• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL GIS CAPACITY BUILDING STUDI IMPLEMENTASI TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA PROPINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL GIS CAPACITY BUILDING STUDI IMPLEMENTASI TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA PROPINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

1

(2)

Terminologi Arcview 3.x dengan ArcGIS

9.x

Berikut ini akan ditampilkan perbedaan terminologi antara Arc View 3,X dengan ArcGIS 9,X

ArcView GIS 3 ArcGIS 9

Project Map document

Theme Layer View, view frame Data frame

Table of contents Table of contents

Layout Layout, layout view

Projection Coordinate system

Hotlink Hyperlink Charts Graphs Script Macro

Avenue scripts Visual Basic for Applications (VBA) macros Select by theme Select by location

SQL select Select by attributes

Active theme Selectable layers (each tool presents a list of layers to use)

Legend editor Layer properties dialog>symbology tab AVL (legend file) Import symbology from layer file

Ftab Recordset Spatial join Join by location

Legend frame Insert legend North arrow frame Insert north arrow

Table frame Add table to layout (table menu) Scale bar frame Insert scale bar

Picture frame Insert picture

(3)

Promote selected Open table for selected Multiple layouts Multiple documents Database theme Geodatabase layer

CAD reader CAD layer

Grid theme Raster layer

Image theme Raster layer Image catalog Raster catalog

TIN theme TIN layer

Feature theme Feature layer

Convert to shapefile Data>export

Add theme Add data

Extensions Extensions and toolbars

Brightness theme (ArcView

Spatial Analyst) Transparency Blurb/callout tool Text callout tool

Add/remove field Properties>fields (ArcCatalog) or table window (ArcMap)

Create index Properties>fields (ArcCatalog) New shapefile New shapefile (ArcCatalog)

Sort Table window>column (right-click)>sort

Summarize Dissolve wizard

SQL connect Add OLE DB connection (ArcCatalog) View (Avenue) FocusMap (VBA)

(4)

Pengenalan pada Desktop utama dalam ArcGIS 9.0

Ketika anda menggunakan ArcGIS 9.0, anda akan menemukan 3 aplikasi utama ArcGIS Desktop, yaitu :

1. ArcCatalog 2. ArcMap 3. ArcToolbox

1. ArcCatalog

Aplikasi untuk mengatur pengangan data spatial dan membangun database serta melakukan perekaman dan menampilkan metadata.

(5)
(6)

2. ArcMap

Digunakan untuk melakukan seluruh kegiatan pemetaan dan tugas mengedit serta melakukan analisa terhadap peta dasar

(7)
(8)

3. ArcToolbox

Digunakan untuk membantu melakukan pengeditan dalam ArcMap terhadap data dasar.

Klik Kotak ini pada menubar

(9)

Pengenalan ArcCatalog

Pada saat anda memulai awal ArcCatalog, biasanya data yang terdapat pada drive tertentu tidak nampak pada display ArcCatalog, untuk memunculkannya, ikuti langkah-langkah berikut

1. Buka ArcCatalog lalu klik Icon Connect To Folder

(10)

data, baik berupa data document maupun data yang bersifat geografis.

Jika data yang anda buka bersifat geografis, maka dapat terlihat penampilan data tersebut pada option Contents, Preview dan Metadata. Untuk contohnya sudah ada pada awal perkenalan tentang ArcCatalog pada hal 3 - 5.

(11)

data GIS para peserta.

1. Pada jendela ArcCatalog, drag drive D:\ lalu klik kanan pada mouse, selanjutnya pilih New dan pilih Folder lalu klik kiri pada mouse

(12)

4. Setelah Folder ”Pelatihan GIS” jadi, klik Folder ”Pelatihan GIS”

5. Lalu buat folder baru lagi untuk nama anda, seperti contoh dibawah ini

Latihan berikutnya akan dibahas menampilkan database dengan file ber-extensi shapefile (*.shp).

(13)

3. Pada Jendela Add Data, pilih drive D:\

Lalu Klik add

(14)

Untuk contoh, dapat di klik folder 01_Basemap, lalu add

(15)

7. Maka akan muncul penampilan sebagai berikut

8. Jika anda ingin menampilkan kajian studi diatas menjadi 4 wilayah yang berbeda warna, anda dapat lakukan dengan meng-klik kanan mouse anda 9. Lalu pilih Properties

(16)
(17)

13. Lalu Klik Add All Values, maka muncul penampilan seperti dibawah ini, setelah itu OK

(18)

14. Penampilan layer pada ArcMap-pun berubah seperti ini.

Selanjutnya anda dapat mencoba untuk membuka file-file lain pada folder khusus pelatihan ini.

(19)

ArcMap Document (.mxd)

ArcMap Document ini dikenal dengan Project, yaitu suatu unit organisasi tertinggi didalam ArcGIS. Project, didalam ArcGIS, mirip projects yang dimiliki oleh bahasa-bahasa pemrograman komputer (C/C++, Pascal/Delphi, Basic, dan sebagainya), atau paling tidak merupakan suatu file kerja yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengelompokkan, dan mengorganisasikan semua komponen-komponen program : view, theme, tablet, chart, layout, dan script dalam suatu kesatuan yang utuh. Sebuah project merupakan kumpulan windows dan dokumen yang dapat diaktifkan dan ditampilkan selama bekerja dengan ArcGIS. ArcMap Document diimplementasikan ke dalam sebuah file teks (ASCII) dengan nama belakang (extension) ”.mxd”. Sebuah project berisi pointers yang merujuk pada lokasi fisik (direktori dalam disk) dimana

dokumen-dokumen tersebut disimpan, selain juga menyimpan informasi-informasi pilihan pengguna (user preferences) untuk project-nya (ukuran, simbol, warna, dan sebagainya). Pilihan-pilihan pengguna yang disimpan didalam project ini hanya mengatur bagaimana cara basisdatanya

ditampilkan – tidak mempengaruhi data itu sendiri. Semua dokumen yang terdapat di dalam sebuah project dapat diaktifkan, dilihat, dan diakses melalui project window.

PENTING : Karena ArcMap document ini merupakan suatu project file, maka jika ingin dilakukan pembukaan kembali, harus ditempatkan berdasarkan source-nya, jika tidak, maka akan terdapat beberapa informasi yang hilang.

Contoh : Jika pada si komputer A, dia menyimpan filenya di drive D:\South

Sulawesi\Mamminasata. Bila Data ini dipindahkan ke komputer

B, maka seluruh file dalam folder tersebut harus di kopi,

selanjutnya pada komputer B, pindahkan pada posisi yang sama dengan komputer A, yaitu D:\South Sulawesi\Mamminasata.

(20)

Setelah diberikan penjelasan sedikit tentang ArcMap Document, maka dibawah akan dilakukan latihan untuk penyimpanan project.

1. Pada Menubar, pilih File, lalu pilih save

2. Simpan-lah pada folder nama anda dengan nama file mamminasata, setelah itu save.

(21)

Untuk membuka project yang baru saja dibuat, anda dapat membuka ArcMap 1. Pada jendela Start using ArcMap with, Klik An existing map: lalu OK

(22)

2. Maka akan muncul project file dengan penampilan persis sama dengan yang dikerjakan terkakhir.

(23)

MODUL

2

(24)

Pengenalan Sistem Koordinat dan pengenalan beberapa fungsi ArcMap

Latihan berikut akan dibahas, bagaimana pembuatan data shapefile dengan koordinat UTM.

1.Pada Folder Peserta , Mouse di kllik kanan lalu pilih New selanjutnya pilih Shapefile.

2. Berila nama file sesuai dengan thema yang akan dibuat, pada feature type, pilihlah kategori (contoh: name : administrasi; Feature Type: Polygon). Lalu Klik Edit

(25)

3. Pada jendela Spatial Reference Properties, klik Select

4. Pada jendela Coordinate Systems, pilih ”Projected Coordinate Systems”, lalu Add

(26)

5. Klik UTM

(27)

7. Klik WGS 1984 UTM Zone 50S.prj lalu Add

8. Setelah dilakukan geoprocessing, selanjutnya akan muncul informasi seperti dibawah ini, lalu OK

(28)

9. Lalu OK lagi

(29)

11. Selanjutnya untuk memulai kegiatan pemetaan, klik icon Launch ArcMap.

12. Setelah Masuk ArcMap, untuk menampilkan data *.shp yang baru saja dibuat, klik icon Add data.

(30)

13. Pilih File yang akan dimunculkan

(31)

Pada latihan berikut akan dibahas tentang pembuatan data shapefile dengan koordinat Longitude dan Latitude

Pada langkah 1, 2 dan 3, sama dengan pembahasan diatas, namun pada langkah 4, mulai terdapat perbedaan

4. Pada jendela Coordinate system, pilih Geographic Coordinate system, lalu Add

(32)

6. Pilih WGS 1984.prj, lalu Add

(33)

8. Lalu klik OK lagi

9. Bila Nama file-nya sama, coba ketik nama lain. Contoh : administrasi_dd Selanjutnya langkah 10 – 14 sama dengan diatas.

( Coba-lah buat untuk kasus Polyline dan Point pada koordinat UTM dan koordinat Longitude-Latitude).

(34)

Pada latihan berikut akan dibahas mengenai penentuan skala. Kegiatan ini dilakukan di ArcMap.

Bila anda memunculkan data shape file yang telah ada, dan ingin

menentukan pada skala berapa anda ingin bekerja, terdapat pilihan pada lingkaran.

(35)

Pada Latihan selanjutnya akan dibahas mengenai penentuan lokasi dengan menggunakan koordinat system. Kegiatan masih dilakukan di ArcMap. Bila anda memunculkan data shape file yang telah ada, dan ingin menentukan lokasi, maka gerakkan pointer mouse anda, selanjutnya otomatis angka yang menunjukkan koordinat system pada lingkaran akan bergerak.

(36)

Pada Latihan selanjutnya akan dibahas mengenai pengukuran dasar data shape file, yaitu berupa pengukuran jarak. Kegiatan masih dilakukan di ArcMap.

Pada Tool bar, klik button Setelah pointer berubah bentuk menjadi bentuk penggaris, selanjutnya dapat dilakukan pengukuran jarak, dengan cara mengklik kiri daerah asal, selanjutnya menarik ke daerah tujuan, setelah itu klik kiri lagi, maka akan nampak jarak pengukuran pada lingkaran.

(37)

Pada Latihan selanjutnya akan dibahas mengenai pengukuran dasar data shape file, yaitu berupa perhitungan luas area. Kegiatan masih dilakukan di ArcMap.

1. Klik Icon (ArcToolbox), lalu Pilih Spatial Statistic Tools, lalu Pilih Utilities, lalu pilih Calculate Areas.

(38)

2. Masukkan file yang akan dihitung luas areana (INGAT : Hanya data tipe polygon) lalu tulis nama file keluarannya. Lalu Save dan OK

(39)

4. Pada saat process selesai, anda dapat klik Close

5. Kemudian

(40)
(41)

MODUL

3

(42)

Pengenalan Transformasi Koordinat dan Rektifikasi Citra

Latihan berikut akan diperkenalkan men-transformasi data shape file dari sistem koordinat UTM ke koordinat Longitude-Latitude.

1. Buka ArcMap, lalu Add Data pada

D:\GIS200505\01_Basemap\Admin_kab2

2. Setelah itu, klik icon (ArcToolbox), lalu klik kanan Data Management Tools, kemudian klik Projections and Transformation, lalu klik Feature, lalu klik project.

Perhatikan Pada lingkaran, koordinat sistem yang ada menunjukkan koordinat UTM

(43)

3. Setelah masuk Jendela Project, selanjutnya masukkan file yang akan ditransformasi, lalu buat nama file keluaran pada folder peserta,

(44)

4. Selanjutnya klik icon , kemudian masuk jendela Spatial Reference properties seperti dibawah ini, lalu klik Select…

(45)

5. Pada jendela browse for coordinate system, pilih “Geographic Coordinate System”. Lalu Add

(46)

7. Klik WGS 1984, lalu Add

(47)

8. Lalu klik OK

(48)

10. Tunggu sampe proses berlangsung

(49)

12. Masuk ArcMap, lalu klik icon , Save-lah ArcMap Document jika anda menginginkan, jika tidak, dapat anda abaikan

13. Kemudian Add Data , klik nama file yang baru saja telah dilakukan transformasi

(50)

Latihan berikut akan diperkenalkan men-transformasi data shape file dari sistem koordinat Longitude dan Latitude ke koordinat UTM.

Langkah 1 – 4, sama dengan langkah diatas, namun pada langkah 3, masukkan file yang berkoordinat Longitude – Latitude, Dalam contoh ini, ambillah data yang baru saja anda lakukan transformasi ke koordinat Longitude – Latitude, yaitu Admin_geodetic.shp. Dengan File keluarannya diberi nama Admin_utm.shp 5. Pada jendela browse for coordinate system, pilih “Projected Coordinate System”. Lalu Add

(51)

7. Klik WGS 1984

(52)

9.Akan muncul informasi seperti dibawah ini

(53)

11. Masuk jendela Project, lalu klik OK

12. Tunggu hingga proses transformasi selesai

(54)

Pada bahasan berikut, peserta akan diajak untuk berlatih melakukan rektifikasi citra. Kegiatan ini dilakukan di ArcMap.

1. Awal melakukan rektifikasi, klik menubar View, lalu klik Toolbar, lalu klik Georeferencing.

2. Setelah Georeferencing di klik, maka akan muncul toolbar georeferencing seperti penampilan berikut

3. Lalu Add Data Citra makassar yang akan di rektifikasi/dikoreksi pada D:\GIS200505\citra makassar

(55)

4. Setelah di Add, akan muncul box pilihan berupa create pyramid for Citra Makassar.jpg .... selanjutnya klik Yes

5. Tunggu sampai proses pembangunan Pyramid selesai pada Kotak ujung bawah kanan

(56)

6. Setelah selesai, maka akan muncul penjelasan sebagai berikut, abaikan aja, klik OK. Hal ini terjadi, karena citra yang dimunculkan tidak diketahui koordinat sistemnya

(57)

8. Lalu Add Data file yang telah memiliki georeferensi yang benar, contoh, add data pada D:\GIS200505\01_Basemap\admin_kab2.shp

Setelah Muncul layer yang bergeoreferensi, langkah selanjutnya adalah mengenali obyek yang sama pada citra dengan data vector yang

bergeoreferensi. Gunakan icon untuk zoom in, icon untuk zoom out, icon untuk fixed zoom out, icon untuk fixed zoom in, icon untuk mengalihkan perhatian pada sisi lain dari obyek, atau icon untuk menampilkan obyek secara keseluruhan.

9. Jika ingin mengalihkan perhatian pada layer lain. Contoh pada Layer admin_kab2, klik kanan pada mouse, lalu klik kiri pada “zoom to layer”.

(58)

10. Maka perhatian akan beralih pada layer Admin_kab2.shp.

11. Pengenalan obyek dapat dilihat pada contoh berikut. Pada Layer Citra Makassar, di zoom out. Cari obyek yang mudah dikenali, contoh pada lingkaran.

(59)

12. Setelah itu pindahkan perhatian ke layer admin_kab2.shp Lalu cari obyek yang sama.

13. Setelah menemukan obyek yang sama, selanjutnya dengan

menggunakan pointer pada mouse , tunjuklah ujung obyek yang sama, selanjutnya peserta mencatat koordinat yang tertera pada kotak.

14. Setelah koordinat tercatat, selanjutnya pindahkan penampilan pada layer citra makassar.

(60)

16. Lalu klik kiri pointer pada ujung obyek yang dikenali, selanjutnya klik kanan pada mouse, selanjutnya pilih ”input x dan y ..”, selanjutnya anda masukkan koordinat yang anda telah catat sebelumnya. (Jika anda melakukan kesalahan penempatan point, anda dapat meng-klik ”cancel point”)

(61)

18. Setelah di OK, maka penampilan ArcMap akan terlihat kosong.

19. Untuk melihat hasil koreksi dapat anda alihkan perhatian pada layer admin_kab2. Tampak citra makassar berada dibelakang layer

Admin_kab2. Untuk menampilkan citra didepan layer Admin_kab2, dapat anda lakukan dengan cara memindahkan layer Admin_kab2 pada table of contents ke bawah, yaitu klik kiri mouse pada layer Admin_kab2 lalu drag kebawah layer citra makassar.

(62)

20. Untuk menampilkan citra didepan layer Admin_kab2, dapat anda lakukan dengan cara memindahkan layer Admin_kab2 pada table of contents ke bawah, yaitu klik kiri mouse pada layer Admin_kab2 lalu drag kebawah layer citra makassar.Maka akan muncul penampilan seperti berikut

(63)

Lakukan-lah kegiatan diatas, minimal 4 titik, jika berkenan bisa lebih untuk memperoleh hasil yang akurat, jika anda masih kesulitan dengan

menggunakan layer Admin_kab2, anda dapat menambahkan layer road pada D:\GIS200505\02_Basemap_50000\road.shp.

21. Setelah citra terkoreksi baik, untuk melakukan penyimpanan, pada toolbar Georeferencing, klik kiri panah kebawah, lalu pilih ”rectify”. Pada kolom Cell size dan Resample Type, anda tidak perlu merubahnya, anda cukup menulis nama pada file keluaran pada folder anda. Lalu Save

22. Selanjutnya akan proses file hasil koreksi.

23. Jika anda ingin menampilkan citra hasil koreksi, dapat anda membuka new map lalu Add Data file citra yang telah terkoreksi.

(64)

MODUL

4

(65)

Pengenalan On-Screen Digitations dan Konversi data Shapefile

Pada latihan berikut akan dibahas tentang On-Screen digitations dengan data tipe line. Kegiatan ini dilakukan di ArcMap

1. Buka ArcMap, Add Data citra makassar hasil rektifikasi pada folder peserta dan Add Data pada D:\GIS200505\jalan.shp

(66)

3. Setelah di klik Editor Toolbar, akan muncul penampilan Toolbar Editor sebagai berikut

4. Lalu klik tanda panah Editor, kemudian Start Editor

5. Setelah di klik Start Editing, selanjutnya mulai dilakukan digitasi dengan meng-klik icon . Gunakan Toolbar berikut untuk membantu pendigitan

(67)

6. Memulai digitasi, klik kiri pada mouse lalu digit garis (Lihat Lingkaran).

7. Untuk menuntaskan digitasi, klik kiri dua kali (2X) pada mouse. Akan tampak garis biru, menandakan telah dibuat line baru.

(68)

8. Selesei digitasi, anda dapat klik Editor, lalu Stop editing, selanjutnya save data hasil digitasi anda dengan klik Yes.

Pada latihan berikut akan dibahas tentang konversi data vektor ke raster (Export. Kegiatan ini dilakukan di ArcMap.

1. Tutup layer citra, dengan menghilangkan tanda

(69)

2. Penampilan ArcMap akan berubah seperti berikut

(70)

4. Selanjutnya pada kolom File Name, Tulis keluaran nama file dan pada Save as type, pilih jenis raster yang diinginkan.

PERHATIAN : Untuk konversi data Raster ke vektor hanya dilakukan dengan cara pendigitan.

(71)

Pada Latihan berikut akan dibahas konversi data vektor bukan bentuk shapefile ( *.dxf ; *.dwg ; *.mif) ke data vektor berbentuk shapefile ( *.shp). Kegiatan ini melibatkan ArcMap dan ArcCatalog.

1. Masuk ArcMap, lalu klik icon untuk mengaktifkan ArcCatalog 2. Carilah data vektor yang bersifat ( *.dxf ; *.dwg ; *.mif ) di ArcCatalog

(Disini saya ambil contoh kasus untuk ekstensi *.dxf). Keterangan extensi dapat dilihat pada kolom Contents, jika ingin melihat isi file, dapat dilihat pada kolom Preview (Untuk mengingatkan anda, dapat dilihat pada modul 1).

3. Drag file dengan klik kiri pada mouse lalu tarik ke arcmap, pada kolom table of contents, dibawah layer

(72)

4. Setelah di Drag, akan muncul penampilan sebagai berikut

5. Di kolom table of contents, akan menampilkan data dengan tipe point, polyline dan polygon, selanjutnya anda meng-klik salah satu tipe data tersebut (contoh diambil pada jenis polyline).

6. Klik kiri pada mouse, data tipe polyline lalu klik kanan, pilih data, lalu export data

(73)

7. Saat masuk jendela Export Data, pada kolom Export:, pilih all features, pilih Use the same coordinate system as this layer’s source data

(74)

9. Tunggu hingga proses konversi selesai

10. Saat box pertanyaan yang menunjukkan ingin menambah data atau tidak, klik YES

11. Untuk melihat hasil konversi, dianjurkan anda mematikan layer lain, agar tidak tumpang tindih. Hasilnya dapat dilihat dibawah ini.

(75)

Selanjutnya peserta dapat melanjutkan sesi latihan dengan mengkonversi data tipe point dan polygon.

(76)

MODUL

5

(77)

Pengenalan On-Sreen Digitation (Lanjutan untuk digitasi data tipe point dan polygon) serta dasar peng-editan hasil digitasi (khusus tipe data garis dan polygon)

Latihan berikut akan dibahas tentang pen-digitan point. Kegiatan ini dilakukan di ArcMap

1. Untuk pendigitan data tipe point, anda dapat lakukan dengan pembuatan data shapefile tipe point. (Langkah-langkah pembuatan dapat dilihat pada modul kedua. Untuk langkah ke-2, ketik nama file pada folder peserta dengan nama ”Prasarana”. pilih jenis data point. Selanjutnya ikuti hingga langkah akhir).

(78)

2. Setelah masuk ArcMap, Add Data image dengan nama file rectifycitra makassar.

(79)

4. Selanjutnya klik icon , kemudian lakukan digitasi point, pada prasarana-prasarana penting. Dengan cara meng-klik kiri pada mouse untuk menempatkan point (Lihat point pada lingkaran).

(80)

6. Muncul box pertanyaan untuk penyimpanan, klik YES

Latihan berikut akan dibahas tentang pen-digitan polygon. Kegiatan ini dilakukan di ArcMap.

1. Untuk pendigitan data tipe point, anda dapat lakukan dengan pembuatan data shapefile tipe point. (Langkah-langkah pembuatan dapat dilihat pada modul kedua. Untuk langkah ke-2, ketik nama file pada folder peserta dengan nama ”Danau”. pilih jenis data polygon. Selanjutnya ikuti hingga langkah akhir).

(81)

2. Setelah masuk ArcMap, Add Data “Danau” yang baru saja anda di folder anda. Lalu klik Editor, klik Start Editing, seperti pada langkah digitasi point sebelumnya lalu klik icon . Selanjutnya lakukan digitasi polygon

(INGAT: Sebelum dilakukan pendigitan jenis data lain (dari point ke Polygon), remove data point, sebab, memori komputer terkadang masih membaca data lama dalam hal ini berupa point).

(82)

3. Setelah selesei mendigit, klik kiri 2X pada mouse. Maka akan tampak penampilan sebagi berikut.

4. Setelah itu lakukan seperti langkah 4 – 6 seperti pada latihan pendigitan point.

(83)

Latihan berikut akan dibahas Operasi dasar pengeditan feature.Kegiatan ini masih dilakukan di ArcMap.

I. Pengeditan feature tipe garis 1. Klik Editor, lalu klik Start Editing

2. Klik icon untuk mengedit

3. Pindahkan pointer pada feature garis, lalu klik kiri mouse 2X, maka akan tampak beberapa vertex, klik pada vertex (sambil tetap menekan tombol kanan mouse) lalu tarik ke arah yang diinginkan, setelah tepat, lepaskan tombol mouse

(84)

4. Untuk melihat hasil pengeditan dapat anda lakukan dengan meng-klik mouse pada arah diluar feature, maka akan tampak sebagai berikut

II. Pengeditan feature tipe polygon. 1. Klik Editor, lalu klik Start Editing

(85)

3. Pindahkan pointer pada feature polygon, lalu klik kiri mouse 2X, maka akan tampak beberapa vertex, klik pada vertex (sambil tetap menekan tombol kanan mouse) lalu tarik ke arah yang diinginkan, setelah tepat, lepaskan tombol mouse

(86)

4. Untuk melihat hasil pengeditan dapat anda lakukan dengan meng-klik mouse pada arah diluar feature, maka akan tampak sebagai berikut

(87)

Latihan berikut akan dibahas tentang operasi dasar perubahan nama layer dan simbol.

I. Perubahan nama layer

1. Masuk ArcMap, pada layer yang akan diedit, klik kanan pada mouse, lalu klik properties

(88)

2. Masuk jendela Layer Properties, pilih kolom General, lalu ubah-lah nama layer sesuai dengan keinginan anda (Contoh : Jalan_rev). Lalu OK

II. Perubahan simbol

1. Tetap pada jendela Layer Properties, namun pindahkan ke kolom Symbology.

(89)

2. a. Bila Features, bersifat data single, dan ingin merubah penampilan yang

ada, klik icon , maka akan muncul penampilan sebagai berikut.

(90)

Selanjutnya anda dapat merubah penampilan, dengan memilih jenis simbol, warna dan ukuran simbol.

b. Jika Feature, bersifat data yang banyak, pada jendela Layer Properties, anda klik categories. Pilih Unique values, lalu pada Value Field, anda pilih jenis data yang ingin dibedakan, lalu klik icon

(91)
(92)

Arceditor dimana data yang ada berbentuk coverage. Disini akan diperkenalkan extensi pembangunan topologi dengan data berbentuk shapefile.

2. Pada menubar, pilih View, lalu klik Toolbars, kemudian klik Topology

3. Maka akan tampak Topology toolbar sebagai berikut

4. Untuk mengaktifkan toolbar tersebut, pada toolbar editor, klik start editing, maka penampilan topology toolbar akan tampak sebagai berikut :

(93)

5. Selanjutnya klik icon , maka akan masuk jendela Map Topology sebagai berikut, lalu klik feature (contoh: jalan), lalu OK

6. Lalu klik icon pada toolbar topology, kemudian drag dengan mengklik kiri mouse lalu tarik ke wilayah feature yang akan dibangun topologi-nya.

(94)

7. Tunggu hingga proses pembangunan topologi selesei, selanjutnya penampilan ArcMap akan berubah sebagai berikut.

8. Setelah pembangunan topologi selesei dilakukan selanjutnya dilakukan cleaning. Sebelum dilakukan cleaning, Stop Editing terlebih dahulu.

(95)

1. Kegiatan cleaning dilakukan dengan diawali klik view pada menubar, lalu klik toolbar, lalu klik ET.

2. Setelah muncul icon , selanjutnya klik icon tersebut, hingga muncul jendela ET sebagai berikut

(96)

4. Tampak dengan jelas, bahwa cleaning disini terdapat 3 bagian, berikut akan dijelaskan sedikit tentang 3 cleaning tersebut.

a. Clean Polyline Layer = digunakan untuk meng-clean layer polyline serta pembuatan intersection (garis

perpotongan pada 2 atau lebih garis yang bertemu) secara otomatis

b. Clean Dangling Nodes = digunakan untuk meng-clean dangle Node pada feature.

c. Clean Pseudo Node = digunakan untuk meng-clean Pseudo Node serta double line (2 garis berdempet)

5. Untuk Clean Polyline layer, klik lingkaran Clean Polyline Layer lalu GO. Masuk jendela Clean Polyline Wizard, masukkan layer yang akan di clean.

(97)

6. Setelah input layer yang akan di clean, selanjutnya tulis nama keluaran file pada folder peserta dengan nama Jalan_clean polyline. Lalu Save. Lalu Next.

(98)

9. Tunggu proses selesei

10. Setelah proses selesei, klik OK

Maka Cleaning-pun selesei dilakukan. Untuk pengeditan ikuti langkah-langkah yang telah dibahas pada awal modul ini.

(99)

MODUL

6

(100)

Pengenalan Query

Pada latihan berikut akan dibahas bagaimana cara melakukan query. Kegiatan dilakukan pada Attribute data dengan interkoneksi pada ArcMap.

Query ini dapat dilakukan pada semua jenis feature data berupa titik (Point), Garis (line), dan area (polygon). Pada latihan kali ini diambil contoh untuk kasus data tipe polygon

1. Buka ArcMap

2. Add Data Admin_kab2.shp pada

D:\GIS200505\01_Basemap\ Admin_kab2.shp. Lalu pada layer, klik kanan mouse, kemudian klik open attribute data

(101)

3. Kemudian pada toolbar option, klik select by attribute

4. Setelah masuk jendela select by attribute, maka pilih layer yang akan di-query pada kolom Fields: (Contoh Kabupaten) klik 2X pada kiri mouse. Lalu klik icon lalu klik toolbar untuk melihat item yang ada pada layer kabupaten

(102)

5. Pada kolom Unique Values akan muncul item-item yang ada pada layer, selanjutnya klik salah satu (contoh : Makassar) klik Makassar 2X pada kiri mouse , hingga penampilan Select By Attribute menjadi sebagai berikut

lalu klik icon

(103)

7. Bila anda minimize attribute data, maka penampilan ArcMap akan

berubah sebagai berikut. Dimana feature yang terpilih tampak garis tebal

Selanjutnya anda dapat berlatih dengan menggunakan data tipe point dan garis.

(104)

MODUL

7

(105)

Pengenalan Operasi Dasar Tabel pada ArcGIS 9.0

Latihan berikut akan dibahas penambahan field baru. Kegiatan dilakukan di ArcMap dengan interkoneksi pada attribute data.

1. Masuk ArcMap, dan Add Data Admin_desa pada drive D:\, lalu pada layer Admin_Kab2, klik kanan pada mouse pilih open attribute data.

(106)

3. Masuk jendela Add Field, tulis pada kolom name : dengan desa, lalu pada type, pilih text, pada kolom Field Properties, anda dapat menentukan jumlah karakter yang diinginkan

4. Setelah anda meng-klik tool OK, maka pada penampilan attribute data akan terdapat tambahan field yaitu desa.

(107)

Latihan berikut akan dibahas tentang join table. Kegiatan masih dilakukan di ArcMap dengan interkoneksi di Attribute data.

1.Add Data desa_mamminasata pada drive

D:\GIS200505\01_Basemap\desa_mamminasata.shp, lalu drag layer tersebut kebawah layer Admin_desa.

2. Lalu pindahkan pointer pada layer Admin_desa, lalu klik kanan pada mouse, lalu pilih Joins and relates, lalu pilih Join..

(108)

(PERHATIAN, Sebelum dilakukan join table, pada layer admin_desa, pindahkan kolom id2003 pada kolom terakhir

Dan pada layer desa_mamminasata, pindahkan kolom id2003 Pada kolom paling depan.

(109)

3. (Masih kelanjutan dari langkah 2) Setelah masuk jendela Join Data, lalu, pada kolom 1, pilih id2003. Kemudian pada kolom 2 pilih desa_mamminasata dan pada kolom 3, pilih id2003, setelah itu OK

(110)

MODUL

8

(111)

Analisa data feature ( Union, Intersecting, clipping)

Analisa ini dapat dilakukan pada jenis data line dan polygon.

Latihan berikut akan dibahas tentang Union, Kegiatan ini dilakukan di ArcMap (Diambil contoh polygon).

1. Buatlah layer baru untuk latihan pada folder peserta (Langkah-langkahnya dapat anda lihat kembali pada modul kedua atau modul kelima)

2. Selanjutnya coba anda lakukan pendigitan 2 polygon yang saling berhimpitan, seperti contoh berikut

(112)

3. Lalu klik icon , kemudian klik kedua polygon sembari menekan tuts Shift pada keyboard komputer anda, maka akan tampak kedua polygon telah terpilih. Selanjutnya pada toolbar editor, klik Union.

(113)

Latihan berikut akan dibahas tentang intersecting, Kegiatan ini dilakukan di ArcMap (Diambil contoh masih polygon).

1. Pada ArcMap, anda digit dua polygon yang saling berhimpitan.

(114)

3. Akan tampak hasil intersecting pada polygon yang terpilih.

4. Selanjutnya anda geser kedua polygon untuk melihat hasil intersecting pada bujursangkar dibawah.

(115)

Latihan berikut akan dibahas tentang clipping. Jika di Arcview anda mengenal istilah substracting, maka disini anda akan mengenal istilah clipping, Kegiatan ini dilakukan di ArcMap (Diambil contoh masih polygon).

1. Pada ArcMap, anda digit dua polygon yang saling berhimpitan.

(116)

3. Jika muncul box clip, yang mempertanyakan jarak buffer, anda cukup mengklik OK saja, tidak perlu menulis angka.

4. Maka akan terlihat hasil sebagai berikut, dimana untuk memastikan, anda dapat menarik salah satu polygon.

(117)

MODUL

9

(118)

Pengenalan Buffering dan Merging serta Layout Peta

Latihan berikut akan dibahas tentang Buffering, kegiatan ini dilakukan di ArcMap (Diambil contoh data tipe line).

1. Buatlah layer baru untuk latihan pada folder peserta (Langkah-langkahnya dapat anda lihat kembali pada modul kedua atau modul kelima)

2. Selanjutnya coba anda digit dengan menarik garis pada ArcMap

(119)

4. Selanjutnya anda masukkan nilai jarak buffer yang diinginkan

Misal masukkan nilai 100

Setelah itu tekan tuts ENTER pada keyboard komputer anda

5. maka akan tampak hasil buffering. Untuk mengetahui dengan jelas hasil buffering, anda dapat meng-zoom in obyeknya

(120)

Latihan berikut akan dibahas tentang Merging. kegiatan ini dilakukan di ArcMap (Diambil contoh data tipe line).

1. Masih pada layer yang sama, coba anda mendigit garis, dimana kedua garis diusahakan bertemu.

(121)

4. Setelah di OK, anda dapat melihat hasil merging, dimana jika anda men-select salah satu garis, akan termen-select 2 garis hasil merging.

(122)

Anda dapat melihat atrribute data sebelum dan sesudah merging berikut ini

Sebelum Merging Sesudah Merging

Dimana sebelum merging terdapat 2 attribute data yang ter-select,

sedangkan pada saat sesudah merging sudah menjadi 1 bagian, sehingga hanya 1 attribute data yang terselect.

(123)

Latihan berikut akan dibahas tentang Layout Peta. Kegiatan ini dilakukan di ArcMap.

1. Add Data Admin_kab2, lalu pada menubar, klik view, selanjutnya klik Layout View.

2. Setelah pindah ke layout view, penampilan ArcMap akan berubah sebagai berikut.

(124)

3. Selanjutnya untuk menambah unsur-unsur peta, klik menubar Insert

4. Jika anda ingin menampilkan unsur grid koordinat bumi, pada menubar, klik View, lalu pilih Data Frame Properties

(125)

5. Masuk Jendela Data Frame Properties, pilih kolom Grids.

6. Lalu klik , Setelah masuk jendela Grid and Graticules Wizard, anda memiliki pilihan sistem grid yang digunakan.

(126)

b. Measured Grid, digunakan pada sistem koordinat UTM

(127)

7. (Data yang digunakan berupa koordinat UTM) maka digunakan pilihan kedua. Pada saat masuk jendela Create a measured grid, anda memiliki pilihan pada Appearence.

a. Labels only = Hanya menampilkan label koordinat saja.

b. Tick marks and labels = Menampilkan tanda (+) pada penampilan obyek dan label koordinat

c. Grids and labels = Menampilkan grid pada obyek dan label koordinat

Pada Kolom Style, anda dapat memilih jenis garis yang diinginkan Properties digunakan untuk melihat keterangan sistem koordinat

Interval digunakan untuk menentukan jarak grid dari satu grid dengan grid lain secara horizontal maupun vertikal.

(128)

8. Masuk jendela Axes dan labels, anda dapat memodifikasi jenis garis, ketebalan garis, serta jenis huruf pada label.

9. Masuk kembali jendela create a measured grid, anda klik Finish, maka, hasilnya dapat anda lihat pada layout peta.

10. Setelah selesei, anda dapat melihat hasil kreasi anda sebagai berikut (ini hanya contoh).

Referensi

Dokumen terkait

kompleks pada sistem mekanika melalui proses penyelidikan, analisis, interpretasi data, dan informasi berdasarkan prinsip-prinsip rekayasa K4.Mampu merumuskan solusi

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, bila pada setiap rumah dengan sadar membuat dua buah sumur resapan dengan diameter 1 m dan kedalaman 1,56 m, maka untuk setiap unit tipe

mengunduh dan mengunggah konten berupa materi kuliah dimulai dari ukuran 1 MB hingga 32 MB. Kegiatan tersebut dilakukan menggunakan aplikasi browser pada masing- masing

Perkiraan paling baik, energi yang dibutuhkan adalah empat kali energi sistem matahari kita, dengan demikian besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2010-2012; Firman Maulana, 090810301021;

 bernilai secara secara kompetitif. Bisnis Bisnis dikatakan dikatakan tak tak terkait terkait ketika ketika rantai rantai nilai nilai bisnis bisnis sangat

Pada saat lahir, bagian yang paling besar dari lambung ruminansia adalah ab omasum  proses pencernakannya sama dengan monogastrik, karena rumen dan reticulum

Dalam merencakan terapi kenali terlebih dahulu gejala yang dominan pada pasien anda, asas manfaat dan resiko terapi yang akan anda berikan, trias (gejala sasaran,