• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pesawaran)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pesawaran)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

(Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pesawaran)

Rena Pratiwi Juwita, Charles Jackson, S.H., M.H., Nurmayani, S.H., M.H Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum

Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 No. HP : 085764653022

email : renajuwita@yahoo.co.id

Abstract

This study aims to determine how to control the Regional Inspectorate on village governance. This research is normative and empirical jurisdiction, the data used in the form of primary data and secondary data were used through library research and field study. The data were processed through the identification process, editing, data classification, data preparation and conclusion then qualitatively analyzed descriptively. The results showed that that the Regional Inspectorate supervision of the administration of the village is the supervision and examination covering the village administration and village government affairs. It is divided into Supervision / Examination Regular, Supervision/Inspection and Supervision Case/Special Investigation.

Keywords: Monitoring, Regional Inspectorate, Village Government.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengawasan Inspektorat Daerah terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa. Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif dan yuridis empiris, data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang digunakan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang diolah melalui proses identifikasi, editing, klasifikasi data, penyusunan data dan penarikan kesimpulan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pengawasan Inspektorat Daerah terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa adalah pengawasan dan pemeriksaan yang meliputi administrasi pemerintahan desa dan urusan pemerintahan desa. Terbagi dalam Pengawasan/Pemeriksaan Reguler, Pengawasan/Pemeriksaan Kasus dan Pengawasan/Pemeriksaan Khusus.

(2)

Kata Kunci : Pengawasan, Inspektorat Daerah, Pemerintahan Desa.

I. PENDAHULUAN

Otonomi daerah adalah kewenangan

daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sedangakan daerah otonom adalah

kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas daerah tertentu

berwenang mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah daerah dengan otonomi adalah proses peralihan dari sistem dekonsentrasi ke sistem desentralisasi. Otonomi adalah penyerahan urusan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam rangka sistem birokrasi pemerintahan. Tujuan otonomi adalah mencapai efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan kepada masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai dalam penyerahan

urusan ini adalah antara lain1: menumbuh

kembangkan daerah dalam berbagai

bidang, Meningkatkan pelayanan

masyarakat, menumbuhkan kemandirian

1 HAW. Wijadja, 2001. Otonomi Daerah Dan

Daerah Otonom, Jakarta: Raja Grafindo, Hlm. 76

daerah, dan meningkatkan daya saing daerah dalam proses pertumbuhan.

Pemberian otonomi daerah telah membuka peluang dan kesempatan yang sangat luas

kepada daerah otonom untuk

melaksanakan kewenangannya secara

mandiri, luas nyata dan bertanggung jawab

dalam mewujudkan kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan mutu pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat serta daya saing daerah.

Pemerintah dan pemerintah daerah

menyelenggarakan pemerintahan melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi yang harus ada dalam pemerintahan dan dilaksanakan secara profesional dalam rangka pencapaian sasaran tujuan organisasi secara efektif dan efisien.2

Pasal 24 Ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

diatur mengenai Inspektorat

Kabupaten/Kota. Pada Pasal 26 Ayat (4) di

jelaskan bahwa Inspektorat

Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah di

2 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2004.

Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Jakarta : Sinar

(3)

daerah kabupaten/kota., pelaksanaan

pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan Dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

dipertegas dengan adanya Peraturan

Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

dijelaskan bahwa pengawasan atas

penyelenggraan pemerintahan desa adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk

menjamin agar Pemerintahan Desa

berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari hal diatas, muncul sebuah

permasalahan bahwasanya perlu adanya

pengawasan terhadap penyeleggaraan

pemerintahan desa yang dilakukan oleh

Inspektorat Daerah. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka timbul

pertanyaan bagaimanakah pengawasan Inspektorat Daerah Kabupaten Pesawaran terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa dan apakah faktor penghambat

pengawasan Inspektorat Daerah

Kabupaten Pesawaran dalam melakukan pengawasan terhadap pemerintahan desa?

II. METODE PENELITIAN

Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan

jalan menganalisisnya.3Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang digunakan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang diolah melalui proses identifikasi, editing, klasifikasi data, penyusunan data dan penarikan kesimpulan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.

III. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran

Kabupaten Pesawaran adalah salah satu

kabupaten di Provinsi Lampung,

Indonesia. Secara geografis Kabupaten

Pesawaran terletak atara 10040’-50014’

3 Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum Dan

Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya

(4)

Bujur Timur dan 507050480 Lintang Selatan. Kabupaten Pesawaran diresmikan

pada tanggal 2 November 2007

berdasarkan Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2007 tentang Pembentukan

Kabupaten Pesawaran. Semula kabupaten ini merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Selatan. Kabupaten Pesawaran memiliki 9 kecamatan yang terdiri dari 133 desa.

3.2 Gambaran Umum Inspektorat Kabupaten Pesawaran

Sebagai salah satu unsur Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat Daerah Kabupaten

Pesawaran berkewajiban untuk

mendukung pencapaian visi pembangunan daerah dengan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sebagai salah satu indikator keberhasilan

pengawasan disuatu daerah dengan

terlaksananya tugas pokok dan fungsi Inspektorat, untuk mencapai keberhasilan tersebut Inspektorat Kabupaten Pesawaran

memiliki visi yaitu “Terwujudnya

Inspektorat Yang Profesional Dalam Rangka Menciptakan Aparatur Pemerintah Kabupaten Pesawaran yang Baik Dan Terpercaya”.

3.3 Pengawasan Inspektorat Daerah

Terhadap Penyelenggraan

Pemerintahan Desa

Penyelenggaraan pemerintahan daerah

lebih ditujukan dalam meningkatkan kinerja pembangunan di setiap sektor. Oleh karena itulah salah satu cara yang

dilakukan dalam pencapaian kinerja

pembangunan adalah melalui pengawasan, dimana fungsi dan peran pengawasan

merupakan kegiatan yang dilakukan

apabila aktivitas yang dilakukan oleh aparat pemerintahan daerah telah sesuai dengan yang direncanakan, dan selain itu dilakukan tindakan korektif dari hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang direncanakan.

Pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 secara tegas dinyatakan bahwa otonomi daerah yang dianut adalah otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Hal tersebut berarti bahwa pemerintahan daerah adalah

tetap sebagai bagian integral dari

pemerintahan nasional. Meskipun

demikian daerah diberi wewenang

merencanakan, melaksanakan serta

mempertanggung jawabkan pembangunan daerahnya atas prakarsa dan tanggung jawabnya sendiri.

Pemerintah daerah pada hakekatnya

merupakan sub sistem dari pemerintahan nasional dan secara implisit pembinaan

(5)

dan pengawasan terhadap pemerintahan daerah merupakan bagian integral dari sistem penyelenggaraan pemerintahan.

Pengawasan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah oleh Pemerintah, Gubernur dan Bupati/Walikota adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk

menjamin agar penyelenggaran

Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa berjalan sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.4

Dalam rangka mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik (good

governance), diperlukan peran pengawasan internal pemerintah secara

optimal dan berkualitas. Melalui

pengawasan intern dapat diketahui

sejauhmana suatu instansi pemerintah

telah melaksanakan kegiatan sesuai

dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Inspektorat Daerah sebagai Aparat

Pengawas Internal Pemerintah Daerah memiliki peran dan posisi yang sangat strategis, baik ditinjau dari aspek fungsi

4 Tjahya Supriatna, MS., 1993. Sistem Administrasi

Pemerintahan Di Daerah, Jakarta : Bumi Aksara,

Hlm. 95

manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program pemerintah. Dari segi fungsi dasar manajemen, Inspektorat mempunyai kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program pemerintah, Inspektorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas sekaligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam APBD. Inspektorat Daerah sebagai salah satu lembaga pengawas yang diberi tugas dan

wewenang melaksanakan pengawasan

fungsional atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah, memiliki peran yang sangat menentukan guna terwujudnya pemerintahan daerah yang bebas dari KKN sehingga tercapai daya guna dan hasil

guna pembangunan nasional bagi

kesejahteraan masyarakat.

Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

dijelaskan bahwa pengawasan atas

penyelenggaran pemerintahan desa

meliputi administrasi pemerintahan desa

dan urusan pemerintahan desa.

Pengawasan atas penyelenggaraan

pemerintahan desa adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar

(6)

pemerintahan desa berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

dijelaskan bahwa pengawasan terhadap urusan pemerintahan di desa dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya, Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang dimaksud adalah Inspektorat Daerah. Fungsi pengawasan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah lebih bersifat pembinaan dan dalam praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Desa, Inspektorat Daerah tidak berwenang untuk menghakimi dan menindak.

Instansi yang memiliki wewenang dalam

melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan desa di Kabupaten Pesawaran adalah Inspektorat Daerah Kabupaten Pesawaran. Pentingnya fungsi dan peran Inspektorat Daerah Kabupaten Pesawaran dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

pemerintahan desa bertujuan untuk

mengawasi dan memeriksa pelaksaan penyelenggaran pemerintahan desa di

Kabupaten Pesawaran agar pemerintahan desa berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Tugas

dalam pengawasan serta pemeriksaan

pemerintahan desa pada Inspektorat

Kabupaten Pesawaran dilakukan oleh

Inspektur Pembantu (Irban) dengan

anggotanya yang berjumalah 6

orang.Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Pesawaran

terhadap pemerintahan desa yaitu

Pengawasan/Pemeriksaan Reguler,

Pengawasan/Pemeriksaan Kasus dan

Pengawasan/Pemeriksaan Khusus.

3.4 Pengawasan / Pemeriksaan Reguler

Pengawasan/Pemeriksaan Reguler ini

berpedoman pada Program Kerja

Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan

dilakukan 1 kali dalam 1 tahun dengan

waktu selama 2 x 8 hari.

Pengawasan/pemeriksaan dilakukan pada seluruh obrik yang ada di Kabupaten Pesawaran, berdasar atas Surat Perintah

Tugas (SPT) Bupati.

Pengawasan/Pemeriksaan Reguler pada tahun 2013 ini telah berlangsung pada bulan Maret dan bulan April dengan obrik 133 desa.

(7)

Mekanisme pelaksanaan pemeriksaan

adalah 1) Persiapan Pemeriksaan,

Koordinasi Rencana Pemriksaan, sebelum

memprogramkan pemeriksaan terlebih

dahulu dilakukan koordinasi dengan

kecamatan mengenai waktu dan obyek yang akan diperiksa serta pengumpulan dan penelaahan informasi yang berkenaan dengan obyek yang akan di periksa lalu penyusunan Program Kerja Pemeriksaan (PKP). 2) Pelaksaan Pemeriksaan, Tim pemeriksa bertemu dengan Kepala Desa atau yang mewakili, untuk menyampaikan maksud dan tujuan pemeriksaan setelah itu

tim pemeriksa melaksanakan tugas

pemeriksaan pada obyek-obyek yang akan diperiksa sesuai dengan program kerja pemeriksaan. Kemudian tim pemeriksa

menyampaikan pokok-pokok hasil

pemeriksaan kepada Kepala Desa atau yang mewakili. 3) Hasil pemeriksaan selambat-lambatnya 15 hari setelah selesai pemeriksaan reguler, tim pemeriksa wajib

melakukan pemberitahuan hasil

pemeriksaan. Materi pemeriksaan

penyelenggaraan pemerintahan desa yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten

Pesawaran meliputi pemeriksaan

administrasi pemerintahan desa dan

pemeriksaan urusan pemerintahan desa.

Pada tahun 2013 pengawasan Inspektorat

Daerah terhadap penyelenggaraan

pemerintahan desa telah dilakukan dan dapat diketahui bahwa lamanya waktu pengawasan/pemeriksaan reguler yaitu 2 x 8 hari yang dilakukan masing-masing pada tanggal 4 Maret s.d 11 Maret 2013 dan tanggal 1 April s.d 8 April 2013 dari waktu yang ditentukan dalam PKPT maka pengawasan/pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Pesawaran terhadap seluruh obrik yang ada di Kabupaten Pesawaran dengan jumlah 133 desa maka dalam waktu 1 hari Inspektorat Kabupaten Pesawaran harus memeriksa 7 sampai 8 obrik dengan pembagian obrik yang telah ditentukan pada masing-masing

Irban. Hal ini menunjukan bahwa

meskipun seluruh obrik yang ada dapat diperiksa, namum pemeriksaan yang dilakukan kurang optimal dikarenakan waktu pemeriksaan yang sangat singkat.

Hasil dari pengawasan/pemeriksaan

reguler pada Tahun 2013 ini yaitu hampir seluruh temuan pada pemerintahan desa terdapat masalah yang sama yaitu masih kurangnya sumber daya manusia aparatur pemerintah desa itu sendiri, dan masih kurangnya kesadaran Kepala Desa dalam membuat buku administrasi desa serta

masalah wajib pajak yang belum

seluruhnya memenuhi kewajiban

membayar pajak dan sarana prasarana yang belum memadai pada pemerintahan desa.

(8)

3.5 Pengawasan / Pemeriksaan Kasus

Pengawasan/Pemeriksaan Kasus

berpedoman pada Program Kerja

Pemeriksaan Tahunan (PKPT).

Pengawasan/Pemeriksaan Kasus ini tidak terjadual dan berdasar pada pengaduan masyarakarat dan pemberitaan surat kabar,

pelaksanan pengawasan/pemeriksaan

tersebut dilakukan atas Surat Perintah Tugas (SPT) Bupati. Cara penyelesaian kasus yaitu pemeriksaan langsung pada obrik atau pemanggilan obrik. Kesimpulan

atas hasil laporan

pengawasan/pemeriksaan kasus terhadap pengaduan masyarakat dan pemberitaan surat kabar setelah adanya pemeriksaan oleh Inspektorat adalah Terbukti, Tidak Terbukti dan Terbukti Sebagian.

Pada Tahun 2013 ini telah tejadi 2 kasus, Kasus yang pertama yaitu kasus yang pada bulan Juni terjadi di Desa Legundi. Kasus tersebut atas pengaduan dari BPD Legundi

bahwa Kepala Desa Legundi telah

melakukan penjualan tehadap perahu nelayan, jaring dan bubu dimana perahu

nelayan, jaring dan bubu tersebut

merupakan bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesawaran.

Bantuan dari Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Pesawaran berupa 5

perahu nelayan, 4 jaring penangkap ikan dan 5 bubu ikan. Dan kasus yang kedua terjadi di Desa Karangrejo yaitu pada bulan Februari. Kasus tersebut atas

pengaduan BPD Karangrejo yang

melaporkan bahwa Kepala Desa

Karangrejo telah melakukan

penyimpangan dana Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri untuk pembuatan sumur bor dan tampungan air guna pengairan sawah di Desa Karangrejo yang mengakibatkan pembuatan tampungan air terhenti dan baru terselesaikan sumur bor saja. Masing-masing kasus tersebut telah diperiksa oleh Inspektorat Kabupaten Pesawaran dan hasilnya adalah Tidak Terbukti.

3.6 Pengawasan / Pemeriksaan Khusus

Pengawasan/Pemeriksaan Khusus tidak masuk dalam Program Kerja Pemeriksaan

Tahunan (PKPT) dan

pengawasan/pemeriksaan ini tidak

terjadual. Pengawasan/Pemeriksaan

Khusus ini dilakukan pada Akhir Masa

Jabatan (AMJ) Kepala Desa, yang

diperiksa yaitu mulai dari sejak awal menjabat Kepala Desa hingga akhir masa jabatan. Komponen materi pemeriksaan khusus sama dengan komponen materi pemeriksaan reguler. Hasil penelitian penulis pada masing-masing Irban terkait

(9)

pengawasan/pemeriksaan khusus adalah bahwa dalam obrik masing-masing Irban yang terdiri dari Irban I - Irban IV

pemeriksaan/pengawasan khusus

terkendala pada masalah yang sama yaitu

belum dibuatnya Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

(LPPD) dan Laporan Keuangan

Pemerintahan Desa (LKPD), seharusnya LPPD dibuat maksimal 6 bulan setelah akhir masa jabatan dan dilaporkan kepada masyarakat melalui BPD. Sedangkan LKPD dibuat 3 bulan sebelum akhir masa jabatan dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat.

3.7 Faktor Penghambat

Pengawasan Inspektorat Daerah

Terhadap Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

faktor-faktor penghambat pengawasan

Inspektorat Daerah terhadap

penyelenggaraan pemerintahan desa

adalah sebagai berikut :

1. Dana

Berdasarkan hasil wawancara dengan

Bapak Vierdaizy selaku Kepala

Inspektur Pembantu Wilayah III, beliau menjelaskan dana yang diterima oleh Inspektorat Kabupaten Pesawaran untuk melakukan pemeriksaan masih

belum mencukupi, dengan jumlah obrik yang terdiri dari 133 desa belum

seluruhnya dapat dilakukan

pemeriksaan dengan optimal

dikarenakan jarak tempuh desa yang jauh dan banyaknya jumlah desa yang

diperiksa sehingga membutuhkan

penerimaan dana yang maksimal dari APBD.

2. Obyek Pemeriksaan (Obrik)

Masih kurangnya kesadaran obyek

pemeriksaan dalam melaksanakan

penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik dan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan serta belum

seluruhnya obyek pemeriksaan

menyadari tujuan pemeriksaan adalah sebagai upaya membantu pencapaian target fungsional dan kriteria yang telah ditetapkan.

3. Tim Pemeriksa

Pada Inspektorat Kabupaten Pesawaran anggota pemeriksa yang ada belum mencukupi, anggota pemeriksa yang ada pada masing-masing Irban hanya berjumlah 6 orang dengan 1 Kepala Irban.

4. Waktu Pemeriksaan

Waktu pemeriksaan menjadi kendala bagi tim pemeriksa karena dalam

(10)

pemeriksaan hanya diberi waktu 2 x 8 hari sedangkan jumlah obrik yang harus diperiksa terdiri dari 133 desa.

5. Sarana dan Prasarana

Masih terbatasnya sarana dan

prasarana yang ada pada Inspektorat

Kabupaten Pesawaran yang

mengakibatkan pemeriksaan belum optimal.

IV. PENUTUP 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh penulis tentang

Pengawasan Inspektorat Daerah Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dapat

disimpulkan bahwa Pengawasan

Inspektorat Daerah Kabupaten Pesawaran terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Pengawasan yang dilakukan oleh

Inspektorat Daerah Kabupaten Pesawaran terhadap pemerintahan desa yaitu terbagi dalam Pengawasan/Pemeriksaan Reguler,

Pengawasan/Pemeriksaan Kasus dan

Pengawasan/Pemeriksaan Khusus.

Pejabat Inspektorat yang mendapatkan tugas melakukan pengawasan adalah

Inspektur Pembantu (Irban) dan

anggotanya yang tebagi dalan Inspektur Pembantu Wilayah I, Inspektur Pembantu Wilayah II, Inspektur Pembantu Wilayah III dan Inspektur Pembantu Wilayah IV.

Pengawasan atas penyelenggaraan

pemerintahan desa meliputi administrasi

pemerintahan desa dan urusan

pemerintahan desa.

Sedangkan Faktor penghambat yang

dihadapi oleh Inspektorat Kabupaten Pesawaran adalah masih kurangnya dana operasional yang diterima oleh Inspektorat

Kabupaten Pesawaran dari APBD

sehingga pemeriksaan obrik yang

dilakukan masih kurang optimal, masih

kurangnya kesadaran obrik dalam

melaksanakan penyelenggaraan

pemerintahan desa yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta masih

rendahnya kesadaran bahwa tujuan

pemeriksaan adalah sebagai upaya

membantu pencapaian target fungsional dan kriteria yang telah ditetapkan, belum mencukupinya anggota pemeriksa yang ada pada masing-masing Irban dan waktu pemeriksaan yang sangat sempit hanya 2 x 8 hari sedangkan obrik yang diperiksa adalah seluruh desa yang ada di Kabupaten Pesawaran serta masih terbatasnya sarana

(11)

dan prasarana yang ada di Inspektorat

Kabupaten Pesawaran seperti masih

kurangnya jumlah laptop, komputer,

handycam dan camera digital.

4.2 Saran

Sebaiknya Inspektorat Daerah Kabupaten

Pesawaran melakukan pendidikan

pelatihan kepada obyek pemeriksaan (Obrik) yang dalam hal ini adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa mengenai

penyelenggaraan pemerintahan desa.

Sehingga kesadaran obrik dalam

melaksanakan pemerintahan desa dapat

tumbuh dan memahani tujuan dari

pemeriksaan yang dilakukan oleh

Inspektorat. Kemudian dengan adanya faktor penghambat yang ada, selanjutnya dapat diminimalisir dengan memanfaatkan dana yang diperoleh Inspektorat dengan

maksimal, penambahan waktu

pemeriksaan, penambahan jumlah tim pemeriksa yang ada di Inspektorat dan melengkapi sarana dan prasarana yang ada di Inspektorat agar pengawasan dan

pemeriksaan yang dilakukan oleh

Inspektorat dapat lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA Buku-buku

Bohari. 1992. Pengawasan Keuangan Negara. RajawaliPers, Jakarta.

Kansil, C.S.T. 1988. Desa Kita: Dalam Peraturan Tata Pemerintahan Desa. Ghalia Indonesia, Jakarta. Kansil, C.S.T, dan Kansil, Christine S.T.

2001. Pemerintahan Derah Di Indonesia. Sinar Grafika, Jakarta. Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung.

Marzuki, Peter Mahmud. 2010. Penelitian Hukum. Kencana, Jakarta.

Nurmayani. 2009. Hukum Administrasi Daerah. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Saparin, Sumber. 1990. Tata

Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Soekanto, Sarjono. 1990. Penelitian

Hukum Normatif. Rajawali Pers, Jakarta.

Supriatna MS., Tjahya. 1993. Sistem Administrasi Pemerintahan Di Daerah. Bumi Aksara, Jakarta.

(12)

Surianingrat, Bayu. 1992. Pemerintahan

Administrasi Desa Dan

Kelurahan. Rieneka Cipta, Jakarta.

Widjaja, HAW. 2001. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. PT. RajaGrafindo Perasada, Jakarta.

. 2005. Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

. 1993. Pemerintahan Desa Dan Administrasi Desa. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang No. 33 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Tentang Desa

Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Derah

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Organisasi Dan Tata Kerja

Inspektorat Provinsi Dan

Kabupaten/Kota

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman Tata Cara

Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Peraturan Daerah Provinsi Lampung No.

12 Tahun 2009 Tentang

Pembentukan, Organisasi Dan Tata

Kerja Inspektorat, Badan

Perencanaan Pembanngunan

Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung

Peraturan Daerah Kabupaten Pesawaran No. 6 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi Dan Tata Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan atau kepandaian itu didapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, untuk itu agar perangkat lunak yang dikembangkan dapat mempunyai kecerdasan maka perangkat

Mengenai pengertian upaya hukum, secara yuridis normatif diatur dalam Bab I Pasal 1 Angka 12 KUHAP, yang menyatakan bahwa: Upaya hukum adalah: hak terdakwa atau penuntut

diantara para pelaku usaha, terkait pemasok bahan baku, pengolah dan pedagang produk, (3) Pengembangan promosi ke pasar domestik dan ekspor dengan media yang lebih modern, dan

Dalam penelitian Haryati (2010) ditemukan bahwa kriteria kode tepat dan spesifik sesuai ICD-10 sampai dengan karakter kelima yaitu sebesar 0%. Berdasarkan hasil studi

Lampiran 8 Struktur diameter tegakan hutan rakyat di Kabupaten Ciamis Pola

Bab II Kajian penelitian Terdahulu dan kerangka teori, yang akan dibagi menjadi 2 pembahasan yaitu kajian pustaka yang membahas tentang penelitian yang ada relevansinya

penegak dan pramuka pandega guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan menambah pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan

1) Masing-masing kelompok diminta mengamati dua gambar yang ditayangkan guru (gambar KUD dan Koperasi sekolah). 2) Secara komunikatif dengan kelompoknya, siswa yang