• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AGAMA DEWA YADNYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

KELOMPOK 7 NAMA ANGGOTA

 KETUT ALIT WIRA ADI KUSUMA (05) ( KETUA )

 NI LUH LINA ANGGRENI (27) ( SEKETARIS )

 NI LUH DIAH CITRA URMILA DEWI (14)

 I PUTU PARWATA (33)

SMP N 2 RENDANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

(2)

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa , Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat beliau penulis dapat menyelesaikan Tugas Agama ini Yang berjudul dewa yadnya .Tujuan penulis selain untuk membuat tugas secara berkelompok juga untuk dapat menambah pemahaman penulis mengenai dewa yadnya dan menginformasikan kepada pembaca agar dapat lebih memahami mengenai yadnya .Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak “ ,penulis menyadari bahwa hasil penulisan makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi menyempurnakan makalah ini.

Di dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat petunjuk dari berbagai pihak dan media.Oleh karena itulah, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang membantu dalam makalah ini.

Demikianlah sepatah pengentar kami ,semoga dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca .Dan atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Om Santih ,Santih ,Santih Om

DAFTAR ISI

(3)

BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar belakang...1 1.2 Rumusan masalah...2 1.3 Tujuan penulisan...2 1.4 Manfaat penulisan...2 1.5 Penjelasan konsep...3 BAB II PEMBAHASAN...4 2.1 PEMBAHASAN...4

2.1.1 Pengertian ketahanan nasional...4

2.1.2 Fungsi dan kedudukan ketahanan nasional Indonesia ...4

2.1.3 Konsep ketahanan nasional ekonomi bangsa dan Negara ...5

BAB IV KESIMPULAN...6

2.1 Kesimpulan...6

DAFTAR PUSTAKA...7

BAB I

(4)

1.1 Pengertian dan Hakekat Dewa Yadnya

Dalam kehidupan,setiap orang wajib melakukan pengorbanana kepada sang hyang widhi ,sesama,dirinya,dan lingkunganya.berkobanan dalam ajaran agama hindu di sebut yajna.secara ethimologi kata yajna berasal dari bahasa sanskerta yaitu dari kata “yaj” yang artinya pemujaan atau memberi penghormatan atau dijadikan suci . kemudia ,dari urat kata “yaj” , timbul katak –kata yaja yang artinya kata –kata dalam pemujaan ,yajata artinya layak memperoleh penghormatan , yajus artinya sakral,retus,agama,dan yajna artinya pemujaan, doa persembahan .yajna yang harus kita laksanakan dalam kehidupan ini dilandasi oleh hutang manusia yang dibawa sejak lahirkan ke dunia ini , hutang manusia ada 3 banyaknya yang disebut Tri Rna. Adapun hutang –hutang yang di maksud antara lain seperti berikut .

1. Deva Rna adalah hutang hidup kepada sang hyang widhi yang telah menciptakan alam semesta, termasuk diri kita . untuk semua ini wajib membayar hutang kepada sang hyang widhi dengan melaksanakan deva yajna dan butha yajna. Contoh pelaksaanaan deva yajna seperti berdoa kepada sang hyang widhi dan melaksanakan dharma. Contoh pelaksanaan butha yajna memelihara alam lingkungan sebagai tempat kehidupan semua mahluk.

2. Rsi Rna hutang kepada para rsi yang mengorbankan kehidupannya untuk memberikan bimbingan dan tuntunan kepada manusia sehingga mendapatkan pencerahan melalui ajaran –ajaranya . Rsi Rna di bayar dengan melaksanakan rsi yajna.

3. Pitra Rna adalah hutang kepada orang tua atau leluhur . leluhur dan orang tua sangat berjasa dan memiliki peranan besar atas kehidupan kita saat ini. Karma leluhur dan orang tua berpengaruh terhadap keberadaan setiap orang. Oleh karenanya , menjadi kewajiban kita untuk membalas jasa –jasa leluhur dan orang tua kita. Membayar hutang kepada orang tua dan leluhur dapat dilaksanakan dengan melaksanakan Pitra Yajna dan Manusa Yajna.

Dari tiga hutang dasar manusia tersebut muncul lima cara untuk membayar hutang. Membayar hutang kita melalui melakukan pengorbanan kepada sang hyang widhi , orang suci, orang tua, sesama, serta mahluk yang lebih rendah dari manusia. Yajna dalam agama Hindu ada lima yakni :

1. Deva Yajna 2. Rsi Yajna 3. Pitra Yajna 4. Manusa Yajna 5. Bhuta Yajna

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian dan hakekat dewa yajna 2. Tujuan dewa yajna

3. Sumber dan dasar hukum yajna 4. Tingkatan pelaksanaan dewa yajna 5. Syarat –syarat melaksanakan dewa yajna 6. Pelaksanaan dalam kehidupan sehari –hari

BAB II

PEMBAHASAN

2.1

Pengertian dan Hakekat Deva Yajna

Dewa yajna berasal dari bahasa sanskerta “Div” yang artinya sinar suci dan “Yaj” yang artinya pemujaan atau memberi penghormatan atau menjadikan suci. Jadi dewa yajna yaitu korban suci / persembahan suci kepada sang hyang widhi wasa dan seluruh manifestasi –nya yang terdiri dari dewa brahma ( selaku pencipta ) dewa wisnu (pemelihara ) dewa siwa ( pelebur ) adanya pemujaan kehadap dewa – dewi / para dewa karena beliau di anggap mempengaruhi dan mengatur gerak kehidupan di dunia ini. Hakekat yajna Bhagavadgita 3 14 menyatakan bahwa “ Yajna berasal dari karma “ ini berati bahwa dalam yajna perlu adanya kerja , karena dalam yajna menurut adanya perbuatan tuhan menciptakan alam beserta isinya diciptakan dengan yajna maka patutlah manusia pun melaksanakan yajna untuk memelihara kehidupan didunia ini. Tanpa adanya yajna maka perputaran roda kehidupan akan berhenti. Yajna merupakan salah satu wujud dari Tri Kerangka Agam Hindu yaitu termasuk

(6)

dalam upacara ritual hal ini dikarenakan penerapan yajna di kaitkan dengan upacara agama hindu yaitu dalam bentuk ritual .

2.2 Tujuan Deva Yajna

Dalam banyak sloka dari berbagai kitab menyatakan bahwa alam semesta beserta isinya termasuk manusia ; diciptakan , dikembangkan melalui yajna. Oleh karena itu yajna yang dilakukan oleh manusia tentu bertujuan untuk mencapai tujuan hidup manusia menurut konsep hindu yakni mokshartam jagat hita ( kebagian sekala dan niskala ). Dalam rangka mencapai tujuan tertinggi tersebut manusia harus melakukan aktivitas dan berkarma. Paling tidak 4 hal yang harus dilakukan yaitu 1. Penyucian diri untuk mencapai kebahagiaan maka hidup ini harus suci

2. Peningkatan kualitas diri, meningkatkan kualitas jiwatman sehingga tujuan tertinggi yaitu bersatunya atman dengan brahman ( brahman atman aikyam ) dapat tercapai.

3. Sebagai sarana menghubungkan diri dengan tuhan oleh karena itu manusia dalam rangka mencapai tujuan tidak akan lepas dari tuntunan atau kekuasaan tuhan. 4. Sebagai ungkapan rasa terima kasih ,manusia memiliki rasa dan pikiran dan

dalam tatanan kehidupan sosial terikat pada aturan susila dan moral. Dengan olah rasa yang baik maka rasa syukur merupakan salah satu motivasi utama untuk selalu berbuat kebaikan.

2.3 Sumber dan Dasar Hukum Yajna

Dasar pelaksanaan upacara yajna adalah Tri Rna. Weda mengajarkan tuhan menciptakan alam semesta ini berdasarkan yajna, karena itu menurut ajaran rna alam ini berhutang kepada tuhan untuk melepaskan diri dari keterikatan akan hutang itu , umat hindu melaksanakan yajna salah satunya berupa upacara dengan memakai sarana upakara / banten. Dalam lontar agastya parwa ini dibagi menjadi lima bagian berikut :

1. Dewa yajna yaitu mempersembahkan minyak, biji –bjian kepada dewa siwa agni ditempat pemujaan dewa .

2. Rsi yajna yaitu menghormati pendeta dan membaca –baca kitab suci. 3. Pitra yajna yaitu upacara kematian agar roh mencapai alam siwa.

4. Bhuta yajna yaitu mensejahterahkan tumbuh –tumbuhan dan menyelenggarakan upacara tawur agung dan panca wali krama.

5. Manusa yajna yaitu memberi makanan kepada masyarakat .

(7)

Tingkatan yajna didasari oleh besar kecil nya upakara yang dipersembahkan dan di bedakan menjadi tingkatan yaitu :

1. Kanista 2. Madyama 3. Utama

Masing –masing dari ketiga tingkatan di atas dapat di bedakan dalam 3 tingkatan lagi didasarkan dari kecilnya upakara yang menjadi sarana persembahannya yaitu : 1. Nistaning Nista 2. Nistaning madya 3. Nistaning Utama 4. Madyaning Nista 5. Madyaning Madya 6. Madyaning Utama 7. Utamaning Nista 8. Utamaning Madya 9. Utamaning Utama

Perbedaan tingkatan yajna disesuaikan dengan tingkatan kemampuan umat yang akan melaksanakan karena bertujuan yajna yang menuju kesejahteraan dan kebahagiaan tidak memberikan penderitaan bagi umat dan dari segi kualitas kesembilan tingkatan yajna tersebut tidak lah ada perbedaan sepanjang di laksanakan dengan rasa bhakti dan ketulusan dan kesucian hati.

2.5 Syarat –Syarat 7 Pelasanaan Yajna

1. Sradha artinya pelaksanaan yajna hendaknya dengan keyakinan penuh diyakini kebenarannya yang bersifat mutlak

2. Lascarya artinya suatu pengorbanan atau persembahan besar atau kecil sedikit ataupun banyak dari ukuran materi hendaknya dengan penuh keiklasan .

3. Sastra artinya beryajna harus lah dilaksanakan berdasarkan petunjuk sastra kata sastra dalam hal ini adalah peraturan atau ketentuan hukum yang bersumber dari kitab suci. 4. Daksina artinya suatu penghormatan dan penghargaan dalam bentuk harta benda atau

uang yang dihaturkan secara tulus iklas kepada pemimpin upacara ( pandita , pemangku, ) yang telah berjasa sehingga upacara berjalan dengan aman, lancar dan sukses .

5. Mantra artinya setiap pelaksanaan upacara keagamaan yang berkualitas unsur mantra atau gita nyanyian ke –tuhanan adalah sangat penting lagu –lagu suci untuk

(8)

pemujaan diucapkan umat pinandita , dan pandita sesuai dengan ketentuan dan aturanya .

6. Anna sewana artinya jamuan makan atau minum kepada tamu upacara. Atithi yadnya sesuai dengan kemampuan masing-masing juga salah satu syarat yadnya yang baik. Namun demikian jamuan ini tidak boleh dipaksakan kalau dipaksakan bukanllah disebut yadnya yang sattwika.

7. Nasmuta artinya suatu upacara agama hendaknya tidak dilangsungkan dengan tujuan

pamer, kemewahan, atau pamer kekayaan dengan maksud tamu dan tetangga berdecak kagum tetapi bukan berrati yang mammpu tidak boleh menampilkan kemewahan dan keindahan dalam upacara yadnya,asalkan kemewahan dan keindahan yang dihadirkan itu hanya pantas dilangsungkan dengan tujuan mengagunggkan nama tuhan. Atau dengan kata lain tidak menekan semata-mata aspek ritual dan seremonila belaka.

2.6 Pelaksanaan dalam Kehidupan Sehari-hari

Adanya pemujaan upacara pemujaan serta persembahan suci tulus iklas kepada tuhan dan sinar suciNya yang disebut dewa –dewi adanya peujaan kehadapan Dewa/Dewi para dewa karena beliau dianggap mempengaruhi dan mengatur gerak kehidupan di dunia ini. Salah satu dari upacara yadnya sperti upacara hari raya Saraswati yaitu upacara suci yang dilaksanakan oleh umat hindu untuk memperingati hari turunnya illmu pengetahuan yang jatuh pada hri sabtu , yang dalam kalender bali disebut umanis wuku watugunung pemujaan ditunjjukkan kehadapan tuhan sebagai sumber illmu pengetahuan dan dipersonifikasikan sebagai wanita cantik bertangan empat,memegang wima(sejenis alat music), genitri (semacam tasbih), pusaka lontar bertuliskan sastra Ilmu Pengetahuan di dalam kotak kecil serta bunga tertai yang melambangkan kesucian.

(9)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan 4.2 Saran

Sebagai umat hindu sepatutnya kita melaksanakan yajna karena manusia memiliki tiga hutang yang yang disebut dengan tri rna yaitu

1. Dewa yajna adalah hutang kepada tuhan atau para dewa . 2. Pitra rna yaitu hutang kepada leluhur atau orang tua. 3. Rsi rna yaitu hutang kepada para rsi atau guru.

Referensi

Dokumen terkait

Keluaran dari sistem kendali logika fuzzy adalah suatu nilai yang nantinya akan digunakan sebagai masukan untuk ke lima motor pada quadrotor. 3.2.2.2

Peserta yang dinyatakan Lulus Ujian Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Diploma I, Diploma III, dan Diploma IV Politeknik Keuangan Negara STAN Tahun 2017

Potensi di bidang industri pertambangan tersebut membutuhkan strategi perencanaan dan pengembangan yang lebih komprehensif yang mempertimbangkan beberapa aspek,

telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui pendelegasian wewenangnya kepada PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia). PANDI memberikan persyaratan untuk membuat nama domain

1. Lingkungan yang mendukung proses pembelajaran yang efektif. Di SMP 1 Tulungagung dan SMPN Trenggalek lingkungannya sudah sangat mendukung terciptanya proses

Has il penelitian menunjukkan bahwa nilai Kuat Tekan maksimum campuran agregat dari berbagai quarry dengan menggunakan standar SK SNI diperoleh pada quarry Danau

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar (48%) responden memutuskan untuk mengurangi frekuensi pembelian jika terjadi kenaikan harga pada umbi-umbian, karena

pertanian dan perdagangan • Advokasi dalam rangka penyamaan persepsi kepada pengambil keputusan untuk meningkatkan prioritas pendanaan dalam pengelolaan persampahan PENDANAAN