• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Nomor.90/PID/2017/PT.MDN Halaman 1 P U T U S A N

Nomor : 90 / PID / 2017 / PT.MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-pekara pidana pada pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:

N a m a : Sahat Habeahan Als Bendol

Tempat lahir : Sei Loba

Umur/tanggal lahir : 44Tahun / 3September 1972

Jenis Kelamin : Laki laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Jalan Anggrek III No. 27 Lingkungan IX Kelurahan Sijambi Kecamatan Datuk Bandar Tanjungbalai/ Duun II Pasar IV Desa Perbaungan Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan

Agama : Protestan

Pekerjaan : Bertani

Pengadilan Tinggi Tersebut

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan serta turunan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai tanggal 25 Januari 2017 Nomor : 02/Pid.C/2017/PN.TJB dalam perkara terdakwa tersebut diatas;

Hakim membacakan dakwaan yang diajukan oleh Penyidik Resor

Asahan Sektor Sei Kepayang, tanggal 18 Januari 2017, Nomor: BP/04/I/2017/Reskrim.

a. Terdakwa mengakui dakwaan ;

(2)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Nomor.90/PID/2017/PT.MDN Halaman 2 Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Tanjung Balai telah menjatuhkan putusan Tanggal 25 Januari 2017 Nomor : 02/Pid.C/2017/PN.TJB yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa: SAHAT HABEAHAN als BENDOL, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

“Menguasai tanah tanpa seizin yang berhak atau kuasanya“

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) Bulan;

3. Menyatakan bahwa pidana tersebut tidak akan dijalankan, kecuali jika kalau kemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim karena

terdakwa dipersalahkan melakukan sesuatu kejahatan atau tidak

memenuhi suatu syarat yang ditentukan sebelum berakhir masa

percobaan selama 2 (dua) Bulan;

4. Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara sebanyak Rp.2.000,00.(dua ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Terdakwa telah menyatakan banding dihadapan NELSON GURNING,SH.MH Panitera Pengadilan Negeri Tanjung Balai tanggal 25 Januari 2017 sebagaimana ternyata dari Akta Permintaan Banding Nomor : 2/Akta.Pid./2017/PN.Tjb, dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada Kuasa Penuntut Umum tanggal 01 Pebruari 2016 ;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan memori banding yang telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjung Balai 03 Pebruari 2017, dan telah pula diberitahukan kepada Penyidik Kuasa Penuntut Umum tanggal 07 Pebruari 2017 yang pada pokoknya sebagai berikut ;

Berdasarkan ketentuan hukum pidana yang berlaku baik juridis formil maupun juridis materil bahwa Pemohon Banding sangat keberatan atas keputusan yudex factie Pengadilan Negeri Tanjung Balai tersebut dalam perkara aquo, hal mana alasan pemohon mengajukan banding adalah sebagai berikut :

(3)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Nomor.90/PID/2017/PT.MDN Halaman 3 1. Memperhatikan pemeriksaan perkara terdakwa, bahwa Pengadilan Negeri

Tanjung Balai tidak secara cermat memeriksa dan mengadili serta lalai atau tidak menerapkan hukum dalam pemeriksaan termasuk dalam proses acara dan dalam mengambil putusannya;

2. Bahwa putusan yudex factie Pengadilan Negeri Tanjung Balai adalah telah salah dalam menerapkan formulasi pasal hukum pidana.Sebab pertimbangan dalam penyusunan pasal pidana putusan telah mencantumkan dengan sebagaimana yang diatur dan diancam oleh Pasal 6 (ayat 1) jo Pasal 2 UU No. 51/Prp/1960 jo Pasal 64 (ayat 1) KUHPidana. Maka dengan pertimbangan putusan mengadopsi Pasal 64 (ayat 1) KUHPidana sebagai junto kepada Pasal UU No.51/Prp/1960 tersebut, dapat disimpulkan bahwa perbuatan terdakwa seolah oleh adalah merupakan gabungan yang terdiri dari beberapa perbuatan pidana yang dipandang perhubungan sebagai suatu perbuatan yang diteruskan (refrence”rujukan”

Pasal 64 dan penjelasannya KUHPidana dan komentar komentarnya R. Soesilo Hal. 81 Polite Bogor Tahun 1983) . Yang jelas bahwa dengan

melakukan jo kepada Pasal 64 (ayat 1) KUHPidana terhadap sesuatu tindak pidana maka persidangannya harus dilakukan proses hukum acara(doe

proces of law) dengan terdakwa diadili dan diperiksa menurut acara

pemeriksaan biasa sesuai dengan Pasal 151 s/d 202 KUHAP. Sebab pemeriksaan perkara pidana dengan mengadili sesuatu perbuatan seseorang terdakwa oleh pemeriksaan hukum acara biasa adalah harus menerapkan ajaran pembuktian negatif wettelijk dalam Pasal 183 KUHAP. Yakni Penuntut Umum harus berusaha membuktikan dan meyakinkan Hakim tentang telah benar benar terjadinya peristiwa hukum pidana dan terdakwalah sebagai pelaku pidana yang didakwakan sesuai pembuktian dengan alat alat bukti menurut hukum. Karena persidangan dengan hukum acara pemeriksaan biasa bahwa pembuktian dan penerapan hukumnya adalah tidak semudah dan sesederhana tindak pidana ringan. Sedangkan pada pemeriksaan perkara dengan acara pemeriksaan singkat dan cepat bahwa pembuktiannya adalah mudah dan sederhana.

3. Sekali lagi pemohon tegaskan bahwa putusan yudex factie adalah salah menerapkan hukum acara. Dengan alasan bahwa dengan dijuntokannya dalam putusan terhadap Pasal 64 (ayat 1) KUHPidana tersebut, maka yudex factie telah membuktikan berdasarkan fakta persidangan seolah terdakwa/pemohon banding telah melakukan beberapa perbuatan pidana berlanjut. Padahal sesuai dengan hasil pemeriksaan persidangan adalah tidak terbukti adanya beberapa perbuatan pidana yang dilakukan oleh terdakwa Sahat Habeahan alias Bendol. Selain hanya terbukti persengketaan perdata tentang siapa yang mempunyai hak atas tanah karena masing masing pihak mempunyai dalil dalil hukum tentang tanah objek permasalahan antara pihak pelapor dengan terdakwa;

4. Bahwa putusan yudex factie Pengadilan Negeri Tanjung Balai adalah tidak berimbang. Padahal dalam pelimpahan berkas perkara bahwa penyidik telah melampirkan sejumlah surat surat yang sangat penuh kepalsuan dan masih perlu diuji hakekat kebenaran menurut hukum tentang surat surat yang diajukan oleh pihak pelapor. Hal mana surat surat tersebutlah yang dijadikan sebagai landasan dasar hukum dari pelapor seolah objek

(4)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Nomor.90/PID/2017/PT.MDN Halaman 4 sengketa perkara adalah sebagai tanah hak milik dari pelapor.Namun ketika terdakwa melalui penasihat hukumnya hendak mengajukan alat bukti surat, bahwa yudex factie menyatakan tidak perlu diajukan karena hal hal surat tidak akan diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemeriksaan perkara aquo;

5. Bahwa juga putusan yudex factie adalah keliru dan lalai dalam menerapkan hukum atau ada yang kurang lengkap. Sebab pasal pidana yang didakwakan adalah Pasal 6 (ayat 1) jo Pasal 2 UU No.51/Prp/1960, hal mana ancaman hukumannya adalah pidana kurungan (hectenis) dengan tindak pidana berjenis pelanggaran. Dengan formalitas pemeriksaan perkara adalah mempergunakan hukum acara pemeriksaan tindak pidana ringan dan menerapkan pembuktian terbalik (omkering van bewijslast) yakni terdakwa tak dapat membuktikan kebenarannya. Akan tetapi dalam amar putusannya bahwa perbuatan pidana yang didakwakan terhadap terdakwa, dengan mengadili telah berbunyi “menyatakan terdakwa Sahat Habeahan

als Bendol telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana menguasai tanah tanpa seizin yang berhak atau kuasanya”.

Seolah amar putusan dalam perkara aquo adalah dengan menerapkan acara pemeriksaan biasa dengan menggunakan kata frasa ”meyakinkan”; Seharusnya bunyi amar putusan perkara aquo adalah mencantumkan

“menyatakan perbuatan terdakwa telah terbukti secara sah bersalah melakukan tindak pidana ...dst”.

Bahkan juga putusan yudex factie Pengadilan Negeri Tanjung Balai tersebut adalah suatu putusan hukum yang tidak benar. Yakni dengan amarnya yang menyebutkan “menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu

dengan pidana penjara selama 1(satu) bulan”. Hal mana putusan

pemidanaan tersebut berkaitan erat dan bertentangan dengan Pasal 197 (ayat 1 huruf h) yakni unsur rumusan klasifikasi tindak pidana dan pemidanaan yang dijatuhkan. Karena Pasal 6 (ayat 1) jo Pasal 2 UU No.51/Prp/1960 adalah tindak pidana pelanggaran yang diancam dengan pidana kurungan dan bukanlah pidana penjara(gevangenisstraf). Maka berdasarkan alasan alasan hukum tersebut diatas sudah sepatutnya bahwa putusan yudex factie Pengadilan Negeri Tanjung Balai dalam perkara aquo harus dinyatakan batal demi hukum (van recht swege nietig) karena salah dalam menerapkan hukum. (vide yurisprudensi Mahkamah Agung R I No. 334.K/ Pid/2001 tanggal 26 Juni 2002, tentang putusan yudex factie salah dalam menerapkan hukum acara pidana);

6. Pemeriksaan perkara aquo adalah telah melanggar tertib hukum acara atau undoe proces of law, sebagaimana yang ditentukan oleh Pasal 205 (ayat 2) dan Pasal 208 serta Pasal 158 KUHAP:

 Sebab pemeriksaan terdakwa oleh penyidik adalah pada tanggal 7 Januari 2017 akan tetapi pemeriksaan kepada sidang pengadilan adalah baru tanggal 20 Januari 2017. Seharusnya apabila memperhatikan Pasal 205 (ayat 2)KUHAP yang menyatakan bahwa 3 hari sejak berita acara pemeriksaan selesai dibuat, penyidik atas kuasa penuntut umum menghadapkan terdakwa beserta barang bukti, saksi, ahli dan atau juru bahasa ke sidang pengadilan. Maka dengan mengingat Pasal tersebut seharusnya pemeriksaan terdakwa ke persidangan pengadilan adalah

(5)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Nomor.90/PID/2017/PT.MDN Halaman 5 pada tanggal 10 Januari 2017 atau selambat lambatnya ialah pada tanggal 17 Januari 2017, dan bukanlah pada tanggal 20 Januari 2017;  Termasuk suatu kesalahan dalam tertib hukum acara adalah bahwa

penyidik tidak menghadirkan juru bahasa ke persidangan pada tanggal 20 Januari 2017 untuk penterjemah bahasa Batak Toba kedalam Bahasa Indonesia. Sehingga oleh karena ketidak-adanya juru bahasa yang diwajibkan oleh undang undang hukum acara tersebut, maka persidangan tampaknya seperti asal asalan saja tanpa bermakna pro justitia. Sebab juru bahasa yang seketika diadakan saat persidangan tidak secara cermat dan patut serta jelas memberikan keterangan;  Pada pemeriksaan saksi dalam perkara aquo bahwa yudex factie telah

mengangkat sumpah atau janji terhadap saksi saksi sebelum diperiksa keterangannya. Padahal menurut Pasal 208 KUHAP bahwa saksi dalam acara pemeriksaan tindak pidana ringan tidak mengucapkan sumpah atau janji kecuali hakim menganggap perlu. Sedangkan sebelum saksi mengangkat sumpah atau janji bahwa yudex factie tidak menyampaikan informasi alasan untuk digangkat sumpah atau janji bagi para saksi saksi tersebut. Atau yudex factie tidak mempertanyakan kepada terdakwa atau penasihat hukumnya, apakah keberatan apabila saksi saksi tersebut diangkat sumpahnya;

 Yudex factie dalam mengadili pemeriksaan perkara aquo adalah keliru dengan tidak lagi mengingat Pasal 158 KUHAP yang mengatakan bahwa Hakim dilarang menunjukkan sikap atau mengeluarkan pernyataan di sidang tentang keyakinan mengenai salah atau tidaknya terdakwa. Sebab Hakim telah menunjukkan sikap seolah terdakwa dalam perbuatan yang didakwakan telah salah pada perkara aquo, dengan mengatakan bahwa jikalau kamu memang benar sebagai yang

punya alas hak atas tanah tersebut seharusnya kamu gugat secara perdata, jangan perkara seperti ini yang terdakwa perbuat harus sampai ke pengadilan. Sepatutnya menurut hukum dengan memperhatikan

kondisi dari keterangan para saksi Tua Sihotang dan Ferdinan Simarmata(yang salah satu keterangan mereka mengatakan: tidak tahu

lahan tersebut kepunyaan siapa) terutama kesaksian Rianna br.

Sidabutar dan keterangan saksi ade charge Karim Saragi Sidabutar & Abdiman Tamba, yang menerangkan bahwa tanah objek sengketa adalah tanah kakek dan orangtua terdakwa. Bahwa seharusnya yudex factie menilai keterangan saksi saksi tersebut dan menyatakan perkara aquo dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard) karena bersinggungan tentang hak keperdataan tentang siapakah yang berhak atas tanah. Yang secara juridis harus diselesaikan terlebih dahulu oleh Hakim perdata melalui suatu gugatan perdata;

Maka oleh karenanya bahwa putusan Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Balai register No. 2/Daf.Pid.C/2017/PNTjb tertanggal 25 Januari 2017 tersebut harus dibatalkan dan dinyatakan batal demi hukum. (vide putusan Mahkamah Agung R I No.557-K/Pid/2001 tanggal 9 Agustus 2001, tentang putusan yudex factie salah dalam menerapkan hukum karena bercorak perdata, maka masalah juridis harus diselesaikan terlebih dahulu oleh hakim perdata dalam suatu gugatan perdata);

(6)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Nomor.90/PID/2017/PT.MDN Halaman 6 7. Bahwa perbuatan pidana yang didakwakan adalah yang diatur dalam Pasal

6 (ayat 1) jo Pasal 2 UU No.51/Prp/1960 jo Pasal 64 (ayat 1) KUHPidana. Bahwa mana Pasal 6 (ayat 1) UU No. 51/Prp/1960 tersebut ita lex est

scripta adalah “dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan dalam Pasal pasal 3, 4 dan 5 maka dipidana dengan kurungan selama lamanya 3(tiga) bulan dan/atau denda sebanyak banyaknya Rp 5.000,00 : a.barang siapa memakai tanah tanpa izin yang berhak atau kuasanya yang sah...dst”. Akan

tetapi putusan perkara aquo dalam amar putusan diktum 1 “menyatakan

terdakwa...dst melakukan tindak pidana menguasai tanah tanpa seizin yang berhak atau kuasanya. Maka jelas bahwa diktum 1 amar putusan tersebut

adalah salah dan keliru dalam menerapkan hukum. Sebab penggunaan frasa menguasai sangat jauh berbeda dengan frasa memakai menurut pengertian hukum. Karena kata menguasai adalah mempunyai pengertian yang lebih luas yakni berwewenang atas segala sesuatu atau untuk menentukan, mewakili atau mengurus sesuatu dsb. Sedangkan frasa memakai mempunyai pengertian yang limitatif dan sempit yakni adalah menggunakan sesuatu. (vide kamus besar Bahasa Indonesia Edisi IV Departemen Pendidikan Nasional R I tahun 2008 Penerbit PT. Gramedia Jakarta);

Oleh karenanya sesuai dengan Pasal 240 (ayat 1) KUHAP yang menyatakan

“Jika pengadilan tinggi berpendapat bahwa pemeriksaan tingkat pertama ternyata ada kelalaian dalam penerapan hukum acara atau kekeliruan dalam penerapan hukum acara atau kekeliruan atau ada yang kurang lengkap, maka pengadilan tinggi dengan suatu keputusan dapat memerintahkan pengadilan negeri untuk memperbaiki hal itu atau pengadilan tinggi melakukannya

sendiri“;

Maka berdasarkan hal hal yang pemohon banding jabarkan diatas, agar berkenan kiranya Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Utara untuk menerima permohonan banding dengan memori banding ini beserta alasan alasannya. Seraya mengambil putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai yang dibanding ini dengan :

MENGADILI :

- Mengabulkan permohonan banding dari terdakwa/pemohon banding;

- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai No.2/Daf.Pid.C/2017/PNTjb tanggal 25 Januari 2017;

MENGADILI SENDIRI :

- Menyatakan dakwaan/tuntutan Penyidik Kepolisian Sektor Sei Kepayang selaku kuasa Penuntut Umum terhadap terdakwa adalah tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard). Karena surat dakwaan Penyidik tersebut bertentangan dengan hukum acara yang berlaku bahkan bersinggungan erat dengan hukum keperdataan;

- Melepaskan terdakwa dari segala tuntutan hukum dakwaan(onslag van alle rechts vervolging);

- Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat dan martabatnya kepada seperti keadaan semula;

- Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan kepada Negara.

(7)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Nomor.90/PID/2017/PT.MDN Halaman 7 Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Tanjungbalai telah memberitahukan kepada Penyidik Pembantu pada Kepolisian Sektor Sei Payang maupun kepada Terdakwa untuk mempelajari berkas perkara Nomor : 02/Pid.C/2017/PN.TJB sebagaimana tersebut dalam surat pemberitahuan mempelajari berkas perkara Nomor.W2.U8/246/HN.01/10/2017 selama 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal 30 Januari 2017 ;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Medan telah menerima tembusan surat tertanggal 6 Februari 2017 yang diterima tanggal 20 Februari 2017 dari Kuasa hukum saksi pelapor Banjar Sigalingging yang ditanda tangani oleh Dwi Natal Ngai Sinaga, SH.MH, Dkk , surat mana ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Tanjung Balai yang isinya pada pokoknya agar Pengadilan Negeri Tanjung Balai menolak upaya banding dari Terdakwa Sahat Habeahan Als Bendol Kuasa hukumnya dalam perkara Nomor : 2/Daf.Pid.C/2017/PN.TJB, karena terhadap putusan perkara cepat tidak dapat dimintakan banding ( Pasal 67 KUHAP ) ;

Menimbang, bahwa keberatan yang diajukan oleh Kuasa hukum saksi pelapor tersebut diatas memang mengatur bahwa putusan perkara cepat tidak dapat dimintakan banding tetapi didalam Pasal 205 ayat 3 KUHAP disebutkan bahwa dalam acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, Pengadilan mengadili dengan Hakim Tunggal pada tingkat pertama dan terakhir, kecuali dalam hal dijatuhkan pidana perampasan kemerdekaan terdakwa dapat mengajukan upaya hukum banding ;

Menimbang, bahwa berdasarkan putusan perkara Nomor. 2/Daf.Pid.C/2017/PN.TJB dalam amar putusan disebutkan bahwa terdakwa Sahat Habeahan Als Bendol terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menguasai tanah tanpa seizin yang berhak atau kuasanya” dan dijatuhi pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan, dengan ketentuan pidana tersebut tidak akan dijalankan, kecuali jikalau kemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim karena terdakwa dipersalahkan melakukan suatu kejahatan atau tidak memenuhi syarat yang ditentukan sebelum berakhir masa percobaan selama 2 (dua ) bulan ;

Menimbang, bahwa dengan demikian oleh karena terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 1 (satu) bulan dengan masa percobaan 2 (dua)

(8)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Nomor.90/PID/2017/PT.MDN Halaman 8 bulan, terdakwa dijatuhkan pidana perampasan kemerdekaan, maka terdakwa atau kuasa hukumnya berhak untuk menempuh upaya hukum banding ;

Menimbang, bahwa permintaan banding Terdakwa tersebut diajukan dalam tenggang waktu dan menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, oleh karena itu permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima.

Menimbang, bahwa mengenai memori banding dari kuasa hukum terdakwa seperti tersebut di atas setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan teliti dan seksama berkas perkara serta catatan putusan Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Balai Nomor : 2/Daf.Pid.C/2017/PN.TJB, maka yang dikemukakan dalam memori banding tersebut sudah dipertimbangkan oleh Hakim tingkat pertama dalam catatan putusannya sehingga Pengadilan Tinggi tidak akan mempertimbangkan lagi ;

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi memeriksa dan mempelajari dengan seksama berkas perkara yang dimintakan banding yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari penyidik dan di Sidang

Pengadilan Negeri tanjung Balai beserta surat yang timbul di sidang yang berhubungan dengan perkara ini dan salinan resmi putusan

Pengadilan Negeri Tanjung Balai tanggal 25 Januari 2017 Nomor : 2/Daf.Pid.C/2017/PN.TJB, serta memori banding yang disampaikan oleh kuasa hukum terdakwa Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa pertimbangan hukum Pengadilan Tingkat Pertama yang mendasari putusannya bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menguasai tanah tanpa seizin yang berhak atau kuasanya” telah tepat dan benar, karena pertimbangan-pertimbangan tersebut berdasarkan fakta – fakta hukum yang diperoleh dipersidangan dari alat-alat bukti yang diajukan ke persidangan, oleh karena itu Pengadilan Tinggi mengambil alih pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama menjadi pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri dalam mengadili perkara a quo ditingkat banding ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas maka Majelis Hakim tingkat banding berkesimpulan bahwa putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai tanggal 25 Januari 2017 Nomor :

(9)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Nomor.90/PID/2017/PT.MDN Halaman 9 2/Daf.Pid.C/2017/PN.TJB, telah sesuai menurut hukum, karena itu patut untuk dipertahankan oleh karenanya putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai tanggal 25 Januari 2017 Nomor : 2/Daf.Pid.C/2017/PN.TJB, yang dimintakan banding tersebut harus dikuatkan ;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka kepadanya harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding.

Mengingat Pasal 2 Undang-undang RI Nomor : 51 PRP Tahun 1960 jo Pasal 6 ayat (1) Undang – undang RI Nomor : 51 PRP 1960 jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana dan peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I :

-- Menerima permintaan banding dari Terdakwa ;

-- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai tanggal 25 Januari 2017 Nomor : 2/Daf.Pid.C/2017/PN.TJB, yang dimintakan banding tersebut

-- Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam dua tingkat pengadilan, yang ditingkat banding sebesar Rp.2.500.- (dua ribu lima ratus rupiah ).

Demikian diputus oleh Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Rabu tanggal 8 Maret 2017 oleh PRASETYO IBNU ASMARA, SH.MH sebagai Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Medan yang ditunjuk sebagai Hakim Tunggal untuk memeriksa dan mengadili perkara ini berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 16 Pebruari 2017 Nomor : 90/PID/2017/PT.MDN dalam tingkat banding dan putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dibantu ROSELINA, SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut, akan tetapi tanpa dihadiri Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa.

Panitera Pengganti, Hakim Ketua

Ttd Ttd

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS HUKUM TERHADAP POLUSI UDARA SEBAGAI TINDAK PIDANA PENCEMARAN LINGKUNGAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN

Penelitian yang dilakukan oleh Zhaodi Zhang, dkk., pada hewan coba yang mengalami nyeri tulang kanker menunjukkan bahwa terapi elektroakupunktur pada titik ST36 dapat

Implementasi kurikulum pendidikan menengah yang berciri khas agama Islam di MA menuntut pengawasan yang sangat baik dan berkesinambungan, Upaya-upaya yang dapat ditempuh dalam

(China Radio International. 2014) Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan wisatawan mancanegara asal Singapura melalui program Wonderful Indonesia tahun

Algoritma K-Nearest Neighbor dapat diterapkan dalam sistem pendukung keputusan seleksi Paskibraka untuk melakukan klasifikasi dalam menentukan status diterima atau tidak

Konsep Freud tentang “ketidaksadaran” dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada individu dengan harapan dapat mengurangi

sehingga tidak bisa menyatakan semangat kepada diri sendiri. 4) Konseli menganggap tugas- tugas yang ada adalah beban sehingga sering mengeluh dan mengerjakan

Dari hasil penelitian dapat penulis ketahui bahwa pendapatan yang diterima petani sawit di Desa Sumber Makmur Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar sudah mampu