• Tidak ada hasil yang ditemukan

Riset dan Konservasi Raptor Migran di Indonesia dan Analisa Perkembangan Sampai Tahun 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Riset dan Konservasi Raptor Migran di Indonesia dan Analisa Perkembangan Sampai Tahun 2020"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Riset dan Konservasi Raptor Migran di Indonesia dan Analisa

Perkembangan Sampai Tahun 2020

Oleh: Wishnu Sukmantoro Raptor Indonesia dan anggota ARRCN

Pendahuluan

Riset dan konservasi raptor di Indonesia telah berjalan lebih dari sepuluh tahun terutama diinisiasi oleh kalangan lokal dan sebagian diantaranya melibatkan masyarakat setempat. Beberapa perkembangan yang cukup menggembirakan; dalam tiga kali pertemuan raptor se asia (ARRCN), peserta dari Indonesia selalu menempati posisi pertama terbanyak mengirimkan anggota untuk presentasi di dalam ajang konservasi raptor asia. Salah satu kontributor riset dan konservasi raptor asia adalah kegiatan riset dan konservasi raptor migran. Di Indonesia, perkembangan riset dan konservasi raptor migran berkembang sejak tahun 2000an dimana saat ini berbagai individu dan lembaga telah mengembangkan pengamatan atau monitoring secara kontinu terhadap raptor migran ini di Indonesia terutama di Jawa dan sebagian Sumatera dan Bali. Secara keseluruhan, kegiatan raptor migran di Indonesia sampai saat ini telah mengidentifikasi banyak spot lokasi migrasi dan beberapa diantaranya adalah lokasi penting ”bottleneck site” migrasi dan dapat mengestimasi lokasi-lokasi percabangan migrasi secara detail terutama di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Bagaimana perkembangan di tahun 2020? Riset dan konservasi Raptor Migran memerlukan ”vision map” ke depan, sehingga dalam perkembangannya mengikuti perkembangan teknologi, ilmu dan trend positif ke depan. Isu-isu terbaru dalam konservasi seperti pendekatan konservasi ekosistem atau bentang alam, enterpreneurship

conservation, ekoturisme dan pengembangan kapasitas manusia dalam strategi Hawk

Watch Site, mekanisme environmental services, Corporate Social Responsibility - HCVF dan isu carbon trade. Di samping itu, tantangan yang dihadapi konservasi di Indonesia semakin berat; menurunnya habitat raptor migran terutama sebagai tempat tenggeran dan makan karena tidak konsisten negara dalam pelaksanaan tata ruang daerah terutama untuk kawasan hutan, perambahan ilegal berbagai kawasan konservasi untuk lahan sawit dan konversi sawit perusahaan yang mengorbankan lahan hijau (Sumatera dan Kalimantan), pengambilan pasir laut dan circon di berbagai wilayah dan merusak kawasan alamiah (Sumatera dan Kalimantan), penambangan ilegal dan perluasan konsesi pertambangan (Kalimantan dan Maluku), penegakan hukum yang lemah terutama dalam penjagaan dan mempertahankan konsistensi tata ruang hjau dan perburuan satwa. Di Sumatera, Gubernur Dinas PU dan berbagai stakeholder terkait mengembangkan desain ruang hijau Sumatera seluas 30%, tetapi dalam implementasi perambahan dan perluasan lahan untk kelapa sawit tetap terjadi.

(2)

Faktor-faktor di atas inilah yang sangat menghambat perkembangan riset dan konservasi raptor migran dan konservasi satwa secara keseluruhan terutama dalam mencapai ”vision” atau tujuan yang diharapkan.

Dalam pengembangan ”vision map”, juga melihat faktor SDM (people empowerment) dari masing-masing stakeholder kunci; pemerintah dan NGOs yang berkepentingan dalam pengembangan riset dan konservasi raptor migran dan swasta, universitas atau individu – individu yang ingin melibatkan dalam kegiatan yang sama. Selama lebih 10 tahun, stakeholder tersebut melakukan ”produksi” kegiatan raptor migran dengan menyeimbangan ”kemampuan produksi”. Tetapi, pada saat ”produksi” dan ”kemampuan produksi” tidak seimbang lagi atau mengalami stagnasi, maka berfikirlah untuk mengevaluasi dan mengembangkan ”kemampuan produksi”. Tetapi pada saat abai mengasah ”kemampuan produksi”, kemungkinan besar ”vision map” yang dibangun tidak akan tercapai.

Perkembangan Terkini

Sampai saat ini, riset dan konservasi raptor migran masih terus dilakukan dalam berbagai kegiatan yang sporadis meskipun dibeberapa tempat sudah sampai tahap kontinu setiap tahun. Dalam tahun-tahun terakhir patut diakui secara kuantitas, kegiatan mengalami penurunan dan stagnasi, karena pengamat yang tetap kontinu melakukan pengamatan atau monitoring sedikit demi sedikit menurun jumlah keaktifannya. Meskipun demikian, secara kualitas secara umum bertambah terutama dalam melakukan identifikasi spesies, teknik-teknik pemantauan dan pengembangan metode pemantauan yang baik.

Perkembangan lain adalah penggunaan teknologi GPS collar (sattelite tracking) yang digunakan untuk raptor migran asia (teknologi ini sudah tahun 1970an digunakan) meskipun dalam taraf implementasi di Indonesia belum dilakukan, inisiasi pemasangan tagging (wingmarker) untuk raptor migran, pelibatan stakeholder kehutanan dalam menjaga kawasan tenggeran di Seraya (Bali), memasukkan isu raptor migran dalam strategi penanganan flu burung nasional dan upaya melakukan estimasi populasi raptor migran dalam strategi dunia dalam spesies yang bermigrasi. Dari sisi penyadaran masyarakat dan keaktifan masyarakat dalam berpartisipasi kegiatan raptor migran meningkat dimulai dengan tumbuhnya pengamat-pengamat raptor migran di Jawa, Sumatera dan Bali dan individu-individu yang berpartisipasi dalam pengamatan atau tahu mengenai keberadaan raptor migran.

Dari hasil pemantauan yang dilakukan pasca 2004 yaitu 2005-2007 masih tercatat total raptor migran adalah sekitar 8000an individu dimana yang terbanyak adalah Elangalap Cina 7339 individu dan Sikep madu asia 1758 individu. Dalam masa migrasi balik, catatan untuk Elang-alap Cina adalah 12296 individu dmana catatan terbanyak di Penggaron, Jawa Tengah (Baskoro dkk. 2005-2007). Hasil pencatatan tahun 2005-2007 dapat dilihat dibawah ini;

(3)

2713 324 1608 5 2519 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 1

Indiv idua ls Total

Figure 2. Autumn Periods of Migrating Raptor Crossing the Lombok Strait, Bali (Germi 2005)

Chinese Sparrow haw k Japanese Sparrow haw k Oriental Honey Buzzard Booted Eagle

Unidentified Sparrow haw k

Figure 1. Total of migrating raptors on autumn periods in Java (2005-2007) 366 1758 1 1 2 1 1 21 130 7339 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 1 individuals total

Chinese Sparrow haw k Japanese Sparrohaw k Oriental Honey Buzzard Black Kite Osprey Common Buzzard Peregrines Falcon Falco sp. Acc ipitridae Unident. raptor 12296 46 796 154 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 1

Indiv iduals Total

Figure 3. Totals of Migrating Raptors on Spring Periods in Java (2005-2007)

Chinese Sparrow haw k Japanese Sparrow haw k Oriental Honey Buzzard Inidentified Raptor

(4)

Pasca 2004, perkembangan terkini dari hasil pemantauan yaitu ditemukannya wilayah-wilayah baru pemantauan raptor migran (dulu belum pernah ada catatan raptor migran di wilayah tersebut). Lokasi tersebut seperti Penggaron (Jawa Tengah), Cibinong,

Tasikmalaya, selatan Pulau Madura, Tuban, Serpong Gunung Endut, Cirebon (semua di wilayah pulau Jawa); Desa Lambaro (Aceh), Pulau Rupat, Jambi dan Pulau Bintan (Sumatera). Secara spasial, lokasi-lokasi terbaru untuk pemantauan dapat dilihat dalam peta di bawah ini;

Peta 1. Lokasi-lokasi baru pemantauan raptor migran yang ditemukan antara tahun 2005-2007

Lokasi-lokasi tersebut beberapa diantaranya potensial untuk dilakukan pemantauan secara kontinu misalnya Penggaron, Serpong, Gunung Endut, Bintan dan Pulau Rupat. Lokasi Desa Lambaro (Aceh) perlu untuk dideskripsikan secara lebih lanjut, mengingat catatan raptor masih dalam identifikasi awal dan belum sampai teridentifikasi dalam spesies, tetapi tetap potensial sebagai jalur migrasi raptor migran dari Arah ujung Utara-Barat Sumatera.

Sampai saat ini, peta jalur migrasi di Jawa telah didefinisikan secara detail terutama di wilayah Jawa Barat. Hal yang baik, bahwa secara awal, jalur migrasi balik raptor migran telah dapat dipetakan meskipun masih terus diperdalam dalam pencarian wilayah-wilayah baru pemantauan balik migrasi. Hasil dari analisa jalur migrasi di Jawa (termasuk migrasi balik) adalah sebagai berikut;

(5)

Peta 2 dan 3. Jalur Migrasi Raptor Migran di Jawa (Migrasi dari (2) dan ke Utara bumi (3))

Analisa Perkembangan sampai Tahun 2020

Salah satu kekuatan yang dibangun dalam riset dan konservasi raptor migran adalah jaringan pengamat. Kegiatan pemantauan raptor migran melibatkan banyak jaringan pengamat di seluruh Indonesia terutama di Jawa, Bali dan Sumatera. Beberapa

diantaranya melakukan pemantauan secara kontinu secara mandiri. Kekuatan tersebut dapat tumbuh berkembang jika dilakukan secara konsisten, berfikir

terhadap ”:kemampuan produksi”, proaktif dan menampilkan sisi berjaringan. Munculnya lokasi-lokasi baru dalam pemantauan karena para pengamat proaktif dalam mencari wilayah-wilayah baru pemantauan dan melakukan pengamatan secara kontinu, tetapi

(6)

disisi lain kelemahan adalah membuat laporan terutama laporan ilmiah yang dapat dibaca oleh banyak pihak, meskipun banyak diantaranya mengembangkan sistem pelaporan melalui mailinglist, menyebarkan datasheet form dan membuat blogger.

Setiap tahun, volunter RAIN mengembangkan kegiatan pelatihan pemantauan raptor migran (bergabung dengan pelatihan raptor secara umum), dimana kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengamat di Indonesia. Di Indonesia, kegiatan pelatihan berkembang d kampus-kampus dan di lokasi pengamatan.

Monitoring migrasi raptor patut dilakukan dalam waktu jangka panjang di Indonesia. Monitoring ini berguna untuk memastikan jalur migrasi spesies tersebut, mengetahui dinamika populasinya dan kepentingannya terhadap penyebaran penyakit seperti flu burung. Di Indonesia, kegiatan monitoring bersifat “voluntary” yang dilakukan oleh individu-individu yang peduli dan sangat kurang ada partisipasi dari berbagai pihak termasuk pemerintah dan universitas. Sehingga, pada saat isu atau strategi nasional membutuhkan informasi tersebut, mereka sangat kesulitan dalam mencari informasi tersebut, tetapi organisasi jaringan internasional mudah mendapatkan karena sebagian diantaranya didukung oleh organisasi Internasional tersebut. Jadi, sudah waktunya kegiatan monitoring yang penting ini didukung oleh berbagai pihak untuk kepentingan dalam negeri dan ketahanan nasional dalam negeri. Rencana tahun 2010, satellite tracking atau stable isotop akan dicoba digunakan untuk beberapa spesies raptor migran. Data tersebut diharapkan dapat memastikan jalur migrasi beberapa spesies lainnya. Selain itu, tahap awal adalah kegiatan “marking” raptor untuk kepentingan kerjasama internasional. Layanglayang Asia, penggunaan “ring” dalam pencincinan burung masih sangat relevan karena penangkapan dapat dilakukan dalam jumlah banyak. Terpenting adalah konsistensi dan kualitas dan kuantitas penangkapan. RAIN tetap berkomitmen dalam melakukan fasilitasi dan peningkatan kapasitas anggota, setiap tahun diharapkan kegiatan pelatihan pemantauan terus terwujud terutama bagi pengamat-pengamat migrasi baru. Selain itu, sudah ada upaya kampanye ke masyarakat melalui kegiatan festival setiap tahun sejak tahun 2005 dan pengembangan Hawk Watch Sites di beberapa lokasi penting untuk ekowisata.

Ucapan Terima kasih

Terima kasih kami sampaikan kepada Toru Yamazaki, S. Murate, Lim Kim Chye, Lim Aun Tiah, Mike Chong dan Iwan Setiawan yang telah memberi dukungan dalam studi ini sejak tahun 2001. Kami juga berterima kasih kepada Robert deCandido, Francesco Germi, Van Sickle III, Herry Joko Susilo, Hiroshi Kobayashi, Hari Prayogo, Hasudungan

Pakpahan, Ferry Hasudungan, M. Indrawan, Bayu Wardana, Bas van Balen, Nakajima. Kami juga berterima kasih kepada beberapa organisasi; Asian Raptor Research and Conservation Networking (ARRCN), Departemen Kehutanan, Departemen Pariwisata, LIPI, Birdlife Indonesia (Burung Indonesia), Garuda Warna Scan, National Geographic Indonesia, IdeaWild, Flona, Gatra, Kompas (Kompas Jogja), Sinar Harapan, Tropika Indonesia, Braga, PILI-NGO Movement, Perkebunan the Gunung Mas, Avtech outdoor, MetroTV, TV7 dan Kebun Raya Bogor.

Kami juga berterima kasih kepada individu dan organisasi yang terlibat dalam studi dan kampanye migrasi ini; Raptor Indonesia (RAIN)-BMW, Kutilang, Lim Wen

(7)

Sin/Incidental Birdwatching Club (IBC Jogjakarta), Baskoro (Kopassus-Bioexplorer), Fakar Fariz (Airlangga University), Jerry Imansyah and Aditya (Kokokan Birdwatching Club), Bird Conservation Society, Adi Kristanto and Dwi Mulyawati (Jakarta Birdwatching Club), Muchamad Irham, Hidayat Anshari and Alex (LIPI), Irma Dana (Sahabat Burung Indonesia), Batak (BMW-Jogja), Profauna, Ika Kristiana (MataElang), Raptor

Conservation Society (RCS), Indonesia University and Universitas Nasional; Individu; Dono Waluyo, Dwi Astuti, Evi Indraswati, Sari Sarilani, Arif Syamsudin, Rifky, Widianto, Andhika, Ida Anshory, Agus Nurza, Dimas dan yang tidak disebutkan namanya disini.

Gambar

Figure 2. Autumn Periods of Migrating Raptor Crossing the Lombok Strait, Bali (Germi 2005)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia, dengan karakteristik masyarakat yang cukup heterogen, diharapkan gambaran profil perilaku konsumen dari hasil penelitian

Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan tipe lahan gambut, komoditi lokal potensial di KHG Kahayan - Sebangau dapat dikembangkan melalui tiga model, yaitu model

menjadi sesuai mendekati kebutuhan, awal host terkoneksi sebanyak 254 setelah subnetmask baru host terkoneksi hanya 30 host ( Dari jumlah subnetmask yang bernilai 0 sebanyak

Puji Nama Allah Semesta pencipta langit dan bumi, segala puji dan syukur Penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang melalui Roh KudusNya telah menyertai, membimbing dan

Mardalisa (NIM:10030191), Persepsi Masyarakat Terhadap Efektifitas Trans Padang Di Kota Padang, Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera

diatas dapat dilihat bahwa tingkat efektivitas yang dicapai berdasarkan target dan realisasi dari penerimaan atas hasil pemeriksaan sebagai berikut: Pada tahun 2011 yang

Berdasarkan besarnya nilai resistivitas yang diperoleh pada model percobaan dengan beberapa variasi kepadatan, ERT mampu mendeteksi jenis tanah/material bawah

Percobaan Milikan dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron dengan menyeimbangkan gaya gravitasi dan gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada antara