• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS SISTEM BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS SISTEM BERJALAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

24

ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1 Tinjauan Perusahaan

3.1.1 Sejarah Apotek Puri Asih Cikampek

Apotek Puri Asih Cikampek adalah usaha yang bergerak dibidang farmasi atau penjualan obat yang didirikan pada tgl 22 Desember 2018. Dulunya Apotek Puri Asih ini bernama Apotek Jarsi yang dipimpin oleh Dr. Fajar Slamet Riyadi Santoso dikarenakan ada kepentingan maka apotek jarsi dijual dan dibeli oleh Ibu. Dra. Hj. Dewi Pramesti Irajaya, MPH sehingga Apotek Jarsi dirubah menjadi apotek Puri Asih Cikampek. Apotek Puri Asih Cikampek ini masih terbilang baru dan masih dalam tahap perkembangan, mengingat usianya yang masih muda Apotek ini hanya memiliki 2 orang karyawan.

Visi dan Misi dari Apotek Puri Asih Cikampek, sebagai berikut: A. Visi

Menjadi rumah layanan kesehatan keluarga terbaik melalui profesionalisme berlandaskan pelayana sepenuh hati.

B. Misi

1. Memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya yang bermutu dan terjangkau.

2. Mengembangkan sumber daya manusia yang berakhlak mulia dalam melayani secara professional.

(2)

professional dan transparan demi kemajuan bersama.

3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi

Memahami pengertian organisasi sangat penting karena dapat membantu kita untuk membentuk suatu tim kerja atau aktifitas tertentu. Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari kelompok individu yang melalui suatu hirarki sistematis dalam pembagian kerja.

Fungsi dari struktur organisasi adalah bentuk dari pembagian tugas atau wewenang dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, yang mana suatu kegiatan operasional itu dapat berjalan sesuai dengan baik dan mencapai hasil yang baik pula. Pembagian kerja adalah suatu keharusan didalam organisasi agar tidak menjadi tumpang tindih pekerjaan. Pembagian kerja bukan hanya perlu dilihat dari manfaat yang diperoleh dari penerapan spesialisasi, tetapi mewujudkan penempatan orang yang tepat.

(3)

Sumber: Apotek Puri Asih Cikampek (2019)

Gambar III.1. Struktur Organisasi Apotek Puri Asih Cikampek

Tugas dan fungsi masing-masing berdasarkan struktur organisasi Apotek Puri Asih Cikampek sebagai berikut:

1. HRD Apotek berfokus mengawasi seluruh kegiatan yang ada di Apotek Puri Asih dan menerima laporan pengelolaan peresediaan obat.

2. Kepala Apotek mengelola data obat yang ada di apotek. Dari pemesanan obat, pengelolaan stok obat sampai pembuatan laporan pengelolaan persedian obat. 3. Apoteker mengerjakan pekerjaan sesuai profesinya, seperti pelayanan obat bebas

dan resep, mencatatkan setiap keluar masuknya obat di buku persediaan obat dan menjaga kebersihan di rak obat.

Kepala Apotek Ami Miftahusyafaat, S.farm HRD Apotek Budi Rohiman, S.pd Apoteker Wandi Sutiawan

(4)

Prosedur sistem berjalan merupakan tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan oleh apotek dalam melakukan aktifitas dan rutinitas dari apotek tersebut. Adapun prosedur sistem berjalan yang diterapkan oleh Apotek Puri Asih Cikampek yaitu: 1. Permintaan obat

Apoteker memeriksa stok barang dengan melihat buku persediaan obat lalu mengecek ke rak etalase, apabila stok obat kosong maka apoteker akan mengajukan

form permintaan obat kepada kepala apotek, kepala apotek menerima form permintaan

obat dan akan mengecek ketersediaan obat sesuai form permintaan. Apabila obat tersedia, maka permintaan obat tidak dapat diproses. Apabila obat tidak tersedia, maka kepala apotek akan melakukan order kepada supplier dengan mencatat obat yang akan di order dan mengirim purchase order kepada supplier. Ketika supplier sudah menerima purchase order maka obat dikirim.

2. Penerimaan obat.

Apoteker menerima obat dan mengecek obat, Apabila obat sesuai dengan

purchase order maka apoteker mencatat dalam buku persediaan obat, namun apabila

tidak sesuai maka apoteker akan melaporkan kepada kepala apotek, kepala apotek akan mengirimkan return. Supplier menerima form return dan akan mengirim kembali ke apotek sesuai purchase order.

3. Laporan persediaan obat

Kepala apotek mengecek data obat dan merekap data persediaan obat. Lalu membuat laporan persediaan obat yang akan diberikan kepada HRD apotek.

(5)

3.3 Use Case Diagram

Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem

informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat.

Berikut adalah Use Case diagram di Apotek Puri Asih Cikampek.

Gambar III. 2. Diagram Use Case Stok Obat Apotek Puri Asih Cikampek

uc Use Case Model

Apotek Puri Asih Cikampek

Apoteker Mengaj ukan Permintaan Obat Kepala Apotek Mengorder Obat Menerima Obat Membuat Laporan Stok Obat HRD Apotek

(6)

Deskripsi Use Case Mengajukan Permintaan Obat

Use Case Name Mengajukan permintaan obat Requirements Obat tidak tersedia

Goal Permintaan obat diterima

Pre- Conditions Stok obat kosong Post- Conditions Stok obat tersedia Failed end Condition Permintaan ditolak

Actor 1. Apoteker, Kepala Apotek

Main Flow/Basic Path 1. Apoteker memeriksa ketersediaan obat 2. Apoteker mengajukan form permintaan obat

3. Kepala Apotek menerima form permintaan obat

4 Kepala Apotek menyetujui dan melakukan order

Alternate Flow/Invarian A A1. Apoteker memeriksa ketersediaan obat A2. Apoteker mengajukan form permintaan obat

A3. Kepala Apotek menerima form permintaan obat

A4. Kepala Apotek menolak permintaan obat

Tabel III.2.

Deskripsi Use Case Mengorder Obat

Use Case Name Mengorder Obat

Requirements Purchase Order Goal Obat terkirim

Pre- Conditions Permintaan obat

Post- Conditions Obat tersedia

Failed end Condition Obat tidak terkirim

Actor Kepala Apotek

Main Flow/Basic Path 1. Kepala Apotek menyetujui permintaan obat

(7)

Tabel III.3.

Deskripsi Use Case Menerima Obat

Use Case Name Menerima Obat

Requirements Obat

Goal Obat sesuai purchase order

Pre- Conditions Mengorder obat

Post- Conditions Obat diterima petugas

Failed end Condition Obat tidak sesuai purchase order

Actor Apoteker, Kepala Apotek

Main Flow/Basic Path 1. Apoteker menerima obat

2. Apoteker mengecek obat sesuai dengan

purchase order

3. Obat sesuai dan petugas menulis orderan di buku persediaan obat

4. Apoteker melaporkan kepada Kepala Apotek

5 . Kepala Apotek menerima laporan

Alternate Flow/Invarian A A1. Apoteker menerima obat

A2.Apoteker mengecek obat sesuai dengan

purchase order

A3. Obat tidak sesuai dan petugas menulis orderan di buku persediaan obat

A4. Apoteker melaporkan kepada Kepala Apotek

A5 Kepala Apotek menerima laporan dan membuat form return

Tabel III.4.

Deskripsi Use Case Membuat Laporan Persediaan Obat

Use Case Name Membuat laporan persediaan obat

Requirements Laporan Persediaan obat

Goal Laporan diterima HRD apotek

Pre- Conditions Persediaan obat

Post- Conditions

HRD apotek menerima laporan persediaan

obat

Failed end Condition Laporan persediaan obat tidak ada

Actor Kepala Apotek, HRD Apotek

Main Flow/Basic Path 1. Kepala Apotek membuat laporan persediaan obat

2. Kepala Apotek melaporkan persediaan obat kepada HRD apotek

(8)

Sistem persediaan obat pada Apotek Puri Asih Cikampek menggunakan beberapa format microsoft office dengan media kertas yang terdiri dari dokumen masukan dan keluaran yang menggambarkan hasil dari sistem berjalan.

3.4.1. Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan

Dalam bentuk dokumen masukan akan dijelaskan mengenai berkas-berkas yang merupakan hasil masukan dari sistem yang telah ada dari sumber tertentu ke tujuan tertentu juga. Dokumen masukan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktur Penerimaan Obat

Nama : Faktur Penerimaan Obat

Fungsi : Sebagai bukti pengiriman obat dari supplier Sumber : Supplier

Tujuan : Apoteker

Media : Kertas

Jumlah : Rangkap 2

Frekuensi : Setiap ada transaksi penerimaan obat Format : Lampiran A – 2

3.4.2. Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran

Dalam dokumen keluaran akan dijelaskan mengenai berkas-berkas yang merupakan hasil keluaran dari sistem yang telah ada dari sumber tertentu ketujuan tertentu juga. Dokumen keluaran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Isi form Purchase Order

Nama : Isi form Purchase Order Fungsi : Sebagai data untuk order obat

(9)

Sumber : Kepala Apotek Tujuan : Supplier

Media : Kertas

Jumlah : Satu

Frekuensi : Setiap terjadi pengorderan obat Format : Lampiran B – 1

2. Laporan Penjualan Perhari

Nama : Laporan Penjualan Perhari Fungsi : Sebagai data laporan pertanggal Sumber : Apoteker

Tujuan : Kepala Apotek

Media : Kertas

Jumlah : Satu

Frekuensi : Setiap terjadi pengeluaran obat perhari Format : Lampiran B – 2

3. Laporan Perbulan

Nama : Laporan Perbulan

Fungsi : Sebagai data laporan perbulan Sumber : Kepala Apotek

Tujuan : HRD Apotek

Media : Kertas

Jumlah : Satu

Frekuensi : Setiap Bulan Format : Lampiran B – 3

(10)

Dari hasil riset di Apotek Puri Asih Cikampek, permasalahan yang dilihat oleh penulis antara lain:

1. Dalam proses pengelolaan data persediaan obat masih dalam bentuk buku sehingga rentan hilang, dan kurangnya keakuratan data persediaan stok obat. 2. Dalam proses pencarian data obat memerlukan banyak waktu sehingga kurang

efektif.

3.6. Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa masalah yang ditemukan pada Apotek Puri Asih Cikampek maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam proses pengajuan pelatihan dibuatkan sistem informasi persediaan obat dengan pemanfaatan sistem terkomputerisasi yang berbasis web

intranet. Karena dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi akan

memudahkan petugas dalam mengelola data persediaan stok obat.

2. Dengan adanya sistem yang telah terkomputerisasi juga membuat pencarian data obat semakin mudah sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dalam pencarian obat.

Gambar

Gambar III.1. Struktur Organisasi Apotek Puri Asih Cikampek
Gambar III. 2. Diagram Use Case Stok Obat Apotek Puri Asih  Cikampek
Tabel III.2.
Tabel III.3.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum1. The effect of vermicompost with different doses in cultured

komunikasi telah memberikan pengaruh yang begitu besar dalam konteks pendidikan budaya lokal, nilai-nilai baru sangat mudah masuk dalam dunia peserta didik dan tidak dibarengi

Undangan penyelenggaraan perayaan Kathina di vihara yang tidak ditempati bhikkhu bervassa diatur jadualnya oleh Ketua Bhikkhu Daerah Pembinaan Provinsi (Padesanayaka) masing-masing,

Kritik hadis dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan naqd al-hadith. Kata naqd mempunyari arti penelitian, pengecekan, pembedaan dan analisis. Menurut istilah,

Dengan melihat hasil analisis tes rata-rata nilai yang terus meningkat maka dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran Cooperative Script untuk pembelajaran keterampilan

menetapkan kebijakan mengenai tata cara pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum adat yang terkait dengan perlindungan dan

Pemeriksaan USG trans abdominal pada kehamilan 37 minggu dapat mengetahui ketebalan SBR. Parut yang tidak sembuh sempurna didapat  jika ketebalan SBR < 3,5 mm.

 Material Polycrystalline umumnya lebih kuat dibanding kristal tunggal, karena kendala geometris dan kebutuhan tekanan yield yang lebih