend yaitu kebersediaan berbicara dan berteman dan yang terakhir adalah felt close to
2.5. Faktor-faktor yang meningkatkan Sense of Community
McMillan & Chavis (1986) menyatakan ada 5 hal yang menjadikan para anggota dapat meningkatkan sense of community yaitu:
a. Boundaries (keterikatan), dilambangkan dengan para anggota memiliki
kesamaan bahasa, pakaian, dan ritual yang menunjukkan mana yang memiliki keterikatan dengan komunitasnya dan mana yg tidak.
b. Emotional safety, merupakan rasa aman atau keterbukaan untuk
mengetahui perasaaan satu dengan yang lainnya diantara para anggota. c. Sense of belonging and identification, merupakan harapan atau
kepercayaan dan rasa diterima didalam sebuah komunitas.
d. Personal Investment e. A common symbol system
McMillan & Chavis (1986) menyatakan bahwa para anggota dari sebuah komunitas harus memiliki kuasa untuk memberi pengaruh kepada aktivitas yang dilakukan group, karena jika tidak para anggota itu tidak termotivasi untuk berpartisipasi dalam komunitas.
Walsh (1997) mengatakan bahwa para anggota harus memiliki identitas yang kuat dan positif, kepercayaan dan kehormatan, hak dan kewajiban yang sama serta partisipasi aktif dalam membangun sebuah komunitas.
2.6. Elemen dari Sense of Community
Chavis (1986) mengungkapkan sense of community dapat diwakilkan kedalam 4 dimensi ukuran yang mempunyai elemen dari membership, influence, fulfillment of needs
dan share emotional connection dengan atribut–atribut terkait (Tabel 2.2)
Table 2.2: Elements of sense of community by McMillan and chavis (1986)
Element Attribute
Membership Boundaries that separate us from them
Emotional safety
A sense of belonging and identification A common symbol system
Influence Individual members matter to the group
The group matters to the individual Making a difference to the group
Individual members influence the group The group influences the individual member Fulfillment of
needs
Benefits and rewards
Members meeting their own needs Members meeting the needs of others Reinforcement and fulfillment of needs Shared emotional
connection
Identifying with a shared event, history, time, place or experience
Regular and meaningful contact Closure to events
Personal investment Honour
Walsh (1997) dalam studi nya mengenai sense of community pada komunitas-komunitas warga negara di Amerika Serikat mengatakan bahwa sense of community mempunyai 4 komponen dasar yaitu:
1. Pencitraan (Image) 2. Semangat (Spirit) 3. Karakter (Character) 4. Kebanggaan (Pride)
O’guinn (2001) dalam studinya mengenai sense of community pada brand
community mengatakan bahwa sense of community mempunyai 3 komponen dasar yaitu: 1. Shared consciousness
2. Rituals and traditions
3. Sense of moral responsibility
2.7. Kesimpulan dari Previous Research mengenai Offline Community.
Setelah beberapa studi literature diatas, ternyata komunitas yang bersifat diantara member yang saling bertemu dalam suatu komunitas atau yang dapat disebutkan offline
community karena tidak menggunakan media online dalam komunitas tersebut ternyata offline community telah banyak mengalami penelitian dari beberapa peneliti. Secara
umum penelitian tersebut telah menghasilkan beberapa model dan metode komponen– komponen yang membentuk komunitas tersebut, kesimpulan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Table 2.3: Tabel Rangkuman Sense of Community - Offline Elemen Peneliti Sense of Belonging Personal Relationship Share Experiences Share Understanding Boundaries Emotional safety
A sense of belonging and identification Personal investment
A common symbol system
Opportunities for shared experiences Share understandings Image Spirit Character Pride Shared consciousness Rituals and traditions Sense of Moral responsibility shared time
showed concern talked and made friend Personal investment Felt close to community
McMillan & Chavis (1986)
Bryk, A. and Driscoll, M (1988)
Mary L. Walsh (1997)
Albert M. Muniz, JR & Thomas C. O’guinn
(2001)
Mancini (2003) Erricson (1979) Offline
Penelitian dari para periset tersebut menghasilkan beberapa item komponen yang merupakan pengukuran yang telah diteliti pada offline community. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada offline community, ditemukan adanya suatu sense of
community yang membentuk komunitas tersebut. Walaupun dari beberapa periset
menghasilkan beberapa komponen yang berbeda, tetapi selain berbeda terdapat kesamaan yaitu adanya suatu bentuk interaksi dari individu dengan komunitasnya dan dari interaksi itu muncul sense of community.
Dari studi rujukan yang paling banyak dipakai yaitu studi dari McMillan & Chavis (1986) telah berkembang beberapa peneliti, walau dalam bahasa berbeda tetapi terlihat essensi dari sense of community pengertian McMillan & Chavis (1986) tetap ada dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti dan sesuai dengan jaman. Sebagai contoh pada
sense of community model dari McMillan & Chavis (1986) dijumpai pada penelitian oleh
Walsh (1997) dengan adanya character, lalu pada tahun selanjutnya pada studi Mancini (2003) terungkap adanya personal investment felt close to community.
2.8. Definisi Online Community
Setelah menggali mengenai komunitas pada bentuk offline, maka riset dilanjukan dengan menggali mengenai online community. Online community merupakan bentuk baru dari komunitas yang muncul yang salah satunya dikarenakan adanya perkembangan dari internet yang membawa perkembangan dari online community yang semakin berkembang pada pertengahan tahun 1990. Setiap online community mempunyai perbedaan level dari interaksi dan jenisnya.
Sebelumnya telah ada beberapa penelitian mengenai online community pada beberapa penelitian mengenai online community, diteliti dan dijelaskan sebagai komunitas yang tidak terganggu oleh halangan–halangan yang biasa terjadi pada offline
community seperti aspek waktu, tempat dan lainnya.
Howard (1993), pada penelitiaanya mengenai online community mendefinisikan
online community adalah sebagai berikut: komunitas virtual, e-community atau online community adalah sekelompok orang yang secara aktif berinteraksi tidak dengan tatap
muka melainkan menggunakan media komunikasi seperti newsletters, telepon, email
sosial network atau instant messenger, jika komunikasi itu menggunakan akses jaringan
komputer maka disebut sebagai online community. Virtual dan online community sudah banyak digunakan akhir–akhir ini dan meningkatkan interaksi dan koneksi sosial antara individu–individu dalam suatu komunitas, disini Howard (1993) terlihat menekankan bahwa online community sudah banyak digunakan pada akhir-akhir ini dan dia mengatakan bahwa online community dapat meningkatkan interaksi dan koneksi sosial antar individu.
Selanjutnya menurut wikipedia, online community adalah sistem informasi dan komunikasi dari sense of community network yang diikuti oleh membernya dengan berbagi kesamaan kesukaan, pikirian, tugas atau tujuan yang melewati dari waktu, tempat dan halangan lainnya yang dijumpai pada offline community, pada komunitas ini juga dimungkinkan untuk pengembangan hubungan relationships secara pribadi dan dilanjutkan dengan studi dari White (2002) yang mengatakan bahwa online community adalah mengumpulkan orang-orang dalam suatu tempat yang online dimana mereka bisa datang, berkomunikasi, berinteraksi, dan mengenal antar satu dengan yang lainnya setiap saat.
Dari beberapa tulisan diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi dari online
community saat terkait dengan penggunakan teknologi komunikasi dan juga online sense of community network yang ada.
2.9. Sense of Online Community
Kim (2000) mendefinisikan sense of virtual community atau online community adalah perasaan dari individu yang tergabung dalam suatu online community yang diantaranya adalah perasaan akan membership, influence dan immersion terhadap online
community yang dia ikuti. Dimensi dari membership, influence dan immersion tersebut
merefleksikan pengaruh dan gaya yang berbeda-beda dari setiap member didalam online
community tersebut.
Kim (2000) dan diperkuat Wenger (2001) mendeskripsikan bahwa sense of
community online dipengaruhi 5 faktor penting yaitu :
1. Peripheral, adalah partisipasi umum yang tidak tersturktur. 2. Inbond, partisipasi yang sudah mengikat (menjadi member) 3. Insider, partisipasi yang sudah mempunyai komitment.
4. Boundary, leader yang dapat memimpin dari komunitas tersebut. 5. Outbond, proses sehingga terjadinya member meninggalkan komunitas.
White (2002) menjelaskan bahwa sense of community online dapat dijelaskan dengan mendeskripsikan sense of community online adalah:
1. Sense of Community yaitu kebutuhan sosial untuk saling bertemu,
bermain, bercanda, bercerita dan mengungkapkan masing-masing kesukaan atau hobi antar satu individu dengan individu lainnya. Dalam online community hal ini terefleksikan dan bulletin board atau chat rooms.
2. Work together (business) yaitu adanya kebutuhan untuk bekerja
bersama dana suatu kelompok, perusahaan biasanya menggunakan online
community untuk membangun tim-tim kerja dan menggunakan online community
sebagai media untuk mempermudah suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh suatu tim.
3. Work together (community-geographic) yaitu adanya kebutuhan
berkomunikasi dalam hal lainnya yang diluar pekerjaan tetapi mempunyai intensitas interaksi yang hamper mirip seperti misalnya tim sepakbola sekolah, grup dari satu sekolah dapat menggunakan online community untuk menghubungkan antar mereka dengan mudah dan disediakan forum-forum yang memungkinkan mereka berbagi pengalaman, cerita dan informasi.
4. Work together (issues) yaitu adanya kebutuhan untuk seseorang atau
individu yang menyukai dan berkeinginan untuk berbagi cerita kepada orang lain.
5. Have topical conversations yaitu bahwa sense of community online
dapat dijelaskan adalah perasaan yang muncul dari adanya topik–topik pembicaraan antar member dalam suatu komunitas.
Kyröläinen (2002) mengemukan ada empat faktor penting dalam sense of
community di online community. Berikut adalah empat faktor tersebut beserta komponen–
komponen yang membangunnya yaitu:
1. Reciprocal Improvement
• Sense of Communityial interaction, reciprocity • Awareness, Sense of Communityial presence
• Trust
• Norms, conformity
2. Basic trust for others
• Trust
• Norms, conformity
• Awareness, Sense of communityial presence
3. Common purpose, similiarity
• Common purpose • Norms, conformity
4. Shared History
• Common history
• Awareness, Sense of Communityial presence
Dari beberapa periset diatas, dapat diambil beberapa point of view dari sense of
community online adalah masih adanya beberapa faktor-faktor atau elemen-elemen yang
terdapat dalam sense of community dalam bentuk offline community seperti membership dan influence dan adanya beberapa item-item yang terlihat baru ditemui pada online
Tabel 2.4. The four critical factors of Sense of Community, and the variables that compose them by Satu Suvikki Kyröläinen(2001)
Tabel 2.5. Tabel rangkuman elemen sense of community dari beberapa riset peneliti
Elemen Peneliti Elemen Peneliti
Sense of Belonging membership
Personal Relationship influence
Share Experiences immersion
Share Understanding
Boundaries Reciprocal Improvement
Emotional safety Basic trust for others
A sense of belonging and identification Common purpose, similiarity
Personal investment Shared History
A common symbol system
Opportunities for shared experiences Socialize
Share understandings Work together (business)
Image Work together (community - geographic)
Spirit Work together (issues)
Character Have topical conversations
Pride
Shared consciousness Rituals and traditions Sense of Moral responsibility shared time
showed concern talked and made friend Personal investment Felt close to community
McMillan & Chavis (1986)
Bryk, A. and Driscoll, M (1988)
Mary L. Walsh (1997)
Albert M. Muniz, JR & Thomas C. O’guinn (2001) Mancini (2003) Erricson (1979) Sue Boetcher, Heather Duggan, Nancy White (2002) Tabel Rangkuman Elemen Sense of Community
Offline Online
Joon Koh and Young Gul-Kim
(2000)
Satu Suvikki Kyröläinen (2002)
2.10. Kesimpulan dari Riset Sebelumnya mengenai Sense of Community Online
Dari banyak landasan yang telah dikemukakan oleh para peneliti sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sense of community adalah inti dari segala usaha atau cara untuk memperkuat dan membangun suatu komunitas dengan mempunyai komponen yaitu kesamaan pada karakter, asal–usul, kepentingan, kesukaan (interest) dan kebanggaan.
sense of community online adalah bentuk lain dari sense of community yang terbentuk
dalam unsur dunia maya yang mempunyai definisi kesamaan dengan sense of community
online dengan adanya komponen-komponen yang mengalami modifikasi dan juga sama
sekali baru.
Dari hasil tersebut, dapat diambil asumsi beberapa kemungkinan komponen– komponen yang baru pada sense of community online yaitu komponen yang
memperhatikan mengenai tempat sense of community network dan bentuk komunikasi yang berbeda dengan tatap muka yang nantinya asumsi ini akan dibuktikan lebih lanjut dalam tahapan studi selanjutnya yaitu kualitatif dan studi kuantitatif.