• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

IV-1

BAB IV

PERANCANGAN

Pada bab ini dipaparkan rancangan KMS framework dengan fokus pada manusia pada organisasi pembelajar beserta penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat pada

framework tersebut, keterkaitan antar komponen-komponen, dan juga mengenai konsep

interaksi dalam KMS framework yang dihasilkan.

IV.1 Deskripsi Umum

Perancangan knowledge management system (KMS) framework dengan fokus pada manusia pada organisasi pembelajar dilakukan berdasarkan pada komponen konseptual yang telah didefinisikan dalam subbab III.5. Rancangan framework ditujukan untuk dapat memberikan pemahaman mengenai KMS dengan berdasarkan pada adanya interaksi antar manusia dan penggunaan teknologi di dalamnya.

Fokus pada manusia pada organisasi pembelajar yang digunakan dalam perancangan KMS framework ini, ditujukan sebagai suatu sudut pandang yang digunakan untuk memahami KMS berdasarkan interaksi sosial yang dilakukan manusia sebagai bentuk proses pembelajaran – dapat juga dipahami sebagai bentuk pemberdayaan pengetahuan yang dimiliki manusia – dalam lingkungan berdasarkan konsep organisasi pembelajar. Dengan demikian, proses KM dalam suatu sistem akan dipengaruhi oleh lingkungan penerapan sistem dan interaksi yang dilakukan oleh manusia yang tergabung di dalam lingkungan tersebut.

IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework

Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai komponen-komponen KMS framework yang telah didefinisikan sebelumnya dalam subbab III.5.

1. Lingkungan Pembelajaran

Lingkungan pembelajaran dipahami sebagai suatu kondisi ataupun situasi (current

(2)

pembelajaran sebagai proses KM. Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa suatu sistem bersifat dedicated, maka lingkungan pembelajaran dapat juga dipahami sebagai lingkungan yang mempengaruhi sistem yang akan diterapkan. Dengan demikian, lingkungan pembelajaran merupakan komponen yang mendasari terjadinya bentuk interaksi sosial yang terjadi sebagai proses KM. Hal utama yang perlu diperhatikan sebagai karakteristik utama pada lingkungan pembelajaran adalah budaya pembelajaran (learning culture) berdasarkan adanya kebebasan untuk berkomunikasi sehingga memungkinkan terjadinya proses kolaborasi dan penyebarluasan pengetahuan di dalamnya.

2. Manusia

Dalam KMS framework ini, proses KM diperhatikan berdasarkan adanya interaksi sosial yang dilakukan oleh manusia. Untuk dapat menggambarkan proses interaksi tersebut, maka dalam hal ini, komponen manusia akan dibedakan menjadi individu dan komunitas. Individu adalah setiap individu manusia yang tergabung dalam lingkungan pembelajaran dan terlibat dalam proses KM, sedangkan komunitas adalah kumpulan individu yang tergabung berdasarkan adanya kesamaan minat, latar belakang, dsb.

Pada dasarnya, individu dalam KMS dapat dipahami sebagai aktor yang memiliki peran. Aktor mengacu pada individu yang tergabung dan terlibat langsung dalam sistem, sedangkan peran mengacu pada fungsi, aktivitas, atau bentuk keterlibatan yang dilakukan aktor dalam sistem. Dalam hal ini, aktor dapat memiliki beberapa peran, dan suatu peran pun dapat dilakukan oleh beberapa aktor.

3. Proses Pengetahuan

Proses Pengetahuan merupakan komponen yang mendasari interaksi sosial sebagai proses KM dalam KMS. Dalam hal ini, proses pengetahuan dipahami berdasarkan tujuan dari masing-masing proses yang terdapat dalamnya yang terdiri dari knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing, dan

knowledge utilization – penjelasan mengenai masing-masing proses tersebut dapat

(3)

4. Artefak Pengetahuan

Artefak pengetahuan dipahami sebagai suatu bentuk representasi pengetahuan yang didapatkan atau dibutuhkan dalam proses pengetahuan. Artefak pengetahuan dapat dipahami ke dalam bentuk tacit dan explicit.

a. Artefak pengetahuan explicit dapat dipahami sebagai artefak pengetahuan yang telah tertuang/tertulis pada suatu bentuk dokumen (hardcopy ataupun elektronik/digital) sehingga memungkinkan untuk langsung memanipulasi artefak pengetahuan; umumnya dapat berupa simbol, suara, gambar, dsb. b. Artefak pengetahuan tacit merupakan bentuk pengetahuan yang masih

tersimpan di dalam pikiran seseorang umumnya dimiliki melalui proses pembelajaran ataupun pengalaman.

5. Teknologi

Teknologi dipahami sebagai infrastruktur yang ditujukan untuk mendukung proses pengetahuan yang terjadi di dalam sistem. Sebagai komponen yang akan mendukung terlaksananya proses pengetahuan dalam sistem, penggunaan teknologi dapat dipahami berdasarkan tujuan dari proses yang akan didukung, sebagai berikut:

a. Teknologi untuk knowledge creation. Untuk membantu proses penciptaan suatu pengetahuan, hal yang perlu diperhatikan adalah tersedianya akses terhadap sumber pengetahuan yang dibutuhkan, misalnya blog, online

forum, website, dsb.

b. Teknologi untuk knowledge retention. Pada proses knowledge retention umumnya terkait dengan tujuan untuk menyimpan suatu pengetahuan untuk dapat digunakan kembali pada masa-masa yang akan datang. Dalam hal ini, teknologi yang dapat digunakan misalnya adalah database (basis data) atau

document management.

c. Teknologi untuk knowledge sharing. Knowledge sharing ditujukan untuk menyebarluaskan pengetahuan, hal yang mendasari teknologi ini adalah tersedianya jaringan untuk penyebarluasan pengetahuan, misalnya forum

online, instant messenger, email, mailing list, dsb.

d. Teknologi untuk knowledge utilization. Penggunaan suatu pengetahuan dapat melalui teknologi DSS (decission support sistem), data mining, expert

(4)

Suatu teknologi tidak selalu hanya memiliki fungsi untuk mendukung satu proses pengetahuan saja; memungkinkan penggunaan suatu teknologi yang dapat mendukung seluruh proses pengetahuan. Teknologi sebagai komponen infrastruktur dipahami sebagai komponen yang akan mendukung proses KM dalam KMS, dalam hal ini manusia memiliki peran yang lebih dominan untuk melakukan pengelolaan terhadap suatu pengetahuan.

IV.3 Keterkaitan Komponen-komponen Knowledge Management

System Framework

KMS framework beserta keterkaitan antar komponen-komponen di dalamnya dapat dilihat pada Gambar IV-1.

Gambar IV-1 Knowledge Management System framework

fokus pada manusia pada organisasi pembelajar

Penjelasan mengenai KMS framework adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan pembelajaran merupakan komponen yang mendasari lingkungan penerapan sistem untuk mendukung terselenggaranya KM. KMS diterapkan pada suatu lingkungan pembelajaran yang dapat mendukung terjadinya interaksi sosial sebagai proses KM di dalamnya. Sebagai komponen yang mendasari lingkungan

(5)

penerapan sistem, lingkungan pembelajar dapat mempengaruhi interaksi sosial dan proses-proses yang terjadi dalam KMS.

2. Manusia (individu dan komunitas) melakukan proses pengetahuan sebagai bentuk interaksi sosial yang ditujukan untuk memberdayakan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, manusia (individu dan komunitas) akan memiliki perannya masing-masing dalam interaksi sosial yang terjadi.

3. Dalam melakukan proses pengetahuan, manusia dapat menggunakan teknologi yang ditujukan untuk mendukung proses pengetahuan.

4. Artefak pengetahuan digunakan untuk melakukan suatu proses pengetahuan dan juga suatu artefak pengetahuan dapat dihasilkan melalui proses pengetahuan yang terjadi.

IV.4 Konsep Interaksi dalam Knowledge Management System

Framework

Hal yang mendasari perancangan KMS framework fokus pada manusia pada organisasi pembelajar adalah memperhatikan interaksi sosial sebagai bentuk atau cara alami manusia dalam memberdayakan pengetahuan yang dimiliknya. Kemudian dapat dipahami bahwa seiring dengan berkembangnya peradaban manusia, berkembang pula kebutuhan manusia, dalam hal ini terkait dengan proses yang ditujukan untuk pemberdayaan pengetahuan melalui proses KM.

Dengan demikian, perlu juga diperhatikan mengenai proses interaksi sosial yang terjadi dalam KMS. Interaksi sosial mendasari terjadinya penyebarluasan dan juga pemberdayaan pengetahuan manusia. Dalam suatu KMS, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia dan berkembangnya teknologi, interaksi yang terjadi tidak hanya antar sesama manusia, tetapi juga dengan teknologi yang digunakan untuk mendukung proses pengetahuan. Teknologi, dalam hal ini teknologi informasi, kini telah memiliki peran tersendiri dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, dalam suatu KMS perlu memperhatikan interaksi yang terjadi antar manusia dan juga interaksi antara manusia dengan teknologi.

a. Interaksi antar manusia

Pembelajaran yang dilakukan manusia pada umumnya merupakan proses pembelajaran sosial yang didasarkan pada adanya interaksi antar manusia

(6)

(interaksi sosial). Hal tersebut mendasari adanya kebutuhan lingkungan pembelajaran dalam upaya mendukung terlaksananya pengelolaan pengetahuan. Interaksi antar manusia dilakukan berdasarkan komunikasi yang efektif berlandaskan rasa saling percaya (trust). Interaksi antar manusia yang dilakukan secara terus menerus akan menciptakan suatu perilaku (behavior) dan terbentuknya suatu budaya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa terlaksananya KM dalam suatu KMS akan bergantung pada perilaku dan perlakuan manusia yang tergabung di dalamnya.

b. Interaksi manusia dengan teknologi

Pemberdayaan teknologi ditujukan untuk membantu dan mendukung kegiatan manusia. Dalam KMS framework, teknologi dipahami sebagai infrastruktur yang ditujukan untuk mendukung terlaksananya proses pengetahuan sebagai proses KM. Umumnya teknologi yang digunakan berbasis komputer sehingga dalam penerapan KMS akan terdapat interaksi antara manusia dan komputer (human-computer interaction/HCI). Dengan demikian terkait dengan interaksi yang terdapat pada KMS, dalam penerapan ataupun pengembangan teknologi dilakukan dengan memperhatikan proses perancangan interaksi dan juga sistem HCI – lihat subbab II.5.

Gambar

Gambar IV-1 Knowledge Management System framework  fokus pada manusia pada organisasi pembelajar

Referensi

Dokumen terkait

(2) Legitimasi kompetensi Pengemudi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, merupakan bentuk pengakuan dan penghargaan dari Negara Republik Indonesia kepada

Studi kepustakaan melalui pencarian dan pembelajaran dari berbagai buku literature, artikel, internet, maupun media informasi lainnya untuk mengetahui fitur yang dapat

Pemaparan materi Tata Rias dan Tata Busana (Treny.. Moderator membuka acara workshop virtual dan mengenalkan para pemateri. Berlangsungnya workshop virtual dari awal

Laporan masyarakat diterima di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) yang diarahkan ke Reskrim. Peranan penyidik adalah mengungkapkan kasus pencurian Blackberry

Secara umum undang-undang ini mencakup pemberian hak kepada masyarakat untuk mengusulkan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Zonasi, Rencana Pengelolaan, serta

Kepala sekolah dan para siswa dapat mengisi penilaian guru langsung lewat online sehingga tidak diperlukan lagi rekapitulasi yang memakan waktu, serta menggunakan sistem

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru SMP di Wilayah Sub Rayon 04

Hal tersebut dapat menimbulkan risiko kecelakaan kerja oleh karena itu aspek keselamatan perlu diupayakan agar pekerja dapat bekerja dengan aman, nyaman dan selamat.Hal ini lah