• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Sigmund Freud merupakan orang Jerman keturunan Yahudi lahir 6 Mei 1856 di Freiberg dan meninggal di London 23 September 1939. Psikoanalisis mulai diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya yaitu penafsiran atas mimpi (Dream Interpretation) pada tahun 1900.

Istilah psikoanalisa mula-mula hanya digunakan pada hal-hal yang berhubungan dengan Freud saja, sehingga psikoanalisis dan psikoanalisis freud memiliki arti yang sama. Hal ini disebabkan karena murid-murid freud yang mengembangkan teori psikoanalisis baik yang sejalan maupun tidak, pada umumnya menggunakan istilah atau menggunakan nama yang berbeda untuk menunjukkan identitas ajaran mereka. Seperti Carl Gustav Jung dan Alfred Adler yang menciptakan psikologi analitis (analytical psychology) dan psikologi individual (individual psychology). Namun sejak psikoanalisis menjadi mode yang tersebar luas, istilah psikoanalisis banyak digunakan tidak saja pada hal-hal yang bersangkutan dengan Freud. Sampai akhir abad ke-19, ilmu kedokteran berpendapat bahwa semua gangguan psikis berasal dari salah satu kerusakan organis dalam otak. Belum banyak iluan yang meneliti area afektif yang menyebabkan gangguan psikis. Psikoanalisis merupakan salah satu factor yang memberikan pengaruh dalam mengubah pendapat tentang penyebab gangguan psikis.

Psikoanalisa juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Konsep Freud yang Anti rasionalisme mendasari tindakannya dengan motivasi yang tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah

(2)

dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan, libido terbagi menjadi 2, yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar teori kepribadian psikoanalisis? 2. Bagaimana konsep teori kepribadian Sigmund Fred? 3. Bagaimana konsep teori kepribadian Carl Justav Jung? 4. Bagaimana konsep teori kepribadian Alfred Adler?

5. Bagaimana aplikasi teori kepribadian psikoanalisi dalam pendidikan? C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep teori kepribadian psikoanalisis;

2. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori kepribadian Sigmund Freud; 3. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori kepribadian Carl Justav Jung; 4. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori kepribadian Alfred Adler; 5. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi teori kepribadian psikoanalisis

dalam pendidikan. D. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini adalah pustaka. Metode pustaka yaitu dengan mencari beberapa referensi dar berbagai judul buku. Dan dari referensi itu dirangkum dan dikumpulkan serta diambil kesimpulan sehingga makalah ini selesai.

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Teori Kepribadian Psikoanalisis

Ruth berry (2001: 2) Psikoanalisa adalah sistem menyeluruh dalam psikologi yang dikembangkan oleh freud secara berlahan ketika ia menangani orang yang mengalami neurosis dan masalah mental lainnya.

Teori Kepribadian Psikoanalisa merupakan salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi. Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara historis Psikoanalisa adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik.

Teori psikoanalisa adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.

Pemahanan Freud tentang kepribadian manusia didasarkan pada pengalaman-pengalaman dengan pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang beragam literature ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman-pengalaman ini menyediakan data yang mendasar bagi evolusi teorinya. Baginya, teori mengikuti observasi, dan konsepnya tentang kepribadian terus mengalami revisi selama 50 tahun terakhir hidupnya.

Meskipun teorinya berevolusi, freud menegaskan bahwa psikoanalisis tidak boleh jatuh ke dalam elektisisme, dan murid-muridnya yang menyimpang dari ide-ide dasar ini segera akan dikucilkan secara pribadi dan

(4)

professional oleh Freud. Freud menganggap dirinya sebagai Ilmuan. Namun, definisinya tentang ilmu agak berbeda dari yang dianut kebanyakan psikolog saat ini. Freud lebih mengandalkan penalaran deduktif ketimbang metode riset yang ketat, dan ia melakukan observasi secara subjektif dengan jumlah sampel yang relative kecil. Dia menggunakan pendekatan studi studi kasus hampir-hampir secara secara ekslusif , merumuskan secara khas hipotesis-hipotesis terhadap fakta-fakta kasus yang diketahuinya.

B. Teori Kepribadian Psikoanalisis Sigmund Freud

Sigmund freud lahir di Moravia, 6 mei 1856 dan meninggal di London 23 september 1939. Freud adalah seorang psikiater dari Austria, berpendapat bahwa pemuasan kebutuhan pada manusia berdasarkan instingnya, berfokus pada kebutuhan seksual dari dalam diri (libido seksual), kesenangan dan fantasi-fantasi yang menyenangkan. Freud mengatakan bahwa kepribadian dasar kita dibentuk pada lima tahun pertama kehidupan manusia.Menurut Freud komponen dalam diri manusia adalah id, ego, superego. Id adalah dorongan kebutuhan dari dalam diri manusia baik itu kebutuhan emosional, fisik maupun kebutuhan seksual yang sifatnya selalu ingin dipuaskan (“here and now”) dan biasanya berhubungan dengan kesenangan yang harus dipenuhi dan sesegera mungkin (pleasure principles). Contoh: pada bayi yang baru lahir sangat dikuasai oleh id, bayi menangis ketika lapar dan ingin segera dipenuhi kebutuhan akan rasa laparnya tersebut tanpa mau tahu bagaimana ia akan mendapatkan susunya. Ego adalah sang rasional, manusianya itu sendiri, yang memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah, memiliki ide-ide untuk memenuhi kebutuhannya, memiliki prinsip-prinsip yang berdasarkan kenyataan (reality principle) dimana manusia belajar untuk menahan id-nya dengan jalan yang tepat dan memiliki pandangan yang lebih realistik untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya. Superego adalah norma-norma yang berlaku, moral, aturan-aturan yang berlaku, hal-hal yang ideal yang memiliki

(5)

penjelasan tentang hal-hal yang benar dan salah yang membantu sang ego untuk menahan sang id.

Ketiga komponen kepribadian ini berkembang melalui tahap-tahap perkembangan psikoseksual yang dibagi menjadi lima tahap sebagai berikut:

TAHAP UMUR KARAKTERISTIK

Oral 0-1 Bayi merasakan kenikmatan pada daerah mulut. mengunyah, menggit dan menghisap adalah sumber utama kenikmatan.

Anal 1-3 pada fase ini kateksis dan anti kateksis berpusat pada anal (pembuangan kotoran)

Phallic 3-5 pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting .

Latency 5-13 Kenikmatan terbesar anak terdapat di sekitar daerah lubang anus. Rangsangan pada daerah anus ini berkaitan erat pada kegiatan buang air besar. Pubertas 12-20 Pada fase ini implus-impuls yang selama pada fase

latent seakan-akan tertekan, menonjol dan membawa aktivitas-aktivitas yang dinamis.

Genital Dewasa Pada fase ini individu telah beruabah dari mengejar kenikmatan menjadi orang dewasa yang telah di sosialisasikan dengan realitas. Tetapi fungsi pokok fase genital adalah reproduksi.

Pengalaman yang di peroleh di masa-masa pertumbuhan sangat mempengaruhi kepribadian dan karakter seseorang setelah dewasa. Menurut freud, pengalaman traumatis adalah yang sangat berpengaruh. Setiap trauma pasti memiliki dampak yang unik pada diri seseorang, yang hanya bisa di pahami berdasarkan latar belakang individual. Namun trauma-trauma yang menyangkut tahap perkembangan memiliki dampak yang hampir sama pada setiap orang, sebab setiap orang pasti melewati tahap-tahap ini.

(6)

Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juli 1875 di sebuah desa kecil di Swiss bernama Kessewil. Jung sangat mengagumi Freud, dan berkesempatan bertemu pada tahun 1907. Pada pertemuan pertama itu, Freud membatalkan kegiatannya dan mereka berbincang-bincang selama 13 jam. Dampak pertemuan ini sangat luar biasa bagi kedua pemikir ini.

Teori kepribadian Jung dipandang sebagai teori psikoanalitik karena tekanannya pada proses-proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah hal penting dengan teori kepribadian Freud. Menurut Jung, tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi (teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku orang sekarang. Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa lampau. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi Jung, ada perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian ke arah keparipurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali.

Teori Jung juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang kepribadian karena tekanannya yang kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur. Freud menekankan asal-usul kepribadian pada kanak-kanak sedangkan Jung menekankan asal-usul kepribadian pada ras.

STRUKTUR KEPRIBADIAN JUNG 1. Ego

Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi,ingatan-ingatan,pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang,dan dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada kesadaran.

(7)

2. Ketidaksadaran Pribadi (Personal Unconscius) dan kompleks (Complexes)

Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk menciptakan kesan sadar pada sang pribadi.

3. Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconscius)

Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang, masa lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia sebagai suatu spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi. Arkhetipe-Arkhetipe

Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsur emosi yang besar. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang dalam kehidupan sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.

1. Persona

Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuhan-kebutuhan arkhetipal sendiri(Jung,1945). Tujuan topeng adalah untuk menciptakan kesan tertentu pada orang-orang lain dan sering kali, meski tidak selalu, ia menyembunyikan hakikat sang pribadi yang sebenarnya.

2. Anima dan animus

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk biseksual. Pada tingakat fisiologis, laki-laki mengeluarkan hormon seks laki-laki maupun perempuan, demikian juga wanita.Pada tingkat psikologis,sifat-sifat maskulin dan feminin terdapat pada kedua jenis. Jung mengaitkan sisi feminine kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita dengan

(8)

arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe fenimin pada pria disebut anima, arkhetipe maskulin pada wanita disebut animus (Jung,1945,1945b). 3. Bayang-bayang (Shadow)

Bayang-bayang mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia. Sebagai arkhetipe, bayang-bayang melahirkan dalam diri kita konsepsi tentang dosa asal; apabila bayang-bayang diproyeksikan keluar maka ia menjadi iblis atau musuh.

4. Diri (Self)

Arkhetipe yang mencerminkan perjuangan manusia kearah kesatuan (Wilhelm dan Jung 1931). Diri adalah titk pusat kepribadian, disekitar mana semua sistem lain terkonstelasikan. Ia mempersatukan sistem-sistem ini dan memberikan kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.

5. Simbolisasi (Symbolization)

Simbol adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain (yang tidak tampak). Arsetip yang terbenam di dalam taksadar kolektif hanya dapat mengekspresikan diri melalui symbol-simbol. Hanya dengan menginterpretasi symbol-simbol ini, yang muncul dalam mimpi, fantasi, penampakan (vision), mythe, seni, dll, dapat diperoleh pengetahuan mengenai taksadar kolektif dan arsetipnya.

Sikap

Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian,yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi. Sikap ektraversi mengarah sang pribadi ke dunia luar, dunia objetif; sikap introversi mengarahkan orang ke dunia dalam,dunia subjektif (1921). Kedua sikap yang berlawanan ini ada dalam kepribadian tetapi biasanya salah satu diantaranya dominan dan sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstavert dalam relasinya dengan dunia, maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat introvert.

Fungsi

Ada empat fungsi psikologis fundamental:

1. Pikiran. Berpikir melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami hakikat manusia dan dirinya sendiri. 2. Perasaan. Perasaan adalah fungsi evaluasi; Ia adalah nilai

benda-benda,entah bersifat positif maupun negatif,bagi subjek. Fungsi perasaan memberikan kepada manusia pengalaman-pengalaman

(9)

subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta.

3. Pendirian. Pendirian adalah fungsi perceptual atau fungsi kenyataan.Ia menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentuk-bentuk representasi dunia.

4. Intuisi. Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kenyataan.

D. Teori Kepribadian Psikoanalisis Alfred Adler

Teori Adler dapat dipahami lewat pengertian-pengertian pokok yang dipergunakan untuk membahas kepribadian. Adapun pengertian-pengertian pokok dalam teori Adler itu adalah seperti yang dikemukakan berikut ini.

Perjuangan menjadi sukses atau superior

Adler yakin bahwa individu memulai hidup dengan kelemahan fisik yang mengaktifkan perasaan inferior, perasaan yang menggerakkan orang untuk berjuang menjadi superiorita atau untuk sukses. Individu yang secara psikologis kurang sehat berjuang untuk menjadi pribadi yang superior, dan individu yang secara psikologis sehat termotivasi untuk mensukseskan umat manusia. Pada teori finalnya, Adler membatasi perjuangan menjadi superior sebagai milik orang neorotik yang berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih superior dibanding orang lain dan mengenalkan istilah ”perjuangan menjadi sukses” untuk orang yang sehat yang berjuang mencapai kesempurnaan bagi semua orang- perjuangan yang dimotivasi oleh minat social yang sudah berkembang. Perjuangan bisa jadi mempunyai motivasi yang berbeda, tetapi semuanya diarahkan menuju tujuan final (final goal).

Tujuan Final yang Semu (Fictional Final Goal)

Menurut Adler, tingkahlaku ditentukan oleh persepsi harapan yang mungkin dicapai di masa dating, bukan oleh apa yang sudah dikerjakan di masa lalu.

(10)

Adler menemukan gagasan bahwa manusia lebih di dorong oleh harapan-harapannya terhadap masa depan daripada pengalaman-pengalaman masa lampaunya. Meskipun Adler mangakui bahwa masa lalu adalah penting, namun ia mengganggap bahwa yang terpenting adalah masa depan. Yang terpenting bukan apa yang telah individu lakukan, melainkan apa yang akan individu lakukan dengan diri kreatifnya itu pada saat tertentu. Dikatakannya, tujuan akhir manusia akan dapat menerangkan perilaku manusia itu sendiri. Misalkan, seorang mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi bukanlah didukung oleh prestasinya ketika di Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah, melainkan tujuannya mencapai gelar tersebut. Usaha mengikuti setiap tingkat pendidikan adalah bentuk tujuan semunya, sebab kedua hal tidak menunjukkan sesuatu yang nyata, melainkan hanya perangkat semu yang menyajikan tujuan yang lebih besar dari tujuan-tujuan yang lebih jauh pada masa datang.

Pengamatan Subyektif (Subjective Perceptions)

Tujuan final yang fiktif bersifat subyektif, artinya orang menetapkan tujuan-tujuan untuk diperjuangkan berdasarkan interpretasinya tentang fakta, bukan berdasarkan fakta itu sendiri. Kepribadian manusia dibangun bukan oleh realita, tetapi oleh keyakinan subyektif orang itu mengenai masa depannya. Manusia secara sadar mengalami perasaan inferior dan termotivasi untuk mengonpensasi inferioritas yang dirasakannya menyakitkan ini.

Minat Sosial (social Interest)

Interest social adalah sikap keterkaitan diri dengan kemanusiaan secara umum, serta empati kepada setiap anggota orang per-orang. Wujudnya adalah kerjasama dengan orang lain untuk memajukan social alih-alih untuk kepentingan pribadi. Menurud Adler, interes social adalah bagian dari hakekat manusia dan dalam besaran yang berbeda muncul pada tingkahlaku setiap orang.

Gaya hidup (Style of Life)

Dengan konsep gaya hidup ini, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior,

(11)

dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha superiornya dengan minat social. Namun setiap orang melakukannya dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu dimana dia berada. Jumlah gaya hidup sebanyak jumlah orang didunia.

Diri yang Kreatif

Diri yang kreatif adalah faktor yang sangat penting dalam kepribadian individu, sebab hal ini dipandang sebagai penggerak utama, sebab pertama bagi semua tingkah laku. Dengan prinsip ini Adler ingin menjelaskan bahwa manusia adalah seniman bagi dirinya. Ia adalah yang menafsirkan kehidupannya. Individu menciptakan struktur pembawaan, menafsirkan kesan yang diterima dari lingkungan kehidupannya, mencari pengalaman yang baru untuk memenuhi keinginan untuk superior, dan meramu semua itu sehingga tercipta diri yang berbeda dari orang lain, yang mempunyai gaya hidup sendiri, namun diri kreatif ini adalah tahapan di luar gaya hidup. Diri kreatif membuat sesuatu yang baru yang berbeda dari sebelumnya, yakni kepribadian yang baru. Individu mencipta dirinya. E. Aplikasi Teori Kepribadian Psikoanalisis dalam Pendidikan

1. Konsep kunci bahwa ”manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan”. Konsep ini dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran, dengan melihat hakikatnya manusia itu memiliki kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dasar. Dengan demikian pendidik dalam memberikan pembelajaran harus selalu berpedoman kepada apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh siswa.

2. Konsep kunci tentang “kecemasan” yang dimiliki manusia dapat digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan pembelajaran, yakni membantu individu supaya mengerti dirinya dan lingkungannya; mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidup secara bijaksana; mampu mengembangkan kemampuan dan kesanggupan, memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya; mampu mengelola aktivitasnya sehari-hari dengan baik dan bijaksana; mampu memahami dan bertindak

(12)

sesuai dengan norma agama, sosial dalam masyarakatnya. Dengan demikian kecemasan yang dirasakan akibat ketidakmampuannya dapat diatasi dengan baik dan bijaksana. Karena menurut Freud setiap manusia akan selalu hidup dalam kecemasan, kecemasan karena manusia akan punah, kecemasan karena tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan dan banyak lagi kecemasan-kecemasan lain yang dialami manusia. Jadi bimbingan ini dapat merupakan wadah dalam rangka mengatasi kecemasan.

3. Konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik.

4. Teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian individu” dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan. Konsep ini memberi arti bahwa materi, metode dan pola bimbingan harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kepribadian individu, karena pada setiap tahapan itu memiliki karakter dan sifat yang berbeda.

5. Konsep Freud tentang “ketidaksadaran” dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada individu dengan harapan dapat mengurangi impuls-impuls dorongan Id yang bersifat irrasional sehingga berubah menjadi rasional.

(13)

BAB III KESIMPULAN

 Teori psikoanalisa adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya.

 Menurut Sigmund freud yang memuat tentang struktur kepribadian (Id, Ego dan Super Ego). Pengalaman traumatis sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang, seseorang yang mengalami hambatan dalam tahap-tahap perkembangan akan berpenggaruh pada kepribadian seseorang di masa dewasa.

 Menurut Jung, psikhe mengandung sebuah ego,sebuah bawah-sadar pribadi yang terdiri atas pengalaman-pengalamannya yang terepresi dari hidupnya. Bawah-sadar pribadi, mengandung sejumlah kluster pikiran-pikiran saling-berkaitan yang disebut kompleks-kompleks. Bawah-sadar kolektif, dibentuk dari arketipe-arketipe yang merupakan watak-watak bawaan untuk merespons secara emosi kategori-kategori pengalaman-pengalaman tertentu.

 Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasi oleh dorongan-dorongan sosial. Teori psikologi individual Adler ini, memang lebih banyak berupaya menyadarkan manusia, bahwa ia merupakan mahluk yang berdaya dan memiliki rasa sosial yang dalam, sehingga itu pulalah ia dapat “survive” dalam menjalani hidup. Teori ini pula, memiliki kekuatan dalam hal memprediksi perilaku manusia melalui tujuan semu atau akhir dari perilaku yang diperbuatnya, sebagai tujuan akhir yang merupakan gambaran dari diri manusia tersebut.

 Aplikasi teori psikoanalisis dalam dunia pendidikan. (1). Konsep kunci bahwa “manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan”. (2). Konsep kunci tentang “kecemasan” yang dimiliki manusia dapat digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan bimbingan. (3). Konsep psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. (4). Teori Freud tentang “tahapan perkembangan kepribadian individu” dapat digunakan dalam proses bimbingan. (5). Konsep Freud tentang

(14)

“ketidaksadaran” dapat digunakan dalam proses bimbingan yang dilakukan pada individu dengan harapan dapat mengurangi impuls-impuls dorongan Id yang bersifat irrasional sehingga berubah menjadi rasional.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang: UMM Press. Baeree, C. George. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama

Psikolog Dunia. Terj. Inyiak Ridwan Muzir. Jakarta: PRISMASOPHI, 2010. Feist, Jess., dan Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Theorist of Personality.

Diterjemahkan oleh Handriatno. Jakarta: Salemba Humanika.

Naisaban, Ladislaus. Psikologi Jung: Tipe Kepribadian Manusia dan Rahasia Sukses Dalam Hidup (tipe kebijaksanaan Jung). PT Gramedia, Jakarta, 2003 Olson, Matthew. H, dan Hergenhahn, B.R . 2013. Pengantar Teori-Teori

Kepribadian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Semiun, OFM, Yustinus. 2013. Teori-Teori Kepribadian Psikoanalitik Kontemporer. Yogyakarta: Kanisius.

Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara.

Supraktiknya, A. 1993. Psikologi Kepribadian 1 Teori-Teori Psikoanalitik (Klinis). Terjemahan dari Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey,,Teoris of Personality. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1983 Wade, carole; tavris,carol. 2007. Psikologi, edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Erlangga. Yayasan Cipta Laka Caraka.1989. Tantangan Membina Kepribadian. Jakarta:

Cipta Laka Caraka.

Zaviera, Ferdinand. 2008. Teori kepribadian sidmund freud. Jogjakarta: Prismasophie.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan terdapat pengaruh nyata varietas tanaman yang diuji terhadap tinggi tanaman, namun tidak terdapat pengaruh nyata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara simultan ada pengaruh positif dan signifikan return on investment, economic value added dan likuiditas saham

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan rancangan case control yang bertujuan untuk melihat hubungan Paritas, Jarak Kelahiran dan Riwayat

Peserta dari Rapat Pimpinan FISIP ini adalah seluruh pimpinan unit kerja di lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang meliputi : Dekan, Wakil Dekan Bidang

Decision rule yang didapatkan dari faktor certainty dengan tingkat luka berat dapat diambil kesimpulan berdasarkan nilai terbesar adalah waktu kejadian padat

Dari hasil penelitian semua perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, perlakuan sistem tanam konvensional dengan umur bibit 16 hari merupakan perlakuan yang

Salah satu activity diagram dari pembuatan Sistem Informasi Pelayanan Publik Berbasis Web di BBP2TP yaitu, melacak dokumen kepegawaian melalui NIP terdaftar dapat dilihat