• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. tahu setelah melihat suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan suatu. domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. tahu setelah melihat suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan suatu. domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Definisi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah melihat suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan suatu pembentukan terus-menerus dan terjadi setiap saat karena ada suatu pemahaman baru.

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya (recall), sesuatu yang spesifik dari semua bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan suatu materi secara benar.

(2)

commit to user 3) Aplikasi (Application)

Aplikasi memiliki arti sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih terstruktur dan terorganisasi, serta ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis

Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi

Adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengetahuan merupakan bagian dari kesehatan. Budiman dan Riyanto (2013) membagi jenis pengetahuan menjadi 2, antara lain:

1) Pengetahuan implisit

Merupakan pengetahuan dalam bentuk pengalaman seseorang yang berisi kebiasaan dan budaya.

2) Pengetahuan eksplisit

Merupakan pengetahuan yang telah disimpan dalam wujud nyata, yang dideskripsikan dalam tindakan, bisa berupa wujud perilaku kesehatan.

(3)

commit to user b. Tingkat Pengetahuan

Arikunto (2006) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan berdasarkan nilai persentase yaitu:

1) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 76%. 2) Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56–75%. 3) Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55%. c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki sesorang dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

1) Usia

Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang karena usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Sehingga pengetahuan yang diterima semakin membaik.

2) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat memengaruhi seseorang termasuk perilaku. Tingkat pendidikan seseorang akan memengaruhi respon yang diberikan. Dengan pendidikan tinggi, diharapkan seseorang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak hanya dari pendidikan formal akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan nonformal.

(4)

commit to user 3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan. Ditinjau dari jenis pekerjaannya, seseorang yang sering berinteraksi dengan orang lain, maka pengetahuan yang diterima akan lebih banyak. Pengalaman belajar dalam bekerja juga akan memberikan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman yang dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan.

4) Minat

Minat merupakan kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap suatu hal yang menjadikan seseorang untuk mencoba dan akhirnya memperoleh pengetahuan baru.

5) Pengalaman

Pengalaman merupakan kejadian yang pernah dialami seseorang. Jika pengalaman yang didapat kurang baik, seseorang akan berusaha untuk melupakannya. Namun jika pengalaman yang diterima merupakan pengalaman yang baik dan menyenangkan maka akan menimbulkan sikap positif.

6) Kebudayaan

Kebudayaan merupakan kebiasaan atau tradisi yang dilakukan tanpa mengetahui baik atau buruknya dan dapat memengaruhi sikap dalam menerima informasi. Apabila dalam suatu wilayah memiliki

(5)

commit to user

budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka masyarakat sekitarnya dapat memiliki sikap yang sama.

7) Informasi

Kemudahan informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru. Sumber informasi bisa diperoleh dari media cetak, media elektronik maupun petugas kesehatan (Mubarak dan Chayatin, 2008).

2. Sikap

Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ranah afektif dapat dikatakan juga sebagai ranah sikap yang berisikan hal-hal yang lebih mengedepankan pada aspek perasaan dan emosi seperti: minat, sikap, apresiasi, dan cara menyesuaikan diri (Budiman dan Riyanto, 2013). Sikap juga dapat menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek. Komponen utama sikap menurut Breckler (1984) terdiri dari kesadaran, perasaan dan perilaku. Sedangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi sikap yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang yang dianggap penting, pengaruh budaya, media massa, serta faktor emosional (Fitriani, 2011).

Menurut teori Benjamin S. Bloom (1956) dalam Budiman dan Riyanto (2013), seperti pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

(6)

commit to user

a. Menerima diartikan sebagai kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang berupa masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.

b. Menanggapi yaitu kemampuan seseorang untuk melibatkan diri secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya.

c. Menilai adalah memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek yang apabila tidak dikerjakan atau dirasakan akan membawa penyesalan.

d. Mengelola yaitu mempertemukan perbedaan nilai sehingga tercipta nilai baru yang universal dan membawa pada perbaikan umum.

e. Menghayati adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang sehingga mampu memengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3. Perilaku

a. Definisi Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan yang dapat diamati langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar. Perilaku merupakan respon reaksi seseorang terhadap stimulus.

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:

(7)

commit to user

1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)

Merupakan perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila sakit.

2) Perilaku pencarian atau penggunaan fasilitas kesehatan atau perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)

Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.

3) Perilaku kesehatan lingkungan

Apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak memengaruhi kesehatannya.

Skinner yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (ransangan dari luar). Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua:

1) Perilaku tertutup

Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

(8)

commit to user 2) Perilaku terbuka

Respon dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dapat dengan mudah diamati atau dilihat oleh orang lain.

b. Faktor yang Memengaruhi Perilaku

Lawrence Green dalam (Wijaya dan Tisna, 2014) menyatakan bahwa perilaku seseorang, dalam hal ini aktivitas remaja dalam menjaga kesehatan reproduksi, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi.

2) Faktor pendukung (enabling factors), yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber daya.

3) Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan (keluarga, teman sebaya, guru dan petugas kesehatan).

(9)

commit to user 4. Pubertas

Pubertas merupakan proses utama pada masa remaja, disertai dengan perbedaan perkembangan fisik dan psikologi antara laki-laki dan perempuan (Satterthwaite, 2014). Menurut Jose (2010), masa pubertas pada anak perempuan terjadi pada usia 8 tahun sedangkan anak laki-laki terjadi pada usia 9 tahun. Periode pubertas terjadi karena kenaikan sekresi hormon gonadotropin oleh hipofisis yang perlahan (Guyton dan Hall, 2008).

Tanner membuat klasifikasi Tingkat Maturasi Seksual (TMS) remaja dalam 5 stadium yaitu TMS 1 sampai 5. TMS 1 dan 2 merupakan masa remaja awal, TMS 3 dan 4 merupakan masa remaja menengah dan TMS 5 merupakan masa remaja lanjut dan maturasi seksual penuh.

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Pubertas pada Anak Perempuan Menurut Tanner

Stadium TMS

Payudara Rambut Pubis

1 Hanya papila yang terangkat Tidak ada rambut pubis

2 Breast budding, menonjol

seperti bukit kecil, areola melebar

Jarang, berpigmen sedikit, lurus, atas medial labia

3 Payudara dan aerola

membesar, tidak ada kontur pemisah

Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah

4 Areola dan papilla

membentuk bukit kedua

Kasar, keriting, belum sebanyak dewasa

5 Bentuk dewasa, papilla menonjol, aerola sebagai bagian dari kontur buah dada

Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa, tersebar sampai medial paha

(10)

commit to user

Ada 3 perubahan dasar yang terjadi selama pubertas, yaitu:

a. Perubahan fisik, termasuk lonjakan pertumbuhan, perkembangan payudara, tumbuhnya rambut pubis dan mulainya periode menstruasi. b. Perubahan psikologi, menyebabkan diri seseorang menjadi lebih

murung dan lebih agresif.

c. Perubahan perilaku, sehingga lebih senang untuk mencoba hal-hal baru dan berpotensi berisiko seperti minum alkohol, merokok, dan lain-lain (Setiyohadi, 2009).

Pada masa pubertas, hormon seksual juga mulai mengalami peningkatan sehingga dapat mengubah perilaku biologis seseorang. Esterogen dan androgen memengaruhi kemampuan memori verbal, kecakapan lisan, dan keterampilan motorik. Selain itu banyak perubahan lain yang timbul akibat proses pematangan pubertas termasuk nafsu makan, pola tidur serta suasana hati (Quevedo et al., 2009). Pubertas setiap individu memiliki waktu yang berbeda, tergantung pada waktu dan ekspresi pematangan berdasarkan etnis, geografi, dan genetika.

Manifestasi endokrinologis pertama pada pubertas adalah peningkatan amplitudo pulsatil Follicel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Selama pubertas terjadi peningkatan yang signifikan dari hipofisis untuk Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Selanjutnya amplitudo puncak sekresi LH meningkat menjadi 20-40 kali lipat lebih besar. Sekresi FSH meningkat hanya dua sampai tiga kali lipat (Boswell dan Hillary, 2014).

(11)

commit to user 5. Menarche

Menarche berarti permulaan menstruasi. Menarche merupakan puncak rangkaian peristiwa kompleks yang meliputi pematangan aksis hipotalamus-hipofisis-gonad untuk memproduksi ovum atau endometrium matang sehingga dapat menunjang zigot jika terjadi pembuahan. Tiga tahap pematangan aksis hipotalamus-hipofisis-gonad meliputi peningkatan pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis, pengenalan dan respon ovarium terhadap gonadotropin sehingga dapat terjadi produksi estrogen dan progesteron serta terbentuknya pengaturan umpan balik positif pada kelenjar hipotalamus dan hipofisis oleh estrogen (Arrais dan Dib, 2005).

Usia saat anak perempuan mulai mendapat menstruasi pertama kali (menarche) sangat bervariasi. Menarche biasanya terjadi pada usia 8-14 tahun. Perbedaan usia tersebut dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor genetik

Genetik memiliki pengaruh penting dalam terjadinya menstruasi. Seorang wanita yang mempunyai kelainan tertentu selama dalam kandungan mendapatkan menarche pada usia yang lebih lambat.

b. Faktor gizi

Usia saat menarche sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perbaikan gizi. Semakin tinggi kualitas gizi yang dikonsumsi masyarakat saat ini memicu menstruasi dini.

(12)

commit to user c. Faktor lingkungan sosial

Menurut sebuah penelitian bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap waktu terjadinya menarche. Salah satunya lingkungan keluarga, lingkungan keluarga yang harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dapat memperlambat terjadinya menarche dini.

d. Faktor status sosial ekonomi

Menarche terlambat terjadi pada kelompok sosial ekonomi sedang sampai tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan, hal ini telah diteliti di India berdasarkan pendapatan perkapita (Proverawati, 2009).

6. Kesehatan Reproduksi

Menurut WHO (2011), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera yang utuh antara fisik, mental dan sosial, bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam semua hal yang terkait dengan sistem reproduksi termasuk fungsi dan prosesnya.

Faktor yang memengaruhi kesehatan reproduksi antara lain: a. Faktor demografis/sosial ekonomi

Dapat berupa usia pertama menikah, usia pertama hamil, dan dapat dinilai tingkat pendidikan, status pekerjaan.

(13)

commit to user b. Faktor budaya dan lingkungan

Berupa pandangan agama, status perempuan, lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerja, hak dan tanggungjawab reproduksi individu.

c. Faktor psikologi

Adanya rasa rendah diri, tekanan dari teman sebaya, tindak kekerasan yang dialami.

d. Faktor biologis

Meliputi status gizi, kelainan bawaan reproduksi, infeksi atau keganasan (Pinem, 2009).

7. Anatomi organ reproduksi

Secara garis besar, organ reproduksi pada perempuan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian (Prawirohardjo, 2009), yaitu:

a. Organ genitalia eksterna 1) Vulva

Vulva meliputi labia mayor, vestibulum, labia minor, klitoris, dan bulbus vestibuli dengan corpus spongiosum. Terletak di bawah diafragma urogenital (Puppo, 2011).

2) Mons veneris atau mons pubis

Bagian menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditutupi oleh rambut kemaluan.

(14)

commit to user 3) Labia mayor

Labia mayor adalah dua lipatan memanjang antara mons pubis dan perineum. Terdiri dari jaringan lemak. Tersusun oleh beberapa otot polos, sedikit saraf dan pembuluh darah serta jaringan limfatik (Ginger et al., 2011).

4) Labia minor

Disebut juga sebagai nymphae merpakan suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia mayor. Labia minor akan bertemu di atas clitoris membentuk preputium clitoridis dan di bawah membentuk frenulum clitoridis. Kulit yang meliputi labio minor mengandung banyak glandula sebasea (kelenjar lemak) dan ujung-ujung saraf.

5) Clitoris

Clitoris merupakan organ erektil, homolog penis pada laki-laki, mengandung banyak pembuluh darah serta saraf, sehingga sangat sensitif saat hubungan seks.

6) Vestibulum

Berbentuk lonjong memanjang, dibatasi oleh klitoris (depan), kedua bibir kecil (kanan dan kiri) dan perineum (belakang). Terdapat saluran kemih (orificium uretra eksternum) di bagian bawah clitoris. Kemudian di bagian kanan dan kiri bawah terlihat dua ostia Skene yang membentuk saluran Skene. Saluran

(15)

commit to user

ini merupakan homolog kelenjar prostat pada laki-laki (Prawirohardjo, 2009).

7) Bulbus vestibuli

Bulbus vestibuli memiliki panjang 3-4 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 0,5-1 cm. Mengandung banyak pembuluh darah.

8) Introitus vagina

Memiliki bentuk dan konsistensi yang berbeda-beda. Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara (himen) yang memiliki bentuk berbeda-beda, dari yang semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang-lubang atau bersekat (septum).

9) Perineum

Terletak antara vulva dan anus dengan panjang rata-rata 4 cm. Perineum mendapat pasokan darah dari arteri pudenda interna dan cabang-cabangnya. Persarafannya oleh nervus pudenda dan cabang-cabangnya.

b. Organ genitalia interna 1) Vagina

Vagina menghubungkan genitalia eksterna dan genitalia interna.Vagina dilapisi oleh rugae yang terletak di sebelah dalam yang memungkinkan untuk distensi dengan mudah terutama saat melahirkan. Strukturnya berupa jaringan ikat, membran dan jaringan erektil.

(16)

commit to user

Di sebelah anterior, vagina berhubungan dengan uretra dan kandung kemih yang dipisahkan oleh septum vesikovaginalis. Di sebelah posterior, antara dinding vagina inferior dan rectum terdapat septum rectovaginalis.

Vagina mendapat pasokan darah dari arteri iliaka interna dan dipersarafi oleh sistem saraf otonom.

2) Uterus

Uterus atau yang lebih dikenal dengan rahim memiliki bentuk seperti buah pir terbalik. Terletak di dalam pelvis antara kandung kemih dan rectum.

Uterus dibagi menjadi dua bagian, korpus uteri (badan rahim) dan serviks uteri (leher rahim). Di bagian atas korpus berbentuk kubah yang disebut sebagai fundus. Korpus uteri berfungsi penting dalam proses kelahiran yaitu dengan melakukan kontraksi untuk membantu pengeluaran janin.

3) Tuba fallopi

Tuba fallopi memiliki 3 bagian. Pertama, isthmus yang berada paling dekat dengan uterus. Kedua adalah ampula, tempat fertilisasi. Ketiga, infundibulum yang memiliki fimbriae untuk menangkap telur yang dilepaskan oleh ovarium.

Tuba fallopi terletak di kedua sisi superior dari uterus yang berfungsi untuk mengangkut sperma menuju sel telur dan

(17)

commit to user

mengantarkan telur yang telah dibuahi kembali ke dalam uterus untuk implantasi (Miranda, 2013).

4) Ovarium

Ovarium kecil dan berbentuk oval, berwarna abu-abu dan permukaan tidak rata. Ukuran ovarium setiap perempuan berbeda tergantung usia dan status hormonal. Normalnya ovarium akan memproduksi satu folikel dominan yang akan mengalami ovulasi pada setiap siklus menstruasi. Folikel dominan akan memproduksi estradiol pada saat fase folikuler dari siklus ovarium. Setelah ovulasi, folikel akan berubah menjadi corpus luteum yang akan mensekresi progesteron dalam jumlah besar saat fase luteal dari siklus menstruasi. Estradiol dan progesteron bekerja pada uterus untuk mempersiapkan kondisi uterus sebagai tempat implantasi embrio (Erickson, 2006).

8. Perawatan Organ Reproduksi

Menurut Prayitno (2014) untuk menjaga kesehatan organ reproduksi ada beberapa cara yang disarankan, antara lain:

a. Selalu membersihkan bagian luar vagina setelah buang air kecil dan buang air besar menggunakan air bersih dari depan ke belakang,

b. Gunakan handuk atau tissue untuk mengeringkan,

c. Celana dalam harus diganti setiap hari minimal 2 kali sehari, d. Hindari bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain,

(18)

commit to user

e. Hindari menggunakan pakaian dalam yang berbahan sintesis dan ketat. Gunakanlah pakaian dalam yang berbahan halus dan mudah menyerap keringat,

f. Ketika haid disarankan untuk sering mengganti pembalut terutama ketika darah yang keluar banyak,

g. Tidak menggunakan sabun atau pembersih khusus dalam membersihkan alat kelamin secara berlebihan karena akan mematikan flora normal,

h. Jangan sering mandi dan berendam di air panas atau hangat.

9. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Organ Genital a. Keputihan

Keputihan (Flour Albus) adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau atau tidak, serta disertai rasa gatal. Keputihan dapat bersifat normal (fisiologis) dan abnormal (patologis) (Kusmiran, 2012).

1) Keputihan Normal (Fisiologis)

Keputihan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh hormon tertentu. Cairannya berwarna putih, tidak berbau, dan pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan.

Menurut Jatmiko (2012) keputihan normal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

(19)

commit to user

a) Faktor hormonal, dapat terjadi sebelum dan sesudah menstruasi, rangsangan seksual dan penggunaan kontrasepsi seperti pil.

b) Kelelahan fisik dan psikis, seperti stres dapat mencetus terjadinya keputihan.

c) Adanya benda asing seperti kontrasepsi IUD.

d) Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintesis. 2) Keputihan Abnormal (Patologis)

Keputihan abnormal merupakan gejala dari suatu penyakit yang perlu diketahui karakteristik keputihan yang keluar dan hasil dari pemeriksaan laboratorium untuk dapat menegakkan diagnosis. Keputihan ini dapat terjadi karena infeksi dari alat reproduksi namun tidak semua infeksi memberikan gejala keputihan.

Penyebab keputihan abnormal didapatkan dari beberapa perilaku yang tidak sehat, antara lain sering menggunakan toilet yang kotor, sering bertukar celana dalam dan handuk, membilas vagina dari arah belakang ke depan, kurang menjaga kebersihan vagina, tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi dan sering berganti pasangan seksual (Jatmiko, 2012).

Perilaku tersebut dapat menyebabkan terjadinya infeksi dengan gejala keputihan, antara lain vaginitis, kandidiasis

(20)

commit to user

vaginitis, trikomonisis, serta keganasan organ reproduksi seperti kanker serviks.

b. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya koloni kuman di saluran kemih. Infeksi ini dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur. Akan tetapi perempuan lebih sering mengalami ISK 5-15% dibanding laki-laki.

Penyebab terbanyak adalah bakteri gram negatif, termasuk bakteri yang biasa ada di usus yang kemudian naik ke saluran kemih. Bakteri tersebut di antaranya, Escherichia Coli, Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas.

Pada umumnya infeksi saluran kemih dibedakan menjadi dua: 1) Infeksi saluran kemih atas

Dapat berupa Pielonefritis Akut (PNA) yang merupakan proses inflamasi parenkim ginjal karena infeksi bakteri dan Pielonefritis Kronik (PNK) yang mungkin terjadi akibat infeksi bakteri berkepanjangan. Pada infeksi saluran kemih atas dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung, muntah, dan penurunan berat badan.

2) Infeksi saluran kemih bawah

Pada perempuan bisa berupa sistisis, yaitu presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna dan Sindroma Uretra Akut (SUA) yaitu sistisis tanpa ditemukan mikroorganisme,

(21)

commit to user

sedangkan pada laki-laki dapat berupa sistisis, prostatitis, epididimis dan uretritis.

Keluhan pasien biasanya berupa nyeri suprapubik, disuria, frekuensi, hematuria, urgensi dan stranguria (Vasudevan, 2014).

10. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Eksterna

Menurut Peraturan Pemerintah RI NO.61 tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi, Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi remaja (Depkes RI, 2008), selain berdampak secara fisik, juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan emosi, keadaan ekonomi dan kesejahteraan social. Dampak tersebut berpengaruh terhadap remaja itu sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Pubertas merupakan proses utama pada masa remaja, disertai dengan perbedaan perkembangan fisik dan psikologi antara laki-laki dan perempuan (Satterthwaite, 2014). Pada masa pubertas, hormon seksual juga mulai mengalami peningkatan sehingga dapat mengubah perilaku biologis seseorang. Adanya perubahan perilaku tersebut juga menimbulkan rasa ingin tahu yang besar.

(22)

commit to user

Kesehatan yang dialami perempuan pada masa remaja yang menggambarkan risiko terserang penyakit tertentu adalah karena kurangnya pendidikan kesehatan reproduksi dan masalah kesehatan reproduksi perempuan. Dhuangga dan Misrawati (2012) mengatakan bahwa keterbatasan informasi yang didapatkan oleh remaja putri dapat menimbulkan sikap kurang perhatian terhadap kebersihan organ kewanitaan yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti keputihan dan infeksi saluran kemih. Setelah sesorang mendapatkan pengetahuan, maka akan timbul sikap yang menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap informasi yang didapat tersebut. Kemudian perlu ada penerapan lebih lanjut yaitu perubahan perilaku, terutama perilaku menjaga kesehatan reproduksi.

(23)

commit to user B. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Eksterna

C. Hipotesis

Semakin baik pengetahuan dan sikap maka perilaku menjaga kebersihan organ genitalia eksterna pada siswi usia pra menarche akan semakin baik.

: Diteliti dalam penelitian : Tidak diteliti dalam penelitian

Gambar

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Pubertas pada Anak Perempuan  Menurut Tanner
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan  Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Eksterna

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar 4.4 tersebut menampilkan data keluaran boost converter dengan spesifikasi Vin keluaran dari generator yang dikopel dengan motor DC pada putaran yang dihasilkan 145

Dalam menilai kelayakan calon lessee /konsumen tersebut PT Swadharma Indotama Finance menggunakan sistem penilaian kelayakan aplikasi, yaitu merupakan penilaian

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten Nomor 5/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/XI/2017 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Se

Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian ini hanya melibatkan satu bidak kuda, sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti kemungkinan-kemungkinan

pelanggaran lalu lintas yang mengancam keselamatan pejalan kaki maka diperlukan usaha secara represif menerapkan hukum terhadap pelanggar lalu lintas yang mengancam

Berdasarkan Gambar 11, daya tertinggi yang dapat dicapai dari pemodelan modul fotovoltaik sebelum pemasangan MPPT dengan variasi radiasi, suhu dan resistansi

daging ayam digantikan oleh kacang merah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui cara pembuatan nugget tahu kacang merah yang paling disukai ditinjau dari