• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester I Tahun Pelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester I Tahun Pelajaran"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

diketahui metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah, hal tersebut menyebabkan rendahnya ketuntasan belajar siswa. Pada kondisi sebelum tindakan ini, diketahui bahwa banyak siswa yang nilainya belum memenuhi kriteria ketuntasan kelas atau KKM ( KKM ≥ 65), di mana dari total siswa yaitu 39 siswa, terdapat 18 siswa (46.15%) yang dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran IPA dan sebanyak 21 siswa (53.85%) dinyatakan tuntas atau telah memenuhi KKM dalam pembelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan batasan ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 65, maka siswa yang tuntas dan yang belum tuntas belajarnya pada pelajaran IPA sebelum tindakan disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Dsitribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Pra Siklus

No Skor Ketuntasan Frekuensi (%)

1 65 Tidak Tuntas 18 46.15

2 ≥ 65 Tuntas 21 53.85

Total 37 100

Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan data dari tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas hasil belajarnya atau belum tuntas ada 18 siswa (46.15%) dari total keseluruhan siswa, dan siswa yang telah tuntas hasil belajarnya ada 21 siswa (53.85%) dari keselutuhan siswa. Berdasarkan pada kondisi tersebut maka dibutuhkan suatu tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas 4 SD Negeri Tlogo yaitu dengan menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning) pada pembelajaran IPA kelas 4 SD Negeri

(2)

2. Pelaksanaan Siklus I

a. Pertemuan I

Pelaksanaan siklus I dengan kompetensi dasar Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya dilakukan melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang sesuai dengan tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16). Langkah pelaksanaan siklus I diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang diperlukan dan dilaksanankan saat pembelajaran. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi. Adapun penjelasan masing-masing tahapan dijabarkan sebagai berikut.

a) Tahap Perencanaan Tindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis, antara lain:

1) Memeriksa kembali RPP yang telah disusun, sambil mencermati kembali setiap butir yang direncanakan untuk dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan.

2) Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan. Setelah itu dilakukan pengecekan lagi alat peraga tersebut apakah sudah benar-benar tersedia dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang hendak dilakukan.

3) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan guru yang mendampingi sebagai observer.

(3)

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, maka disepakatilah untuk melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang terdiri dari dua pertemuan pembelajaran yaitu:

Pertemuan I

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan bagian-bagian dari tumbuhan.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, yang dilakukan adalah menjelaskan materi pembelajaran yaitu bagian-bagian dari akar dan fungsinya. Guru memaparkan materi dengan menggunakan permodelan menggunakan gambar-gambar akar serta menggunakan akar dari tumbuhan. Guru memberikan masalah atau pertanyaan kepada siswa. Kemudian siswa menyelesaikan soal sudah dipersiapkan oleh guru. Bersama dengan guru siswa membahas soal yang telah dikerjakan. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukkan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami 3) Kegiatan penutup

(4)

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan bagimana bentuk akar? apakah semua tumbuhan memiliki bentuk akar yang sama? guru menunggu respon dari siswa, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti

Pada pertemuan kedua ini, kegiatan inti diawali dengan penjelasan materi yakni tentang jenis-jenis akar dan fungsi akar dalam kehidupan sehari-hari baik bagi tumbuhan maupun bagi manusia. Untuk memberikan penjelasan tentang sub materi tersebut, guru menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Guru memaparkan materi dengan menggunakan

permodelan yakni dengan akar dari tumbuhan. Kemudian Siswa didorong mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang akan dibahas. Guru memberikan soal pada siswa. Siswa menyelesaikan soal yang didapat. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, siswa membahas soal dengan bimbingan guru. 3) Kegiatan penutup

Setelah waktu selesai, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami pelajaran termasuk metode pembelajarn untuk bertanya, guru bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan dan guru membagikan lembar evaluasi kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan.

(5)

Pada kegiatan ini, yang diamati adalah hasil belajar melalui tes yang dilakukan setelah diberikan tindakan dengan model CTL (Contextual Teaching and Learning). Berikut ini dipaparkan hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dilakukan tindakan pada siklus I, baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.

1) Hasil Observasi Terhadap Guru dan Siswa

Selama proses pembelajaran berlangsung, juga dilakukan pengamatan, baik pengamatan terhadap guru dan siswa dalam menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning) pada pelajaran IPA materi bagian dan fungsi akar selama proses pembelajaran berlangsung.

a) Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati adalah aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pelajaran IPA. Aktivitas guru

yang diamati meliputi aktivitas pada pertemuan pertama dan kedua. Data hasil observasi aktivitas guru menggunakan model CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran IPA, dinilai dengan rumus di bawah ini (Djamarah, 2005: 331):

Dengan kriteria nilai sebagai berikut: 80 ke atas : baik sekali

66 – 79 : baik 56 – 65 : cukup 46 – 55 : kurang 45 ke bawah : gagal

(6)

Learning) secara garis besar sudah cukup baik artinya hampir

seluruh langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang telah dilaksanakan, namun masih terdapat beberapa langkah yang terlewatkan seperti pada pertemuan 1 guru tidak menyampaikan tujuan, siswa tidak tidak diberi kesempatan dalam bertanya, selain itu guru juga belum mengaitkan pembahasan soal ke dalam kehidupan sehari-hari. Adapaun skor yang diperoleh setelah dilakukan perhitungan pada lembar observasi guru pada pertemuan 1 siklus I adalah sebesar 80.95%.

Sama seperti pada pertemuan 1, pada pertemuan 2 siklus I juga dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dalam menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning), adapun rumus perhitungan nya sama seperti pertemuan 1. Hasilnya adalah penerapan model CTL (Contextual Teaching and Learning) yang dilakukan oleh guru jauh lebih baik pada

pertemuan 2 dari pada pertemuan 1, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya skor perolehan yakni sebesar 90.5%. Meskipun demikian masih ada langkah pembelajaran yang terlewatkan seperti guru belum mengaitkan pembahasan soal dalam kehidupan sehari-hari dan guru belum memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukkan pertanyaan. Adapun kekurangan-kekurangan selama siklus I baik dari pertemuan 1 dan 2 akan menjadi refleksi sehingga dapat dicari solusi dari kendala tersebut

b) Aktivitas Siswa

Selain aktivitas guru, pengamatan juga dilakukan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran hal ini bertujuan untuk memngetahui apakah model CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat diikuti oleh siswa dengan baik atau tidak,

(7)

siswa. Penghitungan aktivitas siswa, sama juga dengan mengikuti persamaan dalam menghitung aktivitas guru menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran, dengan persamaan berikut:

Dengan kriteria nilai sebagai berikut: 80 ke atas : baik sekali

66 – 79 : baik 56 – 65 : cukup 46 – 55 : kurang 45 ke bawah : gagal

Perolehan skor pada pertemuan 1 siklus I pada lembar observasi siswa adalah sebesar 80%. Kondisi tersebut berada pada kategori yang baik dalam arti siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan model CTL (Contextual Teaching and Learning). Meskipun demikian, masih ditemukan kendala yang

dialami siswa selama pembelajaran berlangsung, diantaranya ketika guru mengajukkan pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang terlihat berani menjawab, siswa tidak mengaitkan pembelajaran dengan kondisi sehari-hari, siswa juga tidak mengajukkan pertanyaan atau menanggapi penjelasan dari guru.

(8)

serta siswa belum mengajukkan pertanyaan atau menanggapi penjelasan dari guru.

2) Hasil belajar Siswa pada Siklus I

Hasil belajar belajar pada siklus I yang diperoleh selama proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model CTL kelas 4 SDN Tlogo, adalah sebagai berikut: diberikan tindakan pada siklus I, di mana siswa yang mendapatkan nilai 60-64 juga berjumlah 7 siswa dengan prosentase 17.95%. Siswa yang mendapatkan nilai antara 65 – 69 berjumlah 6 siswa atau 15.38%, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 70 – 74 sebanyak 14 siswa atau 35.90%, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 75 – 79 atau 20%, 4 siswa mendapatkan nilai pada rentang 80 – 84 atau sebesar 10.27%, dan ada 3 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 85 – 90 atau 7.7%, siswa yang mendapat nilai pada rentang 90 – 94 ada 5 atau 12.8% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang antara 95 – 100. Nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 72.6. Nilai terendah dicapai dengan nilai 60 dan nilai tertinggi adalah 90.

(9)

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan

No Skor Ketuntasan Frekuensi (%)

1 65 Tidak Tuntas 7 17.95

2 ≥ 65 Tuntas 32 82.05

Total 37 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I, yang mencapai kentuntasan belajar (KKM ≥ 65) sebanyak 32 siswa atau 82.05% dari kondisi awal yang hanya mencapai 53.85%, sedangkan siswa yang belum mencapai kentuntasan belajar pada siklus I sebanyak 7 siswa atau sebanyak 17.95%, dari kondisi awal sebelum tindakan yaitu 46.15%.. Berikut prosentase hasil belajar siklus I disajikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Dsitribusi Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus I

Berdasarkan pengamatan, setelah diadakan penelitian tindakan siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena siswa merasa senang dengan permodelan yang dilakukan oleh guru dalam menerangkan materi ajar.

d) Refleksi

(10)

diketahui faktor penyebab kekurang keberhasilan dalam pembelajaran yaitu:

1) Guru belum maksimal dalam membimbing siswa dalam menyelesaikan tugasnya.

2) Guru tidak memantau kegiatan siswa, sehingga ada beberapa siswa yang terlihat kebingungan dalam menyelesaikan tugasnya.

Mencermati kondisi tersebut dan berdasarkan data yang telah dianalisis dan data hasil diskusi, peneliti melakukan penelaahan dan mencoba menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan. Adapun solusi yang disusun peneliti dan guru kelas untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

1) Bimbingan yang dilakukan guru harus menyeluruh, guru harus selalu mengecek pengerjaan soal, sehingga siswa dapat bertanya apabila mengalami kesulitan.

2) Membimbing siswa dalam kegiatan evaluasi

3) Memantau siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

3. Pelaksanaan Siklus II

a. Pertemuan I

Sama seperti pelaksanaan pada siklus I, pelaksanaan pada siklus II dengan kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya dilakukan melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang sesuai dengan tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16). Langkah pelaksanaan siklus II diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang diperlukan dan dilaksanankan saat pembelajaran. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi. Adapun penjelasan masing-masing tahapan dijabarkan sebagai berikut.

(11)

Sebelum dilaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis, antara lain:

1) Memeriksa kembali RPP yang telah disusun, sambil mencermati kembali setiap butir yang direncanakan untuk dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan.

2) Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan. Setelah itu dilakukan pengecekan lagi alat peraga tersebut apakah sudah benar-benar tersedia dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang hendak dilakukan.

3) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan guru yang mendampingi sebagai observer.

b) Pelaksanaan Tindakan

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, maka disepakatilah untuk melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang terdiri dari dua pertemuan pembelajaran yaitu:

Pertemuan I

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah membahas materi pada pembelajaran sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan Inti

(12)

memaparkan materi dengan menggunakan permodelan menggunakan gambar-gambar batang tumbuhan. Guru membagikan soal pada masing-masing siswa. Guru memberi penjelasan mengenai tugas yang akan dikerjakan. Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan tugasnya, guru mengingatkan agar seluruh siswa berpartisipasi aktif, juga selalu memantau kegiatan siswa. Guru memberi penjelasan pada siswa yang terlihat mengalami kesulitan. Setelah selesai mengerjakan tugasnya, siswa dibimbing untuk menyelesaikan tugasnya. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukkan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami. Siswa mengaitkan hasil pembelajaran dengan kondisi di kehidupan sehari-hari. Guru membimbing siswa dalam melakukan evaluasi terhadap hasil pembahasan.

3) Kegiatan penutup

Bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dengan menggunakan model CTL, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum memahami materi pelajaran yang diberikan. Guru memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut di rumah, karena masih akan dilakukan lagi pertemuan berikutnya, dan memberikan PR atau pekerjaan rumah.

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

(13)

respon dari siswa, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti

Pada pertemuan kedua ini, kegiatan inti diawali dengan penjelasan materi yakni tentang jenis-jenis batang dan fungsi batang, baik bagi manusia maupun bagi tumbuhan. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan gambar-gambar batang tumbuhan, ini dilakukan agar siswa dapat belajar sesuai dengan konteksnya. Batang tumbuhan yang diambil adalah batang tumbuhan yang sering siswa lihat, sehingga materi yang diajarkan dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan dunia nyata yang dimengerti siswa. Guru membagikan soal pada siswa. Guru memberi penjelasan mengenai tugas yang akan dikerjakan. Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan tugasnya, guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya terkait tugas yang dikerjakan, juga selalu memantau kegiatan siswa. Guru memberi penjelasan pada siswa yang terlihat mengalami kesulitan. Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa diminta melakukan pembahasan. Guru membimbing siswa dalam melakukan koreksi silang. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukkan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami. Siswa mengaitkan hasil pembelajaran dengan kondisi di kehidupan sehari-hari. Guru membimbimng siswa dalam melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

3) Kegiatan penutup

(14)

c) Observasi

Sama seperti pada siklus I, pada siklus II juga dilakukan pengamatan. Adapun yang diamati adalah hasil belajar melalui tes yang dilakukan setelah diberikan tindakan dengan model CTL. Berikut ini dipaparkan hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dilakukan tindakan pada siklus I, baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.

1) Hasil Observasi Terhadap Guru dan Siswa

Selama proses pembelajaran berlangsung, juga dilakukan pengamatan seperti halnya pada siklus sebelumnya, baik pengamatan terhadap guru dan siswa dalam menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning) pada pelajaran IPA materi bagian dan fungsi akar selama proses pembelajaran berlangsung.

a) Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati adalah aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pelajaran IPA. Aktivitas guru

yang diamati meliputi aktivitas pada pertemuan pertama dan kedua. Data hasil observasi aktivitas guru menggunakan model CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran IPA, dinilai dengan rumus di bawah ini (Djamarah, 2005: 331):

Dengan kriteria nilai sebagai berikut: 80 ke atas : baik sekali

(15)

45 ke bawah : gagal

Melalui hasil perhitungan pada lembar observasi maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning) sudah baik, guru telah menerapkan seluruh

langkah-langkah pembelajaran. Adapaun skor yang diperoleh setelah dilakukan perhitungan pada lembar observasi guru pada pertemuan 1 siklus II adalah sebesar 100%.

Sama seperti pada pertemuan 1, pada pertemuan 2 siklus II juga dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dalam menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning), adapun rumus perhitungan nya sama seperti pertemuan 1. Pada pertemuan 2, guru juga telah menerpkan seluruh langkah-langkah model CTL (Contextual Teaching and Learning). Adapun skor perolehan pada siklus II pertemuan ke 2 adalah 100%. Ini membuktikan bahwa guru telah mampu menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan amat baik.

b) Aktivitas Siswa

Selain aktivitas guru, pengamatan juga dilakukan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran hal ini bertujuan untuk memngetahui apakah model CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat diikuti oleh siswa dengan baik atau tidak,

sehingga hasil dari observasi dapat mendukung hasil belajar siswa. Penghitungan aktivitas siswa, sama juga dengan mengikuti persamaan dalam menghitung aktivitas guru menerapkan model CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran, dengan persamaan berikut:

(16)

80 ke atas : baik sekali observasi siswa adalah sebesar 100%. Kondisi tersebut berada pada kategori yang baik dalam arti siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan model CTL (Contextual Teaching and Learning). Hal ini didukung dengan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru, karena guru telah mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran dengan baik, maka siswa juga dapat mengikuti pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan baik.

Siklus II pertemuan kedua juga diamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching and Learning) pada pelajaran IPA. Hasil aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut diperoleh skor sebesar 100%.

2) Hasil belajar Siswa pada Siklus II

(17)

Sumber: Data Primer

Kondisi perolehan hasil belajar siswa berubah setelah diberikan tindakan pada siklus II, di mana siswa yang mendapatkan nilai antara 65 – 69 berjumlah 8 siswa atau 20.5%, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 70 – 74 sebanyak 7 siswa atau 17.94%, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 75 – 79 ada 4 atau sebesar 10.27%, 5 siswa mendapatkan nilai pada rentang 80 – 84 atau sebesar 12.82%, dan ada 8 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 85 – 90 atau 20.5%, siswa yang mendapat nilai pada rentang 90 – 94 ada 3 atau 7.7% dan 4 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang antara 95 – 100 atau sebesar 10.27%. Nilai rata-rata siswa pada siklus II yaitu 83.25. Nilai terendah dicapai dengan nilai 65 dan nilai tertinggi adalah 100. Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I, yang mencapai kentuntasan belajar (KKM ≥ 65) sebanyak 39 siswa (100%) ini berarti seluruh siswa telah tuntas belajarnya. Pada siklus II ketuntasan terjadi pada seluruh siswa, hasil ini sekaligus menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan dalam penelitian ini.

d) Refleksi

Refleksi merupakan keseluruhan evaluasi yang perlu dilakukan setelah pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pada hasil dari pengamtan baik terhadap guru dalam menggunakan CTL (Contextual Teaching and Learning) dan siswa dalam mengikuti pelajaran

(18)

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model CTL (Contextual Teaching and Learning), serta hasil belajar yang meningkat dari tes

evaluasi siklus II.

4. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan model CTL (Contextual Teaching and Learning) pada mata pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan

pada siklus II ini, perlu dilakukan perbandingan terhadap hasil hasil belajar yang telah diperoleh sebelum dan sesudah menerapkan model model CTL (Contextual Teaching and Learning) pada pelajaran IPA pada siklus I. Hasil perbandingan

tersebut disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

2 Tuntas 21 53.85 32 82.05 39 100

Jumlah 39 100 39 100 39 100

(19)

penggunaan (Contextual Teaching and Learning) pada pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya telah berhasil diterapkan atau dilaksanakan. Berikut digambarkan perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II melalui diagram.

Gambar 4.2 Diagram Batang Ditribusi Ketuntasan Perbandingan Hasil

Belajar Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

2. Pembahasan

Setelah diberikan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II yakni dengan menerapkan model (Contextual Teaching and Learning) maka dapat diketahui adanya peningkatan pada hasil belajar siswa, diketahui pada kondisi sebelum diberikan tindakan, dari 39 siswa pada siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo, siswa yang tuntas belajarnya ada 21 siswa atau sebanyak 53.85%, dan yang belum tuntas belajarnya ada 18 siswa atau sebanyak 46.15%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi tersebut perlu diberi tindakan perbaikan. Setelah diberikan tindakan pada Siklus I, maka dapat diketahui bahwa terdapat 32 siswa atau secara prosentase sebanyak 82.05% dari total siswa yang telah tuntas belajarnya atau telah mencapai KKM (65), dan terdapat pula sebanyak 7 siswa atau secara prosentase sebanyak 17.95% siswa yang belum tuntas atau yang belum tuntas KKM (65), kemudian nilai rata-rata kelas yang didapat adalah 72.6.

(20)

keseluruhan siswa memenuhi atau tuntas belajarnya secara KKM (65) pada pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan.

Hasil penelitian ini memperkuat penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sutinah menunjukkan adanya keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas IVB dengan menerapkan CTL. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat pada siklus II yakni terjadi peningkatan sebesar 94,12% dari kondisi awal 41,18%. Penelitian lainnya adalah penelitian dari Mokhamad Afif yang menunjukkan peningkatan terhadap motivasi belajar siswa sebesar 81 dari kondisi awal 64.

Gambar

Tabel 4.1Dsitribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa
Tabel 4.2Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I
Tabel 4.3Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Tabel 4.4Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian yang berjudul **SINTES1S KOMPOSIT FezOj-SERBUK BIJI KAPUK SEBAGAI ABSORBEN PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT"

Metode uji sensifitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI SEPATU NIKE DI SURABAYA.. Disusun

Praktikum kali ini adalah Penentuan Titik Beku larutan yang mempunyai tujuan untuk menghitung tetapan penurunan titik beku molal pelarut serta menghitung

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan pengetahuan kepada para masyarakat, terlebih yang berprofesi sebagai Guru Sekolah Menengah

Para peneliti telah menemukkan ciri orang yang dapat di kategorikan sebagai seseorang bertipe materialistik yaitu: (1) Individu yang mengutamakan menghargai dan

Berdasarkan hasil analisis statistik, penelitian ini memiliki model yang kurang baik untuk menjelaskan pengaruh variabel literasi keuangan dan sikap terhadap uang

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara komunikasi efektif dengan perilaku caring perawat terhadap pasien di ruang Asoka RSUD Jombang.. Sebagai