• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

33 3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Sugiyono (2011: 72), “penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Dalam penelitian ini terdapat dua kelas dengan kondisi yang homogen. Kelas pertama yaitu kelas kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan (treatment) sedangkan kelas yang kedua yaitu kelas eksperimen atau kelas yang diberikan perlakuan (treatment). Dalam penelitian ini perlakuan (treatment) yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media.

3.1.2 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu:

1. Pre-experimental (non design), meliputi: one-shot case studi, one group pretest posttest, dan intect-group comparison

2. True experimental design, meliputi: pretest only control design, posttest only control design dan pretest posttest control group design

3. Factorial design

4. Quasi experimental design, meliputi: time-series design dan nonequivalent control group design

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan quasi experimental design atau penelitian eksperimen semu. Pada quasi experimental design terbagi dua bentuk desain yaitu time-series design dan nonequivalent control group design. Bentuk quasi

experimental design yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design. Sugiyono (2011: 79) menyatakan bahwa: “desain ini hampir

(2)

sama dengan pretest posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelompok kelas yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan diberi perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match berbantuan media dan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan (treatment).

Dalam desain ini, menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan diawali pemberian tes awal (pretest) yang diberikan pada kedua kelas, kemudian diberi perlakuan (treatment) dan diakhiri dengan sebuah tes akhir (posttest) yang diberikan pada kedua kelas tersebut. Gambar 2 menggambarkan desain penelitian yang digunakan peneliti.

Gambar 2

Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design Keterangan :

X : Perlakuan (treatment) model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media

O1 : Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas eksperimen

O2 : Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas eksperimen

O3 : Pengukuran awal hasil belajar (pretest) pada kelas kontrol

O4 : Pengukuran akhir hasil belajar (posttest) pada kelas kontrol

O1 X O2

………

(3)

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 62). Menurut Sugiyono (2010: 62) terdapat dua teknik pengambilan sampel, yaitu:

1. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, a) Simple random sampling, b)

Proportionate Stratified Random Sampling, c) Disproportionate Stratified Random Sampling dan d) Cluster Sampling (Area Sampling).

2. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sempel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, a) Sampling

Sistematis, b) Sampling Kuota, c) Sampling Insidental, d) Sampling Purposive, e) Sampling Jenuh dan f) Snowball Sampling.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Nonprobability Sampling berupa teknik Sampling Insidental. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdesarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam eksperimen ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bergas Lor 01 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan serta siswa kelas V di

(4)

SD Negeri Munding sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 55 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2

Destribusi Frekuensi Jumlah Sampel Kelas V

Kelas Nama sekolah Jumlah siswa Persentase

L P Total

Kelas kontrol

SD Negeri Bergas Lor 01 12 13 25 45%

Kelas eksperimen

SD Negeri Munding 15 15 30 55%

Jumlah seluruhnya 55 100%

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38).

Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match dan media.

(5)

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,konsekuen. Variabel kan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.

Y : Hasil belajar IPA

3.4.2 Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2011: 31), “definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur”. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Dalam penelitian ini, definisi operasional mengenai model pembelajaran Make a Match, media, dan hasil belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan prestasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kerjasama berpasangan, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif tipe Make a Match siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

Media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa. Media pembelajaran mempunyai manfaat

(6)

yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

Hasil belajar merupakan hasil akhir proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dan aspek psikomotorik yang menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1.1 Tes

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes. Bentuk soal dari tes tersebut adalah pilihan ganda. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas V materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”.

3.5.1.2 Observasi

Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

3.5.2.1 Lembar Soal Tes

Dalam membuat instrumen pengumpulan data, alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar

(7)

dalam bentuk tes. Sebelum dibuat instrumennya maka disusun kisi-kisi soal terlebih dahulu pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3

Kisi-kisi Instrumen Butir Soal Posttest IPA Kelas V Semester II Tahun 2014/2015

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor item 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya. 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). 5.2 Menjelaskan pesawat  Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak bersifat magnetis.  Memberikan contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari.  Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah.  Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda (kasar,halus).  Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.  Mengidentifikasi bebagai jenis  1, 8 dan 9  2  5 dan 6  3, 4 dan 10  7  11, 12 dan 16

(8)

sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

pesawat sederhana misal pengungkit, bidang miring, katrol dan roda.  Menggolongkan

berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol dan roda.  Menyebutkan bagian-bagian pengungkit.  Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.  Mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana.  18 dan 19  13  14, 15 dan 20  17 Tabel 4

Kisi-kisi Instrumen Butir Soal Pretest IPA Kelas V Semester II Tahun 2014/2015

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor item 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. 4.1 Mendeskripsikan hubungan antara bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain dan kertas.

 Mengidentifikasi beberapa jenis sifat bahan berdasarkan struktur

penyusunnya, misalnya bahan tali temali.  Memberi contoh penggunaan berbagai jenis  1 dan 12  2, 18, 21 dan 23

(9)

4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tengtang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. bahan berdasarkan strukturnya.  Mengidentifikasi bahan-bahan yang akan diuji kekuatannya.  Membandingkan kekuatan beberapa jenis bahan yang diuji, misalnya berbagai jenis benang/kertas.  Mendeskripsikan

sifat benda sesudah mengalami

perubahan sebagai hasil suatu proses.  Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perubahan pada benda.  Mengidentifikasi benda yang dapat dan yang tidak dapat kembali ke wujud semula setelah mengalami suatu proses.  Mendeskripsikan kondisi benda setelah mengalami proses berdasarkan pengamatan  3, 13 dan 24  4, 17 dan 25  9  5, 6, 10 dan 11  8, 19 dan 22  7, 14, 15, 16 dan 20

(10)

3.5.2.2 Lembar Observasi

Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu implementasi RPP dan aktifitas siswa. a. Kisi-kisi observasi implementasi RPP untuk aktifitas guru

Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian perlakuan (treatment) di dalam kelas, sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum instrumen observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi-kisi instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrumen observasi ini adalah teori dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel 5 dan 6 berikut ini:

Tabel 5

Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktifitas Guru Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Media

Aspek Indikator Make a Match

Pelaksanaan Ya Tidak Pendahuluan

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa

Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam pembelajaran

Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran Guru melakukan apersepsi guna menggali konsep dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa tentang materi pelajaran “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”

(11)

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran

Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media

Inti

a. Eksplorasi Guru membagi kartu berupa pertanyaan dan jawaban

Siswa diminta untuk berpikir dan menganalisis kartu yang sudah didapat

b. Elaborasi Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang

Guru membagikan uraian singkat materi pembelajaran dan LKS kepada setiap kelompok

Guru meminta siswa untuk mempelajari dan mendiskusikan uraian singkat materi yang sudah dibagikan pada setiap kelompok mengikuti petunjuk yang ada pada LKS

Guru membimbing jalannya diskusi

Guru meminta siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan diskusi guna mencari tahu jawaban yang cocok berdasarkan kartu yang sudah didapat

Setelah diskusi, guru meminta siswa untuk berkompetisi secara sehat mencari pasangan yang tepat dalam menemukan kartu pertanyaan dan jawaban dengan benar.

Setelah mendapatkan pasangan yang cocok dengan kartunya, guru meminta siswa untuk mempresentasikan dan menempelkan pada media yang sudah disiapkan oleh guru di papan tulis

Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa sesuai apa yang sudah dilakukan berdasarkan petunjuk pada LKS Guru memberikan tes evaluasi untuk menguji pemahaman siswa terkait materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana”

(12)

untuk bertanya mengenai materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana” yang belum jelas

Guru memberikan umpan balik dan penguatan Akhir Guru bersama siswa membuat kesimpulan

tentang “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana”

Guru melakukan refleksi berupa pertanyaan “Apakah pelajaran hari ini menyenangkan? Apa yang kalian peroleh hari ini?”

Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam

Tabel 6

Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktifitas Guru Menggunakan Pembelajaran Konvensional

Aspek Indikator Make a Match

Pelaksanaan Ya Tidak Pendahuluan Guru mengawali pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan doa

Guru mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam pembelajaran

Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran Guru melakukan apersepsi guna menggali konsep dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa tentang materi pelajaran “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran

Inti

a. Eksplorasi Guru melakukan demonstrasi dan menjelaskan materi tentang gaya dan pesawat sederhana Guru meminta siswa untuk memperhatikan Guru melakukan tanya jawab terkait dengan materi gaya dan pesawat sederhana

Guru meminta siswa untuk memperhatikan b. Elaborasi Guru menunjukkan dan menjelaskan terkait

materi gaya dan pesawat sederhana

(13)

Guru menjelaskan terkait materi gaya dan pesawat sederhana

Guru melakukan tanya jawab Guru melakukan demonstrasi

Guru menjelaskan terkait materi gaya dan pesawat sederhana

Guru meminta siswa untuk memperhatikan Guru menjelaskan terkait materi gaya dan pesawat sederhana

Guru menjelaskan terkait materi gaya dan pesawat sederhana

Guru memberikan tes evaluasi untuk menguji pemahaman siswa terkait materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana” c. Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya terkait materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana” yang belum jelas

Guru memberikan umpan balik dan penguatan Akhir Guru bersama siswa membuat kesimpulan

tentang “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana”

Guru melakukan refleksi berupa pertanyaan “Apakah pelajaran hari ini menyenangkan? Apa yang kalian peroleh hari ini?”

Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam

b. Kisi-kisi observasi aktifitas siswa

Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V SD Negeri Munding. Instrumen yang digunakan observasi adalah observasi aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini disajikan dalam tabel 7 kisi-kisi observasi implementasi RPP untuk aktifitas siswa sebagai berikut:

(14)

Tabel 7

Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktifitas Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan

Media

Aspek Indikator Make a Match

Pelaksanaan Ya Tidak Pendahuluan

Siswa mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa

Siswa menyiapkan alat tulis untuk mengikuti pembelajaran

Siswa semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran

Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru tentang peristiwa alam dan dampaknya Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media

Inti

a. Eksplorasi Siswa dibagikan kartu berupa pertanyaan dan jawaban

Siswa diminta untuk berpikir dan menganalisis kartu yang sudah didapat

b. Elaborasi Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 siswa

Setiap kelompok dibagikan uraian singkat materi pembelajaran

Siswa diminta untuk mempelajari dan mendiskusikan uraian singkat materi yang sudah dibagikan pada setiap kelompok mengikuti petunjuk yang ada pada LKS

Siswa dibimbing guru selama jalannya diskusi Setiap siswa diminta untuk berperan aktif dalam kegiatan diskusi guna mencari tahu jawaban yang cocok berdasarkan kartu yang sudah didapat

Setelah dikusi, siswa diminta untuk berkompetisi secara sehat mencari pasangan

(15)

yang tepat dalam menemukan kartu pertanyaan dan jawaban dengan benar.

Setelah mendapatkan pasangan yang cocok dengan kartunya, siswa diminta untuk mempresentasikan dan menempelkan pada media yang sudah disiapkan oleh guru di papan tulis

Siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa sesuai apa yang sudah dilakukan berdasarkan petunjuk pada LKS

Siswa diberikan tes evaluasi untuk menguji pemahaman siswa terkait materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat Sederhana” c. Konfirmasi Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya

mengenai materi “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana” yang belum jelas Siswa diberikan umpan balik dan penguatan Akhir Siswa dibimbing guru membuat kesimpulan

tentang “Gaya dan Penggunaannya pada Pesawat sederhana”

Siswa menjawab pertanyaan guru tentang bagaimana pembelajaran yang sudah dilakukan dan apa yang diperoleh

Siswa mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam

3.5.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.5.3.1 Uji Validitas Tes

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 172). Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur melakukan fungsi ukurannya dan mampu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Uji validitas merupakan perhitungan derajat kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan sebenarnya, validitas item didasarkan pada besarnya korelasi yang diperoleh.

(16)

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Validasi butir soal dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS for windows

versi 22.0. Adapun langkah-langkah dalam menghitung validasi butir soal dengan SPSS for windows versi 22.0 yaitu: membuka SPSS for windows versi 22.0 – file new data – data view – memasukkan data pada tabel data view – variable view - analyze – correlate - bivariate – bivarriate correlation – memasukkan semua variabel ke

dalam variables – ok. Hasil validitas pada butir soal dapat dilihat pada output SPSS. Kriteria kevalidan soal adalah jika rhitung > rtabel maka koefisien item soal

tersebut valid dan jika rhitung negatif dan rhitung ≤ rtabel maka koefisien item soal tidak

valid, rtabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (ɑ = 0,05) dengan derajat

kebebasan (dk) = n-2.

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan validitas ditunjukkan pada tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8

Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,800 - 1,00 0,600 - 0,800 0,400 - 0,600 0,200 - 0,400 0,00 - 0,200 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Arikunto, 2012: 89)

Instrumen soal tes yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di kelas VI SD Negeri Munding pada tanggal 11 Maret 2015. Dalam uji tes ini, jumlah data siswa kelas VI sebanyak 25 siswa sehingga dapat diperoleh (N=25). Untuk N=25 dan taraf signifikan 5%, nilai r adalah 0,396. Sehingga butir soal dapat dikatakan valid jika r hasil perhitungan > 0,396. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS for windows versi

(17)

Tabel 9

Hasil Uji Validitas Instrumen 1 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 17,7600 30,440 ,520 ,958 VAR00003 17,8000 29,750 ,596 ,958 VAR00005 17,7600 30,440 ,520 ,958 VAR00007 17,9600 27,040 ,970 ,953 VAR00011 17,7600 30,440 ,520 ,958 VAR00012 17,7600 30,440 ,520 ,958 VAR00013 17,9600 27,040 ,970 ,953 VAR00015 17,7600 30,440 ,520 ,958 VAR00018 17,7600 30,440 ,520 ,958 VAR00019 17,7600 30,440 ,520 ,958 VAR00020 17,7600 30,440 ,520 ,958 VAR00023 17,8000 29,667 ,624 ,957 VAR00024 17,9200 28,243 ,741 ,956 VAR00026 17,9600 27,040 ,970 ,953 VAR00028 18,0000 27,250 ,871 ,954 VAR00030 18,0000 27,250 ,871 ,954 VAR00032 17,9200 28,243 ,741 ,956 VAR00034 17,9200 28,243 ,741 ,956 VAR00036 17,9200 27,743 ,864 ,954 VAR00037 17,9600 28,707 ,584 ,958 VAR00038 17,9200 28,243 ,741 ,956 VAR00040 18,0000 27,250 ,871 ,954

Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa dari 22 item soal seluruhnya valid. Dari 22 item soal yang valid, sebanyak 20 item soal yang akan digunakan untuk instrument penelitian dan 2 item soal yang tidak digunakan dalam instrument penelitian. Berikut tabel 10 yang menunjukkan item soal yang valid dan tidak valid.

Tabel 10

Pengelompokkan Item Soal Valid dan Tidak Valid

No. Soal Valid Soal Tidak Valid

1. 1, 3, 5, 7, 11, 12, 13, 15, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 28, 30, 32 34, 36, 37, 38, 40

2, 4, 6, 8, 9, 10, 14, 16, 17, 21, 22, 25, 27, 29, 31, 33, 35, 39

(18)

3.5.3.2. Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas instrumen adalah ketetapan atau keajegan instrumen tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011: 172).

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan SPSS

for windows versi 22.0. Langkah-langkah dalam menghitung atau mengetahui

reliabilitas butir soal yaitu : analyze – scale – reliability analysis – item soal yang valid dipindah ke dalam items, item yang gugur diabaikan – statistics – scale if item

deleted – continue – ok. Nilai r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r

product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5% . Jika rhitung rtabbel maka item

tes yang diuji cobakan tersebut adalah reliabel.

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan reliabilitas ditunjukkan oleh tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11

Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,800-1,00 0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0,00-0,200 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Arikunto, 2012: 89)

Pengujian reliabilitas instrument menggunakan alpha dari cronbach dan perhitungannya dilakukan dengan SPSS for windows versi 22.0. Hasil reliabilitas instrument dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini:

(19)

Tabel 12 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

,956 22

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrument sebesar 0,956 termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

3.5.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki butir soal dengan tingkat kesukaran yang seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut Arikunto (2012: 222) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

Besarnya indeks kesukaran soal (difficulty index) pada soal evaluasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,0. Artinya soal dengan indeks kesukaran 0,0 menujukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya jika indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Sehingga semakin mudah soal evaluasi yang diberikan, maka semakin besar pula indeksnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 223) rumus untuk mencari tingkat kesukaran soal/ indeks kesukaran adalah sebagai berikut:

Keterangan:

(20)

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran soal diklasifikasikan pada tabel 13 berikut ini: Tabel 13

Indeks Kesukaran Soal

P – P Klasifikasi

0,00 – 0,30 Soal Sukar

0,31 – 0,70 Soal Sedang

0,71 – 1,00 Soal Mudah

Berdasarkan instrumen soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan indeks kesukaran soal. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:

Tabel 14

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Nomor Item Soal Indeks Kesukaran Soal Klasifikasi

1 0,96 Soal Mudah 2 0,92 Soal Mudah 3 0,92 Soal Mudah 4 1 Soal Mudah 5 0,96 Soal Mudah 6 0,96 Soal Mudah 7 0,76 Soal Mudah 8 0,44 Soal Sedang 9 0,8 Soal Mudah 10 0,96 Soal Mudah 11 0,96 Soal Mudah 12 0,96 Soal Mudah 13 0,76 Soal Mudah 14 1 Soal Mudah 15 0,96 Soal Mudah 16 0,92 Soal Mudah 17 0,92 Soal Mudah 18 0,96 Soal Mudah 19 0,96 Soal Mudah 20 0,96 Soal Mudah 21 0,92 Soal Mudah 22 0,96 Soal Mudah

(21)

23 0,92 Soal Mudah 24 0,8 Soal Mudah 25 0,96 Soal Mudah 26 0,76 Soal Mudah 27 0,88 Soal Mudah 28 0,72 Soal Mudah 29 0,92 Soal Mudah 30 0,72 Soal Mudah 31 0,92 Soal Mudah 32 0,72 Soal Mudah 33 0,92 Soal Mudah 34 0,8 Soal Mudah 35 0,44 Soal Sedang 36 0,8 Soal Mudah 37 0,76 Soal Mudah 38 0,8 Soal Mudah 39 0 Soal Sukar 40 0,72 Soal Mudah

Berdasarkan hasil uji validitas soal menggunakan SPSS for windows versi 22.0, dari 40 item soal terdapat 22 item soal yang valid dan 28 item soal tidak valid. Dari 22 item soal tersebut akan diambil 20 item soal yang digunakan untuk instrumen penelitian dan 2 item soal tidak digunakan. Dari 20 item soal tersebut diklasifikasikan menurut indeks kesukaran soal seperti yang terdapat dalam tabel 15 berikut ini:

Tabel 15

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Untuk Instrumen Penelitian

Nomor Item Soal Indeks Kesukaran Soal Klasifikasi

1 0,96 Soal Mudah 3 0,92 Soal Mudah 5 0,96 Soal Mudah 7 0,76 Soal Mudah 11 0,96 Soal Mudah 12 0,96 Soal Mudah 13 0,76 Soal Mudah 15 0,96 Soal Mudah 18 0,96 Soal Mudah 19 0,96 Soal Mudah

(22)

20 0,96 Soal Mudah 23 0,92 Soal Mudah 24 0,8 Soal Mudah 26 0,76 Soal Mudah 28 0,72 Soal Mudah 30 0,72 Soal Mudah 32 0,72 Soal Mudah 34 0,8 Soal Mudah 36 0,8 Soal Mudah 37 0,76 Soal Mudah 38 0,8 Soal Mudah 40 0,72 Soal Mudah 3.5.5 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelas kontrol dengan kelas eksperimen mempunyai varian yang sama atau tidak. Dalam uji homogenitas ini menggunakan SPSS for windows versi 22.0 yaitu dengan tabel F test (Levenes Test). Langkah-langkah dalam uji homogenitas yaitu: data view –variable view – analyze –

compare means – one way anova – memindahkan data ke kolom dependent list dan factor – options – statistics - test of homogeneity of variances – continue – ok.

Kriteria pengujian uji homogenitas untuk menentukan kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen atau tidak adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 (Priyatno, 2010: 76) maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang tidak homogen.

Sebelum diberikan treatment kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlebih dahulu peneliti memberikan pretest (pemberian tes awal) untuk menguji kesetaraan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji homogenitas pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini:

(23)

Tabel 16

Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Test of Homogeneity of Variances

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,325 1 53 ,571

Berdasarkan tabel F test (Levenes Test) pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari kelas yang homogen. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan kriteria pengujian untuk nilai F sebesar 0,325 dengan nilai signifikansinya 0,571. Karena signifikansi > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua kelas berasal dari kelas yang homogen.

3.5.6 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji Lilliefors dengan melihat nilai pada Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS for

windows versi 22.0. Data dinyatakan berdestribusi normal jika signifikansi lebih

besar dari 0,05 (Priyatno, 2010: 71). Langkah-langkah dalam uji normalitas yaitu:

data view – variable view – analyze – nonparametric tests – legacy dialogs – 1 samples KS – memindahkan data ke test variable list – ok. Hasil uji normalitas pretest

(24)

Tabel 17

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen N 25 30 Normal Parametersa,b Mean 63,5200 65,6667 Std. Deviation 7,14796 7,39214 Most Extreme Differences Absolute ,153 ,123 Positive ,153 ,123 Negative -,127 -,104 Test Statistic ,153 ,123

Asymp. Sig. (2-tailed) ,133c ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 17 diperoleh hasil bahwa data uji normalitas kelas kontrol dan kelas eksperimen yang didapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil signifikansi > 0,05 yaitu kelas kontrol sebesar 0,133 dan kelas eksperimen sebesar 0,200. Jadi dari output tabel hasil uji normalitas dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan statistik parametrik. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi. Statistik parametrik memerlukan terpenuhi beberapa asumsi. Asumsi yang utama adalah dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelas yang diuji harus homogen. Selanjutnya, data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Statistik

(25)

parametrik digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio. Analisis data penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for windows versi 22.0.

Pada tahap deskripsi data, langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat rangkuman destribusi data posttest dari hasil descriptive

statistic program SPSS for windows versi 22.0.Descriptive statisticmenggambarkan

tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai maksimum, nilai minimum, mean, dan standar deviasi. Sedangkan analisis parametrik untuk analisis parametrik data yang digunakan adalah uji t-test. Untuk melakukan ujit-test(Independent Samples

T-Test) sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji homogenitas dan uji

normalitas.

Uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test ( Levenes Test), artinya jika varian sama maka uji t-test menggunakan Equal Variances Assumsed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not

Assumsed(diasumsikan varian berbeda). Pada tahap pengujian hipotesis, teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji t-test

(Independent Samples T-Test)dengan bantuan SPSS for windows versi 22.0.. Uji ini

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kedua kelas. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi.

Cara menganalisis data dengan menggunakan uji t-test yaitu jika thitung> ttabel

{nilai ttabel dicari menggunakan rumus pada Microsoft Excel =tinv(0,05;df)} dan

diperoleh signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, tetapi jika thitung< ttabel

dan diperoleh signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 = tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe Make a Match berbantuan media dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V semester II SD Negeri Munding Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

Ha = ada perbedaan pengaruh penggunaan model kooperatif tipe Make a Match

(26)

IPA siswa kelas V semester II SD Negeri Munding Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

Apabila H0 ditolak, itu berarti Ha diterimamaka skor rata-rata hasil belajar IPA

pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dengan demikian, ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V semester II SD Negeri Munding Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

Gambar

Tabel 12  Hasil Uji Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. b) Guru melakukan refleksi dan memberikan penguatan kepada siswa. c) Guru memberikan tugas

Guru memberikan waktu 5 menit kepada siswa untuk mencari pasangan berdasarkan kartu yang dipeganngnya8. Siswa mencari pasangan yang cocok dari jawaban/soal dimiliki

Apersepsi Untuk membimbing siswa mengingatkan materi dari pertemuan yang lalu guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan siswa tentang

Untuk menguji kevaliditasan angket motivasi yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode Make A Match,

Pada kegiatan awal guru telah mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran.Guru masih belum memberikan apersepsi kepada siswa.Guru juga belum memberikan kesempatan

a) Kegiatan awal : guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah- langkah pembelajaran, kemudian guru memberikan motivasi dalam membangkitkan rasa ingin tahu

Pelaksanaan RPP pada pertemuan ketiga terdiri dari apersepsi, guru mengucapkan salam pembuka, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memotivasi siswa dengan

Guru memberikan apersepsi dan peserta didik mencermati apersepsi yang disampaikan guru untuk menggali informasi prasyarat yang sudah dimiliki Peserta didik dengan memberikan pertanyaan