• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

6

kreativitas, hasil belajar, metode pembelajaran mind mapping , pembelajaran IPS, penelitian yang relevan dan hipotesis penelitian.

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pembelajaran IPS di SD

Kajian teori dalam pembelajaran IPS di SD, membahas tentang hakekat IPS, tujuan pembelajaran IPS, ruang lingkup serta Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) IPS di SD.

a. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai dengan SMP/MTS/SMPLB. IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk “membekali” para peserta didik supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara tidak terduga. IPS mengkaji tentang seperangkat peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Menurut Trianto ( 2010 : 171 ) Ilmu Pengatahuan Sosial ( IPS ) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, poltik, hukum dan budaya. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.

Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diharapkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggungjawab dan menjadi warga dunia yang cinta damai. Selain itu, melalui pengajaran IPS maka siswa dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya karena kehidupan masyarakat global akan selalu mengalami perubahan setiap saat dan diharapkan peserta didik mampu

(2)

bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan konsep kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masayarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global. ( Peraturan Pemerintah RI No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi )

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Manusia, tempat dan lingkungan

2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan 3. Sistem sosial dan budaya

4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

( Peraturan Pemerintah RI No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi )

d. Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) IPS

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas V semester 2 mata pelajaran IPS di sekolah dasar adalah sebagai berikut :

(3)

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Sekolah Dasar Kelas V Semester 2

Tahun Ajaran 2013 / 2014

Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar V 1. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 1.1.Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

1.2.Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia. 1.3.Menghargai jasa dan

peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan.

1.4.Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

(4)

2.1.2. Metode Pembelajaran Mind Mapping

Dalam kajian teori mind mapping, akan dibahas tentang definisi mind mapping, fungsi mind mapping dan langkah-langkah dalam pembuatan mind mapping.

a. Metode Pembelajaran

Menurut Purwadinata dalam Sudjana ( 2010 : 7 ) metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud . Pengertian tersebut hampir sama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Sudjana ( 2010 : 8 ) dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik ( siswa, warga belajar, peserta pelatihan dlsb ) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik ( guru, tutor, pelatih, penyuluh, fasilitator , dlsb ).

b. Definisi Mind Mapping

Mind Mapping adalah diagram istimewa yang cara kerjanya sesuai dengan cara kerja otak dan yang membantu untuk berfikir, membayangkan, mengingat dan merencanakan serta memilah informasi ( Buzan, 2008 : 11 ). Bentuk diagramnya yaitu seperti diagram pohon yang bercabang-cabang dan percabangannya dapat mempermudah mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

(5)

Berikut adalah gambar dan contoh mind mapping :

Mind mapping juga merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran. Karena itu, mind mapping dikatakan sebagai cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil ke luar dari otak ( Buzan, 2005 : 4 ). Jadi dengan cara menggunakan mind mapping akan dapat lebih diandalkan untuk mengingat dan menarik kembali informasi menjadi lebih mudah daripada menggunakan cara pencatatan tradisional.

Mind mapping merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan dengan mudah dalam kegiatan pembelajaran disekolah. Menurut De Porter dan Hernacki ( 2006 ) menyatakan bahwa sesungguhnya saat seseorang terlibat dalam pembelajaran, apalagi yang mensyaratkan dia harus mencatat ( menulis ) maka saat itu juga terjadi aktivitas pada seluruh belahan otak kanan ( emosional ) dan otak kiri ( logika ). Dalam hal ini yang merupakan bagian otak kiri ( logika ) adalah perencanaan, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian dan tanda baca. Sedangkan yang termasuk pada bagian otak kanan ( emosional ) adalah semangat, spontanitas, emosi, warna, imajinasi, gairah, ada unsur baru dan kegembiraan.

Berdasarkan hal tersebut maka penerapan pembelajaran dengan menggunakan mind mapping akan dapat menyeimbangkan pikiran antara

(6)

kedua sisi otak ( otak kanan dan otak kiri ) karena mind mapping selalu menggunakan warna, gambar dan imajinasi ( wilayah otak kanan ) bersamaan dengan angka, kata dan logika ( wilayah otak kiri ). Sehingga dalam proses kegiatan pembelajaran siswa akan dapat memuculkan suatu kreativitas dan hasil belajar akan lebih baik.

c. Fungsi Mind Mapping

Menurut Buzan ( 2012 : 5 ) mind mapping dapat diandaikan seperti peta jalan. Maka dari itu fungsi dari mind mapping adalah sebagai berikut :

1. Mind mapping akan memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas.

2. Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat.

3. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru.

4. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.

Mind mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.

Sedangkan menurut Michael Michalko ( Buzan, 2012 : 6 ) mengatakan bahwa mind mapping dapat memberikan banyak pengaruh, diantaranya yaitu : 1. Mengaktifkan seluruh otak

2. Membereskan akal dari kekusutan mental

3. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan

4. Membantu menunjukkan hubungan anatara bagian-bagian informasi yang saling terpisah

5. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian

6. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya.

(7)

7. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka penjang

Berdasarkan pada fungsi dasarnya sebagai peta petunjuk, apabila fungsi ini diterapkan dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS, maka fungsi mind mapping dalam pelajaran IPS ini adalah mengingat informasi yang diterima dan mengungkapkan informasi tersebut dalam bentuk tulisan.

d. Langkah Membuat Mind Mapping

Pembuatan mind mapping sangat mudah dan sederhana. Alat dan bahan dalam pembuatannyapun juga sedikit. Berikut ini adalah alat yang perlu disiapkan :

1. Kertas kosong tak bergaris 2. Pena dan pensil warna 3. Otak

4. Imajinasi

Langkah-langkah dalam membuat mind mapping ( Buzan, 2012 : 15 ) adalah sebagai berikut:

1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Mengapa ? karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Mengapa ? karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.

3. Gunakan warna. Mengapa ? karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind mapping lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan.

(8)

4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya. Mengapa ? karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua ( atau tiga, atau empat ) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat. Penghubungan cabang-cabang utama akan menciptakan dan menetapkan struktur dasar atau arsitektur pikiran kita. Ini serupa dengan cara pohon mengaitkan cabang-cabangnya yang menyebar dari batang utama. Jika ada celah-celah kecil diantara batang sentral dengan cabang-cabang utamanya atau diantara cabang-cabang utama dengan cabang dan ranting yang lebih kecil, alam tidak akan bekerja dengan baik. Tanpa hubungan dalam mind mapping, segala sesuatu ( terutama ingatan dan pembelajaran ) akan berantakan. Jadi buat hubungan !

5. Buatlah garis hubung yang melengkung, buka garis lurus. Mengapa ? karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.

6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa ? karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind mapping. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Bila kita mengguanakan kata tunggal, setiap kata ini akan lebih bebas dan karenanya lebih bisa memicu ide dan pikiran baru. Kalimat atau ungkapan cenderung menghambat efek pemicu ini. Mind mapping yang memiliki lebih banyak kata kunci seperti tangan yang semua sendi jarinya bekerja. Mind mapping yang memiliki kalimat atau ungkapan adalah seperti tangan yang semua jarinya diikat oleh belat kaku.

7. Gunakan gambar. Mengapa ? karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jadi bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam mind mapping kita, mind mapping kita sudah setara dengan 10.000 kata catatan.

(9)

Langkah-langkah pembelajaran IPS dengan mind mapping menurut Tony Buzan (2009 : 15 ) adalah sebagai berikut :

1. Membagi kelompok kecil untuk membuat mind mapping dengan jumlah anggota 4 orang.

2. Membuat gambar atau simbol sesuai dengan imajinasi siswa menggunakan pensil warna sebgai ide sentral dengan menulis topik pembelajaran.

3. Membuat cabang-cabang sesuai dengan sub topik pembelajaran dengan menggunakan simbol gambar atau kata kunci yang dipahami oleh siswa.

4. Menghubungkan cabang-cabang atau sub topik pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran ke sub topik pembelajaran tingkat dua, tiga dan selanjutnya.

5. Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari topik pembelajaran selanjutnya.

6. Hasil peta konsep siswa dipresentasikan di depan kelas.

7. Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil kerja kelompok presentasi.

8. Secara bersama-sama guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.

2.1.3. Pelaksanaan Pembelajaran IPS dengan Metode Pembelajaran Mind Mapping

Berdasar pada standar proses pelaksanaan pembelajaran yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 41 tahun 2007, pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Artinya seluruh rencana pelaksanaan pembelajaran perlu mengacu pada standar proses Pelaksanaan Pembelajaran ini. Berikut adalah uraian Standar Proses Pelaksanaan tersebut, yang teraplikasi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran :

(10)

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru :

a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristk peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik atau tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.

2) Mengggunakan beragam pendekatan pembelajaran media pembelajaran dan sumber belajar lain

3) Memfasilitasi terjadinya interaksi peserta didik serta antar peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya.

(11)

4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

5) Memfasilitasi peserta didik dalam melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan.

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru :

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. 2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,

diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

3) Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut. 4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif

dan kolaboratif.

5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara ndividual maupun kelompok.

7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen festival, serta produk yang dihasilkan.

9) Memfasiltasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c) Konfirmasi

(12)

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.

3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman

yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar :

a) Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar.

b) Membantu menyelesaikan masalah.

c) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi.

d) Memberi informasi untuk lebih jauh.

e) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru :

a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pembelajaran.

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

(13)

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Sesuai dengan Standar Proses, penerapan pembelajaran IPS menggunakan metode mind mapping adalah sebagai berikut :

1. Rencana pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a) Membuat skenario pembelajaran IPS berupa RPP

b) Sebelum melaksanakan kegiatan guru membuat lembar observasi sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan yang bertujuan untuk meneliti seberapa jauh pengajar melakukan pembelajaran.

c) Guru membuat alat bantu pembelajaran berupa alat peraga. Alat peraga ini menggunakan media visual yaitu gambar.

d) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa menerima pelajaran.

2. Pelaksanaan

Kegiatan Pendahuluan

a) Guru mengabsen kehadiran siswa b) Guru melakukan apresepsi

c) Guru menyampaikan indikator pembelajaran d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang akan dibahas.

b) Guru menjelaskan materi ajar dengan menggunakan media powerpoint c) Guru memberi contoh bentuk mind mapping pada siswa

d) Guru menjelaskan cara membuat mind mapping pada siswa e) Guru mejelaskan materi menggunakan mind mapping f) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

(14)

Elaborasi

a) Masing-masing kelompok mempelajari materi yang diberikan oleh guru

b) Setiap kelompok mulai membuat mind mapping sesuai dengan materi yang telah diterima.

 Siswa membuat gambar atau simbol dengan sesuai dengan imajiansinya dengan mengggunakan pensil warna sebagai ide sentral dengan menulis topik pembelajaran

 Membuat cabang-cabang sesuai dengan sub topik pembelajaran dengan menggunakan simbol gambar atau kata kunci yang dipahami oleh siswa.

 Menghubungkan cabang-cabang atau sub topik pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran ke sub topik pembelajaran tingkat dua, tiga ke tingkat selanjutnya.

 Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari topik pembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran selanjutnya. c) Guru mengamati kegiatan dan membimbing siswa pada saat

pembuatan mind mapping

d) Siswa mempresentasikan hasil mind mapping yang dibuatnya di depan kelas

e) Guru memberikan kesempatan siswa / kelompok lain untuk memberi pertanyaan ataupun tanggapan

Konfirmasi

a) Guru bersama siswa membahas hasil diskusi yang telah dilaksanakan b) Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami

siswa

Kegiatan Penutup

a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran b) Guru memberi evaluasi atau tugas lain untuk dikerjakan di rumah

(15)

3. Akhir Pelaksanaan

a) Melakukan evaluasi pembelajaran setelah melakukan tindakan

b) Melakukan refleksi agar mengetahui kelemahan-kelemahan saat melakukan tindakan.

2.1.4. Kreativitas

Kreativitas dalam penelitian ini merupakan salah satu variabel yang yang ingin diteliti. Dalam kajian teori tentang kreativitas ini, akan dibahas pengertian kreativitas, tahap-tahap kreativitas dan ciri-ciri kreativitas.

a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk mencapai kekuatan menarik sebuah ide dari diri melalui tahapan awal berupa pengamatan terhadap kondidi sekeliling ( Nasution, 2006 : 13 ). Menurut Mangunhardjana dalam Campbell ( 2012 : 11 ) kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru, berguna dan dapat dimengerti. Sifat baru berarti inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan. Sifat berguna berarti lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan dan mendatangkan hasil lebih baik. Sedangkan sifat dapat dimengerti berarti hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat dilain waktu. Sedangkan menurut Moreno dalam Slameto ( 2003 : 146 ) yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya.

Definisi kreativitas yang lebih kompleks, dikemukakan oleh Ayan ( Candra, 2005 : 6 ) bahwa hakekat kreativitas adalah kemauan, keinginan atau

semangat untuk melakukan eksplorasi, mempertanyakan dan melakukan eksperimen terhadap berbagai objek, peristiwa dan situasi yang ada di lingkungan.

(16)

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemauan dan kemampuan seseorang untuk memunculkan ide-ide baru sehingga dapat membuat sesuatu yang baru dan dapat mengembangkan suatu gagasan tersebut menjadi lebih baik.

b. Tahap-Tahap Kreativitas

Menurut Mangunhardjana dalam David Campbell ( 2012 : 18 ) orang-orang kreatif berhasil mencapai ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian cara kerja, hal atau produk baru biasanya sesudah melewati beberapa tahap. Urutan tahap dalam kreativitas adalah dengan urutan sebagai berikut :

1. Persiapan : meletakkan dasar, mempelajari latar belakang perkara, seluk beluk dan problematikanya.

2. Konsentrasi : sepenuhnya memikirkan, terserap dalam perkara yang dihadapi.

3. Inkubasi : mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Mencari kegiatan-kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai perkara yang sedang dihadapi.

4. Iluminasi : mendapatkan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja dan jawaban baru.

5. Verifikasi / produksi : menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja dan jawaban baru. Seperti menghubungi, meyakinkan dan mengajak orang, menyusun rencana kerja dan melaksanakannya.

c. Ciri-ciri kreativitas

Pada umumnya orang-orang kreatif mempunyai ciri-ciri tertentu yang sama. Menurut Mangunhardjana dalam Campbell ( 2012 : 27 ) mengelompokkan ciri kreativitas ke dalam tiga kategori, yaitu ciri pokok, ciri yang memungkinkan dan ciri sampingan.

(17)

Kategori pertama yaitu ciri pokok kreativitas adalah kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru dan penemuan. Adapaun yang termasuk dalam kategori aspek-aspek pokok individu kreatif, antara lain :

1. Kelincahan mental - berfikir dari segala arah

Kelincahan mental ( mental agility ) adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep, lambang-lambang kata-kata, angka-angka dan khususnya melihat hubungan-hubungan yang tidak biasa antara ide-ide, gagasan-gagasan dan sebagainya itu. Sedangkan berfikir dari segala arah ( convergent thinking ) adalah kemampuan untuk melihat masalah atau perkara dari berbagai arah, segi dan mengumpulkan berbagai fakta yang penting dan mengarahkan fakta itu pada masalah atau perkara yang dihadapi. Dengan cara itu ada kemungkinan besar bahwa dihasilkan pemecahan masalah yang tepat mengenai masalah atau perkara itu. Orang-orang kreatif memiliki kemampuan-kemampuan itu dengan baik dan kemampuan itu akan semakin baik dan berfungsi semakin baik karena digunakan dan dilatih secara teratur.

2. Kelincahan mental- berfikir ke segala arah

Berfikir ke segala arah ( divergent thinking ) adalah kemampuan untuk berfikir dari satu ide / gagasan menyebar ke segala arah dan segi. Berfikir ke segala arah mendorong kita untuk mencari berbagai jawaban yang berbeda dan yang mungkin.

3. Fleksibilitas konseptual

Fleksibel konseptual ( conceptual flexibility ) adalah kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang, pendekatan dan kerja yang tak jalan.

4. Orisinalitas

Orisinalitas ( originality ) adalah kemampuan untuk menelurkan ide-ide , gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak biasa dan jarang bahkan mengejutkan.

(18)

5. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas

Individu kreatif lebih menyukai kerumitan daripada kemudahan, memilih tantangan dari keamanan, cenderung pada yang banyak tali temalinya ( complexcity ) dari yang sederhana ( simplicity ). Akibatnya mereka dapat bertemu dengan gagasan-gagasan aneh, mengejutkan dan hal-hal yang baru daripada orang-orang yang puas dengan yang mudah, aman dan sederhana.

6. Latar belakang yang merangsang

Latar belakang yang merangsang adalah dari lingkungan yang merangsang dan suasana yang mendorong timbulnya kreativitas individu, dapat dimulai di keluarga dan juga sekolah. Dalam lingkungan dan suasana tersebut maka orang calon kreatif melihat dan mengalami cara hidup dan cara kerja orang-orang yang sudah berpengalaman dalam bidangnya. Dengan hal tersebut maka mereka dapat mempelajari pengetahuan, melatih kecakapan baru dan terdorong untuk memiliki sifat-sifat khas mereka.

7. Kecakapan dalam banyak hal

Individu kreatif pada umumnya mempunyai minat serta kecakapan dalam berbagai bidang dan dapat menikmati kehidupan dari berbagai sudut pandang.

Kategori yang kedua adalah kategori ciri-ciri yang memungkinkan, yaitu yang membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif sekalipun sudah ditemukan tetapi tetap hidup. Adapun kategori ciri yang memungkinkan kepribadian kreatif adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan untuk bekerja keras, orang yang kreatif mempunyai gaya hidup bekerja keras namun tidak tegang, serius namun santai.

2. Berfikir mandiri, orang kreatif mempunyai rasa individulistis yang kuat, mereka membuat keputusan sendiri, percaya pada daya pikirnya sendiri dan mempunyai pendapat sendiri.

(19)

3. Pantang menyerah, orang kreatif tidak takut gagal. Mereka rela dan senang untuk mencoba lagi dan pantang menyerah.

4. Mampu berkomunikasi dengan baik, orang kreatif pada umumnya juga merupakan komunikator-komunikator yang baik, mendalam, jelas dan bagus.

5. Lebih tertarik pada konsep daripada segi-segi kecil, orang kreatif tidak terserap oleh perkara-perkara kecil dari hal yang dihadapinya. Mereka lebih tertarik pada konsep daripada detail.

6. Keingintahuan intelektual, orang kreatif memiliki keigintahuan yang tak habis-habisnya mengenai hal-hal yang ditemukan dalam kehidupan mereka.

7. Kaya humor dan fantasi, orang kreatif memiliki rasa humor dan fantasi. Mereka mencari hal yang aneh dan kurang menaruh minat untuk mengatur pikiran, emosi, dorongan hati dan gejolak jiwa.

8. Tidak segera menolak idea atau gagasan baru, apabila menemukan atau diajukan suatu ide atau gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, orang-orang kreatif tidak begitu saja menolak meskipun mereka melihat kekurangan-kekurangannya.

9. Arah hidup mantap, individu kreatif kebanyakan menampakkan dalam diri mereka sikap terlibat dalam sesuatu, yakin akan tujuan dan arti hidup mereka, ada rasa ditakdirkan, ada rasa diutus secara khusus. Mereka merasa mendapat kemampuan khusus untuk menyelesaiakan suatu tugas hidup ditempat dan di zaman mereka.

Kategori yang ketiga adalah ciri-ciri sampingan, yaitu tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap mempengaruhi perilaku orang-orang kreatif. Adapun kategori ciri sampingan kepribadian kreatif adalah sebagai berikut :

1. Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain, orang kreatif berpikir sendiri. Mereka tidak mengambil pusing menegenai

(20)

apa yang dipikirkan orang lain. Akibatnya mereka menjadi tidak peka terhadap perasaan orang-orang disekitarnya.

2. Kekacauan psikologis,orang kreatif memandang dunia dengan kacamata berbeda dengan yang lazim, hidup dengan aturan yang tidak biasa, bertindak atas dasar perhitungan khusus, dapat membawa mereka ke dunia lain yang penuh dengan kekacauan. Hal itu dapat membawa mereka ke tengah kekacauan psikologis dan dapat mengakibatkan keberantakan hidup.

Menurut pendapat Sund dalam Slameto ( 2003 : 147-148 ) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru c. Panjang akal

d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti

e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas h. Berfikir fleksibel

i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung member jawaban lebih banyak

j. Kemampuan membuat analisisi dan sitesis k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik

(21)

4.1.5. Hasil Belajar

Hasil belajar juga merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Pada kajian teori hasil belajar akan dibahas tentang pengertian hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil ( product ) menunjuk pada suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Menurut Sudjana ( 2011 : 22 ) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan antara setiap siswa akan berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan tingkat pemikiran dan juga pengalaman yang diperoleh siswa selama belajar .

Menurut Hamalik ( 2006 : 30 ) hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Belajar dilakukan bertujuan agar adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku tersebut merupakan perolehan dari suatu hasil belajar. Setelah dapat belajar, maka diharapkan siswa menjadi individu yang lebih baik. Berdasarkan beberapa definisi diatas, jadi hasil belajar adalah perolehan suatu informasi yang akan dapat mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana ( 2011 : 22 ) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

a. Ranah kognitif ( cognitive domain ) adalah berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yang terdiri dari :

(22)

1. Pengetahuan ( knowledge ), mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

2. Pemahaman ( comprehension ), mencakup pada kemampuan pemahaman makna materi. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca tau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan dan lain-lain.

3. Aplikasi ( application ), mencakup pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip.

4. Analisis ( analysis ), mencakup pada kemampuan untuk memahami dan dapat memilah integritas menjadi menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.

5. Sintesis ( synthesis ), mencakup pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.

6. Evaluasi ( evaluation ), mencakup pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.

b. Kemampuan afektif ( the effective domain ) adalah berkenaan dengan sikap dan nilai, yang terdiri dari lima aspek, yaitu :

1. Penerimaan ( receiving ), yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan ( stimulasi ) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulasi, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2. Jawaban ( responding ), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

(23)

3. Penilaian ( valueving ), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4. Pengorganisasian ( organizing ), yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi yaitu konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain.

5. Karakteristik nilai ( characterization by value ), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

c. Kemampuan psikomotor ( the psychomotor domain ) adalah berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yaitu :

1. Gerakan refleks ( ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar ). 2. Ketrampilan pada gerakan-gerakan sadar.

3. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.

4. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.

5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan-ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks.

6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

Tingkat keberhasilan siswa sebagai hasil kegiatan belajar akan bisa terlihat dari ranah kognitif yaitu yang berhubungan dengan pengetahuan dan ingatan yang dimiliki oleh siswa yang berasal dari pengalaman belajar maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam ranah afektif, akan terlihat sikap siswa

(24)

tentang kemampuan untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Sedangkan dalam ranah psikomotoris berhubungan dengan ketrampilan dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Seluruh kemampuan siswa tersebut digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi para siswa. Jadi hasil belajar adalah kemampuan yang didapatkan oleh siswa setelah mengalami pembelajaran di kelas yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotoris.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto ( 2003 : 54 ) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

a. Fakor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor individu ( intern ), yang meliputi :

1. Faktor biologis, meliputi : kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi belajar.

2. Faktor psikologis, meliputi : intelegensi, minat dan motivasi serta perhatian ingatan berfikir.

3. Faktor kelelahan, meliputi : kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang

b. Faktor yang ada pada luar individu yang disebut dengan faktor ekstern, yang meliputi:

1. Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama. Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar.

2. Faktor sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan berdisiplin di sekolah.

(25)

3. Faktor masyarakat, meliputi : bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi prestasi kehidupan siswa. jika lingkungan siswa adalah terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.

Terdapat 2 faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Aktivitas belajar individu memang tidak selalu lancar. Terdapat siswa yang mudah untuk menerima pelajaran, Tetapi ada juga yang sulit untuk mencerna pelajaran. Hal tersebut disebabkan karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa. 4.2. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa pernah dilakukan oleh Ivandra Bagus Herawan dalam skripsinya yang berjudul : Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas V SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga Tahun 2011 / 2012. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mind mapping dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil penelitian tindakan yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan di setiap tindakan. Pada tindakan sebelum siklus terdapat 37,5 % atau 9 anak yang tuntas, setelah dilakukan tindakan siklus I terjadi peningkatan sebanyak 50 % atau 12 anak. Penigkatan ini belum mencapai yang diharapkan yaitu 70 % dari jumlah siswa yang harus tuntas. Kemudian dilakukan tindakan siklus II dan hasilnya terjadi peningkatan hasil belajar 100 % atau 24 siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Maulana Hasan Saifudin ( 2008 ) yang berjudul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran Peta Konsep Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Tuntang 02. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan hasil belajar dan kreatifitas siswa kelas V SDN Tuntang 02 pada mata pelajaran IPS melalui metode peta konsep yang ditandai dengan meningkatnya

(26)

ketuntasan hasil belajar siswa. prosentase siswa yang tuntas dalam belajar hanya 43,75 % dan setelah adanya tindakan pada siklus I meningkat menjadi 71,88 % dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi 90,25 %. Begitu juga dengan kreativitas siswa.

4.3. Kerangka Berfikir

Kondisi awal pada pembelajaran IPS yaitu guru masih melakukan pengajaran menggunakan metode yang bersifat konvensional. Siswa terlihat mengalami kesulitan belajar karena IPS merupakan mata pelajaran yang perlu dipahami dan bersifat hafalan. Akibatnya, hasil belajar siswa rendah dan kurangnya kreativitas pada siswa.

Melihat hal tersebut, maka peneliti mencoba menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS. Penggunaan metode pembelajaran mind mapping akan dapat meningkatkan kreativitas siswa karena mind mapping merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran ( Buzan, 2005 : 4 ). Selain itu siswa akan dituntut untuk dapat memahami dan menciptakan suatu produk dari kreativitas tersebut, yaitu berupa hasil mind map yang sudah dibuat.

Metode pembelajaran mind mapping juga akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dalam proses pembelajaran siswa akan dapat membuat catatan atau ringkasan tersendiri yang dapat mempermudah untuk memahami dan mengingat materi pelajaran karena bahwa mind mapping dikatakan sebagai cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil ke luar dari otak ( Buzan, 2005 : 4 ) sehingga siswa dapat mengerjakan tes/soal dengan mudah. Maka harapannya adalah bahwa dengan penggunaan metode mind mapping ini akan benar-benar dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Klero 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

(27)

Adapun kerangka berpikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Kondisi Awal Penggunaan Metode Pembelajaran Mind Mapping Kondisi Akhir Hasil Belajar Kreativitas  Mengikuti pembelajaran dengan metode mind mapping.  Membuat mind mapping. Siswa mudah mempelajari IPS dengan pembuatan mind mapping.

Melalui metode mind mapping, diharapkan dapat

meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Guru : metode

pembelajaran kurang bervariasi ( metode

konvensional ).

Siswa : kreativitas dan hasil belajar

(28)

4.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis penelitian tindakan kelas dirumuskan sebagai berikut : Diduga, apabila dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode mind mapping sebagai metode pembelajaran, maka dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada pokok bahasan “Jasa dan Peran Tokoh di Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” di kelas V SD Negeri Klero 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Rajah 25 ialah graf yang menunjukkan hubungan antara beza keupayaan dengan arus bagi empat konduktor yang berlainan jenis J,K,L dan M.. In the following circuits, all the

[r]

Fotocopy berkas yang tercantum didalam formulir isian kualifikasi penawaran yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut untuk diserahkan pada Pokja sebanyak 1 (satu)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil penentuan volume dari 2 alat ukur dengan teknologi berbeda, Total Station (TS) dan Terrestrial Laser Scanner

Capem Tanggulangin Sidoarjo)” ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yakni peneliti berusaha menjelaskan fakta di lapangan secara sistematis yang bertujuan

Untuk itulah penelitian tentang pengaruh Putaran tool terhadap kekuatan mekanik dengan FSW pada aluminium seri 1xxx ini dilakukan, dengan harapan dapat memberikan

Penerapan cekaman kekeringan dengan durasi sampai 8 hari sebelum simplisia dipanen tidak menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun, produksi berat segar dan berat kering

Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul “AnalisisPencapaian Kinerja Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) di Kabupaten