SOCIAL PARTICIPATION IN ROAD CONSTRUCTION IN THE
BOJAKAN VILLAGE OF NORTH SIBERUT DISTRICT
MENTAWAI ISLANDS
Erlius
1, Drs. Ardi Abbas, MT
2, Drs. Nilda Elfemi, M.Si
3Program Studi Pendidikan Sosiologi
(STKIP PGRI) Sumatera Barat
ABSTRACT
The problem in this research is how the form of social participation in the construction of roads in the village Bojakan of North Siberut District Mentawai Islands with the aim of describing and analyzing them.
This study uses a qualitative method with descriptive type. Informant selection technique purposive sampling, and data collection methods used were observation, interviews and document research. Data collection tools used are researchers themselves who went to the field, guide research and data, library books, camera and photographs. Data analysis technique used is data reduction, data presentation and conclusions.
The result showed overall that (1) participation in the construction of such social participation in the deliberations in Bojakan already done. (2) participation in the development of non-physical as contribute ideas in the public consultation has shown in giving advice. (3) community participation Bojakan village in the form of power. (4) Bojakan rural communities already participating in a land permit for the construction of roads in the village Bojakan. (5) community take responsibility and willing to participate in the success of development such as providing support, information and security. (6) participation in the form of a donation is still visible because people still mengiginkan a change in the village Bojakan. (7) participation in the form of supervision is also seen by looking, keep, and maintain the security of the executive during the construction took place in the village Bojakan.
Keywords: Participation, Development
____________________
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009 2
Pembimbing I dan Dosen Universitas Andalas (UNAND)
3
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara yang memiliki 70.611 desa yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia, dan sekitar dari 32.376 desa tergolong desa yang tertinggal yang membutukan pembangunan. Di Indonesia, masyarakat desa banyak bekerja di sektor pertanian, dan sebagian lagi bekerja sebagai nelayan. Hidup sederhana adalah cirri khas dari pada masyarakat desa. Kebanyakan masyarakat desa masih bekerja secara sederhana (bersifat sebagai gaya hidup). Dan belum berorientasi secara ekonomis. Kehidupan di desa masih memiliki rasa solidaritas yang tinggi, rasa kegotong-royongan masih terlihat dalam kehidupan sehari-hari dan keramah-tamahan dan sopan santun masih terpelihara.
(http:/groups.yahoo.com/group/lingkungan/ essage/28317)
Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia. Masyarakatnya masih banyak yang tinggal di pedesaan, dan belum tersentuh oleh pembangunan. Desa-desa tersebut membutuhkan pembangunan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks yang lebih kecil lagi, Sumatera Barat yang memiliki beberapa kabupaten, salah satunya adalah Mentawai. Sebelum Mentawai menjadi sebuah Kabupaten, Wilayah ini masih termasuk Kabupaten Padang Pariaman. Setelah terjadi pemekaran, dibentuklah Kabupaten Kepulauan Mentawai berdasarkan Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan Undang Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada bulan Oktober 1999.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 tahun 1999 tentang Peraturan Pembentukan Kabupaten Kepulauan Mentawai didasarkan pada pertimbangan: a) bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemajuan Propinsi Sumatera Barat pada umumnya serta Kabupaten Padang Pariaman pada khususnya, dan adanya aspirasi yang
berkembang dalam masyarakat, dipandang perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan guna menjamin perkembangan dan kemajuan dimaksud pada masa mendatang, b) bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas dan memperhatikan perkembangan jumlah penduduk, luas wilayah, potensi ekonomi, sosial budaya, sosial politik, dan meningkatnya beban tugas serta volume kerja dibidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kabupaten Padang Pariaman, dipandang perlu membentuk Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai pemekaran Kabupaten Padang Pariaman, c) bahwa pembentukan Kabupaten Kepulauan Mentawai, akan dapat mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah.
(http://www.bpkp.go.id/UU/2/44/418.bpkp). Kabupaten Kepulauan Mentawai
dalam menunjang kegiatan
pembangunannya, maka visi dan misi yang harus dicapai adalah peningkatan kinerja pembangunan daerah. Oleh karena itu, dalam menunjang visi dan misi tersebut, maka keterlibatan atau partisipasi dari masyarakat dalam proses pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi hasil pembangunan sangat penting utamanya di tingkat desa.
Secara garis besar masyarakat Mentawai tinggal di daerah pedesaan yang lingkungannya masih dikelilingi oleh hutan. Masih banyak desa yang belum tersentuh listrik dan masih jauh dari pusat kota, sehingga masih membutuhkan pembangunan infrastruktur. Masyarakatnya masih tergolong tradisional, gaya hidup masih sederhana dan masih tinggal di sekitar hutan dan kehidupan warga desa itu diatur oleh tanah adat. Artinya, mereka tidak mengenal kepemilikan tanah perseorangan, semua tanah disana, termasuk hutan di sekitar desa, adalah milik bersama atau tanah ulayat. Tidak sedikit juga yang tinggal di daerah pegunungan. Akses kesehatan dan pendidikan masih jauh dari jangkauan
masyarakat. Alat transportasi masih jarang dijumpai, keterbatasan transportasi di pedesaan berakibat lambatnya perputaran perekonomian masyarakat pedesaan. Kalau dilihat bahkan ada yang hanya satu kali dalam satu hari. Ini di sebabkan karena kondisi jalan belum sepenuhnya terbangun. JENIS DATA DAN METODE
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Januari s/d 13 Februari 2015, tempat penelitian di Desa Bojakan Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena daerah ini tingkat partisipasi masih terlihat. Data primer adalah data yang diambil langsung dari informan penelitian. Sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Data primer juga merupakan segala data-data yang bersumber dari kata-kata dan tindakan dari kata-kata orang atau yang di wawancarai. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan tipe penelitian ini adalah bertipe deskritif.
Metode pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling (Arikunto 2010 : 15). Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis. HASIL PENELITIAN
1. Partisipasi Masyarakat Dalam Tahap Perencanaan Program Pembangunan
Berdasarkan hasil data dan temuan penelitian di lapangan maka hasil tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam uraian pembahasan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat terhadap pembangunan jalan di desa Bojakan Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Keikutsertaan masyarakat Bojakan tidak hanya dilihat dari keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri dan kehidupan, akan tetapi juga keterlibatan
dalam membangun lingkungan mereka. Seperti yang dikatakan Mikkelsen (2003:64) partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka. Hal ini disebabkan pertisipasi lebih ditekankan pada segi fisik dari pada segi materi, artinya dengan jalan melibatkan seseorang didalamnya, maka orang tersebut akan ikut bertanggung jawab.
Dengan demikian keterlibatan masyarakat dalam pembangunan jalan juga merupakan keterlibatan masyarakat yang berupaya dalam membangun lingkungan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan pelaksanaan pembangunan jalan tersebut.
2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Pembangunan
Partisipasi dalam pembangunan sebenarnya harus dapat dilakukan atau dilaksanakan melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud tenaga, materi (barang) atau lainnya dan informasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan, kesediaan dalam memberikan sumbangan tenaga dan materi merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.
Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga secara gotong-royong itu merupakan bentuk dukungan sosial masyarakat dalam menerima hasil pembangunan dengan bertanggung jawab. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan gotong- royong berupa sumbangan materi sebagai suatu dukungan dan sebagai rasa saling memiliki hasil pembangunan. Pelaksanaan pembangunan sangat mengisyaratkan keterlibatan langsung pada masyarakat penerima program pembangunan (partisipasi pembangunan) karena hanya dengan partisipasi masyarakat penerima program maka hasil pembangunan ini akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya hasil kesesuaian ini maka hasil pembagunan ini akan
memberikan manfaat yang oftimal bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa keikutsertaan atau partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan jalan di Bojakan sangat menentukan terhadap keberhasilan program-program pembangunan tersebut. Oleh sebab itu setiap usaha pembangunan haruslah didukung sepenuhnya oleh masyarakat yang mau masyarakat bukan hanya sebagai obyek pembangunan melainkan sebagai subyek pembanguanan. Syarat dari keikutsertaan seluruh masyarakat, selain peluang dan akses yang sama, juga menyangkut sikap masyarakat itu sendiri untuk turut berperan lebih aktif dalam proses pembangunan.
Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan maka dapat diungkapkan patisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan sebagai berikut. a. Partisipasi Masyarakat Dalam
Memberikan Sumbangan Berupa Tenaga
Upaya pemerintah desa untuk pembangunan jalan merupakan salah satu faktor utama dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan desa. Pembangunan jalan menjadi kepentingan pemerintah dan di lain sisi merupakan kebutuhan masyarakat. Sarana pembanguan dalam desa berfungsi untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara pemerintah dan warga masyarakat setempat. Sehubungan dengan hal ini pelaksana pembangunan desa setempat menjelaskan bahwa seluruh jalan yang di desa itu telah menjadi program pembangunan desa. Akan tetapi jalan yang akan dibangun itu lebih diperioritaskan pada jalan yang utama.
Pada tahap awal pelaksanaan pembangunan jalan di Desa Bojakan pemerintah beserta aparatnya mengajak seluruh masyarakat untuk ikut bergotong-royong membersihkan jalan. Kegiatan gotong-royong tersebut dilakukan sebelum pembangunan dilaksanakan, kegiatan goro itu biasanya pada hari senin, sedangkan pembangunan yang akan dibangun tidak akan ditentukan, sebab itu pembangunan
jalan masih baru dibuka. adapun yang masyarakat goro itu jalan yang sudah ada sebelumnya, dan yang mau di bangun. Akan tetapi pemerintah prioritaskan pembangunan yang akan di bangun.
b. Partisipasi Masyarakat Dalam
Memberikan Lahan Untuk
Pembangunan
Masyarakat Bojakan turut serta dalam menyukseskan program pembangunan jalan dengan membebaskan atau mengijinkan lahan untuk pembangunan jalan. Pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan ini dilakukan atas kesadaran masyarakat itu sendiri, karena sepengetahuan mereka ini merupakan peluang untuk mempermuda
mereka beraktifitas. Pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan jalan ini dilakukan atas kesadaran masyarakat itu sendiri.
c. Partisipasi Masyarakat Dalam Menyukseskan Pembangunan Jalan
Tanggung jawab dalam menyukseskan pembangunan jalan desa merupakan salah satu bentuk dari partisipasi masyarakat untuk pembangunan jalan desa. Tampak adanya tanggung jawab dari masyarakat maka pembangunan jalan desa tidak akan berjalan dengan baik.
d. Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Barang
Dana merupakan salah satu pengerak utama yang menentukan dalam penyelenggaraan pembangunan, tetapi yang tidak kalah penting adalah sumbangan masyarakat dalam bentuk materi (barang). Hal ini didasari karena adanya rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan yang dilaksanakan di desanya. Sumbangan materi biasanya dilakukan secara langsung, dimana sumbangan materi tersebut diperuntukkan untuk pembangunan jalan tersebut.
e. Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Uang
Informasi dari beberapa informen bahwa tidak terdapat partisipasi masyarakat desa Bojakan dalam bentuk uang pada saat pembangunan itu dilaksanakan di desa Bojakan. Kalaupun ada, hal itu diwujudkan dalam bentuk minuman. Karena pembangunan ini memiliki anggaran yang cukup yang dikelolah oleh tim pelaksana kegiatan.
3. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Pelaksanaan Program
Pengawasan merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan atau diadakan untuk penyempurnaan dan penilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan yang sangat penting untuk mengetahui sampai di mana pekerjaan sudah dilaksanakan, mengevaluasi dan menentukan tindakan korektif atau tindak lanjut, sehingga pengembangan pekerjaan dapat ditingkatkan pelaksanaannya.
Pengawasan proyek jalan di Bojakan dilakukan oleh pelaksana pembangunan desa, para desa bersama-sama degan warga yang berada di sekitar lokasi proyek. Bentuk-bentuk pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan cara melihat, menjaga dan memelihara keamanan para pelaksana selama pembangunan berlangsung.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menarik beberapa kesimpulan sehubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan jalan di desa Bojakan Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai berikut: 1. Partisipasi masyarakat dalam tahap
perencanaan program pembangunan cukup besar. Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan ini semua undangan rapat ikut terlibat dalam mengeluarkan ide atau pendapat untuk pelaksanaan pembangunan jalan.
2. Pembangunan yang ada di desa Bojakan yaitu hasil musrenbang yang telah dilaksanakan bersama masyarakat. Secara tidak langsung ide dan gagasan pembangunan awalnya merupakan bagian dari partisipasi masyarakat.
3. Masyarakat ikut terlibat dan mau berpartisipasi dalam pembangunan jalan tersebut, sebab mereka beranggapan bahwa pembangunan jalan itu ada manfaatnya yang masyarakat rasakan.
4. Partisipasi masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat barsedia menyumbangkan atau memberikan tanah yang dipergunakan oleh pemerintah desa untuk pembangunan jalan, masyarakat beranggapan jalan yang dibangun oleh pemerimtah itu untuk mempermuda mereka.
5. Masyarakat ikut serta dalam memberikan sumbangan berupa barang untuk pembangunan jalan yang ada di Desa Bojakan.
6. Masyarakat juga ikut serta dalam pengawasan proses pelaksanaan pembangunan mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan pembangunan jalan di Desa Bojakan Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Http://www. 2015. Peraturan Pemerintah Tentang Pembentukan Kabupaten
Kepulauan Mentawai. Com.
Padang. (di akses 18 mei 2015) Jawa pos. 2007. Jumlah Desa Tertinggal
Naik Tajam (online).
(http://grops.yahoo.com/lingkungan /message/28317 di akses 22 April 2014)