PPL Ikatan Akuntan Indonesia 2012
PSAK Terkait Aset Tetap
Presented by : Stefanus Ariyanto., SE., M.Ak. CPSAK
Cer$fied IFRS Lecturer
Day 3 – 29 November 2012
2
B
IODATA
P
EMBICARA
Stefanus Ariyanto, SE., M.Ak., CPSAK
steveari@gmail.com
Pendidikan formal :
- Diploma 3 Akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) - Sarjana (S1) dari Universitas Indonesia
- Magister Akuntansi (S2) dari Universitas Indonesia Pendidikan non Formal :
- Certified IFRS Lecturer - Certified PSAK (CPSAK) Pekerjaan :
PSAK 13 (2011):
Properti Investasi
Agenda
1. Ruang Lingkup
2. Klasifikasi Properti Investasi 3. Pengakuan
4. Pengukuran Awal
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal 6. Transfer
7. Pelepasan
1. Lingkup
PSAK ini tidak mencakup hal-hal yang diatur dalam PSAK 30
Sewa :
1. Klasifikasi sewa pembiayaan dan sewa operasi;
2. Pengakuan penghasilan sewa dari properti investasi;
3. Pengukuran hak atas sewa operasi dalam laporan keuangan lessee;
4. Pengukuran investasi neto atas sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessor;
5. Akuntansi atas transaksi jual dan sewa-balik; dan 6. Pengungkapan sewa pembiayaan dan sewa operasi.
2. Klasifikasi Properti Investasi
Properti Investasi adalah:
properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—
atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui
sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
atau untuk tujuan administratif; atau
2. Klasifikasi Properti Investasi
Untuk dapat mengklasifikasikan suatu properti
sebagai properti investasi, harus memenuhi
kedua
kriteria berikut:
1. Tujuan penggunaan (rental dan/atau kenaikan nilai), dan 2. Jenis kepemilikan (dimiliki sendiri atau melalui sewa
pembiayaan).
Mode of Usage
Mode of Ownership
2. Klasifikasi Properti Investasi
PSAK 13 membedakan antara properti investasi
dengan properti yang digunakan sendiri.
Properti yang digunakan sendiri mengacu pada
PSAK 16 Aset Tetap.
Properti yang digunakan sendiri adalah:
adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee
melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif.
2. Klasifikasi Properti Investasi
Untuk memenuhi kriteria properti investasi, properti
haruslah :
Dikuasai oleh pemilik, atau
Dikuasai oleh entitas dalam sewa pembiayaan
Implikasinya, properti yang dikuasai lessee dalam sewa
operasi tidak dapat diklasifikasikan sebagai properti investasi.
Hak atas properti yang dikuasai oleh lessee melalui sewa
operasi dapat dikelompokkan dan dicatat sebagai properti investasi jika, dan hanya jika, properti tersebut tidak bertentangan dengan definisi properti investasi dan lessee menggunakan model nilai wajar seperti diatur
Mode of Ownership
Contoh properti investasi
• tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari
• tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan.
• bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi
• bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi.
• properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai properti investasi.
• Properti yang sudah diklasifikasikan sebagai properti investasi namun dalam pengembangan ulang.
2. Klasifikasi Properti Investasi
Contoh yang BUKAN properti investasi
• properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang dalam proses pembangunan atau
pengembangan untuk dijual
• properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga
• properti yang digunakan sendiri
• properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan
2. Klasifikasi Properti Investasi
• Tanah untuk dikembangkan Real estat
2. Klasifikasi Properti Investasi
2. Klasifikasi Properti Investasi
Dalam beberapa kasus, entitas menyediakan tambahan jasa kepada para
penghuni properti yang dimilikinya. Jika jasa tersebut tidak signifikan
terhadap keseluruhan perjanjian, misalnya adalah ketika pemilik bangunan kantor menyediakan jasa keamanan dan pemeliharaan bangunan kepada penyewa yang menghuni bangunan. properti investasi (par 11)
Jika jasa yang disediakan bernilai cukup signifikan, misalnya, jika suatu entitas
memiliki dan mengelola hotel, maka jasa yang diberikan kepada para tamu adalah signifikan terhadap keseluruhan perjanjian bukan properti investasi (par 12)
2. Klasifikasi Properti Investasi
Dalam satu properti sebagian memenuhi kriteria properti investasi dan
sebagian lain TIDAK memenuhi kriteria properti investasi.
Jika dua bagian tersebut:
Dapat dijual terpisah
Tidak dapat dijual terpisah
Atau disewakan terpisah dalam sewa pembiayaan ⇒ Entitas mencatatnya secara terpisah
⇒ Properti adalah properti investasi hanya jika bagian yang bukan properti investasi jumlahnya tidak signifikan
2. Klasifikasi Properti Investasi
Entitas memiliki properti yang disewakan kepada, dan digunakan oleh, induk atau anak perusahaan lain, maka :
⇒ properti bukan properti investasi dalam laporan keuangan
konsolidasi, karena properti dimiliki sendiri dalam perspektif grup.
⇒ Namun, jika memenuhi kriteri properti investasi, lessor
mengakui sebagai properti investasi dalam laporan keuangan
individualnya.
Consolidated
3. Pengakuan
Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16 (Revisi 2011)
Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya
transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut.
Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa
dan dikelompokkan sebagai properti investasi yang harus dicatat sebagai sewa pembiayaan seperti diatur paragraf16 daiam PSAK 30. Sewa, dalam hal ini harus diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari Pembayaran sewa minimum. Jumlah yang setara harus diakui sebagai kewajiban sesuai dengan ketentuan paragraf yang sama.
Bagian dari suatu properti investasi dapat diperoleh melalui penggantian.
Contoh, interior dinding bangunan mungkin merupakan penggantian dinding aslinya. Berdasarkan prinsip pengakuan, entitas mengakui jumlah tercatat properti investasi atas biaya penggantian properti investasi pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi. Jumlah tercatat
4. Pengukuran Awal
Sama dengan PSAK 16
Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara
sewa dan dikelompokkan sebagai properti investasi mengacu
pada PSAK 30 Sewa, dimana aset diakui pada jumlah mana yang
lebih rendah antara:
Nilai wajar properti, dan
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Jika hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa
diklasifikasikan sebagai properti investasi, maka hak atas
properti tersebut dicatat sebesar nilai wajar dari hak
4. Pengukuran Awal
Tidak
termasuk biaya perolehan (par 22)
biaya perintisan (kecuali biaya-biaya yang diperlukan untuk
membawa properti ke kondisi yang diinginkan sehingga dapat
digunakan sesuai dengan maksud manajemen)
kerugian operasional yang terjadi sebelum properti investasi
mencapai tingkat hunian yang direncanakan
pemborosan bahan baku, buruh atau sumber daya lain yang
terjadi selama masa pembangunan atau pengembangan properti
Jika pembayaran atas properti investasi ditangguhkan, maka biaya
perolehan adalah setara harga tunai. Perbedaan antara jumlah
tersebut dan pembayaran diakui sebagai beban bunga selama
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Properti yang dikuasai dalam sewa operasi
yang diklasifikasikan sebagai properti Investasi Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban
yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset tertentu termasuk properti investasi
Properti investasi yang nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal atas dasar berkelanjutan
Tidak ada pilihan,
hanya model nilai wajar
Pilih salah satu model untuk semua properti Tidak ada pilihan,
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Use PSAK 13 to account for one or more such properties?
Properties not under PSAK 13
Properties under PSAK 13
Properties held to earn rental or capital appreciation or both?
Any property held under operating lease?
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Model Nilai Wajar
Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal pelaporan
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi
yang timbul dari
perubahan nilai wajar
atas
properti investasi harus
diakui dalam laporan laba rugi
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Model Nilai Wajar (PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar
Model Revaluasian (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi atau ekuitas.
• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler.
Nilai wajar
Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu.
Karena kondisi pasar dapat berubah, jumlah yang dilaporkan
berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau tidak tepat jika
diestimasi pada waktu yang berbeda.
Definisi nilai wajar mengasumsikan pertukaran dan penyelesaian
secara serempak dari kontrak penjualan tanpa perbedaan harga
juga dapat terjadi dalam suatu transaksi yang wajar antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan
memadai seandainya pertukaran dan penyelesaian tersebut
tidak dilakukan secara serempak.
Nilai wajar
Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain,
penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan
asumsi-asumsi yang layak dan rasional yang mencerminkan keyakinan
pihak-pihak yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki
pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang penghasilan
rental dari sewa di masa depan dengan mengingat kondisi
sekarang.
Dengan dasar pemikiran yang sama, nilai wajar juga
mencerminkan arus kas keluar (termasuk pembayaran rental
dan arus keluar Iainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan
dengan properti tersebut.
Nilai wajar
Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam
pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang
sarna dan berdasarkan pada sewa dan kontrak lain yang serupa.
Entitas harus memperhatikan adanya perbedaan dalam sifat,
lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati
dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan
Nilai wajar
Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu entitas
harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber, termasuk:
Harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan lokasi
berbeda (atau berdasarkan pada sewa ataukontrak.lain yang berbeda), disesuaikan untuk mencerrninkan perbedaan tersebut;
harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktif, dengan penyesuaian
untuk mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi sejakt anggal transaksi terjadi pada hargat ersebut,dan
proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa depan yang
dapat diandalkan,didukung dengan syarat/klausul yang terdapat dalam sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin) dengan bukti ekstemal seperti pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan penggunaan tarif diskonto yang mencerrninkan penilaian pasar kini dari ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.
Nilai wajar
Dalam menentukan nilai wajar properti investasi, entitas tidak melakukan
penghitungan ganda atas aset atau kewajiban yang diakui sebagai aset atau kewajiban terpisah.
peralatan seperti lift atau pendingin ruangan sering kali menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari bangunan dan biasanya dimasukkan dalam nilai wajar properti investasi, dari pada diakui secara terpisah sebagai peralatan (aset tetap);
jika kantor disewakan termasuk dengan fumiturnya, nilai wajar kantor umumnya
memasukan nilai wajar furnitur, karena penghasilan rental jugaterkait dengan fumitur yang digunakan. Apabila fumitur termasuk dalam nilai wajar properti investasi, entitas tidak mengakui furnitur tersebut sebagai aset terpisah;
nilai wajar properti investasi tidak termasuk biaya dibayar di muka atau penghasilan sewa operasi akruan (accrued operating lease income), karenaentitas mengakui hal tersebut secar aterpisah sebagai aset atau kewajiban;
6. Transfer
Transfer ke, atau dari properti invetasi dapat dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan:
a) Dimulainya penggunaan oleh pemilik
b) Dimulainya pengembangan untuk dijual
Perubahan Penggunaan Transfer dari properti investasi
a) Berakhirnya pemakaian oleh pemilik
b) Dimulainya sewa operasi ke pihak lain
c) Berakhirnya pembangunan atau pengembangan
Perubahan Penggunaan Transfer ke properti investasi
Properti yang dimiliki sendiri
Persediaan Properti Investasi
Properti Investasi Properti yang
dimiliki sendiri Persediaan Akhir masa
5. Transfer
Ketika entitas menggunakan→
transfer TIDAK mengubah jumlah tercatat properti yang
ditransfer dan
TIDAK mengubah biaya properti untuk tujuan pengukuran dan
pengungkapan.
Cost Model
Fair Value Model
5. Transfer
Untuk transfer dari properti investasi yang dicatat dengan menggunakan nilai
wajar
Nilai properti untuk akuntansi berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16 dan 14 adalah nilai wajar pada tanggal perubahan penggunaan. a) Dimulainya penggunaan oleh
pemilik
b) Dimulainya pengembangan untuk dijual
Perubahan Penggunaan Transfer dari properti investasi
Properti yang dimiliki sendiri
⇒ Revaluation reserve is frozen and accounted for in accordance with PSAK 16 subsequently Properti Investasi Properti yang dimiliki sendiri
Fair Value Model
6. Transfer
Terapkan PSAK 16 hingga tanggal perubahan Memperlakukan perbedaan antara
• Jumlah tercatat menurut PSAK 16, dan • Nilai wajar
dengan cara yang sama seperti revaluasi PSAK 16
Perbedaan antara
Nilai wajar properti pada tanggal
Persediaan
6. Transfer
PT X mengadopsi PSAK 13 (Revisi 2011) dan memutuskan menggunakan nilai wajar untuk penilaian aset tetap dan properti investasi.
Pada 1 Mar 2012, property B dengan nilai tercatat Rp 1 milyar (tadinya dipakai untuk kantor perusahaan) disewakan untuk memperoleh pendapatan.
Surplus revaluasi yang pernah diakui atas B adalah 300 juta dan nilai wajar B pada tanggal transfer adalah 1,2 milyar.
6. Transfer
Jurnal :
Dr Aset Tetap 200,000
Cr Surplus revaluasi aset tetap 200,000
To recognise the additional revaluation surplus.
Dr Properti Investasi 1,200,000
Cr Aset tetap 1,200,000
To reclassify the property from PPE to investment property.
Surplus revaluasi sebesar 500 juta tetap berada di ekuitas.
7. Pelepasan
Properti investasi harus
dihentikan pengakuannya
pada saat:
1.
Pelepasan atau2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasan.
Laba atau rugi
yang timbul dari penghentian atau pelepasan
properti investasi ditentukan dari selisih antara:
1.
Hasil neto dari pelepasan dan 2. Jumlah tercatat aset,dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback) dalam priode terjadinya.
8. Pengungkapan
apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya;
Jika menerapkan nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas
properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan-dicatat sebagai propertiinvestasi;
apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan kriteria yang digunakan untuk
membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari;
metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar
dari properti investasi,
sejauhmana penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian
oleh penilai independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan serta memiliki pengalaman mutakkht di lokasi dan kategori properti
8. Pengungkapan
jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugi untuk:
penghasilan rental dari properti investasi; beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan rental beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan rental selama
periode tersebut; dan
perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi atas penjualan properti investasi
eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti
investasi atau pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan;
kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau
mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan,
pemeliharaan atau peningkatan.
8. Pengungkapan
Mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berlkut:
penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisisi dan penambahan yang dihasilkan dari pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah tercatat aset;
penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok aset yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain;
laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar; perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada
penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional
transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
8. Pengungkapan
Ketika suatu penilaian terhadap properti investasi disesuaikan secara signifikan untuk
tujuan pelaporan keuangan, maka entitas tersebut mengungkapkan rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan seeara terpisah jumlah agregat dari pengakuan
kewajibansewayang telah ditambahkan kembali, dan penyesuaian signijikan lain.
Pengungkapan tambahan :
uraian mengenai properti investasi tersebut;
penjelasan mengapan nilai wajar tidak dapat ditentukan secaraandal;
apabila mungkin, kisaranestimasidi mananilai wajar kemungkinan besar berada dan untuk pelepasan properti .investasiyang tidak dicatat dengan nilai wajar:
fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti investasiyang tidakdicatat dengan nilai
wajar;
jumlah tercatatproperti investasipada saat dijual; dan jum/ah .Iaba ataurugi yang dlakui:
8. Pengungkapan
Metode penyusutan yang digunakan;
masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi
rugi penurunan nilai) pada awal danakhir.periode;
Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan. akhir periode, yang
menunjukkan: Penambahan
Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha Aset diklasifikasikan untuk dijual
Penyusutan Penurunan nilai
Ringkasan Beda dengan PSAK 13 (2007)
Letak beda ED PSAK 13 (revisi 2011)
PSAK 13 (revisi 2007) Definisi Tidak mengatur definisi tentang
penghentian pengakuan
Mengatur definisi tentang penghentian pengakuan
Pengakuan awal
properti investasi dalam proses pebangunan dan pengembangan
Diakui sebagai properti investasi Diakui sebagai aset tetap dan perlakuannya mengacu ke PSAK 16: Aset Tetap sampai properti investasi selesai dibangun.
Ketidakmampuan menetapkan nilai wajar yang andal
Jika entitas memilih menggunakan metode nilai wajar, maka properti investasi dalam proses pembangunan dan pengembangan: - Diukur pada harga perolehan sampai nilai wajarnya dapat ditentukan secara andal atau sampai proses pembangunan dan pengembangan selesai (mana yang lebih dahulu)
- Pada pengakuan awal langsung dapat diukur sebesar nilai wajarnya jika dapat ditentukan secara andal
PSAK 48 (Revisi 2009):
Penurunan Nilai Aset
Tujuan
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prosedur-prosedur
yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah
terpulihkannya. pengembangan properti
Aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tercatat
aset melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui:
Penggunaan, atau Penjualan aset.
Ruang Lingkup - Pengecualian (par 2)
(a) Persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan);
(b) aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat PSAK 34: Akuntansi Kontrak
Konstruksi);
(c) aset pajak tangguhan (lihat PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan); (d) aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);
(e) aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;
(f) Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat PSAK 13: Properti
Investasi);
(g) biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak
kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28: Kontrak Asuransi; dan
Termasuk Ruang Lingkup (par 4)
Pernyataan ini berlaku untuk aset keuangan yang dikelompokkan sebagai
investasi dalam entitas anak (PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri)
ventura bersama yang disajikan dengan metoda biaya dalam laporan keuangan
tersendiri seperti yang dijelaskan dalam PSAK 12 : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
Ketentuan mengenai penurunan nilai investasi dalam entitas asosiasi diatur dalam
PSAK 15 : Investasi dalam Entitas Asosiasi
Ruang Lingkup (par 5)
Tidak termasuk ruang lingkup PSAK 48 (par 5) :
Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 Properti investasi yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 13.
Namun termasuk ruang lingkup PSAK 48 (par 5) :
Aset yang dicatat pada jumlah revaluasian(yaitu nilai wajar) sesuai dengan
Uji Penurunan Nilai Rugi Penurunan Nilai Jumlah Tercatat
Jumlah Terpulihkan Jumlah Tersusutkan Nilai Pakai
Nilai Wajar dikurangi Biaya
Penjualan
Unit Penghasil Kas (UPK) Biaya Pelepasan Impairment Test Impairment Losses Carrying Amount Recoverable Amount Depreciable Amount Value in Use
Fair Value less Costs to Sell
(FV-C2S)
Cash Generating Unit (CGU) Costs of Disposal
Konsep & Istilah Penting
Pendekatan Penurunan Nilai (Impairment)
Review Aset secara Periodik
Apakah terdapat indikasi Estimasi recoverable amount
secara individu Goodwill?
Hitung recoverable amount secara individu
Y
Hitung recoverable amount unit penghasil kas /UPK/CGU
Y
Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai :
Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test):
Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas Aset tidak berwujud yang belum digunakan
Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
Review
AKHIR PERIODE
Menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai
ADA INDIKASI
mengestimasi jumlah
Identifikasi Indikasi Penurunan Nilai
PSAK 48 par 12
Informasi minimum yang dipertimbangkan
Informasi eksternal
• Perubahan signifikan nilai pasar • Perubahan signifikan teknologi,
pasar, ekonomi dan lingkup hukum
• Perubahan suku bunga
• Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya
Informasi internal
• Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset
• Perubahan signifikan atas
penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset
• Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.
Jumlah terpulihkan = Jumlah yang
lebih tinggi
antara :
Nilai Terpulihkan
Nilai wajar dikurang biaya untuk menjual
(Fair Value Less Costs to Sell)
Nilai pakai (Value in Use)
dan
Jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan
berkehendak bebas tanpa tekanan,
Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang
diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas.
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Bukti Terbaik
⇒ harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat dalam suatu
transaksi antara pihak yang independen, disesuaikan dengan biaya
tambahan yang dapat dikaitkan langsung dengan pelepasan aset.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset diperdagangkan di pasar aktif
⇒ Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan tidak ada pasar aktif untuk aset
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Nilai Pakai
Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima
Pertimbangan dalam penghitungan nilai pakai aset:
a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari
aset;
b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan tersebut;
c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;
d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
PSAK 48Par 31
1. mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di
masa depan dari pemakaian aset tersebut dan
pelepasannya pada akhirnya
2. menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Estimasi arus kas di masa depan meliputi:
(a) proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset;
(b) proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset agar dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara langsung, atau
dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten, pada aset; dan (c) arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk
Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan
1. Asumsi yang masuk akal dan didukung oleh fakta atau teori. 2. Anggaran keuangan terbaru dan telah disahkan manajemen.
3. Tidak memasukkan komponen arus kas masa depan dari restrukturisasi. 4. Penggunaan dasaran kepada anggaran hanya meliputi periode 5 tahun,
kecuali jika periode yang lebih lama dapat dijustifikasi.
5. Periode setelah anggaran menggunakan tingkat pertumbuhan tetap atau menurun, kecuali jika pertumbuhan naik dapat dijustifikasi.
6. Tingkat pertumbuhan dalam proyeksi tidak boleh melebihi rata-rata jangka panjang pertumbuhan untuk produk, industri, atau negara tempat entitas beroperasi atau pasar dimana aset digunakan, kecuali jika tingkat
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
• Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan
mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian
didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto
yang tepat untuk satuan mata uang tersebut.
• Tingkat pertukaran yang digunakan kurs spot
pada tanggal penghitungan nilai pakai.
Arus Kas Masa Depan Valuta Asing
PSAK 48 Par 54
Tingkat Diskonto
Dasar penetapan tingkat diskonto
tingkat
diskonto sebelum pajak menggambarkan
penilaian pasar kini dari:
(a) nilai waktu uang; dan
(b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas
masa depan belum disesuaikan.
Tingkat diskonto diestimasi
dari salah satu:
• Tingkat diskonto
implisit transaksi pasar
kini aset sejenis atau PSAK 48
Par 56
Tingkat diskon adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya akan memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu dan profil risiko yang
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
PSAK 48 Par 59-60-61
Nilai terpulihkan aset < Nilai tercatat
– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar
nilai terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai
Rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba
rugi,
• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi
sesuai dengan standar lain (Contoh PSAK 16)
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
•
Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan
sebagai penurunan revaluasi. (Lihat PSAK 16 : Aset Tetap)
diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang
kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus
revaluasi untuk aset yang sama
rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi
Contoh: PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya menjual Rp180 juta dan nilai pakainya 205 juta.
Rp 200 juta Rp 205 juta
Tidak ada
penurunan nilai
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Nilai tercatat Dibandingkan Nilai diperoleh kembali Lebih tinggi antara Nilai wajar dikurangi b. Nilai
Contoh: PT Anggrek, (informasi sama) kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta.
Rp 200 juta Rp 180 juta
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Nilai tercatat Dibandingkan Nilai diperoleh kembali Lebih tinggi antara Nilai wajar Nilai Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
Jumlah terpulihkan dari aset individual tidak
dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai
wajarnya dikurangi biaya penjualan; dan
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari kelompok aset lain.
Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah
terpulihkan, dapat ditentukan hanya untuk Unit
Penghasil Kas Aset.
Unit Penghasil Kas (UPK)
PSAK 48 Par 67
PSAK 48 Lihat Par 67:
Tidak
mungkin
mengestimasi
jumlah
terpulihkan aset individual menentukan
nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang
mana aset tercakup (aset dari unit penghasil
kas = UPK).
Unit penghasil kas aset kelompok
terkecil dari aset yang termasuk aset
tersebut dan menghasilkan arus kas masuk
yang independen dari arus kas masuk dari
aset atau kelompok aset lain.
Unit Penghasil Kas
PSAK 48 Par 66, 68:
Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang
lebih tinggi antara nilai wajar unit penghasil kas
dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.
Jumlah tercatat dari UPK:
(a)
mencakup hanya
jumlah tercatat dari aset-aset yang
dapat diatribusikan langsung
, atau dialoksikan dengan
dasar yang layak dan konsisten, ke UPK
dan akan
menghasilkan arus kas masuk
yang digunakan dalam
menentukan nilai pakai unit penghasil kas; dan
(b)
tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas
yang diakui
, kecuali jumlah terpulihkan dari unit
penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa
Unit Penghasil Kas
PSAK 48 Par 74-76
Unit Penghasil Kas
Pertama, Goodwill
Rugi Penurunan Nilai
• diakui untuk UPK
• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit
tersebut (kelompok dari unit) < jumlah tercatatnya.
• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari
unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sbb:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap
goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas
(kelompok dari unit); dan
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit).
PSAK 48 Par 98
Unit Penghasil Kas
Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai, entitas
tidak harus mengurangi jumlah tercatat
aset dengan jumlah yang tertinggi dari:
(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika
ditentukan);
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
(c) nol.
PSAK 48 Par 100
Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke aset
harus
dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit (kelompok dari unit).
CONTOH - UPK
Sebuah perusahaan manufaktur memiliki mesin yang digunakan
untuk memproduksi di satu divisi produksi. Mesin tersebut tidak
memiliki harga jual kecuali harga jual sebagai besi bekas dan sulit
untuk mengidentifikasi arus kas secara terpisah dari penggunaan
mesin tersebut.
Konsekuensinya jika perusahaan menentukan ada indikasi
impairment atas mesin, maka penilaian impairment harus dilihat
sebagai satu kesatuan divisi produksi. Perhitungan nilai diperoleh
kembali harus dihitung atas keseluruhan unit penghasil kas divisi
CONTOH - UPK
Sebuah perusahaan transportasi memperoleh kontrak dari
Pemda untuk mengoperasikan 6 jalur koridor busway sebagai
satu kesatuan. Perusahaan dapat mengidentifikasi aset dan arus
kas dari masing-masing jalur tersebut. Satu koridor busway
mengalami kerugian (indikasi penurunan nilai).
Walaupun kerugian penurunan nilai dapat diidentifikasi untuk
satu koridor, namun karena perusahaan terikat kontrak untuk
menjalankan keenam koridor tersebut maka penurunan nilai
harus dilihat sebagai satu kesatuan. Pengukuran penurunan
nilai dilakukan atas UPK atas keenam koridor busway
Goodwill
Goodwill telah dialokasikan sebelumnya ke unit penghasil
kas A. Goodwill yang dialokasikan ke A tidak dapat
diidentifikasi atau diasosiasikan dengan kelompok aset pada
tingkatan yang lebih rendah dari A, kecuali secara arbitrer.
Karena goodwill yang dialokasikan ke A tidak dapat secara
arbitrer diidentifikasi atau diasosiasikan dengan suatu
kelompok aset pada suatu level yang lebih rendah dari A,
maka goodwill dialokasikan kembali ke unit B, C dan D
Kasus
Suatu entitas mengoperasikan peralatan minyak di dasar laut.
Entitas menyediakan biaya restorasi senilai Rp 10 M, yang
mencerminkan nilai kini dari biaya tersebut. Entitas tersebut
menerima tawaran untuk membeli peralatan minyak seharga Rp
16 M, dan nilai biaya pelepasan seharga Rp 2 M. Nilai pakai
sebesar Rp 24 M. Sedangkan nilai tercatat dari peralatan
sebesar Rp 20 M.
Apakah nilai dari peralatan menurun?
Solution
Nilai wajar dikurangi cost to sell dari peralatan adalah Rp 14 M
(Rp 16 M – Rp 2 M).
Nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 14 M (Rp 24 M – Rp 10
M).
Nilai tercatat dari peralatan adalah Rp 10 M (Rp 20 M – Rp 10
M).
Sehingga, nilai terpulihkan dari unit penghasil kas melebihi nilai
tercatatnya, sehingga aset ini tidak diturunkan nilainya.
Kasus 2: Unit Penghasil Kas
Bear Bull performed an impairment review on the CGU X, which has the following assets on hand:
Carrying amount
Goodwill $ 1,000
Property, plant and equipment, at depreciated cost 3,000 Intangible assets, at amortised cost 2,000 Investment property, at depreciated cost 2,500
Financial assets, at fair value 1,070
Inventory, at cost 500
Trade receivables 1,300
Total 11,370
After an impairment review, Bear Bull found that the recoverable amount of CGU X is $8,000 and of the investment property is $2,000
Carrying Carrying amount after Allocated amount after impairment loss impairment loss impairment loss
Goodwill $ 1,000 $ (1,000) $ 0
Property, plant and equipment 3,000 (1,122) 1,878
Intangible assets 2,000 (748) 1,252 Investment property ($2,500 – $500) 2,000 - 2,000 Financial assets 1,070 - 1,070 Inventory 500 - 500 Trade receivables 1,300 - 1,300 Total 10,870 (2,870) 8,000
Kasus
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill
10
Properti
20
Pabrik dan Peralatan
30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih
perusahaan.
Kasus 3
Goodwill Properti
Pabrik Total
RpM RpM
RpM RpM
Nilai Tercatat
10 20
30 60
Rugi Penurunan Nilai
(10) (2) (3) (15)
Nilai Tercatat setelah -
18
27
45
Penurunan Nilai
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
PT Lily memiliki 80% kepemilikan PT Kenanga dengan membayar
Rp 32 M pada 1 Januari 2010. Setelah tanggal akuisisi, aset bersih
yang dapat diidentifikasi memiliki nilai Rp30 M.
PT Kenanga merupakan UPK. Pada 31 Desember 2010, nilai yang
dapat dipulihkan dari PT Lily sebesar Rp20 M. Nilai wajar aset
teridentifikasi 27.
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Harga perolehan kombinasi bisnis 80% = Rp 32 M Harga perolehan kombinasi bisnis 100% = Rp 40 M Nilai wajar aset bersih bisa diidentifikasi = Rp 30 M
Goodwill total = Rp 10 M
Pengendali
Nilai aset bersih yang diakusisi = 80% x Rp30 M = Rp 24 M
Goodwill pengendali = Rp 8 M
Nilai aset pada saat perolehan pertama
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Akhir tahun 2010 Goodwill Aset
diidentifikasi Total Nilai tercatat bruto Rp 10 M Rp 30 M Rp 40 M
Pengendali 8 M 24 M 32 M
Kepemilikan minoritas 2 M 6 M 8 M
Bagian 2: Mengalokasikan kerugian penurunan nilai
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Nilai yang dapat dipulihkan Rp20 M Nilai tercatat telah disesuaikan Rp 37 M
<
penurunan nilai TerjadiRp17 M
Akhir tahun 2010 Goodwill Aset diidentifikasi
Total
Nilai tercatat bruto Rp 10 M Rp 30 M Rp 40 M
Akumulasi depresiasi - (3 M) (3 M)
Nilai tercatat 10 M 27 M 37 M
Bagian 1: Menguji penurunan nilai PT Kenanga
Asumsi: depresiasi aset yang dapat diidentifikasi Rp 2 M selama tahun 2010
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Akhir tahun 2010 Goodwill Aset
diidentifikasi Penurunan Nilai Total Ass Goodwill
Nilai tercatat bruto Rp 10 M Rp 30 M Rp 40 M
Akumulasi depresiasi - (3 M) (3 M)
Nilai tercatat 10 M 27 M 37 M
Penurunan nilai 7 M 10 M 17 M
Bagian 2: Mengalokasikan kerugian penurunan nilai
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Nilai yang dapat dipulihkan Rp20 M Nilai tercatat telah disesuaikan Rp 37 M
<
penurunan nilai TerjadiRp13 M
Akhir tahun 2010 Goodwill Aset diidentifikasi
Total
Nilai tercatat bruto Rp 10 M Rp 25 M Rp 35 M
Akumulasi depresiasi - (2 M) (2 M)
Nilai tercatat 10 M 23 M 33 M
Dalam menilai apakah terdapat indikasi
bahwa rugi penurunan nilai yang telah
diakui pada periode-periode sebelumnya
untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak
ada lagi atau mungkin telah menurun,
entitas mempertimbangkan, minimal,
indikasi berikut ini:
1.
Infomasi yang bersumber dari luar
2.Informasi yang bersumber dari dalam
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai
PSAK 48 Par 106
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam
periode-periode sebelumnya untuk aset
selain goodwill
harus dibalik jika, dan hanya
jika,
terdapat perubahan estimasi yang
digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi
penurunan nilai terakhir diakui
.
jika kasusnya seperti ini,
jumlah tercatat
aset
, (ada pengecualian)
dinaikkan ke jumlah
terpulihkannya
.
Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai
PSAK 48 Par 109
Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang
disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill)
diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16).
Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus
diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait.
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai –Aset Individu
PSAK 48 Par 112-114
Dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk
goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari asetnya.
Diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk
aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini.
Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai
jumlah tercatat asettidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:
(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau
depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya. Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai untuk UPK
PSAK 48 Par 117-118
Pengungkapan
PSAK 48Par 121-130
Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan
Pengungkapan tambahan utama termasuk:
Setiap UPK (atau
kelompok UPK) yang
memiliki nilai tercatat
goodwill atau aset
tidak berwujud
Asumsi utama dan
pendekatan
manajemen yang
digunakan untuk
Periode dimana
manajemen telah
memproyeksikan
arus kas, tingkat
Problem 1
Suatu aset individu nilai perolehannya 24.000. Depresiasi
dilakukan dengan garis lurus selama 20 tahun dengan nilai sisa
sebesar 4.000. Pada awal tahun ke 16, ada indikasi penurunan
nilai.
Jika aset tersebut dijual harga penjualan 10.000 dikurangi biaya
penjualan 3.000. Nilai pakai aset tersebut sebesar 6.000.
Setelah penurunan nilai masa manfaat tersisa aset tetap 5 tahun
dan nilai residu tidak berubah 4.000
Problem 1
Awal tahun 16 = akhir tahun 15, sudah dimanfaatkan 15thn.
Akumulasi depresiasi = 15.000.
Nilai tercatat aset 24.000-15.000 = 9.000
Nilai diperoleh kembali nilai tertinggi antara
10.000 – 3.000 = 7.000 dengan 6.000 7.000
Rugi penurunan nilai = 9.000 – 7.000 = 2.000 Jurnal yang dibuat
Rugi penurunan nilai 2.000
Akumulasi depresiasi 2.000
Depresiasi tahun ke-16. (7.000-4.000)/5 = 600
Problem 1
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 1.200 = 5.800 Nilai diperoleh kembali 6.000 – 5.800 = 200
Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18 adalah 7.000
(24.000 – 17.000) Nilai 6.000 berada di bawah 7.000, sehingga 200 diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan nilai.
Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai 200
Pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai. Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 6.000. Masa manfaat dan nilai
Problem 1 – asumsi berbeda
Misalkan pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai.
Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 8.000. Masa manfaat dan nilai residu tidak berubah.
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 1.200 = 5.800
Nilai diperoleh kembali 8.000 – 5.800 = 2.200
Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18 adalah
7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 8.000 berada di atas 7.000, sehingga 2.200 tidak dapat diakui seluruhnya sebagai sebagai keuntungan penurunan nilai.
Pembalikan penurunan nilai yang dapat diakui sebesar 7.000 – 5.800 = 1.200
Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai 1.200
Problem 1 – perubahan masa manfaat
Suatu aset individu nilai perolehannya 24.000. Depresiasi
dilakukan dengan garis lurus selama 20 tahun dengan nilai sisa
sebesar 4.000. Pada awal tahun ke 16, ada indikasi penurunan
nilai.
Jika aset tersebut dijual harga penjualan 10.000 dikurangi biaya
penjualan 3.000. Nilai pakai aset tersebut sebesar 6.000.
Setelah penurunan nilai dilakukan review masa manfaat tersisa
aset 5 tahun dan nilai residu sebesar 1.000
Problem 1 – perubahan masa manfaat
Awal tahun 16 = akhir tahun 15, sudah dimanfaatkan 15thn. Akumulasi
depresiasi = 15.000.
Nilai tercatat aset 24.000-15.000 = 9.000
Nilai diperoleh kembali nilai tertinggi antara
10.000 – 3.000 = 7.000 dengan 6.000 7.000
Rugi penurunan nilai = 9.000 – 7.000 = 2.000 Jurnal yang dibuat
Rugi penurunan nilai 2.000
Akumulasi depresiasi 2.000
Depresiasi tahun ke-16. (7.000-1.000)/5 = 1.200
Problem 1 – perubahan masa manfaat
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 2.400 = 4.600 Nilai diperoleh kembali 6.000 – 4.600 = 1.400
Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18 adalah 7.000
(24.000 – 17.000) Nilai 6.000 berada di bawah 7.000, sehingga 1.400 diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan nilai.
Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai 1.400
Pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai. Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 6.000. Dilakukan review terdapat perubahan masa manfaat tersisa menjadi 5 tahun dan nilai residu 1.000
Problem 1 – perubahan masa manfaat
Misalkan pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai.
Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 8.000. Dilakukan review terdapat perubahan masa manfaat tersisa menjadi 5 tahun dan nilai residu 1.000
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 2.400 = 4.600
Nilai diperoleh kembali 8.000 – 4.600 = 3.400
Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18 adalah
7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 8.000 berada di atas 7.000, sehingga 2.400 tidak dapat diakui seluruhnya sebagai sebagai keuntungan penurunan nilai.
Pembalikan penurunan nilai yang dapat diakui sebesar 7.000 – 4.600 = 2.400
Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai 2.400
Main References
Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS Edition, John Wiley
Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, per 1 juni 2012
Nelson Lam, Peter Law, Intermediate Financial Reporting – an IFRS
Perspective