• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN WORKSHOP NASIONAL KOORDINATOR OSCE (KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI) KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN WORKSHOP NASIONAL KOORDINATOR OSCE (KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI) KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

WORKSHOP NASIONAL KOORDINATOR OSCE

(KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI)

KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

Direktorat Akademik

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan Nasional

Hotel Sheraton, Jogjakarta

29 – 30 September 2010

(2)

1. Pendahuluan

Komponen 2 Proyek HPEQ bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan melalui peningkatan kualitas sistem ujian. Salah satu fokus kegiatan adalah peningkatan sistem ujian dengan pengembangan metode ujian yang menguji keterampilan klinik dalam bentuk Objective Structured

Clinical Examination (OSCE). Penerapan metode ini memerlukan kesiapan baik menyangkut SDM,

dukungan perangkat keras maupun lunak, serta prasarana tempat ujian yang perlu disiapkan dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Untuk memperlancar kegiatan tersebut maka diperlukan suatu standar atau protokol kerja yang disepakati dalam skala nasional sehingga metode ujian tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan berstandar nasional.

Disamping hal tersebut, kegiatan OSCE membutuhkan suatu koordinasi yang baik dalam hal penyiapan dan pengkoordinasian keseluruhan aspek penunjang tadi sehingga siap untuk menjadi tempat pelaksanaan ujian. Selanjutnya diperlukan pula proses evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan OSCE di setiap tempat ujian. Mengingat keseluruhan aspek yang harus diperhatikan di atas maka perlu dilakukan workshop koordinator OSCE center yang akan menjamin pelaksanaan OSCE dengan sebaik-baiknya dan bahkan dapat ditingkatkan kualitasnya terus menerus. Mengingat urgensi output yang diharapkan dari program ini, proyek HPEQ akan memfasilitasi kegiatan yang sesuai dengan tujuan subkomponen 2.2, yaitu memperbaiki metodologi ujian berbasis standar nasional. Seain itu, kegiatan ini juga dilaksanakan untuk mendukung pencapaian KPI komponen 2 tahun 2011, yaitu try out OSCE untuk uji kompetensi dokter dan dokter gigi.

2. Tujuan

1. Tercapainya kesamaan persepsi mengenai penyelenggaraan OSCE Nasional 2. Tersusunnya pedoman tata laksana penyelenggaraan OSCE Nasional

3. Tersusunnya standar atau protokol kerja yang disepakati secara nasional dan menjadi acuan bagi penyelenggaraan OSCE di setiap tempat ujian.

4. Tersusunnya standar fasilitas dan sumber daya manusia untuk penyelenggaraan OSCE Nasional

5. Tersusunnya instrumen evaluasi penyelengaraan OSCE Nasional

3. Output Workshop

1. Kesamaan persepsi mengenai penyelenggaraan OSCE Nasional 2. Dokumen pedoman tata laksana penyelenggaraan OSCE Nasional

3. Dokumen standar atau protokol kerja penyelenggaraan OSCE di tempat ujian

4. Dokumen standar fasilitas dan sumber daya manusia untuk penyelengaraan OSCE Nasional 5. Dokumen instrumen evaluasi penyelenggaraan OSCE Nasional.

4. Metode Pelaksanaan Workshop

Workshop ini dilaksanakan pada tanggal 29 – 30 September 2010 di Hotel Sheraton Jogjakarta. Workshop yang dihadiri oleh 27 peserta ini terdiri dari perwakilan 13 peserta FK dari 12 institusi (UB mengirim 2 orang) dan 14 peserta FKG dari 14 institusi (FKG IIK Kediri hadir/ tdk ada dalam undangan) serta 4 fasilitator yang terdiri dari 2 profesi, 1 dari kedokteran (Gandes Rahayu) dan 3 orang dari kedokteran gigi (Mei Syafriadi, Gilang Yubliana, Adam Malik). Antusiasme peserta sangat baik, hal ini dapat dilihat dari participation rate yang mencapai 100 %

(3)

NO NAMA INSTITUSI HP EMAIL 1 AHMAD DANI W FK UB 08174304145 dian_punk@yahoo.com 2 AULIA FK UB 08123329379 aulia_fkub@yahoo.com 3 BEYA INDRIATI FKG UPDN 0811849515 beapadang@gmail.com 4 ESSIE OCTIARA FKG USU 081316781322 essie_octiara@yahoo.co.id

5 DHYANI W FKG TRISAKTI 0811860685 dyani_w@yahoo.com

6 SUWANDITO FK UNAIR 0811307243 suwandito@gmail.com

7 RASMIDAR SAMAD FK UNHAS 0811449123 hscrp.samad@gmail.com 8 MADE AGUS HENDRAYANA FK UNUD 08123921590 agshendra@yahoo.com 9 MEI SYAFRIADI FKG UNEJ 081336181168 mei_syafriadi@hotmail.com

10 ALI NOERDIN FKG UI 081315313445 drg.noerdin@gmail.com

11 RITA MURNIKUSU FK YARSI 0816895576 tita_meddoc@yahoo.com 12 KARLINA SAMADI FKG UNAIR 0818312869 drg_karlina@yahoo.co.id

13 RINA GUSTIA FK ANDALAS 081363212014 gustia.rina@yahoo.com

14 AGUS S FKG UNEJ 08123457369 agus.sumono@yahoo.com

15 BUDI WIDYARTO FK MARANATHA 0811217450 budiwl@yahoo.com 16 HERRINA FIRMANTINI BHAKTI WIYATA KEDIRI 085648515598 drg.herrinafirmantini@yahoo.co.id 17 ANINDITA SOETADJI FK UNDIP 081326647773 aninditasmg@yahoo.co.id

18 TRIDJOKO H FK UGM 0818467058 tridjoko@indosat.net.id/tridjokohadianto@yahoo.com

19 ADAM MALIK FKG UNHAS 081355645504 adam_iboy@yahoo.co.id

20 EMMA R FKG UNPAD 08112275867 gaptek59@yahoo.com

21 GILANG FKG UP 08157007021 gilang.drg@unpad.ac.id

22 ACHADIYANI FK UNPAD 08122102246 achadiyani@gmail.com

23 ANY S FK UMY 08122717309 evakg_96@yahoo.co.id

24 RIA K FKG UNHAS 085237199463 ria_kus@yahoo.com

25 MAYU WINNIE RACHMAWATI FKG UGM 081578800168 mayuwinnie@ugm.ac.id 26 HASANUL ARIFIN FK USU 0811614633 rakajati84@yahoo.com

27 NURHAYANA FK UNHAS 081241198210 nurhayanas@yahoo.com

28 DIAN M FKG UHT 0811376435/081703330096 dianmulawarmanti@yahoo.com

29 TRI JULI EDI TARIGAN

(4)

Workshop dilaksanakan dalam dengan 2 metode, yaitu dengan metode presentasi narasumber yang disertai dengan diskusi interaktif dan diskusi kelompok yang diharapkan dapat menghasilkan output yang spesifik. Pembagian kelompok dilakukan dengan pembagian berdasarkan pedoman penyelenggaraan OSCE, yaitu:

1. Tata Laksana OSCE Nasional 2. Standard dan protokol kerja 3. Fasilitas dan SDM

Target yang diharapkan setiap kelompok dapat membuat pedoman penyelenggaraan OSCE, yang nantinya akan dijadikan naskah akademik pedoman penyelenggaraan OSCE.

Berikut adalah pengelompokan peserta 1. Kelompok 1 (8 orang)

Fasilitator: Gandes dan Gilang 2. Kelompok 2 (9 orang)

Fasilitator: Adam Malik 3. Kelompok 3 (9 orang)

Fasilitator: Mei Syafriadi

Apabila dibandingkan dengan rencana kegiatan yang tertera pada TOR, pada implementasinya, acara berjalan agak terlambat dari jadwal dikarenakan waktu mulainya acara sedikit terlambat sekitar 20 menit, tetapi meskipun demikian tidak berdampak pada waktu pelaksanaan tiap sesi dari waktu yang dijadwalkan sebelumnya. Meskipun demikian, nilai substansi dari tiap materi yang diberikan oleh narasumber tidak berkurang. Berikut adalah rundown acara workshop pada kondisi riil :

30 EDRIZAH FKG UNI 081330478336 edrizalburhan@yahoo.com

HARI PERTAMA (24 September 2010)

WAKTU ACARA NARASUMBER

14.00-14.30 Pembukaan dan Pengarahan Koordinator Komponen 2

14.30-15.30 Penjelasan Umum Mengenai

Penyelenggaraan OSCE Nasional

Fasilitator

15.30-16.00 Coffee break

16.00-17.30 Kerja kelompok Fasilitator

17.30-19.30 ISHOMA

19.30-21.30 Lanjutan Kerja Kelompok Fasilitator

HARI KEDUA (25 MARET 2010)

WAKTU ACARA NARASUMBER

08.00-09.00 Lanjutan Kerja Kelompok Fasilitator

09.00-10.30 Presentasi masing-masing kelompok

10.30-12.00 Harmonisasi Fasilitator

12.00-13.00 Rencana tindak lanjut: Pelatihan tingkat regional oleh Koordinator OSCE

(5)

4. Hasil Kegiatan

Pada workshop ini peserta langsung dibagi menjadi 3 kelompok untuk membuat pedoman ujian OSCE Nasional.

KELOMPOK I

Tugas : Dokumen Pedoman Tatalaksana Penyelenggaraan OSCE Nasional

FK YARSI FKG UI

FK MARANATHA FKG USAKTI

FK UNAIR FKG UGM

FK UNHAS FKG UHT

FASILIATOR: GANDES RETNO RAHAYU KELOMPOK II

Tugas : Dokumen Standar / Protokol kerja penyelenggaraan OSCE di tempat ujian

FK USU FKG UNBRAH

FK UNPAD FKG MUTOPO (B)

FK UNDIP PRODI KG UMY

FK UDAYANA FKG UNAIR

FKG UNHAS

FASILITATOR: ADAM MALIK KELOMPOK III

Tugas : Dokumen Standar Fasilitas & SDM Untuk Penyelenggaraan OSCE Nasional

FK ANDALAS FKG USU

FK UI FKG UNPAD

FK UGM FKG UNEJ

FK UNBRAH FKG UNMAS

IIK KEDIRI

FASILITATOR: MEI SYAFRIADI TASK KELOMPOK 1

Buatlah pedoman tata laksana penyelenggaraan OSCE Nasional meliputi: 1. Dasar penyelenggaraan

2. Tujuan

3. Komponen Ujian 4. Persiapan

5. Tata tertib peserta ujian 6. Pelaksanaan

7. Evaluasi 8. Dokumentasi

TASK KELOMPOK 2

Membuat standar atau protokol kerja penyelenggaraan OSCE di tempat ujian meliputi: 1. Pengorganisasian penyelenggaraan OSCE Nasional di institusi

2. Tupoksi masing masing penanggungjawab 3. Pendokumentasian hasil OSCE

4. Evaluasi pelaksanaan OSCE 5. Pengumuman hasil OSCE

(6)

TASK KELOMPOK 3

Membuat dokumen standar fasilitas dan SDM untuk penyelenggaraan OSCE Nasional meliputi:

1. Ruangan : ukuran, jumlah, layout tata letak ruangan dan pencahayaan dll 2. Fasilitas : peralatan, manekin, PS (pasien terstandar) dll

3. Ruang ujian, ruangan karantina, dan loker (tempat penitipan) 4. SDM : penguji, PS (pasien terstandar), PJ (penanggung jawab), timer

Secara umum, output dari workshop nasional koordinator OSCE Kedokteran dan Kedokteran Gigi adalah sebagai berikut :

No. KOMPONEN TARGET REALISASI

1.

Jumlah peserta yang mengikuti workshop 26 27

2.

Jumlah fakultas yang mengirim wakil 26 26

3.

Jumlah narasumber 5 4

Berdasarkan hasil rekapitulasi output workshop secara umum, dapat disimpulkan bahwa pencapaian target workshop ini sudah sangat optimal dalam membuat pedoman pelaksanaan OSCE Nasional Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Tiap-tiap kelompok diberi tugas untuk membuat pedoman dan ketiga kelompok tersebut dapat menyelesaikannya dengan baik.

Beberapa faktor pendukung tercapainya target pembuatan pedoman ini adalah 1. Semua peserta yang diundang dapat hadir dalam workshop ini

2. Sebagian besar institusi yang mengirimkan wakilnya sudah pernah melakukan ujian OSCE di institusi tersebut sehingga mengetahui point-point yang harus diatur dalam pedoman pelaksanaan

3. Semua peserta berpartisipasi secara aktif dalam kelompok masing-masing

0 5 10 15 20 25 30

Jumlah peserta yang mengikuti workshop

Jumlah fakultas yang mengirim wakil

Jumlah narasumber TARGET REALISASI

(7)

4. Narasumber sudah mengetahui materi dengan baik sehingga bisa membimbing peserta dengan optimal

Sebagian besar peserta pada workshop kali ini adalah peserta yang memang berkecimpung dalam OSCE di setiap workshop HPEQ, sehingga peserta memang ditugaskan oleh fakultas masing-masing untuk menjadi koordinator OSCE di institusi. Namun ada beberapa dari peserta workshop ini (Tridjoko, Edrizal, Essie, Nurhayana, dan Hasanul) yang menjadi wakil institusi untuk kegiatan workshop HPEQ yang lain, misalnya juga menjadi wakil institusi dalam item writer OSCE, penguji OSCE, dan lain-lain.

Pada workshop ini juga diusulkan untuk membentuk tim perumus buku pedoman pelaksanaan OSCE Nasional. Pada workshop ini, hasil kerja kelompok dibuat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk

word dan power point. Bentuk word akan digunakan untuk mempermudah compile file sedangkan

bentuk power point digunakan untuk presentasi. Pada hari kedua, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok kepada semua peserta lalu mendiskusikannya untuk perbaikan-perbaikan. Perbaikan-perbaikan tersebut lalu dicatat dan akan dilakukan perbaikan pada bentuk word.

5. Refleksi

Setelah dilakukan analisa hasil kegiatan, selanjutnya perlu dilakukan refleksi sebagai bentuk evaluasi pelaksanaan workshop ditinjau dari perspektif peserta, fasilitator, dan tim monev secara umum. Melalui refleksi ini diharapkan akan teridentifikasi root of causes dari kinerja wilayah yang kurang optimal dalam workshop ini. Berikut adalah refleksi pelaksanaan workshop dari beberapa perspektif tersebut :

Gambaran Umum

 Semua peserta yang hadir bersedia untuk menjadi koordinator OSCE Nasional

 Selama workshop ini, semua peserta yang hadir menjadi mengerti gambaran besar OSCE Nasional

Beberapa hal yang perlu diimprove dari pelaksanaan workshop ini adalah :

 Sebagian kecil peserta yang dikirim oleh institusi masih sedikit bingung tentang pelaksanaan OSCE karena di institusi tersebut belum pernah melakukan ujian OSCE

Fasilitator

Kendala

 Peserta yang dikirim belum memahami secara mendalam tentang OSCE

Manfaat kegiatan ini pengembangan OSCE di Indonesia

 Bermanfaat untuk menghasilkan koordinator-koordinator OSCE Nasional  Dapat menyelenggarakan OSCE yang kredibel, valid, dan reliabel

 Menghasilkan dokter dan dokter gigi yang berkompeten  Standarisasi Nasional pelaksanaan OSCE

 Meningkatkan kapasitas institusi untuk mempersiapkan mahasiswa dan institusi untuk menghadapi UKDI/UKDGI

(8)

 Adanya pertemuan-pertemuan yang terjadwal untuk memaintanance persepsi koordinator-koordinator agar tetap sama

 Koordinator-koordinator OSCE dibuatkan SK dan sertifikat  Belajar terus menerus meningkatkan pemahaman OSCE  Telah diberikan referensi

Pembentukan network

Peserta

Rekomendasi

 Pedoman dan mekanisme OSCE Nasional perlu disempurnakan dalam tahun ini mengingat uji coba tahun 2011. Perlu ada sinkronisasi antara koordinator, penguji, pelatih sp, pembuat soal

 Pelatihan untuk para penguji, pembuat soal, penyelenggaraan, pelatih termasuk ps yang terstandarisasi mulai dari tingkat nasional institusi profesi

 Dilakukan try out agar dapat ditemukan kendala-kendalanya

 Harus dilaksanakan evaluasi secara periodik mengenai hal ini aga bisa diketahui kekurangan/ kelebihan sesegara mungkin sehingga bisa ditindaklanjuti dengan cepat  Dilakukan penyamaan akhir

Usulan

 Pedoman/ rekomendasi dari yang pernah mengikuti workshop item development penguji dan pelatih SP dan koordinator dikumpulkan dan dibuat pertemuan bersama di institusi/ regional, kembali dievaluasi kesiapan institusi tersebut untuk melengkapi fasilitas dan SDM untuk melakukan OSCE

 Harus ada try out

 Adanya penjelasan dari panitia UKDGI/ UKDI bahwa OSCE ini harus terlaksana dan adanya stresor pada masing-masing penanggung jawab OSCE sehingga sosialisasi di institusi berjalan dengan baik

 Networking yang baik antara institusi pendidikan organisasi profesi, networking yang luas

 Perlu lebih disosialisasikan lagi melalui workshop dan pelatihan sehingga benar-benar mempunyai persepsi yang sama sehingga pelaksanaan OSCE nantinya benar-benar sama secara nasional

 Buat persiapan yang matang  Komitmen yang tinggi

 Mengumpulkan data-data setiap institusi

 OSCE/ Skill Lab yang sudah dilakukan tata cara masing-masing OSCE di institusi. Pelatihan-pelatihan sehingga sama untuk setiap institusi jika dilakukan nasional  OSCE yang simple tadi dapat mencapai standard nasional

 Dilakukan workshop yang simultan dan intens

 Selalu dilakukan pemantauan dari pusat  PB UKDI/ UKDGI

Kendala

 Tidak ada persamaan persepsi  Standarisasi fasilitas dan SDM

 Persamaan persepsi antar pembuat soal, penguji dan pelatih SP. SP yang akan bervariasi jika tidak dibuat berbagai program sebelumnya

 Panitia lokal harus siapkan tenaga pendukung untuk bertanggung jawab mengatur alat yang diperlukan

(9)

 Jumlah peserta

 Jadwal yang telah ditetapkan diinstitusi kadang-kadang bersamaan dengan workshop nasional, sehingga yang di institusi tertunda bahkan tidak jadi

 Referensi lokal

 Jumlah peserta yang banyak

Tim Monev : Feedback Peserta

Feedback form didistribusikan oleh tim monev kepada seluruh peserta untuk menjaring “voice of customer” peserta terkait satisfaction level terhadap aspek-aspek pelaksanaan workshop. Dari 25

kuesioner yang kembali ke tim monev, 50 % responden menyatakan pelaksanaan workshop memuaskan. Pencapaian yang sangat positif ini merupakan kontribusi dari berbagai pihak, terutama fasilitator, kesempatan berpendapat dalam kelompok, tempat workshop, dan pelayanan konsumsi.

Analisa lebih lanjut terhadap feedback peserta, kepuasan terbesar peserta dirasakan terhadap output workshop, dimana peserta merasa mendapatkan added value yang besar, sehingga workshop ini dinilai dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mereview soal yang baik. Faktor yang dinilai kurang memuaskan adalah belum adanya standar/protokol kerja penyelenggaraan OSCE di tempat ujian telah disepakati secara nasional.

3% 16%

50% 31%

PROPORSI SATISFACTION LEVEL

tidak sesuai kurang sesuai

(10)

6. Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan analisa output kegiatan, evaluasi pelaksanaan workshop, refleksi dan feedback dari peserta workshop beberapa hal yang dapat direkomendasikan sebagai bentuk improvement dan rencana tidak lanjut untuk menjaga sustainability output dan outcome dari workshop ini adalah sebagai berikut :

 Perlu adanya tim perumus buku panduan  Perlu adanya sertikat bagi peserta

7. Penutup

Pengembangan sistem ujian menjadi OSCE merupakan terobosan baru dan akan meningkatkan kualitas pendidikan tenaga kesehatan itu sendiri. Namun disadari bahwa kedua hal ini memerlukan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik sehingga keunggulannya tidak tertutup oleh permasalahan teknis yang ada saat pelaksanaan. Oleh karena itu, pembuatan standar atau protokol kerja yang dipahami oleh para koordinator sangat diperlukan. Selain itu, kemampuan para koordinator ini perlu ditingkatkan sehingga dapat mengatasi segala permasalahan yang mungkin ada saat pelaksanaan sehingga tidak akan mengganggu kelancaran pelaksanaan ujiannya. Oleh karena itu, workshop regular para koordinator merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak terkait.

1 1 0 1 1 1 1 2 1 0 0 0 0 10 7 8 7 4 1 0 3 0 8 16 13 13 14 12 19 6 11 15 12 15 8 1 4 2 3 1 18 14 7 13

REKAP FEEDBACK WS NASIONAL

KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI

Jogja, 29-30 September 2010

Referensi

Dokumen terkait

PV = present value BCR = benefit cost ratio Sebagai ukuran dari penilaian suatu kelayakan proyek dengan metode BCR ini adalah jika BCR > 1 maka proyek

Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui besarnya harga air yang didapat dari proyek perencanaan Bendungan Bendo, besarnya Nilai Rasio Biaya Manfaat

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simulasi Waduk dengan menggunakan aturan operasi berdasarkan tampungan waduk (Rule Curve) dengan berbagai

Mengingat relatif besarnya volume sedimen yang mengendap didasar waduk Selorejo sampai dengan tahun 2020 dimana sudah melebihi kapasitas tampungan mati, maka perlu

dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keandalan dari simulasi waduk untuk sumber air baku pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang akan dibangun di Sungai

Berdasarkan rumusan masalah tujuan dan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar

Kasryno, et al (1993) memandang diversifikasi pangan sebagai upaya yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan pertanian di

Dalam suatu perencanaan bendung, diawali dengan survei dan investigasi dari lokasi yang bersangkutan guna memperoleh data yang berhubungan dengan perencanaan yang lengkap