Penentuan Kadar Magnesium Oksida (MgO) dan Fosfor Pentaoksida
Penentuan Kadar Magnesium Oksida (MgO) dan Fosfor Pentaoksida
(P
(P
22O
O
55) dalam Semen Portland
) dalam Semen Portland
NAMA
NAMA : : DERI DERI FEBIOLA FEBIOLA PUTRAPUTRA NIM
NIM : : 11015201101520 PRODI
PRODI : : KIMIA KIMIA NKNK DOSEN
DOSEN : : Drs. Drs. Zul Zul Afkar, Afkar, M.SiM.Si Edi Nasra, S.Si, M.Si Edi Nasra, S.Si, M.Si Dr. Mawardi, M.Si Dr. Mawardi, M.Si ASISTEN DOSEN
ASISTEN DOSEN : Reni Novita S: Reni Novita Sariari Syamsu Rivaldi Syamsu Rivaldi Benaziria Benaziria
LABORATORIUM KIMIA
LABORATORIUM KIMIA
JURUSAN KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
2012
A.
A. Penentuan Kadar Magnesium Oksida (MgO) dengan Metode SNI 15-2049-2004Penentuan Kadar Magnesium Oksida (MgO) dengan Metode SNI 15-2049-2004 Prinsip penentuan kadar MgO berdasarkan metode gravimetri. Logam Prinsip penentuan kadar MgO berdasarkan metode gravimetri. Logam magnesium diendapkan dalam bentuk MgNH
magnesium diendapkan dalam bentuk MgNH44POPO44 kemudian dipijarkan sehinggakemudian dipijarkan sehingga
terbentuk Mg
terbentuk Mg22PP22OO77, melalui penyetaraan maka dapat ditentukan kadar MgO., melalui penyetaraan maka dapat ditentukan kadar MgO.
Preparasi sempel untuk penentuan MgO harus dibebaskan dari senyawa CaO dan Preparasi sempel untuk penentuan MgO harus dibebaskan dari senyawa CaO dan Mn
Mn22OO33. Filtrat campuran kelompok senyawa amonium hidroksida dinetralkan dengan. Filtrat campuran kelompok senyawa amonium hidroksida dinetralkan dengan
penambahan HCl hingga mencapai titik akhir indikator metil merah (warna cenderung penambahan HCl hingga mencapai titik akhir indikator metil merah (warna cenderung merah), kemudian ditambah 6 tetes HCl berlebih sehingga senyawa benar-benar asam. merah), kemudian ditambah 6 tetes HCl berlebih sehingga senyawa benar-benar asam. Selanjutnya filtrat dipisahkan dari logam mangan dengan cara, filtrat dijenuhkan hingga Selanjutnya filtrat dipisahkan dari logam mangan dengan cara, filtrat dijenuhkan hingga volume kira-kira 100 ml, kemudian ditambahkan 40 ml air brom jenuh dan ditambah 10 volume kira-kira 100 ml, kemudian ditambahkan 40 ml air brom jenuh dan ditambah 10 ml NH
ml NH44OH hingga larutan bersifat basa. Larutan tersebut dipanaskan selama 5 menit danOH hingga larutan bersifat basa. Larutan tersebut dipanaskan selama 5 menit dan
di dalam beaker glass dimasukkan sedikit sobekan kertas saring untuk mencegah di dalam beaker glass dimasukkan sedikit sobekan kertas saring untuk mencegah bumping dan pengendapan awal mangan oksida hidrat. Setelah pemanasan, larutan bumping dan pengendapan awal mangan oksida hidrat. Setelah pemanasan, larutan didiamkan hingga terbentuk endapan mangan dioksida kemudian disaring, filtrat didiamkan hingga terbentuk endapan mangan dioksida kemudian disaring, filtrat ditampung dalam beaker glass. Filtrat hasil penyaringan tersebut ditambah dengan HCl ditampung dalam beaker glass. Filtrat hasil penyaringan tersebut ditambah dengan HCl hingga asam dengan indikator kertas lakmus. Setelah itu, filtrat didihkan hingga bromin hingga asam dengan indikator kertas lakmus. Setelah itu, filtrat didihkan hingga bromin menguap. Kemudian dalam filtrat ditambah dengan 5 ml HCl dan diencerkan hingga menguap. Kemudian dalam filtrat ditambah dengan 5 ml HCl dan diencerkan hingga volume 200 ml. Dalam filtrat yang telah diencerkan, ditambahkan beberapa tetes volume 200 ml. Dalam filtrat yang telah diencerkan, ditambahkan beberapa tetes indikator metil merah dan 30 ml larutan amonoium oksalat hangat. Larutan kemudian indikator metil merah dan 30 ml larutan amonoium oksalat hangat. Larutan kemudian dipanaskan hingga temperatur 70-80
dipanaskan hingga temperatur 70-80ooC dan ditambah NHC dan ditambah NH44OH setetes demi setetes hinggaOH setetes demi setetes hingga
terjadi perubahan warna dari merah ke kuning. Larutan didiamkan tanpa pemanasan terjadi perubahan warna dari merah ke kuning. Larutan didiamkan tanpa pemanasan selama 60 menit, sambil diaduk sesekali selama 30 menit pertama. Endapan yang selama 60 menit, sambil diaduk sesekali selama 30 menit pertama. Endapan yang terbentuk disaring dan filtrat ditampung dalam wadah beaker glass. Endapan dicuci terbentuk disaring dan filtrat ditampung dalam wadah beaker glass. Endapan dicuci dengan aquades panas sebanyak 8 sampai 10 kali dengan total aquades yang digunakan dengan aquades panas sebanyak 8 sampai 10 kali dengan total aquades yang digunakan tidak lebih dari 75 ml. Endapan digunakan untuk analisis CaO sedangkan filtratnya tidak lebih dari 75 ml. Endapan digunakan untuk analisis CaO sedangkan filtratnya digunakan untuk penentuan kadar MgO.
digunakan untuk penentuan kadar MgO.
Filtrat diasamkan dengan HCl dan diuapkan dengan pendidihan hingga volume Filtrat diasamkan dengan HCl dan diuapkan dengan pendidihan hingga volume kurang lebih 250 ml. Selanjutnya larutan didinginkan hingga sama dengan temperatur kurang lebih 250 ml. Selanjutnya larutan didinginkan hingga sama dengan temperatur ruang, kemudian ditambah dengan (NH
ruang, kemudian ditambah dengan (NH44))22HPOHPO44 sebanyak 10 ml dan diaduk sambilsebanyak 10 ml dan diaduk sambil
penambahan 30 ml NH
penambahan 30 ml NH44OH. Setelah NHOH. Setelah NH44OH ditambahkan seluruhnya, pengadukanOH ditambahkan seluruhnya, pengadukan
diperpanjang sekitar 10
diperpanjang sekitar 10 – – 15 menit. Kemudian larutan didiamkan selama 8 jam pada15 menit. Kemudian larutan didiamkan selama 8 jam pada temperatur kama
temperatur kamar. Endapan yr. Endapan yang terbentuang terbentuk k disaring menggdisaring menggunakan kertas unakan kertas saring dansaring dan dicuci dengan NH
hingga kertas saring menjadi arang, kemudian pembakaran, dan pemijaran pada 1100 hingga kertas saring menjadi arang, kemudian pembakaran, dan pemijaran pada 1100 ooCC selama 30 menit sampai 45 menit.
selama 30 menit sampai 45 menit. Reaksi yang terjadi :
Reaksi yang terjadi : MgCl
MgCl22+ NH+ NH44OHOH Mg(OH)Mg(OH)22+ NH+ NH44ClCl
Mg(OH)
Mg(OH)22 + (NH+ (NH44))22HPOHPO44 → MgNH→ MgNH44POPO44↓ + NH↓ + NH44OH + HOH + H22OO
Reaksi pemijaran : Reaksi pemijaran :
2 MgNH
2 MgNH44POPO44 MgMg22PP22OO77+ 2NH+ 2NH33+ H+ H22OO
Untuk meningkatkan ketelitian metode ini, maka perlu dibuat blanko. Perlakuan Untuk meningkatkan ketelitian metode ini, maka perlu dibuat blanko. Perlakuan pada pembuatan blanko sama dengan perlakuan pada sampel.
pada pembuatan blanko sama dengan perlakuan pada sampel. Blanko ini berfungsi untuk Blanko ini berfungsi untuk mengetahui keberadaa
mengetahui keberadaan senyawa magnesium yang berasal dari n senyawa magnesium yang berasal dari pereaksi yang digunakan,pereaksi yang digunakan, sehingga diperoleh massa murni endapan adalah :
sehingga diperoleh massa murni endapan adalah : Massa murni = massa endapan
Massa murni = massa endapan – – massa endapan blankomassa endapan blanko Berdasarkan reaksi di atas maka kadar MgO dapat
Berdasarkan reaksi di atas maka kadar MgO dapat diketahui dengan cara faktordiketahui dengan cara faktor gravimetri : gravimetri : 2 x Mr MgO 2 x Mr MgO Mr Mg Mr Mg22PP22OO77 2 x Mr MgO = 2
2 x Mr MgO = 2 x 40 g/mol = 80 g/molx 40 g/mol = 80 g/mol Mr Mg
Mr Mg22PP22OO77 = 222 g/mol= 222 g/mol
Faktor gravimetri = 0,3603 Faktor gravimetri = 0,3603
% MgO = (massa endapan murni : massa sampel) x faktor gravimetri x 100% % MgO = (massa endapan murni : massa sampel) x faktor gravimetri x 100%
Apabila metode penentuan MgO ini dibandingkan terhadap metode alternatif lain, maka Apabila metode penentuan MgO ini dibandingkan terhadap metode alternatif lain, maka memiliki presisi sebesar 0,16 dan akurasi ±0,2%.
memiliki presisi sebesar 0,16 dan akurasi ±0,2%.
B.
B. Penentuan Kadar Fosfor Pentaoksida (P2O5) dengan Metode SNI 15-2049-2004Penentuan Kadar Fosfor Pentaoksida (P2O5) dengan Metode SNI 15-2049-2004 Penentuan P
Penentuan P22OO55 dalam semen Portland digunakan metode uji kolorimetri, dimanadalam semen Portland digunakan metode uji kolorimetri, dimana
biasanya tidak ada unsur lain yang dapat mengganggu dalam semen Portland. Adapun biasanya tidak ada unsur lain yang dapat mengganggu dalam semen Portland. Adapun instrumen yang d
instrumen yang digunakan yaknigunakan yakni spektrofotometer yang di spektrofotometer yang dilengkapi dengailengkapi dengan n pengukuranpengukuran absorbansi pada panjang gelombang 725 nm.
absorbansi pada panjang gelombang 725 nm.
Pereaksi yang digunakan adalah ammonium molibdat yang perlakuannya adalah Pereaksi yang digunakan adalah ammonium molibdat yang perlakuannya adalah dimasukkan
dimasukkan 500 500 mL mL HH22SOSO44 10,6 N dalam labu takar 1 liter, kemudian dilarutkan 2510,6 N dalam labu takar 1 liter, kemudian dilarutkan 25
gram ammonium molibdat (NH
gram ammonium molibdat (NH44)6Mo)6Mo77OO2424.4 H.4 H22O) O) dalam dalam 250 250 mL mL air air hangat hangat dandan
dipindahkan ke dalam labu takar yang berisi H
dipindahkan ke dalam labu takar yang berisi H22SOSO44 sambil digoyangkan, dan setelahsambil digoyangkan, dan setelah
dingin, lalu diencerkan hingga 1 liter air dan disimpan dalam botol plastik. Digunakan dingin, lalu diencerkan hingga 1 liter air dan disimpan dalam botol plastik. Digunakan
asam molibdat yang nantinya akan menghasilkan kompleks berwarna biru yang disebut asam molibdat yang nantinya akan menghasilkan kompleks berwarna biru yang disebut kompleks biru-molibdenum jika direaksikan dengan H
kompleks biru-molibdenum jika direaksikan dengan H22SOSO44..
Pereaksi yang
Pereaksi yang kedua kedua adalah adalah asam asam askorbat dimana askorbat dimana untuk proses untuk proses pelarutpelarutannyaannya lebih baik digunakan yang paling halus. Asam askorbat digunakan untuk memberikan lebih baik digunakan yang paling halus. Asam askorbat digunakan untuk memberikan suasana asam dan juga sebagai pereduksi. Selain itu, juga ada asam klorida baku suasana asam dan juga sebagai pereduksi. Selain itu, juga ada asam klorida baku sebanyak 540 ml yang diencerkan dengan air hingga 1 liter dan dibakukan terhadap sebanyak 540 ml yang diencerkan dengan air hingga 1 liter dan dibakukan terhadap larutan NaOH baku dengan indicator phenolphthalein. Proses ini dilakukan untuk larutan NaOH baku dengan indicator phenolphthalein. Proses ini dilakukan untuk mengetahui normalitas larutan tersebut. Pereaksi keempat adalah larutan baku fosfat A mengetahui normalitas larutan tersebut. Pereaksi keempat adalah larutan baku fosfat A dan B, dimana yang membedakan adalah perlakuannya. Untuk yang A, kalium dan B, dimana yang membedakan adalah perlakuannya. Untuk yang A, kalium dihidrogen fosfat (KH
dihidrogen fosfat (KH22POPO44) yang telah kering dilarutkan dalam air dan diencerkan) yang telah kering dilarutkan dalam air dan diencerkan
hingga 1 liter dalam labu takar. Sedangkan untuk yang B, larutan tersebut diperoleh dari hingga 1 liter dalam labu takar. Sedangkan untuk yang B, larutan tersebut diperoleh dari larutan A dengan dienc
larutan A dengan diencerkan 50 mL erkan 50 mL dengan air hingga volume 5dengan air hingga volume 500 mL.00 mL.
NaOH 1N juga digunakan sebagai pereaksi dimana 40 gram NaOH dilarutkan NaOH 1N juga digunakan sebagai pereaksi dimana 40 gram NaOH dilarutkan dalam air, lalu ditambahkan 10 mL larutan jenuh barium hidroksida (Ba(OH)
dalam air, lalu ditambahkan 10 mL larutan jenuh barium hidroksida (Ba(OH)22) yang) yang
baru disaring dan diencerkan dengan air yang baru saja dididihkan hingga 1 liter, lalu baru disaring dan diencerkan dengan air yang baru saja dididihkan hingga 1 liter, lalu didinginkan.
didinginkan. Kemudian larutan Kemudian larutan dikocok seladikocok selama beberapa ma beberapa jam, lalu disaring jam, lalu disaring ke dalamke dalam botol plastic. Botol harus dalam keadaan tertutup rapat untuk melindungi larutan dari botol plastic. Botol harus dalam keadaan tertutup rapat untuk melindungi larutan dari CO
CO22 yang ada dalam udara. Setelah itu dibakukan terhadap asam phtalat atau asamyang ada dalam udara. Setelah itu dibakukan terhadap asam phtalat atau asam
benzoat secara asidimetri dan
benzoat secara asidimetri dan setelahnya normalitas larutan ditetapkan.setelahnya normalitas larutan ditetapkan.
Pereaksi yang terakhir adalah asam sulfat baku (10,6 N ± 0,1 N), dimana dalam Pereaksi yang terakhir adalah asam sulfat baku (10,6 N ± 0,1 N), dimana dalam labu ukur 1 liter ditambahkan dengan air hingga 500 mL, lalu ditambahkan 300 mL labu ukur 1 liter ditambahkan dengan air hingga 500 mL, lalu ditambahkan 300 mL H
H22SOSO44, lalu diencerkan dengan 1 liter air. Setelah itu dibakukan terhadap larutan NaOH, lalu diencerkan dengan 1 liter air. Setelah itu dibakukan terhadap larutan NaOH
baku dengan phenolftalein sebagai indicator dan d
baku dengan phenolftalein sebagai indicator dan ditetapkan normalitasnya.itetapkan normalitasnya.
Setelah semua pereaksi disiapkan seperti yang disebutkan di atas, maka langkah Setelah semua pereaksi disiapkan seperti yang disebutkan di atas, maka langkah selanjutnya a
selanjutnya adalah disiapkan dalah disiapkan larutan fosfat dari 0-0,5% larutan fosfat dari 0-0,5% yang dibuyang dibuat dari larutan bakuat dari larutan baku fosfat B dan 25 mL HCl 6,5 N pada labu takar 250 mL, lalu diencerkan dengan air fosfat B dan 25 mL HCl 6,5 N pada labu takar 250 mL, lalu diencerkan dengan air hingga tanda ba
hingga tanda batas. Sederetan larutan btas. Sederetan larutan baku fosfat B yang volumenyaku fosfat B yang volumenya: 0; 12,5; a: 0; 12,5; 25; 50;25; 50; 74; 100 dan 125 mL setara dengan kadar P2O5 dalam contoh semen sebesar 0 ; 0,05; 74; 100 dan 125 mL setara dengan kadar P2O5 dalam contoh semen sebesar 0 ; 0,05; 0,10; 0,20; 0,30; 0,40; dan
0,10; 0,20; 0,30; 0,40; dan 0,50%.0,50%.
Lalu kemudian disiapkan blangko, aquades ditambah 25 mL HCl baku dalam Lalu kemudian disiapkan blangko, aquades ditambah 25 mL HCl baku dalam labu takar 250 mL dan ditanda bataskan dengan aquades. Selanjutnya, pada larutan baku labu takar 250 mL dan ditanda bataskan dengan aquades. Selanjutnya, pada larutan baku fosfat 0
fosfat 0 – – 0,5% dan larutan blangko, masing-masing ditambah dengan 5 ml ammonium0,5% dan larutan blangko, masing-masing ditambah dengan 5 ml ammonium molibdat dan 0,1gram asam askorbat. Setelah itu, nilai absorban (absorban baku molibdat dan 0,1gram asam askorbat. Setelah itu, nilai absorban (absorban baku
dikurangi absorban blangko) diplotkan sebagai ordinat dan sebagai absis digunakan dikurangi absorban blangko) diplotkan sebagai ordinat dan sebagai absis digunakan konsentrasi P
konsentrasi P22OO55..
Untuk penentuan pada sampel, sampel sebanyak 0,25 gram dipindahkan dalam Untuk penentuan pada sampel, sampel sebanyak 0,25 gram dipindahkan dalam gelas kimia 250 mL. Untuk mencegah penggumpalan , sampel dibasahi dengan 10 mL gelas kimia 250 mL. Untuk mencegah penggumpalan , sampel dibasahi dengan 10 mL air dingin. Lalu ditambahkan 25 mL HCl baku dan digest dengan dibantu pemanasan air dingin. Lalu ditambahkan 25 mL HCl baku dan digest dengan dibantu pemanasan sedang dan diaduk hingga larutan sempurna, lalu disaring dalam labu takar 250 mL dan sedang dan diaduk hingga larutan sempurna, lalu disaring dalam labu takar 250 mL dan dicuci kertas saring serta endapan silica yang terpisah dengan air panas. Kemudian dicuci kertas saring serta endapan silica yang terpisah dengan air panas. Kemudian larutan diding
larutan didinginkan inkan dan diencedan diencerkan dengan rkan dengan air hingga air hingga 250 mL. Se250 mL. Selanjutnya 50 lanjutnya 50 mLmL aliquot dipindahkan dari contoh ke dalam gelas kimia 250 mL dan ditambahkan 5 mL aliquot dipindahkan dari contoh ke dalam gelas kimia 250 mL dan ditambahkan 5 mL ammonium molibdat dan 0,1 gram serbuk asam askorbat , lalu diaduk hingga larut ammonium molibdat dan 0,1 gram serbuk asam askorbat , lalu diaduk hingga larut sempurna.
sempurna. Setelah Setelah itu, larutaitu, larutan dn dipanaskan ipanaskan hingga hingga mendidih mendidih selama selama 1,5± 1,5± 0,5 0,5 menit,menit, didinginkan lalu dipindahkan dalam labu takar lalu dibilas dengan sedikit air dan didinginkan lalu dipindahkan dalam labu takar lalu dibilas dengan sedikit air dan diencerkan dengan air hingga 50 mL. Kemudian dilakukan pengukuran blanko pada diencerkan dengan air hingga 50 mL. Kemudian dilakukan pengukuran blanko pada panjang gelombang 725 nm. Setelah itu, 50 mL larutan blangko diukur absorban. Untuk panjang gelombang 725 nm. Setelah itu, 50 mL larutan blangko diukur absorban. Untuk memperoleh nilai absorban akhir, nilai absorban ini dikurangi dengan nilai absorban memperoleh nilai absorban akhir, nilai absorban ini dikurangi dengan nilai absorban yang didapat pada larutan contoh. Terakhir, presentase P
yang didapat pada larutan contoh. Terakhir, presentase P22OO55 dalam contoh dapat direkamdalam contoh dapat direkam
dengan menggunaka
dengan menggunakan nilai n nilai absorban murni yang diperoleh pada kurva absorban murni yang diperoleh pada kurva kalibrasi.kalibrasi. Reaksi yang terjadi adalah :
Reaksi yang terjadi adalah : 3 H
3 H22SOSO44+ (NH+ (NH44))66MoOMoO2424.4H.4H22O O 7 H7 H22MoOMoO44+ 3(NH+ 3(NH44))22SOSO44
KH
KH22POPO44+ + HCl HCl KCl KCl + + HH33POPO44
H
H33POPO44+ 12 H+ 12 H22MoOMoO44 HH33P[MoP[Mo1212OO4040] + 10 H] + 10 H22OO
Penentuan kadar P
Penentuan kadar P22OO55sampel dalam sampel dapat dibuat dengan cara :sampel dalam sampel dapat dibuat dengan cara :
1.
1. Pembuatan kurva baku dari KHPembuatan kurva baku dari KH22POPO44
Sb.Y Sb.Y y=ax y=ax Sb. X Sb. X Keterangan: : Keterangan: : Sb. X : Sb. X : konsentrasikonsentrasi Sb. Y : Sb. Y : absorbansiabsorbansi
2.
2. Untuk mengetahui konsentrasi dalam 250 ml sampelUntuk mengetahui konsentrasi dalam 250 ml sampel Kadar P
Kadar P22OO55 = (250 ml / 50 ml) x C= (250 ml / 50 ml) x C
Keterangan : C= konsentrasi P
Keterangan : C= konsentrasi P22OO55 dalam 50 mL hasil dari dalam 50 mL hasil dari persamaan ini y=axpersamaan ini y=ax
Apabila metode
Apabila metode penentuan P2O5 inpenentuan P2O5 ini dibandingkan dei dibandingkan dengan metode alternatif ngan metode alternatif lain,lain, maka tingkat presisiny
KESIMPULAN KESIMPULAN
Prinsip dasar penentuan kadar Magnesium Oksida (MgO) dalam semen Prinsip dasar penentuan kadar Magnesium Oksida (MgO) dalam semen berdasarkan metode gravimetri dimana logam magnesium diendapkan dalam bentuk berdasarkan metode gravimetri dimana logam magnesium diendapkan dalam bentuk MgNH
MgNH44POPO44 kemudian dipijarkan sehingga terbentuk Mgkemudian dipijarkan sehingga terbentuk Mg22PP22OO77, melalui penyetaraan, melalui penyetaraan
maka dapat ditentukan kadar MgO. Apabila dibandingkan dengan metode alternarif lain, maka dapat ditentukan kadar MgO. Apabila dibandingkan dengan metode alternarif lain, tingkat presisi dicapai sebesar 0,16 dan akurasi ±0,2%.
tingkat presisi dicapai sebesar 0,16 dan akurasi ±0,2%.
Prinsip dasar penentuan kadar Fosfor Pentaoksida (P2O5) dalam semen Prinsip dasar penentuan kadar Fosfor Pentaoksida (P2O5) dalam semen berdasarkan metode kolorimetri dimana penambahan reagen asam askorbat dan berdasarkan metode kolorimetri dimana penambahan reagen asam askorbat dan ammonium molidat terhadap filtrat sampel akan memberikan warna biru-moli
ammonium molidat terhadap filtrat sampel akan memberikan warna biru-moli bdem yangbdem yang dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm. Apabila dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm. Apabila disbanding dengan metode alternatif lain, tingkat presisi dicapai sebesar 0,03 dan akurasi disbanding dengan metode alternatif lain, tingkat presisi dicapai sebesar 0,03 dan akurasi sebesar ±0,03%.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Febriana, Ike Dayi dan Pratiwi, Ajeng
Febriana, Ike Dayi dan Pratiwi, Ajeng Diyan. 2011.Diyan. 2011. Penentuan Kadar Magnesium OksidaPenentuan Kadar Magnesium Oksida (MgO) dan Fosfor Pentaoksida (P
(MgO) dan Fosfor Pentaoksida (P22OO55) dalam Semen Portland ) dalam Semen Portland . Malang; Universitas. Malang; Universitas
Brawijaya. Brawijaya.