5 BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Reviu penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian. Pada bagian ini peneliti mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Penilaian Pasar Terhadap Return Saham :
Penelitian yang dibuktikan secara empiris oleh (Lestari et al., 2016) tentang “Analisis Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Aktivitas, Ukuran Perusahaan, dan Penilaian Pasar Terhadap Return Saham (Pada Perusahaan Real Estate dan Properti di BEI) Periode Tahun 2009-2014”. Pada penelitian ini populasi yang digunakan ialah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014 dengan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI sebanyak 46 perusahaan. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa variabel likuiditas, variabel leverage, variabel profitabilitas, variabel aktivitas, dan variabel penilaian pasar tidak berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan variabel size atau ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian terdahulu selanjutnya telah dilakukan oleh (Ningsih and Soekotjo, 2017) yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Likuiditas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015”. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 dengan jumlah sampel sebanyak 6 perusahaan. Hasil dari penelitian ini menurut uji hipotesis menunjukkan bahwa struktur modal (DER) dan likuiditas (CR) berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap return saham. Namun, pada hasil uji koefisien determinasi
parsial, variabel yang dominan mempengaruhi return saham pada perusahaan properti dan real estate ialah struktur modal (DER).
Selanjutnya dilakukan oleh (Safitri et al., 2017) dengan judul penelitian “Pengaruh Price To Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Asset (ROA) Terhadap Return Saham”. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2015 dengan menggunakan purposive sampling sebagai pengambilan sampel dan menghasilkan 37 perusahaan properti dan real estate yang akan diuji. Hasil dari penelitian ini ialah variabel PBV tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham, variabel PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, serta variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Namun, secara simultan variabel PBV, PER, DER, dan ROA berpengaruh dan signifikan terhadap return saham. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa pada penelitian ini variabel yang berpengaruh dominan terhadap return saham perusahaan properti dan real estate ialah ROA dengan nilai koefisien beta dan nilai t hitung lebih tinggi dibandingkan dengan variabel lainnya.
Penelitian lainnya dilakukan oleh (Widiarini and Dillak, 2019) dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Kebijakan Deviden, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Properti, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)”. Populasi yang digunakan penelitian ini ialah perusahaan di sektor property, real estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI 2013-2017 dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 16 perusahaan dengan periode penelitian selama 5 tahun dan sampel yang diuji sebanyak 80 data. Hasil dari penelitian ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara simultan dan parsial. Secara simultan, profitabilitas, leverage, likuiditas, kebijakan deviden, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara
parsial, profitabilitas, likuiditas, dan kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadan return saham. Namun, leverage berpengaruh dengan arah positif terhadap return saham sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh dengan arah negatif terhadap return saham.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Sari et al., 2020) yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Prifitabilitas, dan Likuiditas Terhadap Return Saham Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2018”. Penelitian ini mengambil populasi dari perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI berjumlah 48 perusahaan. Adapun jumlah sampel yang digunakan ialah 30 perusahaan dengan pengambilan sampel purposive sampling. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan institusional, profitabilitas, dan likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Sedangkan dewan komisaris independen memiliki pengaruh terhadap return saham.
B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal
Teori sinyal ialah suatu tindakan yang diambil manajemen dalam sebuah perusahaan untuk memberikan petunjuk kepada investor mengenai bagaimana prospek perusahaan-perusahaan tersebut (Brigham and Houston, 2001). Sinyal perusahaan yang dimaksud di sini ialah informasi-informasi yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan yang akan diberikan kepada stakeholder agar dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi-informasi yang dapat diberikan kepada stakeholder untuk pengambilan keputusan yang ada pada laporan keuangan ada pada rasio-rasio laporan keuangannya. Semakin baik kinerja perusahaan pada rasio keuangan, maka investor akan semakin tertarik untuk menanamkan sahamnya.
Teori sinyal juga menjelaskan bagaimana investor memiliki informasi yang sama mengenai prospek perusahaan sebagai manajer perusahaan. Namun, pada kenyataannya manajer sering memiliki informasi yang lebih baik dari investor
luar. Hal ini disebut dengan informasi asimetris dan memiliki dampak penting agar mendapat struktur modal yang optimal (Brigham and Houston, 2005). Teori sinyal di sini juga menjelaskan alasan perusahaan memiliki dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak internal. Hal itu dikarenakan terdapat asimetris informasi antara perusahaan dan pihak investor di mana perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai prospek perusahaan untuk masa yang akan dating dibanding pihak luar atau investor dan kreditor (Simanungkalit, 2009). Namun, dalam hal ini asimetris informasi dapat membuat permasalahan yang terjadi antara pihak perusahaan dengan investor karena perbedaan perolehan informasi (Lasdi et al., 2013).
2. Return Saham
Return merupakan keuntungan yang didapat oleh perusahaan, individu, maupun institusi dari kesepakatan investasi yang telah dilakukan (Fahmi, 2015). Sedangkan saham ialah tanda bukti kepemilikan bahwa investor melakukan penanaman dana atau modal pada suatu perusahaan (Fahmi, 2015). (Herlianto, 2013) mengungkapkan bahwa salah satu yang mendorong investor untuk melakukan investasi adalah return. Harapan investor dari investasi yang dilakukannya ialah memperoleh return yang tinggi. Karakteristik high risk-high return dimiliki saham sehingga memungkinkan investor menerima return dalam jumlah yang besar dalam waktu singkat, tetapi dengan kerugian yang mungkin besar juga.
3. Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan untuk membandingka resiko dan tingkat imbal hasil dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditor membuat keputusan investasi dan kredit yang baik. Terdapat empat katagori rasio yang digunakan untuk mengukur berbagai aspek dari hubungan risiko dan return (White et al., 2002), yaitu sebagai berikut :
a. Rasio likuiditas : digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban hutang pada saat jatuh tempo. Semakin besar perbandingan aktiva lancer dan kewajiban lancer, maka semakin
tinggi pula kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal ini akan membuat perusahaan mampu meningkatkan kredibilitas perusahaannya dimata investor sehingga mampu meningkatkan return sahamnya.
b. Rasio profitabilitas : digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba atau efektifitas pengelolaan manajemen perusahaan. Meningkatnya rasio profitabilitas membuat kinerja perusahaan semakin baik dan berdampak pada return saham perusahaan yang juga akan meningkat.
c. Rasio aktivitas : digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas penggunaan aktiva dalam mendukung aktivitas perusahaan dalam halnya rasio aktivitas di sini sebagai tolak ukur mengetahui kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Semakin besar rasio aktivitas, berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar mendapatkan laba sehingga dapat menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva guna menghasilkan penjualan.
d. Rasio penilaian pasar : digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dari sisi investor. Rasio penilaian pasar ialah rasio yang menunjukkan pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio ini memberikan indikasi kepada manajemen mengenai bagaimana pandangan investor menghadapi risiko dan prospek perusahaan di masa depan. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari seriap lembar sahamnya yang beredar.
C. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Likuiditas terhadap Return Saham
Menurut (Sawir, 2009) dalam (Parwati and Sudiartha, 2016), CR yang rendah pada umumnya menunjukkan adanya masalah pada likuiditas, tetapi jika CR terlalu tinggi juga dinilai kurang baik karena mencerminkan banyaknya
dana yang tidak terpakai sehingga dapat mengurangi laba perusahaan. Semakin likuid perusahaan, yang berarti mampu dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya, maka hal tersebut dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan dari sisi investor sehingga perusahaan mampu meningkatkan return sahamnya (Parwati and Sudiartha, 2016).
H1 : Likuiditas berpengaruh terhadap return saham. 2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham
Investor akan memilih untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan yang memperoleh keuntungan, sehingga mendapatkan return saham yang diinvestasikan dan dapat memperkecil resiko dari investasi tersebut (Raningsih and Putra, 2015). Semakin besar ROA, artinya kinerja perusahaan semakin baik sehingga pasar maupun investor dapat membeli saham tersebut dan harga saham perusahaan dapat meningkat. Meningkatnya harga saham akan diikuti dengan meningkatnya return saham pada perusahaan (Parwati and Sudiartha, 2016).
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap return saham. 3. Pengaruh Aktivitas terhadap Return Saham
Rasio aktivitas dapat menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan (Syamsuddin, 2007). Semakin tinggi rasio aktivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh penjualan, maka perolehan laba perusahaan juga diharapkan semakin besar. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik karena aktiva dapat lebih cepat berputar untuk mendapatkan laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
4. Pengaruh Penilaian Pasar terhadap Return Saham
Rasio ini dipilih karena dapat memberikan gambaran mengenai seberapa besar perusahaan dinilai oleh investor yang tentunya berkaitan dengan return saham perusahaan yang akan semakin mahal. Apabila suatu perusahaan mempunyai nilai yang tinggi menurut persepsi investor, maka return saham menjadi mahal di pasaran sehingga berdampak pada peningkatan return saham. H4 : Penilaian pasar berpengaruh terhadap return saham.
(+) (+) (+) (+) Likuiditas (X1) Profitabilitas (X2) Aktivitas (X3) Penilaian Pasar (X4) Return Saham (Y)