• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEAGAMAAN DI SMA NEGERI 4 TANJUNG BALAI. Fauza Munawarah Munthe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEAGAMAAN DI SMA NEGERI 4 TANJUNG BALAI. Fauza Munawarah Munthe"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEAGAMAAN DI SMA NEGERI 4 TANJUNG BALAI

Fauza Munawarah Munthe

Alumnus Prodi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sumatera Utara Medan

e-mail: hadiakmallubis28@gmail.com

Abstract: This study aims to find out the planning, organizing, program implementation and evaluation of principals in the development of religious culture in SMA Negeri 4 Tanjung Balai. The approach and method of this research is qualitative. There are four findings in this research, namely: (1). Principal planning involves all school citizens working together in planning the religious culture in SMA Negeri 4 Tanjung Balai. (2). Organizing the headmaster already has the organizational structure and the division of job descriptions and functions in accordance with the personal ability of each. (3). Implementation of school programs have realized their respective work programs with full commitment and responsibility. (4). Evaluation of principals is done in accordance with their respective duties and functions. Monitor and evaluate the results of religious field performance.

Keyword: Management, Principal, Development, Culture, Religious

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, peng-organisasian, pelaksanaan program dan evaluasi kepala sekolah dalam pengem-bangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai. Pendekatan dan metode penelitian ini adalah kualitatif. Ada empat temuan dalam penelitian ini, yaitu: (1). Perencanaan kepala sekolah melibatkan semua warga sekolah saling bekerjasama dalam merencanakan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai. (2). Pengorganisasian kepala sekolah sudah memiliki struktur organisasi dan pembagian uraian tugas dan fungsi sesuai dengan kemampuan personal masing-masing. (3). Pelaksanaan program sekolah telah merealisasikan ber-bagai program kerjanya masing-masing dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. (4). Evaluasi kepala sekolah dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Memantau dan mengevaluasi hasil dari kinerja bidang keagamaan.

Kata Kunci : Manajemen, Kepala Sekolah, Pengembangan, Budaya, Keagamaan. PENDAHULUAN

Pendidikan agama merupakan suatu usaha untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

Di era global dan pasar bebas, manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak menentu. Kondisi ini telah mengakibatkan hubungan yang

tidak linier antara pendidikan dengan kehidupan sosial masyarakat atau “one to

one relationship”, karena apa yang terjadi

di dalam kehidupan bermasyarakat sulit diikuti oleh dunia pendidikan sehingga terjadi kesenjangan, hal tersebut tentunya tidak sedikit faktor penyebabnya. Salah satu faktor adalah kurang standarnya pengelolaan sekolah (tidak sesuai dengan standar nasional pendidikan), yaitu yang berkaitan dengan perencanaan, pelak-sanaan dan pengawasan kegiatan

(2)

pendi-dikan pada tingkat sekolah sehingga ter-capai penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien. Semua itu diharapkan untuk dapat merubah diri dengan cepat dan mampu berkembang seiring dengan berbagai tuntutan stakeholder.

Mengingat penting dan besarnya pengaruh budaya Islam terhadap proses belajar mengajar dan prestasi siswa, maka diperlukan peran kepala sekolah sebagai inovator dan pengembang terhadap budaya Islam di sekolah dengan berupa metode, bentuk, teknik dan upaya dalam pengembangan budaya Islami di sekolah yang dipimpinnya.

Melalui penciptaan suasana religius di sekolah peran serta semua aspek dari kepala Sekolah, guru, pegawai serta siswa sangat mendukung sekali, karena pada dasarnya semua manusia mempunyai sifat dasar kesucian, yang kemudian harus dinyatakan dalam sikap-sikap yang suci pula pada sesamanya. Sifat dasar kesucian itu biasanya dikenal dengan istilah ”hanifiyah” maka ia memiliki dorongan kearah kebaikan, kebenaran atau kesucian dan itu keluar dari hati nurani yang paling dalam atau artinya bersifat nur atau cahaya, oleh sebab itu orang yang suka berbuat jahat atau menipu sesamanya sering disebut orang yang tidak punya hati nurani, padahal dalam diri manusia ter-dapat berbagai macam fitrah yang antara lain fitrah agama, fitrah suci, fitrah ber-akhlak, fitrah kebenaran, dan fitrah kasih sayang.

Berdasarkan fenomena-fenomena ter-sebut hal menarik untuk meneliti tentang “Pelaksanaan Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Budaya Keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai”.

TUJUAN PENELITIAN

Sesuai rumusan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui perencanaan kepala sekolah dalam pengembangan budaya

keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

2. Untuk mengetahui pengorganisasian kepala sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan prog-ram sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

4. Untuk mengetahui evaluasi kepala sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

KERANGKA TEORI

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan 1. Pengertian Manajemen Pendidikan

Secara etimologis manajemen ber-asal bahasa Latin, yaitu kata manus yang berarti tangan dan egere yang berarti melakukan. Kata-kata tersebut digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi to manage, dengan kata benda management, dan

manager untuk orang yang melakukan

kegiatan manajemen. Akhirnya menjadi managemen diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen.1 Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah yang diantara-nya adalah manusia, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis.2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indo-nesia kata manajemen diartikan sebagai penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.3 Walaupun

1 Husain Usman, Managemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,

2006), hal. 3.

2 Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktek, (Bandung: Refika Aditama, 2008), hal.

14.

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia

(3)

46 |

demikian, tidak mudah merumuskan definisi manajemen itu sendiri. Hal ter-sebut dapat dipahami karena para ahli mengemukakan pandangan dan redaksi yang berbeda tentang batasan manajemen. Secara umum terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu:

1. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya men-jadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan dan kemampuan manajerial yang diklarifikasikan men-jadi kemampuan/keterampilan tek-nikal, manusiawi, dan konseptual. 2. Manajemen sebagai proses yaitu

dengan menentukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.

3. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam menggunakan atau member-dayakan orang lain untuk mencapai tujuan.4

Pengetahuan dasar dalam mengelola manajemen budaya keagamaan agar ber-jalan dengan baik adalah ilmu mana-jemen, karena manajemen sangat diperlu-kan dalam berbagai kehidupan untuk mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam suatu sekolah. Oleh karena itu, dalam proses manajemen diperlukan adanya proses perencanaan (planning), peng-organisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), dan pengendalian

(control-ling).

Manajemen adalah merupakan pro-ses perencanaan, pengorganisasian, peng-arahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner). Oleh karena itu,

4Yati Mulyati dan Aan Komariah, Manajemen Sekolah, dalam Manajemen Pendidikan, Tim Dosen

Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Bandung : Alfabeta, 2011), hal. 86.

apabila proses dan sistem perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan tidaka baik, maka proses manajemen secara keseluruhan tidak lancer, dan proses pencapaian tujuan akan terganggu dan mengalami kegagalan.

Pengawasan dibagi tiga yaitu: (1). Pengawasan yang bersifat top down, yakni pengawasan yang dilakukan atasan lang-sung kepada bawahan, (2). Botton up, yaitu pengawasan yang dilakukan dari bawahan kepada atasan, (3). Pengawasan melekat, yaitu pengawasan yang termasuk

self control, yaitu atasan maupun bawahan

senantiasa mengawasi dirinya sendiri. Pengawasan ini lebih dititik beratkan pada kesadaran pribadi, introspeksi diri, dan berupaya menjadi teladan bagi orang lain. Pengawasan yang lebih baik adalah pengawasan dalam arti pembinaan dan pemberdayaan, sehingga dengan men-jalankan fungsi pengawasan, seluruh per-sonalia organisasi memiliki rasa pengab-dian, komitmen, dan loyalitas yang tinggi pada pekerjaan dan organisasi tempatnya bekerja.

Pengawasan diperlukan dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa setiap orang bekerja memerlukan pengawasan dan penghargaan, dorongan dan lain sebagainya dari orang lain. Jika seseorang dalam pelaksanaan suatu pekerjaan mau-pun program malas, tetapi karena di-dorong orang lain maupun pengawasan, ia termotifasi kembali untuk melakukan pekerjaa maupun suatu program dengan maksimal. Tugas pengawasan dalam pen-didikan, salah satunya adalah mem-berikan dorongan agar tenaga kependi-dikan, baik guru, kepala dan personil lainnya di sekolah, termotivasi untuk bekerja.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa fungsi controlling merupakan suatu proses untuk meng-awasi segala kegiatan maupun program yang dilaksanakan, bagaimana pelaksana-an supaya tertuju pada sasarpelaksana-annya,

(4)

sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai serta merupakan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan. Segala kegiatan progam kerja terlaksanan dengan baik, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

a. Evaluasi (Evaluating) Manajemen Pen-didikan.

Evaluasi adalah alat untuk mengeta-hui suatu kegiatan kependidikan dan pembelajaran itu berhasil atau tidak. Dipihak lain, evaluasi juga berguna sebagai feed back dalam setiap kegiatan di sekolah, tidak terkecuali adalah kegiatan-kegiatan kependidikan yang dilaksanakan oleh Kepala Madasah/Sekolah maupun guru atau steak holder yang diamanahkan untuk itu, baik pihak internal maupun

eksternal madrasah, biasanya evaluasi

pendidikan selalu dihubungkan dengan hasil belajar, namun saat ini konsep evaluasi mempunyai atri yang lebih luas dari pada itu. Setiap orang tampaknya mempunyai maksud yang berbeda apabila sampai kepada kata evaluasi, untuk lebih mendekatkan pengertian kita terhadap evaluasi penulis uraikan terlebih dahulu pengertian “evaluasi” yang berarti “Penilaian” 5.

Banyak depenisi evaluasi dapat diperoleh dari buku-buku yang ditulis oleh ahlinya, antara lain defenisi yang ditulis oleh Ralph Tyler, yaitu evaluasi ialah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai.6 Menurut Abdul Majid Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program pendi-dikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelo-laan pendidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.7 Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi

5 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa …hal. 310. 6Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program,

(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hal. 3.

7 Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru…, hal. 59.

adalah penilaian, suatu pekerjaan atau program, menilai berat atau ringan, mudah atau sukar, besar atau kecil, resiko pekerjaan dan memberikan nama, rangking (peringkat), serta harta atau gaji satu jabatan.

Evaluasi terhadap kinerja organisasi dapat dibagi kedalam dua katergori yaitu evaluasi selama kegiatan dijalankan dan evaluasi setelah berakhirnya suatu kegiatan dalam organisasi. Evaluasi selama kegiatan dijalankan, bertujuan untuk mengetahui dan memperbaiki dengan cepat kekeliruan, kesalan atau penyimpangan dari perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan evaluasi akhir kegiatan, dimaksudkan untuk menilai sejauh mana keberhasilan atau kegagalan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pelak-sanaan evaluasi pendidikan diperlukan instrumen evaluasi, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaannya, dan sudah sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai, hambatan apa saja yang ditemukan dan langkah-langkah apa saja yang perlu dilaksanakan untuk perbaikan seutuhnya, dan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan dan Metode Penelitian Metode penelitian meupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasar-kan jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan fenomena yang terjadi secara detail. Adapun tujuannya adalah menjelaskan aspek-aspek yang relavan dengan fenomena yang diamati serta menjelaskan masalah yang ada, baik fenomena alamiah maupun buatan manusia.

Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

(5)

ber-48 |

dasarkan pada metodologi yang menyeli-diki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.8 Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan meng-konstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekan-kan pada makna dan terikat nilai.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai yang berlokasi di Jalan Hiu Kelurahan Pematang Pasir Kec. Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Adapun sejarah singkat berdirinya SMA Negeri 4 Tanjung Balai akan dijelaskan pada temuan umum penelitian.

Sehubungan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif maka penelitian ini tidak ditentukan batas waktu secara jelas sampai peneliti memperoleh pemahaman yang benar-benar mendalam tentang obyek yang di teliti, namun karena berbagai pertim-bangan dan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka penelitian ini dapat diakhiri dan dibuat laporannya, jika dianggap telah mencapai data dan analisis data sesuai dengan rancangan. Namun demikian, penelitian ini tetap dibatasi waktunya, yang diperkirakan mulai bulan Februari 2016 sampai dengan Juni 2016.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk menentukan data yang valid dan relavan, penulis menggunakan be-berapa metode dalam pengumpulan data. Hal ini dimaksud agar metode yang satu

8 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif

(Jakarta: Gaung Persada, 2009), Cet. I, hal. 11.

dengan yang lainnya dapat saling meleng-kapi. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

a. Metode Observasi

Metode observasi sebagai metode ilmiah yang diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.9 Observasi yang dilakukan adalah observasi secara sistematis dan dengan sengaja digunakan untuk mengetahui dan menggali data yang bersifat nyata. Peneliti melakukannya dengan menggunakan pedoman observasi (daftar temuan) sebagai instrumen penelitian.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dengan meng-amati secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan cara mendatangi lokasi penelitian yaitu SMA Negeri 4 Tanjung Balai guna memperoleh data yang konkret tentang hal-hal yang men-jadi objek penelitian. Disamping itu, metode observasi digunakan peneliti dalam kaitannya dengan mengumpulkan data tentang gambaran umum SMA Negeri 4 Tanjung Balai, organisasi sumber daya sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai, aktivitas budaya keagamaan, tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, dan program sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara atau interview dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan persetujuan penyelidikan.10 Metode ini merupakan wawancara lang-sung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber infor-masi (interviewee), untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif setiap

9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid II

(Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hal. 136.

(6)

interviewer harus mampu menciptakan

hubungan baik dengan interviewee. Wawancara adalah bentuk komu-nikasi antara dua orang, melibatkan sese-orang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Ada tiga teknik wawancara yaitu wawan-cara terpimpin, tak terpimpin, dan bebas terpimpin.

1. Wawancara terpimpin adalah peneliti pengajukan pertanyaan kepada res-ponden dengan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan secara tersusun terlebih dahulu.

2. Wawancara tak terpimpin adalah metode wawancara dengan bebas mengalir yang terpenting data-data tergali dalam wawancara.11

3. Wawancara bebas terpimpin artinya dalam menggunakan wawancara, pene-liti membawa pedoman yang hanya garis besar tentang hal-hal yang di-tanyakan.12

Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah terpimpin dan bebas terpimpin. Peneliti menetapkan sendiri masalah-masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Metode ini peneliti aplikasikan dengan jalan me-wawancarai secara langsung dan men-dalam kepada kepala sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan SMA Negeri 4 Tanjung Balai, guru mata pelajaran pendidikan agama SMA Negeri 4 Tanjung Balai, komite SMA Negeri 4 Tanjung Balai, pengurus OSIS SMA Negeri 4 Tanjung Balai tentang masalah penelitian. Hal ini penulis lakukan guna memperoleh data-data lengkap mengenai permasalahan yang diteliti serta untuk memperoleh keterangan yang sebenarnya tentang manajemen kepala sekolah dalam

11Ibid., hal. 204.

12Amirul Hadi, H. Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,

1998), hal. 138.

pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai .

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik dimana data diperoleh dari kum-pulan dokumen-dokumen yang ada pada benda tertulis, seperti buku, bulletin, catatan harian, dan sebagainya.13 Sedang-kan pengumpulan data yang dilakuSedang-kan dalam penelitian ini yaitu untuk mem-peroleh data yang terkait dengan mana-jemen kepala sekolah dalam pengem-bangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan, dan lain sebagainya.14 Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obser-vasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Adapun dokumen yang dimak-sud adalah catatan lapangan, foto-foto kegiatan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai, organisasi sumber daya sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai, aktivitas budaya keagamaan, tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, dan program sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai, video, dokumen pribadi, serta Piagam Penghargaan, SK pembagian tugas, dan tugas pokok dan fungsi sumber daya manusia di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses menyusun atau mengolah data dengan tujuan mendapat hasil yang baik. Analisis data ini bersifat induktif dimana peneliti melakukan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara memecahkan, mengklasifikasikan, mengorganisasi, men-jabarkan sehingga peneliti menemukan

13 Sutrisno Hadi, Metodologi…, hal. 136. 14 Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993),

(7)

50 |

apa yang penting dan bermakna serta membuat kesimpulan agar mudah di-pahami. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis ata yang diperoleh dari hasil wawancara dengan, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah di-pahami, dan temuannya dapat diinfor-masikan kepada orang lain.

Pada penelitian ini menggunakan empat komponen pokok analisis data model Miles dan Huberman yaitu pengum-pulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi”.15 Keempat komponen itu akan diuraikan sebagai berikut:

a. Data Collection (Pengumpulan Data) Data dikumpulkan dengan berbagai teknik pengumpulan data (triangulasi), yaitu merupakan penggabungan dari ber-bagai macam teknik pengumpulan data baik wawancara, observasi, maupun dengan menggunakan dokumen. Semakin banyak data yang terkumpul, maka hasil penelitian yang di dapat semakin valid.16 Hasil yang telah dilakukan oleh peneliti dalam metode pengamatan, yaitu peneliti melihat serta memahami secara langsung kegiatan sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

Setelah data terkumpul dari be-berapa metode penelitian yang telah di-lakukan, selanjutnya peneliti berusaha mempelajari secara mendalam untuk mencari tahu tentang bagaimana mana-jemen kepala sekolah dalam pengem-bangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

b. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, dengan demi-kian data perlu dicatat secara sistematis. Kemudian data dirangkum, dipilih hal-hal yang utama. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

15Ibid., hal. 337. 16Ibid., hal.93.

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjut-nya, dan mencari data berikutnya jika itu diperlukan. Peneliti harus fokus pada data yang telah di reduksi. 17

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemokusan, penyederhanaan dan abstraksi data kasar yang akan dilaksana-kan selama berlangsungnya proses peneli-tian. Reduksi data dilakukan selama pene-litian berlangsung, hasilnya data dapat disederhanakan, dan ditransformasikan melalui seleksi ketat, ringkasan serta penggolongan dalam satu pola.

c. Data Display (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah menyajikan data. Penya-jian data dapat berupa tabel, atau bentuk kumpulan kalimat. Melalui penyajian data dalam bentuk display, maka data dapat terorganisir, tersusun dalam pola hubunga sehingga akan semakin mudah untuk dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Penyajian data dengan menggunakan teks yang ber-sifat naratif. 18

Hasil dari reduksi kemudian disaji-kan dalam bentuk display data. Untuk penyajian data, peneliti menggunakan uraian secara naratif, dengan tujuan agar dapat mengetahui sejauhmana pelaksana-an mpelaksana-anajemen kepala sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai .

d. Verifying (Verifikasi)

Langkah berikutnya dalam analisis data adalah verifikasi yaitu memverifikasi data dan menarik kesimpulan. Kesim-pulan yang diambil harus didukung oleh data-data yang valid dan konsisten seperti hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 4 Tanjung Balai, Guru Mata Pelajaran pendi-dikan agama SMA Negeri 4 Tanjung Balai, komite SMA Negeri 4 Tanjung Balai,

17Ibid., hal. 196. 18Ibid., hal. 97.

(8)

pengurus OSIS SMA Negeri 4 Tanjung Balai, dokumen profil SMA Negeri 4 Tanjung Balai, organisasi sumber daya sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai, akti-vitas budaya keagamaan, tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, dan program sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai, video, dokumen pribadi, serta pia-gam penghargaan, SK pembagian tugas, dan tugas pokok dan fungsi sumber daya manusia di SMA Negeri 4 Tanjung Balai. Selain itu, hasil observasi peneliti selama di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Temuan Umum

Sejarah singkat Berdirinya SMA Negeri 4 Tanjung Balai

SMA Negeri 4 Tanjung Balai adalah sekolah dibawah pembinaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sekolah ini didirikan pada tahun 1999. SMA Negeri 4 Tanjung Balai terletak di Jalan Ikan Hiu Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Secara geografis, SMA Negeri 4 Tanjung Balai sebelah Timur berbatasan dengan Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Balai, sebelah Selatan berbatasan dengan Kantor Perizinan dan Penanaman Modal Tanjung Balai, sebelah Barat ber-batasan dengan Jalan Latsitarda. Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Urusan Agama Teluk Nibung. Akreditasi SMA Negeri 4 Tanjung Balai memperoleh nilai B pada tahun pada tahun 2011. Jumlah pendidik di madrasah ini berjumlah 43 orang dan jumlah tenaga kependidikan 23 orang. Jumlah siswa 743 orang dan 20 Rombel.19

Berbagai prestasi yang pernah diraih SMA Negeri 4 Tanjung Balai diantaranya ialah sebagai berikut: lomba dzikir tingkat kotamadya juara 1 tahun 2013, lomba O2SN lompat jauh tingkat kotamadya juara 1 tahun 2013, lomba dzikir tingkat

19 Buku Profil SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Tahun 2016.

kotamadya juara 1 tahun 2014, lomba OSN Fisika tingkat provinsi juara 3, lomba dzikir tingkat kotamadya juara harapan 1 tahun 2015. Kurikulum yang digunakan dalam sistem pengajaran di SMA Negeri 4 Tanjung Balai adalah Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada standar Isi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen-diknas) Nomor 22 Tahun 2006.

Profil SMA Negeri 4 Tanjung Balai Sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai merupakan salah satu diantara sekolah negeri di bawah binaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Sekolah ini terletak di Jalan Hiu Kelurahan Pematamg Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai berdiri sejk tahun 2004 dengan luas sekolah 10.000 m2 dan telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah pada tahun 2011 dengan memperoleh nilai akreitasi B. Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Organisasi hanya merupakan alat dan wadah tempat menejer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hasil dari pengor-ganisasian adalah organisasi. Pengor-ganisasian diproses oleh organisator atau manajer, hasilnya organisasi yang sifatnya statis. Jika pengorganisasian baik maka organisasi pun akan baik dan tujuan pun relatif mudah dicapai. Sebuah lembaga organisasi harus bekerja dalam suatu organisasi kelompok. Usaha dalam kelom-pok biasanya akan lebih baik dan efektif dari pada usaha-usaha perorangan. Hal ini menyatakan bahwa pentingnya untuk berkelompok. Bekerja dalam kelompok biasanya lebih mudah mencapai tujuan.

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang sangat diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada

(9)

52 |

setiap aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

Pengorganisasian dalam suatu organisasi perlu dilakukan untuk mem-berikan pembagian tugas kepada para anggota, pembagian tugas ini menjadi arah tugas mereka dalam menjalankan kegatan organisasi dan sebaiknya dalam pem-bagian tugas ini harus diberikan kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Berikut ini adalah struk-tur organisasi sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai:20

Visi dan Misi SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keteram-pilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Visi SMA Negeri 4 Tanjung Balai adalah mewujudkan manusia yang ber-kualitas, berakhlak mulia, memiliki karak-ter yang kuat berdasarkan nilai-nilai kebudayaan daerah dan nasional yang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta peduli terhadap lingkungan hidup. Misi SMA Negeri 4 Tanjung Balai antara lain adalah:

1. Efektivitas dan efisiensi kegiatan pem-belajaran untuk meningkatkan prsetasi akademik siswa secara optimal.

2. Melaksanakan bimbingan karier dan akademik secara berkesinambungan terarah dan terprogram sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.

3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif serta

menye-nangkan untuk menumbuhkan

semangat belajar peserta didik.

20 Ibid.

4. Menumbuhkan semangat budaya ung-gul dan menghargai karya-karya yang inovatif.

5. Membangun pembentukan sikap, men-tal siswa belajar yang madani.

6. Membentuk dan menumbuhkan peri-laku yang berdasarkan nilai-nilai agama, budaya dan sosial masyarakat yang ada di daerah Tanjungbalai. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Di dalam sebuah lembaga pendi-dikan, sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dan ber-manfaat. Tanpa adanya sumber daya manusia dalam sebuah lembaga pendi-dikan, maka mustahil lembaga pendidikan tersebut akan berdiri dan berkembang. Sumber daya manusia merupakan aset yang berharga dalam lembaga pendidikan karena merupakan salah satu bagian dalam pelaksanaan fungsi manajemen dalam sebuah lembaga pendidikan, serta dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas dalam sebuah organisasi maka akan menambah nilai sebuah lembaga pendidikan.

a) Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Menyadari akan pentingnya sumber daya manusia dalam pengembangan pendidikan, maka SMA Negeri 4 Tanjung Balai selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas serta profesionalitas para tenaga pendidiknya. Kepala sekolah sebagai manajer dalam menjalankan fungsi mana-jemen memiliki peran dan fungsi yang sangat potensial untuk menggerakkan, menata, dan mengelola madrasah bersama staf yang lainnya dengan asas saling bahu-membahu untuk menjalankan fungsi manajemen. Semua itu semata-mata guna terus meningkatkan kinerja para pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

Selain ketersediaan tenaga pendidik dan kependidikan, faktor kemamampuan manajerial dari kepala madrasah guna

(10)

meningkatkan kinerja para guru sangatlah berpengaruh besar dalam sebuah organi-sasi pendidikan agar dapat berjalan dengan baik, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan harus dijalankan dengan aktivitas semua personel yang bermuara pada tujuan organisasi pendidikan.

b) Keadaan Siswa di SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Peserta didik merupakan salah satu unsur yang juga penting di dalam sebuah lembaga pendidikan, karena tanpa adanya peserta didik kegiatan di sekolah tidak akan berlangsung. Adapun peserta didik pada Tahun Pelajaran 2015 – 2016 di SMA Negeri 4 Tanjung Balai berjumlah 734 siswa. Dengan perincian 364 siswa laki-laki dan 370 siswa perempuan. Para siswa tersebut sebagian besar berasal dari Kec. Teluk Nibung, dan ada yang datang dari luar kecamatan yakni dari Datuk Bandar.

Dengan rincian kelas X berjumlah 309 siswa, kelas XI berjumlah 222 siswa dan siswa kelas XII berjumlah 203 siswa, dengan latar belakang kehidupan sosial yang berbeda serta perekonomian orang tua menengah ke bawah.

c) Sumber Daya Sarana dan Fasilitas Pendidikan

Sarana dan prasarana pedidikan adalah penunjang dalam proses pendi-dikan di sekolah, dengan didukung sarana dan prasarana yang baik dan berkualitas, maka peranan sarana dan prasarana tidak boleh dikesampingkan. Adapun sarana dan prasarana dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja guru dan hasil pendidikan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai di dukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yaitu:

Data di atas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 4 Tanjung Balai ini sudah cukup memadai, hal ini menggambarkan bahwa sarana dan prasarana di sekolah ini cukup untuk mendukung bagi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.

Temuan Khusus

Perencanaan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Budaya Keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Perencanaan (planning) merupakan proses pemikiran secara matang untuk menetapkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Dengan perencanaan dapat menolong pencapaian suatu target atau sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor pelaksanaannya. Salah rencana dan penentuan kebutuhan merupakan kekeliruan dalam menetapkan kebutuhan fasilitas, dan tentunya kurang cermat dalam menganalisis kebutuhan sesuai dengan dana yang tersedia.

Perencanaan adalah tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi. Perencanaan merupakan hal yang perlu di buat khususnya oleh kepala madrasah untuk setiap melakukan usaha dalam rangka mencapai tujuan. Peren-canaan juga akan menggambarkan garis besar perjalanan tentang apa yang dikerja-kan di masa yang adikerja-kan datang dalam mencapai sebuah tujuan.

Selain itu dengan adanya peren-canaan yang dilakukan secara bersama-sama dapat membantu dalam menentukan tujuan dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, serta dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan paparan data observasi, wawancara, dan dokumentasi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai melibatkan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Guru Pendi-dikan Agama Islam, Komite, serta siswa. Adapun tujuan dari disusunnya peren-canaan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai secara bersama-sama adalah untuk menghindari kesalahan dan

(11)

54 |

kegagalan yang tidak diinginkan dalam menentukan rencana budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai serta untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.

Pengorganisasian Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Budaya Keaga-maan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Pengorganisasian sangat penting dalam manajemen karena membuat posisi orang menjadi jelas dalam stuktur peker-jaannya dan melalui pemilihan, peng-alokasian, dan pendistribusian kerja yang profesional dan organisasi dapat men-capai tujuan secara efektif dan efisien. Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah di-tetapkan.

Pengorganisasian diartikan sebagai membagi tugas-tugas kepada orang yang terlibat dalam kerja sama di madrasah. Kegiatan pengorganisasian menentukan tugas yang harus dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dikelompokkan, siapa melapor ke siapa. Sehingga pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasi-kan sarana dan prasarana untuk menun-jang tugas orang-orang itu dalam organi-sasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan.

Penempatan fungsi organisasi setelah fungsi perencanaan merupakan hal yang logis karena tindakan pengor-ganisasin menjembatani kegiatan peren-canaan dengan pelaksanaannya. Dengan kata lain, tanpa pengorganisasian mustahil suatu rencana dapat mencapai tujuan, tanpa pengorganisasian para pelaksana tidak mempunyai pedoman kerja yang jelas dan tegas dan akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan paparan data observasi, wawancara, dan dokumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasi-an budaya keagamapengorganisasi-an di SMA Negeri 4 Tanjung Balai dilakukan berdasarkan kualifikasi akademik dan kompetensi yang dimiliki untuk memberikan pembinaan dan pengembangan kualitas budaya keagamaan di sekolah. Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai menempatkan para anggotanya tidak secara sem-barangan melainkan ada syarat dan kriteria yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi Pembina Rohis dan bidang Kesiswaan. Selain itu, semua kegiatan keagamaan sudah diberi tugas dan we-wenangnya masing-masing kepada para personil sekolah.

Pelaksanaan Program Sekolah Dalam Pengembangan Budaya Keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Pelaksanaan merupakaan tindakan yang dilakukan setelah proses perencana-an dperencana-an pengorgperencana-anisasiperencana-an telah dilakukperencana-an kepala sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai, Wakil Kepala Sekolah bidang Ke-siswaan, komite, guru Agama Islam, dan siswa harus berperan aktif dan bekerja-sama untuk dapat mengimplementasikan program budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai yang sudah ditetapkan.

Evaluasi Kepala Sekolah Dalam

Pengembangan Budaya Keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai

Pengawasan terhadap budaya

keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai merupakan usaha yang ditempuh oleh pimpinan dalam membantu personel guru Agama Islam untuk dapat mengembang-kan, meningkatkan dan memperbaiki akhlak siswa di SMA Negeri 4 Tanjung Balai dengan sebaik mungkin demi keber-hasilan proses pembelajaran di sekolah. Pengawasan sebagai suatu proses peng-amatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan lembaga/organisasi untuk men-jamin agar supaya semua pekerjaan yang

(12)

sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan dimaksudkan agar penyimpangan dalam berbagai hal yang terkait dengan memaksimalkan kinerja seluruh tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan madrasah dapat dihindari sehingga tujuan dapat tercapai secara maksimal.

Setelah program budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai dilaksana-kan, melakukan pengawasan terhadap implementasi program perlu dilakukan untuk melihat keberhasilan program budaya keagamaan dalam melaksanakan program dan melakukan proses perbaikan atau evaluasi dalam menghadapi kendala saat melaksanakan program budaya keagamaan. Pengawasan ini dilakukan oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, guru Agama Islam, dan Komite.

Berdasarkan paparan data observasi, wawancara, dan dokumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan budaya keagmaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai dilakukan oleh berbagai pihak seperti Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Guru Pendidikan Agama Islam, dan Komite sekolah SMA Negeri 4 Tanjung Balai. Tentunya bentuk pengawasan yang dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Memantau dan mengevaluasi hasil dari kegiatan budaya keagamaan terutama ketercapaian prog-ram kerja kegiatan keagamaan yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai. Melakukan rapat evaluasi dan laporan bulanan maupun tahunan prog-ram kegiatan keagamaan dalam mening-katkan kualitas budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

SIMPULAN

Setelah melakukan kajian teoretis dan analisis data berdasarkan penelitian dan penemuan di lapangan mengenai manajemen budaya keagamaan di SMA

Negeri 4 Tanjung Balai, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan kepala sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai melibat-kan seluruh komponen Kepala Seko-lah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Guru Pendidikan Agama Islam, Dewan Guru, Komite, dan Siswa. Semua warga sekolah saling beker-jasama dalam merencanakan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai. Adapun tujuan dari disusunnya

perencanaan budaya keagamaan

secara bersama-sama adalah untuk menghindari kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dalam menentu-kan rencana budaya keagamaan serta untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.

2. Pengorganisasian kepala sekolah dalam pengembangan budaya ke-agamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai sudah memiliki struktur organi-sasi dan pembagian uraian tugas pengelola bidang keagamaan secara sederhana. Pembagian tugas pokok dan fungsi bidang keagamaan diberi-kan sesuai dengan kemampuan per-sonal masing-masing.

3. Pelaksanaan program sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai dilakukan setelah proses perencanaan dan peng-organisasian telah dilakukan, Kepala Sekolah beserta Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Guru Pendidikan Agama Islam, Komite, dan Siswa telah merealisasikan berbagai program ker-janya masing-masing dengan penuh komitmen dan tanggung jawab.

4. Evaluasi kepala sekolah dalam pengembangan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai dilakukan oleh berbagai pihak seperti Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, pengurus komite, dan siswa. Tentunya bentuk pengawasan yang dilakukan sesuai dengan tugas

(13)

56 |

pokok dan fungsinya masing-masing. Memantau dan mengevaluasi hasil dari kinerja bidang keagamaan.

SARAN

Sehubungan dengan hasil pem-bahasan di atas, maka yang menjadi saran-saran peneliti dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada Komite Sekolah lebih mening-katkan partisipasinya, serta memberi-kan sumbangan-sumbangan pemi-kiran dan materil dalam manajemen budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

2. Kepada Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMA Negeri 4 Kisaran hendaknya saling berkoordinasi dan

bekerjasama dengan kepala sekolah, komite sekolah dan dewan guru agar siswa senantiasa meningkatkan kua-litas budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

3. Kepada Kepala Sekolah untuk terus memotivasi guru dan siswa agar terus

berupaya mengembangkan dan

meningkatkan budaya keagamaan di SMA Negeri 4 Tanjung Balai.

Kepada Dewan Guru agar terus ber-komitmen untuk mengembangkan budaya keagamaan dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan dan mengembangkan budaya keagamaan.

(14)
(15)

| DAFTAR BACAAN

Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Hadi, Amirul, H. Haryono. (1998). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Hadi, Sutrisno. (2001) Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset. Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.

Mulyati, Yati dan Komariah Aan. (2011). Manajemen Sekolah, dalam Manajemen

Pendidikan, Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandung : Alfabeta.

Rohiat. (2008). Manajemen Sekolah : Teori Dasar dan Praktek. Bandung : Refika Aditama. Tayibnapis, Farida Yusuf. (2000). Evaluasi Program. Jakarta:PT.Rineka Cipta.

Usman, Husain. (2006). Managemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai tujuan tersebut, perhitungan jumlah pelanggan seluler dan kapasitas trafik menjadi suatu cara mendapatkan jumlah BTS dan menara bersama

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA KORWIL PERADILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT.. POKJA PERADILAN AGAMA III TAHUN

Ber kaitan dengan uraian tersebut di atas , berarti perkumpulan atau paguyuban mempunyai dua kepentingan, yaitu kepentingan ke dalam dan kepentingan ke luaro

[r]

Evaluasi dilakukan dengan pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE) melalui tahapan pada tingkat Satker kewilayahan, Satker jajaran Mabes Polri dan Tim Pelaksana

JADWAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU ( PLPG ) DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN PROVINSI GORONTALO.. PSG RAYON 128 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN

Berdasarkan surat Kepala ULP Kementerian Perdagangan RI Nomor : 949/SJ- DAG.ULP/SD/10/2012, tanggal 8 Oktober 2012 perihal pekerjaan Pembuatan Website

Menurut Suherman (2011: 52), tugas konselor tidak dibatasi sebagai penasihat dan pencari solusi tentang permasalahan yang dihadapi para siswa tetapi melalui pelaksanaan