29 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena peneliti bertindak secara langsung dalam penelitian, mulai dari awal sampai akhir tindakan. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan (Mulyasa, 2009: 11). Dengan demikian tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Adapun lokasi yang dipilih dalam melaksanakan penelitian adalah di SD Negeri 3 Nambuhan. Lokasi SD N 3 Nambuhan terletak di Desa Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan atau tepatnya di jalan raya Danyang – Kuwu KM 5. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas 5 yang siswanya terdiri dari 28 siswa.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Jumlah siswa adalah 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.
Karakteristik siswa kelas 5 ini adalah siswa berumur antara 10 tahun sampai 11 yang berada pada tahap berpikir konkrit. Latar belakang siswa ditinjau dari tingkat ekonomi, sosial dan budaya adalah hampir semua siswa berasal dari keluarga petani dan sebagian kecil pedagang.
3.3 Waktu Penelitian
selama 8 bulan, yaitu mulai bulan Oktober 2017 sampai bulan Mei 2018. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018
No
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah keterampilan proses siswa kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial yang dapat menimbulkan kerancuan dalam mengartikan judul, maksud dari penelitian dan merupakan suatu bentuk kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan permasalahan yang ada. Sesuai dengan judul “Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Subtema Peredaran Darahku Sehat Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018”, maka batasan pengertian di atas meliputi:
a) Model pembelajaran Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran.
b) Keterampilan proses merupakan merupakan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada penelitian siswa secara aktif dan kreatif sehingga siswa dapat menemukan dan mengkontruksi sendiri pemahaman ide dan konsep pembelajaran tematik.
3.5 Prosedur Penelitian
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
Sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan atau observasi mengenai jalannya tindakan dalam pembelajaran, kemudian melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus selanjutnya (siklus II) yang pelaksanaannya sama pada siklus I.
3.5.1 Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I terdiri dari bagian perencanaan siklus I kemudian pelaksanaan tindakan siklus I, observasi siklus I dan refleksi.
1) Perencanaan
Instrumen yang disiapkan berupa soal tes yang telah divalidasi, dan rubrik keterampilan proses. Penyusunan rubrik keterampilan proses indikator keterampilan proses. Dipersiapkan pula alat yang akan mendukung pembelajaran yaitu lembar soal serta menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari 6 pertemuan, yaitu pertemuan pertama guru membuka pelajaran, mempresensi, apersepsi dan motivasi. Guru menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru melakukan tanya jawab serta menjelaskan materi secara singkat. Siswa dibagi dalam 6 kelompok belajar yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Guru memberikan pengarahan terlebih dahulu tentang masalah yang akan mereka pecahkan serta memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan berdiskusi atau mencari pad sumber lain. Guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah melakukan diskusi, setiap kelompok memaparkan hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas. Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kemudian membuat kesimpulan. Pada kegiatan penutup siswa dibimbing guru membuat rangkuman dan melakukan refleksi.
tersebut dengan berdiskusi atau mencari pad sumber lain. Guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah melakukan diskusi, setiap kelompok memaparkan hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas. Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kemudian membuat kesimpulan. Pada kegiatan penutup siswa dibimbing guru membuat rangkuman dan melakukan refleksi serta siswa diberikan soal evaluasi.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung oleh peneliti sebagai observer. Hal yang diamati yaitu keterampilan proses siswa selama jalannya proses pembelajaran dengan menerapkan model Project Based Learning kemudian observer mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran berlangsung termasuk hasil yang dicapai siswa. Aspek pengamatan yang menjadi perhatian observer meliputi siswa mampu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan, serta observer juga mencatat masalah-masalah saat tindakan yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindak lanjut.
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan observer segera menganalisis pelaksanaan tindakan setelah kegiatan belajar mengajar berakhir sebagai bahan refleksi. Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran. Bila melalui metode Project Based Learning keterampilan proses berpikir siswa masih rendah atau masih kurang dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan perbaikan pada siklus II.
3.5.2 Tindakan Siklus II
kekurangan pada siklus sebelumnya. Serta pada siklus II, siswa akan lebih diminta untuk membuat sebuah proyek atau hasil proyek tersebut dalam bentuk nyata/konkret.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Data dalam penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa lembar pengamatan berupa rubrik keterampilan proses dan data kuantitatif berupa tes hasil belajar siswa.
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui keterampilan proses siswa kelas 5 setelah melakukan pembelajaran Project Based Learning adalah dengan teknik non tes dan tes. Teknik non tes digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa dalam mengikuti pembelajaran yang sudah menerapkan Project Based Learning menggunakan rubrik keterampilan proses. Teknik tes hasil belajar siswa untuk mengetahui dampak peningkatan keterampilan proses siswa dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pembelajaran tematik Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita.
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar tes hasil belajar. Lembar observasi dan lembar tes hasil belajar disusun berdasarkan indikator keterampilan proses dan prosedur penyusunan butir soal.
3.6.2.1 Lembar Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan rubrik keterampilan proses disertai dengan rubrik penskoran. Rubrik keterampilan proses dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan proses pada saat dilaksanakan tindakan. Rubrik keterampilan proses digunakan pada tiap pertemuan dan setiap individu dinilai keterampilan prosesnya.
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Berdasarkan indikator tersebut maka dijabarkan ke dalam beberapa item pernyataan (Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013) yang ditunjukkan pada Tabel 3.2:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Observasi Keterampilan Proses Penerapan Model Project Based Learning Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Pelajaran
2017/2018 No Indikator Keterampilan
Proses Deskriptor
Jumlah Pernyataan
1. Mengamati
Mengamati atau memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal penting dari suatu benda/objek
4
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
4
3. Mencoba/Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber/cara dan melakukan eksperimen/ kegiatan mencoba
4
4. Menalar /Menganalisis/ Menyimpulkan
Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu
kegiatan atau fenomena melalui hasil kegiatan mengumpulkan
informasi/mencoba maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan menanya
4
5. Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
4
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses
Nilai Kategori
16 – 20 Baik Sekali
11 – 15 Baik
5 – 10 Cukup
0 – 4 Kurang
Sedangkan untuk persentase penilaian keterampilan proses menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2013: 65) dalam Tabel 3.4:
Tabel 3.4
Persentase Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Persentase Kriteria
81% - 100% Sangat baik
60% - 80% Baik
40% - 59% Cukup
20% - 39% Rendah
0% - 19% Rendah sekali
3.6.2.2 Lembar tes
indikator, dalam penelitian ini memilih bentuk pilihan ganda, (d) membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran.
Setelah instrumen tes tersusun kemudian diuji cobakan kepada sekolah yang bukan menjadi subjek penelitian. Pada penelitian ini, tes uji coba dilakukan pada kelas 5 SD Negeri 1 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab. Grobogan. Adapun kisi-kisi soal evaluasi untuk siklus I dan II ditunjukkan pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Proses Penerapan Model Project Based Learning Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Pelajaran
2017/2018 Siklus I Muatan
Pelajaran Kompetensi Dasar Indikator
Item Soal peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi
IPS 3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat
PPKn 3.3 Menelaah keragaman sosial budaya masyarakat toleransi yang dapat dilakukan dalam
SBdP 3.2 Memahami tangga nada
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Proses Penerapan Model Project Based Learning Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Tahun Pelajaran
2017/2018 Siklus II Muatan
Pelajaran Kompetensi Dasar Indikator
Menyebutkan peristiwa-peristiwa penting pada teks fiksi
1,20 2
IPA 3.8 Menganalisis siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan
IPS 3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat
4.3 Menyelenggarakan
SBdP 3.1 Memahami gambar
cerita
Menjelaskan pengertian dan ciri-ciri gambar cerita
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 3.7.1 Uji Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir soal dan validitas isi. Instrumen penelitian lembar tes berupa butir soal obyektif berbentuk pilihan ganda yang diuji cobakan terlebih dahulu kepada sekolah lain dengan cakupan kelas yang setara dengan penelitian. Tes uji ini dilakukan pada kelas 5 SD Negeri 1 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab. Grobogan. Sekolah yang diuji cobakan merupakan sekolah yang mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan SD Negeri 3 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab. Grobogan. Tes uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan kesukaran soal. Agar instrumen memiliki validitas isi maka kita dapat menyusun kisi-kisi instrumen terlebih dahulu sebelum instrumen itu dikembangkan. Kisi-kisi tersebut dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan instrumen tes sesuai dengan materi yang ingin kita ukur.
bila harga korelasi dibawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Dalam penelitian di kelas 5 SD Negeri 1 Nambuhan Kec. Purwodadi Kab. Grobogan sebagai kelas uji coba, peneliti menggunakan program SPSS untuk melakukan uji validitas agar hasil pengujian lebih akurat dan lebih mudah dalam proses penghitungan.
Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah responden 33 siswa dan jumlah soal 25 butir soal. Untuk batasan r tabel maka dengan N = 33 maka didapat r tabel sebesar 0,344. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid, sedang jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Secara visual Tabel 3.7, Tabel 3.8 dan Tabel 3.9 menunjukkan hasil uji validitas soal evaluasi siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I Jumlah
Soal Soal Valid Soal Tidak Valid
25 2,3,4,5,6,7,8,10,11,13,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,25
1,9,12,14,24
Jumlah 20 5
Dari Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa dari 25 jumlah soal yang di uji validitas terdapat 20 soal yang valid dengan nomor soal 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 25. Dan terdapat 5 soal tidak valid dengan nomor soal 1, 9, 12, 14, dan 24. Untuk item soal yang tidak valid tersebut kemudian dibuang atau tidak dipergunakan sehingga pada soal evaluasi yang digunakan adalah soal yang valid. Dalam tindakan siklus I sendiri mempergunakan jumlah soal evaluasi sejumlah 20 soal.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II Jumlah
Soal Soal Valid
Soal Tidak Valid
25 1,2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,15,16,17,19,20, 21,22,23,24,25
7,13,14,18
Dari Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa dari 25 jumlah soal yang di uji validitas terdapat 21 soal yang valid dengan nomor soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Dan terdapat 4 soal tidak valid dengan nomor soal 7, 13, 14 dan 18. Untuk item soal yang tidak valid tersebut kemudian dibuang atau tidak dipergunakan sehingga pada soal evaluasi yang digunakan adalah soal yang valid. Dalam tindakan siklus II sendiri mempergunakan jumlah soal evaluasi sejumlah 20 soal.
Secara visual Tabel 3.9 menunjukkan hasil validitas instrumen rubrik keterampilan proses
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Rubrik Keterampilan Proses Siswa Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 21.2941 23.596 .684 .866
VAR00002 21.2941 22.971 .859 .862
VAR00003 21.2353 24.566 .511 .871
VAR00004 21.2941 23.596 .684 .866
VAR00005 21.5294 23.390 .553 .869
Berdasarkan Tabel 3.9 dapat dikeahui hasil validitas dari 5 indikator keterampilan proses yang diujikan menunjukkan bahwa semua indikator tersebut telah memenuhi kriteria validitas.
3.7.2 Uji Reliabilitas
adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan reliabel jika dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif.
Suatu tes dikatakan reliabel apabila instrumen itu dicobakan kepada subjek yang sama secara berulang-ulang namun hasilnya tetap sama atau relatif sama. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Sekaran dalam Priyatno (2012: 98) dalam tabel berikut.
Tabel 3.10
Tingkat Reliabilitas Instrumen
Indeks Kriteria
α ≥ 0.8 α ≥ 0.7 α ≤ 0.6
Reliabilitas baik
Reliabilitas dapat diterima Reliabilitas kurang baik
Berikutnya Tabel 3.11, Tabel 3.12 dan Tabel 3.13 menunjukkan hasil uji reliabilitas yang digunakan untuk evaluasi pada siklus I dan II serta digunakan untuk penilaian keterampilan proses selama jalannya pembelajaran.
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.843 .926 25
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.753 .878 25
Berdasarkan Tabel 3.12, hasil uji reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi Siklus II dapat diketahui bahwa reliabilitasnya 0.753 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas dapat diterima.
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Rubrik Keterampilan Proses Siswa Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.725 .850 5
Berdasarkan Tabel 3.13, hasil uji reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi Siklus II dapat diketahui bahwa reliabilitasnya 0.725 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas dapat diterima.
3.8 Teknik Analisis Data
penjelasan. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai sebelum tindakan, siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.
3.9 Indikator Keberhasilan
Melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan keterampilan proses serta hasil belajar, maka indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan proses adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal serta ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas ditunjukkan dengan perolehan nilai formatif 75 atau lebih (sesuai KKM). Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya peningkatan pembelajaran yang diperoleh dari kesepakatan antara guru kelas dan peneliti adalah sebagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 80% dari 28 siswa telah berhasil mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang diterapkan pada pembelajaran tematik adalah ≥ 75.