• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS EKSTRAK Nerium oleander Linn. TERHADAP Spodoptera exigua Hubner. PADA TANAMAN BAWANG MERAH YANG DIBERI MULSA JERAMI PADI DI LAHAN KERING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS EKSTRAK Nerium oleander Linn. TERHADAP Spodoptera exigua Hubner. PADA TANAMAN BAWANG MERAH YANG DIBERI MULSA JERAMI PADI DI LAHAN KERING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

63

EFEKTIVITAS EKSTRAK Nerium oleander Linn. TERHADAP

Spodoptera exigua Hubner. PADA TANAMAN BAWANG MERAH

YANG DIBERI MULSA JERAMI PADI DI LAHAN KERING

Burhanuddin Nasir1*, Moh. Hibban Toana2 , Sri Anjar Lasmini3, Nurahmat

Parabowo4

1,2,4Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako 3Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

*Email: burhanuddin.hnasir@gmail.com Abstrak Keywords: Insektisida nabati; S. exigua; Mulsa jerami padi

Penggunaan insektisida dalam pengendalian hama telah menimbulkan berbagai dampak negatif terutama terjadinya kerusakan ekosistem pertanaman. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan insektisida kimia sintetis adalah dengan memanfaatkan bahan tanaman yang berpotensi sebagai pestisida nabati. Tumbuhan bunga mentega (Nerium oleander Linn) memiliki potensi sebagai insektisida nabati karena mengandung zat oleandrin yang dapat bekerja sebagai racun perut dan penghambat daya makan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak bunga mentega N. oleander pada pertanaman bawang merah verietas Lembah Palu Allium cepa yang diberi mulsa jerami padi terhadap padat populasi dan intensitas serangan hama ulat bawang Spodoptera exigua dan hasil produksi bawang merah di lahan kering. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai bulan Februari 2019. di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan yaitu K0: Tanpa ekstrak atau, K1 : Ekstrak N. oleander konsentrasi (2,69 g/l), K2 : Ekstrak N. oleander konsentrasi (5,38 g/l ), K3 : Ekstrak N. oleander konsentrasi (10,75 g/l), K4 : Ekstrak N. oleander konsentrasi (21,5 g/l ), K5: Ekstrak N. oleander konsentrasi (43,0 g/l). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi (43 g/l) menekan populasi dan intensitas serangan larva S. exigua pada pertanam bawang merah verietas Lembah Palu yang diberi mulsa jerami padi

(2)

64

1. PENDAHULUAN

Bawang merah varietas Lembah Palu (Allium cepa L. var aggregatum) merupakan suatu komoditas hortikultura yang tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat Lembah Palu dan sekitarnya. Bawang merah tersebut merupakan bawang merah lokal yang dibudidayakan secara tradisional oleh petani Lembah Palu. Dalam kehidupan sehari-hari Selain berguna sebagai penyedap masakan dan membuat penambah selera makanan dengan aromanya yang khas, bawang merah memiliki kandungan karbohidrat,gula, asam lemak, protein dan mineral lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia (Waluyo dan Sinaga, 2015 ).

Bawang merah varietas Lembah Palu merupakan salah satu komoditas unggulan Sulawesi Tengah dan merupakan bahan baku industri pengolahan bawang goreng serta telah menjadi “Brand Lokal” kota Palu. Salah satu keunikan bawang merah tersebut yang membedakan dengan bawang merah lainnya adalah umbinya yang mempunyai tekstur yang padat sehingga menghasilkan bawang goreng yang renyah dan gurih serta aroma yang tidak berubah walaupun disimpan lama dalam wadah yang tertutup (Dinas Pertanian Sulawesi Tengah, 2012).

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan pada tahun 2017 luas lahan panen bawang merah mencapai 1.297 ha, dengan produksi mencapai 11.511 ton, dengan hasil per hektar mencapai 8,75 ton/ha, mengalami penurunan produksi menjadi 4,12 ton/ha pada tahun 2018. (BPS Provinsi Sulawesi Tengah, 2019). Berbagai upaya untuk meningkatkan produktifitas bawang merah diantaranya adalah perbaikan tehnik budidaya dengan penggunaan mulsa jerami. Penggunaan mulsa jerami padi berpengaruh nyata dalam meningkatkan bobot basah umbi per plot dan bobot kering jual umbi per plot (Novayana, et al, 2015).

Meskipun penggunaan teknologi budidaya bertujuan untuk meningkatkan produksi namun terdapat kendala yang sering menghambat dalam meningkatkan produksi tersebut adalah serangan hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman bawang merah adalah Spodoptera exiqua Hubner yang larva atau ulatnya menyerang daun sehingga dikenal dengan hama ulat daun.

Pemberian mulsa jerami merupakan salah satu faktor untuk konservasi musuh alami. Mulsa jerami padi dapat menurunkan intensitas serangan hama S. exigua sebesar 20,83%. Hal tersebut karena mulsa jerami padi dapat menyebabkan peningkatan kelimpahan artropoda predator serangga hama pada tanaman bawang merah terutama artropoda predator kelompok laba-laba dan semut (Valentino dan Thaha, 2019). Peranan mulsa jerami padi selain meningkatkan jenis dan kelimpahan populasi musuh alami dapat pula meningkatkan produksi tanaman karena terjadi pengomposan. Terdapat beberapa manfaat kompos bagi tanaman, yaitu memberikan nutrisi bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, menambah kemampuan tanah untuk menahan air, meningkatkan aktifitas biologi tanah, mampu meningkatkan pH tanah asam, dan tidak menimbulkan masalah lingkungan.

Penggunaan insektisida sintetis yang dilakukan oleh petani biasanya 2-3 hari sekali, bahkan petani mencampur beberapa jenis pestisida dalam satu kali aplikasi (Ahmad, Farid, and Saeed 2018). Teknik tersebut walaupun mampu menekan laju serangan S

(3)

65

resurgensi hama dan pencemaran lingkungan, terbunuhnya musuh alami hama serta berdampak buruk terhadap kesehatan manusia dan kerusakan ekosistem (Wang et al. 2018).

Untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis dapat dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan alam sebagai bahan pengendali hama sebagai pestisida ramah lingkungan. Tanaman yang memiliki potensi sebagai insektisida nabati yaitu bunga mentega Nerium oleander Linn. Tanaman tersebut berpotensi sebagai larvasida nabati karena bersifat toksik. N. oleander banyak dijumpai di Sulawesi Tengah sebagai tanaman hias di pekarangan rumah maupun di pinggir jalan.

Bagian tanaman N. oleander yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati adalah akar, batang, kulit batang, daun dan bunga, tetapi yang paling sering digunakan adalah daunnya karena paling banyak mengandung oleandrin. Zat tersebut bekerja sebagai racun perut dan penghambat daya makan larva. Racun perut akan mempengaruhi metabolisme larva setelah memakan racun, kemudian racun akan masuk ke dalam tubuh dan dicerna dalam saluran tengah yang setelah diedarkan bersama cairan yang fungsinya seperti darah. Racun yang terbawa cairan tersebut akan mempengaruhi sistem saraf larva dan kemudian akan menimbulkan kematian (Wahyudi, 2010). Penggunaan N. oleander untuk pengendalian hama ulat bawang belum perna dilakukan sehingga menjadi penting untuk dilakukan pengujian agar dapat dioptimalkan penggunaannya.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak tumbuhan bunga mentega

N. oleander terhadap populasi dan intensitas serangan hama ulat bawang yang diberi

mulsa jerami padi di lahan kering

2. METODE

Tempat dan Waktu.

Penelitian dilaksanakan di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah dan berlangsung pada bulan Desember 2018 sampai dengan bulan Februari 2019.

Alat dan Bahan.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu blender, cangkul, handsprayer, timbangan analitik, gelas ukur, ember kapasitas lima liter, cutter, ayakan, tangki semprot, saringan (kain kasa), kamera cannon 600D, erlenmeyer, dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan adalah benih bawang merah varietas Lembah Palu, ekstrak daun (N. oleander), mulsa jerami padi, pupuk kandang, pupuk NPK, dan aquades.

Metode Penelitian.

Mengacu pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Safitra (2017) diketahui bahwa ekstark N. oleander dapat menyebabkan mortalitas larva S. exigua sebesar 50% dengan nilai LC50 10,75 g/l. Dengan demikian untuk melakukan penelitian lanjutan digunakan LC50 10,75 g/l, sebagai nilai tengah (K3) dengan konsentrasi (K1 dan K2) tidak melebihi nilai tengah serta (K4 dan K5) melebihi nilai tengah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan menggunakan 6 perlakuan ekstrak yang diaplikasikan pada lahan yang diberi mulsa jerami padi. Masing-masing perlakuan tersebut diulang 4 kali sehingga diperoleh 24 unit bedeng. Perlakuan tersebut

(4)

66

adalah K0 : Tanpa ekstrak, K1: Ekstrak daun N. oleander konsentrasi (2,69 g/l), K2 : Ekstrak daun N. oleander konsentrasi (5,38 g/l), K3: Ekstrak daun N. oleander konsentrasi (10,75 g/l), K4: Ekstrak daun N. oleander konsentrasi (21,5 g/l), K5: Ekstrak daun N. oleander konsentrasi (43 g/l).

Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan Tanah. Pembuatan bedeng dan pemberian jerami padi

Pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali. Tahap pertama untuk memecah tanah membersihkan sisa-sisa tanaman dan gulma dengan menggunakan handtraktor dan tahap kedua untuk menggemburkan tanah dengan menggunakan cangkul. Selanjutnya diratakan dan dibuat bedengan dengan ukuran 2 x 1 meter, dan jarak antara bedeng adalah 50 cm. setelah bedeng sudah dibuat, maka seluruh bedeng diberi jerami padi yang telah dipotong-potong kecil dengan ketebalan 5 cm.

Penanaman bawang merah

Penanaman dilakukan satu minggu setelah pemberian pupuk kandang. Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu benih diseleksi dengan cara memilah benih yang baik dan tidak baik selanjutnya di kelompokan menjadi 3 kelompok yaitu benih yang berukura kecil, sedang, besar. Selanjutnya bagian ujung dipotong untuk menyeragamkan pertumbuhan tunas, lalu benih yang telah diseleksi langsung ditanam pada petak percobaan, benih ditanam tegak lurus dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm sehingga terdapat 78 benih dalam satu bedeng. Sehari sebelum penanaman bedengan percobaan disiram sampai kapasitas lapang. Penanaman bawang merah dilakukan dengan cara manual.

Pemupukan

Pemupukan yang digunakan yaitu pupuk kandang sebagai pupuk dasar, dengan dosis 4 kg petak/-1 dengan cara disebar secara merata satu minggu sebelum tanam dengan luas petak atau bedeng 2 x 1 meter. Kemudian setelah umur bawang dua minggu dilakukan pemupukan susulan menggunakan pupuk NPK.

Pengendalian gulma

Pengendalian gulma dilakukan secara fisik dengan mencabut gulma kemudian dibenamkan kembali. Pengendalian dilakukan menyesuaikan dengan kondisi lapangan.

Penyiraman

Penyiraman dapat dilakukan sehari dua kali setiap pagi dan sore sampai tanaman berumur 10 hari. Selanjutnya frequensi penyiraman bisa dilakukan satu hari sekali sampai umur tanaman 55 hari.

Pembuatan ekstrak daun bunga mentega (Nerium oleander L.)

Langkah pembuatan ekstrak daun bunga mentega sebagai insektisida nabati dapat dilihat dari diagram alir sebagai berikut

(5)

67

Daun Nerium

oleander

Dibersihkan kemudian dipotong menjadi bagian-bagian yang kecil

Dikeringkan dalam oven (pada suhu 40oC selama 1 x 24 jam)

Dibelender sampai halus seperti serbuk

Diayak untuk mendapatkan serbuk halus Serbuk di timbang sebanyak 31, 25 g.

Serbuk direndam dengan pelarut air selama 2 x 24 jam sambil dishaker

Hasil rendaman di saring menggunakan kain kasa sehingga dihasilkan ekstarak

N. oleander

Ekstrak siap diencerkan bersama pelarut air

dengan berbagai konsentrasi yang ingin diujikan

Aplikasi ekstarak N. oleander

Ekstrak daun N. oleander yang telah siap digunakan kemudian dimasukkan ke dalam hand sprayer dengan kapasitas 1000 ml. Kemudian diaplikasikan secara merata keseluruh bagian tanaman dengan volume semprot 120 ml/petak. Pengaplikasian dilakukan 14 hari

(6)

68

setelah tanam (14 HST), selanjutnya dilakukan aplikasi dengan selang waktu 7 hari sekali pada setiap masing-masing perlakuan.

Variabel Pengamatan

Kepadatan populasi larva S.exigua.

Pengamatan Populasi larva dihitung secara langsung pada setiap 20 tanaman sampel per petak yang telah ditandai menggunakan label, sehingga jumlah keseluruhan tanaman sampel adalah 480 tanaman. Pengamatan dilakukan 6 hari setelah apllikasi sampai dengan 56 hari setelah aplikasi (56 HST).

Intensitas serangan larva S.exigua.

Intensitas serangan diamati pada setiap 20 tanaman sampel per petak yang telah ditandai menggunakan sepotong tangkai kayu yang pucuknya diberi cat merah. setelah aplikasi, kemudian menghitung intensitas serangan menggunakan rumus mutlak yaitu:

I = a

𝑏 x 100 %

Keterangan :

I: intensitas serangan (%)

a: jumlah tanaman yang terserang

b: jumlah total sampel tanaman yang diamati.

Produksi Bawang Merah.

Pengamatan produksi, untuk pembanding hasil produksi setiap petakan masing-masing perlakuan. Produksi dihitung dengan menimbang langsung berat umbi bawang merah yang dipanen dari setiap plot perlakuan (g/petak), kemudian dikonversi kedalam ton/ha. dengan menggunakan rumus :

Y (

ton ha

) =

X (kg) L(m2)

X

10.000 m2 1000 kg X 80% Keterangan :

Y = Produksi dalam ton/ha X = Produksi dalam kg/petak L = Luas Petak

Analisis data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisis ragam (Anova). Jika analisis ragam menunjukkan adanya pengaruh, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat ketelitian 95%

(7)

69

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kepadatan populasi S. Exigua.

Hasil pengamatan populasi S. exigua pada tanaman bawang merah Lembah Palu disajikan pada Tabel 1. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap populasi S. exigua

Tabel 1. Rata-rata Kepadatan Populasi Larva S. exigua Pada Pertanaman Bawang Merah

Lembah Palu (ekor).

Perlakuan Pengamatan Ke-

1 2 3 4 5 6 KO 2,25 2,75 3,50 3,00 2,25 2,00 (1,65)e (1,79)d (1,98)d (1,86)d (1,65)d (1,58)e K1 1,75 2,00 2,75 2,50 1,75 1,75 (1,49b)de (1,58)c (1,80)cd (1,73)d (1,49)c (1,49)cd K2 1,50 1,50 2,00 1,75 1,00 1,50 (1,40)cd (1,40)c (1,56)c (1,49)c (1,22)b (1,40)c K3 1,00 1,50 2,00 1,50 1,00 0,75 (1,22)c (1,39)c (1,56)c (1,40)c (1,22)b (1,10)b K4 0,50 0,50 0,75 1,00 0,25 0,00 (0,97)b (0,97)b (1,10)b (1,18)b (0,84)a (0,71)a K5 0,00 0,00 0,00 0,00 0,25 0,00 (0,71)a (0,71)a (0,71)a (0,71)a (0,84)a (0,71)a BNJ 5% 0,18 0,20 0,27 0,19 0,16 0,18

Keterangan: * Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%

** Angka dalam kurung hasil transformasi √𝑥 + 0.5.

Rata-rata kepadatan populasi larva S. exigua tertinggi terdapat pada pengamatan ketiga atau 34 HST (Hari Setelah Tanam) yaitu terdapat pada perlakuan K0 tanpa perlakuan atau kontrol, sedangkan terendah terdapat pada perlakuan K5. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak N. oleander dapat menekanlaju kepadatan populasi S. exigua yang ditandai oleh rendahnya populasi pada setiap minggu atau setiap pengamatan yang dilakukan dibandingkan dengan kontrol.

Pengaruh ekstrak N. oleander terhadap populasi larva S. exigua disebabkan adanya kandungan biokatif yang terdapat pada tumbuhan secara alami. Seperti yang dikemukakan bahwa pestisida nabati merupakan produk alam yang berasal dari tumbuhan yang mengandung bioaktif seperti alkaloid senyawa sekunder yang jika diaplikasikan ke hama sasaran, dapat mempengaruhi sistem syaraf, terganggunya sistem reproduksi, keseimbangan hormon, perilaku berupa penarik atau pemikat, penolak, mengurangi nafsu makan dan terganggunya sistem pernafasan (Hidayat, 2011).

Ekstrak daun bunga mentega memberikan pengaruh sangat nyata terhadap berkurangnya kepadatan populasi larva S. exigua pada tanaman bawang merah yang diberi mulsa jerami padi. Hal ini disebabkan karena kandungan senyawa aktif daun bunga

(8)

70

mentega yang terdiri glycosida berupa senyawa oleandrin yang memiliki sifat insektisida dan antifeedant, menurut (Goktas et al., 2007), sifat dari ekstrak N. oleander yang bersifat penghambat nafsu makan (antifeedant) menyebabkan larva menjadi berkurang nafsu makannya sehingga panjang tubuhnya menjadi pendek. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi yang diberikan maka akan menyebabkan semakin pendeknya lebar tubuh, pendeknya panjang tubuh, dan semakin berkurangnya berat larva. Racun yang terkandung dalam daun menyebabkan larva menjadi berkurannya nafsu makan sehingga lebar dan berat larva menjadi berkurang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi yang diberikan maka racun perut yang masuk kedalam tubuh larva akan semakin banyak sehingga larva akan semakin banyak mengalami kematian. Menurut (Goktas et al., 2007) daun N. oleander merupakan pestisida botani yang bertipe sebagai racun perut dan penghambat daya makan larva racun perut akan mempengarui metabolisme larva setelah memakan racun, kemudian racun akan masuk kedalam tubuh dicerna dalam saluran tengan yang kemudian diedarkan bersama darah. Racun yang terbawa darah akan mempengaruhi sistem saraf larva dan kemudian akan menimbulkan kematian (Wahyudi, 2010).

Intensitas Serangan S. exigua.

Rata-rata intensitas serangan S. exigua pada tanaman bawang merah Lembah Palu disajikan pada Tabel 2. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata. Intensitas serangan pada perlakuan K0 lebih tinggi dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya sedangkan perlakuan K4 dan K5 memiliki intensitas serangan yang paling rendah dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Tabel 2. Rata-Rata Intensitas Serangan Larva S. exigua Pada Pertanaman Bawang Merah

Lembah Palu (%).

Perlakuan Pengamatan Ke-

1 2 3 4 5 6 KO 11,27 12,75 16,25 13,75 11,25 7,50 (3,41)c (3,76)d (4,08)c (3,76)c (3,41)b (2,79)b K1 8,75 11,25 13,75 10,00 8,75 6,25 (3,02)c (3,41)c (3,76)c (3,24)c (3,02)b (2,57)b K2 8,75 10,00 12,50 10,00 6,25 5,00 (2,97)c (3,24)c (3,59b)c (3,24)c (2,57)b (2,35)b K3 5,00 7,50 11,25 6,25 5,00 3,75 (2,35)b (2,79)c (3,41)c (2,57)b (2,35)b (1,94)b K4 2,50 5,00 6,25 5,00 5,00 2,50 (1,53)b (2,35)b (2,57)b (2,16)b (2,35)b (1,53)b K5 0,00 0,00 0,00 1,25 1,25 0,00 (0,71)a (0,71)a (0,71)a (1,12)a (1,12)a (0,71)a BNJ 5% 0,52 0,30 0,41 0,65 0,50 0,62

Keterangan: * Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%

(9)

71

Tabel 2 menunjukkan rata-rata intensitas serangan larva S. exigua tertinggi terdapat pada pengamatan ke tiga atau 34 HST (Hari Setelah Tanam) dan terendah pada K4 dan K5 pada semua waktu pengamatan. Pemberian mulsa jerami padi juga berpengaruh terhadap populasi dan intensitas serangan. Menurut Valentino dan Thaha (2019) Mulsa jerami padi dapat menurunkan intensitas serangan hama S. exigua sebesar 20,83%. Mulsa jerami termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi keberadaan musuh alami sehingga jerami padi dapat dijadikan sebagai salah satu agen konservasi musuh alami hama. ,

Poduksi Bawang Merah Lembah palu.

Produksi bawang merah Lembah Palu disajikan pada Tabel 3. Analisis ragam menunjukkan bahwa rata-rata berat produksi bawang merah tertinggi pada perlakuan K5 dan terendah pada K0.

Tabel 3. Rata-Rata Produksi Bawang Merah Varietas Lembah Palu. Perlakuan Produksi (ton/ha)

KO 4,97a K1 5,88b K2 6,21c K3 7,49d K4 7,90d K5 8,67e BNJ 5% 0,30

Keterangan: * angkat yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ taraf 5%.

Hasil rata-rata berat bawang merah varietas Lembah Palu yang tertinggi terdapat pada perlakuan K5 sebesar 8,67 ton/ha, kemudian diikuti pada perlakuan K4 sebesar 7,90 ton/ha, K3 sebedar 7,49 ton/ha, K2 sebesar 6,21 ton/ha, K1 sebesar 5,88 ton/ha dan tanpa perlakuan K0 sebesar 4,97 ton/ha. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak N. oleander sebagai insektisida nabati mampu menekan serangan hama

S. exigua sehingga produksi dapat dicapai secara optimal.

4. KESIMPULAN

1. Aplikasi ekstrak bunga mentega N. oleander berpengaruh sangat nyata dan dapat menekan laju populasi dan intensitas serangan S. exigua. pada pertanaman bawang merah varietas Lembah Palu yang diberi mulsa jerami padi.

2. Padat populasi dan intensitas serangan tertinggi S. exigua terdapat pada K0 atau tanpa perlakuan sedangkan yang terendah terdapat pada K5 dengan kosentrasi 43 g/L. 3. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka tingkat serangan dan populasi hama

S. exigua semakin rendah.

4. Hasil produksi bawang merah verietas Lembah Palu yang diberi mulsa jerami padi tertinggi terdapat pada K5 sebesar 8,67ton/ha sedangkan yang terendah terdapat pada K0 atau tanpa perlakuan sebesar 4,97 ton/ha

(10)

72

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada LPPM Universitas Tadulako yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini. Juga kepada sdr. Nurrahmat Prabowo yang telah membantu dalam pengambilan data lapangan.

REFERENSI

Ahmad, Mushtaq, Abid Farid, and Muhammad Saeed. (2018). “Resistance to New

Insecticides and Their Synergism in Spodoptera Exigua (Lepidoptera: Noctuidae) from

Pakistan.” Crop Protection 107(May):79–86.

https://doi.org/10.1016/j.cropro.2017.12.028

Badan Pusat Statistik. (2014). Sulawesi Tengah Dalam Angka 2014. BPS. Sulawesi tengah. Dinas Pertanian Sulawesi Tengah (2012). Standard Operation Procedure (SOP) Budidaya

Bawang Merah Varietas Palu. Dinas Pertanian Profinsi Sulawesi Tengah, Palu. Goktas, O., Mammadov, R., Duru, M.E., Ozen, E. & Colak, A.M. (2007). Application of

extracts from the poisonous plant. Nerium oleander L., as a wood preservative. African

J. of biotechnology, 6 (17): 2000-2003.

Hidayat, A. (2011). Metode Pengendalian Hama. Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.

Novayana. D, R. Sipayung dan, A. Barus. (2015). Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa Dan Pupuk Kandang Ayam. Jurnal Online Agroekoteknologi 3(2): 446 - 457

Safitra. Y.,2017. Toksisitas dan Daya Hambat Makan Ekstark Daun Nerium oleander L. Terhadap Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae).

Skripsi. Program Studi Agroteknologi. Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan. Universitas

Tadulako.

Valentino dan Thaha, A.R. (2019). Pengendalian Hama Spodoptera exigua Hubner. Pada Tanaman Bawang Merah Varietas Lembah Palu Dengan Penggunaan Pupuk Dan Mulsa. J. Agroland 26 (2) : 86 – 95.

Wang, Xuegui, Xing Xiang, Huiling Yu, Shuhua Liu, Yong Yin, Peng Cui, Yaqiong Wu, Jing Yang, Chunxian Jiang, and Qunfang Yang. (2018). Monitoring and Biochemical Characterization of Beta-Cypermethrin Resistance in Spodoptera Exigua (Lepidoptera: Noctuidae) in Sichuan Province, China. Pesticide Biochemistry and Physiology 146: 71–79. https://doi.org/10.1016/j.pestbp.2018.02.008

Wahyudi, A. (2010). Nerium oleander Pestisida Botani Untuk Pengendalian Hama. Warta

Litbang Tanam 16 (2).

Waluyo N, dan Sinaga R. (2015). Bawang Merah yang di Rilis oleh Balai Penelitian Sayuran. Iptek Tanaman Sayuran No. 004, Januari 2015. Tanggal diunggah 21 Januari 2015.

Gambar

Tabel 2 menunjukkan rata-rata intensitas serangan larva S. exigua tertinggi terdapat  pada pengamatan ke tiga atau 34 HST (Hari Setelah Tanam)  dan terendah pada K4 dan  K5  pada  semua  waktu  pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

  方 言 文 法 全 国 地 図( Grammar Atlas of Japanese Dialects 。以下 GAJ とする。)は,1989 年(平成元年) から 2006 年(平成 18 年)にかけて刊行された

Seperti yang sudah dijelakan diatas bahwa sudah dilakukan need assessment di Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo dengan melancarkan instrument Daftar Cek Masalah

Selain untuk menyucikan harta dan diri orang yang berzakat, juga untuk membantu orang yang kurang mampu yang akan menerima zakat tersebut. Namun masih banyak orang yang belum

Jika anda sudah pernah menggunakan Borland Delphi, Visual Basic, ataupun bahasa visual lainnya, maka anda akan dapat dengan mudah mempelajari C++ Builder ini, perbedaannya hanya

Mengingat luasnya cakupan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini dan keterbatasan kemampuan, waktu serta biaya, maka peneliti perlu membatasi masalah dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap kepuasan pelayanan pada SMK Nurul Huda Ulak Kembahang II Kabuten Ogan Ilir

Saya mengikutsertakan saudari dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri di Desa Tanjung Selamat mengenai risiko kehamilan

Pada studi proses-proses reversibel, yang diobservasi saat pemanasan dan pendinginan sampel, sangat umum untuk mengamati histeresis; misalnya, eksoterm yang tampak