• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN APLIKASI SIPENDUK DI KELURAHAN SEMPAJA UTARA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN APLIKASI SIPENDUK DI KELURAHAN SEMPAJA UTARA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0000-0000, ejournal.ap.fisip-unmul.org © Copyright 2021

IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN

APLIKASI SIPENDUK DI KELURAHAN SEMPAJA

UTARA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA

SAMARINDA

Dandi Hanggara1, Bambang Irawan2, Thalita Rifda Khaerani3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat implementasi strategi pengembangan aplikasi Sipenduk di Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda, serta untuk mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukungnya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan fokus penelitian, yaitu komitmen, orientasi belajar, kualitas komunikasi dan kolaborasi perilaku dengan memperhatikan faktor penghambat dan pendukungnya. Dalam penelitian ini yang menjadi key informan adalah Kepala Bagian Aplikasi dan Pelayanan E-Government Diskominfo Kota Samarinda, Pelopor inovasi aplikasi Sipenduk, Admin sekaligus Programmer aplikasi Sipenduk dan 1 Informan. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa dari segi komitmen, pihak pengembang aplikasi Sipenduk telah terlibat, hal ini dibuktikan dengan adanya data dokumen perjanjian yang ditanda tangani oleh seluruh lurah terkait implementasi aplikasi berbasis e-government di Kota Samarinda dan komitmen pemerintah dalam melayani masyarakat yang sesuai dengan visi misi Pemerintah Kota Samarinda Dari segi orientasi belajar pihak-pihak yang terlibat dengan pengembangan aplikasi Sipenduk cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya data perkembangan aplikasi Sipenduk secara berkelanjutan, adanya pelatihan dan bimbingan teknis kepada seluruh staff pelayanan dimasing-masing kelurahan pada tahun 2018 dan juga adanya penemuan-penemuan inovasi baru ketika menggunakan aplikasi Sipenduk. Dari segi pola komunikasi pihak-pihak yang terlibat dengan pengembangan aplikasi Sipenduk cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya data pola komunikasi antar staff dengan admin ketika mengalami masalah dan antar pihak pengembang. Komunikasi tersebut terus terjadi membentuk ruang lingkup sehingga adanya umpan balik dan komunikasi dua arah selama proses pelaksanaan program aplikasi Sipenduk Dari segi kolaborasi perilaku pihak yang terlibat dengan pengembangan aplikasi Sipenduk cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya

1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: dndhanggarajyk@gmail.com

2 Dosen Pembimbing I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3 Dosen Pembimbing II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(2)

sikap untuk memecahkan masalah sendiri dari staff kelurahan ketika menggunakan aplikasi Sipenduk adalah salah satu indikasi yang menunjukan terjadinya kolaborasi perilaku.

Kata Kunci : Implementasi Strategi, Aplikasi Sipenduk Pendahuluan

Indonesia dan negara-negara lainnya pada era sekarang sedang mengalami tantangan baru, yaitu industry 4.0. Dengan adanya industry 4.0 maka akan menghasilkan sistem “Pabrik Cerdas”. Dengan adanya sistem ini, pelaku industri membiarkan computer saling terhubung dan berkomunikasi untuk akhirnya membuat keputusan tanpa campur tangan manusia. Industry 4.0 berbicara tentang implementasi teknologi automasi dan pertukaran data dalam bidang industri. Tidak hanya dalam bidang industri tetapi juga dapat diterapkan dalam bidang lainnya, termasuk bidang pemerintahan. Terutama pada proses pelayanan publik.

Menurut Irawan (2013) basis interaksi manusia di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah waktu, itu sebabnya kemudian kecepatan dalam mengakses informasi menjadi kebutuhan manusia yang sangat urgent. Perubahan dramatis yang banyak terjadi dalam pola interaksi manusia yang disebabkan oleh revolusi teknologi tersebut, juga berdampak pada tata kelola pemerintahan. Mau tidak mau, suka tidak suka pemerintah di seluruh dunia harus beradaptasi dengan perkembangan dari lingkungan baru tersebut. Untuk menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut maka pemerintah perlu mengaplikasikan e-government. Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat (Irawan, 2013)

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, melahirkan satu jaringan global internet. Jaringan ini kemudian berkembang lagi dan melahirkan adanya situs situs bisnis (e-business), situs komersial (e-commerce), dan dibagain situs pemerintahan ada (e-government), yang meungkinkan adanya hubungan jaringan global antara pemerintahan, swasta, dan masyrakat melalui aplikasi maupun jaringan internet. Electronic Government

(e-government) sudah berkembang di Indonesia sebelum tahun 2003. Tepatnya

pada tahun 2001 sudah ada inisiatif dari pemerintahan Indonesia melalu Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good

governance dan mempercepat proses demokrasi. Pada tahun 2003, pemerintah

Indonesia mengeluarkan Inpres No. 3 tahun 2003 tentang Strategi dan Pengembangan e-gov di Indonesia. Pada saat ini pemerintah di berbagai Negara di dunia melaksanakan e-gov untuk mewujudkan tiga tujuan: memperoleh efisiensi di Internal, meningkatkan layanan kepada masyarakat, dan

(3)

3

mendukung keunggulan ekonomi. Di negara lain terutama di Indonesia, sangat menyadari dengan adanya e-gov dapat di gunakan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan publik.

Penerapan e-gov tentu diberlakukan juga diseluruh wilayah Indonesia, termasuk Kota Samarinda. Maka atas dasar Inpres tersebut pemerintah Kota Samarinda mengeluarkan Peraturan Walikota Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik agar menjadi dasar pelaksanaan Pengembangan e-gov di Kota Samarinda.

Melalui Diskominfo, Pemerintah Kota Samarinda sangat mendukung berkembangnya e-gov yang sesuai dengan pengembangan Samarinda Smart

City. Salah satunya diwujudkan melalui Rencana Strategis (Renstra)

Diskominfo 2016-2021.

Disdukcapil sebagai pelaksana pelayanan kependudukan juga turut serta dalam perwujudan e-gov di Kota Samarinda. Sebelumnya, melalui Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 31 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Samarinda, yaitu belum tertatanya administrasi kependudukan dalam rangka membangun sistem pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan visi dan misi, dan mendukung berbagai program Disdukcapil maka implementasi e-gov tentunya menjadi salah satu jawaban yang dibutuhkan.

Salah satu penerapan e-gov untuk mewujudkan pelayanan yang lebih efektif dan efisien adalah melalui aplikasi Sipenduk. Aplikasi Sipenduk (Sistem Kependudukan) adalah aplikasi yang berbasis elektronik yang dibuat oleh tim

Samarinda Smartcity. Aplikasi ini adalah inovasi dibidang pelayanan

kependudukan. Aplikasi ini digunakan pada proses pelayanan kelurahan yang berupa berbagai macam pembuatan surat pegantar dan terkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil melalui database.

Aplikasi Sipenduk berfungsi untuk mempermudah dan mempercepat proses pelayanan, mengurangi kesalahan format penulisan surat pengantar yang dikeluarkan oleh pihak kelurahan, dan mempermudah proses pengarsipan. Pelaksanaan program Aplikasi Sipenduk oleh warga dengan cara datang ke Kelurahan sesuai KTP lalu Nomor Induk Kependudukan (NIK) diinput kedalam aplikasi.

Salah satu pengguna aplikasi Sipenduk ini adalah Kelurahan Sempaja Utara, alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Kelurahan ini karena Kelurahan Sempaja Utara adalah Kelurahan yang terbanyak menggunakan aplikasi Sipenduk, sehingga pengalaman dan waktu menggunakan aplikasi Sipenduk ini lebih banyak dibanding kelurahan lain. Walaupun demikian, setelah melakukan observasi awal, peneliti menemukan beberapa masalah terkait aplikasi Sipenduk terutama di Kelurahan Sempaja Utara, yaitu pertama, jaringan yang belum memadai untuk kelancaran penerapan aplikasi Sipenduk. Kedua, sumber daya manusia yang melakukan pelayanan menggunakan aplikasi Sipenduk tidak diberi pelatiahn khusus. Ketiga, masalah format surat yang sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan, masih sering diubah

(4)

oleh staff kelurahan dibidang pelayanan, karena ketidak sesuaian format yang mereka biasa gunakan. Keempat, masyarakat yang pasif akan pembaharuan data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terkait peristiwa kependudukan yang mereka lakukan. Kelima, masalah ketidaksesuaian data di server lokal dan server nasional yang membutuhkan waktu enam bulan sampai satu tahun untuk porses pembaharuan datanya.

Setelah pemaparan masalah di atas, dapat dilihat bahwa permasalahan-permasalahan memerlukan strategi yang terkait pengembangaan aplikasi untuk mengoptimalkan aplikasi tersebut agar tujuan yang ingin dicapai dapat direalisasikan secara effektif dan effisien. Berdasarkan Uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hal tersebut dengan judul “ Implementasi Strategi Pengembangan Aplikasi Sipenduk di Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda” sebagai wujud pelaksanaan e-gov Di kota Samarinda agar peningkatan kualitas pelayanan publik bisa terlaksana

Rumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan yang penulis telah uraikan di atas, maka rumusan masalah yang ditulis oleh penulis dalam penlitian ini, yaitu:

1. Bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan Aplikasi Sipenduk di Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda? 2. Apakah yang menjadi faktor penghambat dan faktor pendukung

Implementasi Strategi Pengembangan Aplikasi Sipenduk di Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda?

Kerangka Dasar Teori

Manajemen Pelayanan Publik

Definisi Manajemen Pelayanan Publik adalah suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, mengimplementasikan rencana itu, mengkoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan (Ratmino, 2005). Agar terciptanya manajemen pelayanan publik itu secara baik itu secara baik, maka pemerintah selaku penyelenggara pelayanan publik perlu menjalankan sebagai berikut :

1. Setiap pimpinan kantor layanan meberikan pengarahan memberikan pengarahan pada bawahan yang berfungsi sebagai penyelenggara langsung pelayanan publik agar meningkatkan kesadaran atas tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Pemerintah harus memperbaiki kembali sistem dan prosedur yang masih berbelit-belit kea rah yang dapat memberikan layanan yang efektif dan lebih efisien.

(5)

5

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), strategi sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Penyusunan sebuah strategi harus menggunakan metode maupun teknik-teknik tertentu sehingga kebijaksanaan yang dihasilkan akan optimal. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan keahlian yang memadai guna mencapai tujuan organisasi.

Menurut Strickland, strategi dalam suatu organisasi adalah tindakan-tindakan dan pendekatan-pendekatan organisasi yang diterapkan oleh pihak pimpinan guna mencapai kinerja keorganisasian yang telah ditetapkan sebelumnya (Winardi, 2006). Menurut Jones, strategi merupakan suatu kelompok keputusan, tentang tujuan apa yang akan diupayakan pencapaiannya, tindakan- tindakan yang diperlukan, dan bagaimana memanfaatkan sumber-sumber daya guna mencapai tujuan tersebut. (Winardi, 2006)

Dapat disimpulkan bahwa startegi adalah sebuah rencana suatu tindakan didalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan dengan mengelola berbagai sumber daya yang ada dengan efektif dan effisien.

Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur (Hunger, 2003). Pengembangan implementasi strategi dapat dilihat dari indicator-indikator berikut:

1. Komitmen. Indikasi adanya komitmen yang tinggi adalah sebagai berikut: Pertama, adanya berbagai pihak yang berkepentingan memiliki hasrat untuk memastikan melaksanakan suatu keputusan. Kedua. semua pihak memiliki kemauan untuk memberikan pengorbanan Ketiga, memiliki ikatan emosional. Dan keempat yaitu Memiliki kesamaan kepentingan

2. Orientasi Belajar. Indikasi adanya orientasi belajar yang tinggi ditunjukkan dengan mengetahui hal baru, adanya pelatihan, terdapat umpan balik dari pelanggan, dan secara kontinu melakukan pengembangan.

3. Kualitas Komunikasi. Indikasi kualitas komunikasi ditunjukkan dengan: Pertama, pembuat strategi yang terlibat melakukan interaksi secara terusmenerus selama proses pelaksanaan. Kedua, terdapat komunikasi dua arah/umpan balik. Ketiga, anggota tim secara terbuka berkomunikasi ketika beraktifitas. Keempat, selama pelaksanaan terjadi komunikasi secara luas baik yang formal.

4. Kolaborasi Prilaku. Indikasi adanya kolaborasi perilaku/ collaborating behavior yang tinggi ditunjukkan dengan: Pertama, kemampuan menghindari isu, artinya selama proses pelaksanaan strategi karyawan mampu menghindari isu yang merugikan kerja sama. Kedua, kemampuan mengatasi salah paham, artinya selama proses pelaksanaan

(6)

strategi karyawan mampu mengatasi perselisihan paham. Ketiga, keterlibatan, artinya intensitas keterlibatan karyawan dalam pemecahan masalah tinggi.

Definisi Aplikasi Sipenduk

Aplikasi Sipenduk adalah singkatan dari Aplikasi Sistem Kependudukan. Sipenduk merupakan aplikasi pelayanan berbasis kependudukan yang dilaksanakan di setiap kelurahan yang ada di Kota Samarinda. Aplikasi ini menggantikan proses administrasi dan manajemen terdahulu yang berbasis manual. Aplikasi Sipenduk memanfaatkan jaringan internet yang difasilitasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda. Aplikasi ini digunakan untuk mempermudah proses pelayanan agar lebih efektif dan efisien yang ditempatkan di kelurahan. (disdukcapil.samarindakota.go.id)

Aplikasi ini merupakan salah satu upaya untuk menerapkan dan mengembangkan pemerintah berbasis elektronik (e-government) agar peningkatan kualitas layanan dapat direalisasikan. Aplikasi Sipenduk ini sebagai alat untuk membantu kegiatan proses administrasi kependudukan dikelurahan yang berupa penerbitan surat pengantar otomatis sehingga dapat mempercepat proses pelayanan yang dilaksanakan di tiap kelurahan yang ada di Kota Samarinda.

Penggunaan aplikasi Sipenduk dapat memudahkan staff kelurahan dalam pembuatan berbagai macam surat pengantar dengan berbasis web jaringan yang beralamat http://kelurahan.samarindakota.go.id/sipenduk yang dapat diakses oleh staff kelurahan yang memiliki user yang telah diberikan oleh Disdukcapil Kota Samarinda.

Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional merupakan unsur pokok dari suatu penelitian, penentunya sangat penting agar persoalan tidak menjadi kabur, juga menghindarkan terjadinya salah pengertian dari konsep yang akan digunakan serta membatasi ruang lingkup penulisan dan permasalahan.

Maka, definisi konsepsional dari Implementasi Strategi pengembangan Aplikasi Sipenduk adalah upaya penerapan pelaksanaan e-government melalui aplikasi kependudukan berbasis elektronik agar proses pengembangannya dapat terlaksana dengan memperhatikan indikator pelaksanaan strategi agar proses pemanfaatan dan pelaksanaan aplikasi berjalan maksimal.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian pada suatu periode agar dapat menjelaskan serta menganalisis seluruh gejala dan keadaan yang ada di lokasi penelitian. Menurut Williams, penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan

(7)

7

menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah (Moloeng 2007).

Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi Fokus Penelitian yaitu :

1. Berdasarkan Jurnal Widodo (2009), untuk melihat implementasi strategi dapat dilihat dari beberapa indicator, yaitu :

a. Komitmen b. Orientasi Belajar c. Kualitas Komunikasi d. Kolaborasi Perilaku

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat Implementasi Strategi Pengembangan Aplikasi Sipenduk di Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda

Sumber Data

Sumber data adalah tempat, orang, atau benda dimana peneliti dapat mengamati, bertanya atau membaca tentang hal-hal yang berkenan dengan variable yang diteliti (Arikunto, 2006). Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moloeng, 2007)

Pemilihan informan dilakukan melalui tahapan yaitu Purposive Sampling, Sugiono menyatakan bahwa Purposive Sampling adalah teknik penentuan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu, yaitu menentukan informan yang benar-benar mengerti atau mengetahui kejadian yang terjadi yang akan diteliti (Satori, 2009)

1. Data Primer

Data primer disini berasal dari Key Informan yaitu Kepala Seksi Ekosistem TIK Diskominfo, Pelopor Inovasi Aplikasi Sipenduk dan Admin sekaligus

Programmer aplikasi Sipenduk, serta informan yaitu Kepala Staff

Pelayanan di Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda

2. Data Sekunder

Berupa arsip-arsip atau dokumen pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur :

a. Dokumen atau arsip di Diskominfo Kota Samarinda

b. Buku perpustakaan dan karya ilmiah sesuai dengan judul skripsi.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Oleh karena itu, penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu :

(8)

2. Field Work Research, yaitu penelitian langsung ke lapangan yang meliputi Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi

Teknik Analisa Data

Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting karena dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian. Menurut Huberman, Miles, dan Saldana (2014), analisis data merupakan rangkaian yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terdiri dari kondensasi data, tampilan data, dan kesimpulan gambar / verifikasi. (Miles, Mathew B, 2014)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berikut ini penulis akan sajikan hasil penelitian yang dapat dilihat dari Komitmen, Orientasi Belajar, Kualitas Komunikasi dan Kolaborasi Perilaku, serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam Implementasi Strategi Pengembangan aplikasi Sipenduk di Kelurahan Sempaja Utara Kota Samarinda

1. Implementasi Strategi Pengembangan Aplikasi Sipenduk di Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda

a. Komitmen

Komitmen organisasi terdiri atas tiga komponen, yaitu: Pertama Komponen afektif berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan di dalam suatu organisasi. Kedua, komponen normative merupakan perasaan-perasaan tentang kewajiban yang harus ia berikan kepada organisasi. Ketiga, komponen continuance berarti komponen berdasarkan persepsi tentang kerugian yang akan dihadapi jika ia meninggalkan organisasi (Widodo, 2009)

Berdasarkan wawancara dan observasi yang peneliti telah lakukan,Aplikasi Sipenduk merupakan Aplikasi Sistem Kependudukan. Aplikasi ini menggunakan data kependudukan yang digunakan untuk pelayanan di kelurahan. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang memproduksi berbagai jenis surat pengantar.

Aplikasi Sipenduk adalah inovasi dibidang pelayaan oleh Lurah Teluk lerong Ulu pada tahun 2013. Pada proses perkemangannya aplikasi ini hanya digunakan oleh tiga kelurahan saja, namun pada tahun 2017 aplikasi Sipenduk difasilitasi dan dikembangkan oleh Diskominfo dan digunakan oleh seluruh kelurahan di Kota Samarinda. Pada tahun 2021 aplikasi Sipenduk akan dikembangkan menjadi aplikasi e-warga sehingga proses pelayanan lebih efektif dan effisien.

Setelah adanya aplikasi Sipenduk, proses penerbitan surat pengantar yang awalnya manual menjadi otomatis, sehingga proses pelayanan

(9)

9

membutuhkan waktu yang lebih singkat. Dari yang awalnya membutuhkan waktu 5-15 menit untuk penerbitan satu surat, namun ketika adanya aplikasi Sipenduk hanya membutuhkan waktu 3-5 menit.

Progam aplikasi Sipenduk sesuai dengan komitmen pemerintah dalam proses pelayanan dan pengembangannya telah diatur didalam masterplan Samarinda Smartcity. Pemerintah Kota Samarinda tidak henti-hentinya memberikan pelayanan yang optimal untuk warga kota samarinda dan begitu juga untuk sarana penunjanganya. Dengan adanya Surat Pernyataan Komitmen yang ditanda tangani oleh seluruh Camat dan Lurah kota Samarinda telah menunjukan komitmen yang tinggi oleh Pemerintah Kota Samarinda, sehingga proses penggunan aplikasi akan dievaluasi proses penggunaan dan pengembangannya.

Beberapa pihak yang terlibat dalam proses pegembangannya seperti Pemerintah, Diskominfo, Pelopor Inovasi, Programmer, dan juga Pihak Kelurahan sebagai user/ pengguna bekerja sama dan berkomitmen untuk selalu mengembangkan aplikasi Sipenduk ini. Komitmen ini ditunjukkan dengan proses evaluasi penggunaan aplikasi Sipenduk setiap tiga bulan. Dalam evaluasi tersebut, para pihak pengembang akan mendiskusikan penyempurnaan aplikasi ataupun inovasi terbaru yang ingin ditambahkan pada aplikasi Sipenduk.

Dari uraian di atas, dalam segi komitmen pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengembangan aplikasi Sipenduk dibuktikan dengan adanya perjanjian yang ditanda tangani oleh seluruh lurah terkait implementasi aplikasi berbasis e-government di Kota Samarinda dan komitmen pemerintah dalam melayani masyarakat yang tercantum dalam visi misi Pemerintah Kota Samarinda. Para pihak pengembang juga ditandai dengan adanya proses evaluasi pertiga bulan agar proses pemanfaatan aplikasi Sipenduk berjalan maksimal

b. Orientasi Belajar

Menurut Widodo (2009), didalam orientasi belajar, orang akan mengacu pada respon yang ber-pola ‘penyesuaian diri’ (orang semacam ini terus berusaha dan meningkatkan usaha, melakukan analisa diri untuk menghasilkan solusi dan menikmati tantangan). Orang semacam ini mempertimbangkan usaha untuk melaksanakan tugas yang mengandung tantangan sebagai suatu sarana tambahan untuk mencapai pengembangan diri yang di-inginkannya. Di dalam orientasi kinerja, orang mengacu pada respon berpola ‘maladaptive atau salah penyesuaian diri’ (orang semacam ini menarik atau menutup diri dari tugas yang dihadapinya, melakukan peranggapan-peranggapan kemampuan secara negatip, dan menjadi semakin tidak tertarik pada tugas). Orang semacam ini memiliki harapan rendah untuk dapat menguasai tugas sehingga umumnya akan menghentikan usaha kerjanya karena jika terus melanjutkan usaha orang

(10)

semacam ini merasa takut bahwa rendahnya kemampuan yang dimilikinya akan diketahui oleh orang lain.

Menurut hasil penelitian dan observasi yang peneliti lakukan, penggunaan aplikasi Sipenduk pada masa awal rilis sebagai aplikasi tidak berjalan begitu lacar. Adaptasi kebiasaan baru butuh waktu yang cukup lama. Beberapa staff kelurahan pada waktu itu, tidak ingin menggunakan aplikasi Sipenduk, karena lebih merasa nyaman terhadap cara lama yaitu manual. Tetapi, karena ada paksaan dari Lurah sebagai pelopor inovasi aplikasi Sipenduk pada masa itu, akhirnya aplikasi Sipenduk digunakan. Seiring berjalannya waktu maka aplikasi mengalami perkembangan, mulai dari beragamnya jenis surat dan lain sebagainya. Karena aplikasi Sipenduk ini merupakan murni inovasi pelayanan dibidang e-government maka perkembangannya sedikit lebih lambat pada tahun-tahun awal penggunaanya.

Pada tahun 2017, aplikasi ini dinilai oleh Pemerintah Kota Samarinda sangat membantu pihak kelurahan dalam proses pelayanan, dan akhirnya diambil alih dan difasilitasi secara penuh mulai dari perkembangan server dan sarana sarana penunjang yang mulai dilengkapi. Dan akan dikembangkan lagi menjaadi aplikasi e-warga pada tahun 2021. Banyak inovasi-inovasi yang ingin dikembangkan oleh pihak pengembang sepert inovasi telegram-bot dan kolom inovasi, sehingga aplikasi Sipenduk semakin maksimal dalam proses penggunaannya. Aplikasi Sipenduk ini terus mengalami perkembangannya dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2018, melalui Diskominfo, pelatihan khusus dan bimbingan teknis kepada seluruh kelurahan yang dikumpulkan di Kantor Kecamatan masing masing. Kegitan ini juga diisi dengan pemberian user id kepada setiap staff pelayanan di kelurahan masing-masing.

Jika selama proses penggunaan aplikasi di Kelurahan para pengguna mengalami masalah, maka para pengguna melakukan koordinasi dengan pihak admin agar masalah yang dialami bisa segera diatasi.

Dari uraian di atas, orientasi belajar dibuktikan dengan adanya perkembangan aplikasi Sipenduk secara berkelanjutan, adanya pelatihan dan bimbingan teknis kepada seluruh staff pelayanan dimasing-masing kelurahan pada tahun 2018 dan juga penemuan-penemuan inovasi baru ketika menggunakan aplikasi Sipenduk.

c. Kualitas Komunikasi

Widodo (2009) menjelaskan bahwa dimensi dalam budaya organisasi mencakup arti, komunikasi, dan sharedness. Komunikasi menunjuk pada kode-kode (ketentuan) perilaku formal maupun

(11)

non-11 formal yang bersifat menguatkan arti dan sharedness. Arti sharedness adalah berorientasi pada usaha melakukan hal-hal secara bersama (partisipasi merupakan norma), usaha mengemukakan sesuatu secara bersama, yakni merespon secara cepat terhadap situasi atau suatu perubahan. Kondisi tersebut dengan kepercayaan secara bersama dari perbedaan kelompok. Kualitas komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses strategi dan konten strategi.

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, komunikasi terjadi karena dua hal. Pertama, komunikasi antar pihak kelurahan sebagai pengguna dengan pihak admin. Komunikasi terjadi apabila ada masalah yang dihadapi oleh pengguna dalam menggunakan aplikasi Sipenduk. Komunikasi yang dilakukan melalui groupchat aplikasi whatsapp dan telegram yang telah disediakan. Proses komunikasi dimulai dengan pemberitahuan menemukan masalah dalam menggunakan aplikasi Sipenduk, hal tersebut dilaporkan kedalam groupchat yang berisi seluruh kelurahan lain dan pihak admin. Setelah masalah tersebut dilaporkan, pihak admin akan membantu secara cepat agar masalah tersebut dapat segera diatasi.

Kedua, komunikasi yang terjadi antar pihak pengembang. Komunikasi yang terjadi antar pihak pengembang terkait inovasi-inovasi baru yang menyangkut pengembangn aplikasi, agar aplikasi Sipenduk semakin maksimal proses pemanfaatannya. Proses pengembangan aplikasi Sipenduk ini berawal dari groupchat yang ada pada ada pada aplikasi whatsapp dan telegram yang berisi berbagai pihak pengembang seperti Diskominfo, Pelopor Inovasi Aplikasi, dan Programmer. Dengan adanya grpupchat pada aplikasi whatsapp dan telegram ini diharapkan komunikasi dan koordinasi dapat berjalan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Proses komunikasi antar para pengembang dimulai dari proses evaluasi setiap bulan, jika ada inovasi baru yang ingin ditambahkan ataupun proses pengembangan lainnya yang ingin dilakukan, maka para pihak pengembang akan saling berbagi saran dan masukan, agar ide yang sudah dibagi dapat segera dilakukan.

Proses Komunikasi berbagai pihak yang terlibat dalam pengembangan aplikasi maupun pelaksanaan aplikasi berjalan dua arah, komunikasi yang terjadi berjalan secara langsung maupun tidak langsung. Semua dilakukan agar proses pemanfaatan aplikasi berjalan efektif dan effisien.

Dari uraian di atas, komunikasi pihak-pihak yang terlibat dengan pengembangan aplikasi Sipenduk dibuktikan dengan adanya pola komunikasi antar staff dengan admin ketika mengalami masalah dan antar pihak pengembang. Komunikasi tersebut terus terjadi membentuk

(12)

ruang lingkup sehingga adanya umpan balik dan komunikasi dua arah selama proses pelaksanaan program aplikasi Sipenduk

d. Kolaborasi Perilaku

Widodo (2009), Kolaborasi perilaku (collaborating behavior) dan non kolaborasi perilaku (non-collaborating) juga berdampak positif dan negatif terhadap koordinasi. Kemudian jika antarfungsional saling berkolaborasi (collaborating behavior) yang ditujukan untuk memahami kebutuhan fungsi yang lain maka akan meningkatkan komunikasi. Hal ini akan memfasilitasi hubungan-hubungan antarfungsional atau memudahkan koordinasi. Collaborating behavior dapat meningkatkan koordinasi dalam unit kerja (Widodo 2009)

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang dilakukan, pengguna di kelurahan ketika mendapatkan suatu masalah terkait penggunaan aplikasi Sipenduk maka, mereka akan menyelesaikannya sendiri terlebih dahulu. Apabila masalah tersebut tidak bisa pengguna selesaikan, maka para pengguna melakukan koordinasi dengan pihak admin. Permasalahan teknis seperti lupa password dan ganti user akan diatasi oleh pihak admin. Permasalahan non-teknis seperti format surat yang berbeda akan didiskusikan dengan para pihak pengembang lainnya. Sebisa mungkin, pihak kelurahan sebagai pengguna menghindari permasalahan mereka sendiri terlebih dahulu, seperti masalah jaringan dan sarana penunjang yang belum memadai.

Dari uraian di atas, segi kolaborasi perilaku dibuktikan dengan adanya sikap untuk memecahkan masalah sendiri dari staff kelurahan ketika menggunakan aplikasi Sipenduk adalah salah satu indikasi yang menunjukan terjadinya kolaborasi perilaku

2. Faktor Penghambat dan Faktor pendukung dalam Implementasi Strategi Pengembangan Aplikasi Sipenduk

Faktor Penghambat:

1. Jaringan yang belum terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian peneliti dan observasi yang dilakukan, jaringan yang disediakan oleh Diskominfo masih belum mampu menunjang proses pelayanan. Masih sering terjadi gangguan atau koneksi yang tidak stabil, sehingga proses pelayanan menjadi terganggu bahkan berhenti. Jika proses pelayanan di Kelurahan terganggu atau berhenti maka akan menunda pekerjaan lainnya baik dari Staff Kelurahan maupun dari masyarakat itu sendiri.

2. Sarana Penunjang Kurang. Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang peneliti lakukan. alat atau perangkat seperti komputer belum sepenuhnya dipenuhi oleh Pemerintah Kota sehingga proses pelayanan jadi terganggu. Komputer yang diberikan oleh pemerintah, hanya bisa digunakan untuk pekerjaan ringan saja, sedangkan untuk menggunakan aplikasi Sipenduk

(13)

13

dengan lancer maka komputer yang baik juga dibutuhkan, sehingga proses pelayanan dapat berjalan lancer sebagaimana yang diharapkan.

3. Server yang masih sering gangguan Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang peneliti lakukan, waktu hidup server masih dinilai kurang dalam penggunaan aplikasi Sipenduk sehingga sering terjadinya down-time atau gangguan karena server dari Aplikasi Sipenduk mati. Apabila terjadi gangguan pada server maka proses pelayanan akan berhenti, maka dari itu staff kelurahan akan menggunakan proses pelayanan secara manual yang embutuhkan waktu lebih banyak lagi.

Faktor Pendukung:

1. Anggaran. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil observasi yang peneliti lakukan, anggaran yang diberikan Pemerintah agar aplikasi Sipenduk ini terus berjalan sehingga berdampak bagi pengembangan aplikasi. Pemerintah mulai dari membeli hak cipta aplikasi Sipenduk dengan harga tinggi sebagai bentuk apresiasi dan juga anggaran untuk gaji pihak-pihak non-ASN yang terlibat dalam proses pengembangan aplikasi juga telah dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Infrastruktur penunjang yang terus berkembang Berdasarkan hasil penelitian dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, seiring berjalannya waktu, infrastruktur terus berkembang, sehingga pemanfaatan aplikasi Sipenduk berjalan maksimal dan kendala yang dihadapi mulai berkurang dari tahun ke tahun.

Kesimpulan

Pada pengembangan aplikasi Sipenduk, Pemerintah Kota Samarinda merumuskan strategi yang implementasi strateginya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Dari segi komitmen, pihak pengembang aplikasi Sipenduk telah terlibat, hal ini dibuktikan dengan adanya data dokumen perjanjian yang ditanda tangani oleh seluruh lurah terkait implementasi aplikasi berbasis e-government di Kota Samarinda dan komitmen pemerintah dalam melayani masyarakat yang sesuai dengan visi misi Pemerintah Kota Samarinda

2. Dari segi orientasi belajar pihak-pihak yang terlibat dengan pengembangan aplikasi Sipenduk cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya data perkembangan aplikasi Sipenduk secara berkelanjutan, adanya pelatihan dan bimbingan teknis kepada seluruh staff pelayanan dimasing-masing kelurahan pada tahun 2018 dan juga adanya penemuan-penemuan inovasi baru ketika menggunakan aplikasi Sipenduk.

3. Dari segi pola komunikasi pihak-pihak yang terlibat dengan pengembangan aplikasi Sipenduk cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya data pola komunikasi antar staff dengan admin ketika mengalami masalah dan antar pihak pengembang. Komunikasi tersebut terus terjadi membentuk ruang

(14)

lingkup sehingga adanya umpan balik dan komunikasi dua arah selama proses pelaksanaan program aplikasi Sipenduk

4. Dari segi kolaborasi perilaku pihak yang terlibat dengan pengembangan aplikasi Sipenduk cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya sikap untuk memecahkan masalah sendiri dari staff kelurahan ketika menggunakan aplikasi Sipenduk adalah salah satu indikasi yang menunjukan terjadinya kolaborasi perilaku.

Kemudian yang menjadi Faktor Pengahambat dari Implementasi Strategi Pengembangan Aplikasi Sipenduk Di Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda adalah jaringan internet yang belum memadai, sarana penunjang yang kurang dan server yang masih sering gangguan. Sedangkan, Faktor Pendukung Implementasi Strategi Pengembangan Aplikasi Sipenduk Di Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda adalah anggaran dan infrastruktur penunjang yang terus berkembang seperti pengembangan kualitas jaringan internet yang tiap tahun kualitasnya semakin baik.

Saran

1. Dalam penggunaan aplikasi Sipenduk membutuhkan kualitas jaringan internet yang mendukung, namun kenyataannya dilapangan hal terebut tidak dapat terpenuhi, oleh karena itu seharusnya dibutuhkan keseriusan pemerintah dalam membangun kualitas jaringan internet pendukung, Karena kualitas jaringan internet di setiap kelurahan di Kota Samarinda belum sepenuhnya memadai, maka sebaiknya pihak pemerintah melakukan kerjasama dengan pihak anak perusahaan PLN yang menyediakan jaringan melalui tiang listrik sehingga kualitas jaringan lebih baik lagi.

2. Berdasarkan hasil penelitian, untuk menggunakan aplikasi Sipenduk secara maksimal, dibutuhkan komputer yang memiliki spesifikasi tinggi, namun kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharpkan, oleh karena itu seharusnya penambahan dan penyesuaian sarana penunjang aplikasi Sipenduk perlu ditingkatkan sehingga proses pemanfaatan aplikasi Sipenduk berjalan maksimal dan sesuai dengan tujuan penciptaan aplikasi Sipenduk itu sendiri dan proses percepatan pelayanan dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Samarinda.

3. Dalam penggunaan aplikasi Sipenduk, server yang digunakan memiliki masa hidup yang rendah yaitu 90%, sehingga sebaiknya perbaikan server dilakukan oleh Pemerintah sehingga masa hidup server bisa bertahan lebih lama lagi dan menghindari gangguan yang sering terjadi ketika server berada dalam kondisi mati. Hal ini dapat bekerja sama dengan pihak swasta yang sesuai dengan bidangnya atau menarik beberapa orang yang ahli dalam bidang programing, bisa dari lulusan terbaik jurusan ilmu

(15)

15

komputer maupun pihak yang sudah memeiliki jam terbang tinggi dalam hal ini.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Rinekacipta. Hunger, D. K. (2003). Manajemen Strategis: Yogyakarta. In Penerbit Andi.

Andi.

Irawan, B. (2013). Studi Analisis KOnsep E-Goverment: Sebuah Paradigma

Baru Dalam Pelayanan Publik.

Miles, Mathew B, D. (2014). Qualitative Data Analysis, A Method

Sourcebook, Edition 3. UI Press.

Moloeng, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Ratmino, A. dan. (2005). Manajemen Pelayanan, disertai dengan

pengembangan model konseptual, penerapan citizen’s charter dan standar pelayanan minimal. Pustaka Pelajar.

Satori, D. dan A. K. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

Widodo. (2009). Pengembangan implementasi strategi. Manajemen Bisnis,

2(1), 25–46.

Winardi, J. (2006). Teori Organisasi & Pengorganisasian. Teori Organisasi

& Pengorganisasian, 16, 1–20. Dokumen-dokumen :

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan e-government.

Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2001 Tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika)

Peraturan Walikota Samarinda Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

Rencana Strategis Diskominfo Kota Samarinda Tahun 2016-2021

Sumber Internet :

Aplikasi Sipenduk (https://kelurahan.samarinda.go.id/sipenduk), diakses 13 Februari 2020 pada pukul 14.00 Wita

Informasi Mengenai Aplikasi Sipenduk (https://disdukcapil.samarindakota .go.id), diakses 20 Agustus 2020 pada pukul 10.00 Wita

Referensi

Dokumen terkait

16 (Revisi 2011) menyatakan biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk

/dihadapkan …... dihadapkan dengan anggaran dan waktu yang tersedia, mengingat pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa dibatasi dengan waktu yang sudah ditentukan maka

Yamaha Motor Corp telah berhasil menjadi juara dunia di Moto GP.Selain itu, pembalap motor Yamaha juga menjadi idola bagi pencinta otomotif, termasuk masyarakat

Badan Pembinaan Konstruksi sendiri menampilkan panel- panel informasi antara lain mengenai : Kebijakan Pengadaan Material On-Site sesuai SE Ka.LKPP No.2 Tahun 2013, Data

Pada masa Pleistosen akhir hingga Holosen Awal, frekuensi jumlah serpih utuh lebih tinggi dibandingkan serpih rusak, namun pada Fase Holosen Tengah hingga Holosen Akhir,

Peningkatan keterampilan proses sains tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Glazer (2001) bahwa: “Model problem based learning terdiri dari suatu proses

Pendidikan Multikeaksaraan merupakan panduan yang disusun sebagai acuan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran multikeaksaraan. Dengan tersusunnya bahan ajar

sebelumya peneliti akan meneliti variabel iklan dalam bentuk web series dan akan mengkaji antara pengaruh langsung dan tidak langsung. Yang membedakan penelitian ini dengan