• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahun 20 3 KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tahun 20 3 KATA PENGANTAR"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah SEJARAH AGAMA HINDU ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sejarah Agama Hindu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yag membangun demi kebaikan masa depan.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pada mulanya melalui Dewa Brahma sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi menurunkan Sabda kepada tujuh orang Rsi, yang oleh tujuh Rsi tersebut Sabda tersebut disebut Wahyu. Selanjutnya Wahyu yang terkumpul tersebut, atas inisiatif Rsi Wyasa dibantu oleh empat orang muridnya dibukukan menjadi Weda / Catur Weda. Catur Weda diterjemahkan oleh para Rsi menjadi Lontar, atau gubahan lain yang tujuannya agar lebih mudah sampai pada umat yang latar belakang kemampuannya berbeda.

Bertolak dan kenyataan ini maka tidak ada alasan bagi umat Hindu untuk tidak mengenal Weda, yang meskipun dalam bentuk gubahan atau terjemahan. Weda diturunkan di India tepatnya di lembah sungai suci Sindhu, kemudian sampai pada kita di Indonesia melalui beberapa proses atau fase-fase.

(3)

Veda adalah kitab suci Agama Hindu yang dturunkan oleh ida Sang Hyang Widhi Wasa kepada umat Hindu melalui para Rsi (Sapta Rsi) yaitu Rsi Grtsamada, Rsi Viswamitra, Rsi Atri, Rsi Bharadvaja, Rsi Vasistha, Rsi Kanva dan Rsi Vamadeva. Selanjutnya setelah wahyu tersebut diterima, maka atas jasa Maharsi Vyasa dan empat orang muridnya membukukan wahyu tersebut menjadi empat bagian yang sampai sekarang dikenal dengan nama Catur Veda, terdiri dari:

a) Maharsi Pulaha membukukan Reg Veda

b) Maharsi Jaimini membukukan Sama Veda

-c) Maharsi Vaisampayana membukukan Yajur Veda

d) Maharsi Sumantu membukukan Atharva Veda

1.2. Tujuan Makalah

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sejaah perkembangan Agama Hindu di dunia 1.2.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui sejarah Agama Hindu di India b. Untuk mengetahui sejarah Agama Hindu di Indonesia c. Untuk mengetahui perkembangan Agama Hindu sekarang d. Untuk mengetahu peninggalan sejarah Agama hindu di dunia e. Untuk mengetahui pelaksanaan Agama Hindu

1.3. Manfaat

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

2.1. Pengertian Veda

Veda adalah kitab suci Agama Hindu yang dturunkan oleh ida Sang Hyang Widhi Wasa kepada umat Hindu melalui para Rsi (Sapta Rsi) yaitu Rsi Grtsamada, Rsi Viswamitra, Rsi Atri, Rsi Bharadvaja, Rsi Vasistha, Rsi Kanva dan Rsi Vamadeva. Selanjutnya setelah wahyu tersebut diterima, maka atas jasa Maharsi Vyasa dan empat orang muridnya membukukan wahyu tersebut menjadi empat bagian yang sampai sekarang dikenal dengan nama Catur Veda, terdiri dari:

e) Maharsi Pulaha membukukan Reg Veda

f) Maharsi Jaimini membukukan Sama Veda

-g) Maharsi Vaisampayana membukukan Yajur Veda

h) Maharsi Sumantu membukukan Atharva Veda

2.2. Pembagian Veda

2.2.1. Reg Veda,

merupakan kitab tertua dan terpenting. Isinya dibagi atas 10 Mandala, menunjukkan kebenaran yang mutlak. Mantranya terdiri dari 10.552 yang diucapkan untuk mengundang, mendekatkan Tuhan dan manifestasinya yang dipuja agar hadir pada saat upacara Pengucapan mantra adalah pemimpin upacara yang disebut Hotr.

(5)

isinya diambil dan Reg Veda, kecuali beberapa nyanyian suci yang dinyanyikan pada saat upacara dilakukan. Jumlah mantranya terdiri atas 1.875. Yang menyanyikan lagu pujaan ini disebu Udgatr.

2.2.3. Yajur Veda,

terdiri dan 1.975 mantra, berbentuk prosa yang isinya berupa rafal dan doa pengucapannya adalah pemimpin upacara bernama Adhvaryu pada saat pelaksanaan upacara korban. Fungsi rafal adalah bukan memuja para Dewa melainkan mengubah upacara korban yang dipersembahkan menjadi makanan yang dapat diterima oleh para Dewa dengan pengucapan berulang-ulang disertai dengan menyebutkan nama manifestasi Dewa yang hendak dihadirkan.

2.2.4. Atharva Veda,

terdiri dan 5.987 mantra berbentuk prosa yang isinya berupa mantra-mantra yang kebanyakan bersifat magis, yang memberikan tuntunan hidup sehari-hari berhubungan dengan keduniawian seperti tampak dalam sihir, tenung, pedukunan. Isi sihir-sihir dimaksud bertujuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir roh-roh jahat, mencelakakan musuh dan lain sebagainya.

2.3. Perkembangan Agama Hindu di India pada zaman Upanisad

(6)

menerima Veda sebagai kitab suci Agama Hindu) dan tiga aliran tergabung dalam kelompok Nastika (kelompok yang menolak Veda sebagai kitab suci Agama Hindu). Aliran Nastika inilah secara otomatis keluar dan Agama Hindu sedangkan Aliran Astika tetap mengikuti Agama Hindu dan kembali pada Veda sebagai sumber segalanya bagi umat Hindu secara keseluruhan.

BAB III

PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI NEGARA LAIN

Beberapa bukti peninggalan sejarah dan kepercayaan masyarakat dunia dapat kita pergunakan sebagai dasar untuk menyatakan dan mempelajari bahwa agama Hindu pernah berkembang di negara-negara lain selain India antara lain sebagai berikut.

3.1. Afghanistan

Di Afghanistan telah ditemukan arca ganesa dari abad ke-5 M yang ditemukan di Gardez, afghanistan sekarang (Dargah Pir Rattan Nath, Kabul). Pada arca tersebut terdapat tulisan ’’besar dan citra indah mahavinayaka’’ disucikan oleh Shahi Raja Khingala. Arca Ganesa tersebut menunjukkan bahwa agama hindu merupakan agama yang dianut oleh masyarakat di Afghanistan pada abad ke-5 hingga abad ke-7.

Di Kampuchea saat ini terdapat taman wisata arkeologis angkor wat, yaitu kompleks kuil-kuil yang terdiri dari angkor wat, bayon, dan banteay srey. Angkor Wat merupakan candi Hindu yang dibangun sebagai penghormatan kepada Dewa Wisnu dan sebagai simbol kosmologi hindu. Angkor pernah menjadi kota suci tujuan para peziarah dari seluruh kawasan asia tenggara

3.2. Filipina

(7)

tembaga laguna atau disebut juga keping tembaga laguna. Prasasti tembaga laguna adalah dokumen tertulis pertama ditemukan dalam bahasa filipina. Piring itu ditemukan pada tahun 1989 oleh E. Alfredo Evangelista di laguna de Bay, di Metroplex, Manila, filipina. Prasasti tersebut bertuliskan tahun 822 saka. Dalam prasasti tersebut terdapat banyak kata dari bahasa sanskerta, jawa kuno, Malaya Kuno, dan Bahasa Tagalog Kuno.

3.3. Mesir ( Afrika )

Sebuah prasasti dalam bentuk inskripsi yang berhasil digali di Mesir

berangka tahun 1280 SM. Isinya memuat perjanjian antara Raja Ramses II dan bangsa Hittite.

Dalam perjanjian yang dilaksanakan oleh Raja Ramses II dengan bangsa Hittite tersebut, Mattravaruna sebagai dewa kembar dalam Weda telah dinyatakan sebagai saksi (H.R. hal ’’ancient history of the new east’’, hal 364). Maitravaruna adalah sebutan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam konsep ke-Tuhanan agama Hindu. Raja-raja Mesir di zaman purbakala mempergunakan nama-nama, seperti Ramses I, Ramses II, Ramses II, dan seterusnya. Kata ramses mengingatkan kita kepada Rama yang terdapat dalam kitab Ramayana. Rama, oleh umat Hindu diyakini sebagai penjelmaan atau awatara Dewa Wisnu, yaitu manifestasi dari Tuhan sebagai pemelihara, Wisnulah yang menyelamatkan dunia ini dari ancaman keangkaramurkaan.

3.4. Meksiko

(8)

menghasilkan penemuan beberapa patung ganesa ( baron humbolt dan harlas sanda ’’hindu superiority’’, hal 151).

Penduduk zaman purbakala yang ada di daerah-daerah ’’Meksiko’’ adalah orang-orang Astika, yaitu orang-orang yang percaya dengan keberadaan weda-weda. Kata astika adalah sebuah istilah yang saat ini masih dipergunakan oleh masyarakat Meksiko sebagai salah ucapan dari kata Aztec.

Festival Rama-Sita yang dirayakan oleh masyarakat Meksiko dapat disamakan dengan percaya hari dussara atau Navaratri. Penemuan patung ganesa kita hubungkan dengan arca ganesa sebagai putra dewa siwa dalam mitologi Hindu. Masyarakat Astika adalah suku bangsa Astec itu sendiri yang kebanyakan di antara mereka memiliki kepercayaan memuja dewa siwa.

3.5. Peru

Di sebelah barat-daya amerika latin terdapat negeri yang disebut dengan peru. Penduduknya melakukan pemujaan trhadap dewa matahari. Hari-hari raya tahunan masyarakat ini jatuh pada hari-hari Soltis. Masyarakat negeri peru dikenal dengan bangsa inca. Kata inca berasal dari kata ina yang berarti Matahari.

(9)

Siwa Raditya =surya= matahari. Pemujaan kehadapan dewa matahari ’’surya raditya’’ terbiasa dilakukan oleh umat hindu kita, sebagaimana juga dilaksanakan oleh bangsa Inca di Peru.

3.6. Kota Kalifornia

Kalifornia adalah sebuah kota yang terdapat di amerika serikat. Nama kota ini diperkirakan memiliki hubungan dengan kata kapila aranya. Di kota kalifornia terdapat cagar alam taman gunung abu ’’ash mountain park’’ dan sebuah pulau kuda ’’horse island’’ di alaska, amerika utara.

Kita mengenal kisah dalam kitab purana tentang keberadaan raja segara dan enampuluh ribu putra-putranya yang dibakar habis hingga menjadi abu oleh maharsi kapila. Raja sagara memerintahkan putra-putranya untuk menggali bumi menuju ke patala-loka dalam rangka kepergian mereka mencari kuda untuk persembahan. Oleh putra-putra raja sagara, kuda yang di cari itu diketemukan di lokasi maharsi kapila sedang mengadakan tapa brata. Oleh karena kedatangan para putranya mengganggu proses tapa brata beliau, akhirnya maharsi kapila memandang putra-putra raja itu dengan pandangan amarah sampai mereka musnah menjadi abu.

Kata patala-loka memiliki arti negeri di balik india, yaitu benua amerika. Kata kalifornia memili kedekatan dengan kata kapila aranya. Kondisi ini memungkinkan sekali karena secara nyata dapat kita ketahui bahwa di amerika terdapat cagar alam taman gunung abu yang kemungkinan sekali berasal dari abunya putra-putra raja sagara yang berjumlah enampuluhribu dan nama pulau kuda yang diambil dari nama kuda persembahan raja sagara.

(10)

Penduduk negeri kanguru ini memiliki jenis tarian tradisional yang disebut dengan siwa dance atau tarian siwa. Siwa dance adalah semacam tarian yang berlaku di antara penduduk asli Australia (spencer dan gillen ’’the native of central australia’’, halaman 621. Macmillan, 1899). Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa para penari ‘’siwa dance’’ menghiasi dahinya dengan hiasan mata yang ketiga. Hal ini merupakan suatu bukti yang dapat dijadikan sumber memberikan informasi kepada kita bahwa penduduk asli negeri kanguru ‘’australia’’ ini telah mengenal atau mendengar dongeng-dongeng weda dan nama-nama dewa dalam kitab suci weda.

BAB IV

Agama Hindu di Indonesia

(11)

Hyang Widhi dan diabadikan dalam bentuk Kitab Suci Weda. Dari lembah sungai sindhu, ajaran Agama Hindu menyebar ke seluruh pelosok dunia, yaitu ke India Belakang, Asia Tengah, Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai ke Indonesia. Ada beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia.

1. Krom (ahli - Belanda), dengan teori Waisya.

Dalam bukunya yang berjudul "Hindu Javanesche Geschiedenis", menyebutkan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya) India.

2. Mookerjee (ahli - India tahun 1912).

Menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India dengan armada yang besar. Setelah sampai di Pulau Jawa (Indonesia) mereka mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai tempat untuk memajukan usahanya. Dari tempat inilah mereka sering mengadakan hubungan dengan India. Kontak yang berlangsung sangat lama ini, maka terjadi penyebaran agama Hindu di Indonesia.

3. Moens dan Bosch (ahli - Belanda)

Menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadap penyebaran agama Hindu dari India ke Indonesia. Demikian pula pengaruh kebudayaan Hindu yang dibawa oleh para para rohaniwan Hindu India ke Indonesia.

(12)

Pengaruh agama hindu. Dapat diterima oleh bangsa indonesia dengan damai. Dengan demikian, perkembangan agama hindu di indonesia menjadi subur dan bervariasi, sebagaimana bukti-bukti yang ada dan kita ketahui, seperti berikut.

a. Kutai

Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantarayang memiliki bukti sejarah tertua. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman,Kalimantan Timur, tepatnya di hulusungai Mahakam. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

Aswawarman mungkin adalah raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga.

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.

b. Kalimantan Selatan

1. Kerajaan Tanjung Puri1

(13)

Kaki Pegunungan Meratus dan di tepi sungai besar sehingga di kemudian hari menjadi bandar yang cukup maju. Kerajaan Tanjung Puri bisa juga disebut Kerajaan Kahuripan, yang cukup dikenal sebagai wadah pertama hibridasi, yaitu percampuran antarsuku dengan segala komponennya.

2. Kerajaan Negara Dipa

Kerajaan Negara Dipa adalah kerajaan yang berada di pedalaman Kalimantan Selatan. Kerajaan ini adalah pendahulu Kerajaan Negara Daha. Kerajaan Negara Daha terbentuk karena perpindahan ibukota kerajaan dari Amuntai (ibukota Negara-Dipa di hulu) ke Muhara Hulak (di hilir). Sejak masa pemerintahan Lambu Mangkurat wilayahnya terbentang dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting.

Kerajaan Negara Dipa semula beribukota di Candi Laras (Distrik Margasari) dekat hilir sungai Bahan tepatnya pada suatu anak sungai Bahan, kemudian ibukotanya pindah ke hulu sungai Bahan yaitu Candi Agung (Amuntai), kemudian Ampu Jatmika menggantikan kedudukan Raja Kuripan (negeri yang lebih tua) yang mangkat tanpa memiliki keturunan, sehingga nama Kerajaan Kuripan berubah menjadi Kerajaan Negara Dipa. Ibukota waktu itu berada di Candi Agung yang terletak di sekitar hulu sungai Bahan (= sungai Negara) yang bercabang menjadi sungai Tabalong dan sungai Balangan dan sekitar sungai Pamintangan (sungai kecil anak sungai Negara). Kerajaan ini dikenal sebagai penghasil intan pada zamannya.

3. Kerajaan Negara Daha

Kerajaan ini tidak ada hubungannya dengan Kerajaan Daha di Jawa, yang lebih dikenal sebagai

Kerajaan Janggala.

(14)

Selatan).

Kerajaan Negara Daha merupakan kelanjutan dari Kerajaan Negara Dipa.

c. Jawa Barat

Kerajaan Tarumanegara

Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah baratpulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu

Prasasti yang ditemukan

1. Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor

2. Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.

(15)

4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor

5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor

6. Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor

7. Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor d. Jawa Tengah

Suburnya perkembangan agama hindu di jawa tengah dapat kita ketahui dari ditemukannya prasasti tukmas. Prasasti ini ditulis dengan huruf pallawa dan berbahasa sanskerta dengan tipe tulisan berasal dari tahun 650 masehi. Prasasti tukmas memuat gambar-gambar atribut : dewa tri murti, seperti trisula lambang dewa siwa, kendi lambang dewa brahma, dan cakra lambang dewa wisnu. Prasasti ini juga menjelaskan adanya sumber mata air yang jernih dan bersih yang dapat disamakan dengan sungai gangga.Sumber berita cina berasal dari masa pemerintahan dinasti tang tahun 618-696 masehi. Dari berita cina dapat diketahui di jawa tengan telah berdiri kerajaan kaling yang pada tahun 674 masehi diperintah oleh raja perempuan bernama ratu sima yang memiliki sistem pemerintahan sangat jujur.

d. Jawa Timur

Keberadaan kerajaan kanjuruan dapat kita pergunakan sebagai salah satu landasan untuk mengetahui perkembangan agama hindu di jawa timur. Prasasti dinoyo merupakan bukti peninggalan sejarah kerajaan kanjuruan. Prasasti ini banyak membicarakan perkembangan agama hidu di jawa timur. Prasasti dinoyo ditulis mempergunakan huruf kawi dengan bahasa sanskerta menuliskan angka tahun 760 masehi. Dikisahkan bahwa pada abad ke-8 M raja di kanjuruan bernama simha.

(16)

Keberadaan agama hindu di bali merupakan kelanjutan dari agama hindu yang berkembang di jawa. Agama hindu yang datang ke bali disertai oleh agama buddha. Dalam perkembangannya, kedua agama tersebut berakulturasi dengan harmonis dan damai. Kejadian ini sering disebut dengan sinkritisme siwa – buddha. Sebelum pengaruh hindu berkembang di bali, masyarakat telah mengenal sistem kepercayaan dan pemujaan seperti berikut.

a. Kepercayaan kepada gunung sebagai tempat suci.

b. Sistem kubur yang mempergunakan sarkofagus (peti mayat).

c. Kepercayaan adanya alam sekala dan niskala.

d. Kepercayaan adanya penjelmaan (punarbawa).

e. Kepercayaan bahwa roh nenek moyang orang bersangkutan dapat setiap saat memberikan perlindungan, petunjuk, sinar, dan tuntunan rohani kepada generasinya.

Demikianlah, sistem kepercayaan masyarakat bali sebelum pengaruh ajaran hindu datang ke bali. Sistem kepercayaan masyarakat bali tampak memiliki pola sangat sederhana. Setelah datangnya maharsi markhandeya di bali, pola kepercayaan yang sederhana itu kembali disempurnakan.

g. Nusa Tenggara Barat

(17)

BAB VI

PENINGGALAN SEJARAH AGAMA HINDU

6.1.Mesir

Sebuah prasasti dalam bentuk incripsi yang berhasil digali di Mesir berangka tahun 1280 S.M. Isinya memuat tentang perjanjian antara raja Ramases II dengan bangsa Hittite. Dalam perjanjian yang dilaksanakan oleh Raja Ramases II dengan bangsa Hittite tersebut, Maitravaruna sebagai dewa kembar dalam weda telah dinyatakan sebagai saksi (H.R. Hall “Ancient History of the New East”, hal 364). Maitravaruna adalah sebutan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam konsep ke Tuhanan agama Hindu. Raja-raja Mesir dijaman purbakala mempergunakan nama-nama seperti; Ramesee I, Rameses II, Rameses III dan seterusanya. Tentang kata Rameses, mengingatkan kita kepada Rama yang terdapat dalam kitab Ramayana. Rama, oleh umat Hindu diyakini sebagai penjelmaan atau awatara Vishnu, yaitu manifestasi dari Tuhan sebagai pemelihara. Vishnu-lah yang menyelamatkan dunia ini dari hancaman keangkara-murkaan.

6.2.Mexico

(18)

Superiority” halaman 151). Penduduk jaman purbakala yang ada di daerah-daerah “Mexico” adalah orang-orang Astika yaitu orang-orang yang percaya dengan keberadaan weda-weda. Kata Astika adalah sebuah istilah yang sampai saat ini masih terdengar oleh kita dipergunakan oleh masyarakat disana, sebagai

salah ucapan dari kata Aztec.

Festipal Rama-Sita yang dirayakan oleh masyarakat Mexico dapat disamakan dengan perayaan hari Dussara atau Navaratri. Penemuan patung Ganesa kita hubungkan dengan arca Ganesa sebagai putra Dewa Siwa dalam mithelogi Hindu. Masyarakat Astika adalah suku bangsa Aztec itu sendiri yang kebanyakan diantara mereka memiliki kepercayaan memuja Dewa Siwa.

6.3.Peru

(19)

6.4.Kalifomia

Kalifornia adalah sebuah Kota yang terdapat di Amerika. Nama Kota ini diperkirakan memiliki hubungan dengan kata Kapila Aranya. Di Kota Kalifornia terdapat Cagar Alam Taman Gunung Abu “Ash Mountain Park” dan sebuah Pulau Kuda “Horse Island” di Alaska - Amerika Utara. 6.5.Australia

(20)

Diposkan oleh: arya Kusuma - Sabtu, 22 Desember 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk dapat memahami dan mengerti akan sesuatu maka kita harus mempelajai dan mengenali-Nya terlebih dahulu. Sebagai umat islam bukanlah perbuatan yang salah jika kita mempelajari ajaran agama lain, untuk menambah wawasan dan mencari esensi dari agama tersebut.

1.2 Pembatasan Masalah

Penulis mencoba untuk membatasi masalah yang berkaitan erat dengan ajaran agama hindu yaitu :

-Sejarah agama Hindu -Ketuhanan Trimurti

-Inti ajaran agama hindu, dan -Aliran Hinduisme

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan sebuah makalah sebagai pencapaian dari :

1. Dalam memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah ilmu perbandingan agama

2. Mengkasi sehingga dapat memberikan pemahaman-pemahaman dalam ajaran agama tersebut.

(21)

Metode penulisan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan cara penulisan studi pustaka sesuai dengan referensi atau juga dari penyimakan-penyimakan buku yang sangat erat kaitannya dengan bahasan pokok

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematikan penulisan makalah ini sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II Pokok Bahasan yaitu Agama Hindu Bab III Penutup yang berisi Kesimpulan dan saran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Agama Hindu

Secara historis, kelahiran agama Hindu dilatarbelakangi dengan akulturasi kebudayaan antara bangsa Aria sebagai bangsa pendatang dan Iran, dengan bangsa Dravida sebagai penduduk asli India. Bangsa Aria masuk ke India kira-kira tahun 1500 SM. Dengan segala kepercayaan dan kebudayaan yang bersifat Vedawi, telah menjadi thesa di satu pihak, dan kepercayaan bangsa Dravida yang animist telah menjadi antithesa di lain pihak. Dan sinkretisme antara keduanya, lahir agama Hindu (Hinduisme) sebagai synthesa.

(22)

Kaum brahmana yang mengusai kitab Veda telah menjadi kelompok penentu ajaran Hindu, karena itu agama Hindu dikenal juga dengan istilah agma Brahmana atau disebut Dharma dalam bahasa Sanskerta. Dari sisi lain, agama Hindu terkadang disebut juga agama Weda, karena aja rannya bersumber dan kitab Weda, yang wujud lahiriahnya terdiri dari empat kelompok berikut.

1. Rig Weda, yaitu kitab Weda yang banyak mengandung puji-pujian (hymne).

2. Sama Weda, sebagai penjabaran dari Ring Weda ditandai dengan lagu-lagu dan nyanyian suci.

3. Yayur Weda, yakni kitab Weda yang banyak memuat perihal mantera-mantera untuk persembahan

dalam upacara-upacara keagamaan.

4. Atharwa Weda, yakni kitab Weda khusus bagi para pendeta tertentu dan golongan brahmana.

Sedangkan menurut isinya, kitab Weda dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :

1. Mantera, yang berarti nyanyian doa suci.

2.Brahmana, yang berisi uraian tentang upacara korban yang biasa dilakukan oleh pendeta.

3. Upanisyad, berisi tentang ajaran ketuhanan, perihal manusia dan kelahiran kembali.

2.2 Ketuhanan Trimurti

Sistem ketuhanan Hindu mendekati paham materialisme yang bersifat naturalis, karena disandarkan pada peristiwa dan kejadian alam, sehingga hampir segala gejala dan gerak alamiah merupakan manifestasi dan lambang kekuatan. Tidaklah mengherankan apabila kepercayaan terhadap kekuatan yang majemuk itu, menggiring ketuhanan Hindu ke arah polytheisme yang memuja banyak dewa.

Di antara sekian banyak dewa yang dipuji sebagai sumber segala kekuatan, hakikatnya terkoordinasi dalam ketuhanan Trimurti, berikut ini.

(23)

Dewa yang dianggap sebagai pencipta alam, yang telah mewujudkan alam ini dengan segala isinya. Dalam mengendalikan kekuasaannya, dewahmana didampingi dewi yang sakti, yakni Dewi Saraswati (dewi kesenian dan pengetahuan); juga memiliki kendaraan khusus yaitu hewan unggas yang disebut Hangsa.

b. Wisynu

Dianggap sebagai dewa pemeliharaan alam dengan kekuasaan mendamaikan umat manusia, memelihara ketertiban, serta mewujudkan kedamaian. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewa Wisynu juga didampingi oleh dewi sakti yang disebut Dewi Sri (dewi kebahagiaan). Kendaraan khusus untuk Wisynu dilambangkan dengan burung Rajawali atau Garuda.

c. Syiwa

Dianggap sebagai dewa perusak alam yang kekuasaannya berhubungan dengan kejahatan manusia. Timbulnya peperangan, pembunuhan dan sebagainya. Perlambang sedang berperannya kekuasaan Syiwa. Sebagaimana Brahmana dan Wisynu, maka Syiwa pun didampingi dewi sakti yang disebut Dewi Durga (dewi kematian). Kendaraan khusus untuk Wisynu dilambangkan dengan lembu jantan yang disebut Nandi.

Wujud ketuhanan Hindu yang polytheisme akan nampak jelas dengan memperhatikan pemujaan terhadap bermacam-macam dewa sesuai dengan gerak alam. Penguasaan matahari oleh Dewa Surya, langit dan lautan oleh Down Waruna, hujan dan perang untuk Dewa Indra, atau angin topan untuk Dewa Maruta dan bumi oleh Dewi Pertiwi.

(24)

2.3 Inti Ajaran Hindu

a.Tentang korban dan sajian, sebagai persembahan kepada para dewa atau penghormatan terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal. Korban umum dilakukan dalam bentuk kebersamaan antara masyarakat setempat, biasanya dalam menghadapi musibah, upacara pembakaran mayat dan lain-lain. Korban dilakukan khusus oleh keluarga tertentu dalam hubungannya dengan peristiwa perkawinan, kelahiran dan kematian.

b.Tentang roh disebutkan adanya roh umum yang bersifat universal, yakni Brahman sebagai Tuhan penguasa semesta dan roh umum yang telah terkurung dalam tubuh atau benda yang disebut Atman.

c. Perihal karma, bahwa perbuatan manusia di dunia akan selalu berhubungan dengan hukum kausalitas dimana perbuatan baik akan menimbulkan akibat baik, dan perbuatan jahat akan mengakibatkan timbulnya kejahatan.

d.Bahwa proses kehidupan manusia, tidak terlepas dari kesengsaraan (samsara) dimana manusia lahir, hidup, berbuat, mati, lahir lagi, dan seterusnya. Semuanya akan terus berputar dan tak pernah berhenti, melainkan dengan jalan kelepasan.

e.Tentang kelepasan atau disebut Moksa, merupakan jalan menghindari kesengsaraan dengan cara membebaskan diri dan godaan keinginan yang melekat dalam tubuh manusia.

2.4Aliran Hinduisme

a. Aliran Wedanta atau disebut juga utara Mimamsa, dipelopori oleh pendeta Badrayana

yang termaktub dalam buku Wedanta Sutra dan Brahmasutra. Penganut terkenal dari aliran ini adalah pendeta Ramanuya (akhir abad 11 M). Aliran ini berisi :

(25)

2) Bahwa hakikat nanusia adalah penjelmaan rahman dalam wujud yang terbatas yang disebut

Atman; terdiri dari Purusa dan Praketti (Rohani dan Jasmani) yang bersifat sementara.

3)Kelepasan dilakukan dengan menghilangkan keterbatasan Brahman dalam situasi Atman melalui pengetahuan serta kesadaran diri terhadap kenyataan yang dialami.

b. AliranSamkhya, disponsori oleh Pendeta Kapila (sekitar abad 8 SM) bersamaan lahirnya

Upanisyad. Aliran ini berisi :

1)Bahwa sumber segala sesuatu adalah dua zat yang kekal, yakni Purusa (roh) dan Prakerti (benda). Di dalam Prakerti terdapat tiga guna sebagai daya kekuatan, yakni Sattawa (daya terang yang membawa kesadaran). Rajasa (daya penggerak atau motivator untuk melakukan aktivitas), serta daya putus asa (yang membawa kemalasan).

2) Bahwa persekutuan antara Purusa dan Prakerti akah melahirkan situasi mahal yang dapat menimbulkan ahamkara. Dan hubungan keduanya timbul pengamatan, perbuatan dan budi. 3)Bahwa kelepasan dilakukan dengan cara mengembalikan Purusa kepada kepribadiannya semula,

melalui pengetahuan praktis (yoga).

c. Aliran Yoga,. sebagai kelanjutan operasional dan aliran Samkhya, dipelopori oleh

pendeta Patanjali (sekitar tahun 450 M). Aliran ini menyatakan :

Bahwa jajan kelepasan diperoleh tergantung pada diri manusia sendiri dalam usahanya melepaskan diri dari segala keinginan pada barang-barang yang tampak, sehingga tidak berminat sama sekali pada hal-hal duniawi (wairagya).

(26)

a.Ahimsa (jangan, membenci, mencuri, berbuat mesum, dan sebagainya).

b.Membersihkan diri lahir batin semata-semata hanya untuk berbakti pada Tuhan. c.Penguasaan nafas hidup.

d.Peguasaan gerak-gerik tubuh. e.Perenungan diri sendiri.

f.Perenungan barang yang diamati. g.Mematikan rangsangan dari luar. h.Penghapusan identitas pribadi.

Dari persiapan yang bersifat etis, fisis, imaginatif dan samadhi, dimaksudkan untuk mencapai tujuan akhir dari manusia, yakni berpisahnya pengaruh Prakerti dalam Purusa dengan Tuhan sebagai titik sasaran renungan. Dari sini dapat dimengerti bahwa kelepasan Yoga bukan dalam bentuk persekutuan Tuhan seperti Wedanta, bukan pula pengingkaran terhadap peranan Tuhan seperti Samkhya, melainkan Tuhan diwujudkan secara simbolis dan bersifat pasif.

d. Agama Sikh, dikategorikan sebagai gerakan pembaharuan dalam Hinduisme, yang

ditimbulkan akibat pengaruh masuknya agama Islam 12) dan agama Kristen (abad-18) ke India. Di bawah pimpinan Kabir dan Nanak, gerakan Sikh berkembang di India dengan inti ajaran sebagai berikut.

 Bahwa Tuhan adalah zat yang disembah oleh penganut sebuah agama. Oleh karena itu, penyembahan terhadap banyak dewa merupakan kesalahan.

Kelepasan diperoleh dengan iman dan bakti serta persekutuan dengan Tuhan di dalam kasih.

(27)

e. Agama Brahma Samaj, merupakan gerakan pembaharuan Hinduisme sebagai reaksi dari pengaruh agama Kristen di India. Didirikan oleh Ram Mohan Roy (1772-1833) seorang Hindu yang berpendidikan barat. Brahma Samaj yang berarti persekutuan masyarakat brahman, melaksanakan kebaktiannya setiap hari Sabtu, semacam misa Minggu yang dilakukan umat Kristen. Acara kebaktian dilaksanakan dengan membaca ayat Weda, menafsirkan Upanisyad, berkotbah dalam bahasa Benggala dan menyanyikan lagu-lagu Hindu yang diiringi musik. Beberapa inti ajaran dari gerakan ini adalah sebagai berikut.

Bahwa Weda merupakan satu-satunya kitab suci sebagai dasar iman.

Tuhan adalah Zat yang berpribadi dan tidak pernah meniti, Maha Mendengar dan mengabulkan doa.

Menyembah Tuhan harus dilakukan secara rohani.

Jalan kelepasan untuk memperoleh keselamatan dilakukan dengan cara tobat serta menghentikan perbuatan dosa.

Sebagai gerakan Hinduisme yang moderat, Brahma Samaj banyak dianut oleh masyarakat India, dimana kegiatannya diperluas sampai ke bidang sosial kemasyarakatan. Dari gerakan ini, lahir aliran Arya Samaj yang dipimpin oleh Swami Dayanad Saraswati dan Ram Krisna Mission yang dipimpin oleh Sri Rama Krisna.

Selain kitab Weda, Hinduisme juga sangat menghargai hasil kesusasteraan yang termaktub dalam kitab Ramayana dan Mahabarata, dimana keduanya mengungkapkan perihal nilai perjuangan menegakkan kebenaran. Ramayana adalah hasil karya Walmiki yang mengemukakan peranan Rama dan Sinta dalam menghadapi keangkaramurkaan Rahwana; sedangkan Mahabarata hasil tulisan Wiyasa menampilkan peranan Pandawa melawan kejahatan Kurawa.

(28)

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelahiran agama hindu di latar belakangi dengan akulturasi kebudayaan antara bangsa Arya sebagai bangsa pendatang dari iran, dengan bangsa dravida sebagai penduduk asli India. Agama hindu lebih banyak diwarnai oleh adanya klasifikasi masyarakat penganutnya kedalam kasta-kasta, adapun dewa-dewa yang dipuji sebagai sumber segala kekuatan, hakikatnya terkoordinasi dalam ketuhanan trimurti yaitu : Brahma, Wisnu dan Syiwa.

Inti dari ajaran agama hindu antara lain :

-Tentang korban dan sajian, sebagai persembahan kepada para dewa atau penghormatan terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal.

-Tentang roh disebutkan adanya roh namun yang bersifat universal, yakni Brahman sebagai tuhan penguasa semesta dan roh umum yang telah terkurung dalam tubuh atau benda yang disebut atman.

-Perihal karma

-Tentang proses kehidupan manusia -Tentang kelepasan atau disebut moksa

Aliran-aliran agama hindu yaitu : -Aliran wednta atau utara mimamsa -Aliran Samakhya

-Aliran Yoga -Agama Sikh

(29)

Dengan kita memahami ajaran agama yang lain, kita dapat mengambil suatu manfaat yang ada dalam ajaran agama hindu ini selagi ajaran itu tidak menyimpang dari keyakinan kita, semoga apa yang kita lakukan mendapatkan ridho dan maghfiroh dari Allah Swt.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Agama Hindu merupakan agama yang mempunyai usia tertua dan merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh manusia. Agama Hindu pertama kali dikenal di India. Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 Jaman/fase, yakni Jaman Weda,Jaman Brahmana, Jaman Upanisad danJaman Budha

(30)

7.2. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Selain kelima keyakinan dasar yang wajib dimiliki oleh umat Hindu, salah satu Kitab Suci Veda, yaitu Bhagavadgita yang disebut sebagai Veda Kelima (Pancama Veda), juga mewajibkan

Puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya skripsi penulis yang berjudul “Pengaruh Loyalitas Pegawai Terhadap Kinerja

Puji syukur dipanjatkan ke hadapan Tuhan Yang Mahaesa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul “Variasi Fonologis dan Leksikal

Puji syukur penulis panjatkan atas asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat Rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “EKSISTENSI LEMBAGA

Selain kelima keyakinan dasar yang wajib dimiliki oleh umat Hindu, salah satu Kitab Suci Veda, yaitu Bhagavadgita yang disebut sebagai Veda Kelima (Pancama Veda), juga mewajibkan

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat Beliau-lah penulis dapat menyelesaikan

Atas Asung kerta wara nugraha Ida Hyang Widhi Wasa,Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, menyambut dengan baik upaya

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul