• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR. PT. Miranthi Konsultan Permai Jl. Maleer Indah III No. 40 Bandung Telp/Fax

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR. PT. Miranthi Konsultan Permai Jl. Maleer Indah III No. 40 Bandung Telp/Fax"

Copied!
251
0
0

Teks penuh

(1)

PT. Miranthi Konsultan Permai

Jl. Maleer Indah III No. 40 Bandung 40274

Telp/Fax. 022 7305632 email : miranthikp@yahoo.co.id

P

embuatan Rencana Induk

S

istem Penyediaan Air Minum

(2)

Daftar isi

Daftar isi ... 1

Daftar tabel ... 6

Daftar gambar ... 10

BAB1 ... 12

PENDAHULUAN ... 12

1.1

Latar Belakang ... 12

1.1.1 Maksud dan Tujuan ... 13

1.1.2 Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan ... 14

1.1.3 Otorisasi... 14

1.1.4 Landasan Hukum Penyusunan RISPAM ... 14

1.2

Lingkup Kegiatan Pekerjaan ... 15

1.3

Sistematika Penulisan Laporan ... 16

BAB 2 ... 18

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI ... 18

2.1.

Kondisi Fisik Daerah ... 18

2.1.1. Geografi ... 19

2.1.2. Topografi dan Fisiografi ... 20

2.1.3. Geologi ... 20

2.1.4. Hidrologi, klimatologi dan Hidrogeologi... 21

2.2.

Sarana dan Prasarana ... 26

2.2.1. Air Limbah ... 26

2.2.2. Persampahan ... 27

2.2.3. Drainase ... 29

2.2.4. Irigasi ... 30

2.2.5. Sarana Perekonomian ... 30

2.2.6. Sarana Sosial dan Kesehatan ... 31

2.2.7. Sarana Peribadatan ... 34

(3)

2.2.9. Listrik ... 35

2.2.10. Telepon ... 35

2.2.11. Kawasan Strategis ... 36

2.3.

Sosial Ekonomi dan Budaya ... 38

2.3.1. PDRB ... 38

2.3.2. Mata Pencaharian Penduduk ... 39

2.3.3. Adat Istiadat, Tradisi dan Budaya ... 41

2.4.

Sarana Kesehatan Lingkungan ... 43

2.5.

Ruang dan Lahan ... 47

2.5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ... 47

2.5.2. Penggunaan Lahan dan Tata Guna Lahan ... 57

2.5.3. Rencana Pengembangan Tata Kota ... 58

2.5.4. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas ... 61

2.5.5. Kawasan Lindung ... 68

2.5.6. Laju Perubahan Tata Guna dan Fungsi Lahan ... 70

2.6.

Kependudukan ... 71

2.6.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 71

2.6.2. Penyebaran Penduduk ... 72

2.7.

Keuangan Daerah ... 73

BAB 3 ... 74

KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM ... 74

3.1.

Aspek Teknis ... 74

3.1.1. SPAM Ibu Kota Kabupaten Minahasa Tenggara ... 75

3.1.1.1. Jaringan Perpipaan ... 75

3.1.1.2. Bukan Jaringan Perpipaan ... 80

3.1.2. SPAM IKK (Instalasi Kota Kecamatan) ... 81

3.1.2.1. Jaringan Perpipaan ... 81

3.1.3. SPAM Pedesaan ... 84

3.1.3.1. Jaringan Perpipaan ... 84

3.1.3.2. Bukan Jaringan Perpipaan ... 85

3.2.

Aspek Non Teknis ... 86

(4)

3.2.2. Pengaturan ... 87

3.2.3. Pembiayaan ... 89

3.3.

Permasalahan SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara ... 93

3.3.1. Permasalahan Penyelenggaraan SPAM PDAM... 93

3.3.2. Permasalahan Penyelenggaraan SPAM IKK ... 95

3.3.3. Permasalahan Penyelenggaraan SPAM Pedesaan ... 95

BAB 4 ... 97

STANDAR KRITERIA PERENCANAAN ... 97

4.1.

Standar Kebutuhan Air ... 97

4.1.1.

Kebutuhan Domestik ... 98

4.1.2.

Kebutuhan Non Domestik ... 100

4.2.

Kriteria Perencanaan ... 101

4.2.1.

Unit Air Baku ... 101

4.2.2.

Unit Transmisi ... 108

4.2.3.

Unit Produksi ... 113

4.2.4.

Unit Distribusi ... 114

4.2.5.

Unit Pelayanan ... 121

4.3.

Periode Perencanaan ... 122

4.4.

Kriteria Daerah Layanan ... 123

BAB 5 ... 124

PROYEKSI KEBUTUHAN AIR ... 124

5.1.

Rencana Pemanfaatan Ruang ... 124

5.1.1. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten ... 135

5.1.1.1. Kawasan Lindung ... 135

5.1.1.2. Kawasan Budidaya ... 137

5.1.2. Penetapan Kawasan Strategis ... 144

5.2.

Rencana Daerah Pelayanan ... 145

5.3.

Proyeksi Jumlah Penduduk ... 149

5.3.1. Penentuan Nilai Ka dan r ... 149

5.3.2. Penentuan metode proyeksi jumlah penduduk ... 151

5.4.

Kebutuhan Air Minum ... 157

BAB 6 ... 159

(5)

6.1.

Potensi Air Permukaan ... 159

6.1.1. Sungai ... 159

6.1.2. Mata Air ... 160

6.2.

Potensi Air Tanah ... 161

6.3.

Neraca Air ... 162

6.4.

Alternatif Sumber Air Baku ... 164

6.5.

Usulan Perizinan Pengambilan Air Baku ... 166

BAB 7 ... 167

RECANA PENGEMBANGAN SPAM... 167

7.1.

Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah ... 167

7.1.1. Umum ... 167

7.1.2. Kebijakan Tata Ruang ... 167

7.1.3. Struktur Tata Ruang... 169

7.1.4. Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah ... 169

7.2.

Rencana Sistem Pelayanan ... 172

7.3.

Rencana Pengembangan SPAM... 176

7.4.

Kapasitas Sistem ... 178

7.5.

Rencana Penurunan Kebocoran ... 182

BAB 8 ... 183

ANALISIS KEUANGAN ... 183

8.1.

Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan... 183

8.1.1. Kebutuhan Investasi ... 183

8.1.2. Pola dan Sumber Investasi ... 183

8.2.

Dasar Penentuan Asumsi Keuangan ... 193

8.3.

Analisa Kelayakan Keuangan ... 193

BAB 9 ... 208

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PELAYANAN AIR MINUM ... 208

9.1.

Lembaga Penyelenggara ... 208

9.2.

Organisasi ... 210

9.2.1.

Bentuk Badan Pengelola ... 210

9.2.2.

Struktur Organisasi ... 233

9.3.

Sumber Daya Manusia ... 241

(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 249

LAMPIRAN ... 250

(7)

Daftar tabel

Tabel 2.1. Jumlah Kecamatan, Desa, dan Kelurahan di Kabupaten Minahasa Tenggara ... 19

Tabel 2.2. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Minahasa Tenggara ... 19

Tabel 2.3. Tinggi Koordinat Gunung di Kabupaten Minahasa Tenggara ... 20

Tabel 2. 4. Curah Hujan dan Hari Rata-rata Bulanan di Kabuapten Minahasa Tenggara ... 22

Tabel 2. 5. Tahapan Pengembangan Limbah Domestik Kabupaten Minahasa Tenggara ... 26

Tabel 2. 6. Tahapan Pengembangan persampahan Kabupaten Minahasa Tenggara ... 28

Tabel 2. 7. Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Minahasa Tenggara ... 29

Tabel 2. 8. Jumlah Desa dengan Fasilitas Pasar menurut Jenis dan Kecamatan ... 30

Tabel 2. 9. Jumlah Koperasi Menurut Jenis... 31

Tabel 2. 10. Jumlah Sekolah Dasar Menurut Kecamatan dan Status 2011 ... 31

Tabel 2. 11. Jumlah Sekolah Menengah Pertama Menurut Kecamatan dan Status ... 32

Tabel 2. 12. Jumlah Sekolah Menegah Atas Menurut Kecamatan dan Status ... 32

Tabel 2. 13. Fasilitas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara ... 33

Tabel 2. 14. Jumlah Kunjungan Penderita Rawat Jalan Menurut Klinik di Rumah Sakit Ratatotok Buyat ... 33

Tabel 2. 15. Jumlah Tempat Ibadah Menurut Jenis dan Kecamatan ... 34

Tabel 2. 16. Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan dan Status Jalan ... 34

Tabel 2. 17. Jumlah Kendaraan Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) Menurut Trayek dan Tempat Duduk ... 35

Tabel 2. 18. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan ... 35

Tabel 2. 19. Jumlah Desa dengan Fasilitas Wartel menurut Kecamatan ... 35

Tabel 2. 20. Jenis Lapangan Pekerjaan Utama ... 40

Tabel 2. 21. Jumlah Usaha Mikro Menurut Kecamatan 2011 ... 40

Tabel 2. 22. Jumlah Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah Menurut Kecamatan 2011 ... 41

Tabel 2.23. Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Air Minum ... 44

(8)

Tabel 2.25. Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Air Minum ... 45

Tabel 2. 26. Presentase Rumah Tangga Menurut Jarak Sumber Air Minum ke Penampungan Kotoran terdekat ... 46

Tabel 2. 27. Presentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar ... 46

Tabel 2. 28. Presentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang Digunakan ... 46

Tabel 2. 29. Presentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Tinja ... 46

Tabel 2.30. Jumlah Penduduk Minahasa Tenggara Menurut Kecamatan Tahun 2011 ... 71

Tabel 2.31 Indikator Kependudukan Minahasa Tenggara ... 72

Tabel 2. 32. Luas dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan ... 72

Tabel 2. 33. Realisasi Penerimaan Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Minahasa Tenggara (Juta Rupiah) ... 73

Tabel 3. 1. Unit Produksi PDAM Minahasa Selatan di Kabupaten Minahasa Tenggara ... 76

Tabel 3. 2. Pipa Transmisi – Distribusi PVC PDAM Minahasa Selatan di Kabupaten Minahasa Tenggara ... 78

Tabel 3. 3. Pipa Transmisi – Distribusi GIP PDAM Minahasa Selatan di Kabupaten Minahasa Tenggara ... 78

Tabel 3. 4. Reservoir PDAM Minahasa Selatan di Kabupaten Minahasa Tenggara ... 79

Tabel 3. 5. Jumlah Sambungan PDAM Minahasa Selatan di Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2012 ... 79

Tabel 3. 6. Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Air Minum ... 80

Tabel 3. 7. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum ... 80

Tabel 4. 1. Pembagian Status Kota ... 99

Tabel 4. 2. Tingkat konsumsi/pemakaian air rumah tangga sesuai kategori kota ... 99

Tabel 4. 3 Kebutuhan Domestik ... 100

Tabel 4. 4 Data Kebutuhan Dasar Air Domestik dan Non Domestik ... 100

Tabel 4. 5 Kriteria Pipa Transmisi ... 109

Tabel 4. 6 Besar Debit dan Jumlah Pompa ... 113

Tabel 4. 7 Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi ... 114

Tabel 4. 8 Kriteria Pipa Distribusi ... 116

Tabel 4. 9 Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan jaringan Pipa Distribusi ... 118

(9)

Tabel 5. 1. Penentuan Nilai Ka dan r Penduduk Daerah Perencanaan ... 150

Tabel 5. 2. Data Penduduk Eksisting Wilayah Perencanaan ... 151

Tabel 5. 3. Perhitungan Jumlah Penduduk Berdasarkan Metode Linier (Arithmatik) ... 153

Tabel 5. 4. Perhitungan Jumlah Penduduk Berdasarkan Metode Geometrik... 154

Tabel 5. 5. Standar Deviasi Metode Proyeksi Penduduk ... 155

Tabel 5. 6. Rekapitulasi Proyeksi Penduduk di Kabupaten Minahasa Tenggara ... 156

Tabel 5. 7. Proyeksi Kebutuhan Air SPAM Ibu Kota dan SPAM IKK ... 158

Tabel 6. 1 DAS Di Kabupaten Minahasa Tenggara ... 159

Tabel 6. 2. Sumber Mata Air yang Tersebar ... 160

Tabel 6. 3. Kondisi Air Tanah Di Kabupaten Minahasa Tenggara... 162

Tabel 6. 4. Indikator Kesetimbangan Air ... 163

Tabel 6. 5. Kesetimbangan Air Kabupaten Minahasa Tenggara ... 163

Tabel 7. 1. Kebutuhan Pengembangan SPAM Ibu Kota dan IKK Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2014 - 2028 ... 177

Tabel 8. 1. Sumber Pembiayaan, Sasaran dan Program Pengembangan SPAM ... 184

Tabel 8. 2. Skedul Implementasi (dalam jutaan rupiah) ... 194

Tabel 8. 3. Produksi dan Distribusi Air (dalam jutaan m3) ... 194

Tabel 8. 4. Rencana Pembiayaan Investasi (dalam jutaan rupiah) ... 195

Tabel 8. 5. Perbandingan Tarif Air Curah dan HPP ... 199

Tabel 8. 6. Proyeksi Perkembangan Laba/Rugi (dalam jutaan rupiah) ... 199

Tabel 8. 7. Proyeksi Perkembangan Arus Kas (dalam jutaan rupiah) ... 201

Tabel 8. 8. Proyeksi Perkembangan Neraca (dalam jutaan rupiah) ... 202

Tabel 8. 9. Finansial Rasio ... 203

Tabel 8. 10. Ringkasan Hasil Proyeksi Keuangan ... 204

Tabel 8. 11. Perhitungan IRR, Payback Period & NPV Periode Proyeksi 2014-2034 (dalam ribuan rupiah) ... 205

(10)

Tabel 9. 1. Alternatif Lembaga Penyelenggara SPAM ... 212

Tabel 9. 2. Perbandingan UPTD, BLUD dan PDAM ... 212

Tabel 9. 3. Analisa Kelebihan dan Kekurangan Kelembagaan ... 228

Tabel 9. 4. Proyeksi Pembentukan/Pengembangan UPTD-AM & BLU-SPAM & PDAM ... 230

Tabel 9. 5. Persyaratan Pola Pengelolaan Keuangan BLU-SPAM ... 231

Tabel 9. 6. Contoh Jabatan, Kualifikasi dan Uraian Jabatan UPTD-AM ... 236

Tabel 9. 7. Proyeksi Jumlah Pegawai 2014-2028 ... 244

(11)

Daftar gambar

Gambar 2.1.Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara ... 24

Gambar 2.2.Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Minahasa Tenggara ... 25

Gambar 2. 3. Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik – Sistem Onsite ... 27

Gambar 2. 4. Peta Tahapan Pengembangan Persampahan... 28

Gambar 2. 5. Peta Tahapan Pengembangan Drainase ... 29

Gambar 2. 6. Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Minahasa Tenggara ... 38

Gambar 2. 7. PDRB Perkapita Kabupaten Minahasa Tenggara ... 39

Gambar 2.8. Piramida Penduduk Minahasa Tenggara 2011 ... 72

Gambar 3. 1. Broncaptering ... 77

Gambar 3. 2. Saringan Pasir Lambat ... 77

Gambar 3. 3. Reservoir... 79

Gambar 3. 4. Skematik Sistem IKK Tombatu ... 82

Gambar 3. 5. Skematik Sistem IKK Ratahan ... 82

Gambar 3. 6. Skematik Sistem IKK Pusomain ... 82

Gambar 3. 7. Skematik Sistem IKK Belang ... 83

Gambar 3. 8. Skematik Sistem IKK Ratatotok ... 83

Gambar 5. 1. Peta Rencana Pengembangan SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara ... 146

Gambar 5. 2 Skematik Kecamatan Ratatotok ... 147

Gambar 5. 3. Skematik Kecamatan Pusomain ... 147

Gambar 5. 4 Skematik Kecamatan Belang ... 147

Gambar 5. 5 Skematik Kecamatan Ratahan & Kecamatan Ratahan Timur ... 148

Gambar 5. 6 Skematik Kecamatan Pasan ... 148

Gambar 5. 7 Skematik Kecamatan Tomabato & Kecamatan Tombatu Timur ... 148

Gambar 5. 8 Skematik Kecamatan Toluan & Kecamatan Toluan Selatan ... 149

Gambar 5. 9 Skematik Kecamatan Silian Raya ... 149

Gambar 5. 10. Barchat Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2028 ... 156

(12)

Gambar 7. 1. Rencana Pusat Layanan Kabupaten Minahasa Tenggara ... 168

Gambar 7. 2. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Minahasa Tenggara ... 170

Gambar 7. 3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Minahasa Tenggara ... 171

Gambar 7. 4.Rencana Pengembangan SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara ... 173

Gambar 7. 5. Skematik Kecamatan Ratatotok ... 174

Gambar 7. 6. Skematik Kecamatan Pusomain ... 174

Gambar 7. 7. Skematik Kecamatan Belang ... 174

Gambar 7. 8. Skematik Kecamatan Ratahan & Kecamatan Ratahan Timur ... 175

Gambar 7. 9. Skematik Kecamatan Pasan dan Tombato TImur ... 175

Gambar 7. 10. Skematik Kecamatan Tomabato dan Kecamatan Tombatu Utara ... 175

Gambar 7. 11. Skematik Kecamatan Toluan & Kecamatan Toluan Selatan ... 176

Gambar 7. 12. Skematik Kecamatan Silian Raya ... 176

Gambar 8. 1. Alur Permen PU No. 12 Tahun 2010 ... 187

Gambar 8. 2. Wilayah Kerjasama Pengusahaan ... 187

Gambar 8. 3. Alur Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha... 187

Gambar 8. 4.. Alur Kerjasama BUMN/BUMD dengan Badan Usaha ... 188

Gambar 8. 5. Alur Skema Penjaminan ... 190

Gambar 8. 6. Produksi, Distribusi, dan Penjualan Air (m3) ... 195

Gambar 8. 7. Grafik Struktur Pembiayaan ... 196

Gambar 8. 8. Pendapatan Penjualan Air (dalam jutaan rupiah) ... 200

Gambar 9. 1. Konsep Dasar Pengembangan Organisasi PDAM ... 233

Gambar 9. 2. Struktur Organisasi UPTD-AM ... 234

Gambar 9. 3. truktur Organiasi BLU-SPAM ... 240

Gambar 9. 4. Struktur Organisasi PDAM ... 241

Gambar 9. 5. Struktur Organisasi SPAM Pedesaan Sistem A ... 246

Gambar 9. 6. Struktur Organisasi SPAM Pedesaan Sistem B ... 247

(13)

BAB

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyediaan air minum perlu memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang merupakan prasyarat mutlak bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut sangat diperlukan mengingat adanya keterikatan yang erat antara kualitas air minum dengan kesehatan masyarakat yang pada akhirnya akan juga dapat mempengaruhi produktifitas masyarakat secara keseluruhan.

Dengan dasar tersebut di atas, serta dengan mempertimbangkan Peraturan Pemerintah No.16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), maka upaya pengembangan SPAM secara jelas dinyatakan menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dengan demikian maka Pemerintah memiliki kewajiban untuk berperan dalam menjamin hak setiap orang, untuk mendapatkan air minum sehari-hari yang sehat, bersih,dan produktif.

Penyelenggaraan pengembangan SPAM harus dilaksanakan secara terpadu. Keterpaduan penyelenggaraan dilakukan melalui pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi, sehingga dapat menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari pencemaran air limbah dan sampah. Hal tersebut dirasakan penting karena fenomena degradasi lingkungan yang telah terjadi secara lokal, regional maupun global telah memberikan sinyal yang menuntut agar pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam, dapat dilakukan secara berkesinambungan termasuk sumber daya air. Oleh karena itu, peranan undang-undang No.7 tahun 2004 tentang sumber daya air, menjadi salah satu komponen yang penting untuk mendorong dilakukannyapemeliharaan sumber daya air. Undang-udang ini menjadi semakin penting mengingat kebutuhan akan air semakin meningkat, sedangkan ketersediaan sumber daya air semakin langka akibat degradasi daya dukung dan daya tampung lingkungan. Dengan demikian maka Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di daerah merupakan upaya strategis untuk

(14)

mendukung terciptanya keseimbangan pemanfaatan sumber daya air dengan perlindungan sumber daya air.

Demi efisiensi dan optimasi teknik penyediaan air minum di daerah, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara melalui Dinas Pekerjaan Umum bermaksud untuk membuat pengembangan SPAM khususnya dalam rangka pengamanan pencapaian sasaran Nasional dan pengendalian pelaksanaan untuk perwujudan standar pelayanan minimal. Hasil dari pembuatan Rencana Induk SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan dan program pengembangan SPAM yang komprehensive, sehingga penyelenggaraanya pengembangan SPAM dapat tepat sasaran, dan dikerjakan melalui tahapan dan program yang sistematis.

Secara keseluruhan, jumlah penduduk Kabupaten Minahasa Tenggara yang sudah memiliki akses terhadap air bersih (terlindungi dan tidak terlindungi) adalah sebesar 73,93% atau sekitar 75.094 jiwa.

1.1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan Pembuatan Rencana Induk SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara adalah:

1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum di Kabupaten Minahasa Tenggara hingga 20 tahun ke depan;

2. Membantu Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara dalam penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum;

3. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan SPAM di Kabupaten Minahasa Tenggara pada setiap periode perencanaan (per 5 tahun) hingga 20 tahun ke depan;

4. Memberikan masukan bagi Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten dalam upaya mengembangkan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten Minahasa Tenggara melalui program yang terpadu dan berkelanjutan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah menghasilkan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM, yang dapat menjadi pedoman pengembangan SPAM di Kabupaten Minahasa Tenggara hingga 20 tahun ke depan.

(15)

1.1.2 Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara yang siap ditindaklanjuti oleh Penyelenggara SPAM Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara untuk menjadi dokumen legal

Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara mengenai Rencana Induk

Pengembangan SPAM.

1.1.3

Otorisasi

Pemilik pekerjaan ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara

1.1.4 Landasan Hukum Penyusunan RISPAM

1 Undang-undang No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

2 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 3 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, 4 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, 5 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

6 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

7 Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

8 Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah

9 Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Sebagaimana Telah Diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur,

10 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal,

(16)

12 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),

14 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian PDAM,

15 Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi PDAM.

16 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum Daerah

17 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah,

18 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2010 tentang Pedoman Kerjasama Penguasaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,

19 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Nonperizinan Penanaman Modal. 20 Surat Edaran Dirjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum Nomor:

01/SE/DJCK/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air Minum

1.2 Lingkup Kegiatan Pekerjaan

Ruang Lingkup Pembuatan Rencana Induk SPAM Kabupaten Minahasa Tenggara meliputi :

1. Melaksanakan koordinasi, mengumpulkan data dan konsultasi kepada instansi terkait;

2. Menganalisis kinerja badan pengelolaair minum daerah;

3. Menganalisis kondisi eksisting SPAM untuk mengetahui kebutuhan rehabilitasi dalam rangka pelayanan air minum;

4. Melaksanakan identifikasi potensi pengembangan pelayanan air minum dan potensi air baku;

(17)

6. Membuat proyeksi kebutuhan air minum berdasarkan hasil survey kebutuhan nyata (real demand survey), kriteria dan standar pelayanan;

7. Membuat skematisasi pemakaian air dan hidrolis rencana pengembangan sistem jaringan pipa eksisting dan perencanaan jaringan pipa pada SPAM baru;

8. Mengkaji pilihan SPAM yang paling ekonomis dari aspek investasi, serta operasi dan pemeliharaan untuk pembangunan SPAM baru;

9. Melaksanakan kajian keterpaduan perencanaan pengembangan SPAM dengan sanitasi;

10. Menyusun strategi dan program pengembangan pelayanan air minum dengan pola investasi dan pemeliharaannya;

11. Menyusun materi rencana induk air minum dengan memperhatikan rencana

pengelolaan sumber daya air, rencana tata ruang wilayah, kebijakan dan strategi pengembangan SPAM.

1.3 Sistematika Penulisan Laporan

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan serta keluaran yang diharapkan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Minahasa Tenggara.

Bab II Gambaran Umum Wilayah Studi

Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi studi yang meliputi kondisi fisik dasar, rumah dan lahan, kondisi sarana dan prasarana, serta kondisi sosial ekonomi budaya Kabupaten Minahasa Tenggara.

Bab III Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum

Bab ini menguraikan mengenai kondisi eksisting aspek teknis dan non teknis sistem penyediaan air minum di wilayah studi Kabupaten Minahasa Tenggara beserta permasalahannya.

Bab IV Standar Kriteria Perencanaan

Bab ini menguraikan mengenai standar perencanaan kebutuhan domestik dan non domestik beserta kriteria perencanaan unit-unit sistem penyediaan air minum di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara

(18)

Bab ini menguraikan mengenai rencana cakupan pelayanan dan hasil dari real demand survey serta proyeksi penduduk dan kebutuhan air di wilayah pelayanan Bab VI Potensi Air Baku

Bab ini menguraikan mengenai potensi air permukaan, potensi air tanah dan neraca air di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara

Bab VII Rencana Pengembangan SPAM

Bab ini menguraikan mengenai kebijakan, struktur dan pola pemanfaan ruang wilayah beserta rencana pengembangan di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara

Bab VIII Analisis Keuangan

Bab ini menguraikan mengenai kebutuhan investasi, sumber, dan pola pendanaan di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara

Bab IX Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum

Bab ini menguraikan mengenai alternatif lembaga penyelenggara SPAM di Kabupaten Minahasa Tenggara serta rencana pengembangan sumber daya manusia.

(19)

BAB

2

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

2.1. Kondisi Fisik Daerah

Secara umum Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan salah satu wilayah strategis di Provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten ini merupakan daerah baru hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa Selatan, yang terletak pada posisi tengah jazirah yang berjarak ± 85 Km dari Kota Manado (Ibukota Propinsi Sulawesi Utara). Daerah ini berada di pesisir selatan Pulau Sulawesi bagian Utara. Karena letaknya tersebut maka Kabupaten ini juga menjadi penghubung arus perdagangan ke Provinsi Maluku, Kabupaten Bolaang Mongondow serta Provinsi Gorontalo.

Pada awal pembentukannya, Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki 6 (enam) kecamatan. Namun, mengacu pada wilayah administratifnya yang cukup luas serta jumlah penduduk yang terus meningkat, maka berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 22 Tahun 2009 telah dibentuk 6 (enam) kecamatan baru beserta beberapa desa dan kelurahan baru. Dengak adanya penambahan tersebut, maka jumlah kecamatan, desa dan kelurahan yang dimiliki oleh Kabupaten Minahasa Tenggara sampai dengan saat ini telah berkembang menjadi 12 (dua belas) kecamatan, 135 desa dan 9 kelurahan.Rincian mengenai masing-masing kecamatan beserta desa atau kelurahannya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Kecamatan Ratatotok merupakan Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas,

dengan luas wilayah mencapai 10.418 km2 atau sebesar 14% dari wilayah Kabupaten

Minahasa Tenggara. Sementara itu Kecamatan Ratahan sebagai Ibukota Kabupaten,

memiliki luas 6.163 km2 atau sebesar 8%. Sedangkan Kecamatan Tombatu Timur

merupakan wilayah yang memiliki luas terkecil, yaitu dengan luas 1.881 km2 atau sebesar 3%. Secara keseluruhan untuk luas wilayah menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

(20)

Tabel 2.1. Jumlah Kecamatan, Desa, dan Kelurahan di Kabupaten Minahasa Tenggara

No. Kecamatan Desa Kelurahan

1 Ratahan 2 9 2 Tombatu 11 3 Belang 20 4 Touluaan 10 5 Ratatotok 15 6 Pusomaen 15 7 Touluaan Selatan 10 8 Silian Raya 10 9 Tombatu Utara 10 10 Tombatu Timur 11 11 Pasan 11 12 Ratahan Timur 10 Jumlah 135 9

Sumber : BPS, Kab. Minahasa Tenggara 2012

Tabel 2.2. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Minahasa Tenggara

No. Nama Kecamatan Luas Persentase (km2) (%) 1 Belang 7.517 10 2 Pusomaen 5.362 7 3 Ratatotok 10.418 14 4 Ratahan 6.163 8 5 Pasan 4.979 7 6 Ratahan Timur 6.399 9 7 Tombatu 6.795 9 8 Tombatu Utara 3.717 5 9 Tombatu Timur 1.881 3 10 Touluaan 10.180 14 11 Touluaan Selatan 5.276 7 12 Silian Raya 4.375 6 Jumlah 73.062 100

Sumber : BPS, Kab. Minahasa Tenggara 2012

2.1.1. Geografi

Kabupaten Minahasa Tenggara, dengan Ratahan sebagai ibukotanya, secara geografis terletak pada 124°30’24’’BT - 124°56’24’’BT dan 0°50’46’’LU - 1°08’19’’LU, dengan Luas daratan mencapai 730,62 km2 dan luas lautan ± 4 mil sama dengan 306,39 km² dengan panjang garis pantai 102 km2.

Batas Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara :

Utara : Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan;

(21)

Selatan : Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaaang Mongondow Timur dan Laut Maluku;

Barat : Kecamatan Ranoyapo dan Kecamatan Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan;

Timur : Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa dan Laut Maluku.

(Sumber: Minahasa Tenggara Dalam Angka 2012)

Peta orientasi dan administrasi Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.

2.1.2. Topografi dan Fisiografi

Sebagian besar kondisi topografi dan geomorfologi wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah bergunung-gunung dan berbukit-bukit. Kondisi tersebut membentang dari Utara ke Selatan dengan ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling tinggidan yang sejajar permukaan laut. Diantaranya terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang.

Wilayah tertinggi di puncak gunung dan juga sebagian kecil dataran rendah terutama di bagian Selatan, posisi ketinggian dari daerah pantai hingga mencapai 1300 meter dpl. Terdapat gugusan pegunungan yaitu pegunungan Manimporok dan juga gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Api Soputan dengan ketinggian mencapai 1.784 m dpl (5853 feet). Gunung Soputan ini terletak di antara perbatasan Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Minahasa Selatan, serta Kabupaten Minahasa.

Tabel 2.3. Tinggi Koordinat Gunung di Kabupaten Minahasa Tenggara

No. Gunung Tinggi

(meter) Jenis

1 Soputan 1.780 Stratovolcano

2 Manimporok 1.661

Sumber : BPS, Kab. Minahasa Tenggara 2012

2.1.3. Geologi

a. Formasi Batuan

Dari peta geologi dan Potensi Bahan Galian Sulawesi Utara (Dep.Pertambangan dan Energi, Tahun 1995) berdasarkan formasi batuan wilayah Minahasa Tenggara terdiri dari:

(22)

2) Formasi Batuan Gunung Api Muda (Tmc,Qv) 3) Formasi Batuan Gunung Api Bilingala (Tmbv) 4) Formasi Batuan Gunung Api Pinogu (TQpv) 5) Batuan Gunung Api (Tmv)

6) Formasi Batugamping Ratatotok (Tml) 7) Formasi Endapan danau sungai (Qs) 8) Formasi Tufa Tondano (Qtv)

b. Jenis Batuan

Berdasarkan faktor lithologi wilayah Minahasa Tenggara terdiri dari jenis batuan Alluvium, Basalt, Tefra, Andesit

c. Jenis Tanah

Jenis tanah yang ada di Minahasa Tenggara secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 13 jenis yaitu:

1) Dystropets; Dystrandepts; Tropaquepts 2) Dystropets; Humitropepts; Tropohumults 3) Dystropets; Humitropepts; Tropudalfs 4) Dystropets; Tropudults; Troporhents 5) Euntrandepts; Eutropepts

6) Eutropepts

7) Eutropepts; Dystrandepts 8) Eutropepts; Euntrandepts

9) Humitropepts; Dystrandepts; Hydrandepts 10) Rendills; Eutropepts

11) Sulfaquents; Hydraquents 12) Tropopsamments; Tropaquents 13) Tropodults; Dystropepts; Eutropets

2.1.4. Hidrologi, klimatologi dan Hidrogeologi

Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki wilayah perairan laut yang bervariasi dari landai sampai drop-off. Wilayah perairan laut kabupaten ini memiliki kedalaman 2-3 meter dipesisir pantai sampai 1.000 meter di bagian lainnya. Wilayah bergunung-gunung terletak di bagian tengah dengan ketinggian mencapai 1.500-2.000 meter di

(23)

atas permukaan laut. Variasi temperatur udara tahunan berkisar antara rata–rata 25oC–

27oC yang beriklim tropis basah (humid tropical climate).

Berdasarkan hasil studi data sekunder, jumlah hujan pada musim hujan sangat besar, dengan tipe hujan yang termasuk dalam kategori sangat basah, di mana curah hujan rata – rata 3,187 mm/tahun dengan kecepatan angin rata – rata bulanan 2,26 knot, serta radiasi matahari bulanan rata – rata 20 MJ/m/hari. Meskipun ada musim kemarau sub soil, wilayah ini tidak mengalami kekeringan karena memiliki bulan basah musim hujan hingga mencapai 9 bulan berturut-turut, terutama terjadi pada bulan Oktober s/d Juni. Sementara bulan kering musim kemarau berkisar 3 bulan berturut-turut yang terjadi pada bulan Juli s/d September.

Data iklim Kabupaten Minahasa Tenggara, Propinsi Sulawesi Utara diambil dari Stasiun Klimatologi Bandara Samratulangi Manado Propinsi Sulawesi Utara tahun 1998 – 2002. Data yang ada menunjukkan bahwa Kabupaten Minahasa Tenggara tidak mempunyai bulan kering (curah hujan rata-rata bulanan < 100 mm) dari stasiun pengamatan tersebut. Oleh karena itu iklim Kabupaten Minahasa Tenggara menurut Koppen diklasifikasikan Af dimana total curah hujan tahunan > 2,500 mm/tahun dan curah hujan bulan terkering > 60 mm, dan menurut Schmidt Pergusson Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk tipe A dengan nilai Q (quotien) 0 %, sedangkan menurut zona agroklimat Oldeman Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk dalam zona A1 yaitu dengan jumlah bulan basah berturut-turut lebih dari sembilan bulan dan jumlah bulan kering kurang dari dua bulan dalam setahun.

Tabel 2. 4. Curah Hujan dan Hari Rata-rata Bulanan di Kabuapten Minahasa Tenggara

No Bulan Curah Hujan Jumlah Hari Hujan

1 Januari 604.66 25.8 2 Februari 305.02 17.4 3 Maret 407.24 20.2 4 April 328.46 21.4 5 Mei 254.50 19.4 6 Juni 326.26 21.6 7 Juli 141.64 14.2 8 Agustus 107.32 10.6 9 September 194.36 14 10 Oktober 355.14 18.6 11 November 488.04 24 12 Desember 326.96 22.4

(24)

Jumlah 3,839.60 229.60

Rata-rata 319.97 19.13

Bulan Basah 9

Bulan Kering 0

(25)
(26)
(27)

2.2. Sarana dan Prasarana

2.2.1. Air Limbah

Sistem prasarana air limbah terdiri atas:

a. rencana pembangunan dan pengembanganInstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) kabupaten akan dikembangkan secara terpadu yang berlokasi di wilayah Kecamatan Ratahan, Kecamatan Belang dan kecamatan lainnya sesuai dengan kebutuhan

b. sistem pengolahan limbah pada IPAL dan IPLT dilakukan dengan sistem off site c.

Tabel 2. 5. Tahapan Pengembangan Limbah Domestik Kabupaten Minahasa Tenggara

No Sistem Cakupan Layanan

Eksisiting (%)

Target Cakupan Layanan (%) Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang A Sistem In-Site 1 Individual (tangki septic) 61,7% (2%) 66,7% (3%) 71,7% (5%) 80,7% 2 Komunal (MCK,MCK++) 3,5% (4%) 7,5% (5%) 12,5% (6,8%) 19,3%

Sumber : Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Minahasa Tenggara

Rencana pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Minahasa Tenggara sampai jangka panjang masih dengan sistem on site baik individual maupun komunal dengan target jangka panjang yaitu 100% penduduk sudah mendapatkan kases layanan pengelolaan air limbah sistem on site baik individual maupun komunal.

(28)

Gambar 2. 3. Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik – Sistem Onsite

2.2.2. Persampahan

Sistem jaringan persampahan terdiri atas:

a. pengelolaan sistem persampahan di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara yang tetap mengedepankan pada prisnsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycling);

b. rencana pembangunan TPS di empat lokasi yang tersebar di Kecamatan Belang, Ratatotok, Tombatu, dan Touluaan; dan

c. rencana pembangunan TPA di Kecamatan Ratahan yang dikembangkan dengan sistem sanitary landfill.

Penentuan Zona dan Sistem Sanitasi

Sub Sektor Air Limbah

Zona II: Pengelolaan Limbah domestic menggunakan system setempat individual (tangki septic SNI)

Zona I: Pengelolaan Limbah domestic melalui STBM serta penyediaan MCK++ bagi MBR

CBD saat ini

Didefinisikan sebagai wilayah hinterland, tidak termasuk dalam lingkup SSK (termasuk dlm Kab. Mitra)

(29)

Tabel 2. 6. Tahapan Pengembangan persampahan Kabupaten Minahasa Tenggara

No Sistem Cakupan Layanan

Eksisiting (%)

Target Cakupan Layanan (%) Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

A Penanganan Langsung (direct)

1 Kawasan Komersial 5% 40% 70% 100%

B Penanganan Tidak Langsung (indirect)

1 Kawasan

Pemukiman

10% 35% 60% 100%

Sumber : Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Minahasa Tenggara

Gambar 2. 4. Peta Tahapan Pengembangan Persampahan

Penentuan Zona da Sistem Sanitasi

Sub Sektor Persampahan

Zona I: Peningkatan Cakupan layanan hingga 70% (RT-TPS-TPA) + Penyapuan Jalan (Jangka pendek ke menengah. 2012-2015)

Zona II: Peningkatan cakupan layanan hingga minimal 40% (TPS-TPA) + pemilahan dan pengolahan sampah berbasis RT.

Zona III: Pengembangan system pengelolaan sampah berbasis masyarakat + pemilahan dan pengolahan sampah berbasis RT,

pengangkutan secukupnya (TPS-TPA) CBD saat ini

Didefinisikan sebagai wilayah hinterland, tidak termasuk dalam lingkup SSK (termasuk dlm Kab. Minahasa Tenggara)

(30)

2.2.3. Drainase

Sistem jaringan drainase terdiri atas:

a. rencana pembangunan jaringan drainase pada sepanjang sisi kiri dan kanan jaringan jalan, terutama pada kawasan perkotaan;

b. rencana pengembangan jaringan sungai sebagai bagian dari pengembangan sistem drainase yang difungsikan sebagai jaringan drainase primer;

c. rencana pengembangan kawasan cekungan sebagai kawasan resapan air; dan d. rencana pembangunan dan pengembangan sumur-sumur resapan dan

lubang-lubang biopori serta upaya teknis lainnya untuk mempercepat proses peresapan air.

Tabel 2. 7. Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Minahasa Tenggara

No Sistem Cakupan Layanan

Eksisiting (%)

Target Cakupan Layanan (%) Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang 1 Penanganan Langsung 25% 40% 60% 100%

Sumber : Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Minahasa Tenggara

Gambar 2. 5. Peta Tahapan Pengembangan Drainase

Penentuan Zona da Sistem Sanitasi

Sub Sektor Drainase Lingkungan

CBD saat ini

Wilayah Genangan

Didefinisikan sebagai wilayah hinterland, tidak termasuk dalam lingkup SSK (termasuk dlm Kab. Zona I: Penanganan Jangka

Pendek menengah sampai terhadap genangan

Zona II: Penanganan Jangka Menengah terhadap genangan Zona III: Penanganan Jangka Menengah

ke panjang terhadap genangan (berbasis masyarakt)

(31)

2.2.4. Irigasi

Jaringan irigasi terdiri atas:

a. bendungan yang berupa Bendungan Ranombolay di Minahasa Tenggara untuk pelayanan kurang lebih 1.157 ha;

b. daerah irigasi (DI) yang terdiri atas:

1) DI Buyat yang diantaranya meliputi wilayah Kecamatan Ratatotok di Kabupaten Minahasa Tenggara;

2) DI Belang di Kecamatan Belang; 3) DI Touluaan di Kecamatan Touluaan; 4) DI Ratahan di Kecamatan Ratahan;

5) DI Pusomaen di Kecamatan Pusomaen; dan 6) DI Tombatu di Kecamatan Tombatu.

7) DI Kecamatan Tombatu Timur (Aliran sungai Nanauan) 8) DI Silian di Kecamatan Silian Raya

9) DI Tombatu di Kecamatan Tombatu Utara 10) DI Poniki di Kecamatan Pasan

11) DI Wioi di Kecamatan Ratahan Timur 12) DI Kalait di Kecamatan Touluaan Selatan

c. saluran irigasi primer yang meliputi Saluran Irigasi Ranombolay di Minahasa Tenggara, sepanjang kurang lebih 1,45 km, serta saluran irigasi sekunder yang meliputi Saluran Irigasi Ranombolay di Minahasa Tenggara sepanjang kurang lebih 19,08 km.

2.2.5. Sarana Perekonomian

Pada tahun 2011 di Minahasa Tenggara terdapat 21 pasar tradisional dimana 16 diantaranya sudah permanen. Data jumlah pasar disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. 8. Jumlah Desa dengan Fasilitas Pasar menurut Jenis dan Kecamatan

No Kecamatan Jenis Pasar

Pasar Permanen/Semi Permanen Pasar Tidak Permanen 1 Ratatotok 3 1 2 Pusomaen 2 1 3 Belang 1 - 4 Ratahan 1 1

(32)

5 Pasan 1 - 6 Ratahan Timur - 2 7 Tombatu 1 - 8 Tombatu Timur 4 - 9 Tombatu Utara 1 - 10 Toluaan 1 - 11 Toluaan Selatan 1 - 12 Silian Raya - - Jumlah 16 5 2008 14 7

Sumber: Pendataan potensi desa april 2011, BPS Kab.Minahasa Selatan

Tercatat sebanyak 256 koperasi menurut jenis koperasi yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2011. Jumlah koperasi menurut jenis koperasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. 9. Jumlah Koperasi Menurut Jenis

No Jenis Koperasi Jumlah

1 Koperasi Simpan Pinjam 6

2 Koperasi Produsen 94 3 Koperasi Konsumen 22 4 Koperasi Pemasaran 66 5 Koperasi Jasa 1 6 Koperasi Lainnya 67 Jumlah 256 2010 256 2009 256 2008 181

Sumber: Dinas Perindustrian, perdagangan, Koperasi dan UMKM Pasar Kabupaten Minahasa Tenggara

2.2.6. Sarana Sosial dan Kesehatan

Melalui jalur pendidikan, pemerintah berupaya untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Berikut merupakan gambaran mengenai jumlah sekolah yang terdapat di Kabupaten Minahasa Tenggara.

Tabel 2. 10. Jumlah Sekolah Dasar Menurut Kecamatan dan Status 2011

No Kecamatan Negeri Swasta Jumlah

1 Ratatotok 5 2 7

(33)

3 Belang 10 2 12 4 Ratahan 5 3 8 5 Pasan 6 - 6 6 Ratahan Timur 4 2 6 7 Tombatu 6 6 12 8 Tombatu Timur 7 - 7 9 Tombatu Utara 3 3 6 10 Toluaan 3 4 7 11 Toluaan Selatan 3 5 8 12 Silian Raya 2 2 4 Jumlah 58 33 91 2010 58 34 92 2008 57 39 96

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Tenggara

Tabel 2. 11. Jumlah Sekolah Menengah Pertama Menurut Kecamatan dan Status

No Kecamatan Negeri Swasta Jumlah

1 Ratatotok 1 3 4 2 Pusomaen 4 1 5 3 Belang 5 - 5 4 Ratahan 2 1 3 5 Pasan 2 - 2 6 Ratahan Timur 3 - 3 7 Tombatu 2 1 3 8 Tombatu Timur 2 - 2 9 Tombatu Utara 3 - 3 10 Toluaan 2 - 2 11 Toluaan Selatan 6 - 6 12 Silian Raya 1 1 2 Jumlah 33 7 40 2010 29 10 39

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Tenggara

Tabel 2. 12. Jumlah Sekolah Menegah Atas Menurut Kecamatan dan Status

No Kecamatan Negeri Swasta Jumlah

1 Ratatotok - 2 2 2 Pusomaen 1 - 1 3 Belang 1 - 1 4 Ratahan 1 1 2 5 Pasan 1 - 1 6 Ratahan Timur - - - 7 Tombatu 1 - 1 8 Tombatu Timur - - - 9 Tombatu Utara - - - 10 Toluaan 1 - 1 11 Toluaan Selatan - - - 12 Silian Raya - - - Jumlah 6 3 9 2010 6 3 9

(34)

Pembangunan di bidang kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung. Selain itu pembangunan kesehatan juga memuat mutu dan upaya kesehatan yang dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas kesehatan. Berikut merupakan gambaran fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Kabupaten Minahasa Tenggara.

Tabel 2. 13. Fasilitas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara

No Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas

1 Ratatotok 1 2 2 Pusomaen - 1 3 Belang - 2 4 Ratahan - 1 5 Pasan - 1 6 Ratahan Timur - - 7 Tombatu - - 8 Tombatu Timur - 1 9 Tombatu Utara - 1 10 Toluaan - 1 11 Toluaan Selatan - 1 12 Silian Raya - - Jumlah 1 11 2010 1 11 2009 1 11 2008 - 7

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara

Sedangkan apabila dilihat dari kunjungan penderita rawat jalan menurut Rumah Sakit Buyat di Ratatotok rata-rata pasien yang datang ke Rumah Sakit tersebut adalah untuk rawat darurat sebesar 40%. Berikut merupakan rincian jumlah kunjungan pasien di Rumah Sakit Buyat.

Tabel 2. 14. Jumlah Kunjungan Penderita Rawat Jalan Menurut Klinik di Rumah Sakit Ratatotok Buyat

No Klinik Kunjungan Penderita

Rawat Jalan Jumlah Baru Lama 1 Penyakit Dalam 414 234 648 2 Kesehatan Anak 49 41 90 3 Bedah 46 48 94 4 Kebidanan/Kandungan 82 62 144 5 Mata 137 36 173 6 Gigi - - - 7 Umum 485 612 8 Rawat Darurat 989 594 1097 9 Keluarga Berencana - - 1583

(35)

10 Radiologi 107 - 107

Jumlah 2309 1627 3936

2010 2950 3436 6386

2.2.7. Sarana Peribadatan

Gambaran mengenai sarana peribadatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 15. Jumlah Tempat Ibadah Menurut Jenis dan Kecamatan

No Kecamatan Mesjid Gereja

Protestan Gereja Katolik Pura 1 Ratatotok 10 28 2 0 2 Pusomaen 6 22 1 0 3 Belang 13 18 2 0 4 Ratahan 1 31 2 0 5 Pasan 1 22 1 1 6 Ratahan Timur 0 18 1 0 7 Tombatu 0 25 1 0 8 Tombatu Timur 2 26 1 0 9 Tombatu Utara 1 18 0 0 10 Toluaan 0 19 0 0 11 Toluaan Selatan 0 21 0 0 12 Silian Raya 0 12 0 0 Jumlah 34 260 11 1 2008 28 206 12 1

Sumber : Pendataan Potensi Desa April 2011, BPS Kab. Minahasa Selatan

2.2.8. Sarana Transportasi

Secara umum kondisi jalan di wilayah Minahasa Tenggara pada tahun 2011 dalam kondisi baik. Bila diproporsikan, keadaan jalan pada tahun 2011 dengan kondisi baik adalah 53%, sedang 6% rusak 11%, dan rusak berat 29%.

Menurut statusnya jalan di Minahasa Tenggara terdiri atas jalan negara 10%, jalan propinsi 13% dan jalan kabupaten 78%.

Tabel 2. 16. Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan dan Status Jalan

No Kondisi Jalan

Status Jalan

Jalan negara Jalan Provinsi Jalan Kab/Kota

2010 2011 2010 2011 2010 2011 1 Baik 40,6 39,0 51,0 48,0 139,1 166,3 2 Sedang 3,0 3,0 2,0 3,5 13,5 24,1 3 Rusak 2,0 3,6 5,0 5,5 34,7 44,0 4 Rusak Berat 3,0 4,0 124,7 134,3 Jumlah 45,6 45,6 61,0 61,0 322,0 368,6 2010 39,0 39,0 106,1 106,1 317,3 322,0

(36)

Gambaran mengenai kendaraan angkutan kota dalam provinsi (AKDP) yang melayani trayek di wilayah Minahasa Tenggara adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 17. Jumlah Kendaraan Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) Menurut Trayek dan Tempat Duduk

No Trayek Jumlah Kendaraan

1 Ratahan – Manado 6 2 Ratahan – Langowan 23 3 Tombatu – Manado 9 4 Tombatu – Langowan 40 5 Belang – Langowan 3 6 Ratatotok – Langowan 7 7 Ratatotok - Kawangkoan 3 8 Ratatotok – Madado 1 Jumlah 92

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Tenggara 2.2.9. Listrik

Pemerintah kabupaten melakukan investasi untuk penambahan jaringan listrik. Sedangkan jaringan listrik yang dikelola oleh PT.PLN telah melaksanakan kegiatan investasi untuk kegiatan-kegiatan antara lain pemasangan baru jaringan listrik untuk rumah tangga, perkantoran, industri dan usaha lain. Disamping itu untuk penggantian gardu transmisi, pengantian alat-alat pencatat meter, penambahan daya terasambung pada instalasi.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Tenggara presentase rumah tangga menurut sumber penerangan adalah sebagi berikut

Tabel 2. 18. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan

No Sumber Penerangan Presentase (%)

1 Listrik PLN 97,37 2 Listrik Non PLN 1,69 3 Petromak/Aladin 0,39 4 Pelita/Senter 0,21 5 Lainnya 0,33 Jumlah 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Selatan 2.2.10. Telepon

Kondisi fasilitas wartel menurut kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 19. Jumlah Desa dengan Fasilitas Wartel menurut Kecamatan

No Kecamatan Jumlag Desa dengan

Fasilitas Wartel

(37)

2 Pusomaen 1 3 Belang 0 4 Ratahan 1 5 Pasan 0 6 Ratahan Timur 0 7 Tombatu 0 8 Tombatu Timur 0 9 Tombatu Utara 1 10 Toluaan 0 11 Toluaan Selatan 0 12 Silian Raya 0 Jumlah 3 2008 27

Sumber : Pendataan Potensi Daerah April 2011, BPS Kab. Minahasa Selatan

Dari data yang ada dapat dilihat bahwa jumlah fasilitas wartel di tiap kecamatan dibandingkan pada tahun 2008 yang masih berjumlah 27 sehingga tinggal 3 pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi telekomunikasi selular yang sudah bias menjangkau daerah-daerah di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara, sehingga trend penggunaan fixed phone pun berubah menjadi menggunakan telepon selular.

2.2.11. Kawasan Strategis

Kawasan strategis yang ada di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara, terdiri dari: a. kawasan strategis provinsi; dan

b. kawasan strategis kabupaten.

Rencana pengembangan kawasan strategis digambarkan dalam peta yang dapat dilihat pada lampiran 3

Kawasan strategis yang ada di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara, terdiri dari: a. Kawasan strategis provinsi terdiri atas:

1) kawasan koridor pantai selatan meliputi wilayah pesisir Kecamatan Pusomaen, Belang dan Ratatotok, yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ; dan

2) kawasan DAS yang tersebar diseluruh wilayah kabupaten yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

b. Kawasan strategis kabupaten terdiri atas:

1) kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, terdiri atas: a) kawasan strategis pusat pemerintahan dan pendidikan di Kecamatan

(38)

b) kawasan pusat perdagangan dan jasa di wilayah Kecamatan Ratahan yang ditetapkan sebagai PKW;

c) kawasan pusat pengembangan industri perikanan untuk menunjang pengembangan Minapolitan di kawasan pesisir pantai Pusomaen, Belang, dan Ratatotok; dan

d) kawasan pusat pengembangan industri pertanian di Kecamatan Ratahan Timur, Pasan, Tombatu, Tombatu Timur, Tombatu Utara, Silian Raya, Touluaan, dan Touluaan Selatan, sesuai dengan potensi unggulan dari masing-masing wilayah.

2) kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, terdiri atas: a) Kawasan Budaya Batulesung, Ratuoki, Kali, di Tombatu;

b) Kawasan Kubur Raja Bantik Kecamatan Ratahan;

c) Kawasan Budaya Pesta Adat Labuang Bentenan Kecamatan Pusomaen; d) Kawasan Sport Centre di desa Tababo dan desa Rasi Kecamatan Ratahan;

dan

e) Kawasan strategis pariwisata bahari yang berlokasi di Bentenan, Hais, Lakban; pariwisata tirta yang berlokasi di Air Konde Danau Lumpias.

3) kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam; 4) kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup.

a) kawasan strategis konservasi kepulauan di Kecamatan Ratatotok; Belang dan kawasan strategis konservasi bawah laut di Pulau Batutoli di Ratatotok, Taman Laut Tumbak, dan Pantai Bentenan di Kecamatan Pusomaen;

b) kawasan Pantai Lakban dan Teluk Buyat di Kecamatan Ratatotok;

c) kawasan strategis konservasi pulau Kepulauan di Kecamatan Ratatotok, Belang dan Pusomaen;

d) kawasan strategis gunung berapi Soputan di Kecamatan Ratahan, Pasan, Ratahan Timur, Silian Raya, Tombatu, Tombatu Timur, Tombatu Utara dan kecamatan Touluaan;

e) kawasan strategis DAS Molompar sebagai sumber energi listrik sistem mikrohidro (PLTM) di Desa Poniki;

f) kawasan strategis sungai di Tababo dan Kalait (pemanfaatan sumber daya air untuk situ atau danau buatan sebagai sumber air irigasi dan perikanan

(39)

darat); dan

g) kawasan Danau Bulilin di wilayah Kecamatan Tombatu.

Gambar 2. 6. Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Minahasa Tenggara

2.3. Sosial Ekonomi dan Budaya

2.3.1. PDRB

Secara umum perkembangan perekonomian di Kabupaten Minahasa Tenggara terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari besaran Produk Domestik regional Bruto (PDRB) selama 12 tahun terakhir, dimana PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2000 hanya 0,81 triliun rupiah menjadi hampir 1,98 triliun rupiah pada tahun 2011.

Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2011 sebesar 0,93 triliun rupiah, sehingga secara riil ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara mengalami pertumbuhan

(40)

sebesar 5,60% dari tahun sebelumnya. Secara sektoral struktur ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2011 ini didominasi oleh sektor pertanian dan pertambangan & galian.

Sektor-sektor atau lapangan usaha yang membentuk struktur PDRB adalah : 1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan

6. Perdangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa

Gambar 2. 7. PDRB Perkapita Kabupaten Minahasa Tenggara

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Selatan,2012

2.3.2. Mata Pencaharian Penduduk

Penduduk di Kabupaten Minahasa Tenggara mayoritas memiliki mata pencaharian di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan dan rata-rata merupakan usaha sendiri.

(41)

Tabel 2. 20. Jenis Lapangan Pekerjaan Utama

Lapangan Pekerjaan Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,

Perburuan dan Perikanan

12.143 3.761 15.094

Pertambangan dan Penggalian 972 84 1.056

Industri 5.944 1.733 7.677

Listrik, gas dan Air Minum 65 0 65

Konstruksi 3.313 83 3.396

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

1.796 4.527 6.323

Transportasi, Pergudangan dan

Komunikasi

3.508 84 3.590

Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan jasa Perusahaan

112 293 405

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan

Perorangan

2.543 2.377 4.920

Jumlah 30.394 12.942 43.336

Sumber: Hasil survey Angkatan Kerja Nasional 2011

Jumlah usaha kecil di Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2011 tercatat sebanyak 250 usaha, yaitu perdagangan sebanyak 3 usaha, industri non pertanian 144 usaha, industri pertanian 9 usaha, dan aneka jasa sebanyak 94 usaha.

Tabel 2. 21. Jumlah Usaha Mikro Menurut Kecamatan 2011

No Kecamatan Perdagangan Non Pertanian Industri Pertanian Aneka Jasa Jumlah 1 Ratatotok - 2 - - 2 2 Pusomaen - 21 - 2 23 3 Belang - 7 - - 7 4 Ratahan 3 60 - 40 107 5 Pasan - 10 5 14 29 6 Ratahan Timur - 4 - - 4 7 Tombatu - 6 - - 6 8 Tombatu Timur - 11 - 10 21 9 Tombatu Utara - 2 - - 2 10 Touluaan - 20 - 28 48 11 Toulaan Selatan - 1 - - 1 12 Silian Raya - - - - 0 Jumlah 3 144 9 94 250 2010 71 144 69 13 267

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UMKM dan Pasar Kabupaten Minahasa Tenggara

Sedangkan sebagai gambaran apabila dilihat dari jenis usaha mikro, kecil, dan menengah menurut kecamatan adalah sebagai berikut :

(42)

Tabel 2. 22. Jumlah Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah Menurut Kecamatan 2011 NO KECAMATAN USAHA MIKRO USAHA KECIL USAHA MENENGAH JUMLAH 1 Ratatotok 2 2 2 Pusomaen 2 2 3 Belang 3 2 1 6 4 Ratahan 101 101 5 Pasan 8 8 6 Ratahan Timur 2 2 7 Tombatu 22 22 8 Tombatu Timur 7 7 9 Tombatu Utara 35 35 10 Touluaan 32 32 11 Touluaan Selatan 13 13 12 Silian Raya 20 20 Jumlah 247 2 1 250 2010 267 181 19 467

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UMKM dan Pasar Kabupaten Minahasa Tenggara

2.3.3. Adat Istiadat, Tradisi dan Budaya

Dikutip dari situs resmi pemerintah Kabupaten Minahasa yang beralamat di

www.minahasa.go.id, Minahasa berasal dari kata MINAESA yang berarti persatuan, yang mana zaman dahulu Minahasa dikenal dengan nama MALESUNG.

Orang minahasa yang dikenal dengan keturunan Toar Lumimuut pada waktu itu dibagi dalam 3 (tiga) golongan yaitu :

1. Makarua Siow : para pengatur Ibadah dan Adat 2. Makatelu Pitu : yang mengatur pemerintahan 3. Pasiowan Telu : Rakyat

Berdasarkan penyelidikan Dr. J.P.G. Riedel, sekitar tahun 670 di Minahasa telah terjadi suatu musyawarah di watu Pinawetengan yang dimaksud untuk menegakkan adat istiadat serta pembagian wilayah Minahasa. Pembagian wilayah Minahasa tersebut dibagi dalam beberapa anak suku, yaitu:

1. Anak suku Tontewoh (Tonsea) : wilayahnya ke timur laut

(43)

3. Anak suku Toulour : menuju timur (atep)

4. Anak suku Tompekawa : ke barat laut, menempati sebelah timur tombasian besar

Pada saat itu belum semua daratan Minahasa ditempati, baru sampai di garisan Sungai Ranoyapo, Gunung Soputan, Gunung Kawatak, Sungai Rumbia. nanti setelah permulaan abad XV dengan semakin berkembangnya keturunan Toar Lumimuut, dan terjadinya perang dengan Bolaang Mongondow, maka penyebaran penduduk makin meluas keseluruh daerah minahasa. Hal ini sejalan dengan perkembangan anak suku sepert anak suku Tonsea, Tombulu, Toulour, Tountemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik.

Di Minahasa sejak dahulu tidak mengenal adanya pemerintahan yang diperintah oleh raja. Yang ada adalah:

Walian :Pemimpin agama / adat serta dukun

Tonaas : Orang keras, yang ahli dibidang pertanian, kewanuaan, mereka yang dipilih menjadi kepala walak

Teterusan : Panglima perang Potuasan : Penasehat

Suku Ratahan (Toulumalak) disebut juga sebagai suku Bentenan, merupakan sub-suku

Minahasa yang terdapat di provinsi Sulawesi Utara. Suku Ratahan, terutama berada di kecamatan Ratahan kabupaten Minahasa Tenggara, dan tersebar di sekitar kota Ratahan, di kampung-kampung Ratahan, Wioi, Wiau, Wongkai, Wawali, Rasi, Minanga, Molompar dan Bentenan. Populasi suku Ratahan diperkirakan lebih dari 15.000 orang pada sensus tahun 1989.

Suku Ratahan, hidup berdampingan dengan suku Pasan di suatu wilayah, sehingga di antara kedua suku ini susah dibedakan, selain itu kedua suku ini menggunakan bahasa dan adat-istiadat yang sama. Suku Ratahan dahulu bernama suku Toulumalak. Suku ini berasal dari Pakasa'an Touwuntu, yang terdiri dari 2 walak, yaitu Toulumalak (sekarang menjadi suku Ratahan) dan suku Tousuraya (sekarang menjadi suku Pahan).

Suku Ratahan bergabung dengan perserikatan Minahasa sekitar tahun 1690. Menurut sejarah bahwa nenek moyang pada awalnya berasal dari Minahasa, tapi mereka berperang dan pindah ke daerah Sulawesi Tengah, tapi kemudian mereka kembali ke

(44)

daerah Minahasa, dan memiliki keterkaitan darah pada masa lalu, sehingga mereka menggabungkan diri dalam adat-istiadat Minahasa.

Menurut sejarah Minahasa, disebutkan kaum Taranak yang dipimpin oleh Tonaas Wuntu, menuju ke Bentenan. Mereka mendirikan pemukiman di Ratan. Mereka ini lah yang disebut suku Ratahan. Sedangkan yang menuju ke Towuntu (Liwutung), disebut suku Tou Pasan. Sekelompok orang Tou Pasan mengadakan tumani dan bermukim di Tawawu (Tababo), Belang dan Watuliney, membaur dengan penduduk dari Taranak Ponosakan, yaitu keluarga Butiti, Wumbunan dan Tubelan yang datang dari Wulur Mahatus (Pontak), dan mereka disebut sebagai suku Tou Ponosakan.

Orang Ratahan pada masa dahulu menganut sistem kepercayaan tradisional yang bersifat monotheisme dan mengandung unsur animisme. Pada saat bangsa Eropa tiba di Minahasa, agama Kristen diterima dengan tangan terbuka. Pada mulanya agama Kristen Katolik disebarkan oleh misionaris bangsa Spanyol dan Portugis abad ke-16 dan 17 dan dilanjutkan abad ke-19, Belanda masuk di Minahasa, agama Kristen Protestan berkembang dengan pesat, banyak penganut Katolik beralih ke Protestan. Penyebaran Protestan dilakukan oleh zendeling (pekabar injil Belanda) berkebangsaan Jerman dan Belanda. Kedudukan kolonial Belanda yang bertahan selama tiga abad di Minahasa menyebabkan orang Ratahan banyak memeluk aliran Protestan.

Masyarakat suku Ratahan, hidup pada bidang pertanian. Mereka menanam padi, sayur dan buah-buahan. Beberapa tanaman keras seperti cengkeh, kopra dan salak menjadi tanaman utama mereka. Para perempuan banyak yang berprofesi sebagai penenun kain khas Bentenan. Selain itu bidang profesi lain juga mereka tekuni seperti menjadi pedagang, guru, pegawai dan lain-lain.

2.4. Sarana Kesehatan Lingkungan

Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :

 Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan

(45)

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam pasal 22 ayat(3) UU no.23 tahun 1992 yaitu :

1. Penyehatan air dan udara

2. Pengamamanan limbah padat/sampah 3. Pengamanan limbah cair

4. Pengamanan limbah gas 5. Pengamanan radiasi 6. Pengamanan Kebisingan 7. Pengamanan vektor penyakit

8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, seperti keadaan pasca bencana

Adapun gambaran kondisi sarana kesehatan lingkungan di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara sebagai berikut:

1. Kondisi penggunaan air minum

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2011 persentase rumah tangga menurut penggunaan fasilitas air minum menunjukkan data sebagai berikut:

Tabel 2.23. Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Air Minum

No Fasilitas Air Minum Presentase

1 Sendiri 47,16

2 Bersama 36,26

3 Umum 15,98

4 Tidak ada 0,61

Jumlah 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Selatan,2012

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa rata-rata penggunaan fasilitas air minum digunakan secara sendiri-sendiri. Hal ini dapat menunjukkan bahwa sebagian besar penyediaan air minum yang ada adalah sambungan ke rumah-rumah pribadi.

Gambaran penggunaan sumber air minum dalam rumah tangga adalah sebagai berikut :

(46)

Tabel 2.24. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum

No Sumber Air Minum Persentase

1 Air dalam kemasan 2,37

2 Air isi ulang 14,84

3 Ledeng Meteran 4,82

4 Ledeng Eceran 10,67

5 Pompa 2,05

6 Sumur Terlindung 34,52

7 Sumur Tak Terlindung 5,88

8 Mata Air Terlindung 23,92

9 Mata Air Tak Terlindung 0,68

10 Air Sungai 0

11 Air Laut 0

12 Lainnya 0,25

Jumlah 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Selatan.2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk di Minahasa Tenggara, sebanyak 34,52%, masih menggunakan sumber air minum dari sumur terlindung dan 23,92% berasal dari mata air terlindung.

Gambaran mengenai cara memperoleh air minum pada wilayah studi adalah sebagai berikut:

Tabel 2.25. Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Air Minum

No Cara Memperoleh Air Minum Persentase

1 Membeli 29,10

2 Langganan 7,73

3 Tidak Membeli 63,17

Total 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Selatan,2012

Dari tabel di atas dapat kita peroleh gambaran bahwa sampai saat ini mayoritas rumah tangga di wilayah Minahasa Tenggara atau sebanyak 63,17% memperoleh air secara gratis atau tidak membeli.

2. Kondisi sanitasi

Kondisi sanitasi (limbah domestik) di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahsa Tenggara tahun 2012 dapat digambarkan sebagai berikut:

(47)

Tabel 2. 26. Presentase Rumah Tangga Menurut Jarak Sumber Air Minum ke Penampungan Kotoran terdekat

No Jarak Ke Penampungan Presentase (%)

1 <= 10 m 29,96

2  10 m 68, 08

3 Tidak Tahu 1,96

Jumlah 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Selatan,2012

Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebesar 68,08% memeiliki jarak > 10 m ke penampungan/septic tank Sedangkan untuk fasilitas tempat buang air besar rata-rata masyarakat di wilayah Minahasa Tenggara telah memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri yaitu sebesar 62,45%. Jenis kloset yang banyak digunakan adalah leher angsa.

Tabel 2. 27. Presentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar

No Fasilitas Tempat Buang

Air Besar Presentase (%) 1 Sendiri 62,45 2 Bersama 17,50 3 Umum 1,72 4 Tidak Ada 18,33 Jumlah 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Selatan,2012

Tabel 2. 28. Presentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang Digunakan

No Jenis Kloset Presentase (%)

1 Leher Angsa 93,10

2 Plesengan 5,26

3 Cemplung/Cubluk 0,95

4 Tidak Pakai 0,69

Jumlah 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Selatan,2012

Tabel 2. 29. Presentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Tinja

No Tempat Pembuangan Tinja Presentase (%) 1 Tangki/SPAL 81,04 2 Kolam/swah 0,19 3 Sungai/danau/laut 8,86 4 Lubang tanah 4,27 5 Pantai/tanah lapang/kebun 5,07

(48)

6 Lainnya 0,57

Jumlah 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Selatan,2012

2.5. Ruang dan Lahan

2.5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara meliputi :

a. Pusat-pusat kegiatan;

Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara, terdiri atas : 1) PKWp; yaitu Ratahan.

2) PKL; yaitu Belang dan Tombatu. 3) PPK terdiri atas:

a) Ratatotok di Kecamatan Ratatotok; b) Pusomaen di Kecamatan Pusomaen; c) Touluaan di Kecamatan Touluaan; dan d) Ratahan Timur di Kecamatan Ratahan Timur. 4) PPL, terdiri atas :

a) Tombatu Utara di Kecamatan Tombatu Utara; b) Tombatu Timur di Kecamatan Tombatu Timur; c) Silian Raya di Kecamatan Silian Raya;

d) Pasan di Kecamatan Pasan; dan

e) Touluaan Selatan di Kecamatan Touluaan Selatan

b. Sistem jaringan prasarana utama;

Sistem jaringan prasarana utama yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara, terdiri atas :

1) Sistem Jaringan Transportasi Darat;

Sistem jaringan transportasi darat, terdiri atas : a) Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi:

(1) Jaringan jalan;

Jaringan jalan, terdiri atas :

(a) Jaringan jalan eksisting, yang meliputi:

 jaringan jalan kolektor primer K1 yang ada di Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait