HJ-3
MACAM-MACAM JAMINAN
Oleh
JAMINAN
JAMINAN UMUM JAMINAN KHUSUS
JAMINAN PERORANGAN JAMINAN KEBENDAAN
BORGTOCH PENANGGUNGAN BENDA TETAP BENDA BERGERAK TANAH BUKAN
TANAH GADAI FIDUSIA
UUHT 4/96 1162 BW HIPOTIK 1152-1158BW UU 42/99 1131 BW 1132 BW 2
PEMBAGIAN JAMINAN
• Jaminan umum – Pasal 1131 kuhperdata – Pasal 1132 kuhperdata • Jaminan khusus – Jaminan kebendaan • Benda bergerak – Gadai – Fiducia• Benda tidak bergerak
– Hak tanggungan – Hipotik
PEMBAGIAN JAMINAN
• Menurut cara terjadinya,
• Menurut sifatnya,
• Menurut obyeknya,
• Menurut kewenangan menguasainya
Jaminan menurut cara terjadinya
• Jaminan yang lahir karena undang-undang
– Ialah jaminan yang adanya ditunjuk oleh undang-undang tanpa adanya
perjanjian dari para pihak
• Semua harta benda debitur baik benda bergerak maupun benda
tetap, baik benda-benda yang sudah ada maupun yang masih akan ada menjadi jaminan bagi seluruh perutangannya. Berarti bahwa kreditur dapat melaksanakan haknya terhadap semua benda debitur, kecuali benda-benda yang dikecualikan oleh undang-undang (pasal 1131 kuh perdata).
• Hasil penjualan dari benda-benda tersebut harus dibagi antara para
kreditur seimbang seimbang dengan besarnya piutang masing-masing (pasal 1132 kuh perdata).
– Kreditur kedudukannya sama berhak (kreditur bersama) dan tak ada
yang harus didahulukan dalam pemenuhan piutangnya disebut kreditur konkuren.
Jaminan menurut cara terjadinya
• Jaminan umum
– Merupakan jaminan yang diberikan bagi kepentingan semua
kreditur dan menyangkut semua harta kekayaan debitur
– Benda jaminan itu tidak ditunjuk secara khusus dan tidak
diperuntukkan untuk kreditur, sedang hasil penjualan benda
jaminan itu dibagi-bagi di antara para kreditur seimbang dengan piutangnya masing-masing.
– Para kreditur ini mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada
yang lebih didahulukan dalam pemenuhan piutangnya. (Kreditur konkuren)
– Jaminan umum timbulnya dari undang-undang.
• Jaminan khusus
– Benda-benda tertentu yang ditunjuk secara khusus sebagai
jaminan piutang dan hanya berlaku bagi kreditur tertentu, baik jaminan yang bersifat kebendaan maupun perorangan.
– Jaminan khusus yang timbul karena adanya perjanjian yang
khusus diadakan ANTARA KREDITUR DENGAN DEBITUR
Jaminan menurut sifatnya
• Jaminan kebendaan
– Jaminan yang berupa hak mutlak atas sesuatu benda, dengan ciri-ciri:
1. Mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu dari debitur. 2. Dapat dipertahankan terhadap siapapun.
3. Selalu mengikuti bendanya (droit de suite). 4. Dapat diperalihkan
– Azas prioiteit, yaitu bahwa hak kebendaan yang lebih tua (lebih dulu terjadi) lebih
Jaminan perorangan
(imateriil)
– Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu – Diberikan oleh pihak ketiga (guarantee) kepada orang lain (kreditur) yang
menyatakan bahwa pihak ketiga menjamin pembayaran kembali suatu pinjaman apabila yang berutang (debitur) tidak mampu dalam memenuhi kewajiban
finansialnya terhadap kreditur (bank).
– Merupakan perjanjian tiga pihak (penanggung, debitur, dan kreditur).
– Dalam praktek perbankan dikenal sebagai company (corporate) guarantee yaitu
jaminan perusahaan berupa surat keterangan dari pimpinan perusahaa perihal keabsahan, kedudukan dan penghasilan dari pihak yang minta jaminan.
– Azas kesamaan (pasal 1131 dan 1132 kuh perdata), dalam arti bahwa tidak
membedakan mana piutang yang lebih dulu terjadi dan piutang yang terjadi kemudian. Semuanya mempunyai kedudukan yang sama, tidak mengindahkan urutan terjadinya, semua mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta kekayaan debitur.
LANJUTAN……
KESIMPULAN
Jika pada jaminan perorangan kreditur
merasa terjamin karena mempunyai lebih dari seorang debitur yang dapat ditagih untuk
memenuhi piutangnya, maka pada jaminan kebendaan kreditur merasa terjamin karena
mempunyai hak didahulukan (preferensi) dalam pemenuhan piutangnya atas hak hasil eksekusi terhadap benda-benda debitur
Jaminan menurut objeknya
• Benda bergerak
• Benda tidak bergerak
• Pembedaan mempunyai arti penting dalam hal: – Cara pembebanan/jaminan.
• Benda-benda bergerak: gadai, fidusia
• Benda-benda tak bergerak: hak tanggungan.
– Cara penyerahan.
• Benda bergerak: penyerahan nyata, penyerahan simbolis (penyerahan kunci gudang), constitutum
possessorium (penyerahan dengan terus melanjutkan penguasaan atas benda itu), cessie dan
endossemen.
• Benda tak bergerak: balik nama (penyerahan yuridis yang bermaksud memperalihkan hak itu,
dibuat dengan bentuk akta otentik dan didaftarkan.
– Daluwarsa.
• Benda bergerak: tidak mengenal lembaga daluwarsa • Benda tak bergerak: mengenal lembaga daluwarsa
– Bezit.
• Benda bergerak: pasal 1977 kuhp (bezit atas benda bergerak berlaku sebagai alas
hak yang sempurna)
Jaminan menurut kewenangan
menguasainya
• Jaminan dengan menguasai bendanya,
– Gadai (pand, pledge), dan hak retensi.
– Kreditur merasa lebih aman terutama pada benda bergerak
yang memang mudah dipindahkan dan berubah nilainya.
– Kreditur berwenang menjual atas kekuasaan sendiri jika terjadi
wanprestasi karena benda jaminan di tangan kreditur
• Jaminan tanpa menguasai bendanya,
Sifat perjanjian jaminan
• Bersifat accessoir
– Yaitu perjanjian yang diikuti dengan adanya perjanjian yang
mendahuluinya yaitu perjanjian pokok.
– Tidak mungkin ada perjanjian jaminan tanpa ada perjanjian
pokoknya.
– Perjanjian jaminan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan selalu
mengikuti perjanjian pokoknya
– Apabila perjanjian pokok berakhir, maka perjanjian jaminannya juga
berakhir.
– Untuk dapat membuat perjanjian jaminan, dalam perjanjian pokok
harus diatur dengan jelas tentang adanya janji-janji tentang jaminan
Jaminan dan agunan menurut uu
perbankan
• Dalam undang-undang no.14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan tidak
dikenal istilah agunan, tetapi hanya ada istilah jaminan.
• Jaminan kredit bank adalah benda/barang tetap maupun barang bergerak
ataupun sesuatu yang dapat disamakan dengan itu, dimana nilainya dapat diukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang diserahkan oleh debitur, kepada bank/debitur sebagai jaminan atas pelunasan fasilitas kredit yang diperoleh dari bank.
• Dalam pasal 8 uu 7 tahun 1992 jt uu no.10 tahun 1998, membedakan antara
pengertian agunan dan jaminan.
– Jaminan sebagai “keyakinan atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah
debitur untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan”.
– Agunan sebagai “jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank
dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah”. (Pasal 1 angka 23 undang-undang no.10 tahun 1998)
Hak Kebendaan yg memberi
Jaminan
•Hak jaminan, selain memberikan jaminan
akan pelunasan hutang juga memberikan hak untuk didahulukan di dalam
pengambilan pelunasan hutang.
•Memberikan jaminan hak disini, berbeda
dengan hak kebendaan seperti hak milik dan hak menikmati, tetapi lebih kepada hak yang memberikan rasa
aman/terjamin.
Beberapa lembaga hukum
yg mempunyai sifat jaminan
• Sewa Beli
• Kompensasi
• Hak Retensi
• Kreditur Perseroan
• Kreditur warisan yg menuntut
PRIVELEGE &
PREFERENT
•
Apa “
Beda”nya antara
hak
previlege
dan
hak
preferent
?
Hak Previlege =
bagian dari hak preferent
• Menurut KUH Perdata/BW ada 3 hak
untuk didahulukan yaitu privelege, gadai dan hipotik (diluar BW, hak tanggungan
dan fidusia) ketiganya ini disebut hak
preferent
• Hak privelege adalah hak yang
• Mengapa kreditur yang satu ini
diistimewakan?
• Mengapa tagihan-tagihan tertentu
diberikan kedudukan yang didahulukan?
• Mengapa ditentukan sebagai tagihan yang
mempunyai sifat diistimewakan?
Sifat Privelege:
1. Privelege harus dituntut, kalau yang
punya hak diam saja maka tagihannya dianggap tagihan biasa (konkuren)
2. Privelege bukan hak kebendaan
3. Privelege ditentukan oleh undang-undang
4. Selama menjadi milik debitur
Tingkatan-tingkatan Hak Tagih
yg didahulukan:
1. Antara sesama Kreditur Preferen (1134
BW)
– Gadai dan hipotik (bw)+Hak Tanggungan
dan fidusia (diluar BW) lebih tinggi
tingkatannya thd hak istimewa/privelege
2. Antara sesama Kreditur Preferen yg
sama tingkatannya (1136 BW)
– Di antara mereka berlaku ketentuan 1132
BW (dibagi sesuai porsi masing-masing/
Lanjutan..
3. Tagihan Publik (1137 BW)
– Hak tagih negara dan badan-badan Hukum
Publik/umum ex.pajak, PLN dan PAM
4. Privelege Khusus
5. Privelege Umum
1138
BW
Privelege Khusus:
a. Ongkos-ongkos Pengadilan (1139 sub 1
BW)
– Ongkos penyitaan
– Biaya pelaksanaan putusan perkara
– Biaya penyusunan tingkatan-tingkatan
kreditur
– Biaya pelengan
b. Orang yang menyewakan (1140 BW)
– Hanya untuk sewa benda tetap
– Dpt melakukan sita jaminan (pandbeslag)
tanpa ijin dari pengadilan
– Dpt melakukan sita revindicatoir (40 dan 14
hari)
– Sewa ulang
c. Penjual (1139 sub 3 jo 1144 BW)
– Selama masih jd pemilik pembeli
– Dibatasi (kasus elektromotor)
– Hak reklame
d. Biaya Menyelamatkan barang (1139 sub
4 BW)
e. Biaya Pembuatan /upah tukang (1139
sub 5 BW)
f. Pemilik rumah penginapan (1139 sub 6
BW)
Privelege Umum:
a. Biaya perkara untuk pelengan dan
penyelesaian suatu warisan (1149 sub 1 BW)
b. Biaya penguburan (1149 sub 2 BW)
c. Biaya-biaya pengobatan terakhir (1149
sub 3 BW)
d. Tagihan buruh atas upah (1149 sub BW)
e. Penyerahan bahan makanan (1149 sub 5
BW)
f. Tagihan Sekolah Asrama (1149 sub 6
BW)
g. Piutang anak belum dewasa dan curandi
terhadap wali dan curator
Bahan Bacaan: KUH Perdata/BW
H.Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia
j.Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan