• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KURIKULUM 13 KELAS V DI SD NEGERI 1 BOJONG MENTENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KURIKULUM 13 KELAS V DI SD NEGERI 1 BOJONG MENTENG"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

BERBASIS KURIKULUM 13 KELAS V DI SD NEGERI

1 BOJONG MENTENG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Nama Mahasiswa : NUR EVENI KHOLIVAH

Nim : 1586206124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2019

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Nur Eveni Kholivah

Nomor Pokok Mahasiswa : 1586206124

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Kurikulum 13 di SD Negeri 1 Bojong Menteng

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Proposal Skripsi.

Tangerang, April 2020

Tim Pembimbing : Tanda Tangan

PembimbingI, Ina Magdalena, M.pd ……… NBM.0400106901 PembimbingII, Septy Nurfadhillah, M.Pd ……… NBM.

Ketua Program Studi PGSD

Ina Magdalena, M.Pd NBM.0400106901

(3)
(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Eveni Kholivah

Nomor Induk Mahasiswa : 1586206124

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Pengembangan Lembar Kerja

Siswa (LKS) Berbasis Kurikulum 13 di SD Negeri 1 Bojong Menteng” beserta

seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Tangerang, April 2020

Nur Eveni Kholivah NIM. 1586206124

(5)

iv

ABSTRAK

(6)

v

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis

Kurikulum 13 di SD Negeri 1 Bojong Menteng” skripsi ini penulis susun untuk

memenuhi persyaratan dalam mendapatkan Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Selama penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Amarullah M.Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang.

2. Dr. Enawar, S.Pd, MM, MOS. Selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang.

3. Ina Magdalena, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP UMT.

4. Ina Magdalena, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan dengan penuh rasa iklas dan sabar. 5. Septy Nurfadhillah, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan dengan penuh rasa iklas dan sabar.

6. Kepala Sekolah SD Negeri 1 Bojong Menteng yang memberikan saya izin melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Almh. Ibu saya yang selalu menginginkan saya melanjutkan kuliah dan sekarang menjadi kenyataan.

8. Ayah saya yang selalu mendoakan dari jauh. Sehingga saya bisa melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan saya sampai sarjana. Seoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada ayah saya.

(8)

vii

9. Kedua Mertua saya yang selalu mendoakan dan membimbing saya sampai saat ini. Sehingga saya bisa melanjutkan pendidikan saya sampai Sarjana. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada kedua mertua saya.

10. Suami saya yang selalu memberikan support sampai saat ini. Sehingga saya bisa menyelesaikan pendidikan dan melewati berbagai rintangan.

11. Ketiga anak anak saya yang selalu memberikan senyuman manis.

12. Serta sahabat-sahabat saya seperjuangan yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi sumbangan bagi perkembangan ilmu pendidikan.

Tangerang, April 2020

(9)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG PROPOSAL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRAC ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian Pengembangan ... 5

D. Spesifikasi Produk yang diharapkan ... 5

E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 6

F. Definisi Istilah ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 8

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: ... 8

BAB II ... 10

Kajian Pustaka ... 10

A. Landasan Teori ... 10

(10)

ix

2. Bahan Ajar ... 36

3. Lembar kerja siswa (LKS)... 50

B. Penelitian yang relevan ... 59

C. Kerangka berpikir Pengembangan ... 62

BAB III ... 64

METODE PENELITIAN ... 64

A. Model Penelitian dan Pengembangan ... 64

B. Prosedur penelitian dan Pengembangan ... 68

1. Analysis (Analisis)... 68

2. Tahap Perancangan (Design) ... 69

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 71

D. Uji Coba Produk ... 72

E. Desain Uji Coba ... 74

a. Ahli Materi ... 75

b. Ahli Media ... 78

F. Subjek uji coba ... 83

G. Jenis data ... 84

H. Instrumen pengumpulan data ... 84

1. Kisi-kisi angket ... 85

2. Kisi-kisi Instrumen Observasi ... 87

I. Teknik analisis data ... 87

1. Analisis kevalidan ... 87

2. Analisis kualitas ... 89

(11)
(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Elemen Utama Perbaikan Kurikulum ... 14

Gambar 2. 2 Elemen Perubahan ... 16

Gambar 2. 3 Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills ... 17

Gambar 2. 4 Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013 ... 18

Gambar 2. 5 Critical Point Implementasi Kurikulum 2013 ... 19

Gambar 2. 6 Langkah Penguatan Proses ... 21

Gambar 2. 7 Kerangka Pikir Pengembangan LKS Model PBM ... 62

Gambar 3. 1 Model Penelitian Pengembangan ... 68

Gambar 3. 2 Prosedur Penelitian Pengembangan ... 71

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbedaan Bahan ajar, buku ajar, buku teks ... 48

Tabel 2. 2 Kerangka Pikir Pengembangan LKS Model PBM ... 62

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian ... 71

Tabel 3. 2 Tabel Uji Ahli Materi ... 75

Tabel 3. 3 Table Uji Ahli Media ... 78

Tabel 3. 4 Kisi-kisi instrument untuk ahli media... 85

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Instrumen Untuk Ahli Materi ... 86

Tabel 3. 6 Kisi-kisi Angket Siswa ... 86

Tabel 3. 7 Kisi-kisi Instrumen Observasi ... 87

Tabel 3. 8 Kriteria Penilaian Validasi ... 88

Tabel 3. 9 Kriteria Kualitas LKS... 89

Tabel 3. 10 Presentase Kriteria Kategori Kualitas ... 90

Tabel 3. 11 Pedoman Penskran Angket Respon Siswa... 91

(14)
(15)

xiv

(16)
(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Trianto (2010) menyatakan bahwa pada kurikulum dalam dunia pendidikan menyimpulkan masih banyak guru yang masih sulit dan kurang kreatif untuk membangunkan semangat siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa. Lembar Kegiatan Siswa ini dibuat sekreatif mungkin agar dapat menarik minat siswa untuk bekerja. Dalam penyusunannya perlu memperhatikan berbagai unsur-unsur yang dibutuhkan dalam menyusun lembar kegiatan siswa tersebut. Lembar kegiatan siswa ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam memahami, dan menerapkan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Lembar kegiatan siswa tersebut akan menjadi pedoman pengajaran bagi siswa. Dalam menyusun lembar kerja siswa tersebut guru juga merasa kesulitan karena harus memberikan petunjuk motivasi agar siswa sangat antusias pada saat belajar.

Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat di Indonesia pelajaran ilmu pengetahuan sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan

(18)

2 dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Untuk lebih memahami pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial, mari kita simak pengertian dari beberapa ahli:

Somantri (2008) menyatakan IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

Mulyono Tj.(1980) berpendapat bahwa IPS adalah suatu pendekatan interdisipliner (inter-disciplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu soial, seperti sosiologi antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Pasal 1 ayat 1 no 20 tahun 2003 SISDIKNAS : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pasal 3 no 20 tahun 2003 SISDIKNAS : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

(19)

3 cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan adanya ketentuan undang-undang yang mewajibkan IPS sebagai mata pelajaran dalam sistem pendidikan di Indonesia telah menjadikan kedudukan IPS semakin jelas dan kokoh. Hal ini sekaligus menjawab berbagai keraguan dan kekhawatiran yang pernah dialami oleh para akademis dan praktisi IPS diberbagai lembaga pendidikan pada saat sebelum lahirnya undang-undang.

IPS tingkat sekolah dasar bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and valueI) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau maslah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan bermasyarakat agar menjadi warga Negara yang baik.

Bahan ajar memungkinkan peserta didik dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu mengusai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar mencakup beberapa hal antara lain petunjuk belajar (petunjuk peserta didik/guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi.

Sebagai guru tentu sudah tidak asing lagi dengan bahan ajar cetak yang satu ini yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS pada umumnya dibeli dan bukan dibuat sendiri oleh guru. Padahal LKS bisa dibuat sendiri dan jauh lebih menarik

(20)

4 serta kontekstual sesuai situasi dan kondisi sekolah ataupun lingkungan sosial budaya siswa.

Berdasarkan hasil survei kebutuhan pada tanggal 30 Juni 2019 pukul 10.30 WIB bersama Ibu “D” guru wali kelas V SD NEGERI 1 BOJONG MENTENG terkait pelaksanaan kurikulum 2013, guru D mengatakan bahwa masih perlu adanya pendampingan, monitoring terkait dengan pelaksanaan kurikulum 2013. Selain itu, perlu adanya ketersediaan buku, media pembelajaran, dan aplikasi penilaian yang dapat memudahkan guru-guru untuk merekap nilai menjadi raport. Konsep-konsep dalam kurikulum 2013 sudah dipahami oleh ibu D. Model Pembelajaran yang cocok menurut ibu D yang dapat membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah hidup sehari-hari terkait dengan tema dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yaitu salah satunya adalah model pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah dapat bereksplorasi dengan tahapan-tahapan yang ada dalam pendekatan saintifik. Kekhasan komponen-komponen utama dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat menonjolkan langkah-langkah penyelesaian masalah yang ada. Pemahaman ibu D terkait komponen-komponen LKS yaitu identitas, KI-KD, Langkah-langkah atau petunjuk kerja dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terkait kurikulum 2013. Dalam pembuatan LKS lembar kerja harus disesuaikan dengan lingkungan dan kondisi lokal yang ada di sekitar kehidupan siswa agar siswa lebih mudah dalam memahaminya. Dalam menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah banyak

(21)

5 kesulitan yang dihadapi oleh guru-guru khususnya bagi ibu D yaitu dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relatif lama dan harus adanya target pokok bahasa perharinya. Dalam menyelesaikan kesulitan ada usaha yang dilakukan oleh ibu D yaitu melaksanakannya setelah tema-tema di buku sudah selesai atau sudah habis. Contoh-contoh RPP dan LKS memang sudah ada tetapi itu masih sedikit sehingga masih sulit dan masih diperlukan atau dibutuhkan ibu D untuk menyusun dan mengembangkannya. Dalam hal ini peneliti ingin mengembangkan model pembelajaran berbasis masalah dalam sub tema menjaga kerukunan dengan menggabungkan pendekatan saintifik dan model pembelajaran berbasis masalah menjadi satu dalam RPP dan LKS mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas V SD NEGERI 1 BOJONG MENTENG

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengembangan LKS berbasis K13 di SDN 1 Bojongmenteng?

C. Tujuan Penelitian Pengembangan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis K13 di SDN 1 Bojong menteng

D. Spesifikasi Produk yang diharapkan

Karakteristik produk yang diharapkan dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah LKS yang memenuhi 5 aspek kelayakan LKS, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, penelitian bahasa, kelayakan kegrafikan, dan penelitian pendekatan kontekstual.

(22)

6

E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Landasan dalam menentukan karakteristik LKS yang dikembangkan sesuai dengan teori dari Badan Standar Nasional dalam Nahdiyatur (2013) yang menjelaskan berbagai macam kriteria kelayakan bahan ajar, yaitu:

1. Asumsi Pengembangan

Asumsi dalam penelitian pengembangan ini meliputi:

a. Dosen pembimbing memahami standar mutu perangkat pembelajaran yang baik.

b. Peer reviewer, ahli media, pengajar dan pendidik (reviewer) bidang studi pada LKS IPS memiliki pemahaman sama tentang kualitas pada LKS IPS yang baik.

c. Reviewer memiliki pemahaman yang sama tentang kriteria kualitas LKS IPS yang baik.

2. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini meliputi: a. Perangkat pembelajaran ini hanya dinilai oleh 5 pendidikan IPS SD/MI

yang dikembangkan hanya memuat materi unsur-unsur transisi SD/MI kelas V semester 1, tanpa diuji cobakan kepada peserta didik secara langsung.

b. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan hanya berupa rencana pelaksanan pembelajaran (RPP), handout, lembarkerja siswa (LKS), power point dan evaluasi.

(23)

7 c. Hasil penelitian pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis kurikulum 13 di SD Negeri 1 Bojongmenteng yang disusun oleh reviewer tidak diujicobakan pada peserta didik.

F. Definisi Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah:

1. Menurut para ahli pengertian kurikulum adalah rencana untuk melakukan dokumen tertulis yang mencakupstrategi untuk mencapai tujuan atau tujuan yang diinginkan, untuk menentukan pengalaman atau capaian apa yang akan diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran, dapat berlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah, dan semua bahan ajar maupun segala sesusatu yang dapat menjadi sumber belajar yang baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.

2. Metode penelitian dan pengembangan (research and development) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan menguji keefektifan produk tersebut.

3. LKS adalah suatu bahan ajar berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

(24)

8

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis

a. Pembelajaran IPS disekolah akan berlangsung efektif.

b. Memberikan informasi mengenai konsep LKS IPS yang mampu membangun minat dan kemampuan siswa.

c. Memberikan gambaran penyusunan dan pengembangan LKS IPS. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

LKS IPS hasil pengembangan dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan keefektifan proses pembelajaran dikelas.

b. Bagi Siswa

1. LKS IPS hasil pengembangan dapat digunakan siswa dalam menjalankan proses pembelajaran secara mandiri dan terarah. 2. LKS IPS hasil pengembangan dapat digunakan untuk membantu

siswa memahami materi selanjutnya.

3. LKS IPS hasil pengembangan dapat digunakan siswa untuk belajar menemukan prinsip umum dan konsep.

4. LKS IPS hasil pengembangan dapat digunakan siswa untuk belajar mengetahui sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia agar lebih menarik.

(25)

9 c. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memperoleh contoh perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dan bahan bacaan tambahan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) khususnya dalam model pembelajaran berbasis kurikulum 13 dalam upaya untuk mengembangkan lembar kerja siswa pada subtema peninggalan sejarah islam di indonesia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

d. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman untuk melakukan penelitian Research and Development (R&D) khususnya dalam mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis kurikulum 13 dalam upaya untuk Mengembangkan LKS pada subtema peninggalan sejarah islam di indonesia Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Wawasan mengenai pengembangan bahan ajar dalam LKS yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa.Hal tersebut juga di barengi dengan kesesuaian tuntutan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

(26)

10

BAB II

Kajian Pustaka

A. Landasan Teori

1. Kurikulum SD 2013

a. Pengertian dan Hakikat Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang didesain untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertaqwa kepaada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis, dan bertanggung jawab yang mulai dioprasikan pada tahun 2013/2014 secara bertahap (kemendikbud, 2013). Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Fadillah (2014) menyatakan bahwa kurikulum merupakan sebuah wadah yangakan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan.

Saylor, Alexander, dan Lewis dalam buku Fadillah (2014), mengartikan kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. Fadillah berpendapat bahwa kurikulum 2013

(27)

11 merupakan kurikulum baru yang diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah perubahan kurikulum dari kurikulum yang telah ada pada tahun 2004 maupun KTSP pada tahun 2006. Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Menurut Arifin pengembangan kurikulum yang berorientasi kecakapan hidup itu harus menggambarkan aspek-aspek

1) Kompetensi yang relevan untuk dikuasai peserta didik.

2) Materi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

3) Kegiatan pembelajaran untuk menguasai kompetensi.

4) Fasilitas alat dan sumber belajar yang menunjang dan memadai. 5) Kompetensi yang dapat diaktualisasikan dalam pola kehidupan

peserta didik sehari-hari. Kecakapan hidup akan memiliki makna yang luas apabila kegiatan pembelajaran yang dirancang memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam membantu memecahkan masalah dalam kehidupannya.

Berdasarkan hasil pemikiran para ahli di atas, kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai pedoman yang digunakan dalam dunia pendidikan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan tidak hanya karakter sikap anak tetapi diharapkan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik tercapai dan diterapkan dalam sebuah pembelajaran di kelas.

(28)

12 b. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses dan Standar Penilaian.

1. Jenis Perubahan

Perubahan utama kurikulum 2013 berwujud pada:

a) Perubahan pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal.

b) Perubahan pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian mengakomodasi conten lokal, nasional, dan internasional antara lain TIMMS, PISA, PIRLS.

c) Perubahan pada proses pembelajaran mencakup:

(a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yag mencakup: 1) Sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

2) Keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta.

3) Pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

(29)

13 (b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan Mapel

(c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning.

d) Perubahan pada penilaian mencakup: berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan.

Penjelasan lebih detail tentang elemen perubahan utama pada Kurikulum 2013 tercermin pada gambar berikut ini.

(30)

14

Gambar 2. 1 Elemen Utama Perbaikan Kurikulum

(Sumber, https://irwansahaja.blogspot.com/2016/04/elemen-elemen-perubahan-kurikulum-2013.html)

Berdasarkan gambar di atas, elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi mencakup: sikap, pengetahuan, dan keterampila. Kompetensi sikap mencakup sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2).Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab. Kompetensi pengetahuan (KI-3) untuk mencapai insan yang berilmu.Kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencapai insan cakap, kreatif.

Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam kesesuaian dan kedalaman materi mencakup: a) mempertahankan,

(31)

15 mengurangi, dan/ atau menambah materi, b) bahasa sebagai penghela, c) tematik terpadu, d) penguatan IPA dan IPS di SMP, e) penyesuaian dengan PISA, TIMMS dan lembaga lainnya serta dengan perkembangan di berbagai negara.

Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam revolusi proses pembelajaran mencakup: a) lintasan taksonomi Anderson untuk pengetahuan, Dyers untuk keterampilan, dan Krathwohl untuk sikap, b) pendekatan saintific, c) inquiry dan discovery, d) project based learning, dan e) cooperative learning.

Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam reformasi penilaian mencakup: tes, portofolio, pedoman observasi, dan tes performansi. Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skill

2. Perubahan pada Kompetensi

Kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi mencakup: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

a. Kompetensi sikap mencakup sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2).

1) Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak

(32)

16 b. Kompetensi pengetahuan (KI-3) untuk mencapai insan

yang berilmu.

c. Kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencapai insan yang cakap dan kreatif.

Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 2 Elemen Perubahan

(Sumber, https://irwansahaja.blogspot.com/2016/04/elemen-elemen-perubahan-kurikulum-2013.html Berdasarkan gambar di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi lulusan adalah adanya

(33)

17 peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (ISI), adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelejaran dengan pendekatan saintific, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional. Selanjutnya elemen perubahan pada proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Adanya keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 3 Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills

(Sumber, https://irwansahaja.blogspot.com/2016/04/elemen-elemen-perubahan-kurikulum-2013.html)

(34)

18 Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude.

Gambar 2. 4 Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013

(Sumber, https://irwansahaja.blogspot.com/2016/04/elemen-elemen-perubahan-kurikulum-2013.html)

(35)

19 Berdasarkan gambar di atas, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl meliputi: accepting, responding, valuing, organizing/internalizing, dan characterizing/actualizing. Taksonomi keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning, experimenting, associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom, revisi Anderson meliputi: knowing/ remembering, understanding, appllying, analyzing, evaluating, dan creating.

3) Penguatan pada Proses dan Penilaian Pembelajaran

Gambar 2. 5 Critical Point Implementasi Kurikulum 2013

(Sumber, https://irwansahaja.blogspot.com/2016/04/elemen-elemen-perubahan-kurikulum-2013.html)

(36)

20 Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari:

a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, melanglir secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan media, output/produk siswa, dan penilaian.

b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan undeks kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.

c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.

d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah, ketaatan.

Langkah penguatan pada proses pembelajaran dan proses penilaian sebagai berikut.

1. Penguatan pada proses pembelajaran mencakup:

a) Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa.

(37)

21 b) Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak

pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

c) Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning)

d) Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif.

Gambar 2. 6 Langkah Penguatan Proses

(Sumber, https://irwansahaja.blogspot.com/2016/04/elemen-elemen-perubahan-kurikulum-2013.html)

(38)

22 2. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik

penguatannya, mencakup:

a) Mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi.

b) Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan). c) Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil

kerja siswa.

d) Menggunakan portofolio pembelajaran siswa. c. Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan (M. Lazim, Tahun 2013, Hal 2).

Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Kemendikbud melalui Materi Diklat Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2013: 2-5, diunduh dari www.puskurbuk.net) sebagai berikut.

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (5M). Pendekatan ini merujuk kepada teknik-teknik investigasi atas suatu fenomena, cara memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan dengan pengetahuan sebelumnya.

(39)

23 1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Keunggulan metode mengamati adalah peserta didik senang dan tertantang dan mudah pelaksanaannya.

2) Menanya

Menanya menurut Kemendikbud mempunyai fungsi sebagai berikut:

(a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik.

(b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

(c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

(d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

(e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

(40)

24 (f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

(g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

(h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

(i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

3) Mengumpulkan data/ Mengekplorasi

Mengumpulkan data artinya siswa diajak untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak dari berbagai sumber pengetahuan

4) Menalar

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

(41)

25 5) Mengkomunikasikan

Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.

d. Perangkat Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 1) Silabus

a) Pengertian Silabus

Menurut Salim (1987) silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajarin siswa dalam rangka pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar.Silabus diartikan pula sebagai rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar.

(42)

26 b) Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus

Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Prinsip-prinsip yang mendasari pengembangan silabus anatara lain:

(a) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara keilmuan.Untuk mencapai kebenaran ilmiah tersebut, dalam penyusuna silabus selayaknya dilibatkan para pakar dibidang keilmuan masing-masing mata pelajaran.Hal ini di maksudkan agar materi pelajaran yang disajikan dalam silabus sahih (valid).

(b) Relevan

Ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai atau ada keterikatan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.

(c) Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

(43)

27 (d) Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat azas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.

(e) Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

(f) Actual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.

(g) Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi sekolah.

(h) Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor).

(44)

28 Ada beberapa komponen dalam silabus menurut Akbar antara lain:

a) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran berisi nama sekolah, mata pelajaran/tema, kelas/semeter.

b) Standar Kompetensi

Menurut Chamsiatin dalam Akbar menyatakan bahwa standar kompetensi sebagai kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai tingkat atau semester. c) Kompetensi Dasar

Menurut Chamsiatin dalam Akbar menyatakan bahwa kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik pada mata pelajaran tertentu.Kompetensi dasar disusun berdasarkan standar kompetensi yang sudah ada.

d) Materi Pokok

Materi pokok adalah inti pelajaran yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah ditentukan.Dalam materi poko terdapat nilai pengetahuan, sikap.Materi pelajaran dapat dikembangkan sesuai substansi SK, KD,

(45)

29 dan indikator yang dapat digali, dan dikonfirmasi dari berbagai sumber belajar.

e) KBM

Menurut Chamsiatin dalam Akbar menyatakan bahwa substansi sesungguhnya dari KBM adalah pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar dirancang untuk melibatkan proses mental dan fisik peserta didik dengan sesamanya, guru, sumber, media, juga lingkungan belajar lain demi pencapaian kompetensi.

f) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator merupakan penanda perubahan nilai, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku yang dapat diukur.Indikator digunakan sebagai acuan dalam penyusunan tujuan pembelajaran, substansi materi, sumber, media, dan alat penilaian.

g) Kata kerja operasional

Menurut Chamsiatin dalam Akbar menyebutkan selain komponen silabus, terdapat juga prosedur pengembangan silabus dapat juga dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengisi kolom identitas 2) Mengkaji standar kompetensi 3) Mengkaji kompetensi dasar

(46)

30 4) Mengkaji materi pokok

5) Mengembangkan pengalaman belajar 6) Merumuskan indikator

7) Menentukan jenis penilaian 8) Menentukan sumber belajar 2) Instrumen Penilaian

Menurut kosasi Penilaian dilakukan oleh para guru dalam tiga aspek, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).Setiap aspek yang dinilai harus menggunakan instrumen yang jelas dandetail.Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarsiswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

e. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

Kurinasih & Sani menyatakan bahwa terdapat beberapa hal penting dari perubahan atau penyempurnaan kurikulum 2013, yaitu kelebihan dan kekurangan yang masih saja terjadi.

1) Keunggulan Kurikulum 2013

a) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. b) Adanya penilaian dari semua aspek.

(47)

31 c) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.

d) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

e) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. f) Banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan

perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills, hard skills, dan kewirausahaan.

g) Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global.

h) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.

i) Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.

j) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teksdan pedoman pembahasan. k) Sifat pembelajaran sangat kontekstual.

l) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.

(48)

32 m) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan secara lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP serta menerapkan pendekatan saintifik secara benar.

2) Kekurangan Kurikulum 2013

a) Guru banyak salah kaprah karena beranggapan bahwa dengan Kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas.

b) Banyak guru yang belum siap secara mental dengan adanya Kurikulum 2013 ini.

c) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik.

d) Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP. e) Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik. f) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa, dan buku

guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat.

g) Guru tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan Kurikulum 2013 karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.

(49)

33 h) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam Kurikulum 2013 karena Ujian Nasional masih menjadi faktor penghambat.

i) Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, ditambah persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang diampu.

j) Beban belajar siswa dan guru terlalu berat sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.

f. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum 2006

Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 juli 2013, dan kurikulum 2013 ini sudah dilaksanakan pada tahun 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu saja. Perubahan kurikulum, tentu saja menghadirkan beberapa perbedaan dengan yang lama, berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum 2006.

1) Kurikulum 2013

a) SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No54 Tahun 2013. Setelah itu baru di tentukan standar isi, yang berbentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69 dan 70 Tahun 2013.

(50)

34 b) Aspek kompetensi lulusan ada keseimbang soft skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

c) Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI.

d) Jumlah jam pelajaran perminggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit disbanding KTSP

e) Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jendang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.

f) TIK (Teknologi Informatika Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran. g) Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu

mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

h) Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib.

i) Permintaan (penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA.

(51)

35 2) Kurikulum 2006 (KTSP)

a) Standar isi ditentukan terlebih dahulu melalui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006.

b) Lebih menekankan pada aspek pengetahuan. c) Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III

d) Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013.

e) Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.

f) TIK sebagai mata pelajaran.

g) Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan. h) Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib.

i) Penjurusan mulai kelas XI.

j) Bk lebih pada menyelesaikan masalah siswa.

Tugas guru dalam mengembangkan pembelajaran Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi. Perlu dikondisikan lingkungan yang kondusif dan menantang rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

(52)

36

2. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Menurut Trianto, bila bahan sudah terkumpul maka langkah selanjutnya dipilah, dikelompokkan, dan disusun ke dalam indikator dati kompetensi dasar. Setelah bahan-bahan yang dibutuhkan terkumpul secara memadai, seorang guru selanjutnya perlu mempelajari secara cermat dan mendalam tentang isibahan ajar yang berkaitan dengan langkah kegiatan berikutnya.

Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian secara lebih detail bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Menurut Pannen bahwa bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Menurut Widodo dan Jasmadi dalam lestari bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat oembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan

(53)

37 yang diharapkan, yaitu mencapai komptensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.

Menurut Ruhimat bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan riciannya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar secara umum pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaah implementasi pembelajaran.

b. Karakteristik Bahan Ajar

Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun perguruan tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan buku teks pelajaran.Jenis-jenis buku tersebut tentuny digunakan untuk mempermudah peserta didik untuk memahami materi ajar yang ada didalamnya.

Sesuai dengan penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Guruan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu selft instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly (Menurut Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013 hal 2).

(54)

38 Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan.Untuk memenuhi karakter self instructional, maka di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan abhan ajar akan memudahkan siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.

Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu bahan ajar secara utuh.Jadi sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.

Ketiga, stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain.

Keempat, adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.Bahan ajar harus memuat materi-materi yang sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.

(55)

39 Kelima, user friendly yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakaianya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran.

2) Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya.

3) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa.

4) Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar secara mandiri.

c. Jenis-jenis Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul, brosur dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

(56)

40 Di bawah ini akan diuraikan terkait jenis-jenis bahan ajar.

a) Handout

Menurut Prastowo Handout adalh “segala seuatu” yang diberikan kepada peserta didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.Kemudian, ada juga yang mengartikan handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Guru dapat membuat handout dari beberapa literature yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa. Saat ini handout dapat diperoleh melalui download internet atau menyadur dari berbagai buku dan sumber lainnya.

b) Buku

Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.Buku disusun dengan menggunkan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantu guru dan siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.

Menurut Prastowo secara umum buku dibedakan menjadi empat jenis yanitu sebagai berikut:

(57)

41 1) Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.

2) Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

3) Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.

4) Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan.

c) Modul

Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul harus berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap evaluasi. Dengan pemberian modul, siswa dapat belajar mandiri tanpa harus dibantu oleh guru.

d) Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS siswa akan mendapat

(58)

42 materi. Ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi.Selain itu siswa juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang berkaitan dengan materi tersebut.

e) Buku Ajar

Buku Ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dan pengertian modern dan yang umum dipahami.

f) Buku Teks

Buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakr dalam bidang itu buat maksud dan tujuan-tujuan instruksional yang dilengkapi dengan srana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya disekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

Bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disc radio.Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disc dan film.Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teahing material) seperti CIA (Computer Assisted Instrcution), CD (Compact Disc)

(59)

43 multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis WEB (Web Based Learning Materials).

d. Fungsi bahan ajar

Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan subtabsi kompetensi yang seharusnya dipelajari.

Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi dan respon terhadap hasil evaluasi.

Karakteristik siswa yang berbeda berbgaia latar belakangnya akan sangat terbantu dengan adanya kehadiran bahan ajar, karena dapat dipelajari sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sekaligus sebagai alat evaluasi penguasaan hasil belajar.karena setiap hasil belajar dalam bahan ajar akan selalu dilengkapi dengan sebuah evaluasi guna mengukur penguasaan kompetensi.

Menurut Prastowo Lestari berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok.

(60)

44 1) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal antara lain:

a) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan siswa dalam belajar).

b) Sebagai bahan pendukung proses pmbelajaran yang diselenggarakan.

2) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual antara lain: a) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.

b) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi.

c) Sebagai alat yang digunakam untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi.

3) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual lainnya.

a) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompok sendiri.

b) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

(61)

45 e. Bahan ajar sebagai bagian dari bahan ajar

Pengertian buku ajar menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut:

 Menurut Hall-Quest dalam Buku Tarigan mengatakan buku ajar adalah rekaman pemikiran rasial yang disusun buat maksud dan tujuan-tujuan instruksional.

 Menurut Bacon mengemukakan bahwa buku ajar adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh pakar atau ahli dalam bidang itu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi.

 Buckingham mengutarakan bahwa buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dan pengertian modern dan yang umum dipahami.

 Menurut Greene dan Pretty, beberapa kegunaan buku ajar adalah sebagai berikut:

1) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemontrasikan aplikasi dalam bahan pengajaran yang disajikan.

2) Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subjek matter yang kaya, mudah dibacab dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program

(62)

46 kegiatan yang disarankan dimana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh pada kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

3) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapid an bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional.

4) Menyajikan (bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya) metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa.

5) Menyajikan fiksasi awal yang perlu sekaligus juga sebagai penunjang bagi latihan dan tugas praktis.

6) Menyajikan bahan atau sarana evaluasi remedial yang sesuai dan tepat guna.

f. Buku Teks Sebagai Salah Satu Bahan Ajar

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa salah satu jenis bahan ajar dapat berbentuk buku teks.Menurut Agustina Buku teks atau buku pelajaran adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang tertentu yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu.Orientasi pembelajaran dan perkembangan siswa untuk diasimilasikan.Buku ini dapat dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran disekolah.

Menurut Tarigan buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud dan

(63)

47 tujuan-tujuan instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakaiannya disekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah buku pelajaran pada bidang studi tertentu yang telah disusun sedemikian rupa untuk menunjang proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

1) Kriteria buku teks yang baik

Berdasrkan pendapat Greene dan Pretty terdapat 10 kriteria yang harus dipenuhi untuk buku teks yang berkualitas yaitu:

a) Buku teks harus menarik minat anak-anak.

b) Buku teks harus mampu member motivasi bagi siswa.

c) Buku teks juga harus memuat ilustrasi yang menarik hari para siswa-siswanya.

d) Buku teks seyogyanya harus mempertimbangkan aspek-aspek inguistik.

e) Buku teks juga harus menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa.

f) Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-samar.

(64)

48 h) Selain itu buku teks haruslah mampu member pemantapan

penekanan nilai-nilai anak dan orang dewasa.

i) Buku teks harus menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa dan pemakaiannya.

Tabel 2. 1 Perbedaan Bahan ajar, buku ajar, buku teks

Bahan Ajar Buku Ajar Buku Teks

Menimbulkan minat baca Pegangan untuk suatu mata kuliah

Mengasumsikan minat dari pembaca

Ditulis dan dirancang untuk siswa

Bagian dari sarana pembelajaran

ditulis untuk pembaca (siswa, guru dan dosen)

Menjelaskan tujuan instruksional

Memiliki misi menghantarkan materi

Dirancang untuk dipasarkan secara luas

Disusun berdasarkan pola belajar fleksibel

Ditujukan sebagai kelengkapan pembelajaran

Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional

Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai

Berorientasi pada proses transfer pengetahuan terstruktur

Disusun secara linear

Struktur berdasarkan logika bidang ilmu

Belum tentu memberikan latihan

Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih

Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran

(65)

49 Memberikan rangkuman serta mendemonstrasikan

aplikasi dalam bahan pengajaran yang disajikan

kesukaran belajar siswa

Gaya penulisan komunikatif dan semi fomal

Belum tentu memberikan rangkuman

Mengakomodasi kesulitan siswa

Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional

Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif

Kepadatan berdasar kebutuhan siswa

Sangat padat

Tidak memiliki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca

Dikemas untuk proses instruksional

Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa

Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar

(66)

50

3. Lembar kerja siswa (LKS)

a. Pengertian LKS

Prastowo menyatakan bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoretis dan atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.

Menurut Majid Lembar Kerja Siswa merupakan lembar kerja siswa (student work sheet) merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya.

Belawati berpendapat bahwa Lembar Kerja Siswa bukan merupakan “Lembar Kegiatan Siswa”, akan tetapi Lembar Kerja Siswa”. LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehinga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.

Lembar Kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan atau praktik. LKS atau lembar kerja siswa ini dapat juga diberikan

(67)

51 kepada siswa untuk mengukur keberhasilan belajar yang telah dilakukan, karena didalamnya berisi soal-soal atau tugas-tugas baik secara individu ataupun kelompok.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa merupakan lembaran kertas yang di dalamnya terdapat materi dan tugas-tugas atau soal-soal serta petunjuk-petunjuk yang akan dipelajari siswa secara mandiri.

b. Langkah-langkah penulisan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) sebagai berikut:

a) Melakukan analisis kurikulum; SK, KD, indikator dan materi pembelajaran.

b) Menyusun peta kebutuhan LKS c) Menentukan judul LKS

d) Menulis LKS

e) Menentukan alat penilaian

c. Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: a) Judul, mata pelajaran, semester, tempat

b) Petunjuk belajar

c) Kompetensi yang akan dicapai d) Indikator

e) Informasi pendukung

f) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja g) Penilaian

(68)

52 d. Fungsi LKS

a) Untuk tujuan latihan

b) Untuk menerangkan penerapan (aplikasi) c) Untuk kegiatan penelitian

d) Untuk penemuan

e) Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka e. Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. b) Membantu siswa mengembangkan konsep.

c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.

d) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.

e) Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.

f) Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran

f. Kegunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa. b) Membantu variasi belajar.

c) Membangkitkan minat siswa.

Gambar

Gambar 2. 2 Elemen Perubahan
Gambar 2. 3 Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk  Membangun Soft Skills dan Hard Skills
Gambar 2. 4 Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013
Gambar 2. 5 Critical Point Implementasi Kurikulum 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahan bakar yang digunakan untuk pengasapan ikan adalah kayu jati, dimana kayu ini dipilih sebagai bahan bakar karena sifatnya yang keras, sehingga

Dalam penelitian ini, kondisi fisik taman Sudirman yang akan menjadi variabel bebas, yaitu kondisi fisik taman Sudirman sebagai playground.Grand theory yang dipakai untuk

[r]

Studi Korelasi Tentang Aktivitas Mendengarkan Acara Kriboductionz The Nine di Radio Prambors Solo 99.2 FM dengan Permintaan Lagu Indie di Kalangan Mahasiswa Ilmu.. Komunikasi FISIP

Penelitian yang dilakukan oleh Lisnawati pada tahun 2015 juga mengatakan bahwa remaja laki-laki cenderung untuk berperilaku seksual berat dibandingkan dengan

dari pihak luar. 4) kemiskinan struktural: situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial

Tokoh Lintas Agama Tulungagung.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah sw·L atas karunia-Nya maka tesis ini dapat tersusun dalam melengkapi tugas akhir untuk menyelesaikan Program