• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI FERMENTASI DAN ENZIM. Universitas Mercu Buana Yogyakarata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGI FERMENTASI DAN ENZIM. Universitas Mercu Buana Yogyakarata"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI FERMENTASI DAN ENZIM

(2)

BAB VIII

KINETIKA FERMENTASI.

Tipe - tipe fermentasi

1. Berdasarkan produk yang dihasilkan : a. Biomassa

b. Enzim

c. Metabolit ( primer dan sekunder ) d. Hasil trasnformasi

2. Berdasarkan produk dan pertumbuhannya

a. Tipe Sinonim

Pembentukan produk dan pertumbuhan sel terjadi bersamaan ( sinonim )

(3)

b. Tipe Associated

Pembentukan produk dan pertumbuhan sel berjalan seiiring Contoh : fermentasi produksi alcohol, asam sitrat.

c. Tipe Non Associated

Pembentukan produk terjadi setelah pertumbuhan sel selesai ( memasuki fase stasioner ) contoh : konversi glukosa asam 5 – keto glutomat

(4)
(5)

3. Berdasarkan cara pembentukan produk a. Simultan

Dalam proses fermentasi dihasilkan lebih dari satu macam produk contoh : Fermentasi PST, selain dihasilkan protein juga dihasilkan lipid

b. Simple / sederhana

Proses fermentasi yang produksi sudah dapat di hitung secara stoikhiometri

Contoh : proses fermentasi alcohol yang dapat di perhitung setiap mol glukosa akan dihasilkan 2 mol etanol/alcohol

(6)

c. Stepwise

Terjadinya pembentukan produk harus melewati pembentukan senyawa antara

Contoh : fermentasi glukosa menjadi asam keto glukonat oleh

acetobacter suboxidant harus melalui pembentukan asam glutamate

d. Consecutive

Terjadinya pembentukan produk harus melewati level tertentu dari senyawa antara yang dihasilkan

Contoh : fermentasi glukosa menjadi asam keto glukonat oleh

pseudomonas ovalis, harus melewati pembentukan glukanolakton pada level tertentu

(7)

Pertumbuhan Sel Dan Pembentukan Produk (ditijau dari reaksi kimia )

Pertumbuhan dapat dianggap sebagai suatu rangkaian reaksi kimia untuk membentuk massa sel.

(8)

Secara stoikhiometri diketahui ratio massa sel terhadap

massa substrat yang dikonsumsi sebesar M/A

disebut

Yield Sel

Besarnya ratio M/A tergantung :

Efisiensi

penggunaan

sumber

karbon

untuk

pembentukan sel dan pembakaran menjadi CO

2

dan H

2

O untuk

memperoleh energi

(9)

Reaksi lain yang dapat di gunakn untuk menggambarkan partumbuhan sel dan pembentukan produk :

(10)

Hubungan antara sel dengan substrat karbon dan oksigen

digambarkan oleh mateles dalam persamaan :

(11)

Hubungan antara kecepatan pembentukan produk dan

kecepatan pertumbuhan

Dalam pertumbuhan dengan tipe Associated,

produkyang terbentuk sebanding dengan massa sel yang

terbentuk. Hubungan antara kecepatan pembentukan produk

(dp/dt )dengan kecepatan pertumbuhan ( µ ) digambarkan dalam

persamaan :

dp/dt = qp . X

dengan qp = Y (p/x) .µ

persamaan tersebut

hanya berlaku untuk pertumbuhan

Associated

(12)

pada tipe non Associated, pembentukan produk di kelompokkan 2 tipe, yaitu a. Qp bukan merupakan fungsi dari µ

Sehingga merupakan masalah yang rumit untuk memperoleh persamaannya

Contoh : produksi penicillin oleh penicilium sp pada saat µ = 0,012 jam -1

b. Qp merupakan fungsi µ kompleks Contoh :

1. Produksi melanin oleh Aspergilus Niger

2. Produksi cyclodextrin dari pati oleh Bacilus macerans

Persamaan : qp = qp maks – K . µ

3. Produksi asam laktat dari gula oleh lactobacillus sp

(13)

System Kultivasi

System kultivasi pada proses fermentasi dapat dilakukan secara : 1. System bacth

Tidak ada penambahan substrat sehingga konsentrasi substrat akan turun Konsentrasi produk naik sampai batas tertentu setelah itu tetap

Kecepatan pertumbuhan cenderung turun mengarah ke nol sejalan dengan penurunan kadar substrat

(14)

2. System Fed Bacth

Ada penambahan substrat jika substrat hamper habis sehingga konsentrasi produk akan naik kecepatan pertumbuhan akan turun, tetapi dapat naik lagi sejalan dengan masuknya substrat baru.

(15)

3. System kontinyu

Ada pergantian substrat sehingga jumlah substrat

relative tetap dan konsentrasi produk juga tetap konstan

tinggi, kecepatan pertumbuhan juga konstan tinggi

(16)

Sistem batch

Kelemahan : kecepatan pertumbuhan dan produksinya mengarah ke nol, karena nutrient habis terkonsumsi atau terbentuknya produk

bersifat toksik bagi massa sel

Persamaan umum untuk pembentukan produk pada system batch : dp/dt = qp .X dengan p = konsentrasi produk

qp = kecepatan pembentukan produk spesifik x = konsentrasi sel

(17)

dalam pertumbuhan associated, produk terbentuk sebanding dengan massa sel yang terbentuk.

dp/dt = qp .X bila qp konstan, maka

ʃ dp = qp ʃ x dt

p1 – po = qp ( xt1 – xto ) p1 = po + qp ( xt1 – xto )

(18)

Sistem Kontinyu

Diharapkan kecepatan pertumbuhan dan pembentukan produk terus meningkat dengan berjalannya waktu inkubasi

Caranya :

Dengan memasukan medium dari luar ( substrat pembatas pertumbuhan ) pada saat fase pertumbuhan mencapai fase logaritmik. Apabila penambahan substrat di ikuti dengan pengeluaran produk + sel, dimungkinkan pertumbuhan sel dalam waktu lama sehingga tercapai kondisi steady state

Stedy state :

Kecepatan konversi substrat menjadi produk dan massa sel seimbang dengan kecepatan outputnya, sehingga konsentrasi sel, kecepatan pertumbuhan spesifik dan lingkungan kultur tidak berubah dengan waktu perjalanan inkubasi

(19)

Ada 2 macam system kontinyu :

1. Plug Flow Culture

Input system adalah campuran inoculum dan medium yang dialirkan dengan kecepatan konstan melalui fermentor berbentuk tabung ( tidak dilengkapi pengaduk, pengadukan terjadi dengan adanya sirip-sirip pada sisitabung fermentor ).

(20)

Perubahan yang terjadi pada system ini adalah sama dengan fase-fase yang terjadi pada system batch, tetapi fungsi waktu diganti dengan fungsi ruang

System plug flow culture banyak digunakan dalam penanganan limbah

Activated Sludge Proces

Kelemahan system plug flow culture :

a. Pengaturan kecepatan aliran sulit dilakukan

b. Aliran lambat pada dinding fermentor menyebabkan penempelan biomassa pada dinding sel

c. Pada kondisi oprasional aseptis dengan waktu lama sulit dilakukan d. Aerasi sulit dilakukan (bila mikrobia yang digunakan aerob)

(21)

2. Chemostat culture

Untuk memelihara pertumbuhan sel dalam waktu lama

dilakukan penambahan medium secara continyu kedalam fermentor dan dilakukan pengeluaran produk dari fermentor secara kontinyu pula pada keceaptan aliran yang sama dan konstan sehingga volume kultur didalam fermentor tetap konstan.

Dalam keadaan ideal :

Pencampuran medium yang yang dimasukkan dengan kultur didalam fermentor terjadi sempurna setiap tetes medium masuk kedalam fermentor harus segera terdispersi secara merata dalam kultur, prakteknya dikerjakan dengan pengadukan

(22)

Pada awalnya sel mikroba ditumbuhkan dalam fermentor secara batch sampai dicapai pertumbuhan mendekatii fase logaritmik

Kemudian medium segera dialirkan masuk yang diikuti dengan pengeluaran kultur

(23)

Kodisi ini memberikan 3 kemungkinan :

1. Bila kecepatan pengeluaran sel dari dalam fermentor (X2) > kecepatan pertumbuhan sel dalam fermentor (X1)

Maka konsentrasi sel dalam fermentor (x1) akan turun,

sehingga konsentrasi substrat (S1) akan naik dan pada suatu saat S1 = S2

2. Bila kecepatan awal pengeluaran sel dalam fermentor ( X2) = kecepatan pertumbuhan sel dalam fermentor ( X1 ), maka

Akan dicapai kondisi steady state, artinya konsentrasi sel ( X1) dan konsentrasi substrat ( S1 ) tetap dalam keadaan ini kecepatan

pertumbuhan spesifik akan maksimum.

(24)
(25)

3. Bila kecepatan awal pengeluaran sel dalam fermentor (X2 )< kecepatan pertumbuhan sele dalam fermentor (X1), maka

Konsentrasi sel dalam fermentpr (X1) akan naik, keadaan ini akan menurunkan konsentrasi substrat (S1) yang akan berpengaruh menurunkan kecepatan pertumbuhan spesidik sehingga perlahan-lahan konsentrasi sel (X1) akan turun pada akhirnya akan sama dengan kecepatan pengeluaran sel dari fermentor sehingga akan di capai keadaan steady state.

Dalam system kontinyu, hubungan antara flow medium ke dalam fermentor dengan volume fermentor dinyatakan dengan Dilution Rate (D)

Dengan : F = Flow rate V = Volume

(26)

Spesifik Growth Rate

(dalam fermentasi kontinyu)

Perhitungan yang dilakukan biasanya ditunjukan untuk menduga kecepatan pertumbuhan, konsentrasi, biomassa dan substrat pada kondisi tertentu.

Digunakan neraca bahan :

(27)

Kondisi fermentasi :

Volume fermentor V ( liter ), feed masuk fermentor dengan konsentrasi sel Xo (g/liter) padakecepatan konstan F ( liter/jam), konsentrasi sel dalam fermentor X1 (g/liter) dan X2 konsentrasi sel effluent dengan kecepatan pengeluaran F (liter/jam)

Maka berlaku neraca bahan :

(dx/dt) over all = F/V Xo – F/V X2 + (dx/dt) growth

(dx/dt) growth tergantung spesific growth rate ( µ ) yang dinyatakan dengan (dx/dt) growth = µ .x

(28)

Pada keadaan steady state, kecepatan perubahan konsentrasi biomassa dx/dt = 0 untuk chemostat satu tingkat konsentrasi biomassa dalam feed adalah nol ( xo = 0 ) dan x2 = x1 sehingga pada neraca bahan berlaku :

0 = 0 – F/V x2 + µ x 1 µ x 1 = F/V x 1

µ = F/V Bila F/v = D maka

Hal ini berarti : Spesific Growth rate pada sistem kontinyu dapat di kontrol atau dikendalikan dengan kondisi operasi

(29)

Hubungan antara substrat pembatas pertumbuhan

dengan konsentrasi biomassa

Neraca bahan untuk substrat pembatas

pertumbuhan :

Perubahan jumlah substrat = Input – output –

substart untuk pertumbuhan pada suatu interval

waktu tertentu berlaku :

(30)

V ds = F So dt – F S2 dt – V µ x1 dt/ Y

Dengan Y = growth rate, sehingga berlaku : ds/dt = F/V So – F/V S2 - µ x1/Y

pada keadaan steady state, berlaku dx/dt = 0 dan ds/dt = 0 sehingga persamaan dapat di tulis :

(31)
(32)

Referensi

Dokumen terkait

dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu 'dan sudah kamu ceraikan*, maka tidak  berdosa kamu

artinya ada hubungan antara kekerasan emosional dengan kenakalan remaja di Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial Bina Remaja Marsudi Putra Tengku YukPekanbaru

Dalam lingkungan kerja, beberapa risiko bahaya dapat menyebabkan Fenomena Raynaud sekunder. Paparan getaran dari alat- alat listrik sejauh ini menjadi perhatian

Misalkan didefinisikan operasi antar koset sebagai berikut: aHbH = abH Operasi antar koset tersebut akan terdefinisi dengan baik well defined apabila H merupakan subgrup

Analisis kebutuhan dalam rancang bangu media pembelajaran pada materi pengolahan dilakukan melalui observasi dan teknik wawancara. Proses perancangan media

Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi menjadi LDL, HDL, Total kolesterol dan Trigliserida dari hati, kolesterol di angkut oleh

Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini yaitu menciptakan karya seni batik kain panjang dengan motif burung Phoenix yang memiliki nilai estetis dan simbolis.. Makna

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)