• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa media pembelajaran interaktif kimia pada materi hidrolisis garam yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran mandiri siswa maupun sebagai media tambahan yang digunakan guru dalam memberikan materi. Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan melalui 6 tahapan dan diperoleh data sebagai berikut:

1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi (Research and Information Collecting)

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kendala yang dialami guru dan siswa selama proses pembelajaran kimia khususnya materi hidrolisis garam dan karakteristik materi hidrolisis garam. Langkah awal ini diambil untuk menentukan jenis media yang akan dikembangkan sehingga benar-benar penting untuk digunakan, sesuai dengan kebutuhan maupun karakteristik materi yang dimuat dalam materi tersebut. Selain itu juga perlu dipertimbangkan mengenai potensi yang dimiliki oleh sekolah seperti fasilitas maupun kemampuan pengembang, peralatan serta biaya yang dibutuhkan. Proses analisis dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap guru mata pelajaran kimia dan siswa. Berdasarkan pelaksanaan penelitian dan pengumpulan masalah dapat diketahui bahwa :

a. Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran Kimia

1) Pelaksanaan pembelajaran mata pembelajaran kimia kelas XI di SMA.

Secara umum proses pembelajaran di sekolah berjalan baik namun ada beberapa kendala yang dihadapi. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan dan model pembelajaran kooperatif tetapi tidak semua materi bisa berjalan dengan baik. Khususnya pada mata pelajaran yang memang tergolong sulit siswa masih belum mampu memaksimalkanya.

(2)

commit to user

2) Kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran kimia.

Kendala yang biasa dihadapi siswa yaitu siswa kurang membaca materi terlebih dahulu sehingga pembelajaran tidak optimal, siswa merasa bosan dengan media yang digunakan seperti lks yang kurang menarik minat siswa, siswa juga kurang memahami materi kimia yang bersifat abstrak. Salah satu guru kimia mengemukakan bahwa ketika guru menayangkan sebuah media pembelajaran baik berbentuk video pembelajaran ataupun flash mereka terlihat lebih senang. Hal ini terlihat dari antusiasme mereka ketika pelajaran usai mereka meminta file tersebut kepada guru.

3) Penggunaan media pembelajaran khususnya media animasi sudah pernah diterapkan.

Secara umum guru sudah pernah menggunakan media pembelajaran animasi kepada siswa tetapi hanya sebagian kecil saja.Penerapan media animasi hanya pada materi yang mudah dan memungkinkan saja. Media animasi yang biasa digunakan hanya berisi materi yang membutuhkan simulasi misalnya model-model atom, mekanika kuantum. Media animasi ini sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dan diharapkan kedepannya media animasi yang akan dibuat nantinya tidak sekedar simulasi saja tetapi yang benar benar menarik minat dan bisa digunakan siswa secara mandiri.

4) Penggunaan media pembelajaran interakif dalam mengatasi kesulitan siswa.

Media pembelajaran interaktif sangat bisa mengatasi kendala yang dihadapi siswa karena media ini sangat menarik. Dengan adanya animasi, video, games maupun latihan soal ini akan sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran disamping itu minat siswa juga semakin tinggi.

(3)

commit to user

5) Pengembangan media pembelajaran interaktif.

Sangat perlu, dalam perkembangannya, multimedia pembelajaran berbasis komputer sudah cukup dikenal. Walaupun demikian, tidak semua guru mengaku pernah merancang atau mengembangkan media pembelajaran berbasis komputer. Media pembelajaran yang pernah dikembangkan oleh guru-guru tersebut adalah media audio visual dengan memanfaatkan program Microsoft Power Point. Kendala yang dialami guru yang pernah merancang atau mengembangkan media pembelajaran berbasis komputer diantaranya adalah tidak tersedianya petunjuk penggunaan dari aplikasi atau program komputer yang digunakan dan juga ketika pernah merancang atau mengembangkan media pembelajaran berbasis komputer membutuhkan waktu yang tidak singkat.fasilitas di sekolah juga sangat mendukung penggunaan multimedia pembelajaran berbasis komputer. Keberadaan multimedia pembelajaran berjenis animasi ini juga dapat mengefektifkan penyampaian materi sehingga guru tidak lagi menghabiskan banyak waktu untuk bercerita di depan kelas untuk menyampaikan materi pelajaran kimia. Ketika guru berhalangan hadir, media yang semacam ini juga dapat diandalkan sebagai sumber belajar pelengkap siswa. Sebagai pelengkap media yang dikembangkan haruslah melibatkan siswa didalamnya bisa juga disebut media interaktif jadi ada hubungan timabal balik antara siswa dan media tersebut.

6) Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer di sekolah oleh guru.

Mereka sudah sangat familiar menggunakan media pembelajaran berbasis komputer. Media pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru-guru tersebut adalah media audio visual dengan memanfaatkan program Microsoft Power Point. Namun penggunaan media ini dirasa belum cukup optimal keefektifanya karena hanya

(4)

commit to user

bersifat audio visual. Sehingga, guru tersebut berkeinginan untuk mempunyai suatu multimedia pembelajaran berjenis animasi mencakup uraian materi, latihan soal atau bahkan permainan agar siswa tidak merasa bosan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangannya, multimedia pembelajaran berbasis komputer cukup maju di beberapa sekolah, khususnya dalam pelajaran kimia karena dalam pelajaran kimia terdapat materi yang bersifat abstrak sehingga membutuhkan multimedia pembelajaran berbasis komputer untuk membuat materi yang abstrak tersebut menjadi lebih konkrit dan mudah dipahami. Multimedia pembelajaran dibutuhkan sebagai terobosan dan inovasi terbaru sebagai alat bantu dalam pembelajaran kimia di sekolah.

b. Hasil Wawancara Siswa Kelas XI IPA

Wawancara ini dilakukan terhadap 45 siswa dari tiga sekolah. Didapatkan fakta bahwa sebanyak 45 siswa menyatakan sudah terbiasa menggunakan komputer (butir 1). Pada pertanyaan selanjutnya (butir 2) media pembelajaran apakah yang sudah pernah digunakan khususnya dalam pelajaran kimia, sebagian besar siswa sudah pernah menggunakan Ms. power point, internet, Ms.word, macromedia flash, video pembelajaran, lks, dan buku paket. Hal ini menunjukkan bahwa siswa juga sudah terbiasa menggunakan komputer dan tidak asing lagi dengan berbagai program yang ada di dalamnya.

Sebanyak 45 menyatakan senang melihat video dan animasi tentang pelajaran kimia (butir 3). Sebanyak 45 siswa juga menyatakan bahwa media pembelajaran yang dilengkapi video dan animasi memudahkan mereka dalam memahami pelajaran kimia (butir 4). Sebanyak 45 siswa juga menyatakan bahwa media pembelajaran yang dilengkapi animasi, video, latihan soal dan pembahasan dapat digunakan sebagai sumber belajar mereka (butir 5). Pada pertanyaan selanjutnya (butir 6) media pembelajaran seperti apakah yang anda perlukan sebagai

(5)

commit to user

sumber belajar sehingga memudahkan dalam memahami materi kimia. Sebanyak 45 siswa mempunyai jawaban masing-masing, sebagian besar siswa menjawab media audio visual yang mudah digunakan yang didalamnya ada uraian materi sederhana, animasi, video contoh pengerjaan soal dan pembahasan. Sebagai tambahan ada juga siswa yang menjawab media yang ada games dan dibuat secara menarik mungkin supaya mereka tidak merasa bosan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa senang dan memudahkan mereka dalam memahami materi pelajaran kimia bila menggunakan media pembelajaran audio visual interaktif yang dilengkapi denganlatihan-latihan, video cara pengerjaan soal, pembahasan maupun animasi yang dibuat semenarik mungkin. Media pembelajaran ini juga dapat diuji cobakan kepada siswa-siswi SMA N 1 Boyolali, SMA N 3 Boyolali, dan SMA 1 Ngemplak Boyolali. Salah satu faktornya adalah siswa sudah terbiasa menggunakan komputer.

c. Studi Pustaka

Kegiatan studi pustaka dilakukan dengan menganalisis media pembelajaran yang memuat materi hidrolisis garam yang telah ada sebelumnya seperti buku-buku kimia dan Macromedia Flash.

Dari kegiatan studi pustaka ini diperoleh gambaran sebagai berikut:

1) Buku-buku teks pelajaran kimia kelas XI semester 2 khususnya yang membahas materi hidrolisis garam kebanyakan hanya memberikan uraian singkat yang sangat sedikit mengenai hidrolisis garam juga kurangnya contoh soal beserta pembahasanya sehingga siswa kurang memahami dengan baik materi tersebut jika tidak menambah dengan media belajar penunjang lainnya.

2) Multimedia pembelajaran penunjang yang bersifat multimedia (misal: animasi) kebanyakan memuat materi tetapi kurangnya adanya video ataupun latihan yang cukup untuk siswa sehingga terkesan kurang menarik. Melihat karakteristik materi hidrolisis

(6)

commit to user

garam yang menggunakan rumus dalam pengerjaan soal maka perlu ditambahkan video pembahasan soal sehingga siswa sangat terbantu dalam memahaminya.

Dari informasi diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan multimedia pembelajaran untuk materi kimia khususnya materi hidrolisis garam perlu untuk dilakukan. Informasi penting yang didapatkan selama kegiatan wawancara dengan guru, siswa dan studi pustaka adalah belum adanya suatu multimedia pembelajaran yang memuat materi hidrolisis garam secara lengkap. Hal ini dimaksudkan bahwa suatu multimedia pembelajaran yang berisi lengkap mulai dari uraian materi dilengkapi animasi, latihan soal (video pembahasan), serta kegiatan evaluasi diri siswa yang dikemas secara menarik sehingga hanya dengan satu multimedia pembelajaran sudah didapatkan berbagai macam manfaat . 2. Tahap Perencanaan (Planning)

Merujuk pada potensi dan masalah yang telah didapat maka peneliti mencoba mengembangkan suatu produk media yang berupa multimedia interaktif berbasis Adobe Flash. Pemilihan media didasarkan pada hasil analisa kebutuhan media yang dibutuhkan sebagai belajar mandiri siswa. Perencanaan diawali dengan menetapkan materi pembelajaran yang akan dimasukkan ke dalam media. Materi tersebut adalah hidrolisis garam untuk siswa SMA kelas XI IPA semester 2. Selanjutnya menentukan perangkat yang akan digunakan dalam pembuatan media. Hal ini bertujuan untuk membuat desain media yang akan dikembangkan. Setelah materi dan perangkat ditentukan, maka media akan dapat dibuat.

a. Materi Hidrolisis Garam

Langkah awal yang dilakukan sebelum memproduksi multimedia adalah mengumpulkan materi dari berbagai referensi yang relevan dengan kompetensi dasar serta disesuaikan dengan silabus mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester 2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk materi hidrolisis garam tersebut disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

(7)

commit to user Tabel 4.1. SK dan KD Materi Hidrolisis Garam

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut.

Tabel 4.2. Indikator Pembelajaran Materi Hidrolisis Garam Indikator Pembelajaran

1) Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan.

2) Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi.

3) Menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis.

b. Perangkat Pembuatan Media

Setelah ditetapkan materi yang akan dikemas dalam multimedia pembelajaran, tahap selanjutnya adalah pengkajian perangkat pembuatan media. Dalam pembuatan multimedia pembelajaran digunakan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut:

1) Perangkat keras

Perangkat keras yang digunakan untuk membuat media ini adalah 1 buah laptop dengan spesifikasi:

a) Processor 1.6 GHz b) RAM 1 GB

c) Space Harddisk 250 GB d) Resolusi 1024 x 600

e) Perangkat burning: sebuah CD atau DVD burner diperlukan untuk burning VCD atau DVD

(8)

commit to user 2) Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan multimedia pembelajaran ini adalah:

a) Perangkat lunak untuk sistem operasi: Microsoft Windows 7 Ultimate

b) Perangkat lunak utama: Adobe Flash CS3 c) Perangkat burning VCD: Nero 7 Essential

c. Pembuatan Desain Media

Dalam tahap ini dilakukan penentuan konsep dari multimedia pembelajaran menggunakan Adobe Flash CS3. Media ini didesain sebagai alat bantu pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Multimedia pembelajaran ini diharapkan dapat digunakan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas dan juga dapat digunakan siswa dalam kegiatan pembelajaran individual mereka. Hasil dari tahap ini adalah desain media berupa skema dan juga storyboard. Storyboard tersebut secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 6.

Storyboard yang dibuat menunjukkan gambaran kasar mengenai

multimedia pembelajaran yang akan dikembangkan. Dimulai dari intro, kemudian masuk menuju halaman homepage dan bisa langsung ke pilihan menu yaitu halaman kompetensi, materi yang memuat uraian materi hidrolisis garam yang dijelaskan dengan teks maupun animasi, aplikasi yang memuat aplikasi hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari, kemudian latihan yang berisi latihan soal dan disertai video pembahasan dan yang terakhir adalah evaluasi. Untuk menghindari plagiarisme maka disajikan pula halaman yang memuat daftar pustaka atau referensi yang digunakan.

Konten yang akan dimuat dalam media pembelajaran ini diungkap lewat storyboard, konten tersebut antara lain:

(9)

commit to user 1) Intro

Intro, adalah tampilan awal sebelum memasuki isi media. Intro dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa menjadi lebih fokus dan siap untuk mempelajari materi yang terdapat pada multimedia pembelajaran.

Gambar 4.1. Tampilan Halaman Judul pada Media Pembelajaran Interaktif

2) Halaman judul

Pada halaman judul tertera judul materi yang akan dibahas dalam multimedia pembelajaran seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Tampilan Halaman Judul pada Media Pembelajaran Interaktif

(10)

commit to user

Di sebelah kanan halaman judul terdapat menu yang bisa langsung dipilih dan di sebelah kanan bawah ada tombol mute dan

close.

3) Kompetensi

Pada halaman ini akan dijabarkan mengenai standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pembelajaran mengenai materi Hidrolisis Garam.

4) Isi Materi

Di dalam isi materi, uraian inti dari materi pada multimedia pembelajaran yang dikembangkan dibuat sesuai dengan indikator pembelajaran diantaranya adalah menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan., menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi dan menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis.

Pada awal halaman materi ada sebuah peta konsep kemudian ada tiga jenis frame yang dapat dikunjungi, yaitu menu sifat larutan garam, menu konsep hidrolisis dan menu menghitung pH larutan garam. Pada tiap menu akan diuraikan materi sesuai beserta beberapa animasi yang memudahkan siswa dalam memahami materi yang diuraikan dan lebih termotivasi (Pekdag, 2010).

5) Aplikasi

Pada menu ini berisi tentang aplikasi hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari.

6) Evaluasi

Evaluasi berjumlah 30 soal yang dibuat berdasarkan indikator. Evaluasi berisi soal-soal bentuk pilihan ganda dan berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk menguji penguasaan materi yang telah dipelajari. Evaluasi dalam media ini dapat digunakan sebagai pengganti kegiatan ulangan harian konvensional yang menggunakan kertas, sehingga dapat menghemat penggunaan kertas dan nilai siswa bisa langsung diketahui karena setelah siswa

(11)

commit to user

mengerjakan soal maka hasil perolehan nilainya akan muncul sesuai jawaban siswa.

Berdasarkan naskah storyboard yang dibuat, selanjutnya dilakukan pengumpulan objek media yang diperlukan seperti materi, animasi dan gambar. Objek-objek tersebut dicari melalui berbagai sumber, seperti buku dan internet. Apabila tidak ditemukan dalam berbagai sumber, maka objek dibuat sendiri dengan aplikasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

3. Tahap Pengembangan Produk

Tahap pengembangan produk multimedia pembelajaran memuat langkah-langkah mengembangkan atau membuat produk multimedia pembelajaran menggunakan software Adobe Flash CS3. Storyboard yang telah dibuat adalah modal penting dalam mengembangkan produk multimedia pembelajaran. Tahap pembuatan media secara teknis dibagi menjadi 2 tahap meliputi tahap produksi dan tahap penyelesaian.

a. Tahap Produksi

Berdasarkan storyboard yang telah disusun, selanjutnya dibuat dua file Adobe Flash CS3 Pro. File ini berekstensi .fla yang apabila file tersebut di movie test maka file tersebut akan langsung tersimpan dengan file berekstensi .swf. Dari dua file yang dibuat, satu diantaranya merupakan file utama yang akan menggabungkan file-file lainnya yang berekstensi .exe.

Pertama kali yang dilakukan dalam tahap pembuatan multimedia pembelajaran ini adalah membuka program Adobe Flash CS3

Professional dengan cara:

1) Klik Start pada layar monitor laptop, pilih program, pilih all

program, pilih Adobe Master Collection CS3, pilih Adobe Flash CS3 Professional (lihat Gambar 4.3.). Atau dengan klik shortcut dari

(12)

commit to user

dengan gambar . Maka pada layar komputer akan muncul tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.3. Tampilan Awal Membuka Program Adobe Flash CS3

Professional

(13)

commit to user

2) Untuk membuka dokumen flash baru, pada kolom Create New pilih Flash File (Action Script 3.0)

Gambar 4.5. Tampilan Cara Membuka Flash File Sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut:

Gambar 4.6. Tampilan Dokumen Flash yang Baru

3) Langkah pembuatan dari masing-masing file dijelaskan pada lampiran 7.

(14)

commit to user b. Tahap Penyelesaian

Setelah selesai membuat semua file berekstensi .swf, file intro.swf diubah menjadi intro.exe. Hal ini dilakukan dengan cara pilih File kemudian klik Publish Setttings.

Gambar 4.7. Tampilan Publish Setting

Akan muncul kotak dialog publish setting, pilih windows projector kemudian publish. Tampilan kotak dialog ini dapat dilihat pada Gambar 4.8. Setelah produksi menggunakan Adobe Flash CS3 Professional maka sebagai hasil akhir adalah bentuk softfile dengan format .swf dan .exe.Selanjutnya, file-file tersebut diproduksi ke dalam format CD dengan menggunakan perangkat burning.Perangkat burning yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nero 7 Essential.

(15)

commit to user

Gambar 4.8. Tampilan Kotak Dialog Publish Settings

Dalam kegiatan burning file dengan Nero ada syarat-syarat yang harus disediakan yaitu harus memiliki CD RW atau DVD R/RW.Nero adalah software yang digunakan untuk menyimpan dokumen/file yang ada di komputer ke dalam compact disk (CD/DVD). Berikut ini adalah cara burning dengan aplikasi Nero 7 Essential.

1) Buka shortcut Nero

(16)

commit to user 2) Pilih Data

Gambar 4.10. Tampilan Nero 3) Pilih dan klik Make Data CD

(17)

commit to user

4) Klik Add untuk menambahkan dokumen/ file yang diinginkan

Gambar 4.12. Tampilan Cara Menambahkan file yang akan di burn 5) Pilih dokumen/ file, kemudian klik AddCloseNext

6) Ganti nama dengan nama yang diinginkan

(18)

commit to user 7) Kemudian klik Burn

8) Masukkan CD/ DVD, tunggu proses sampai selesai

Gambar 4.14. Tampilan Proses Burning 9) Jika proses telah selesai (100%), klik OK Next 10) Jika ingin mengulangi proses, pilih New Project 11) Jika ingin menyimpan, pilih Save Project

12) Jika ingin mengakhiri, pilih Close pada menu toolbar paling atas. 4. Tahap Validasi dan Revisi

a. Validasi oleh Ahli Materi

Secara umum Ahli Materi menyatakan bahwa multimedia pembelajaran yang dikembangkan sudah baik namun masih perlu diperbaiki untuk hasil yang lebih baik. Validasi produk media yang pertama dilakukan kepada ahli materi dan memberikan informasi bahwa:

(19)

commit to user

1) Ada kata yang perlu diperbaiki (Gambar 4.15)

Sebelum revisi Sesudah revisi

hompage Homepage Media Media elektorlit Elektrolit asamsam Asam Ca 2+ , Mg 2+ Ca2+ , Mg2+ C 17H 35COONa C17H35COONa NH4NO3 NH4NO3

2) Ada penulisan kata yang harus ditambah atau dikurangi (Gambar 4.16) Sebelum revisi Sesudah revisi

siswa siswa SMA/MA

banyak latihan Latihan

siswa akan lebih memahami siswa dapat memahami hydro yaitu air dan lysis yaitu

peruraian

"hydro"= air dan "lysis"= peruraian

3) Perlu adanya perbaikan warna tulisan.

4) pada peta konsep tulisan kurang jelas untuk itu harus diperbaiki. 5) Perlu adanya simbol-simbol yang harus diubah

Dari catatan tersebut dilakukan revisi seperti yang disarankan oleh Ahli Materi.

(20)

commit to user

Gambar 4.15. Perbaikan kata homepage (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

(21)

commit to user

Gambar 4.16. Perbaikan kata media, siswa, latihan dan siswa dapat memahami (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

Gambar 4.17. Perbaikan kata elektrolit (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

(22)

commit to user

Gambar 4.18. Perbaikan kata asam (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

(23)

commit to user

Gambar 4.19. Perbaikan kata C17H35COONadan Ca2+ ,Mg2+ (a) sebelum

direvisi, (b) setelah direvisi.

Gambar 4.20. Perbaikan kata overview, kompetensi, materi, aplikasi, latihan (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

(24)

commit to user

Gambar 4.21. Perbaikan tampilan peta konsep (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

(25)

commit to user

Gambar 4.22. Perbaikan kata NH4NO3, CH3COOK, CH3COONH4 (a)

sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

Gambar 4.23. Perbaikan tampilan benar salah (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

(26)

commit to user

Berdasarkan validasi ahli materi juga diperoleh data kuantitatif mengenai penilaian ahli materi terhadap keterbacaan multimedia pembelajaran pada aspek materi dan aspek kemanfaatan. Pada aspek materi ahli materi memberikan penilaian dengan skor total 47 (skor total maksimum adalah 60) dan skor ini termasuk dalam kriteria sangat baik dengan persentase keidealan 78,3% . Sedangkan pada aspek kemanfaatan, ahli materi memberikan skor total 16 (skor total maksimum adalah 20) dan skor ini juga termasuk dalam kriteria baik dengan persentase keidealan 80%. Deskripsi tentang penilaian ahli materi disajikan pada Lampiran 9. Persentase keidealan penilaian kualitas multimedia pembelajaran oleh ahli materi dapat dilihat pada Gambar 4.24.

Gambar 4.24. Diagram Persentase Keidealan Penilaian Kualitas oleh Ahli Materi

Selanjutnya multimedia pembelajaran ini mendapatkan rekomendasi dari validator ahli materi untuk dapat diujicobakan kepada siswa karena multimedia pembelajaran sudah memperoleh skor baik sehingga layak digunakan.

b. Validasi oleh Ahli Media

Secara umum Ahli Media menyatakan bahwa multimedia pembelajaran yang dikembangkan sudah sangat baik namun masih perlu diperbaiki untuk hasil yang lebih baik. Validasi produk media yang pertama dilakukan kepada ahli media dan memberikan informasi bahwa:

77 78 79 80 materi kemanfaatan 78.3 80 pe rs en ta se %

(27)

commit to user

1) Teks pada menu utama dibuat lebih besar (Gambar 4.25).

2) Tulisan "overview", "kompetensi", "materi", "aplikasi", "latihan", dan "evaluasi" dibuat tebal (Gambar 4.25).

3) Animasi diperbaiki supaya tidak salah konsep (Gambar 4.26). 4) Tulisan harus kontras dengan background (Gambar 4.27)

Dari catatan tersebut dilakukan revisi seperti yang disarankan oleh Ahli Materi.

Gambar 4.25. Perbaikan kata homepage, overview, kompetensi, materi, aplikasi, latihan yang sudah diperbesar dan dibuat tebal (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

(28)

commit to user

(29)

commit to user

Gambar 4.27. Perbaikan kata yang dipertebal dan diganti warnanya (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

Berdasarkan validasi ahli media juga diperoleh data kuantitatif mengenai penilaian ahli media terhadap keterbacaan multimedia pembelajaran pada aspek tampilan, pengoperasian, navigasi dan kemanfaatan. Pada aspek tampilan ahli media memberikan penilaian dengan skor total 44 (skor total maksimum adalah 60) dan skor ini termasuk dalam kriteria baik dengan persentase keidealan 73,33%. Sedangkan pada aspek pengoperasian, ahli media memberikan skor total 10 (skor total maksimum adalah 10) dan skor ini juga termasuk dalam kriteria sangat baik dengan persentase keidealan 100%. Pada aspek navigasi, ahli media memberikan skor total 12 (skor total maksimum adalah 15) dan skor ini termasuk dalam kriteria baik dengan persentase keidealan 80%. Kemudian pada aspek kemanfaatan i, ahli media memberikan skor total 26 (skor total maksimum adalah 30) dan skor ini termasuk dalam kriteria sangat baik dengan persentase keidealan 86,67%. Deskripsi tentang penilaian ahli media disajikan pada Lampiran 11.Persentase keidealan penilaian kualitas multimedia pembelajaran oleh ahli media dapat dilihat pada Gambar 4.28.

(30)

commit to user

Gambar 4.28. Diagram Persentase Keidealan Penilaian Kualitas oleh Ahli Media

Selanjutnya multimedia pembelajaran ini mendapatkan rekomendasi dari validator ahli media untuk dapat diujicobakan kepada siswa karena multimedia pembelajaran sudah memperoleh skor baik sehingga layak digunakan.

Sebelum diujikan kepada siswa multimedia interaktif setelah melalui revisi oleh para ahli dilakukan penilaian oleh guru, dimana guru sebagai ahli pembelajaran yang mengetahui karakteristik dari siswa.

c. Tanggapan Guru

Sebelum diujikan kepada siswa multimedia interaktif setelah melalui revisi oleh para ahli dilakukan penilaian oleh guru, dimana guru sebagai ahli pembelajaran yang mengetahui karakteristik dari siswa. Pada pengujian kali ini dilakuakan pada 5 orang guru di 3 SMA yaitu 2 guru dari SMAN 1 Boyolali yaitu Ibu Dra. Dwi Yuliasih, M.Pd dan Ibu Sri Hartini, M.Pd, 2 guru di SMAN 1 Ngemplak Boyolali yaitu Ibu Sri Windarti, M.Pd dan bapak S. Kristiyanto, S.Pd dan 1 guru dari SMAN 3 Boyolali yaitu bapak Mustakim, S.Pd .

0 20 40 60 80 100 73.3 100 80 86.67 pe rs en ta se (% )

(31)

commit to user

Terlebih dahulu penulis menampilkan produk multimedia interaktif kepada guru. Selanjutnya guru diminta untuk mengisi angket penilaian terhadap media. Selain itu, guru juga diminta untuk memberikan kritik dan saran untuk perbaikan produk. Perhitungan dari setiap kriteria tersebut antara lain dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Rangkuman Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran oleh

Reviewer

Aspek Penilaian (Skor Maksimum tiap

Aspek)

Reviewer

I II III IV V

Materi dan Soal (20) 15 16 16 19 19

Kebahasaan (10) 7 7 7 9 10

Keterlaksanaan (15) 13 11 12 14 13

Tampilan Audio dan Visual (35)

26 31 33 32 30

Rekayasa Perangkat Lunak (20)

19 18 18 18 19

Sedangkan rangkuman persentase keidealan dari ketujuh aspek yang dinilai oleh 5 reviewer dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Rangkuman Persentase Keidealan Multimedia Pembelajaran yang dinilai oleh Reviewer

Aspek Penilaian

(Persentase (%) Maksimum) Persentase (%)

Materi dan Soal (100) 85

Kebahasaan (100) 80

Keterlaksanaan (100) 84

Tampilan Audio dan Visual (100) 86,85 Rekayasa Perangkat Lunak (100) 92

Dari hasil penilaian dari 5 orang guru didapatkan hasil bahwa multimedia interaktif memperoleh skor rata-rata 86,4%, dari skor total

(32)

commit to user

100. Skor tersebut menunjukkan bahwa respon guru terhadap multimedia interaktif kimia adalah sangat baik.

Dari hasil angket respon tersebut diperoleh beberapa komentar dari guru antara lain:

1) Multimedia interaktif ini mudah digunakan.

2) Multimedia interaktif ini memotivasi siswa semakin berhasrat belajar kimia.

3) Multimedia interaktif ini menarik dan mudah dioperasikan oleh siswa. 4) Multimedia interaktif ini membuat siswa semakin tertarik dengan

pembelajaran kimia.

5) Multimedia interaktif ini sangat bermanfaat karena dapat mempersingkat waktu untuk menyampaikan materi pembelajaran. 6) Multimedia interaktif ini sangat bagus bila dikembangkan.

(33)

commit to user

Gambar 4.29.penambahan daftar pustaka (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi

(34)

commit to user

5. Uji Coba Lapangan Awal dan Revisi Produk Utama (Preliminary Field Testing and Main Product Revision)

a. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)

Setelah multimedia melalui tahapan validasi oleh tim ahli dan direvisi sesuai dengan saran yang diberikan, proses pengembangan dilanjutkan dengan melakukan uji coba tahap awal. Pengujian dilakukan dengan cara siswa diajak berinteraksi langsung dengan multimedia interaktif yang dibuat. Siswa diajak untuk belajar menggunakan multimedia interaktif sebagai alat atau sarana untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Pada pengujian ini diujikan kepada 12 siswa dari 3 sekolah, masing-masing 4 siswa dari SMA N 1 Boyolali, SMA N 3 Boyolali dan SMA N 1 Ngemplak Boyolali. Dalam pelaksanaannya, siswa diminta untuk mengoperasikan multimedia dan memberikan penilaian dengan menggunakan angket.

Hasil uji coba lapangan awal dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5. Rangkuman Perolehan Skor pada Uji Coba lapangan awal Aspek Penilaian

(Skor Maksimum) Perolehan Skor

Pengoperasian Media (50) 42

Kemudahan Pemahaman (60) 50,75 Kemenarikan Tampilan (60) 56,25

Sedangkan rangkuman persentase keidealan dari keempat aspek yang dinilai pada uji coba lapangan awal dapat dilihat pada Tabel 4.6.

(35)

commit to user

Tabel 4.6. Persentase Keidealan pada Uji Coba lapangan awal Aspek Penilaian

(Persentase (%) Maksimum) Persentase (%)

Pengoperasian Media (100) 84

Kemudahan Pemahaman (100) 84,58

Kemenarikan Tampilan (100) 86,53

Berdasarkan angket penilaian media yang meliputi aspek pengoperasian media, kemudahan pemahaman, dan kemenarikan tampilan diperoleh rata-rata skor keseluruhan aspek penilaian sebesar 149 dari skor rata-rata maksimal 175 dengan presentase keidealan sebesar 85,14%. Skor tersebut menunjukkan bahwa media memiliki kualitas yang sangat baik menurut siswa sebagai pengguna. Dari hasil analisis di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa pada uji coba awal multimedia yang dikembangkan mudah digunakan, memiliki isi materi yang mudah dipahami siswa memiliki tampilan yang menarik, dan memiliki tampilan yang menarik.

b. Revisi Produk Utama (Main Product Revision)

Berdasarkan hasil analisis uji coba lapangan awal, diperoleh komentar terhadap media sebagai berikut:

1) Siswa merasa senang dan sangat menarik dilengkapi dengan video yang mempermudah dalam memahami materi tetapi pada video cara pengerjaan soal gambar atau video yang ditampilkan sedikit goyang sebaiknya diperbaiki atau diganti saja

2) Backsound membuat ngantuk sebaiknya diganti saja.

3) Sound video dan backsound media gabung jadi satu sehingga kurang enak didengar dan mengganggu.

4) Ada tulisan yang salah sebaiknya diperbaiki.

5) Sebaiknya warna backround diganti dengan warna cerah saja supaya lebih menarik.

(36)

commit to user

6) Pada bagian latihan sangat menarik karena ada umpan baliknya.

Selanjutnya dilakukan revisi dari beberapa saran tersebut. Hasil revisi dari multimedia dapat dilihat di bawah ini :

(37)

commit to user

Gambar 4.32. Perbaikan warna background (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

(38)

commit to user

Gambar 4.33. Perbaikan kata (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

Setelah dilakukan revisi maka multimedia siap untuk diujicobakan ke tahap selanjutnya.

6. Uji Coba Lapangan dan Revisi Operasional Produk (Main Field Testing and Operational Product Revision)

a. Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)

Pada uji coba kali ini menggunakan 40 siswa dari 3 sekolah di wilayah Boyolali. 15 siswa dari SMA N 1 Boyolali, 13 siswa SMA N 3 Boyolali dan 12 siswa SMA N 1 Ngemplak Boyolali. Dalam pelaksanaannya, siswa diminta untuk mengoperasikan multimedia dan memberikan penilaian dengan menggunakan angket. Hasil penilaian siswa pada uji coba lapangan beserta persentase keidealannya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

(39)

commit to user

Tabel 4.7. Rangkuman Penilaian Siswa pada Uji Coba lapangan dan Persentase Keidealannya

Aspek Penilaian Perolehan Skor Skor Maksi-mum Persentase Keidealan (%) Persentase Keidealan Maksimum (%) Pengoperasian Media 44,6 50 89,2 100 Kemudahan Pemahaman 52,63 60 87,71 100 Kemenarikan Tampilan 56,1 65 86,3 100

Berdasarkan angket penilaian media yang meliputi aspek pengoperasian media, kemudahan pemahaman, dan kemenarikan tampilan diperoleh rata-rata skor keseluruhan aspek penilaian sebesar 153,33 dari skor rata-rata maksimal 175 dengan presentase keidealan sebesar 87,61%. Skor tersebut menunjukkan bahwa media memiliki kualitas yang sangat baik menurut siswa sebagai pengguna. Dari hasil analisis di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa pada uji coba awal multimedia yang dikembangkan mudah digunakan, memiliki isi materi yang mudah dipahami siswa memiliki tampilan yang menarik, dan memiliki tampilan yang menarik.

b. Revisi Operasional Produk (Operational Product Revision)

Berdasarkan hasil analisis uji coba lapangan awal, diperoleh komentar terhadap media sebagai berikut:

1) Pada video cara pengerjaan soal tulisan yang ditampilkan sedikit agak kurang jelas sebaiknya diperbaiki atau diganti saja.

2) Pada bagian evaluasi ketika diklik menu pada bagian atas kiri layar menjadi putih semua sebaiknya diperbaiki.

3) Pembahasan pada bagian evaluasi sebaiknya bisa ditampilkan sehingga tidak usah harus mencapai kkm dulu baru bisa melihat.

4) Backsoundnya kalau bisa divariasi.

Selanjutnya dilakukan revisi dari beberapa saran tersebut. Hasil revisi dari multimedia dapat dilihat di bawah ini :

(40)

commit to user

(41)

commit to user

Gambar 4.35. Perbaikan pembahasan (a) sebelum direvisi, (b) setelah direvisi.

7. Uji Pelaksanaan Lapangan dan Penyempurnaan Produk Akhir (Operational FieldTesting and Final Product Revision)

a. Uji Pelaksanaan Lapangan (Operational FieldTesting)

Ujicoba pelaksanaan lapangan adalah ujicoba tahap akhir. Tentunya produk multimedia yang akan diujicobakan sudah direvisi dari ujicoba sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, siswa diminta untuk mengoperasikan multimedia. Hasil ujicoba lapangan ini dapat diketahui dari angket yang disebarkan kepada 90 siswa dari 3 sekolah di wilayah Boyolali. 32 siswa dari SMA N 1 Boyolali, 29 siswa SMA N 3 Boyolali dan 29 siswa SMA N 1 Ngemplak Boyolali. Hasil penilaian siswa pada uji coba lapangan beserta persentase keidealannya dapat dilihat pada Tabel 4.8.

(42)

commit to user

Tabel 4.8. Rangkuman Penilaian Siswa pada Uji Coba pelaksanaan lapangan dan Persentase Keidealannya

Aspek Penilaian Perolehan Skor Skor Maksi-mum Persentase Keidealan (%) Persentase Keidealan Maksimum (%) Pengoperasian Media 46,04 50 92,08 100 Kemudahan Pemahaman 53,36 60 88,93 100 Kemenarikan Tampilan 59,02 65 90,8 100

Berdasarkan angket penilaian media yang meliputi aspek pengoperasian media, kemudahan pemahaman, dan kemenarikan tampilan diperoleh rata-rata skor keseluruhan aspek penilaian sebesar 158,42 dari skor rata-rata maksimal 175 dengan presentase keidealan sebesar 90,52%. Skor tersebut menunjukkan bahwa media memiliki kualitas yang sangat baik menurut siswa sebagai pengguna. Dari hasil analisis di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa pada uji coba awal multimedia yang dikembangkan mudah digunakan, memiliki isi materi yang mudah dipahami siswa memiliki tampilan yang menarik, dan memiliki tampilan yang menarik.

b. Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product Revision)

Berdasarkan hasil analisis uji coba lapangan, diperoleh komentar dari siswa terhadap media sebagai berikut:

1) Multimedia pembelajaran yang dikembangkan sangat menarik dan menambah motivasi siswa dalam belajar.

2) Media dapat digunakan dengan mudah, suara backsound dan tampilannya bagus.

3) Media ini sangat interaktif sehingga sangat membantu siswa dalam memahami materi.

4) Materi dan soal-soal latihan jelas, runtut, dan mudah dipahami. 5) Siswa tertarik pada video latihan soal.

(43)

commit to user

Dalam uji pelaksanaan lapangan ini multimedia yang dibuat sudah tidak perlu direvisi kembali karena sudah melalui serangkaian revisi dan dianggap layak untuk digunakan. Multimedia pembelajaran yang dikembangkan telah dikatakan layak karena telah memiliki kualitas dan respon yang baik ketika digunakan sebagai sumber belajar mandiri khususnya pada materi Hidrolisi Garam kelas XI SMA.

B. Pembahasan

Penelitian pengembangan ini mengacu pada metode pengembangan

Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan

dan mengembangkan produk pembelajaran berbasis multimedia dengan menggunakan software Adobe Flash untuk materi Hidrolisis Garam, yang layak digunakan guru sebagai bahan ajar di kelas dan juga sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran individual siswa. Penelitian dan Pengembangan yang dilakukan mengacu pada model pengembangan Borg dan Gall yang telah disederhanakan oleh Puslitjaknov. Produk atau multimedia yang dihasilkan telah memenuhi prosedur yang ditetapkan dengan revisi yang memperhatikan saran dan komentar dari ahli materi, ahli media, guru mata pelajaran kimia dan siswa kelas XI SMA N 1 Boyolali, SMA N 3 Boyolali serta SMA N 1 Ngemplak Boyolali. Hasil akhir produk penelitian ini adalah multimedia pembelajaran dalam bentuk

flash dengan materi Hidrolisis Garam.

Setelah melalui berbagai tahap pengembangan maka dihasilkan sebuah multimedia pembelajaran untuk materi Hidrolisis Garam yang dapat ditayangkan di kelas maupun untuk belajar di rumah menggunakan perangkat komputer maupun laptop. Dalam media materi disajikan dalam bentuk teks, gambar, video dan animasi. Animasi dan video lebih ditonjolkan dalam media ini dimaksudkan untuk dapat menggambarkan konsep-konsep yang abstrak dalam materi Hidrolisis Garam agar lebih mudah dipahami oleh siswa. Media ini menjelaskan materi secara urut dari teori mengenai pengertian Hidrolisis Garam sampai cara menghitung pH larutan garam. Pada media ini juga terdapat latihan-latihan soal yang dibuat interaktif disertai video supaya siswa menjadi lebih tertarik dan dapat

(44)

commit to user

membantu siswa dalam memahami materi. Sesuai desain awal, media ini dikembangkan sebagai alat bantu pembelajaran. Media ini juga dapat digunakan guru pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas.

Produk multimedia pembelajaran yang dihasilkan selanjutnya dapat diujicobakan kepada siswa setelah divalidasi oleh ahli materi, ahli media, guru mata pelajaran kimia.Pada tahap uji coba lapangan awal, media pembelajaran diperlihatkan kepada 12 orang siswa. Hasil angket kualitas media menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran yang dikembangkan peneliti termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase keidealan pada keseluruhan aspek penilaian sebesar 85,14%. Selanjutnya adalah ujicoba lapangan, multimedia pembelajaran diperlihatkan kepada 40 orang siswa. Hasil angket kualitas media menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran yang dikembangkan peneliti termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase keidealan pada keseluruhan aspek penilaian sebesar 87,61%. Tahap akhir uji coba adalah uji coba pelaksanaan lapangan dimana multimedia diperlihatkan kepada 90 orang siswa. Hasil angket kualitas media menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran yang dikembangkan peneliti termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase keidealan pada keseluruhan aspek penilaian sebesar 90,52%. Angka persentase ini menunjukkan bahwa siswa-siswi tersebut merasa tertarik menggunakan multimedia pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Siswa menjadi tidak bosan karena dapat berinteraksi langsung dengan media. Hasil akhirnya diperoleh media pembelajaran berupa multimedia interaktif dalam bentuk flash untuk materi Hidrolisis Garam yang layak digunakan guru sebagai bahan ajar di kelas dan juga sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran individual siswa.

Media yang telah dibuat memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dan keterbatasan media ini adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan

a. Media ini dapat dimanfaatkan guru sebagai alat bantu mengajar materi hidrolisis garam di kelas dan juga dapat dimanfaatkan siswa sebagai alat bantu belajar mandiri di rumah.

(45)

commit to user

b. Media ini disajikan dalam bentuk teks, video dan animasi. Animasi dan video lebih ditonjolkan dalam media ini dimaksudkan agar lebih mudah dipahami oleh siswa pada materi hidrolisis garam

c. Media ini dapat digunakan kapanpun dan dimanapun saat pengguna menginginkannya dengan catatan pengguna telah menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan, seperti komputer atau laptop.

d. Evaluasi yang disajikan dalam media pembelajaran ini bisa langsung diketahui skornya.

2. Keterbatasan

Media disajikan dalam bentuk flash, sehingga ketika pengguna ingin memanfaatkan media ini harus membuka perangkat komputer ataupun laptop sehingga mengurangi kepraktisan.

Gambar

Tabel 4.2. Indikator Pembelajaran Materi Hidrolisis Garam  Indikator Pembelajaran
Gambar  4.1.  Tampilan  Halaman  Judul  pada  Media    Pembelajaran Interaktif
Gambar  4.3.  Tampilan  Awal  Membuka  Program  Adobe  Flash  CS3  Professional
Gambar 4.5. Tampilan Cara Membuka Flash File  Sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Allan Fisher is a computer scientist, and was the Associate Dean for Undergraduate Education in Carnegie Mellon's School o f Computer Science during the term o

Banyak fraktur subkondilar mandibular bilateral dan kebanyakan fraktur kondilar pada orang dewasa memerlukan reduksi terbuka. Pada kasus fraktur subkondilar bilateral, baik

[r]

Puri Kelurahan Melayu Kecamatan Siantar Utara Pematangsiantar dimana IRWANSYAH PUTRA SIMAMORA ALS UCOK memberhentikan sepeda motor yang dikendarai dan langsung turun

Soil heave resulted from driving the new piles induced a reduction on the friction capacity of the existing piles, thus the pressing force required to install the piles was

Detritus, yang pada setiap habitat perairan selalu menduduki urutan kedua dalam komposisi makanan alami ikan baung, merupakan indikator bahwa ikan baung lebih menyukai hidup dekat

Untuk lebih mempermudah pembahasan ini, ada beberapa rumusan masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini : Sejarah berdirinya Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Ho

Dari kedua definisis di atas dapat ditarik sebuah pengertian bahwa poster merupakan salah satu dari bagian desain yang memiliki gaya, aliran, maupun trend