• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuliah Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kuliah Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN (KOMODITAS KOPI)

BERORIENTASI EKSPOR UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN BONDOWOSO

Kuliah Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga

(2)

POINTER

BONDOWOSO

Letak & Posisi, Demografi, Perekonomian, PDRB Sektoral & Pengeluaran per Kapita

Sosial

PRODUK UNGGULAN

Sejarah Kopi Bondowoso

Pemikiran Pembentukan Klaster Kopi Rakyat

Proses Pembentukan Klaster Kopi Rakyat

MoU Kopi 2011, 2016 & 2017

Roadmap Pengembangan Kopi Rakyat

Perkembangan Kopi

Indikasi Geografis

Prestasi & Penghargaan

Dampak Pengembangan Kopi

Produk Hilir Kopi Rakyat

SOP & Performa Kopi Java Ijen Raung

Pengelolaan Ekonomi Lokal

Bondowoso Republik Kopi

Multiplier Effect BRK, Festival Kopnus & Gelaran Kampung Kopi

Konsep Hutan Lestari

(3)

Batas:

Utara

: Situbondo

Timur

: Banyuwangi

Selatan

: Jember

Barat

: Probolinggo

(4)

SURABAYA Pasuruan Probolinggo BONDOWOSO Notohadinegoro

Where is Bondowoso ?

4 hours by bus

DENPASAR

0,5 hours by Plane via Jember + 1 hour by taxi or minibus

8 hours by minibus & fery

About 200 Km from Surabaya

0,5 hours by Plane via Banyuwangi + 3 hour minibus Jember

Ngurah Rai Juanda

Banyuwangi BesukiBlimbingsari

(5)

Laki-laki

390.498 Jiwa

Perempuan

382.548 Jiwa

SEX RATIO

1,02

Kepadatan Penduduk

495,51 Jiwa/Km

2

Jumlah Rumah Tangga

257.682 RT

Jumlah Penduduk

773.046 Jiwa

755,826

759,122

764,195

773,046

745,000

750,000

755,000

760,000

765,000

770,000

775,000

2013

2014

2014

2015

PERTUMBUHAN PENDUDUK

(6)

12.79 13.07 14.48 16.06 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2013 2014 2015 2016

Produk Domestik Regional Bruto

atas dasar harga berlaku

PDRB tumbuh 12,06% setiap tahun Meningkat dari RP.10,63 Triliun pada tahun 2012 menjadi Rp.16,06 triliun pada tahun 2016 5.81 5.08 4.95 4.93 4.5 5 5.5 6 2013 2014 2015 2016

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan setiap tahunnya 10.14 10.65 11.18 11.73 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 2013 2014 2015 2016

Produk Domestik Regional Bruto

atas dasar harga konstan

63.21 63.43 63.95 66.37 60 61 62 63 64 65 66 67 2013 2014 2015 2016

Indeks Pembangunan Manusia

IPM tumbuh 0,61% setiap tahun

PEREKONOMIAN

(7)

PDRB Sektoral Tahun 2016

Pertanian,

Kehutanan dan

Perikanan, 32.87

Pertambangan dan Penggalian, 2.02

Industri

Pengolahan, 20.89

Pengadaan Listrik dan Gas, 0.04

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur, 0.07

Konstruksi, 9.51

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, 14.76

Transportasi dan Pergudangan, 0.68 Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum, 0.70 Informasi dan

Komunikasi, 5.06 Jasa Keuangan dan

Asuransi, 2.95

Real Estat, 1.13 Jasa Perusahaan, 0.36

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib, 3.22

Jasa Pendidikan, 3.43

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, 0.69

Jasa Lainnya, 1.61

(8)

Pengeluaran per Kapita

dalam ribuan

▪ Peningkatan Pembangunan

ekonomi yang inklusif, dan

dapat dinikmati oleh semua

lapisan masyarakat.

▪ Pengeluaran untuk konsumsi

makanan dan non makanan

perlu ditingkatkan.

9,138.26 9,176.22

9,519.00

9,707.06

(9)
(10)

KOPI JAVA IJEN-RAUNG

BONDOWOSO

(11)

Sumber : Selayang Pandang Kopi Arabika Java Ijen Raung Bondowoso

Sejarah Kopi Bondowoso

Cikal bakal Kopi Arabika di Indonesia

didatangkan dari Malabar 1699

Ekspor kopi pertama dari perkebunan di Jawa ke Eropa

1711

Indonesia sebagai kawasan budidaya kopi

terbesar diluar Ethiopia dan Arab 1724

Adanya Cultuur Stelsel, daerah Besoeki (kawasan dataran tinggi Ijen-Raung) dan

Pasoeroean mendominasi 85% produksi kopi di Jawa

1830 1870

Pembangunan rumah administratur dan pabrik

di Mount Blau atau Blawan 1895

Buruh tani mulai menanam di pekarangan rumah di daerah Kayumas, Sukorejo dan Darungan

1920 - an

Kebun Jampit dibuka 1927

Nasionalisasi dan Revitalisasi perkebunan besar

1950

Proyek Rehabilitasi dan Pengembangan Tanaman Ekspor (PRPTE) untuk membangkitkan kembali budidaya kopi Arabika Java Ijen-Raung di Bondowoso serta untuk melestarikan fungsi hidrologis dataran tinggi

1978 1979

Insiasi Pembentukan Klaster Kopi Arabika

2010

10 September Kemenkumham menerbitkan Sertifikat Indikasi Geografis SIG)

No. ID G 000000023 untuk KOPI ARABIKA JAVA IJEN RAUNG

(12)

dasar

Pembentukan Klaster Kopi Rakyat

BONDOWOSO REPUBLIK KOPI

Keberhasilan pengelolaan kebun PTPN XII

Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan

Prospek pasar kopi Arabika

(13)

• Penjajakan Rencana Pengembangan Klaster Kopi dengan BI

Jember & PUSLIT KOKA Indonesia tahun 2010

• Sosialisasi Kegiatan Pendampingan PUSLIT KOKA Indonesia pada

Tanggal 18 Oktober 2010

• Penyampaian Hasil Kajian Pengembangan Klaster Kopi pada

Tanggal 12 Januari 2011 oleh PUSLIT KOKA Indonesia, dengan

Tujuan Membuat Rencana Awal Pembentukan Klaster Kopi

• Lokakarya Inisiasi Pembentukan Klaster Industri Kopi pada Tanggal

2 Pebruari 2011 oleh PUSLIT KOPI Indonesia Guna Menyamakan

Persepsi Para Pembina Dalam Pengembangan Mutu Produk Kopi

Arabika

• Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Pengembangan Klaster Kopi

pada Tanggal 14 Pebruari 2011 di Kantor Bank Indonesia Jember,

dengan Tujuan untuk Menentukan Kebutuhan Kelompok Tani

sebagai Pelaku Usaha dalam Klaster Kopi

Proses Pembentukan

(14)

PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN BERSAMA (7 PIHAK)

”PENGEMBANGAN KLASTER KOPI DI KAB. BONDOWOSO”

PT INDOKOM

CITRA

PERSADA

APEKI

BONDOWOSO

(15)

PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN BERSAMA (6 PIHAK)

”PENGEMBANGAN KLASTER KOPI DI KAB. BONDOWOSO”

APEKI

BONDOWOSO

(16)

PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN

“PENGEMBANGAN KLASTER KOPI DI BONDOWOSO”

APEKI

BONDOWOSO

(17)

ROAD MAP KLASTER KOPI

2011 – 2015

(Inisiasi)

2016 – 2020

(Penumbuhan)

2020 – 2025

(Pemantapan)

Konstruksi Sosial Untuk Persiapan Bisnis Global

Pemantapan Bisnis Bahan Baku Mutu Baik Yang

Berkelanjutan

Perluasan Pemasaran Produk Hilir

Perbaikan Mutu Bahan Baku

Perbaikan Sumberdaya Dan Lingkungan

Pengembangan industri pariwisata

Pemantapan Pasok Bahan Baku Mutu Baik

Penumbuhan Agrowisata Klaster Kopi

Menjaga keberlanjutan klaster industry kopi

Perbaikan Sistem

Pemasaran Bahan Baku Diferensiasi Produk Hilir

Penumbuhan bisnis baru berbasis klaster

Inisiasi Industri Hilir

Inkubasi Tumbuhnya Industri Pendukung Dan Menarik

Investasi

Brand development

Perlindungan HKI (IG) Pengembangan HKI (Merek)

(18)

PELUANG IMPOR EKSPOR MASIH TERBUKA

6,831.99

10,644.73

13,534.76

PERKEMBANGAN KOPI BONDOWOSO

Luas & Produksi Kopi Rakyat (Perkebunan Rakyat)

2914.1 3430.1 2712.94 2014 2015 2016 17.6 236.5 155.3 559 800 858.91 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Ekspor (Ton Ose)

(19)

13.534,76 Ha

7.164,86 Ha sudah menghasilkan

Indikasi Geografis

Java Ijen Raung

Argopuro

825,12 Ha

Sumber : Dinas Pertanian, 2015

Kopi Arabica

Luas

Kecamatan Ijen, Sumberwringin,

Tlogosari, Cermee, dan

Botolinggo

Kecamatan Pakem, Maesan dan

Grujugan dan masih terus

dikembangkan.

Produksi

Kecamatan

2.712,94 Ton oce

247,54 Ton Oce

Kelompok Tani

44 kelompok

5 kelompok

Sertifikat IG

(20)

PRESTASI & PENGHARGAAN

KEBIJAKAN

INOVATIF KREATIF

Dari KPDT

INOVASI PERKEBUNAN

Dari KEMENTAN

Juara 2

Festival Kopi Indonesia 2015

di Banyuwangi

Juara 1

Festival Kopi Nusantara I 2016

di Bondowoso

Juara 2

Festival Kopi Nusantara II 2017

di Bondowoso

Juara 2

Jakarta Coffee Week 2017

di Jakarta

2012

(21)

Deskripsi

Sebelum

Sesudah

Pasca Panen

- Racutan

- Olah Kering

- Petik Merah

- Olah Basah

Penjualan

Gelondong

Horn Skin

Harga Basah/Kg

Rp 3.500,-

Rp

9.000,-Harga Kering/Kg

Rp 17.000,-

Rp

60.000,-Pasar

Lokal

Ekspor

DAMPAK PENGEMBANGAN KLASTER KOPI

“BONDOWOSO REPUBLIK KOPI”

(22)

• Terdapat 35 IKM yang sudah memproduksi Kopi Bubuk

• Masih diperlukan pembinaan manajemen, pengolahan pasca panen dan

pengemasan (packaging) untuk pemasaran,

• Diperlukan bantuan prasarana dan sarana pengolahan produk hilir.

• Diperlukan Sertifikasi Standard Internasional untuk Kopi Bubuk

(23)

Kopi Java Ijen-Raung

Bondowoso

(24)

• Luas 13.534,76 Ha • Menghasilkan

7.164,86 Ha

• Produksi 2.719,94 Ton Oce

• 44 UPH & 1 Koperasi

Hulu

• 35 IKM

Industri Hilir

• Wisata Kawah Ijen, Kawah Wurung, Gunung Raung, Gunung Argopuro • Agro Wisata

Industri

Pariwisata

Pengelolaan Ekonomi Lokal

POTENSI KOPI ARABIKA RAKYAT

DEKLARASI

BONDOWOSO REPUBLIK KOPI

22 Mei 2016

Makin luasnya areal dan

meningkatnya produksi kopi rakyat

Makin berkembangnya jumlah dan

nilai ekspor

Bondowoso menjadi satu-satunya

lokasi kebun percobaan milik puslit

koka indonesia (yang menyimpan

ribuan Plasma nutfah varietas kopi

se-dunia

Memperkuat branding kopi rakyat

Bondowoso

(25)

BONDOWOSO REPUBLIK KOPI

(26)

MULTIPLIER EFFECT

• Program Bondowoso Republik Kopi (BRK) menambah destinasi

wisata baru di Kabupaten Bondowoso

• Menggerakkan roda perekonomian masyarakat di sektor Pertanian,

Perkebunan dan Perdagangan

• Merupakan Potensi Baru Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten

Bondowoso

Terdapat 15 Kedai Kopi/ Coffee Shop yang

tergabung dalam Paguyuban Kampung Kopi

BONDOWOSO REPUBLIK KOPI

(27)

FESTIVAL KOPI NUSANTARA

24 Juli 2016

26 Agustus 2017

Bupati Bondowoso

Bersama

Forkopimda

Berdialog

dgn para

Sultan

Pemenang

Kompetisi

Direktur

Puslitkoka

Indonesia

Cupping,

Brewing &

Blending

Competition

(28)

GELARAN KAMPUNG KOPI

1 Mei 2017

Bupati

Bondowoso

Bersama

MENPAN-RB

PELATIHAN MASTER TRAINER

Peserta

Pelatihan

Kopi Arabica

bersama

SCOPI

29

Agustus

2017

(29)

1. Luas tutupan lahan meningkat

2. Air hujan tertahan di kanopi

tutupan lahan menjaga iklim

mikro

3. Penggunaan bahan organik

memperkecil kadar phospat dan

nitrit yang menjadi

penyumbang pemanasan global

KOPI HUTAN AGROFORESTRY

Menjaga Kelangsungan Usaha Budidaya Kopi

Mengubah budaya menebang liar

menjadi ikut melestarikan hutan

Menjaga iklim mikro

(30)

Referensi

Dokumen terkait

BAJA USUK LIGHT LIP

Sebelum melakukan strategi pengembangan, perlu terlebih dahulu menentukan faktor- faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan (lingkungan internal) daya tarik wisata budaya Desa

1) Angota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik

Hasilnya belum didapatkan titik kejenuhan amonium sulfat untuk mengendapkan enzim bromelin dari bonggol nanas namun pengendapan tertinggi terjadi pada konsentrasi 60 %

Sinergis, terjadi bila campuran obat atau beberapa obat yang diberikan bersama- sama dengan aksi proksimat yang sama menimbulkan efek yang lebih besar dari jumlah efek

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengambil nilai tegangan AC dan DC pada sensor, untuk sensor tegangan AC menggunakan metode sampling sebanyak 300 buah

Untuk program studi pendidikan agama islam pada tahun 2016 menerima calon mahasiswa sebanyak 205 dari jumlah pendaftar 249. Untuk program studi pendidikan bahasa inggris

Within the scope of the regency/ municipality, Local Development Planning Board or can be abbreviated Planning Board (Bappeda) has a strategic role in the