• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

22 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang SDN Tlogo terletak lingkungan pedesaan yang jauh dari keramaian dan kebisingan kendaraan. Sarana dan prasarana dalam sekolah ini cukup memadai seperti adanya alat peraga, buku-buku penunjang, peralatan olahraga. Prestasi yang diraih di SDN Tlogo adalah dalam bidang olahraga terutama voli yang berjenjang nasional.

Lingkungan sekolah yang luas. SDN Tlogo memiliki ruangan berjumlah 12 ruang yaitu 1 ruang perpustakan, 1 lab komputer, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 2 ruang kelas 1 pararel, 1 ruang kelas 2, 1 ruang kelas 3, 1 ruang kelas 4, 1 ruang kelas 5 dan 1 ruang kelas 6. lapangan yang sangat luas, ada lapangan bola dan lapangan untuk bermain voli. Jumlah guru SD Negeri Tlogo 16 guru, yaitu guru kelas 1- 6, 1 guru agama kristen, 1 guru agama islam, 1 guru agama budha, 1 guru olahraga, 1 guru sbk.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 19 laki-laki dan 13 perempuan. Karakteristik siswa yang berbeda-beda dan tingkat kemampuan yang bervariasi ada yang kurang, ada yang sedang dan ada yang diatas rata-rata. Sebagian besar pekerjaan orangtua siswa adalah karyawan swasta dan petani.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013 /2014, yaitu bulan Maret sampai dengan bulan April 2014. Karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.

(2)

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional 3.2.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Dalam pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together akan mempengaruhi hasil belajar IPA. Sedangkan variabel akibat atau variabel terikat adalah yang menerima pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah hasil belajar IPA. Dalam pembelajaran hasil belajar IPA akan meningkat karena menerima penggaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

3.2.2 Definisi Oprasional

Definisi operasional ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang dapat menimbulkan kerancuan dalam mengartikan judul, maksud dari penelitian dan merupakan suatu bentuk kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan permasalahan yang ada. Sesuai dengan judul “Penggunaan Model Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014”, maka batasan pengertian di atas meliputi: Numbered Heads Together dan Hasil Belajar

Numbered Heads Together adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dibuat suatu diskusi kelompok yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang secara heterogen, dimana setiap siswa masing-masing mempunyai nomor, kemudian nomor tersebut akan dipanggil oleh guru untuk menjawab pertanyaan. Ada 6 langkah dalam pembelajaran Numbered Heads Together yaitu persiapan, pembentukan kelompok, pemberian tugas, diskusi masalah/berpikir bersama , memanggil nomor secara acak, memberi kesimpulan.

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan dan perubahan perilaku atau kemampuan siswa setelah mengalami proses belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar IPA adalah penguasaan pengetahuan/aspek kognitif yang diperoleh

(3)

dari penilaian formatif melalui tes tertulis yang diberikan oleh guru berbentuk pilihan ganda.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda secara garis besar terdapat. Masing-masing siklus mempunyai tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Secara umum, Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2006:93) menggambarkan alur sebagai berikut:

(4)

Sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan atau observasi mengenai jalannya tindakan dalam pembelajaran, kemudian melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus selanjutnya yang pelaksanaanya sama pada siklus I.

3.3.1 Tindakan Siklus1 a) Perencanaan

Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini adalah merencanakan dan merancang tindakan pembelajaran IPA kelas 4. Mempersiapkan perijinan di sekolah untuk melaksanakan tindakan siklus I, berkonsultasi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai penelitian, mengkonsultasikan tanggal pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah dan guru, menyiapkan RPP, melakukan validasi dan mempersiapkan instrumen. Instrumen yang disiapkan berupa soal tes yang telah divalidasi dan lembar observasi guru dalam pelaksanaan model Numbered Heads Together. Dipersiapkan pula alat yang akan mendukung pembelajaran yaitu lembar soal dan nomor kepala serta menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan.

b) Pelaksanaan dan Pengamatan

Dalam pelaksanaan siklus I yaitu 3 pertemuan yaitu pertemuan pertama guru membuka pelajaran, mempresensi, apersepsi dan motivasi. Guru menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru melakukan tanya jawab serta menjelaskan materi secara singkat. Guru menjelaskan langkah metode pembelajaran Numbered Heads Together. Siswa dibagi dalam 6 kelompok belajar yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5. Setiap kelompok siswa diberikan soal atau pertanyaan tentang materi kemudian mendiskusikan jawaban. Guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah melakukan

(5)

diskusi, guru menyebutkan satu nomor secara acak dan anak yang merasa nomornya disebutkan mengangkat tangannya lalu maju melaporkan hasil diskusi. Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kemudian membuat kesimpulan. Pada kegiatan penutup siswa dibimbing guru membuat rangkuman dan melakukan refleksi. pertemuan kedua guru membuka pelajaran, mempresensi, apersepsi dan motivasi. Guru menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru melakukan tanya jawab serta menjelaskan materi secara singkat. Guru menjelaskan langkah metode pembelajaran Numbered Heads Together. Siswa dibagi dalam 6 kelompok belajar yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5. Setiap kelompok siswa diberikan soal atau pertanyaan tentang materi kemudian mendiskusikan jawaban. Guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah melakukan diskusi, guru menyebutkan satu nomor secara acak dan anak yang merasa nomornya disebutkan mengangkat tangannya lalu maju melaporkan hasil diskusi. Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kemudian membuat kesimpulan. Pada kegiatan penutup siswa dibimbing guru membuat rangkuman dan melakukan refleksi. Peretmuan ketiga guru hanya membahas kembali materi yang sudah dpelajari, dan bertanya jawab anatar guru dan siswa, apakah masiha ada yang belum mengerti dan paham atas penyampaian materi dan setelah itu guru memberikan soal evaluasi. Dalam jalannya proses pembelajaran selama proses KBM berlangsung, Hal yang diamati adalah keterlaksanaan sintak model pembelajaran Numbered Heads Together mengamati apa saja yang menjadi kendala-kendala yang ada dalam proses pembelajaran dalam lembar observasi yang telah disediakan.

(6)

c) Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisis pelaksanaan tindakan setelah kegiatan belajar mengajar berakhir sebagai bahan refleksi. Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran. Bila melalui penggunaan model Numbered Heads Together terhadap hasil belajar siswa masih rendah dalam mata pelajaran IPA yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan perbaikan pada siklus II.

3.3.2 Pelaksanaan Siklus2

Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 setelah melakukan pembelajaran melalui penggunaan model Numbered Heads Together adalah degan teknik tes dan observasi. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses belajar, sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa pada setiap siklus. Observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keterlaksanaan sintak yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan Numbered Heads Together.

(7)

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan efektifitas belajar IPA adalah lembar tes dan lembar observasi. Lembar tes hasil belajar dan lembar observasi disusun berdasarkan indikator prosedur penyusunan butir soal dan sintaks model pembelajaran.

3.4.2.1 Lembar Tes

Soal tes yang diberikan adalah soal tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda digunakan untuk mengaetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan setelah proses belajar mengajar pada pertemuan ketiga tiap siklus.

Pembuatan lembar tes menggunakan prosedur penyusunan butir soal. Menurut Sudjana (2011:149) langkah-langkah penyusunan instrumen tes tertulis yaitu: (a) memperhatikan persyaratan penyusunan tes tertulis, baik dari aspek materi/isi/konsep, konstruksi maupun bahas, (b) mengacu pada indikator pencapaian, (c) memilih bentuk butir yang sesuai dengan indikator, dalam penelitian ini memilih bentuk pilihan ganda, (d) membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran. Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa, dengan menilai hasil tes evaluasi siswa dengan teknik berikut: Jumlah skor dibagi skor maksimal dikali seratus.

(8)

Tabel 2

Kisi-kisi Instrumen Evaluasi IPA Siklus I

Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Item Soal

No Item Jumla h item 10.Memaha mi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan 10.1 Mendeskripsik an berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut) Mendeskripsikan penyebab lingkungan fisik oleh angin

1,5, 6,12

4

Menyebutkan penyebab pengaruh angin yang menghasilkan perubahan menguntungkan

3,7, 8,12

4

Menyebutkan penyebab pengaruh angin yang menghasilkan perubahan merugikan 2,4,9, 10,11, 14,15 7 Mendeskripsikan penyebab perubahan lingkungan fisik oleh hujan

16,17, 18,26, 27,28

6

Menyebutkan penyebab pengaruh hujan yang menghasilkan perubahan menguntungkan

19,23 2

Menyebutkan penyebab pengaruh hujan yang menghasilkan perubahan merugikan

20,21, 22,24, 25

5

Menyebutkan penyebab pengaruh cahaya matahari yang menghasilkan perubahan menguntungkan

30,32 2

Menyebutkan penyebab pengaruh cahaya matahari yang menghasilkan perubahan merugikan

29,31 2

Mendeskripsikan penyebab perubahan lingkungan fisik oleh gelombang laut

33,34, 35

3

Menyebutkan penyebab pengaruh gelombang laut yang menghasilkan perubahan merugikan

36,38, 39

(9)

Berdasarkan Tabel 2 kisi-kisi instrumen evaluasi IPA siklus I berjumlah 40 soal. Soal dibuat menyesuaikan SK dan KD kemudian dijabarkan kedalam beberapa indikator, Setiap soal mewakili setiap indikator yang ada dalam siklus I.

Tabel 3

Kisi-kisi Instrumen Evaluasi IPA Siklus II

Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Item soal

No item Jumlah item 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) Menjelaskan perubahan

lingkungan fisik terhadap

daratan akibat pengaruh erosi

1,2 ,3 4,5,7, 18,

7

Menjelaskan perubahan

lingkungan fisik terhadap

daratan akibat pengaruh abrasi

6 ,8, 16,17 20, 21, 22

7

Menjelaskan perubahan

lingkungan fisik terhadap

daratan akibat pengaruh banjir

9,10,11, 13,19, 25

6

Menjelaskan perubahan

lingkungan fisik terhadap

daratan akibat pengaruh tanah longsor

12, 14,15, 23, 24

5

Berdasarkan Tabel 3 kisi-kisi instrumen evaluasi IPA siklus I berjumlah 25 soal. Soal dibuat menyesuaikan SK dan KD kemudian dijabarkan kedalam beberapa indikator, Setiap soal mewakili setiap indikator yang ada dalam siklus II.

3.4.2.2 Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan hal yang diamati yaitu mengenai kemampuan siswa dalam memahami materi yang

(10)

diajarkan guru dengan menerapkan sintak model Numbered Heads Together. Kisi-kisi instrumen lembar pengamatan berdasarkan indikator tersebut maka dijabarkan ke dalam beberapa item pernyataan. Data observasi belajar dinilai dengan kategori penskoran sebagai berikut:

Skor 20-49% = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang. Skor 50-69% = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup. Skor 70-89% = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik. Skor 90-100 % = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru kategori sangat baik

Tabel 4

Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak Penggunaan Number Head Together Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Tahun Pelajaran

2013/2014

No Tahap Sintaks Pembelajaran No

item

1 Kegiatan Awal

1. Guru membuka pembelajaran 2. Guru mempresensi siswa

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru melakukan apersepsi

5. Guru memotivasi siswa

1 2 3 4 5 2 Kegiatan Inti 1. Pembentukan kelompok

Guru membagi siswa kedalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 siswa.

6

2. Penomoran anggota kelompok

Guru memberi nomor kepada setiap anggota kelompok. Nomor terdiri dari 1 sampai 5.

7

3. Pembagian tugas

Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk dikerjakan.

8

4. Diskusi kelompok

Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi.

9

5. Memanggil nomor

Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang dipanggil nomornya mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas.

(11)

6. Menjawab pertanyaan

Guru membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan yang ada di LKS.

11

7. Menanggapi jawaban

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang disampaikan.

12

8. Memberi kesimpulan

Guru membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas.

13

3 Kegiatan Penutup

1. Siswa bersama guru membuat rangkuman 2. Siswa bersama guru melakukan refleksi 3. Guru memberikan evaluasi

14 15 16

3.5 Validitas dan Reliabilitas

Dalam sub bab validitas dan reliabilitas akan disajikan pengertian, rumus validitas instrumen dan hasil validitas instrumen siklus I dan siklus II. Selain uji validitas akan disajikan pula pengertian, rumus uji reliabilitas dan hasil reliabilitas instrumen siklus I dan instrumen siklus II.

3.5.1 Validitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Instrumen siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 27 maret 2014 dan instrumen siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 april 2014. Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrumen adalah mengetahui kelayakan butir soal yang nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian. Priyatno (2009:97) mengemukakan bahwa instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Pengambilan keputusan pada uji validitas biasanya dilakukan dengan membandingkan correted item to total correlation dengan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi.

(12)

Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah responden 33 siswa dan jumlah soal 40 butir soal. Hasil uji validitas butir soal tersaji pada Tabel 5 dan 6 berikut ini:

Tabel 5

Hasil Validitas Butir Soal Evaluasi Siklus I

Indikator

Nomor Soal

Valid Tidak Valid

Mendeskripsikan penyebab perubahan lingkungan fisik oleh angin

1,5,6, 12

1,12 5,6

Menyebutkan pengaruh angin yang menghasilkan perubahan menguntungkan

3,7, 8,13

3 7,8,

13

Menyebutkan pengaruh angin yang menghasilkan perubahan merugikan

2,4,9,10, 11,14,15

4,10 2,9,11, 14,15 Mendeskripsikan penyebab perubahan

lingkungan fisik oleh hujan

16,17,18, 26,27,28

17,26,28 16,18,27

Menyebutkan pengaruh hujan yang menghasilkan perubahan menguntungkan

19,23 19 23

Menyebutkan pengaruh hujan yang menghasilkan perubahan merugikan

20, 22, 24,25

20,24 22,25

Menyebutkan pengaruh cahaya matahari yang menghasilkan perubahan menguntungkan

30,32 30,32

Menyebutkan pengaruh cahaya matahari yang menghasilkan perubahan merugikan

21, 29,31 21,31 29

Mendeskripsikan penyebab perubahan lingkungan fisik oleh gelombang laut

33,34,35, 37,40

33,35,37 34,40

Menyebutkan pengaruh gelombang laut yang menghasilkan perubahan merugikan

36,38,39 36,38 39

Berdasarkan Tabel 5 dari 40 butir soal yang diujikan, sebanyak 20 soal yang valid dan 20 soal yang tidak valid. Dengan demikian instrumen tersebut dapat digunakan sebagai instrumen evaluasi siklus I dalam penelitian yang dilakukan. Instrumen siklus 2 hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 6:

(13)

Tabel 6

Hasil Validitas Butir Soal Evaluasi Siklus II

Indikator

Nomor

Soal Valid

Tidak Valid

Menjelaskan perubahan lingkungan fisik terhadap daratan akibat pengaruh erosi

1,2 ,3 4,5,7, 18,

1,2 ,3 4,5,7, 18

Menjelaskan perubahan lingkungan fisik terhadap daratan akibat pengaruh abrasi

6 ,8, 16,17 20, 21,

22

8, 16,17,21 6,20,22

Menjelaskan perubahan lingkungan fisik terhadap daratan akibat pengaruh banjir

9,10,11, 13,18, 19, 25 9,10,11, 13,18, 19, 25 Menjelaskan perubahan lingkungan fisik

terhadap daratan akibat pengaruh tanah longsor

12,14 15, 23,

24

12,14,15 23,24

Berdasarkan Tabel 6 dari 25 butir soal yang diujikan, sebanyak 20 soal yang valid dan 5 soal yang tidak valid. Dengan demikian instrumen tersebut dapat digunakan sebagai instrumen evaluasi siklus II dalam penelitian yang dilakukan.

3.5.2 Reliabilitas

Selain uji validitas instrumen juga dilakukan uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus alpha-Cronbach. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Untuk menguji reliabilitas instrumen dengan meggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan memakai program SPSS 20.0 for

(14)

windows. Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2012:98) menyatakan batasan pengujian reliabilitas adalah:

< 0,6 : Reliabilitas kurang baik 0,6- 0,8 : Reliabilitas dapat diterima > 0,8 : Reliabilitas baik

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai instrumen evaluasi siklus I dapat dilihat pada Tabel 7:

Tabel 7

Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .840 40

Berdasarkan Tabel 7 uji reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .840 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas baik

Tabel 8

Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .832 25

Berdasarkan Tabel 8 uji reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .832 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas dapat diterima.

(15)

3.6 Indikator Kinerja

Tolak ukur keberhasilan dari model Numbered Heads Together pada pelajaran IPA yaitu siswa dapat memahami dan mengerti dengan mudah materi yang dipelajari. Indikator ini merupakan tempat dari rencana yang telah dibuat dan implikasinya dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Indikator keberhasilan bagi siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika minimal 85% siswa yang diajar dengan menggunakan model Numbered Heads Together dapat memperoleh nilai diatas 62 (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Indikator kinerja yang berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bagi guru, berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads Together jika minimal 85% skenario pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan.

3.7 Teknik Analisi Data

Teknik analisis data menggunakan analisis uji ketuntasan dan analisis deskriptif komparatif. Analisis uji ketuntasan adalah analisis membandingkan skor yang diperoleh dengan KKM. Analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes sebelum perbaikan dengan nilai tes antar siklus. Data kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai sebelum tindakan, siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.

Gambar

Gambar 2. Bagan Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

DPPA - SKPD 2.2 Rincian Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program Satuan Kerja Perangkat Daerah DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN.. SATUAN

Pada AstorGame, kami merancang untuk memanfaatkan teknologi baru untuk melakukan penambahbaikan kualiti dan menghasilkan nilai tambah bagi pelanggan kami, membina diri,

Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2003a, Modul Pelatihan Auditor Internal Halal,

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir.. Bahan tambahan yang

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah masa kerja, dan insentif berpengaruh pada sikap kerja karyawan di rumah Batik Fendy.. Lingkup Penelitian

Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara ekspresi TIMP-2 pada percontoh karsinoma sel skuamosa laring yang bermetastasis leher dan tanpa

Keberhasilan dan keberlanjutan produktivitas tanaman padi sawah memerlukan motivasi petani yang baik dalam mengusahakan usaha tani padi sawah.Agar motivasi

Hasil penelitian dan pembahasan pemberian ekstrak kacang merah (Phaseolus vulgaris, L.) terhadap perkembangan jumlah folikel ovarium tikus putih (Rattus norvegicus, L.)