• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG CAFÉ FAT BUBBLE, BEKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG CAFÉ FAT BUBBLE, BEKASI"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK

TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG CAFÉ FAT BUBBLE,

BEKASI

PROYEK AKHIR

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH SEBUTAN

SARJANA TERAPAN

WENDA HALIM

1741010208

DEPARTEMEN PERHOTELAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA TRISAKTI

JAKARTA

(2)

i

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA TRISAKTI

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG PROYEK AKHIR

JUDUL PROYEK : PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS

PRODUK FAT BUBBLE BEKASI TERHADAP KEPUASAN

PENGUNJUNG

NAMA

: WENDA HALIM

NIM

: 1741010208

DEPARTEMEN

: PERHOTELAN

Jakarta 20 Desember 2020

Menyetujui,

Pembimbing Materi/Teknis

Kepala Departemen Perhotelan

(3)

ii

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

: WENDA HALIM

NIM

: 1741010208

Departemen : D4 PERHOTELAN E 2017

Judul

: PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS

PRODUK TERHADAP KEPUASAAN PELANGGAN DI CAFÉ

FAT BUBBLE, BEKASI

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Proyek Akhir ini saya tulis sebagaimana judul diatas, benar-benar hasil karya saya

sendiri berdasarkan referensi-referensi yang ada.

2. Proyek Akhir saya bukan hasil plagiat atau menyalin secara penuh atau sebagian

dari karya orang lain.

3. Apabila dikemudian hari ternyata Proyek Akhir saya ini terbukti plagiat dari karya

orang lain, saya bersedia dicabut atas segala hak dan wewenang yang ada

hubungannya dengan ijazah dan bersedia melepaskan gelar Sarjana Terapan

Pariwisata (S.Tr.Par.) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung

jawab untuk dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Jakarta, 20 Desember 2020

Materai Rp. 6.000

Wenda Halim

1741010208

(4)

iii

Wenda Halim, dilahirkan di Bekasi pada tanggal 15 November 1999, adalah

putri pertama dari 3 bersaudara dari pasangan orang tua Halim Subekti dan Susi.

Peneliti menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Ananda, Bekasi,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ananda, Bekasi pada tahun 2014 dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) Ananda, Bekasi pada tahun 2017. Pada tahun 2017 penulis

juga melanjutkan pendidikan di Jurusan Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

di kelas D IV Reguler E Perhotelan.

Pada tahun 2018 penulis mendapatkan kesempatan untuk melakukan study

exchange selama 2 tahun di China, lalu mendapatkan kesempatan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) di Hotel Saint Regis Shenzhen sebagai Trainee di bagian waitresses

di restaurant Elba Italian Fine dinning selama 6 Bulan. Dan restaurant Elba Italian Fine

dinning sendiri mendapakan predikat sebagai some of the best restaurant in Shenzhen

karena menyediakan sky high dining experience.

(5)

iv

Their future belong to those who believe in their beauty of drama

(Eleanor Roosevelt)

Karya kecil ini kupersembahkan untuk mereka yang kucintai

Halim subekti dan susi orang tua yang kucintai

Wenda Halim

(6)

v

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan karunianya sehingga, skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasaan Pengunjung Café Fat

Bubble, Bekasi” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Proyek

akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh sebutan

Sarjana Pariwisata di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Skripsi ini disusun selama

bulan September-Desember 2020. Peneliti bersyukur telah menyelesaikan Proyek

Akhir ini dan melewati berbagai hambatan dan rintangan selama menyelesaikannya.

Berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya peneliti dapat

menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

penghargaan yang setinggi – tinggi nya kepada semua pihak yang telah membantu,

terutama kepada:

1. Fetty Asmaniati SE, MM, Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta.

2. Djoni Wibowo, SE. MM, Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.

3. Agus Riyadi, SST.Par.M.Sc. CHIA, Kepala Departemen Perhotelan.

4. Dr Nurbaeti. Dosen Pembimbing Akademik.

5. Dino Gustaf Leonandri, M.M. Pembimbing Materi dan Teknis.

6. Café Fat Bubble, Bekasi yang bersedia untuk di observasi.

7. Ibu, Ayah, serta seluruh saudaraku yang selalu mendukung dan memberi semangat

baik secara moril maupun material.

8. Seluruh responden yang bersedia memberikan waktu dan bantuannya demi

kelancaran penelitian proyek akhir ini.

9. David Anresto, Indah Vanesha, Widya Santi Wijaya, Thedry, Amaria Natali Bianca,

Stallone Liaunardo, dan Eugenica Natalia yang telah banyak membantu penulis dan

kesediaannya memberikan masukan dalam proyek akhir ini.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan D4 Hotel E 2017 yang selalu mendukung,

membantu dan memberi semangat untuk menyelesaikan Proyek Akhir ini.

(7)

vi

Semoga Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Jakarta, 20 Desember 2020

Peneliti

(Wenda Halim)

(8)

vii

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG PROYEK AKHIR ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang ... 1

1.2

Identifikasi Masalah ... 5

1.3

Pembatasan Masalah... 6

1.4

Perumusan Masalah ... 6

1.5

Tujuan Masalah ... 7

1.6

Sistematika Penulisan ... 7

BAB II ... 8

LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Tinjauan Pustaka... 9

2.2 Penilitian Sebelumnya ... 25

2.3 Kerangka Berpikir ... 26

2.4 Hipotesis ... 27

BAB III ... 27

METODOLOGI PENELITIAN ... 28

3.1 Metode dan Unit Analisis Data ... 28

3.2 Variabel dan Pengukuran ... 29

(9)

viii

3.6 Uji Hipotesa ... 43

3.7 Waktu dan Tempat Penelitian ... 44

BAB IV ... 45

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45

4.2 Hasil dan Pembahasan ... 48

4.2.1 Hasil Data Demografi Responden ... 49

4.2.2 Hasil Uji Validitas ... 53

4.2.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 56

4.2.4 Analisis Statistik Deskriptif ... 58

4.2.5 Uji Deskriptif ( Mean) ... 83

4.2.6 Koefisien Korelasi ... 88

4.2.7 Uji Determinasi ... 89

4.2.8 Uji Regresi Linear Berganda ... 90

4.2.9 Uji Hipotesis ... 91

BAB V ... 92

KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

5.1

Kesimpulan ... 93

5.2

Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(10)

ix

Tabel 2.1

Tinjauan penelitian ... 25

Tabel 3.1

Variabel dan Pengukuran ... 30

Tabel 3.2

Tabel Skala Likert ... 31

Tabel 3.3

Demografi Responden ... 33

Tabel 3.4

Tingkat Reliabilitas Terhadap Nilai Alpha ... 39

Tabel 3.5

Interval Nilai Mean (Rata Rata) ... 40

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Korelasi ... 42

Tabel 3.7

Waktu Penelitian ... 44

Tabel 4.1

Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

Tabel 4.2

Demografi Responden Berdasarkan Usia ... 50

Tabel 4.3

Demografi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 51

Tabel 4.4

Demografi Responden Berdasarkan Frekueni Berkunjung ... 52

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 53

Tabel 4.6

Hasil Uji Realibitas Variabel Kualitas Pelayanan (X1)... 56

Tabel 4.7

Hasil Uji Realibitas Variabel Kualitas Produk (X2) ... 57

Tabel 4.8

Hasil Uji Realibitas Variabel Kepuasaan Pelanggan (Y) ... 57

Tabel 4.9

Ruangan di Café Fat Bubble bersih dan nyaman ... 58

Tabel 4.10

Penampilan pelayan di Café Fat Bubble rapi dan sesuai dengan

protokol kesehatan yang berlaku ... 59

Tabel 4.11

Penggunaan Qr Code untuk menampilkan menu memudahkan

dalam proses pelayanan ... 59

Tabel 4.12

Kemudahan untuk mengakses wifi yang ada ... 60

Tabel 4.13

Pelayan Café Fat Bubble mampu menjelaskan menu dengan baik .... 61

Tabel 4.14

Pelayan Café Fat Bubble memiliki standart yang baik ... 61

Tabel 4.15

Pelayan Café Fat Bubble dapat melayani permintaan tamu dengan

cepat dan tanggap ... 62

Tabel 4.16

Pelayan Café Fat Bubble tanggap dalam menghadapi keluhan

pelanggan ... 62

(11)

x

Tabel 4.18

Café Fat Bubble dapat menjamin makanan selalu dalam keadaan

baik dan segar ... 64

Tabel 4.19

Pelayan Café Fat Bubble menjamin kualitas pelayanan yang

profesional ... 64

Tabel 4.20

Pelayan Café Fat Bubble dapat melayani tamu dengan sikap yang

ramah ... 65

Tabel 4.21

Pelayan Café Fat Bubble dapat menangani keluhan dngan sikap

profesional ... 65

Tabel 4.22

Pelayan Café Fat Bubble dapat melayani setiap pelanggan tanpa

membeda bedakan ... 66

Tabel 4.23

Makanan dan minuman yang dihidangkan oleh Café Fat Bubble

memiliki rasa yang lebih enak dibanding dengan tempat lain yang

menyediakan makanan atau minuman sejenis ... 67

Tabel 4.24

Menu yang ada di Café Fat Bubble memiliki keunikan tersendiri ... 68

Tabel 4.25

Menu Café Fat Bubble memiliki tingkat konsistensi yang baik... 69

Tabel 4.26

Menu pada Café Fat Bubble memiliki mutu yang baik ... 69

Tabel 4.27

Menu yang dihidangkan di Café Fat Bubble memiliki bentuk yang

sama dengan tampilan visual ... 70

Tabel 4.28

Menu yang dihidangkan di Café Fat Bubble memiliki rasa sesuai

yang diharapkan ... 70

Tabel 4.29

Menu yang ditawarkan Café Fat Bubble akan berganti setiap

beberapa periode sekali. ... 71

Tabel 4.30

Menu yang ditawarkan Café Fat Bubble bervariatif ... 72

Tabel 4.31

Menu makanan Café Fat Bubble mengandung daya tarik dan

keestetikkan ... 72

Tabel 4.32

Menu makanan Café Fat Bubble mengundang selera makan... 73

Tabel 4.33

Secara keseluruhan kualitas produk makanan di Café Fat Bubble

baik ... 74

(12)

xi

Tabel 4.36

Rasa makanan dan minuman Café Fat Bubble selalu konsisten ... 76

Tabel 4.37

Mutu makanan dan minuman Café Fat Bubble selalu terjaga

dengan baik ... 76

Tabel 4.38

Harga makanan Café Fat Bubble cukup terjangkau disemua

kalangan ... 77

Tabel 4.39

Harga yang ditawarkan Café Fat Bubble sebanding dengan kualitas

makanan dan pelayanan yang diberikan ... 77

Tabel 4.40

Pelayan Café Fat Bubble memberikan pelayanan secara

professional ... 78

Tabel 4.41

Pelayan Café Fat Bubble dapat menangani keluhan dengan sikap

yang baik ... 79

Tabel 4.42

Kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi oleh pelayanan yang

diberikan ... 79

Tabel 4.43

Produk yang disajikan di Café Fat Bubble memuaskan ... 80

Tabel 4.44

Pelayanan yang diberikan di Café Fat Bubble memuaskan ... 80

Tabel 4.45

Café Fat Bubble dapat menjadi tempat yang direkomendasikan

untuk keluarga teman dan kerabat ... 81

Tabel 4.46

Café Fat Bubble melayani pembayaran dalam jenis apapun ... 82

Tabel 4.47

Lokasi Café Fat Bubble strategis dan mudah dijangkau ... 82

Tabel 4.48

Hasil Mean Atau Nilai Rata Rata Variabel X1... 83

Tabel 4.49

Hasil Mean Atau Nilai Rata Rata Variabel X2... 85

Tabel 4.50

Hasil Mean Atau Nilai Rata Rata Variabel Y... 86

Tabel 4.51

Hasil Korelasi Variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y ... 88

Tabel 4.52

Hasil perhitungan Koefisien determinasi ... 89

(13)

xii

Gambar 1.1 Jumlah Rumah makan/restaurant di provinsi Jabar tahun 2016 ... 3

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 26

Gambar 4.1 Logo Café Fat Bubble, Bekasi ... 45

Gambar 4.2 Menu Minuman dan Dessert pada Café Fat Bubble, Bekasi ... 47

(14)

xiii

Lampiran 1

Kuisioner ... 100

Lampiran 2 Demografi Responden ... 104

Lampiran 3 Pernyataan Responden ... 107

Lampiran 4 Tabel R ... 116

Lampiran 5

Output SPSS 26.0 ... 117

(15)

xiv

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN CAFÉ FAT BUBBLE, BEKASI.

Oleh

Wenda Halim 1741010208

D4 Perhotelan E 2017 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.

Café Fat Bubble merupakan sebuah café yang menggabungkan konsep Dessert

House dan Café . Café Fat Bubble sudah membuka cabang di beberapa daerah seperti

Bintaro, Depok, Bogor, Cibubur, Pantai Indah Kapuk dan Bekasi. Café Fat Bubble ini

sudah berdiri dari tahun 2012. Café Fat Bubble sendiri menghadirkan aneka dessert

sebagai menu utama dan juga menyajikan berbagai macam minuman, makanan, dan

juga kopi dengan nuansa menyenangkan. Dalam pengelolaannya Café Fat Bubble tidak

bisa lepas dari peran pelayanan kepada pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari kualitas

pelayanan restoran dan kualitas produk dari Café Fat Bubble, yang selalu berusaha

memberi pelayanan yang terbaik agar pelanggan merasa puas. Berdasarkan penjelasan

di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan

kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan di Café Fat Bubble , Bekasi Penelitian

ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik yang dipakai dalam penelitian

ini adalah teknik survei melalui google form kepada 100 responden yang merupakan

pelanggan Café Fat Bubble , Bekasi. Data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner

lalu alat analisa yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji statistic

deskriptif, uji koefisien korelasi pearson, uji koefisien determinasi, analisis regresi

linear berganda, dan uji hipotesa. Berdasarkan hasil perhitungan penelitian ini, hasil uji

mean (rata-rata) variabel X1 (kualitas pelayanan) menunjukkan nilai sebesar 3,52 yang

dikategorikan sangat berkualitas dan hasil uji mean (rata-rata) variabel X2 (kualitas

produk) menunjukkan nilai sebesar 3,18 yang dikategorikan berkualitas dan hasil uji

mean (rata-rata) keseluruhan indikator variabel Y (kepuasan pelanggan) menunjukkan

nilai sebesar 3,23 yang dikategorikan puas. Kemudian, nilai koefisien determinasi yang

didapat sebesar 77,8% Nilai ini membuktikan bahwa kualitas pelayanan (X1) dan

kualitas produk (X2) memiliki pengaruh sebesar 77,8% terhadap kepuasan pelanggan

(Y) Café Fat Bubble , Bekasi. Sisanya yaitu 22.2% dipengaruhi oleh faktor lain,

misalnya unsur selera, fasilitas, lokasi, dan lain-lain. Dengan demikian penelitian ini

berhasil menunjukan bahwa kualitas pelayanan dan kualitas produk smampu

mempengaruhi kepuasaan pelanggan pada restoran tersebut.

Kata Kunci : Café Fat Bubble Bekasi, Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk,

Kepuasan Pelanggan.

(16)

xv

EFFECT OF SERVICE QUALITY AND PRODUCT QUALITY ON

CUSTOMER SATISFACTION CAFÉ FAT BUBBLE, BEKASI.

By

Wenda Halim 1741010208

D4 Hospitality E 2017 Trisakti Tourism College.

Café Fat Bubble is a café that combines the concept of Dessert House and Café.

Café Fat Bubble has opened branches in several areas such as Bintaro, Depok, Bogor,

Cibubur, Pantai Indah Kapuk and Bekasi. Café Fat Bubble has been established since

2012. Café Fat Bubble itself presents a variety of desserts as the main menu and also

serves a variety of drinks, food, and coffee with a pleasant atmosphere. In its

management, Café Fat Bubble cannot be separated from the role of service to customers.

This can be seen from the quality of restaurant service and product quality from Café

Fat Bubble, which always tries to provide the best service so that customers feel

satisfied. Based on the explanation above, this study aims to determine the effect of

service quality and product quality on customer satisfaction at Café Fat Bubble, Bekasi.

This study uses a quantitative descriptive method. The technique used in this research

is survey technique via google form to 100 respondents who are customers of Café Fat

Bubble, Bekasi. Data were collected by distributing questionnaires and then the

analysis tools used were validity test, reliability test, descriptive statistical test, Pearson

correlation coefficient test, determination coefficient test, multiple linear regression

analysis, and hypothesis testing. Based on the results of the calculation of this study,

the test results for the mean (average) variable X1 (service quality) show a value of

3.52 which is categorized as high quality and the test results for the mean (average)

variable X2 (product quality) show a value of 3 18 which is categorized as quality and

the results of the mean (average) test of all indicators of variable Y (customer

satisfaction) show a value of 3.23 which is categorized as satisfied. Then, the

coefficient of determination obtained is 77.8%. This value proves that service quality

(X1) and product quality (X2) have an influence of 77.8% on customer satisfaction (Y)

Café Fat Bubble, Bekasi. The remaining 22.2% is influenced by other factors, such as

taste, facilities, location, and others. Thus this research succeeds in showing that service

quality and product quality can influence customer satisfaction at the restaurant.

Keywords : Café Fat Bubble Bekasi, Service Quality, Product Quality, Customer

(17)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis makanan pada Abad ke-21 sudah berkembang sangat maju,

dikarenakan kemajuan teknologi dari tahun ke tahun berkembang dengan sangat pesat

yang menyebabkan timbulnya persaingan antara pembisnis makanan untuk

mendapatkan minat para pembeli. Banyak hal yang dilakukan pembisnis untuk

mendapatkan daya tarik pembeli mulai dari memperhatikan kualitas produk,

kelengkapan fasilitas dan juga kualitas pelayanan dari pegawai dan cara yang dilakukan

setiap pembisnis tersebut untuk meningkatkan keuntungan mereka seperti

mengciptakan strategi yang cocok untuk memikat pembeli dengan memikirkan

pentingnya untuk mengadaptasikan bisnis pada lingkungan sekitar yang di mana setiap

harinya lingkungan terus menerus berubah dan berkembang. Maka dari itu,

kemampuan seperti ini sangat dianjurkan untuk dimiliki oleh semua pemilik usaha

pelayanan makanan di mana - mana. Selain itu, pemilik dan bisnisnya dituntut untuk

belajar dan mengenal perubahan perubahan zaman di sekitarnya sehingga mampu

beradaptasi dengan hal baru dan tidak akan tertinggal oleh zaman era globalisasi . Hal

seperti ini mampu meningkatkan daya saing bisnis makanan yang dimiliki.

Pengaruh dari perkembangan era ini adalah banyaknya produk dan tempat- tempat

yang bermunculan dengan menawarkan ciri khas mereka masing masing. Mengingat

selera dari konsumen yang berbeda-beda, maka pembisnis dituntut untuk mengikuti

gaya hidup konsumen agar tidak kalah bersaing di era modern ini. Setiap pembisnis

(18)

pada umumnya ingin berhasil dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu syarat yang

harus dipenuhi agar dapat sukses adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan

dan mempertahankan kepuasan konsumen. Menurut danang sunyoto (2015: p.140)

Dalam Kenneth Saudjana(2016:89). Kepuasan konsumen merupakan salah satu alasan

dimana konsumen memutuskan untuk berbelanja pada suatu tempat. Apabila

konsumen merasa puas dengan suatu produk, mereka cenderung akan terus membeli

dan menggunakannya serta memberitahukan orang lain tentang pengalaman mereka

yang menyenangkan dengan produk tersebut. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka

pembisnis harus dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan semenarik mungkin

agar lebih diinginkan oleh konsumen. Menurut American Society for Quality

Control(2016:103), Kualitas produk adalah the totality of features and characteristic

of a product or service that bears on its ability to satisfy given need, artinya

keseluruhan ciri dan karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat Untuk mencapai tujuan

tersebut penjual harus mempertahankan kualitas produk yang dimiliki.

Menurut Tjiptono (2016:59) dalam Syahputra (2019:1842) menyatakan bahwa

“Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas

tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”. Tingkat

keunggulan kualitas pelayanan yang baik dapat mempengaruhi kualitas pelayanan itu

sendiri, itu merupakan sebuah strategi dasar untuk mempertahankan konsumen lama,

menarik konsumen baru, dan menghindari berpindahnya minat konsumen ke tempat

yang kualitas pelayanannya lebih baik. Perusahaan yang mengutamakan kualitas

pelayanan yang baik akan berdampak bmarthalaik juga pada kepuasaan pembeli.

(19)

Kualitas pelayanan sebagai usaha untuk menciptakan kenyamanan terhadap pembeli

agar pembeli mempunyai nilai lebih dari yang diharapkan. Dengan adanya keunggulan

kualitas pelayanan yang baik maka secara tidak langsung kepuasan konsumen akan

terwujud.

Café berasal dari Bahasa Prancis “Caf ” yang berarti minuman kopi tapi dengan

seiring berjalannya waktu fungsi café sendiri berubah menjadi tempat untuk berkumpul,

menulis, membaca,menghabiskan waktu sambil minum, tidak hanya menyediakan

kopi, tetapi juga bisa minum tidak alkohol atau beralkohol dan juga menyediakan

makanan makanan ringan.. Dapat dapat dikatakan bahwa café memiliki pengaruh

cukup signifikan terhadap gaya hidup masyarakat dikota besar. Café yang sebelumnya

identik dengan sarana untuk makan, minum, berkumpul berubah menjadi sarana untuk

beraktualisasi diri dan bersosialisasi masyarakat perkotaan .

Gambar 1.1

Jumlah rumah makan/restaurant di provinsi Jawa Barat tahun 2016

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat

Gambar 1.1 merupakan jumlah rumah makan/ restaurant di provinsi Jawa Barat

tahun 2016. Di kota Bekasi sendiri pun sudah hampir memiliki sekitar 143 restaurant

(20)

pada tahun 2016. Hal itu disebabkan karena kota Bekasi kota yang cukup besar dan

yang merupakan kota yang saling berdekatan dengan kota Jakarta. Tidak heran jika

banyaknya pengusaha yang memilih untuk membuka bisnis usaha di Kota bekasi. Dan

disini saya menemukan sebuah café yang menurut saya memiliki konsep yang cukup

unik yang bernamakan Café Fat Bubble. Café Fat Bubble sudah membuka cabang di

beberapa daerah seperti Bintaro, Depok, Bogor, Cibubur, Pantai Indah Kapuk dan

Bekasi. Café Fat Bubble ini sudah berdiri dari tahun 2012. Datang menghadirkan

konsep Café yang cukup unik yaitu menggabungkan konsep Dessert House dan Café.

Café Fat Bubble sendiri menghadirkan aneka dessert sebagai menu utama dan juga

menyajikan berbagai macam minuman, , makanan, dan juga kopi dengan nuansa

menyenangkan . Café Fat Bubble berusaha agar membuat konsep yang nyaman,

menyenangkan dan juga café ini mengusung konsep bewarna cerah sehingga membuat

pengunjung ingin untuk menghabiskan waktu berlama lama dengan kerabat, pasangan

dan keluarga. Bagian interior dan eksterior sangat instagramable sehingga sangat apik

untuk diabadikan Selain itu, hal unik lainnya dari Café Fat Bubble terdapat pada pada

buku menunya. Pengunjung dapat mengakses menu dengan cara memindai barcode

lewat smartphone yang disediakan disetiap meja untuk mendapatkan informasi terkait

menu.

Selain eksterior dan interior yang menarik. Menu di Fat Bubble bisa bikin lupa diri.

Ada semangkok dessert yang terdiri dari Fat Fat Q Ball, Grass Jelly, Read Bean,

Bubble, dan Ice Cream Matcha dengan siraman fla putih dan es serut. Tekstur Fat Q

Ballnya kenyal dan gurih manis. Sedangkan bubblenya berukuran sedang terasa sangat

lembut, kenyal, dan tak bikin lengket di mulut. Grass Jelly yang berwarna hitam dan

(21)

ketika dikunyah lumer di mulut ditambah dengan perpaduan manisnya Red Bean.

Pengunaan ice cream matcha dapat menambah kesempurnaan kenikmatan dari dessert

bowl ini.

Biasanya pengunjung Fat Bubble semakin ramai jika sudah menjelang sore hari.

Ketika suasana di dalam sudah penuh, berarti harus menunggu antrian diluar atau

waiting list. Dari segi layanan sendiri Café Fat Bubble sendiri memiliki kurang lebih

20 karyawan yang dibagi menjad 2 shift yaitu pagi dan sore, dari pelayanananya sendiri

dapat dikatakan pembeli dan mereka juga sudah memahami tentang ingredient yang

ada pada menu yang ada di Café Fat Bubble. Café Fat Bubble buka mulai pukul 10.00

– 20.00 WIB. Dan untuk takeaway buka mulai pukul 10.00-21.00 WIB. Alamatnya ada

di Ruko Springlake Sumarecon Bekasi Unit FR/03, Jl. Bulevar Utara,, RT.005/RW.003,

Marga Mulya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat 17142. Dan juga Café Fat Bubble

memiliki quote “ you can never get a cup large enough to suit me.

Dari keterangan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian di Café Fat Bubble

Bekasi dengan harapan dapat memberikan pandangan yang baik dari konsumen

terhadap restoran Café Fat Bubble Bekasi. Untuk itu, penulis akan membahasnya

dalam proyek akhir,dengan mengambil judul Pengaruh Kualitas Pelayanan dan kualitas

Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan di Café Fat Bubble, Bekasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pemgamatan di Café Fat Bubble Bekasi,

maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

a. Belum diketahuinya Kualitas Pelayanan di Café Fat Bubble Bekasi

b. Belum diketahuinya Kualitas Produk di Café Fat Bubble Bekasi

(22)

c. Belum diketahuinya Kepuasaan Pelanggan di Café Fat Bubble Bekasi

d. Belum diketahuinya Kualitas Pelayanan Pegawai terhadap Kepuasaan Pelangganan

di Café Fat Bubble Bekasi

e. Belum diketahuinya Kualitas Produk terhadap Kepuasan Pelanggan di Café Fat

Bubble Bekasi

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah yang terjadi

agar tidak semakin meluas dan minimbulkan ketidakjelasan dalam penelitian. oleh

sebab itu batasan masalah dari penelitian ini hanya membatasi penelitian pada

pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas produk terhadap kepuasaan pelanggan Café

Fat Bubble, Bekasi.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dituliskan, maka rumusan masalah

yang akan dibahas didalam proyek akhir ini adalah :

a. Bagaimana Kualitas pelayanan Pegawai di Café Fat Bubble Bekasi?

b. Bagaimana Kualitas Produk di Café Fat Bubble Bekasi?

c. Bagaimana Tingkat Kepuasaan Pelanggan di Café Fat Bubble Bekasi?

d. Bagaimana Pengaruh Kualitas pelayanan pegawai terhadap tingkat kepuasaan

pelanggan Café Fat Bubble Bekasi?

e. Bagaimana Pengaruh Kualitas Produk terhadap tingkat kepuasaan Pelanggan Café

Fat Bubble Bekasi?

(23)

1.5 Tujuan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dituliskan, maka rumusan masalah

yang akan dibahas didalam proyek akhir ini adalah :

a. Untuk Mengetahui Kualitas pelayanan Pegawai di Café Fat Bubble Bekasi

b. Untuk Mengetahui Kualitas produk di Café Fat Bubble Bekasi

c. Untuk Mengetahui Tingkat Kepuasaan Pelanggan di Café Fat Bubble Bekasi

d. Untuk Mengetahui Pengaruh Kualitas pelayanan pegawai terhadap tingkat

kepuasaan pelanggan Café Fat Bubble Bekasi

e. Untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Produk terhadap tingkat kepuasaan

Pelanggan Café Fat Bubble Bekasi

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah pemahaman penelitian.

Penulis memberikan praskripsi ini kedalam 5(lima) bab yang terdiri dari :

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan pendahuluan yang mempunyai aspek yang saling

berhubungan, yaitu seperti latar belakang, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan masalah, dan sistematika penelitian.

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan secara detail tentang teori yang berhubungan

dengan penelitian, membahas kerangka pikir yang menyajikan hubungan

antar variable untuk mempermudah proses penelitian.

(24)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan secara garis besar tentang metode analisis data,

populasi dan sampel, prosedur penarikan contoh, dan prosedur

pengumpulan data.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang gambaran secara detail tentang objek yang diteliti

dan hasil dan pembahasan dari permasalahan yang sedang diteliti.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

yang telah diteliti si penulis.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan pustaka, penelitian terdahulu,

kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini akan disampaikan beberapa landasan teori yang relevan dengan

variable yang mendukung penelitian

2.1.1 Teori Management

Koontz dan O’donnel, dalam buku pengantar manajemen (Amirullah,2015:4)

berpendapat bahwa manajemen adalah “usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu

melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas

sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengendalian”.

Terry dalam buku pengantar manajemen (Amirullah,2015:4) mengatakan

bahwa manajemen adalah “manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengendalian

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya”.

Stoner dalam buku pengantar manajemen (Amirullah, 2015:4) menyatakan

bahwa manajemen adalah “proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan

sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan.

(26)

Berdasarkan sejumlah pengertian dari para ahli tentang pengertian manajemen

diatas, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses khas yang

terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan

pengendalian sumber daya yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran-sasaran yang telah ditentukan

2.1.2 Teori Marketing

Menurut Kotler dan Keller (2016:27) dalam Amelia (2016:16) pemasaran

adalah tentang mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial, salah

satu definisi terbaik terpendek dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan secara

menguntungkan. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan

organisasional adalah terdiri dari penentuan kebutuhan, keinginan pasar sasaran dan

pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang

dilakukan para pesaing.

Menurut Kotler & Amstrong (dalam Priansa, 2017:3) yang dikutip Dwi Erma

menjelaskan bahwa pemasaran adalah proses sosial yang dimana individu dan

kelompok memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai dengan pihak lain.

. ”Pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan

mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen (American Marketing

Association dalam Assauri, 2017:3).”

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bahwa pemasaran

adalah proses sosial yang dimana individu dan kelompok memenuhi kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang

(27)

bernilai dengan pihak lain. Pemasaran Digunakan konsumen untuk memenuhi

keutuhan, sedangkan bagi perusahaan membantu suatu organisasi menginformasikan

produknya kepada masyarakat agar masyarakat mengerti dalam menggunakan produk

dari perusahaan tersebut. kunci untuk mencapai tujuan organisasional adalah terdiri

dari penentuan kebutuhan, keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang

diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan para pesaing

2.1.3 Teori Kualitas Pelayanan

Menurut Tjipono (2016:32) menyatakan bahwa “Kualitas pelayanan adalah

tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2016:125) dalam Sany (2020:16)

mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan

yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Berdasarkan definisi ini,

kualitas pelayanan bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan

pelanggan untuk mengimbangi harapan pelanggan

Menurut Wijaya dalam Ratnasari, (2016:5) kualitas pelayanan ialah mengukur

seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan sesuai harapan konsumen,

Kesimpulan yang dijelaskan dari pengertian para ahli diatas yaitu bahwa

kualitas pelayanan adalah upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan pembeli

dengan cara mengukur seberapa bagus tingkat keunggulan layanan yang mampu

diberikan oleh si penjual.

(28)

2.1.4 Dimensi dan Indikator Kualitas Pelayanan

Kotler dalam Rusydi (2017:40) dimensi kualitas pelayanan merupakan

gambaran atas seberapa jauh perbedaan antara kenyataan pelayanan (perceived

service), dengan harapan para nasabah atas pelayanan yang seharusnya mereka terima

(expected service). Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam meningkatkan

kualitas pelayanan adalah:

1. Tangibless (bukti nyata), adalah menunjukan lingkungan atau fasilitas fisik dimana

jasa tersebut dilakukan dan dapat diliat secara fisik, seperti gedung, peralatan,

pakaian yang dikenakan. Dan fasilitas yang dimiliki. Dalam kualitas pelayanan

dapat dilihat dari pegawai yang bekerja seperti kinerja pegawai, kerapihan dan

kebersihan dari pegawai itu sendiri.

2. Reliability (keandalan), adalah kemampuan untuk melakukan performa pelayanan

yang telah dijanjikan secara konsisten dan akurat. Seperti pegawai dapat mampu

memberikan informasi secara tepat seperti yang diharapkan pembeli dan juga

ketepatan waktu dalam menyajikan produk atau jasa ke pelanggan.

3. Responsiveness (kesigapan), adalah keinginan untuk membantu konsumen dan

menyediakan tindakan yang tepat dan tanggap. Seperti seberapa cepat, tepat dan

cermat pegawai dalam menanggani keinginan dan kebutuhan pembeli dan seberapa

cepat, tepat dan cermat pegawai dalam menghadapi masalah baik masalah dengan

tamu, dan masalah fasilitas yang mengalami kerusakan.

4. Competence (kompetensi), adalah kepemilikan kemampuan dan pengetahuan yang

diperlukan dalam menampilkan pelayanan yang ditawarkan. Seperti mepunyai

(29)

kemampuan untuk menjelaskan detail produk atau jasa dengan tepat dan sesuai

fakta kepada pelanggan agar mampu menciptakan kepercayaan dari pelanggan.

5. Cortesy (kesopanan–santunan), adalah menunjukan sikap penyedia jasa seperti

kesopanan, rasa hormat, perhatian dan keramahan pekerja. Seperti dapat

menunjukan rasa hormat terhadap pembeli. Menjelaskan sesuatu dengan ramah,

murah senyum terhadap pembeli agar mampu menciptakan kenyamanan.

6. Credibility (kredibilitas), adalah kejujuran dan kemampuan penyedia jasa untuk

dipercaya. Seperti berprilaku jujur dalam segala hal agar dapat menciptakan

fondasi kepercayaan dari sesama pegawai, atasan dan juga pembeli.

7. Security (keamanan), adalah berusaha menciptakan suasana dan pelayanan yang

aman yang terbebas dari bahaya sekitar , resiko, dan keraguan terhadap pelayanan

dan kualitas produk atau jasa yang diberikan kepada pembeli.

8. Access (akses), adalah kemampuan kemudahan pendekatan untuk melakukan

hubungan dengan penyedia jasa dalam menyediakan produk atau jasa yang akan

dipasarkan.

9. Communication (komunikasi), adalah kemampuan untuk berbicara dengan cara

dan bahasa yang mudah dimengerti oleh konsumen, seperti menjelaskan fungsi dan

detail produk menggunakan Bahasa yang tidak terbelit belit dan jelas. Hal tersebut

Berfungsi menjaga konsumen agar tetap dapat memperoleh informasi dengan

bahasa yang mereka mengerti.

10. Understanding the customer (memahami), adalah berusaha mengetahui dan

memenuhi dan memahami semua keinginan dan kebutuhan yang pelanggan

perlukan .

(30)

Kemudian, dari sepuluh dimensi di atas, menurut Zeithaml et. al. dalam

Marthalina (2018:7), kesepuluh dimensi tersebut kemudian disederhanakan menjadi

lima dimensi kualitas pelayanan beserta indikator-indikator masing-masing sebagai

berikut:

1. Tangibles:(Menunjukan lingkungan atau fasilitas fisik dimana jasa tersebut

dilakukan dan dapat diliat secara langsung) indikator berupa:

a) Penampilan Petugas/aparatur dalam melayani pelanggan

b) Kenyamanan tempat melakukan pelayanan

c) Kemudahan dalam proses pelayananard

d) Kedisiplinan petugas/aparatur dalam melakukan pelayanan

e) Kemudahan akses pelanggan dalam permohonan pelayanan

f) Penggunaan alat bantu dalam pelayanan

2. Reliability: (Kemampuan untuk menunjukan pelayanan yang dapat dipercaya dan

akurat) indikator berupa:

a) Kecermatan petugas dalam melayani pelanggan

b) Memiliki standar pelayanan yang jelas

c) Kemampuan petugas/aparatur dalam menggunakan alat bantu dalam proses

pelayanan

d) Keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan

3. Responsiveness: (Bersedia untuk membantu pembeli dan menyediakan servise

yang bertanggung jawab dan tepat.) indikatornya berupa :

a) Merespon setiap pelanggan/pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan

b) Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cepat

(31)

c) Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat

d) Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat

e) Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat

f) Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas

4. Assurance: (Pengetahuan dan kesopanan pegawai dan kemampuan pegawai untuk

membangun kepercayaan dan kepercayaan) indikatornya berupa :

a) Petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan

b) Petugas memberikan jaminan biaya dalam pelayanan

c) Petugas memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan

d) Petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan

5. Empathy: (Perusahaan memberikan perhatian penuh untuk mendapat perhatian dari

pembeli) indikatornya berupa :

a) Mendahulukan kepentingan pemohon/pelanggan

b) Petugas melayani dengan sikap ramah

c) Petugas melayani dengan sikap sopan santun

d) Petugas melayani dengan tidak diskriminatif (membeda-bedakan)

e) Petugas melayani dan menghargai setiap pelanggan

2.1.5 Teori Kualitas Produk

Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk,

perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Konsumen akan

membeli produk bila merasa cocok, karena itu produk harus di sesuaikan dengan

keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata

(32)

lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera

konsumen.

Menurut

American

Society

for

Quality

Control(2016:103)

dalam

Martono(2014:691) dalam Kualitas produk adalah ―the totality of features and

characteristic of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs,

artinya keseluruhan ciri dan karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat.

Menurut Marwanto (2015:153) dalam Ardhitasari (2015) menyatakan bahwa :

“Kualitas produk merupakan seluruh gabungan karakteristik produk dari pemasaran,

rekayasa (perencanaan), pembuatan (produk) dan pemeliharaan yang membuat produk

yang digunakan memenuhi harapan harapan pelanggan”.

Menurut Kotler dan Amstrong, (2016:164) dalam Anggraini(2019:119)

menyatakan bahwa kualitas produk ialah keahlian sebuah barang memberikan hasil

atau kinerja yang sesuai bahkan melampaui dari apa yang diinginkan konsumen,

dimana kualitas-kualitas tersebut dapat menumbuhkan kepuasan pembeli, salah satu

faktor yang akan membuat keputusan pembeli untuk datang kembali atau tidak yaitu

kepuasan pembeli, yang pada akhirnya akan menumbuhkan perilaku loyal pada

pembeli. Karena pembeli yang puas akan cenderung royal.

Kesimpulan yang dijelaskan dari pengertian para ahli diatas yaitu bahwa

Kualitas produk merupakan keseluruhan gabungan ciri dan karakteristik dari sebuah

produk atau jasa dari pemasaran, rekayasa (perencanaan), pembuatan (produk) dan

pemeliharaan yang membuat produk atau jasa dapat menunjukan kemampuannya

untuk memenuhi harapan dan kebutuhan tersirat pelanggan”.dan dari situ dapat

(33)

menumbuhkan kepuasan pembeli, salah satu faktor yang akan membuat keputusan

pembeli untuk datang kembali atau tidak yaitu kepuasan pembeli,yang pada akhirnya

akan menumbuhkan perilaku loyal pada pembeli. Karena pembeli yang puas akan

cenderung loyal.

2.1.6 Dimensi dan indikator Kualitas Produk

Kualitas produk memiliki dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis

karakteristik dari suatu produk. Menurut David Garvin dalam buku Fandy Tjiptono

(2016:134) yang dipetik oleh Sitorus (2019:641) kualitas produk memiliki delapan

dimensi sebagai berikut:

1. Performance (kinerja), merupakan karakteristik operasi pokok dari produk inti

(core product) yang dibeli.

2. Features (fitur atau ciri-ciri tambahan), yaitu karaktersitik sekunder atau pelengkap.

3. Reliability (reliabilitas), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau

gagal dipakai.

4. Confermance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana

karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

5. Durability (daya tahan), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat

digunakan.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan

direparasi; serta penanganan keluhan secara memuaskan.

(34)

8. Perceived Quality (kualitas yang dipersepsikan), yaitu citra dan reputasi produk

serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Dari beberapa dimensi tersebut, peneliti menarik beberapa faktor yang relevan

dengan penelitian ini yaitu diantaranya: Performance (Kinerja), Features (Fitur),

Realibility (Keandalan), Conformance to Spesification (Kesesuaian dengan

spesifikasi), Durability (Ketahanan), Esthetics (Estetika) dan Perceived Quality

(Kualitas yang dipersepsikan).

Adapun indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas produk

menurut owusu(2013:184) dalam akbar dwi yulianto (2017), ada beberapa aspek

indikator kualitas produk, diantaranya adalah:

1. Performan (Performance), meliputi karakteristik operasi dari suatu produk.

2. fitur produk (feature) yaitu karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi

manfaat dasar suatu produk.

3. Kesesuaian dengan sertifikasi (conformance to specification) kesesuaian kinerja

produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk.

4. Keandalan (reliability), peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat

menjalankan fungsinya.

5. Daya tahan (durability), menggambarkan umur ekonomis suatu produk.

6. Kemampuan diperbaiki (servicebility) kualitas produk ditentukan atas dasar

kemampuan suatu produk diperbaiki.

2.1.5 Teori Kepuasaan Konsumen

Menurut danang sunyoto (2015: p.140). Kepuasan konsumen merupakan salah

satu alasan dimana konsumen memutuskan untuk berbelanja pada suatu tempat.

(35)

Apabila konsumen merasa puas dengan suatu produk, mereka cenderung akan terus

membeli dan menggunakannya serta memberitahukan orang lain tentang pengalaman

mereka yang menyenangkan dengan produk tersebut

Menurut nugroho (2015:162) dalam Setyo(2017:758) menjelaskan bahwa

kepuasan konsumen merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan kinerja

pemasaran dalam suatu perusahaan. Kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan dapat

meningkatkan intensitas membeli dari pelanggan tersebut. Dengan terciptanya tingkat

kepuasan pelanggan yang optimal maka mendorong terciptanya loyalitas di benak

pelanggan yang merasa puas tadi.

Sedangkan menurut Tjiptono (2015:146), “kepuasan pelanggan adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara

persepsi terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapan-harapannya”.

Kesimpulan yang dijelaskan dari pengertian para ahli diatas yaitu bahwa

kepuasan konsumen merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan kinerja

pemasaran dalam suatu perusahaan. Apabila konsumen merasa puas dengan suatu

produk, maka perasaan senang atau kecewa konsumen akan muncul setelah

membandingkan antara persepsi terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan

harapan-harapannya dan menggunakannya serta memberitahukan orang lain tentang

pengalaman mereka yang menyenangkan dengan produk tersebut dengan begitu akan

mendorong terciptanya loyalitas di benak pelanggan yang merasa puas tadi.

2.1.6 Elemen Kepuasaan Konsumen

Mempertahankan pelanggan merupakan hal yang lebih penting daripada

Memikat Pelanggan. Maka dari itu mengukur kepuasaan pelanggan sangatlah penting.

(36)

Untuk mengukur kepuasaan pelanggan itu sendiri terdiri dari 5 elemen. Elemen

kepuasan konsumen Menurut donni juni priansa (2017: p,210) yang menyangkut

kepuasan konsumen adalah sebagai berikut :

1. Harapan (expectations) Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah

dibentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses

pembelian dilakukan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka

terima sesuai dengan harapan, keinginan dan keyakinan mereka. Barang atau jasa

yang sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan konsumen merasa puas.

2. Kinerja (performance) Pengalaman konsumen tehadap kinerja aktual barang atau

jasa ketika digunakan tanpa dipengaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja

aktual barang atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas.

3. Perbandingan (camparison) Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan

kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang

atau jasa tersebut. Konsumen akan merasa puas ketika harapan sebelum pembelian

sesuai atau melebihi persepsi mereka terhadap kinerja aktual produk.

4. Pengalaman (experience) Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman

mereka terhadap penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda dari orang

lain

5. Konfirmasi (comfirmation) dan dikonfirmasi (disconfirmation) Konfirmasi atau

terkonfirmasi terjadi jika harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. Sebaliknya

diskonfirmasi atau tidak terkonfirmasi terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih

rendah dari kinerja aktual produk. Konsumen akan merasa puas ketika terjadi

confirmation /disconfirmation

(37)

2.1.6 Faktor Faktor Pengukuran Kepuasaan

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan diperlukan oleh perusahaan

untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Variabel yang mempengaruhi

kepuasan konsumen menurut Fandy Tjiptono (2016:295) dalam Sumartini (2019:114)

adalah:

1. Produk, produk yang baik dan memenuhi selera serta harapan konsumen, dapat

menciptakan kepuasan konsumen. Dasar penilaian terhadap pelayanan produk ini

meliputi: jenis produk, kualitas produk, mutu dan persedian produk.

2. Harga, Dengan adanya harga pada sebuah produk akan mencerminkan seberapa

besar kualitas produk tersebut. Dasar penilaian terhadap harga meliputi tingkat

harga dan kesesuaian dengan nilai jual produk, variasi atau pilihan harga terhadap

produk.

3. Promosi, promosi mengenai informasi produk dan jasa perusahaan dalam usaha

mengkomunikasikan manfaat produk dan jasa tersebut pada konsumen sasaran.

Penelitian dalam hal ini meliputi iklan produk dan jasa, diskon dan pemberian

hadiah

4. Lokasi, lokasi merupakan bagian dari perusahaan yang berupa lokasi perusahaan

dan konsumen. Penilaian terhadap atribut lokasi meliputi lokasi perusahaan,

kecepatan dan ketepatan dalam transportasi.

5. Pelayanan Karyawan, Layanan karyawan merupakan pelayanan yang diberikan

karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen agar dapat

memuaskan konsumen. Dasar penilaian dalam hal ini pelayanan karyawan meliputi

kesopanan, keramahan, kecepatan dan ketepatan.

(38)

6. Fasilitas, Fasilitas merupakan bagian dari perusahaan yang berupa perantara guna

mendukung kelancaran oprasional perusahaan yang berhubungan dengan

konsumen. Dasar penilaian meliputi penataan barang, tempat penitipan barang,

kamar kecil dan tempat ibadah.

7. Suasana, Suasana merupakan faktor pendukung, karena apabila perusahaan

mengesankan maka konsumen mendapatkan kepuasan tersendiri. Dasar penilaian

meliputi sirkulasi udara, kenyamanan dan keamanan.

2.1.7 Dimensi dan indikator Kepuasaan Pelanggan

Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada pandangan pelanggan, maka perlu

penjual harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Fandy

Tjiptono (2016:295) dalam Andreyani (2019;151) terdapat lima faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu:

1. Kualitas produk, pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Harga, produk dengan kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif

murah akan memberi nilai yang tinggi kepada pelanggannya.

3. Kualitas pelayanan, pelanggan akan merasa puas jika mereka mendapatkan

pelayanan yang baik atau sesuai dengan harapannya.

4. Faktor emosional, pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan

bahwa orang lain kagum kepadanya bila menggunakan produk merek tertentu.

5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa, pelanggan yang tidak

perlu mengeluarkan biaya tambahan atau membuang waktu untuk mendapatkan

suatu produk, cenderung puas terhadap produk.

(39)

.2.1.8 Metode Pengukuran Kepuasaan

Ada beberapa metode untuk melakukan pengukuran tingkat kepuasan menurut

Kotler yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2015:104) dalam Suci Wulan Sari

(2019:15)terdapat empat konsep inti mengenai objek pengukuran, yaitu:

1. Sistem keluhan dan saran Organisasi yang berpusat kepada pelanggan (Customer

Centered), memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk

menyampaikan saran dan keluhan. Informasi-informasi ini dapat memberikan

ide-ide cemerlang bagi perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi secara

tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.

2. Ghost shopping, Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau

bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuan-temuannya

mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan

pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost

shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan.

3. Lost customer analysis, Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah

berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa

hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan

customer loss rate juga penting, peningkatan customer loss rate menunjukkan

kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya.

4. Survei kepuasan pelanggan, Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan

dilakukan dengan penelitian survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara

langsung. Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara

(40)

langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa

perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

2.1.8 Pengertian Café

Café sendiri berasal dari Bahasa prancis yang berarti (minuman) kopi, namun

Seiring berkembangnya waktu café sendiri digunakan sebagai nama tempat dimana

orang orang berkumpul dan bersantai bersama teman teman makanan dan minuman.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa café yaitu tempat untuk

bersantai dan meminum kopi Bersama teman teman dan keluarga dan biasanya

pengunjungnya akan dihibur dengan adanya live music yang telah disediakan oleh

pihak Café. Café termasuk tipe restoran namun lebih mengutamakan suasana nyaman,

rilex dan menyenangkan bagi para pengunjung. Rata rata café sendiri hanya

menyediakan menu yang lebih sedikit daripada restoran dan menu yang disediakan

tidak seberat menu makanan yang ada di restoran dan untuk minuman, café

menyediakan kopi, the, susu dan minuman manis lainnya, biasanya café tidak

menyediakan alcohol.

Lokasi café biasanya berada disekitaran pusat perbelanjaan, tempat yang ramai

atau perkantoran maupun ditempat publik lainnya dengan dekorasi yang unik dan ditata

dengan serapi mungkin agar mampu menarik daya Tarik pembeli dan memberikan

kesan istimewa dan unik saat pengunjung datang. Jam operasional café sendiri

umumnya buka dari pagi sampai malam (10.00-22.00) atau mulai nuka dari sore hingga

dini hari (18.00-02.00). Café di Indonesia sendiri mulai banyak bermunculan

dikarenakan banyaknya minat anak milenial yang suka untuk berkumpul sambil makan

(41)

atau minum. Sehingga banyaknya pengusaha yang mengambil kesempatan tersebut

menjadikannya sebuah bisnis.

2.2 Penilitian Sebelumnya

Tabel 2.1 Tinjuan Penilitian

Sumber Judul Hasil Persamaan Perbedaan

Purnomo Edwin setyo (2017) Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis Vol. 1 No.6 Pengaruh Kualitas Produk Dan harga terhadap kepuasaan konsumen “Best Autoworks”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk (X1) dan harga (X2) berpengaruh secara

simultan terhadap kepuasan konsumen “Best

Autoworks”. Variabel kualitas produk (X1) berpengaruh secara parsial namun harga (X2) tidak berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen “Best Autoworks”. Persamaan terdapat pada variable X1 dan Y yaitu kualitas produk dan kepuasaan konsumen Perbedaan terdapat pada variable X2 penelitian sebelumnya menjelaskan tentang harga. Dan perbedaan konsumen yang diteliti yaitu tentang konsumen “Best Autowork” Dita Putri Anggraeni, Srikandi Kumadji, Sunarti (2016) Jurnal Administras i Bisnis. Vol. 37 No. 1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan di Rumah Makan Sakinah Kota Pasuruan. Hasil penelitian

menjelaskan bahwa kualitas produk berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan, serta kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas

pelanggan, dengan nilai p-value (p<0,05) pemilik Rumah Makan Sakinah terus menjaga dan meningkatkan kualitas produk, hal ini dilakukan agar pelanggan terus merasa puas Persamaan terdapat pada variable X dan Y1 yaitu Kualitas Produk dan Kepuasan pelanggan Perbedaan terdapat pada variable Y2 pada penilitian sebelumnya yaitu Loyalitas Pelanggan, dan Variable X pada penilitian yang sedang diteliti yaitu kualitas pelayanan.dan perbedaan lokasi penilitian peniliti sebelumnya yaitu di Rumah Makan Sakinah Kota Pasuruan Tias Windarti dan Mariaty Ibrahim (2017) Jom FISIP Vol 4 No. 2 Pengaruh Kualitas Produk dan kualitas pelayanan Terhadap Kepuasan

Produk mutu dan mutu pelayanan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketergantungan variabel kepuasan

konsumen. Kemudian dapat

Persamaan terdapat pada variable X1, X2 dan Y yaitu Kualitas produk, kualitas Perbedaan terdapat pada konsumen yang diteliti yaitu konsumen produk donat madu

(42)

Sumber Judul Hasil Persamaan Perbedaan

konsumen produk donat madu

diketahui hasil analisis dengan menggunakan uji F bahwa kualitas produk dan kualitas layanan

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen produk donat madu

pelayanan dan kepuasaan konsumen

Sumber : Olahan Data

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan pada analisa dan pendekatan yang dilakukan, maka penting untuk

membuat kerangka pemikiran sebagai sebuah strategi untuk memecahkan masalah

penelitian ini. Kerangka pemikiran yang digunakan berbentuk ‘Bivariat’ sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Sumber : Olahan Data

Kualitas Pelayanan (X1)

1. Tangible

2. Reliability

3. Responsiveness

4. Assurance

5. Empathy

Sumber: Zeithaml et. al. dalam Marthalina (2018:7)

Kualitas Produk (X2) 1. Performance 2. Features 3. Reliability 4. Conformance to spesification 5. Durability 6. Esthetics 7. Perceived quality

Sumber:

owusu (2013:184) dalam akbar dwi yulianto

(2017)

Kepuasaan Konsumen

(Y1)

1. Kualitas Produk

2. Harga

3. Kualitas Pelayanan

4. Faktor emosional

5. Biaya dan kemudahan

untuk

mendapatkan

barang.

Sumber: Fandy Tjiptono

(2016:295) dalam

Andreyani (2019;151)

(43)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, penelitian terdahulu yang

pernah ada dan kerangka berpikir seperti yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis

yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan

pelanggan di Café Fat Bubble Bekasi

H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasaan

pelanggan di Café Fat Bubble Bekasi

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara kualitas produk terhadap kepuasan

pelanggan di Café Fat Bubble Bekasi

H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara kualitas produk terhadap kepuasaan

pelanggan di Café Fat Bubble Bekasi

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan dan kualitas produk

terhadap kepuasan pelanggan di Café Fat Bubble Bekasi

H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan dan kualitas produk

terhadap kepuasaan pelanggan di Café Fat Bubble Bekasi

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan gambaran rancangan penelitian yang meliputi

prosedur, langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan

dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.

3.1 Metode dan Unit Analisis Data

Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang metode dan unit analisis data yang

akan digunakan dalam penelitian yang akan diteliti.

3.1.1 Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan tujuan

tertentu yang sistematis dan terorganisasi dan juga untuk menyelidiki masalah tertentu

yang memerlukan jawaban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016: 8) metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positif, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.1.2 Unit Analisis Data

Unit analisis menurut adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai

subjek penelitian. Dalam penelitian ini unit analisis penelitian ini adalah konsumen

yang berada di Café Fat Bubble, Bekasi. Namun tidak semua konsumen diambil

(45)

datanya untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan dan kualitas produk terhadap

kepuasan pelanggan Café Fat Bubble, Bekasi, maka data yang akan diambil adalah

sampel dari konsumen yang menjadi responden.

3.2 Variabel dan Pengukuran

Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang variable dan pengukuran yang akan

digunakan dalam penelitian yang akan diteliti.

3.2.1 Variabel

Menurut Sugiyono (2016:38) variabel penelitian adalah “ segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.” Dalam penelitian ini

yang digunakan adalah dua variabel, yaitu

1. Variable bebas, Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,

antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Pengertian

variabel bebas menurut Sugiyono (2016:39) “Variabel bebas adalah merupakan

variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat.” Dalam penelitian ini variabel bebas atau variabel X yang

digunakan yaitu adalah kualitas pelayanan dan kualitas produk. Café Fat Bubble,

Bekasi.

2. Variable terikat, Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Pengertian

variabel terikat menurut Sugiyono (2016:39) “Variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.”Dalam penelitian ini variable terikat

atau variableY yang digunakan yaitukepuasaan pelanggan Café Fat Bubble, Bekasi

Gambar

Tabel 2.1 Tinjuan Penilitian
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Table 3.1 Variabel dan Pengukuran
Tabel 3.2  Tabel Skala Likert  Skala likert  nilai
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kualifikasi per usahaan saudar a untuk peker jaan ter sebut di atas, maka ber sama. sur at ini kami menghar apkan saudar a untuk menyiapkan semua Dokumen

berkas, sehingga persentase berkas yang diajukan kasasi dan disampaikan secara lengkap pada perkara Perdata adalah 75%. 5) Jumlah perkara Perdata yang diajukan

Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 57 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan

Berkas Masuk Target Berkas Lengkap Realisasi Berkas Lengkap.. 29 Berdasarkan grafik dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja prosentase berkas

[r]

Persentase putusan pengadilan perkara perdata berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti (dieksekusi) 2 Keterjang- kauan pelayanan badan peradilan 5

[r]

Faktor pendukung: sdm, kebijakan pimpinan, kebijakan dari pusat (undangan rapat di pusat), dukungan anggaran Tahapan pekerjaan (fisik) yang sudah dilakukan:..