• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS PEDESTRIAN (STUDI KASUS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS PEDESTRIAN (STUDI KASUS)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS PEDESTRIAN

(STUDI KASUS)

Muhajirin Syah Putra, Yusandy Aswad

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: siregar.baringin@gmail.com

Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: yusandyaswad@gmail.com

ABSTRAK

Pejalan kaki merupakan salah satu cara berlalu lintas dalam sistem transportasi, dan sangat dominan di daerah perkotaan atau lokasi yang memiliki permintaan tinggi dengan periode pendek. Jalur pejalan kaki berupa trotoar merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki. Studi ini dilakukan untuk menganalisa tingkat pelayanan jalur pejalan kaki di jalan Jenderal Jamin Ginting(Pasar Padang Bulan/Pajak Sore). Metode yang yang digunakan untuk menganalisa tingkat pelayanan jalur pejalan kaki adalah metode HCM (Highway Capacity Manual) 2000. Penelitian ini dilakukan berdasarkan terjadinya konflik antar pejalan kaki, dan peluang terjadinya konflik tersebut ketika kepadatan pejalan kaki cukup tinggi oleh karena itu dalam perhitungan kecepatan dan kinerja arus akibat konflik dilakukan pada saat peak. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan data jumlah pejalan kaki km/jam terbanyak pada hari Senin 22 Oktober 2012 pukul 07.25-08.25 WIB sebesar 581 pejalan kaki/jam. Aliran arus pejalan kaki terbesar pada hari Selasa 23 Oktober 2012 pukul 17.00-18.00 WIB pada arah pergerakan 4 sebesar 138 pejalan kaki km/jam. Pada peak pagi arah pergerakan 2 dan 5 memiliki konflik antar pejalan kaki yang cukup tinggi sedangkan pada peak sore adalah arah pergerakan 3 dan 4.

Kata kunci : Karakteristik, Arus, Kecepatan

ABSTRACT

Pedestrians are one way traffic in the transport system, and very dominant in urban areas or locations that have high demand with short periods. A pedestrian path or sidewalk is the container pedestrian activity space for activities and to provide services to pedestrians. This study was conducted to analyze service levels on the pedestrian pathway General Jamin Ginting (Pasar Padang Bulan /Pajak Sore). The method used to analyze the level of service is a method of pedestrian paths HCM (Highway Capacity Manual) 2000. This study was conducted based on the conflict between pedestrians, and the chances of the conflict when the pedestrian density is quite high, therefore the calculation of the speed and performance of the current conflict was at peak. Based on the analysis of data and calculation of the number of pedestrians km/hour on most days Monday, October 22, 2012 at 7:25 to 8:25 pm at 581 pedestrians/hour. Current flow in the largest pedestrian Tuesday, October 23, 2012 at 5:00 p.m. to 18:00 pm at the 4 way movement of pedestrians 138 km/hour. In the morning peak direction of movement of 2 and 5 have a conflict between pedestrians is high enough, while the afternoon peak is the direction of movement of 3and 4. Keywords: Characteristics, Flow, Speed

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, dimana berasal dari kata pedos yang berarti kaki, sehingga pedestrian

dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjakan kaki, sedangkan jalan merupakan media diatas bumi yang memudahkan manusia dalam tujuan berjalan. Maka pedestrian dalam hal ini memiliki arti pergerakan atau perpindahan orang atau manusia dari suatu tempat sebagai titik tolak ke tempat lain sebagai tujuan dengan menggunakan moda jalan kaki. Atau secara harfiah pedestrian berarti “ person walking in the

(2)

Tujuan Penelitian

Tujuan studi ini adalah untuk menganalisa tingkat palayanan jalur pejalan kaki di jalan Jenderal Jamin Ginting (Pasar Padang Bulan / Pajak Sore).

Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian dilakukan pada fasilitas pejalan kaki di jalan Letnan Jenderal Jamin Ginting (Pasar Padang Bulan / Pajak Sore).

2. Pejalan kaki yang dimaksud adalah pejalan kaki yang menyusuri trotoar.

3. Kemampuan fasilitas pejalan kaki untuk mengakomodasi pejalan kaki ditinjau dari arus (flow) sesuai dengan HCM (Highway Capacity Manual)

1. STUDI PUSTAKA

Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Line)

Jalur pejalan kaki (pedestrian line) menurut Peraturan Presiden No. 43 tahun 1993 tentang Prasarana Jalan Bag. VII pasal 39 adalah termasuk fasilitas pendukung yaitu fasilitas yang disediakan untuk mendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan baik yang berada di badan jalan maupun yang berada di luar badan jalan, dalam rangka keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta memberikan kemudahan bagi pemakai jalan. Untuk mendesain suatu jalur pejalan kaki yang memenuhi unsur-unsur keamanan dan keselamatan bagi penggunanya harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan, yaitu : a. ‘Pedestrian Speed’ adalah faktor kecepatan rata-rata dalam berjalan dari pejalan kaki (ft/dt atau m/dt). Hal

ini berhubungan dengan usia dan keadaan tubuh (normal / cacat) dari pejalan kaki itu sendiri. Secara langsung usia dan keadaan tubuh akan mempengaruhi kecepatan pejalan kaki dalam berjalan.

b. Faktor ‘Pedestrian Flow Rate’ adalah faktor jumlah dari para pejalan kaki yang melewati sebuah titik tertentu pada trotoar tiap satuan waktu (ped/menit atau ped /15 menit). Faktor ini dipakai untuk mendesain lebar jalur pejalan kaki.

c. Faktor ‘Pedestrian Density’ adalah faktor jumlah rata-rata pejalan kaki per satuan daerah pada trotoar (ped / ft

2

atau ped /m 2

)

d. Faktor ‘Pedestrian Space’ adalah faktor luasan daerah yang diperlukan oleh tiap pejalan kaki untuk bergerak secara bebas ( ft2 / ped atau m2/ ped ). Faktor ini berbanding terbalik dengan faktor ‘Pedestrian

Density’.

Keempat faktor di atas saling berhubungan satu dengan lainnya antara faktor ‘Pedestrian Speed’ ,

‘Pedestrian Flow Rate’ dan ‘Pedestrian Density’, yakni apabila densitas atau kepadatan dari pejalan kaki

meningkat maka kecepatan pergerakan dari pejalan kaki pada jalur trotoar akan menurun. Hubungan ini dapat dirumuskan :

υ = S x D (1)

dengan :

υ = arus pejalan kaki ( ped/ min/ ft ) S = kecepatan pejalan kaki ( ft / min ) D = kepadatan pejalan kaki (ped / ft ) atau :

υ = (2)

dengan :

M = ruang gerak pejalan kaki (ft 2

/ ped)

Jika analisa dasar yang dilakukan untuk kebutuhan jalur pejalan kaki dinyatakan dalam ped/15 min, menggunakan periode waktu tiap 15 menit, maka arus pejalan kaki ( υ ) dirumuskan :

υ = (3)

dengan :

V = arus puncak pejalan kaki (ped / 15 min) W

E = lebar efektif jalur pejalan kaki (ft)

Yang dimaksud dengan lebar efektif jalur pejalan kaki adalah lebar dari jalur pejalan kaki yang dapat digunakan secara efektif oleh para pejalan kaki. Perencanaan ruang gerak pada jalur pejalan kaki secara

(3)

optimal dapat dipertimbangkan sebagai perencanaan yang paling baik secara ekonomis, efektif dan aman. Untuk menentukan ruang gerak minimum yang diperlukan pada jalur pejalan kaki, maka dapat dirumuskan

a = (4)

dengan :

w = lebar dari jalur pejalan kaki

T = waktu yang dipakai analisa pengukuran 1 menit l = panjang jalur pejalan kaki

n = jumlah pejalan kaki yang menggunakan jalur pejalan kaki

t = waktu tempuh perjalanan yang dilakukan oleh pejalan kaki pada jalur pejalan kaki

Karakteristik Pejalan Kaki

Karakteristik pejalan kaki adalah salah satu faktor utama dalam perancangan, perencanaan maupun pengoperasian dan fasilitas-fasilitas transportasi. Beberapa parameter yang digunakan dalam analisa pejalan kaki adalah sebagai berikut :

a. Kecepatan Pejalan Kaki, adalah kecepatan rata-rata berjalan pejalan kaki, dinyatakan dalam satuan m/detik. b. Jumlah Aliran Pejalan Kaki, adalah jumlah pejalan kaki yang melintasi suatu titik dalam 1 (satu) satuan

waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam pejalan kaki/menit atau pejalan kaki/15 (lima belas) menit. c. Aliran Per Satuan Lebar, adalah rata-rata aliran pejalan kaki per satuan lebar efektif jalur jalan, dinyatakan

dalam satuan pejalan kaki/menit/meter.

d. Platoon, menggambarkan sejumlah pejalan kaki berjalan berjajar atau berkelompok, biasanya tanpa disengaja dan disebabkan antara lain oleh faktor lampu lalu lintas atau faktor lain.

e. Kepadatan Pejalan Kaki, adalah jumlah rata-rata pejalan kaki per satuan luas di dalam jalur berjalan kaki atau daerah antrian, yang dinyatakan dalam pejalan kaki/meter2.

f. Ruang Pejalan Kaki, adalah rata-rata ruang yang tersedia untuk setiap pejalan kaki dalam daerah jalur berjalan kaki atau antrian, dinyatakan dalam meter2/pejalan kaki. Parameter ini adalah kebalikan dari kepadatan dan merupakan satuan yang praktis untuk analisa fasilitas pejalan kaki.

Arus Pejalan Kaki

Prinsip yang digunakan untuk menganalisa arus pejalan kaki sama dengan arus kendaraan sehingga hubungan dasar antara kecepatan, volume dan kepadatan juga sama. Jika volume dan kepadatan arus pejalan kaki nail daari aliran bebas ke kondisi yang padat, kecepatan dan kemudahan gerak menurun. Jika kepadatan pejalan kaki mencapai tingkat kritis, volume dan kecepatan menjadi tidak teratur dan menurun secara cepat

.

Kecepatan Berjalan Kaki

Keceatan berjalan kaki rata-rata setiap pejalan kaki bervariasi tergantung dari beberapa faktor misalnya, waktu, kondisi efektif pejalan kaki, usia dan jenis kelamin, lokasi dan tingkat kepadatan jalur berjalan kaki.

Kinerja Arus Pejalan Kaki

Kinerja arus pejalan kaki adalah mengukur efesiensi dari arus pejalan kaki. mereka mengukur cara langsung dan tidak langsung dari interaksi diantara pejalan kaki dan interaksi antara pejalan kaki dengan lingkungan.

Kinerja Arus Indivual Pejalan Kaki a. Kecepatan Rata-rata Pejalan Kaki

Kecepatan rata-rata berjalan (kecepatan rata-rata individual yaitu total panjang perjalanan dari pejalan kaki dibagi total waktu perjalanan adalah :

v = (meter/detik) (5)

dimana :

L = panjang perjalanan pejalan kaki (meter)

T1 = waktu tempuh rata-rata tiap arah pergerakan pejalan kaki (detik)

b. Percepatan

Percepatan (acceleration) didefenisikan sebagai tindakan pada perubahan lecepatan suatu objek, suatu objek akan mengalami percepatan/perlambatan akibat konflik.

(4)

dimana :

V1 = kec. Pejalan kaki rata-rata tiap arah pergerakan (meter/detik) V2 = kec. Pejalan kaki akibat konflik antar pejalan kaki (meter/detik) T1 = waktu tempuh rata-rata tiap arah pergerakan pejalan kaki (detik)

c. Tundaan

Tundaan individu pejalan kaki (individual delay) adalah perbedaan antara waktu perjalanan rata-rata pejalan kaki dengan waktu perjalanan akibat konflik antar pejalan kaki, dibagi dengan panjang berjalan :

d = (detik/meter) (7)

dimana :

T1 = waktu tempuh rata-rata tiap arah pergerakan pejalan kaki (detik) T2 = waktu tempuh akibat konflik antar pejalan kaki (detik)

L = panjang perjalanan pejalan kaki (meter)

d. Indeks ketidaknyamanan

Perpindahan berjalan yang paling adalah seragam dan dalam suatu garis lurus. Nilai indeks ketidaknyamanan akan 0 (nol) jika perpindahan berjalan adanya seragam ( kecepatan konstan), dengan rumusan :

I = (8)

dimana :

d = tundaan (detik/meter)

L = panjang perjalan pejalan kaki (meter)

T1 = waktu tempuh rata-rata tiap arah pergerakan pejalan kaki (detik)

3. METODOLOGI

Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah studi kasus yaitu dengan melakukan survai dilapangan dan mengumpulkan keterangan dari buku atau jurnal. Adapun teknik pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Studi pustaka yaitu mengumpulkan literatur yang berhubungan dengan tugas akhir ini yang bersumber dari buku serta jurnal sebagai pendekatan teori.

2. Melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui situasi dilapangan dan menetapkan waktu survei yang sesuai.

3. Melakukan survei dilapangan guna mendapatkan data primer, antara lain: karakteristik, arus pejalan kaki, kecepatan rata-rata pejalan kaki, kecepatan akibat konflik, tundaan, percepatan, indeks ketidaknyamanan serta pola pergerakan pejalan kaki.

4. Menganalisis dan mengolah data hasil survei dilapangan. 5. Kesimpulan dan saran.

4. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Data yang digunakan untuk proses perhitungan dalam penelitan ini adalah data primer. Dimana data primer merupakan data yang didapat dari pengamatan langsung dan perhitungan dilapangan, dalam hal ini lokasi penelitian di Jalan Jenderal Jamin Ginting (Pasar Padang Bulan/Pajak Sore

Arus Pejalan Kaki Tiap Arah Pergerakan

1. Hari Senin, Juni 2012

a.

Pukul 07.25-08.25 WIB

Tabel 1. Arus Pejalan Kaki Tiap arah Pergerakan Pada Peak Senin Pagi

Waktu Interval

(menit)

Arah Pergerakan Pejalan Kaki

Jumlah Pejalan Kaki 1 2 3 4 5 6 07.25-07.40 0 - 15 18 33 15 16 30 12 124 07.40-07.55 15 - 30 23 30 19 18 38 19 147 07.55-08.10 30 - 45 15 32 23 22 27 20 139 08.10-08.25 45 - 60 19 25 16 20 35 16 131

(5)

Jumlah Pejalan Kaki Tiap

Arah Pergerakan 75 120 73 76 130 67 541

b.

Pukul 17.00-18.00 WIB

Tabel 2. Arus Pejalan Kaki Tiap arah Pergerakan Pada Peak Senin Sore

Waktu Interval

(menit)

Arah Pergerakan Pejalan Kaki

Jumlah Pejalan Kaki 1 2 3 4 5 6 17.00-17.15 0 - 15 23 20 35 38 20 18 172 17.15-17.30 15 - 30 15 18 28 30 18 22 131 17.30-17.45 30 - 45 17 21 33 35 16 24 146 17.45-18.00 45 - 60 15 19 36 30 18 14 132

Jumlah Pejalan Kaki Tiap

Arah Pergerakan 70 78 132 133 72 78 581

2. Hari Selasa, 23 Oktober 2012 a. Pukul 07.25-08.25 WIB\

Tabel 3. Arah Pejalan Kaki Tiap Arah Pergerakan Pada Peak Selasa Pagi

Waktu Interval

(menit)

Arah Pergerakan Pejalan Kaki

Jumlah Pejalan Kaki 1 2 3 4 5 6 07.25-07.40 0 - 15 18 33 15 21 30 20 137 07.40-07.55 15 - 30 20 30 19 23 28 24 144 07.55-08.10 30 - 45 15 27 23 20 29 20 134 08.10-08.25 45 - 60 19 35 16 17 26 22 135

Jumlah Pejalan Kaki Tiap

Arah Pergerakan 72 125 73 81 113 86 550

b. Pukul 17.00-18.00 WIB

Tabel 4. Arah Pejalan Kaki Tiap Arah Pergerakan Pada Peak Selasa Sore

Waktu Interval

(menit)

Arah Pergerakan Pejalan Kaki

Jumlah Pejalan Kaki 1 2 3 4 5 6 17.00-17.15 0 - 15 20 24 33 35 18 21 151 17.15-17.30 15 - 30 18 22 34 32 22 17 145 17.30-17.45 30 - 45 15 21 33 37 16 19 141 17.45-18.00 45 - 60 20 19 32 34 21 16 142

Jumlah Pejalan Kaki Tiap

(6)

3. Hari Minggu, 21 Oktober 2012 Pukul 14.00-15.00 WIB

Tabel 5 Arus Pejalan Kaki Tiap Arah Pergerakan Pada Peak Minggu Sore

Waktu Interval

(menit)

Arah Pergerakan Pejalan Kaki

Jumlah Pejalan Kaki 1 2 3 4 5 6 14.00-14.15 0 - 15 14 23 15 16 20 12 100 14.15-14.30 15 - 30 18 20 19 18 22 15 112 14.30-14.45 30 - 45 15 22 17 20 17 20 111 14.45-15.00 45 - 60 19 25 16 20 25 16 121

Jumlah Pejalan Kaki Tiap

Arah Pergerakan 66 90 67 74 84 63 444

Karakteristik Pejalan Kaki

Tabel 6 Karakteristik Pejalan Kaki

Jumlah Pejalan Kaki

No Waktu Survey Laki-laki Wanita Anak & Orang Tua

1. Hari Senin, 22 Oktober 2012

 Pukul 07.25-08.25 WIB  Pukul 17.00-18.00 WIB 214 223 299 312 28 37

2. Hari Selasa, 23 Oktober 2012

 Pukul 07.25-08.25 WIB  Pukul 17.00-18.00 WIB 230 242 280 305 40 32

3. Hari Minggu, 21 Oktober 2012

Pukul 14.00-15.00 WIB 155 264 25

Kecepatan Rata-Rata Pejalan Kaki sebagai Individu

Tabel 7. Peak Pagi (Pk. 07.25 – 08.25 WIB), Pejalan Kaki Laki-Laki

Pejalan Kaki Jarak (m) Waktu Rata-Rata (detik) Kecepatan Rata-Rata (m/det)

Arah 1 7,5 7,79 0,937 Arah 2 7 6,85 0,881 Arah 3 7 6,73 0,901 Arah 4 7 6,13 0,988 Arah 5 7 6,88 0.878 Arah 6 7,5 8,23 0,898

Berdasarkan perhitungan kecepatan rata-rata di setiap arah pergerakan, diperoleh kecepatan rata-rata pejalan kaki berjenis kelamin laki-laki pada peak pagi terbesar pada arah pergerakan 4 yaitu 0,988 m/det.

Kecepatan Rata-Rata Pejalan Kaki sebagai Individu

Tabel 8. Peak Pagi (Pk. 07.25 – 08.25 WIB), Pejalan Kaki Wanita

Pejalan Kaki Jarak (m) Waktu Rata-Rata (detik) Kecepatan Rata-Rata (m/det)

Arah 1 7,5 7,75 0,932 Arah 2 7 8,06 0,748 Arah 3 7 7,90 0,768 Arah 4 7 7,51 0,815 Arah 5 7 8,09 0,752 Arah 6 7,5 9,53 0,759

Berdasarkan perhitungan kecepatan rata-rata di setiap arah pergerakan, diperoleh kecepatan rata-rata pejalan kaki berjenis kelamin wanita pada peak pagi terbesar pada arah pergerakan 4 yaitu 0,815 m/det.

(7)

Kecepatan Rata-Rata Pejalan Kaki sebagai Individu

Tabel 9. Peak Sore (Pk. 17.00 – 18.00 WIB), Pejalan Kaki Laki-Laki

Pejalan Kaki Jarak (m) Waktu Rata-Rata (detik) Kecepatan Rata-Rata (m/det)

Arah 1 7,5 8,18 0,884 Arah 2 7 6,64 0,910 Arah 3 7 6,96 0,868 Arah 4 7 6,91 0,871 Arah 5 7 6,35 0,950 Arah 6 7,5 8,47 0,861

Berdasarkan perhitungan kecepatan rata-rata di setiap arah pergerakan, diperoleh kecepatan rata-rata pejalan kaki berjenis kelamin laki-laki pada peak sore terbesar pada arah pergerakan 5 yaitu 0,950 m/det.

Kecepatan Rata-Rata Pejalan Kaki sebagai Individu

Table 10. Peak Sore (Pk. 17.00 – 18.00 WIB), Pejalan Kaki Wanita

Pejalan Kaki Jarak (m) Waktu Rata-Rata (detik) Kecepatan Rata-Rata (m/det)

Arah 1 7,5 9,41 0,769 Arah 2 7 7,52 0,803 Arah 3 7 8,46 0,712 Arah 4 7 8,06 0,753 Arah 5 7 8,06 0,808 Arah 6 7,5 9,71 0,746

Berdasarkan perhitungan kecepatan rata-rata di setiap arah pergerakan, diperoleh kecepatan rata-rata pejalan kaki berjenis wanita pada peak sore terbesar pada arah pergerakan 5 yaitu 0,808 m/det.

Kinerja Arus Individual Pejalan Kaki Akibat Konflik Antar Pejalan Kaki

Tabel 11. Peak Pagi (Pk. 07.25 – 08.25 WIB), Pejalan Kaki Laki-Laki

Pejalan Kaki Jarak (m) Percepatan Akibat

Konflik Rata-Rata (m/det2)

Tundaan Akibat Konflik (det/m) Indeks Ketidaknyamanan Arah 1 7,5 -0.025 0,268 0,248 Arah 2 7 -0,032 0,369 0,323 Arah 3 7 -0,033 0,360 0,321 Arah 4 7 -0,046 0,405 0,397 Arah 5 7 -0,031 0,374 0,326 Arah 6 7,5 -0,021 0,245 0,214

Tundaan terbesar terjadi pada arah pergerakan 4 yaitu 0,405 det/m.

Kinerja Arus Individual Pejalan Kaki Akibat Konflik Antar Pejalan Kaki

Tabel 12. Peak Pagi (Pk. 07.25 – 08.25 WIB), Pejalan Kaki Wanita

Pejalan Kaki Jarak (m) Percepatan Akibat

Konflik Rata-Rata (m/det2)

Tundaan Akibat Konflik (det/m) Indeks Ketidaknyamanan Arah 1 7,5 -0.014 0,228 0,181 Arah 2 7 -0,019 0,334 0,248 Arah 3 7 -0,020 0,334 0,254 Arah 4 7 -0,027 0,391 0,312 Arah 5 7 -0,021 0,369 0,274 Arah 6 7,5 -0,008 0,156 0,118

Tundaan terbesar terjadi pada arah pergerakan 4 yaitu 0,391 det/m.

Kinerja Arus Individual Pejalan Kaki Akibat Konflik Antar Pejalan Kaki

Tabel 13. Peak Sore (Pk. 17.00 – 18.00 WIB), Pejalan Kaki Laki-Laki

Pejalan Kaki Jarak (m) Percepatan Akibat

Konflik Rata-Rata (m/det2)

Tundaan Akibat Konflik (det/m)

Indeks Ketidaknyamanan

Arah 1 7,5 -0.019 0,237 0,209

(8)

Arah 4 7 -0,031 0,379 0,329

Arah 5 7 -0,041 0,401 0,379

Arah 6 7,5 -0,018 0,237 0,202

Tundaan terbesar terjadi pada arah pergerakan 3 yaitu 0,419 det/m.

Kinerja Arus Individual Pejalan Kaki Akibat Konflik Antar Pejalan Kaki

Tabel 14. Peak Sore (Pk. 17.00 – 18.00 WIB), Pejalan Kaki Wanita

Pejalan Kaki Jarak (m) Percepatan Akibat

Konflik Rata-Rata (m/det2)

Tundaan Akibat Konflik (det/m) Indeks Ketidaknyamanan Arah 1 7,5 -0.008 0,142 0,109 Arah 2 7 -0,021 0,310 0,247 Arah 3 7 -0,018 0,369 0,262 Arah 4 7 -0,027 0,391 0,312 Arah 5 7 -0,021 0,369 0,274 Arah 6 7,5 -0,008 0,156 0,118

Tundaan terbesar terjadi pada arah pergerakan 4 yaitu 0,391 det/m.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil analisa dan perhitungan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah pejalan kaki/jam terbanyak pada hari Senin, 22 Oktober 2012 pukul 07.25-08.25 WIB dengan jumlah pejalan kaki sebesar 581 pejalan kaki/jam.

2. Aliran arus pejalan kaki tiap arah pergerakan terbesar terjadi pada hari Selasa 23 Oktober 2012 pukul 17.00-18.00 WIB pada arah pergerakan 4 dengan jumlah arus sebesar 138 pejalan kaki/jam.

3. Pada peak pagi arah pergerakan 2 dan 5 memiliki pergerakan yang cukup padat serta memiliki potensi konflik antar pejalan kaki yang cukup tinggi. Sedangkan pada peak sore arah 3 dan 4 memiliki potensi konflik antar pejalan kaki yang cukup tinggi.

Saran

1. Untuk mendapatkan hasil survey yang optimal, maka dilakukan pengamatan yang baik di setiap titik survey dari surveyor agar memudahkan dalam perhitungan.

2. Penelitian ini dapat pula dilanjutkan untuk mendapatkan penelitian Tingkat Pelayanan Penyeberangan atau memiliki kondisi dan perilaku yang mirip.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, 2000. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Kurniawan, Gigik. 2006. Studi Evaluasi Tingkat Pelayanan Perjalanan Pejalan Kaki Pada Koridor Jalan Tlogomas

Km 7.600-8.000 Kota Malang. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah,

Malang

Kurniawan, Iwan. 2004. Karakteristik Arus Pejalan Kaki Pada Koridor Pejalan Kaki Bawah Tanah Terminal

Transit Blok-M Mall, Tesis (T2), Magister Sistem dan Teknik Transportasi Program Pasca Sarjana Universitas

Indonesia, Jakarta

Pedoman Perencanaan Jalaur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum No.032/t/bm/1999, Departemen Pekerjaan Umum, Tamin, O, Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua, Penertbit ITB, Bandung.

Transportation Research Board. Highway Capacity Manual. Washington, D.C.: Transportation Research Board,

National Research Council, 2000.

Teknomo, Kardi. 2002. Microscopic Pedestrian Flow Characteristics : Development of an Image Processing Data

Collection and Simulation Model. Departemen of Human Social Information Sciences Graduate School of

Information Sciences Tohoku University, Japan.

Winaya, Putu Preantjaya. 2010. Analisis Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Gajah Muda, Denpasar, Bali. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar.

Gambar

Tabel 2. Arus Pejalan Kaki Tiap arah Pergerakan Pada Peak Senin Sore
Tabel 5 Arus Pejalan Kaki Tiap Arah Pergerakan Pada Peak Minggu Sore
Tabel 9. Peak Sore (Pk. 17.00 – 18.00 WIB), Pejalan Kaki Laki-Laki

Referensi

Dokumen terkait

Pada menu Laporan terdapat submenu laporan absensi karyawan, penjualan, transaksi masuk, transaksi keluar, buku besar, grafik penjualan menu dan grafik

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat

Tidak terdapat Perbedaan yang signifikan kebugaran jasmani antara siswa yang bertempat tinggal di daerah persisir yakni Sekolah Dasar Negeri Kertasada dengan siswa

tujuh sakramen, yaitu sakramen baptis, ekaristi, penguatan yang dimasukkan dalam sakramen inisiasi, kemudian sakramen tobat dan pengurapan orang sakit2. dikelompokkan menjadi

kalimat (satuan bahasa di bawahnya secara.. berturut-turut adalah kalimat, frasa, kata, dan bunyi) yang digunakan dalam komunikasi dan tersusun atas rangkaian kalimat dengan kohesi

Sugiyono, Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif …, 247.. yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

Dari hasil uji coba yang dilakukan , alat pencuci dan pengering tangan dengan menggunakan mikrokontroller AT89S51 dapat bekerja sesuai yang di harapkan ketika tangan