• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB 2

TINJAUAN TEORETIS

2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal

2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal

Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.

Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.

2.1.1.2 Macam-Macam Pasar Modal

Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjual belikan.

Menurut Sunariyah (2011:12) jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam, yaitu:

a. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah “Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder”.

(2)

Pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public, berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan untuk pertama kalinya diterbitkan emiten dan dari hasil penjualan saham tersebut keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan.

b. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Pasar Sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada masa pasar perdana. Jadi, pasar sekunder merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, pertama faktor internal perusahaan, merupakan faktor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai. Kedua, faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan atau diluar kemampuan manajemen untuk mengendalikan.

c. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa (over the counter market). Di Indonesia, pasar ketiga ini disebut bursa paralel yang merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan

(3)

dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawasan Pasar Modal. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut trading information. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi: harga-harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lain mengenai surat berharga yang bersangkutan.

d. Pasar Keempat (Fourth Market)

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara perdagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale).

2.1.1.3 Manfaat Pasar Modal

Menurut Martono dan Harjito (2010:360) manfaat pasar modal bagi emiten, yaitu :

a. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.

b. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai. c. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan. d. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.

e. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan.

f. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi. g. Tidak ada beban finansial yang tetap.

(4)

h. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.

i. Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan tertentu. j. Profesionalisme dalam manajemen meningkat.

2.1.2 Investasi

2.1.2.1 Pengertian Investasi

Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian utama, yaitu: investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). Aktiva riil adalah aktiva berujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate. Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas.

2.1.2.2 Tujuan Investasi

Menurut Tandelilin (2010:7) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi :

a. Untuk meningkatkan kesejahteraan investor.

Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang biasa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini dan pendapatan masa datang.

(5)

b. Mengurangi tingkat inflasi.

Dengan melakukan investasi dalam pemulihan perusahaan seseorang dapat menghindarkan diri dari kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak.

Beberapa negara didunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang tertentu.

2.1.2.3 Proses Investasi

Menurut Tandelilin (2010:12) tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu :

1. Penentuan tujuan investasi 2. Penentuan kebijakan investasi 3. Pemilihan strategi portofolio 4. Pemilihan aset

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio 2.1.3 Saham

2.1.3.1 Pengertian Saham

Menurut Sunariyah (2011:125), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Saham menyatakan

(6)

bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.

2.1.3.2 Jenis-jenis Saham

Menurut Martono dan Harjito (2010:230) saham dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Saham Preferen

Saham preferen merupakan pendanaan yang memiliki sifat kombinasi antara hutang dan saham biasa. Jika terjadi likuidasi, tuntutan pemegang saham preferen atas aktiva berada pada urutan setelah kreditur namun sebelum pemegang saham biasa. Dari sisi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen manfaat utama yang diperoleh adalah bahwa pembayaran dividen atas saham preferen relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga hutang. Karena walaupun saham preferen memiliki dividen, namun pembayaran dividen cenderung bersifat sebagai kebijakan perusahaan. Sehingga ketidakmampuan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen tidak berakibat terlalu buruk dibandingkan dengan ketidakmampuan membayar bunga hutang kepada kreditur yang dapat diancam kebangkrutan.

2. Saham Biasa

Pemegang saham biasa perusahaan merupakan pemilik akhir perusahaan. Secara kelompok mereka memiliki perusahaan dan menanggung risiko terakhir kepemilikan. Kewajiban mereka dibatasi sesuai jumlah investasi. Jika terjadi likuidasi, pemegang saham biasa

(7)

memiliki hak atas sisa tuntutan terhadap aktiva perusahaan setelah tuntutan kreditur dan pemegang saham preferen dipenuhi seluruhnya. Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo, namun pemegang saham dapat melikuidasi investasinya dengan menjual saham yang dimiliki pada pasar sekunder.

2.1.4 Laporan Keuangan

2.1.4.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Martono dan Harjito (2010:51) mengemukakan bahwa Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4 macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas.

Sedangkan menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.

2.1.4.2 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2009:107), Laporan keuangan meliputi 4 laporan keuangan dasar yaitu :

a. Neraca

Neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat

(8)

tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu. Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu neraca tepatnya dinamakan statements of financial position. Karena neraca merupakan potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca merupakan status report bukan merupakan flow report.

b. Laporan Perhitungan Laba Rugi

Menyajikan hasil usaha perusahaan, beban dan laba rugi bersih untuk periode akuntansi tertentu.

c. Laporan Ekuitas Pemegang Saham

Merekonsiliasi saldo awal dan akhir laba ditahan dalam neraca. Beberapa perusahaan menyajikan laporan laba ditahan digabung dengan laporan laba rugi yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir ditahan.

d. Laporan Arus Kas

Memberikan informasi arus kas masuk dan kas keluar kegiatan operasi, investasi, pendanaan dalam periode yang dicakup.

Segera setelah yang laporan itu disusul dengan bahasan yang berjudul catatan atas laporan keuangan, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan.

(9)

2.1.4.3 Tujuan Pelaporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008:10), tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat itu.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Meberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya.

Jadi dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh.

2.1.4.4 Rasio Keuangan

Menurut Martono dan Harjito (2010:52), analisis rasio keuangan juga dapat dibedakan berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis, yaitu analisis secara individual dan analisis silang. Analisis individual dimaksudkan sebagai analisis

(10)

yang dilakukan pada unsur-unsur yang ada pada salah satu laporan keuangan, misalnya rasio bagi unsur-unsur yang ada pada neraca saja atau laba-rugi saja. Sedangkan analisis silang merupakan analisis rasio yang melibatkan unsur-unsur yang ada pada laporan neraca dan sekaligus yang ada pada laba-rugi. Unsur-unsur yang ada pada kedua laporan tersebut digabungkan untuk mendapatkan suatu rasio tertentu.

Menurut Moeljadi (2006:48), analisa terhadap kinerja umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang mencakup pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Sebetulnya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan adalah analisis rasio yaitu rasio keuangan. Analisis tersebut akan memberikan gambaran atau pengukuran relatif dari operasi perusahaan.

Dalam analisis rasio ini terdapat lima kelompok rasio keuangan, yakni Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Nilai Pasar. Rasio keuangan tersebut akan dibahas satu persatu.

1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio

Perbandingan antara aktiva lancar dengan utang dan untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar yang tersedia.

(11)

b. Cash Ratio

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan efek yang dapat segera diuangkan.

c. Quick Ratio

Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid yang mudah dicairkan.

2. Rasio Leverage

Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukkan proporsi atau penggunaan utang untuk membiayai investor perusahaan, rasio-rasio leverage antara lain :

a. Debt Ratio

Mengukur jumlah aktiva peusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur. Semakin besar rasio maka semakin besar rasio yang dihadapi.

b. Debt To Equity Ratio

Rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas (modal sendiri). Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan.

(12)

c. Time Interested Earned Ratio

Rasio ini menunjukkan hubungan antar laba sebelum bunga dan pajak (laba operasi) dengan beban utang jangka panjang.

d. Fixed Charge Coverage Ratio

Mengukur berapa besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran deviden saham prefern, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa.

Coverage Ratio

3. Rasio Aktivitas

Analisis keuangan berkepentingan dengan rasio ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar efisiensi investasi-investasi pada berbagai aktiva.

a. Days Sales Outstanding

Menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas.

b. Fixed Assets Turnover

Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor.

(13)

c. Inventory Turnover Ratio

Perusahaan yang perputaran persediaannya semakin tinggi menunjukkan efisien.

d. Total Assets Turnover

Menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Rasio-rasio tersebut antara lain : a. Gross Profit Margin

Mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan.

b. Operating Profit Margin

Mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.

c. Net Profit Margin

Mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

(14)

d. Return On Investment

Return on investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

e. Return On Equity

Return on equity yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar, maka rasio ini juga akan makin besar.

5. Rasio Saham

Rasio ini menunjukkan bagian laba perusahaan, deviden, dan modal yang dibagikan kepada setiap saham. Rasio-rasio tersebut adalah :

a. Price Earning Ratio

Price earning ratio menunjukkan perbandingan antar harga saham dipasar perdana atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima.

(15)

b. Deviden Yield

Menunjukkan tingkat penghaasilan berjalan yang diperoleh dari investasi saham perusahaan.

c. Deviden Payout Ratio

Menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.

d. Earning Per Share

Menurut Tandelilin (2010:365), Earning per share adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan.

Rumus persamaan untuk earning per share adalah sebagai berikut:

2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

2.1.5.1 Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham

Menurut Lukman (2009:121-122), Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal sendiri. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan

(16)

perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dan sebaliknya, semakin rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Hal ini menjadikan harga saham perusahaan akan naik. 2.1.5.2 Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap Harga Saham

Total Asset Turnover merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Harahap (2009:309), semakin besar rasio ini semakin baik karena perusahaan tersebut dianggap efektif dalam mengelola asetnya.

Dengan demikian sangat dimungkinkan bahwa hubungan antara Total Asset Turnover dengan harga saham adalah positif. Semakin besar Total Asset Turnover akan semakin baik karena semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan.

2.1.5.3 Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham

Earning Per Share (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila Earning Per Share (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham.

Alasan menggunakan Earning Per Share menurut Tandelilin (2010:366), menerangkan bahwa Earning per share diutamakan dalam analisis perusahaan karena tiga alasan:

(17)

2. Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning (laba).

3. Adanya hubungan antara perubahan earning (laba) dengan perubahan harga saham

2.1.6 Penelitian Terdahulu 1. Disusun oleh Nirawati (2003)

Meneliti tentang “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share Dan Return On Asset Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta”. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti terdahulu adalah untuk meneliti pengaruh DER, CR, EPS, dan ROA terhadap harga saham pada perusahaan Property yang go public di BEJ tahun pengamatan 1997-2001. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah secara simultan, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share dan Return On Asset berpengaruh nyata terhadap harga saham. Secara parsial variabel DER dan CR berpengaruh nyata terhadap harga saham. Sedangkan variabel EPS dan ROA tidak mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga saham. Varibel ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham tidak terbukti, namun demikian variabel ROA mempunyai koefisien regresi kearah positif.

Persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah :

Persamaan :

a. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel bebas DER dan EPS.

(18)

b. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel terikat harga saham.

Perbedaan :

a. Peneliti terdahulu menggunakan CR dan ROA sebagai salah satu dari keempat variabel bebasnya, sedangkan peneliti yang sekarang menggunakan TAT sebagai salah satu dari ketiga variabel bebasnya.

b. Peneliti terdahulu menggunakan sampel perusahaan property yang terdapat di BEJ dengan periode 1997-2001, sedangkan peneliti saat ini menggunakan sampel Perusahaan Food and Beverage Indofood yang terdapat di BEI dengan periode 2010-2012.

2. Disusun oleh Astuti (2011)

Meneliti tentang “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Go Public di BEI ”. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti terdahulu adalah untuk meneliti pengaruh CR, DER, ROE, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang go public di BEI. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah secara signifikan variabel EPS memberi pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan variabel CR, DER, dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah :

(19)

Persamaan :

a. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel bebas DER dan EPS

b. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel terikat harga saham.

Perbedaan :

a. Peneliti terdahulu menggunakan sampel perusahaan Real Estate dan Property di BEI, sedangkan peneliti saat ini menggunakan sampel Perusahaan Food and Beverage Indofood yang terdapat di BEI.

b. Peneliti terdahulu menggunakan sampel perusahaannya dengan periode waktu 4 tahun sedangkan peneliti sekarang menggunakan periode waktu selama 3 tahun.

2.2 Rerangka Konseptual

Return saham menjadi tujuan utama dari investor dalam berinvestasi. Dengan return saham yang tinggi, maka kesejahteraan dan kemakmuran investor juga meningkat.Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, investor tentu akan menganalisis lebih lanjut laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan. Penilaian kinerja ini dapat dilakukan dengan menganalisis berbagai macam rasio keuangan yang tercantum dalam laporan keuangan Untuk melakukan analisis pada umumnya menggunakan analisis fundamental. Berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu variabel Debt To Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS).

(20)

Adapun rerangka pemikiran ini dapat diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 1 Model Penelitian

2.3 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesisnya adalah :

1. Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

2. Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh positif terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

3. Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

4. Earning Per Share (EPS) berpengaruh dominan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia.

DER (X1) HARGA SAHAM (Y) TATO (X2) EPS (X3)

Gambar

Gambar 1  Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Atas hal tersebut perlu adanya suatu penelitian terkait implementasi pendaftaran desain industri bagi pelaku usaha bordir di Kota Tasikmalaya sebagai sarana

Praktik Kerja Industri merupakan program kegiatan sekolah yang dilakukan di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ini dilaksanakan

Dalam kerangka analisis risiko keamanan pangan, ONKP bertugas untuk mengelola proses kajian risiko keamanan pangan nasional; yang mana hasilnya akan menjadi input bagi

Kriptografi harus diperbarui untuk meningkatkan keamanan. Beberapa kriptografi ada yang sudah berhasil diserang salah satunya DES maka dari itu perlu dibuat algoritma

Membahas tentang peran kedua orangtua dalam memberikan pendidikan kepada anaknya adalah merupakan tanggung jawab yang sangat besar, karena anak juga dapat menjadi penentu

Untuk itu berdasarkan masalah diatas, maka penulis membuat sebuah alat yang dapat membantu untuk menyalakan dan mematikan lampu tersebut secara otomatis. Pada rangkaian ini

Berdasarkan strategi reproduksi yang dimiliki oleh ikan maka dikenal tipe reproduksi seksual dengan fertilisasi internal yang dilakukan dengan menempatkan sperma

o C selama 18 jam. Kemudian padatan yang terbentuk dicuci dengan aquadest dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 110 o C selama 6 jam. Setelah katalis ZSM-5 didapat,