• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

9 1. Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Rejeki, 2008).

Menurut International Conference on Population and Development (ICPD) Cairo (1994) kesehatan reproduksi adalah Keadaan kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan ( Kusmiran , 2011).

Menurut Family Care International (FCI, 2000), kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual (Rohmawati, 2008).

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi

Menurut pendapat Harahap (2003) Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi, antara lain :

(2)

1) Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).

2) Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain dan lain sebagainya).

3) Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasannya secara materi, dan lain sebagainya).

4) Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, dan lain sebagainya).

2. Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35 hari. Yang merangsang menimbulkan menstruasi adalah hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone), prolaktin dari daerah otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam keseimbangannya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon estrogen dan progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan terjadilah menstruasi (Yuntaq, 2009).

Pada tiap siklus dikenal tiga masa utama, yaitu:

1) Masa haid, berlangsung selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah(minimum).

2) Masa proliferasi, sampai hari ke-14. Pada waktu itu endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi.

(3)

Antara hari ke-12 dan ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi (Kusmiran, 2011).

3) Masa sekresi, ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Di bawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel- sel desisua, terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

3. Kebersihan Alat Kelamin Wanita (vagina) pada Saat Menstruasi a. Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) disebutkan bahwa bersih berarti bebas dari kotoran. Sedangkan kata kebersihan yaitu keadaan yang menurut kepercayaan, keyakinan, akal atau pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran.

Kebersihan Alat Kelamin (Vulva hygiene) merupakan usaha menjaga kebersihan vagina dengan membilas bagian-bagian tersebut dengan air bersih dan sabun baik setelah buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB). Sebab kebiasaan menjaga kebersihan organ – organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan kita, terutama pada saat menstruasi (Kinasih, 2012)

b. Akibat tidak menjaga kebersihan alat kelamin saat menstruasi

Menurut Burns (2009) pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim mudah terkena infeksi. Oleh karena itu, kebersihan vagina harus dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi.

Beberapa penyakit yang mudah hinggap pada wanita pada saat menstruasi adalah infeksi jamur dan bakteri salah satunya adalah Vaginitis. Vaginitis (peradangan pada vagina) adalah salah satu yang paling sering dikeluhkan wanita. Gejala seperti pruritus vulva, iritasi, inflamasi, sekresi vaginal, dan rasa perih, biasanya diakibatkan oleh salah

(4)

satu organisme berikut : Candida albican, Trichomonas vaginalis, dan Gardnerella vaginalis. Sekitar 25 % dari kasus yang ada disebabkan oleh C. Albican dan T. vaginalis, dan sisanya oleh G. Vaginalis, salah satu penyebabnya adalah adanya bakteri pada pembalut yang kurang berkualitas sehingga pembalut tersebut menjadi media perkembangbiakan bakteri yang merugikan bagi kaum wanita (Baradero, 2007).

c. Alat dan bahan yang digunakan pada saat menstruasi

Dalam pemilihan pembalut sebaiknya pilih pembalut yang berbahan lembut, dapat menyerap dengan baik dan permukaan yang lembut, tidak mengandung bahan yang membuat alergi dan iritasi pada daerah kulit vagina (misalnya parfum atau gel), dan merekat dengan baik pada pakaian dalam. Pembalut biasanya memiliki 3 ukuran: panty liner, regular dan super. Gunakan ukuran yang lebih besar jika menstruasi masih banyak atau saat tidur di malam hari. Pembalut mudah dipakai karena hanya dengan melekatkan pada celana, perekat di bawah pembalut akan menjaga pembalut tetap di tempatnya. Beberapa pembalut memiliki “sayap” di kedua sisinya untuk mencegah darah merembes ke celana dalam. Dan untuk menjaga kebersihan gantilah pembalut secara teratur 4-5 kali sehari, setelah buang air kecil, buang air besar dan sewaktu mandi (Baradero, 2007).

Selain pembalut kita juga perlu memilih pakaian dalam yang baik. Pakaian dalam yang baik adalah yang berbahan alami (katun) karena dapat menyerap keringat. Bahan sintetis seperti nilon, poliester akan membuat kita kegerahan dan membuat alat kelamin menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri dan jamur sehingga bakteri dan jamur mudah berkembang biak. Ukuran celana dalam juga sangat perlu jadi pertimbangan. Jangan pilih celana dalam yang terlalu ketat karena akan mengakibatkan sirkulasi udara kurang maksimal sehingga menjadi lembab.

(5)

Gambar 2.1 Pembalut wanita

(http://google.co.id/image/pembalut-wanita/)

4. Cara membersihkan alat kelamin disaat menstruasi adalah sebagai berikut :

a. Biasakan mencuci tangan sebelum menyentuh vagina.

b. Membasuh vagina dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) secara hati-hati dan berulang-ulang dengan menggunakan air bersih yang lembut (mild). Jika alergi dengan sabun, bisa cukup dengan gunakan air hangat.

c. Membersihkan bekas keringat dengan tissu atau handuk agar tidak lembab.

d. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengganti pembalut. e. Kompres alat kelamin dengan es jika timbul rasa gatal dan segera

mengganti pembalut.

f. Menggunakan pembalut yang bersih dan berbahan yang lembut, menyerap dengan baik serta tidak membuat alergi dengan baik pada celana dalam.

g. Mengganti pembalut sesering mungkin sekitar 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut serta menghindari bakteri masuk ke vagina (Baradero, 2007). h. Memilih celana dalam dari bahan alami (katun) dan tidak ketat. sehingga

dapat menyerap keringat.

i. Mengganti celana dalam 2 kali/lebih dalam sehari untuk menjaga kelembaban yang berlebihan (Kinasih, 2012).

(6)

j. Cukur Rambut Kemaluan Secara Rutin/Berkala. Bagi yang memiliki rambut kemaluan panjang sebaiknya melakukan pangkas rambut kemaluan untuk menjaga tetap pendek agar tidak banyak ditumbuhi bakteri.

k. Tidak membersihkan bagian liang senggama dengan bahan kimiawi karena akan merusak keasaman vagina.

l. Bila ada kelainan misalnya terlalu banyak darah keluar dan tidak teratur, periksakanlah ke Dokter (Manan. El, 2011).

Hal-hal diatas sangatlah penting untuk dilakukan guna menghindari infeksi saluran kemih. Hal ini dikarenakan saluran kemih bawah perempuan lebih pendek dibandingkan saluran kemih laki–laki. Bila permukaan kemaluan wanita atau vulva selalu kurang bersih, baik karena dari cara “cebok” yang salah, pakaian dalam, ataupun pembalut yang di pakai maka muara saluran kemih atau tempat keluarnya air seni mudah tercemar bibit penyakit. Infeksi oleh bibit ini menimbulkan peradangan saluran kemih bagian bawah, yang gejalanya berupa nyeri menyayat setiap kali berkemih, dan bila berat, bisa sampai urin bercampur dengan darah. Yang dikenal pada masyarakat kita dengan sebutan penyakit “ anyang- anyangan” (Proverawati & Misaroh, 2009 ). 5. Hal – hal yang di Perbolehkan dan yang tidak di perbolehkan pada

saat menstruasi

Luruhnya sel telur yang tidak dibuahi hampir bisa dipastikan dialami oleh setiap perempuan. Hanya saja banyak mitos mengiringi perisitiwa yang disebut datang bulan, menstruasi, atau haid ini, sehingga muncul pertanyaan apa saja yang tidak boleh dan yang boleh dilakukan perempuan selama mengalaminya (Proverawati, 2009).

a. Hal yang tidak boleh dilakukan. 1) Berhubungan Seksual

Hubungan seksual yang dilakukan ketika perempuan sedang menstruasi secara tegas dilarang dalam ajaran agama tertentu. Namun terlepas dari itu, secara medis pun berhubungan intim di kala

(7)

perempuan sedang haid tidak disarankan. Beberapa alasan medis yang menyertainya antara lain:

a) Endometriosis.

Saat melakukan hubungan suami istri, perempuan akan mengalami orgasme dan pada saat itu rahim akan berkontraksi yang menyebabkan darah kotor dari menstruasi bisa masuk ke dalam perut melalui saluran telur. Hal ini bisa menyebabkan timbulnya endometriosis pada tubuh perempuan.

b) Menyebabkan infeksi

Hubungan suami istri biasanya akan menimbulkan luka dan endometriumnya mengalami peluruhan, darah menstruasi atau sperma yang tidak steril bisa masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan infeksi. Bersama dengan perdarahan yang terjadi dimungkinkan munculnya kuman. Kuman-kuman ini bisa jadi akan menyebabkan infeksi kalau si perempuan melakukan hubungan seksual (Kissanti, 2008).

c) Bisa menyebabkan luka trauma di mulut rahim yang diakibatkan adanya infeksi.

Darah adalah sumber makanan bagi kuman, banyak zat-zat makanan yang terkandung di dalam darah. Karena itu jika darah masuk ke dalam perut bisa menjadi medium yang sangat baik untuk perkembangbiakan bakteri yang ada di tubuh.

d) Bahaya sudden death

Hal terburuk yang mungkin terjadi adalah sudden death atau kematian mendadak. Pada saat menstruasi banyak pembuluh darah yang membuka. Hubungan intim bisa berakibat terbawanya udara dari luar masuk melalui pembuluh darah yang terbuka sampai ke jantung. Ini berbahaya dan bisa menyebabkan kematian (Dwikarya, 2005).

(8)

e) Perasaan tidak nyaman

Tak bisa dipungkiri hubungan seksual terkait erat dengan suasana hati. Saat menstruasi banyak perempuan yang merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini akan terbawa dan mengganggu suasana hatinya. Bila dipaksakan untuk berhubungan seksual, bukan merasakan kepuasan, yang didapat justru perasaan tidak nyaman itu tadi.

2) Melewatkan waktu makan

PMS (premenstrual syndrome) identik dengan perubahan suasana hati, jika seseorang melewatkan waktu makan dan membuat tubuh menjadi lapar maka akan memperburuk gejala PMS (premenstrual syndrome) seperti lebih mudah marah akibat kadar gula darah menurun (Jones, 2005).

3) Mengonsumsi gula berlebih

Jika ingin mengonsumsi gula sebaiknya karena alasan tertentu, karena akan mengakibatkan perubahan pada tingkat hormon estrogen dan progesteron yang bisa menurunkan kadar senyawa serotonin di otak. Perubahan ini dapat mempengaruhi suasana hati yang memicu gejala PMS (premenstrual syndrome) (Kisanti, 2012).

4) Asupan tinggi garam

Hampir setiap makanan yang dikonsumsi pasti mengandung garam, dan sangat sulit menghentikan asupannya. Sayangnya konsumsi garam dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan perut kembung dan retensi air yang membuat PMS (premenstrual syndrome) menjadi semakin tidak nyaman.

5) Olahraga berat

Banyaknya pembuluh darah arteri yang terbuka pada saat haid dapat menyebabkan perlukaan. Seorang perempuan yang sedang menstruasi dan melakukan olahraga dikhawatirkan akan mengalami pendarahan berat. Memang tidak semua olahraga akan menyebabkan hal tersebut, tapi sebaiknya sesuaikan olahraga yang dipilih dengan

(9)

kondisi tubuh. Perempuan dengan kondisi tertentu bisa jadi akan mengalami perdarahan berat ketika memaksakan diri bersenam aerobik saat haid. Secara umum pun, perempuan yang sedang menjalani siklus bulanannya akan merasa lebih lemas, dan beberapa bahkan menderita nyeri perut, mual, pinggang pegal-pegal, pening, bahkan ada yang sampai pingsan. Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi porsi olahraga yang cukup berat atau sebaiknya pilih saja olahraga ringan seperti jalan santai.

6) Terbelenggu Mitos

Larangan memotong rambut, menggunting kuku, dan keramas selama haid tidak memiliki penjelasan secara medis. Khususnya larangan keramas, semua hal itu jelas tidak tepat. "Apalagi perempuan yang sedang menstruasi justru harus menjaga kebersihan anggota tubuhnya (Vindari, 2005).

7) Berenang

Secara teori, pembuluh darah yang membuka dapat mengecil ketika kontak dengan air. Contoh yang gampang adalah seringkali anak yang jatuh dan terluka dikompres dengan batu es untuk menghentikan perdarahannya. Bedanya, walau darah yang dikeluarkan saat menstruasi hanya sekitar 30 cc, tapi kontak dengan air tidak akan menyebabkan darah tersebut terhenti. Kontak dengan air yang dimaksud di sini di antaranya berenang, menyelam, berendam di bath tub, whirlpool, dan sejenisnya. Ini penting untuk diketahui, sebab banyak beredar anggapan yang salah, yaitu perempuan yang sedang menstruasi darahnya akan berhenti ketika berada dalam air. "Pendapat ini tidak sepenuhnya tepat,".

Selain itu tidak ada yang dapat memastikan apakah air yang digunakan untuk berendam itu steril. Bisa jadi air kolam renang atau air laut mengandung banyak kuman yang dapat menyebabkan infeksi. Apalagi bila si perempuan ini berendam dalam waktu lama, "Sebaiknya memang tidak dilakukan (Manan. EL, 2011).

(10)

b. Hal yang sebaiknya dilakukan

1) Mengonsumsi makanan dengan kalsium tinggi

Bertone-Johnson mengungkapkan studi dari perguruan tinggi menemukan perempuan dengan asupan kalsium dan vitamin D tinggi memiliki risiko lebih rendah mengembangkan PMS (premenstrual syndrome) . Hal ini karena kalsium akan bekerja di otak untuk meringankan gejala depresi atau kecemasan, sedangkan vitamin D bisa memperbaiki perubahan emosional.

2) Mengonsumsi biji-bijian, protein, buah dan sayur

Jenis makanan tersebut diketahui kaya akan kandungan vitamin B. Studi terbaru menemukan bahwa perempuan dengan asupan tiamin (vitamin B1) dan riboflavin (vitamin B2) yang tinggi bisa mengurangi risiko PMS (premenstrual syndrome) secara signifikan (Vindari. S, 2009).

3) Melakukan olahraga ringan

Melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, sepeda atau berenang secara teratur sebanyak 3 kali seminggu sebelum menstruasi datang membantu melemaskan otot dan sendi sehingga menurunkan risiko terjadinya kram perut (Kinasih,2012).

B. Pengetahuan 1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuaan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang di peroleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) Notoatmodjo (2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perbuatan

(11)

yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut : a. Kesadaran (Awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (stimulus).

b. Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap subyek sudah mulai timbul.

c. Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak baik lagi.

d. Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adopsi (adoption), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat (Notoatmodjo, 2010), yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “ Tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami suatu objek sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar menyebut, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpetasikan secara benar tentang objek yang di ketahui tersebut.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

(12)

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang di ketahui.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kemampuan seseorang untuk erangkum atau meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komonen pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tetentu (Notoatmodjo, 2010).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

(13)

menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut (Wawan. A, 2010).

b. Mass media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi adalah hal yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Azwar, 2010).

(14)

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputuasan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak belakang dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia muda, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Ada sumber lain yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh 6 faktor Sukmadinata (2003), yaitu :

g. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang, dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.

h. Paparan media massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih

(15)

sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

i. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder.

j. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

k. Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik, seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

4. Cara mengukur pengetahuan

Menurut Nursalam (2003) untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:

a. Pengetahuan baik : 76-100 % dari skor benar b. Pengetahuan cukup : 56-75 % dari skor benar c. Pengetahuan kurang : < 56 % dari skor benar

(16)

C. Sikap Remaja Putri 1. Pengertian Remaja

Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama (Romauli & Vindari, 2009 ). 2. Sikap

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Campbell (1950) mendefinisikan sangat sederhana, yakni : “An individual’s attitude is syndrome of response consistency with regard to object“. Jadi jelas, di sini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2010). sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu :

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek. Artinya, bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor-faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan).

Seperti hanya pengetahuan, sikap juga mempunya tingkatan-tingkatan berdasarkan intensitasnya :

(17)

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (Responding)

Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atas tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (Valuting)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengarui atau menganjurkan orang lain merespon.

d. Tanggung Jawab ( Responsible )

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah menggambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus berani menggambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain (Notoatmodjo, 2010).

Sikap juga dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain : a. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukkan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh Orang Lain yang dianggap Penting.

Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang komformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain motivasi oleh keinginan untuk berfiliasi dan keinginan untuk dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan.

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

(18)

d. Media Massa

Dalam pemberitahuan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya. Akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama.

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, sehingga tidaklah mengherankan jika pada saatnya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan peryataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengaliha bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2010).

3. Batasan Umur Remaja

Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas : a. Masa remaja Early adolescence/ awal (10-13 tahun)

b. Masa remaja Middle adolescence/ tengah (14-16 tahun)

c. Masa remaja Late adolescence/ akhir (17-20 tahun) (Soetjiningsih, 2004).

4. Perubahan Fisik pada Remaja

Ciri remaja pada anak wanita biasanya ditandai dengan tubuh mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-laki memasuki usia antara 10 sampai 16 tahun pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki). Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut, salah satunya adalah karena gizi. Saat ini ada seorang anak perempuan yang mendapatkan menstrusi

(19)

pertama (menarche) di usia 8-9 tahun. Namun pada umumnya adalah sekitar 12 tahun. Pada remaja juga terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi. Pada masa ini remaja akan mulai tertarik pada lawan jenis. Remaja perempuan akan berusaha untuk kelihatan atraktif dan remaja laki-laki ingin terlihatsifat kelaki-lakiannya. Beberapa perubahan mental lain yang juga terjadi adalah berkurangnya kepercayaan diri (malu, sedih, khawatir dan bingung). Remaja juga merasa canggung terhadap lawan jenis. Remaja akan lebih senang pergi bersama- sama dengan temannya dari pada tinggal di rumah dan cenderung tidak menurut pada orang tua, cari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Hal ini akan membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh temannya. Remaja perempuan, sebelum menstrusai akan menjadi sangat sensitif, emosional, dan khawatir tanpa alasan yang jelas (Proverawati & Misaroh, 2009).

D. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian dalam tinjauan pustaka dapat disusun kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.2. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Lawrence W Green dalam Notoatmodjo (2005).

Kebersihan Alat Kelamin Saat Menstruasi

Faktor Pemudah (Predisposing factor) : a. Pengetahuan b. Sikap c. Kepercayaan d. Kebiasaan e. Umur f. Pendidikan

Faktor Penguat (Reinforcing factor) :

a. Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan

b. Keluarga

Faktor Pendukung (Enabling factor):

a. Fasilitas Kesehatan b. Jarak

(20)

E. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.3

Kerangka konsep penelitian

F. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah Pengetahuan tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi.

G. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan pengetahuan tentang kebersihan Alat kelamin pada saat menstruasi dengan sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di Madrasah Tsanawiyah Husnul Khatimah 02 Dusun Pengkol Tembalang Semarang.

Pengetahuan tentang kebersihan alat kelamin

pada saat menstruasi

Sikap remaja putri tentang kebersihan alat kelamin

Gambar

Gambar 2.1 Pembalut wanita
Gambar 2.2. Kerangka Teori

Referensi

Dokumen terkait

Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan GGK sering disertai dengan keluhan gastrointestinal seperti mual dan muntah, padahal kebutuhan akan nutrisi justru meningkat sehingga

Pilih kembali Assigned Load Case, masukan informasi besar serta arah beban seperti pada gambar dibawah dan pastikan setiap input tipe beban dilakukan dan SELALU diakhiri dengan

(2) Fokusnya pada bait suci di Yerusalem sangat mungkin menerangkan mengapa kitab- kitab Tawarikh dimasukkan dalam bagian kitab bukan nubuat dalam PL Ibrani, dan dengan

Refleksi adalah upaya untuk mengkaji hal yang telah terjadi yang berhasil ataupun Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e-book mata kuliah Drama yang dapat digunakan secara mandiri oleh mahasiswa dengan menautkan video pembelajaran yang telah

Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi bebasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani

Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran Guru melakukan apersepsi guna menggali konsep dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

+ 'pakah petugas membilas alat 3 alat tersebut dengan air mengalir9 ( 'pakah petugas mengeringkan alat 3 alat dengan handuk kering9  'pakah petugas melepas sarung tangan dan