• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia, insidennya cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan penyebarannya semakin meluas sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak, dapat menyebabkan kematian, dan sering menimbulkan wabah. Sejak tahun 1996 kasusnya telah bergeser tidak saja anak-anak tetapi juga usia dewasa.1)

Nyamuk Aedes aegypti hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan dengan tanah, seperti : bak mandi atau WC, minuman burung, tandon air, kaleng, ban bekas, dan lain-lain. Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada waktu musim hujan, di mana terdapat banyak genangan air bersih yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk

Ae. aegypti. Penyakit DBD dapat juga ditularkan oleh Ae. albopictus tetapi kurang

berperan dalam penyebaran penyakit DBD jika dibandingkan dengan nyamuk Ae.

aegypti, hal ini karena nyamuk Ae. albopictus hidup dan berkembang biak di

tempat-tempat air jernih biasanya di sekitar rumah (di kebun atau di semak-semak) yang dapat menampung air hujan yang bersih yaitu pohon pisang, pandan, kaleng bekas, dan lain-lain, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia jika dibandingkan dengan nyamuk Ae. aegypti yang berada di sekitar rumah.2)

Awal tahun 2004 di Indonesia, jumlah kasus penyakit DBD mengalami peningkatan yang cukup berarti. Sejak tanggal 1 Januari 2004 sampai Maret 2004 secara kumulatif, jumlah kasus DBD yang dilaporkan dan telah ditangani sebanyak 26.015 kasus, dengan kematian mencapai 398 jiwa (CFR = 1,53 %). Sedangkan kejadian luar biasa (KLB) DBD pada tahun 1998 jumlah penderita 71.776 orang dengan kematian 2.441 jiwa (CFR = 3,4 %). Pada tahun 1998 perhatian masyarakat tertuju pada euphoria reformasi sehingga perhatian terhadap KLB DBD kurang. Saat ini, peningkatan kasus DBD hanya terjadi di beberapa wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat dan Sulawesi. Beberapa daerah sudah dapat dikendalikan, namun

(2)

berbagai upaya masih perlu ditingkatkan untuk menanggulangi meningkatnya kasus DBD. 3)

Seluruh wilayah Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit DBD, karena virus penyebabnya (Den-1, Den-2, Den-3, Den-4,) telah ada di Indonesia dan nyamuk penularannya tersebar luas baik di rumah maupun di tempat-tempat umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Oleh karena itu untuk mencegah penyakit ini, diperlukan peran serta masyarakat dalam membasmi jentik nyamuk penularnya (Ae. aegypti) atau dikenal dengan istilah Pembersihan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) secara terus menerus.1,2)

Di Jawa Tengah penyakit DBD hampir setiap tahun memakan korban jiwa, bahkan pada tahun 2004 penyakit DBD dikategorikan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Berdasarkan data sampai bulan Maret 2004, jumlah penderita penyakit ini sejak Januari 2004 sebanyak 3100 orang, 77 orang di antaranya meninggal dunia (CFR: 2,8 %) dan sebagian besar korban baik yang sakit maupun yang meninggal dunia adalah usia anak-anak atau usia sekolah.4)

Kabupaten Semarang merupakan daerah endemis penyakit demam berdarah. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang pada tahun 2004 menunjukkan jumlah penderita sebanyak 215 orang dan korban meninggal sebanyak 5 orang. Sedangkan pada tahun 2005 jumlah penderita agak menurun yaitu sebanyak 158 orang dan 6 di antaranya meninggal dunia. Sebagian besar korban penderita baik yang sakit maupun yang meninggal termasuk kelompok usia anak dan sebagian kecil usia dewasa.5)

Berdasarkan data dari Puskesmas Bergas, DBD merupakan penyakit yang sering timbul di wilayah kerja Puskesmas Bergas. Pada tahun 2004 jumlah penderitanya mencapai 86 orang, yang dirawat di beberapa Rumah Sakit mencapai 65 orang. Tahun 2005 jumlah penderita 12 orang dengan 1 kematian. Sedangkan tahun 2006 sampai bulan Maret jumlah penderita mencapai 15 orang dengan dengan 1 kematian. Kasus yang paling banyak terjadi di Kelurahan Karangjati dengan jumlah penderita mencapai 9 orang dan 1 kematian. Hal ini menunjukkan bahwa Kelurahan Karangjati merupakan salah satu daerah endemis DBD. Jika dilihat dari grafik

(3)

penderita penyakit DBD pada bulan Maret 2006 lonjakan penyakit terjadi di wilayah RT 09 RW 04 Dusun Gembongan Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas. Hasil pemeriksaan jentik berkala (PJB) di RW 04 Dusun Gembongan Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas menunjukkan bahwa dari 100 rumah yang diperiksa terdapat 16 % yang positif jentik, berarti dapat dikatakan setiap 25 rumah yang diperiksa terdapat 4 rumah yang positif nyamuk Aedes Sp.6)

Dalam keadaan optimal, perkembangan telur sampai menjadi nyamuk dewasa berlangsung selama sekurang-kurangnya 10-12 hari. Nyamuk betina dewasa yang mulai menghisap darah manusia, 3 hari sesudahnya sanggup bertelur sebanyak 100 butir. Dua puluh empat jam kemudian nyamuk itu menghisap darah lagi, selanjutnya kembali bertelur. Walaupun nyamuk betina berumur kira-kira 10 hari waktu itu cukup bagi nyamuk itu untuk makan, bagi virus cukup berkembang biak dan selanjutnya menyebarkan virus ke manusia lain. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penting sekali artinya pengurasan tandon air guna mengurangi kepadatan jentik nyamuk, karena 95 telur nyamuk Aedes Sp akan menetas dan menjadi nyamuk dewasa. 7)

Meningkatnya jumlah kasus DBD serta bertambahnya wilayah yang terjangkit disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku yang baik tentang pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat terhadap Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) terdapatnya vektor nyamuk di hampir seluruh pelosok tanah air serta adanya empat seltype virus yang bersirkulasi sepanjang tahun. Apabila semua kader kesehatan mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik tentang PSN maka merupakan suatu peluang besar untuk melakukan tindakan nyata (praktik) untuk pencegahan terhadap penyebaran penyakit DBD.8)

Peran serta kader kesehatan amatlah penting, karena itu kader kesehatan perlu tahu secara benar bagaimana menjaga agar rumah dan lingkungannya bebas dari jentik dan sarang nyamuk demam berdarah. Untuk itu perlu teladan, contoh, tindakan praktis dan latihan, tidak dapat hanya sekedar himbauan. Belajar dari pengalaman Negara Kuba, dimana sejak Tahun 2002 mereka telah berhasil meredam kasus DBD, dan masih terus menerus secara berkala melakukan pemantauan dan pemberantasan

(4)

jentik nyamuk Aedes Sp oleh masyarakat dengan bimbingan petugas kesehatan.4.7) Kondisi di lapangan sampai saat ini, kader kesehatan menunggu tindakan petugas kesehatan, mereka kurang mengerti harus melakukan tindakan apa. Oleh karena itu melaksanakan gerakan pemberantasan DBD ini perlu dimulai dari keluarga sampai ke RT dan RW.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Adakah hubungan pengetahuan dan sikap kader kesehatan tentang PSN dengan kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp pada tandon air di RW 04 Dusun Gembongan Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang?” C. Tujuan Penelitian

1.

Tujuan Umum

Menjelaskan hubungan pengetahuan dan sikap kader kesehatan tentang PSN dengan kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp pada tandon air di RW 04 Dusun Gembongan Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan pengetahuan kader kesehatan tentang PSN di RW 04 Dusun Gembongan Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang b. Mendeskripsikan sikap kader kesehatan tentang PSN di RW 04 Dusun

Gembongan Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang c. Menghitung kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp pada tandon air di RW 04

Dusun Gembongan Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

d. Menganalisis hubungan antara pengetahuan kader kesehatan tentang PSN dengan kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp pada tandon air di RW 04 Dusun Gembong Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. e. Menganalisis hubungan antara sikap kader kesehatan tentang PSN dengan

kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp pada tandon air di RW 04 Dusun Gembongan Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

(5)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Kader Kesehatan

Memberikan informasi kepada kader kesehatan tentang hubungan pengetahuan dan sikap PSN dengan kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp pada tandon air di RW 04 Dusun Gembongan Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

2. Puskesmas Bergas

Sebagai bahan informasi bagi Puskesmas Bergas dalam meningkatkan kegiatan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mencegah meluasnya penyakit DBD.

E. Bidang Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya bidang pencegahan penyakit DBD.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tinjauan hukum Islam tentang jual beli dedeh sebagai pakan ternak lele yang terjadi di Desa Tanjung Sari dianggap sah menurut hukum Islam berdasarkan

[r]

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran induktif kata bergambar, proses pembelajaran dikelas eksperimen terlihat lebih aktif dengan adanya

Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sedana Putra (2011), yang meneliti tentang pengaruh jumlah kunjungan wisatawan

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

R encana P rogram I nvestasi J angka M enengah (RPIJM) Kabupaten Garut Tahun 2015-2019 No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan yang Dihadapi. - Kampanye/Penyuluhan -

Harner (2002) menunjukkan bahwa kinerja inovasi sebenarnya adalah gabungan dari semua hasil inovasi. Hal ini mencakup kualitas layanan, kualiatas operasi yang sebenarnya,

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.