Modul ke:
Fakultas
Program Studi
Motivasi Menjadi Pengusaha
Sukses
Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM.
04
Ilmu Komputer
Sistem Informasi
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, para mahasiswa diharapkan
mampu:
•
Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
Motivasi berprestasi dan berwirausaha
•
Menjelaskan cara mengalahkan mitos yang ada dan
memanfaatkan pola pikir dibawah sadar
Materi yang dibahas :
•
Pengantar : Kisah SuksesPrestasi Mendunia
•
Mengalahkan Mitos
•
Mengubah Pola Pikir
•
Motivasi Berprestasi
1. Pengantar Kisah Sukses Prestasi Mendunia
Sebenarnya Bangsa Indonesia memiliki dasar spirit dan keterampilan yang unik dimasing-masiang daerah. Jangan biarkan bangsa lain mengelola sumber daya dan kita hanya berdiam diri tanpa melakukan apaun. Kewirausahaan bukanlah sesuatu hal yang dilahirkan melainkan dibangun.
Berikut adalah kisah sukses pengusaha muda yang sejak kecil sudah membayangkan dirinya suatu saat nanti bisa pergi ke luar negeri dan memiliki prestasi ditingkat internasional. Kasus berikut diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi siapapu yang berminat menjadi pengusaha.
Walau berusia 25 tahun, Anne Ahira sudah memiliki penghasilan ribuan dollar AS. Perempuan yang selalu mengaku “orang kampung” ini bekerja dirumahnya di pinggiran kota Bandung dan mendirikan usaha berskala internasional berbasis pemasaran internet. Ia bercita-cita akan pensiun sebelum usia 30 tahun.
Di dunia online Anne Ahira dikenal sebagai pemasar internet sukses kelas dunia. Dia adalah salah satu pengarang buku 30 Days To Internet
Marketing Success. Buku ini ditulis oleh 60 penulis pilihan yang
merupakan pemasar internet dari berbagai belahan negara dan terkenal sebagai buku pemasar Internet terbaik sepanjang tahun 2003. Omzet penjualan buku ini mencapai lebih dari 340.000 dolar AS hanya dalam kurun waktu kurang dari 4 bulan. Keberhasilannya meraup ribuan dollar tidaklah datang begitu saja. Ia mempelajari bisnis secara otodidak serta tentu saja melalui proses trial and error yang cukup melelahkan.
2. Mengalahkan Mitos
Pendidikan menjadi kunci sukses keluar dari kesulitan dan membantu meraih keberhasilan usaha. Oleh karena itu jangan percaya pada mitos-mitos terkait berwirausaha. Berikut disajikan beberapa mitos yang selalu kita dengar ditengah masyarakat yaitu :
1. Mitos : Wirausaha merupakan bakat dan keturunan
Bakat memang dapat membantu seseorang menjadi pengusaha, namun bukanlah satu-satunya penentu untuk menjadi pengusaha. Kenyataannya, banyak pengusaha yang meraih kesuksesan yang diawali oleh adanya keterpaksaan dan kondisi hidup yang sulit, serta banyak pula pengusaha sukses bukan karena faktor keturunan.
2. Mitos : pengusaha adalah pelaku, bukan pemikir
Banyak yang beranggapan bahwa pengusaha adalah pelaku yang langsung menjalankan usaha dilapangan. Padahal, pengusaha merupakan pelaku sekaligus pemikir. Wirausaha harus memiliki kecakapan dalam mempersiapkan bisnisnya dengan strategi, taktik, dan cara yang semuanya harus diputuskan berdasarkan pemikiran yang mendalam meski terdapat keputusan intuitif yang bisa saja dijalankan.
3. Mitos : Wirausaha tidak bisa diajarkan atau dibentuk
Kewirausahaan sebagai disiplin ilmu dapat membantu mengusir mitos ini. Kewirausahaan mempunyai model, proses dan studi kasus yang menjelaskan bahwa karakteristik kewirausahaan sebenarnya dapat diciptakan.
4. Mitos : Pengusaha adalah selalu sebagai investor
Pengusaha merupakan orang yang bertindak sebagai investor atau orang yang menyetorkan modal, namun seorang investor juga harus memiliki perilaku yang inovatif. Banyak pengusaha meraih sukses bukan hanya sebagai investor, melainkan juga sebagai inovator.
5. Mitos : Pengusaha membutuhkan keberuntungan
Pengusaha disiapkan untuk menangkap peluang, dan ketika peluang itu muncul, sering kali dianggap sebagai “keberuntungan”. Kenyataannya, banyak pengusaha meraih sukses bukan berdasar keberuntungan semata.
6. Mitos : Pengusaha harus selalu sukses dan tidak boleh gagal
Pengusaha sukses selalu menbangun bisnisnya dengan jatuh bangun dan banyak yang mengalami kegagalan. Sebenarnya, kegagalan memberikan banyak pelajaran kepada mereka yang berkeinginan untuk terus belajar dan sering justru mengarahkan seseorang mencapai kesuksesan dimasa mendatang.
7. Mitos : Pengusaha adalah sama seperti penjudi
Pengusaha tidak dapat sama dikatakan dengan penjudi. Semua usaha pasti tidak terlepas dari sebuah resiko, dari resiko kecil sampai besar. Seorang penjudi tidak dapat menghitung resikonya dan mendapatkan kemenangan hanya dari keberuntungan, sedangkan pengusaha mendapatkan keuntungan atau kesuksesan dari menghitung resiko.
3. Mengubah Pola Pikir
Merubah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan tidaklah mudah serta membutuhkan kerja keras dan banyak pengorbanan, apalagi menyangkut pola pikir dari seorang individu. Mengubah pola pikir memerlukan keberanian dan kerelaan, karena tanpa itu semua tidak akan terjadi perubahan apa-apa. Jadi, pengusaha harus mengidentifikasi kondisi yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi dari peluang bisnis potensial yang ada dan segera mengambil kesempatan tersebut dengan penuh percaya diri.
Menurut McGrath dan McMillan ada 5 karakteristik yang dimiliki oleh pengusaha adalah
• Pengusaha sangat bersemangat dalam mencari peluang baru • Pengusaha mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
• Pengusaha berfokus pada pelaksana
• Pengusaha mengikutsertakan energi setiap orang yang ada dalam jangkauan mereka
4. Motivasi Berprestasi
Semakin orang meyakini bahwa dirinya dapat mengelola berbagai kelebihan dan kelemahan maka ia semakin yakin ia dapat mewujudkan suatu prestasi. Tidak menutup diri dan melakukan komunikasi yang efektif dapat menjadi umpan balik upaya mengenal diri sendiri. Meyakini makna prestasi adalah meyakini bahwa diri telah mengenal cara - cara mengembangkan kekuatan yang ada. Ciri – ciri pribadi wirausaha yang berhasil:
• Berorientasi pada tindakan dan memiliki motivasi yang tinggi dalam mengambil risiko untuk mengejar tujuan.
• Dapat mendayagunakan kelebihan – kelebihan yang dimiliki secara maksimal dan mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada
• Mempunyai perilaku yang agresif dalam mencari tujuan atau berorientasi pada tujuan dan hasil.
• Mau belajar dari pengalaman dari waktu ke waktu.
• Mau memupuk dan mengembangkan pribadi unggul secara terus menerus
Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna memperoleh kepuasaan pribadi.
David C. McClelland mengelompokkan motivasi menjadi tiga motif social yaitu:
1. Kebutuhan berprestasi wirausaha (n-Ach) merupakan hal yang menjadi pusat perhatian. kebutuhan ini dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut :
a.Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang, mengandung unsur mederate risk atau menghindari tugas yang terlalu sukar dan terlalu mudah.
b. Selalu menganggap apapun yang terjadi sebagian besar menjadi tanggung jawabnya.
c. Dalam bekerja selalu ingin memperoleh umpan balik.
Jadi orang dengan n-Ach tinggi menganggap uang bukanlah segalanya namun hanya menjadi tolak ukur tercapainya sasaran.
2. Kebutuhan akan kekuasaan (n-Pow), cirri-ciri orang dengan n-Pow tinggi adalah:
a. Berusaha untuk mempengaruhi orang lain. b. Mementingkan hasil akhir daripada proses.
c. Mempunyai dorongan kuat untuk dilihat sebagai penyelamat, penolong atau pahlawan.
3. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-Aff) berfokus pada usaha untuk membina suasana persahabatan dan menghimpun teman, ciri-cirinya adalah :
a. Dalam bekerja mementingkan suasana dari pada pekerjaan itu sendiri. b. Lebih mementingkan reaksi atau sikap orang lain terhadapanya, dan
merasa tidak nyaman bila ada orang yang kurang bersahabat.
c. Dalam melaksanakan tugas sangat dipengaruhi oleh siapa yang akan menjadi rekan kerjanya.
Menurut P.Robbins kebutuhan ke 2 dan 3 lah yang saat ini erat kaitannya dengan keberhasilan seorang manager.
5. Memanfatkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar
Goerge W. Ladd, seorang ahli ekonomi dari Lowa State University yang menulis buku berjudul Artistic Research Tools For Scientific
Minds, mengemukakan suatu pemikiran yang menarik melalui
proses mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi yang dapat membantu kemajuan usaha. Proses mental bawah sadar dapat menbantu kita melaksanakan kehidupan sehari-hari. Banyak gagasan berasal dari pikiran bawah sadar, namun tidak semua orang bisa memanfaatkannya. Kerugian yang didapat bila gagasan/pikiran yang muncul saat ini tidak segera dimanfaatkan adalah pikiran/gagasan tersebut belum tentu muncul lagi di masa yang akan datang.
Pikiran manusia terdiri dari pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar mampu mengontrol tindakan secara otomatis, bila anda berfikir anda tidak bisa menjalankan suatu tugas maka secara tidak sadar anda mangatakan tidak mampu yang berakibat pada berhentinya anda dalam berusaha.
Hukum dan bahasa pikiran bawah sadar : pikiran bawah sadar tidak mengetahui perbedaan antara imajinasi dan kenyataan. Prof G. W. Ladd dalam Buchari Alma (2005) menguraikan beberapa kondisi yang mampu mendorong produktifnya pikiran bawah sadar.
1. Sikap ragu-ragu. Jika anda ragu pikiran bawah sadar akan menciptakan gagasan pemecahan.
2. Sikap berani.
3. Bermacam-macam pengalaman, memori, dan ketertarikan. 4. Persiapan yang sempurna dan sungguh-sungguh.
6. Menyerah sementara. Jika tidak bisa memecahkan masalah,
adakalanya anda menyerah sementara hingga muncul gagasan baru.
7. Istirahat atau santai.
8. Menulis. Banyak orang yang akan menemukan pikiran bawah sadar dengan menulis.
9. Bertukar pikiran.
10. Bebas dari kekacauan atau kebingungan.
11. Batas waktu. Banyak orang baru muncul gagasan saat date line sudah sangat dekat, hal ini karena semakin dekat dengan batas waktu pikiran bawah sadar semakin giat.
12. Tensi ( tension). Keterlibatan kita pada suatu masalah yang sangat mendalam dan ditambahdengan rasa ingin tahu yang sangat besar akan sangat mendorong pikiran bawah sadar kita. •
Mc Gregor dalam buku safak Muhammad (2005) menjelaskan hukum pikiran bawah sadar terdiri dari 4P yaitu:
1. Positif.
Bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan pikiran bawah sadar positif, selanjutnya akan terbentuk kebiasaan yang terekan dalam pikiran bawah sadar.
2. Kalimat saat ini ( Present tense )
• Jika anda mengatakan akan mulai bisnis minggu depan maka jika waktunya telah tiba pikiran bawah sadar akan mengatakan minggu depan, maka gunakan saat ini.
3. Pribadi. Gunakan kata saya bukan kamu. 4. Pengulangan ( persisten)
• Semakin banyak anda mengulang apa yang anda bicrakan dengan pikiran bawah sadar anda maka anda akan semakin mengerti.