• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN SKALA KOPERASI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KP-RI) DI KOTA PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN SKALA KOPERASI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KP-RI) DI KOTA PEKANBARU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN SKALA KOPERASI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK

INDONESIA (KP-RI) DI KOTA PEKANBARU

ELVI SRI RIZKIYANI Dibawah Bimbingan

Makhdalena Ngadlan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jl. Bina Widya KM 12,5 Pekanbaru

Unri. Ac. Id

ABSTRACK

Dependence cooperative against the loan capital from bank that come in capital foveigu category, if gives good and bad influence cooperative capital structure, and good or bad cooperative capital will effect on the achievement net income of the cooperative. Goal of this research is to know the influence of capital structure and cooperative scale employees rebuplic of Indonesia (KPRI) in Pekanbaru city either simultaneously or partially.

In this research capital structure and cooperative scale as a independen variable. Taking sampling has been de it by purposive sampling technique rebuplic of Indonesia in Pekanbaru city 2007 to 2009. By using sampling purposive technique at the last got 20 cooperative as a research sampling. Data analyze technique that use by regresi double linear. Base on the classical assumption test, research data made of assumption of normality, independen of the autocorrelation, multikolonearitas there are no symptoms and doesn’t occur heterocedasticity.

The result of this research show that variable simultan capital structure and cooperative scale give influence against net income to employees cooperative republic of Indonesia (KPRI) in Pekanbaru city for 63,8% while the remaining 36,2% influence of other variable were not axamined in this research as a partially that more influence is cooperative scale for 66,6% while the effect of capital structure has only 1,2%.

(2)

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN SKALA KOPERASI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK

INDONESIA (KP-RI) DI KOTA PEKANBARU

ELVI SRI RIZKIYANI Dibawah Bimbingan

Makhdalena Ngadlan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jl. Bina Widya KM 12,5 Pekanbaru

Unri. Ac. Id

ABSTRACK

Ketergantungan koperasi terhadap modal pinjaman dari bank yang masuk dalam kategori modal asing mempengaruhi baik buruknya struktur koperasi, dan baik buruknya modal koperasi akan berpengaruh pada pencapaian sisa hasil usaha koperasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan skala koperasi terhadap perolehan sisa hasil usaha pada koperasi pegawai rebuplik Indonesia (KPRI) di Kota Pekanbaru baik secara simultan maupun parsial. Pada penelitian ini struktur modal dan skala koperasi adalah sebagai variabel independen dan sisa hasil usaha (SHU) sebagai variabel dependen. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling berdasarkan kriteria koperasi pegawai rebuplik Indonesia (KPRI) di Kota Pekanbaru tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Dengan teknik purposive sampling akhirnya diperoleh 20 koperasi sebagai sampel penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan uji asumsi klasik, data penelitian memenuhi normalitas, bebas dari otokorelasi, tidak terdapat gejala multikoloneritas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel struktur modal dan skala koperasi berpengaruh terhadap sisa hasil usaha pada koperasi pegawai rebuplik Indonesia (KPRI) di Kota Pekanbaru sebesar 63,8% sedangkan sisanya sebesar 36,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara parsial yang lebih berpengaruh yaitu skala koperasi sebesar 66,6% sedangkan struktur modal hanya memiliki pengaruh sebesar 1,2%.

(3)

PENDAHULUAN

Perolehan SHU bagi koperasi pada setiap tahunnya menjadi sangat penting. Melalui SHU koperasi dapat memupuk modal sendiri yaitu dengan dana cadangan yang disisihkan setiap akhir periode tutup buku, sehingga akan memperkuat struktur modalnya. Selain itu dana- dana yang disisihkan dari SHU, apabila belum dicairkan atau digunakan maka akan diperlakukan sebagai tambahan modal yaitu sebagai modal pinjaman tanpa dikenakan biaya modal. Oleh sebab itu apabila koperasi dapat meningkatkan perolehan SHU dalam setiap tahunnya dengan sendirinya akan memperkuat struktur finansialnya. Besarnya SHU yang diperoleh koperasi disetiap tahunnya juga sebagai pertanda bahwa koperasi telah dikelola secara professional. Semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan kesejahteraan para annggotanya. Dan untuk meningkatkan perolehan SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil dihimpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari, simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari: anggota koperasi lainnya atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lainnya yang sah (UU No. 25 tahun 1992 pasal 41 ayat 1 & 2). Permodalan koperasi tidak hanya mencakup modal yang disetor oleh anggotanya, akan tetapi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi yang dapat bersifat permanen atau sementara. Berdasarkan perkembangan perolehan sisa hasil usaha dari masing- masing koperasi selama tiga tahun pengamatan mengalami fluktuasi. Ada beberapa factor yang mempengaruhi SHU diantaranya adalah dilihat dari struktur modalnya, yaitu suatu kebijakan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang jangka panjang yang digunakan oleh koperasi (Brigham dan Houston, 2001). Koperasi harus mampu menghimpun dana baik dari luar maupun dari dalam koperasi itu sendiri secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan tersebut merupakan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung oleh koperasi. Selain struktur modal, skala koperasi juga dapat mempengaruhi sisa hasil usaha . skala koperasi menunjukkan total aktiva yang dimiliki koperasi. Koperasi dengan skala besar, biasanya memiliki kekuatan tersendiri dalam menghadapi masalah bisinis dan kemampuan koperasi untuk menghasilkan laba lebih tinggi karena usaha atau bisnisnya didukung oleh asset yang besar sehingga kendala koperasi seperti pemenuhan peralatan yang memadai dapat dipenuhi. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Struktur Modal dan Skala Koperasi Terhadap Perolehan Sisa hasil Usaha Pada Pegawai Rebuplik Indonesia (KPRI) di Kota Pekanbaru”. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini mengangkat permasalahan sebagai berikut: “berapa besar pengaruh struktur modal dan skala koperasi terhadap perolehan sisa hasil usaha pada pegawai rebuplik Indonesia (KPRI) di Kota Pekanbaru”?

(4)

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut: untuk mengetahui besarnya pengaruh struktur modal dan skala koperasi terhadap perolehan sisa hasil usaha pada pegawai rebuplik Indonesia (KPRI) di Kota Pekanbaru.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis data dokumenter yaitu berupa data laporan keuangan koperasi pegawai republic Indonesia (KPRI) di Kota Pekanbaru pada tahun 2007- 2009. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM kota Pekanbaru yang berupa data keragaan Koperasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh koperasi pegawai republik Indonesia yang ada di Kota Pekanbaru pada tahun 2007, 2008, dan 2009 yang berjumlah sebanyak 113 koperasi. Dalam hal ini digunakan metode purposive sampling berdasarkan pertimbangan, dengan berbagai kriteria ynag harus dipenuhi oleh koperasi yang akan diteliti. Berdasarkan kriteria diperoleh sebanyak 20 KPRI yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda. Analisis Regresi Linear Berganda digunakan sebagai alat untuk menjelaskan pengaruh struktur modal dan skala koperasi terhadap perolehan sisa hasil usaha koperasi pegawai republik Indonesia (KPRI) di Kota Pekanbaru. Menurut Riduwan dan Sunarto (2009) model analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2 X2 + e

Keterangan :

Y = Sisa hasil Usaha a = konstanta

b1 dan b2 = koefisien regresi variabel independen

X1 = Struktur Modal

X2 = Skala Koperasi

e = error

untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data penulis menggunakan software SPSS.

(5)

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Normalitas data dapat di uji dengan berbaggai cara, diantaranya dengan pendekataan normalitas probability plot yaitu membandingkan plot nilai residual dari data aktual dengan plot distribusi normal. Pada pendekatan ini distribusi normal akan ditujukan dalam garis diagonal, sedangkan residual dari data aktual akan di plot sesuai dengan distribusinya. Jika plotting data aktual terletak pada garis diagonal tersebut atau mendekatinya, bearti data aktual tersebut berdistribusi normal. Namun, apabila data tersebut tersebar menjauhi garis diagonal, maka dapat dipastikan bahwa distribusi data tersebut tidak normal. (Ghozali, 2005).

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien dari model persamaan regresi linear berganda dengan metode kuadrat terkecil OLS ( Ordiary least squre) terhadap tiga atau lebih variabel yang diamati. Oleh karena itu variabel yang diteliti harus memenuhi asumsi- asumsi uji klasik yaitu Otokorelasi, Multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas.

a. Otokorelasi

Pengujian otokorelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi data antara waktu. Pengujian akan dilakukan berdasarkan pada nilai uji Durbin Watson (DW). Menurut Sarwoko (2005) jika nilai DW sekitar 2 dalam penetapannya maka diasumsikan tidak terjadi gejala Otokorelasi.

b. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah menunjukkan adanya hubungan linear diantara variabel independen. Kondisi ini harus dihindari agar data tidak bias. Pengujian Multikolinearitas dalam penelitian ini akan menggunakan nilai Varian Inflation Faktor (VIF) yang diperoleh dari pengujian hipotesis. Apabila nilai VIF > 5 berarti terjadi masalah yang berkaitan dengan Multikolinearitas, sebaliknya model regresi tidak mengandung Multikolinearitas jika nilai VIF < 5 (Sarwoko, 2005)

c. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas diartikan sebagai tidak samanya varians bagi variabel independen diuji dalam setting yang berbeda. Sarwoko (2005), menyatakan bahwa tujuan uji Heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: menguji apakah sebuah regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan dari pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas.

(6)

3. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh variabel independen (struktur modal dan skala koperasi) dapat menjelaskan variabel dependen (SHU). Semakin besar koefisien determinasinya semakin baik variabel – variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dengan demikian persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasikan nilai variabel dependen.

Konsep Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

pengukuran (Dependen)

SHU (Y)

Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan

SHU selisih antara total pendapatan dengan total biaya ditentukan dalam satuan rupiah

Rasio

(Independen) Struktur Modal (X1)

Perbandingan atau proporsi dari total hutanng dengan modal sendiri

Rasio Skala

Koperasi (X2)

Diukur besarnya total aktiva

Skala Koperasi = Total aktiva Rasio

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data akan dilakukan dengan mellihhat penyebaran data (titik) sumbu diagonal dari normality probability plot, berdasarkan grafik normal dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot titik- titik menyebar disekitar diagonal, serta penyebarannyya menngikuti garis diagonal. Dengan demikian grafik menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Otokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi bebas Otokorelasi dengan menggunakan uji statistik dari Durbin Watson. Langkah awal pendekatan ini jika nilai DW sama dengan 2. Berdasarkan uji Otokorelasi di peroleh nilai Durbin Watson sebesar 2.010 dapat dikatakan bahwa model penelitian ini tidak terdapat Otokorelasi.

2. Uji Multikolinearitas

Jika nilai VIF tidak lebih besar dari 5 maka mengindikasikan bahwa model tidak terdapat Multikolinearitas. Sarwoko (2005) mengungkapkan bahwa umumnya jika VIF > 5 maka variabel

(7)

tersebut mempunyai persoalan Multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji statistic menunjukkan bahwa pelanggaran asumsi klasik Multikolinearitas tidak terbukti dalam penelitian ini.

3. Uji Heteroskedastisitas

Untuk melihat ada atau tidaknya Heteroskedastisitas pada suatu model regresi, maka dapat dideteksi dengan grafik Scatter Plot. Dapat disimpulkan bahwa data tersebar secara merata dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan terbebas dari gejala Heteroskedastisitas.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan lampiran 1, diperoleh pengaruh struktur modal dan skala koperasi terhadap sisa hasil uaha pada koperasi pegawai republic Indonesia (KPRI) melalui perhitungan analisis regresi di peroleh R2 sebesar 0.638 atau 63.8% . hal ini berarti bahwa sebesar 63.8% perubahan yang terjadi pada sisa hasil usaha disebabkan oleh struktur modal dan skala koperas secara bersama- sama. Sedangkan sisanya sebesar 36.2% menurut (Tri Ruli Yanti: 2005) disebabkan oleh faktor- faktor lain seperti partisipasi angngota, volume usaha, kinerja pengurus, modal kerja dan lain- lain.

1. Pengaruh Struktur Modal terhadap sisa Hasil Usaha (SHU)

Berdasarkan lampiran 2, variabel struktur modal dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap sisa hasil usaha hanya sebesar 1.2%. hal ini berarti struktur modal berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. Seperti ynag dinyatakan oleh Abdul Halim (2002) bahwa debt to equity ratio merupakan kemampuan koperasi dalam menutupi kewajiban jangka panjangnya. Penggunaan hutang lebih banyak akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh koperasi. Namun, penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengambilan atas ekuitas yang lebih tinggi.

2. Pengaruh Skala Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)

Berdasarkan lampiran 2, variabel skala koperasi dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap sisa hasil usaha sebesar 66.6%. hal ini berarti skala koperasi berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imelga Helen (2009).

Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan konsep teori yang menyatakan bahwa koperasi dengan skala besar akan didukung oleh asset serta sumber daya yang memadai sehingga kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan akan tinggi karena usaha atau bisnisnya didukung oleh asset yang besar sehingga kendala koperasi seperti pemenuhan peralatan yang memadai akan terpenuhi. Skala koperasi merupakan pengukuran kemampuan koperasi secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan seluruh aktiva yang tersedia dalam koperasi.

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Secara simultan yang dilihat berdasarkan nilai koefisien determinasi koperasi pegawai republic Indonesia diperoleh nilai sebesar 0.638 yang artinya 63.8% dari variasi sisa hasil usaha (SHU) dapat dijelaskan oleh struktur modal dan skala koperasi. Sedangkan sisanya sebesar 36.2% menurut (Tri Ruli Yanti: 2005) disebabkan oleh faktor- faktor lain seperti partisipasi angngota, volume usaha, kinerja pengurus, modal kerja dan lain- lain.

Sedangkan secara parsial struktur modal berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha sebesar 1.2%, sedangkan skala koperasi berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha sebesar 66.6% pada koperasi pegawai republic Indonesia di kota pekanbaru periode amatan 2007-2009.

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran kepada peneliti selanjutnya, hendaknya memperpanjang periode amatan dan melakukan pengujian dengan sampel seluruh koperasi pegawai republik Indonesia yang ada di kota pekanbaru, karena semakin lama semakin besar kesempatan untuk memperoleh informasi tentang variabel yang sesuai untuk melakukan peramalan yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Arioctavianti, 2007. Analisis Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, dan Umur perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Wholesale and retail Trade di BEI. Skripsi mahasiwa FE. UNRI

Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivarate dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Imelga Helen. 2008. Pengaruh Perputaran Modal, Struktur Modal, Umur Perusahaan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Automotif And Allied Product Di Bei. Skripsi UNRI “ Akuntansi” Pekanbaru

Riduwan dan Sunarto. 2009. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Social, Ekonomi, Komunikasi, Dan Bisnis. Alfabeta : Bandung

Sarwoko. 2005. Dasar-Dasar Ekonometrika. Andi: Yogyakarta

(9)

LAMPIRAN: LAMPIRAN 1:

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .779a .638 .626 .63976

LAMPIRAN 2:

Variabel Koefisien Pengaruh

Ln_ Struktur Modal -0.109 0.012 = 1.2% Skala Koperasi 0.816 0.666 = 66.6% R2= 0.638

Referensi

Dokumen terkait

Dalam praktiknya di pengadilan agama, tidak ada tanggungjawab disebabkan salah satu pihak terutama suami meninggalkan isteri tanpa alasan yang jelas, tidak

Dispensasi kawin akibat hamil di luar ikatan perkawinan diberikan kepada mereka yang ingin melangsungkan perkawinan dengan fakta bahwa pasangan itu atau salah satu

Metode cross-section digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan dengan standar yang telah ditentukan BUMN.. Tolok ukur untuk menentukan bahwa kinerja keuangan

Oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan penelitian, sejauh manakah kandungan bahan organik sedimen di wilayah tersebut berpengaruh terhadap keanekaragaman

1) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) PPL yang profesional dalam bidang pendidikan, sehingga mahasiswa praktikan diberikan pengalaman, masukan dan saran untuk proses pembelajaran. 2)

Perbedaan pendekatan antara space faring states dan non space faring states perlu dijembatani, untuk mencegah suatu keterlambatan dalam membuat suatu aturan yang jelas dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari lima keefektifitas komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semua sampel daging ayam potong yang diambil dari pasar tradisional Surabaya Timur pada periode pengambilan sampel ini tidak