• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

7-1

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

7.1.1 ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang

keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai

kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan

permukiman di Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut:

Tabel-7.1:

Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bandung Barat

No Isu Strategis Keterangan

1 Pengentasan Kawasan Permukiman

Kumuh Perkotaan

Rumah permanen

di kawasan

perkotaan : 58% dari total Kab.

Rumah Semi

permanan di

kawasan

perkotaan : 17 % dari total Kab

2 Peningkatan PSDPU Kawasan Strategis

Pedesaan melalui Progam Kawasan

Terpilih Pusat Pertumbuhan Desa

3 Peningkatan Perencanaan

Partisipatif/berbasis masyarakat melaui Program CAP-RPP

7.1.2 KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.

Pemerintah wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat

BAB VII

RENCANA PEMBANGUNAN

(2)

7-2

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan

berkeadilan sosial. Untuk mencapai hal tersebut terlebih dahulu perlu

diketahui peraturan perundangan di tingkat Kabupaten Bandung Barat

(meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan

walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh

tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan

pembangunan permukiman.

Tabel-7.2

Peraturan Daerah terkait Pengembangan Permukiman

No

Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan

Walikota/Bupati/Peraturan Lainnya Keterangan

No. Peraturan Perihal Tahun

1 Peraturan Daerah

Kabupaten Bandung Barat No. 13 Tahun

2013

Penyerahan Prasarana, Saranan, dan

Utilitas Perumahan dan

Permukiman

2013

2 Peraturan Daerah

Kabupaten Bandung Barat No. 06 Tahun

2013

Penyelenggaraan Rumah Susun

2013

3

Pengembangan Permukiman baik di perkotaan maupun di

perdesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi

perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni (liveble), aman,

nyaman, damai dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya.

Kondisi permukiman perkotaan di Kabupaten Bandung Barat

sangat erat dengan pesatnya pembangunan dan perkembangan kota

yang mengarah pada kegiatan perdagangan, hotel dan restoran serta

sektor jasa meningkatkan daya tarik bagi para penduduk di Kabupaten

Bandung Barat, sehingga kebutuhan perumahan juga akan semakin

meningkat. Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan

permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya

kantong-kantong permukiman kumuh demikian juga di wilayah Kabupaten

(3)

7-3

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Bandung Barat sampai dengan tahun 2014 tercatat 121,81 ha, yang

tersebar di 17 lokasi. selengkapnya data kawasan kumuh di Kabupaten

Bandung Barat sebagai berikut. (Tabel-7.3)

Tabel-7.3:

Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Bandung Barat tahun 2014

No

Lingkup Administratif Luas

Kawasan (Ha)

Koordinat

Kecamatan Desa Lokasi Lintang Bujur

1 Lembang Lembang Rw 1, 13 7,45 107o 37'

Selama ini penyediaan perumahan di Kabupaten Bandung Barat

tidak hanya dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat sendiri, tetapi

juga partisipasi para pengembang swasta. Sedikitnya terdapat sekitar

(4)

7-4

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

perumahannya dibangun oleh para pengembang swasta. Lokasi

perumahan tersebut tersebar di beberapa lokasi baik di kawasan yang

diperuntukan bagi pengembang permukiman hingga sekitar kawasan

pingiran kota. Selengkapnya kondisi RSH di Kabupaten Bandung Barat.

tersaji pada Tabel-7.4.

Tabel-7.4:

Data Kondisi RSH di Kabupaten Bandung Barat

No Lokasi RSH

7 Batujajar Barat 2010 Febian Recidende 15

8 Cikalongwetan 1994 BTN Cikalong

13 Ciptaraharja 2003 Cipatat Elok 1000

14 Ciptaraharja 2009 Taman Garuda

Permai

40

15 Ciptaraharja 2003 Griya Sukarame

Asri

75

16 Ciptaraharja 1993 Sagitarius 18

17 Ciptaraharja 1993 Sagitarius 30

18 Gunungmasigit 1993 Sagitarius Indah

Gunungmasigit

6

19 Citatah 2003 Taman Firdaus

Indah

30

20 Laksanamekar 1998 Perum Laksana

Mekar Asri

250

21 Laksanamekar 2010 Perum Cipta Mas

2

300

22 Laksanamekar 2002 Perum Ciampel

Indah

300

23 Laksanamekar 2010 Batujajar Regency 250

24 Laksanamekar 2000 Perum Guru

Ciampel

45

25 Laksanamekar 2005 Jamar Bakti Indah 60

26 Laksanamekar 2004 Perumahan

Pusdikter

12

27 Laksanamekar 2010 Perum Tipar Asih 120

28 Laksanamekar 2012 Rusunawa

Batujajar

29 Padalarang 2007 Graha Padalarang

(5)

7-5

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

38 Jayamekar 1998 Citra Padalarang

Indah

44 Gadobangkong 2005 Lembah Teratai 200

45 Gadobangkong 1983 Pondok Dustira 300

46 Gadobangkong 1985 Padasuka Indah II 400

47 Gadobangkong 2010 Lembah

Parahyangan

25

48 Gadobangkong 2008 Bumi Siliwangi

Asri

45

49 Gadobangkong 2010 Cemara Regency 12

50 Gadobangkong 1990 Permata Cimahi 600

(6)

7-6

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

96 Cihanjuang 1975 Bumi Cihanjuang

97 Sariwangi 2009 Bumi Sariwangi 17

98 Sariwangi Cibaligo Permai 138

99 Cihanjuang Cihanjuang Blok A 48

Sariwangi 2008 Graha Sariwangi

Residence

Cihanjuang 2013 Green Cihanjuang 5

10 4

Cigugurgirang 2012 Green Land

10

Cihanjuang 2002 Katumiri

10 8

Cigugurgirang 2013 Maharani Village 27

10 9

Ciwaruga 2011 Mustika Residence 30

11

Sariwangi 1985 Sariwangi Asri

11 2

Sariwangi 2010 Sariwangi City

View 11

3

Sariwangi 2010 Sariwangi Regency

11 4

Sariwangi 2012 Sariwangi Village

11 5

Cihanjuang 2008 Selaras 31

(7)

7-7

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Cihideung 2010 Sethiabudi Graha

Puspa 11

9

Sariwangi 2011 SSP Sariwangi 79

12 0

Cihanjuang 2012 Taman

Cihanjuang 2

75

12 1

Cihanjuang 2010 Taman

Cihanjuang

Padaasih 2009 Padaasih Regency 25

12 4

Padaasih 2013 Pancanaka Orchid

Hill 12

5

Padaasih Pesona Alam

Indah

Sukajaya 2013 Cluster Pesona

Lembang

10

12 8

Mekarwangi 2013 Pramestha Resort

Town

21

12 9

Langensari 1998 Taman Ciputri

Indah 13

0

Pataruman 2010

Cihampelas-Pataruman

105

13 1

Pataruman 2011

Cihampelas-Pataruman

Pataruman 2010

Cihampelas-Pataruman 13

4

Singajaya 2009

Cihampelas-Singajaya

500

Selain itu untuk mencukupi kebutuhan permukiman penduduk di

Kabupaten Bandung Barat, pemerintah telah menyediakan Rumah

Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang diperuntukan untuk

masyarakat berpenhasilan rendah (MBR). Rusunawa yang ada di

Kabupaten Bandung Barat terdapat di Desa Laksanamekar Kecamatan

Padalarang, Desa Cikole Kecamatan Lembang, dan Desa Pangauban

Kecamatan Batujajar. Selengkapnya kondisi Rusunawa di Kabupaten

Bandung Barat tersaji pada Tabel-7.5

Tabel-7.5:

Data Rusunawa di Kabupaten Bandung Barat N

o Lokasi Rusunawa

Tahun

Pembangunan Terhuni/Tidak Pengelola

Jumlah

Penghuni Kondisi

(8)

7-8

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Untuk Wilayah Kabupaten Kondisi Pengembangan Permukiman

dapat ditambahkan hal-hal berikut

Untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan di

perdesaan, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat telah melakukan

pengembangan permukiman perdesaan yang diarahkan pada

Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D),

Pengembangan Kawasan Agropolitan, Community Action Plan Rencana

Perumahan Permukiman (CAP-RPP). Selengkapnya pengembangan

permukiman di Kabupaten Bandung Barat kurun waktu 5 (lima) tahun

terakhir tersaji pada Tabel-6.6.

Tabel-7.6:

Data Program Perdesaan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011-2014

No Program/Kegiatan Lokasi Satuan Status

1 Studi kelayakan

KTP2D dan

penyusunan DED

TA. 2011

Desa

Cicangkanggirang Kec.

Sindangkerta Desa Kertamukti Kec Cipatat

1 paket

2 Pelaksanaan

Fisik/Jalan Poros

Desa TA.2012

3 Pelaksanaan

Fisik/Jalan Poros

Desa TA.2013

Sarimukti Kec. Cipatat

(9)

7-9

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

KTP2D dan

penyusunan DED

Desa Saguling Kec. Saguling TA. 2013

Saguling

2012 Kecamatan

Padarang, Kec.

Cikalongwetan dan Cipeundeuy.

8 Studi Kelayakan

CAP-RPP Tahun

2014 Kec.

Gununghalu Kec

Rongga Kec

12 Pelaksanaan Fisik

Jalan Poros

Agropolitan TA.

2013

Desa Suntenjaya Kec. Lembang

600 x 2,5 m

13 Pelaksanaan Fisik

Jalan Poros

Agropolitan TA.

2013

Desa Karyamukti Kec. Cililin

400 x 2,5 m

14 PSPDU Kawasan

Agropolitan TA.

2014

(10)

7-10

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Penyediaan infrastruktur permukiman perdesaan di Kabupaten

Barat telah dilakukan melalui pembangunan, peningkatan maupun

pemeliharaan. Selain itu bantuan stimulan sebagai pendorong dalam

perbaikan infrastruktur permukiman perdesaan juga telah dilakukan

oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, yang diberikan kepada

warga/ masyarakat yang benar-benar membutuhkan untuk

meningkatkan kualitas lingkungan permukiman. Selama kurun waktu 5

(lima) tahun terakhir, yakni dari tahun 2011 - 2014. tercatat sebanyak

5 (lima) infrastruktur permukiman yang sudah terbangun di Kabupaten

Bandung Barat Selengkapnya kondisi infrastruktur perdesaan di

Kabupaten Bandung Barat tersaji pada Tabel-7.7.

Tabel-7.7:

Data Kondisi Infrastruktur Perdesaan di Kabupaten Barat

No Infrastruktur

Terbangun Lokasi Satuan Kondisi

1 Jalan Penetrasi Desa

Cicangkanggirang –

Desa Weninggalih

Kec Sindangkerta

Desa

Cicangkanggirang

– Desa

Weninggalih Kec Sindangkerta

Desa Kertamukti

– Desa Cipatat

Desa Kertamukti

– Desa Sarimukti

Desa Suntenjaya Kec. Lembang

Baik

5 Jalan Rabat Beton

Desa Karyamukti Kec Cililin

Desa Karyamukti Kec Cililin

Baik

7.1.3 PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di

Kabupaten Bandung Barat dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek

kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta

(11)

7-11

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

solusi alternatif pemecahannya dalam pengembangan permukiman di

Kabupaten Bandung Barat selengkapnya tersaji pada Tabel-7.8.

Tabel-7.8:

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bandung Barat

No kendaraan yang melebihi standar dari kualitas jalan

2) Drainase jalan yang belum seluruhnya terbangun

1) Peningkatan kualitas jalan dan pembebasan lahan untuk pelebaran jalan

2) Masyarakat yang kurang memelihara kondisi drainase

1) Review Desain jalan serta kesiapan lahan

2) Membangun Draiase

disetiap jalan

2 Aspek Kelembagaan

1) Kurang berperannya lembaga

masyarakat desa dalam

memelihara infrastruktur 2) Integrasi kegiatan serupa antar SKPD

1) Perlu

dibentuknya unit pelaksana kegiatan desa

2) Jumlah SDM yang menangani Infrastruktur masih terbatas

1) Perlu ada sosialisasi dan bintek.

2) Membentuk Pokja antar SKPD dan pengdaan SDM

3 Aspek Pembiayaan

1) Pembiayaan

1) Pemberdayaan masyarakat yang masih kurang.

kerja/buruh lokal banyak bekerja di kota

2) Belum ada juklak juknis yang jelas

1) Sosialisasi program 2) Disusunnya Juklak juknis

5 Aspek Lingkungan

Permukiman

1) Kondisi eksisting lokasi pekerjaan yang akan dibangun terdapat di area yang sulit dijangkau

kendaraan roda 4 2) Beberapa wilayah ada pada rentan khusus pada daerah rawan bencana

1) Perlu desain khusus pada daerah rawan bencana

(12)

7-12

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

7.1.4 ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari

identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi

eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Analisis

kebutuhan juga harus mengacu pada target pengembangan permukiman

yang termuat dalam RPIJM, RTRW maupun Renstra SKPD.

KRITERIA PERSIAPAN DAERAH

Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Bandung Barat,

kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan

meliputi:

1. Dokumen Masterplan Agropolitan di Kabupaten Bandung Barat

dilaksanakan pada tahun 2012

2. Dokumen DED Agropolitan dan sebagian CAP-RPP dilaksanakan

pada tahun 2013 dan 2014

3. Dokumen CAP-RPP di kabupaten Bandung Barat dilaksanakan

pada tahun 2012 sd 2015

7.1.5 USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN

A.Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi

kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan, maka

disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan program dan kegiatan

berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan kriteria kesiapan

daerah. Selengkapnya usulan program pengembangan permukiman

(13)

7-13

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Tabel-7.9:

Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Bandung Barat Kec. Lembang, Kec.

Cililin, Kec.

3 Perbaikan Rumah Tidak

Layak Huni (RTLH) 10.000 Unit 50.000.000

Kab. Bandung Barat

4 Rutilahu 250 Unit 2.500.000 Kab. Bandung Barat

5 Bantuan Stimulan

Swadaya 11.000 Unit 82.500.000

Kab. Bandung Barat

6

Penyusunan Rencana Tindak Dan Rencana Teknis CAP - RPP

8 Pembangunan Kawasan

Kumuh Perdesaan 4 Paket 2.000.000

Kec. Cipatat, Cihampelas, Batujajar dan

Saguling

9 Pembangunan Kawasan

Kumuh Perdesaan 4 Paket 2.000.000

Kec. Cipeundeuy, Cikalongwetan, Sindangkerta dan

Cipongkor

10 Pembangunan Kawasan

Kumuh Perkotaan 3 Paket 1.500.000

Kec. Padalarang, Lembang dan

Ngamprah

11 Konsultan Pendampingan

Program RTLH 20 Paket 2.500.000 16 Kecamatan

12

Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH)

5 Lokasi 2.500.000 Kab. Bandung Barat

14 DED Pelaksanaan

Konstruksi RSH 5 Paket 250.000

Kab. Bandung Barat

15 Pembangunan Rusunawa 4 Lokasi 44.000.000

Kec. Padalarang, Kec. Batujajar, Kec. Cipeundeuy

16 Dukungan PSD Untuk

Rusunawa 4 Lokasi 4.000.000 Desa Pusat Pertumbuhan KTP2D

(14)

7-14

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019 18

Pengembangan Kawasan Agropolitan (Sesuai Masterplan 2009)

14 Paket 10.500.000

Kec. Cipongkor, Cihampelas, Sndagkerta dan

Saguling, Kec. Lembang, Parongpong dan

Cisarua, Kec. Cipeundeuy, Cipatat dan Cikalongweta, Kec

Padalarang, Batujajar, Ngamprah dan

Cililin

19

Pengembangan Kawasan Permukiman Berbasis Kearifan Lokal (Eco-Settlement)

2 Paket 3.000.000 2 Lokasi (Cimeta, Cikapundung)

20

Perbaikan PSU Perumahan Formal (Pengembang yang sudah tidak ada/sudah serah terima)

10 Paket 10.000.000

Kec. Ngamprah, Kec. Batujajar, Kec. Lembang, Kec.

Parongpong

B.Usulan Pembiayaan Pembangunan Permukiman

Usulan pembiayaan dapat dijabarkan baik yang bersumber dari

APBD Kabupaten Bandung Barat, APBD Provinsi Jawa Barat, APBN,

maupun masyarakat dan swasta.

Usulan prioritas kegiatan dan pembiayaan Kabupaten Bandung

(15)

7-15

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Tabel-7.10:

Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman Kabupaten Bandung Barat

Rp. MURNI PLN HLN

LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Bimbingan/Pendampingan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Kab. Bandung Barat 1 Paket 300.000 300.000 2015

Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP) Bimbingan/Pendampingan

Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP)

Pembangunan Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan

Pembangunan Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan

Desa Jayamekar Kec. Padalarang,Desa Cikahuripan Kec.

Lembang,

2 paket 1.500.000 2.000.000 1.000.000 400.000 2016

Pembangunan Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan

Desa Mekarsari Kec. Ngamprah, Desa

Ciburuy Kec. Padalarang

2 paket 1.500.000 2.000.000 1.000.000 500.000 2017

Pembangunan Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan

Desa Cililin Kec. Cililin, Desa Gudangkahuripan

Kec. Lembang

2 paket 1.500.000 2.000.000 1.000.000 600.000 2018

Harga Satuan

SUMBER PENDANAAN x Rp.

1.000,-TAHUN

KAB/KOTA PDAM SWASTA Masyarakat DAK

URAIAN KEGIATAN

LOKASI

(16)

7-16

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019 Pembangunan Penataan Kawasan Kumuh

Perkotaan

Pembangunan Kawasan Kumuh Perdesaan

Kec. Cipatat, Cihampelas, Batujajar

dan Saguling

4 paket 500.000 2.000.000 2016

Pembangunan Kawasan Kumuh Perdesaan

Kec. Cipeundeuy, Cikalongwetan, Sindangkerta dan

Cipongkor

4 paket 500.000 2.000.000 2017

Pembangunan Kawasan Kumuh Perkotaan

Kec. Padalarang,

Penyusunan Rencana Tindak Dan Rencana Teknis CAP - RPP

Kec. Parongpong, Cipatat, Batujajar, Cihampelas,

4 Paket 100.000 400.000 2015

Penyusunan DED CAP - RPP

Kec.Cikalongwetan, Cipeundeuy, Cililin,

Saguling

4 paket 150.000 600.000 2015

Penyusunan DED CAP - RPP

Gununghalu, Rongga, Cipongkor, Sindangkerta

(17)

7-17

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019 Penyusunan DED CAP - RPP

Kec. Parongpong, Cipatat, Batujajar, Cihampelas,

4 paket 150.000 600.000 2017

Pembangunan Kawasan Kumuh Perdesaan

Kec. Cipatat, Cihampelas, Batujajar

dan Saguling

4 paket 500.000 2.000.000 2015

Pembangunan Kawasan Kumuh Perdesaan

Kec. Cipeundeuy, Cikalongwetan, Sindangkerta dan

Cipongkor

4 paket 500.000 2.000.000 2016

Pembangunan Kawasan Kumuh Perkotaan

Kec. Padalarang,

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA Manajemen Pengendalian

Supervisi/Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi

RSH Kab. Bandung Barat 5 paket 50.000 150.000 2015

100.000

2016

Pembangunan

Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Rumah

Sederhana Sehat (RSH) Kab. Bandung Barat 5 Lokasi 500.000 1.500.000 2015

RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

Pembangunan

Pembangunan Rusunawa

Kec. Padalarang, Kec. Batujajar, Kec.

Cipeundeuy

(18)

7-18

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019 Dukungan PSD Untuk Rusunawa

Kec. Padalarang, Kec. Batujajar, Kec.

Cipeundeuy

4 Lokasi 1.000.000 4.000.000 2016

Pengadaan Lahan untuk pembangunan Rusunawa dan Rumah Tapak

Kec. Batujajar, Kec.

Padalarang 2 Paket 20.000.000 20.000.000 2016 PERMUKIMAN PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT KUALITASNYA Pembangunan

Pembangunan PSDPU Desa Pusat

Pertumbuhan KTP2D 2 Kecamatan 2 paket 800.000 1.600.000 2016

Pembangunan PSDPU Desa Pusat

Pertumbuhan KTP2D 2 Kecamatan 2 paket 800.000 1.600.000 2017

Pengembangan Kawasan Agropolitan (Sesuai Masterplan 2009)

Pengembangan Kawasan Permukiman Berbasis Kearifan Lokal (Eco-Settlement)

2 Lokasi (Cimeta,

Cikapundung) 2 paket 1.500.000 4.500.000 50.000 2016

(19)

7-19

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019 Perencanaan Teknis (DED)

Rencana Tindak /RPJM Kawasan Desa Pusat

Pertumbuhan (DPP) KTP2D 2 Kecamatan 2 paket 150.000 300.000 2015

Rencana Tindak /RPJM Kawasan Desa Pusat

Pertumbuhan (DPP) KTP2D 2 Kecamatan 2 paket 150.000 300.000 2016

Rencana Tindak /RPJM Kawasan Desa Pusat

Pertumbuhan (DPP) KTP2D 2 Kecamatan 2 paket 150.000 300.000 2017

Rencana Tindak /RPJM Kawasan Desa Pusat

Pertumbuhan (DPP) KTP2D 2 Kecamatan 2 paket 150.000 300.000 2018

Rencana Tindak /RPJM Kawasan Desa Pusat

Pertumbuhan (DPP) KTP2D 2 Kecamatan 2 paket 150.000 300.000 2019

Peningkatan Infrastruktur Lingkungan

Permukiman 2 Kecamatan 2 paket 500.000 1.000.000 2015

Peningkatan Infrastruktur Lingkungan

Permukiman 2 Kecamatan 2 paket 500.000 1.000.000 2016

Peningkatan Infrastruktur Lingkungan

Permukiman 2 Kecamatan 2 paket 500.000 1.000.000 2017

Peningkatan Infrastruktur Lingkungan

Permukiman 2 Kecamatan 2 paket 500.000 1.000.000 2018

Peningkatan Infrastruktur Lingkungan

Permukiman 2 Kecamatan 2 paket 500.000 1.000.000 2019

Perencanaan Teknis RP3KP Kab. Bandung Barat 1 paket 500.000 150.000 350.000 2015

Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya Pembangunan

Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan

(20)

7-20

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

7.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

7.2.1ISU STRATEGIS PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR,

skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan

manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan

Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian

terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati

diri, produktif dan berkelanjutan.

7.2.2 KONDISI EKSISTING PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Kondisi eksisting penataan bangunan dan lingkungan memberikan

gambaran mengenai peraturan daerah, kegiatan penataan lingkungan

permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara,

serta capaian dalam pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan

kemiskinan.

Untuk kondisi eksisting terkait dengan peraturan daerah di

Kabupaten/Kota…… mencakup Raperda dan Perda Bangunan Gedung, Perda

RTBL, Perda RISPK, SK Bupati/Walikota, Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota

(sesuaikan dengan peraturan yang ada di daerah masing-masing).

Untuk kondisi eksisting penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah

negara akan ditinjau mengenai status kepemilikan, kondisi bangunan daan

ketersediaan utilitas bangunan gedung. Selengkapnya mengenai kondisi

eksisting penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah Negara di Kabupaten

(21)

7-21

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Tabel-7.13

Penyelenggaran Bangunan Gedung dan Rumah Negara di Kabupaten Bandung Barat

No Kawasan

Jumlah Bangunan

Gedung Berdasarkan

Fungsi

Status Kepemilikan

Kondisi Bangunan

Ketersediaan Utilitas BG

1. Kompleks

Pemerintahan Pemda

Kabupaten Bandung Barat

Fungsi

Perkantoran: 5 Unit

Pemda Kabupaten Bandung Barat

Sangat Baik

Baik

Untuk kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan

kemiskinan akan menggambarkan kondisi eksisting yang meliputi kegiatan

PNPM mandiri yang ada di Kabupaten Bandung Barat.

7.2.3 PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

Permasalahan dan tantangan penataan bangunan dan lingkungan di

Kabupaten Bandung Barat dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek

kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan

aspek lingkungan permukiman yang meliputi kegiatan penataan lingkungan

permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara

serta kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.

Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya dalam

penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bandung Barat selengkapnya

(22)

7-22

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Tabel-7.14:

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Bandung Barat

No

Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

Permasalahan yang Dihadapi

Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Aspek Teknis

2 Aspek Kelembagaan

3 Aspek Pembiayaan

4 Aspek Peran Serta

Masyarakat/Swasta

5 Aspek Lingkungan

Permukiman

II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Aspek Teknis

2 Aspek Kelembagaan

3 Aspek Pembiayaan

Dana Tidak

Mencukupi

Bantuan Propinsi dan Pusat

4 Aspek Peran Serta

Masyarakat/Swasta

5 Aspek Lingkungan

Permukiman

III. Kegiatan Pemberdayaan Komonitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1 Aspek Teknis

2 Aspek Kelembagaan

3 Aspek Pembiayaan

4 Aspek Peran Serta

Masyarakat/Swasta

5 Aspek Lingkungan

Permukiman

7.2.4 ANALISIS KEBUTUHAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Analisis kebutuhan program dan kegiatan sektor penataan bangunan dan

lingkungan mengacu pada lingkup tugas Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk

sektor penataan bangunan dan lingkungan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010.

Pada Permen PU No. 8 Tahun 2010, dijabarkan bahwa kegiatan penataan

bangunan dan lingkungan meliputi:

1.Kegiatan penataan lingkungan permukiman

a. RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)

(23)

7-23

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

c. Penataan lingkungan permukiman tradisional/bersejarah

d.Standar Pelayanan Minimal (SPM)

2.Kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara

3.Kegiatan pemberdayaan komonitas dalam penanggulangan kemiskinan

7.2.5 KRITERIA PERSIAPAN DAERAH

Untuk mendukung program dan kegiatan penataan bangunan dan

lingkungan di Kabupaten Bandung Barat kriteria kesiapan daerah yang sudah

ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:

1.Dokumen masterplan Kompleks Perkantoran Pemerintah Bandung Barat di

Bandung Barat dilaksanakan pada tahun 2010, 2012, 2014

2.Dokumen DED Kantor Bupati Bandung Barat di Bandung Barat

dilaksanakan pada tahun 2010.

3.Dokumen DED Kantor SKPD di Bandung Barat dilaksanakan pada tahun

2012.

4.Kesiapan lahan seluas 48 ha di Kecamatan Ngamprah untuk pembangunan

Kompleks Perkantoran Pemda Bandung Barat.

5.Ketersediaan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB)

7.2.6 USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Usulan prioritas program dan kegiatan sektor penataan bangunan dan

lingkungan di Kabupaten Bandung Barat secara lebih rinci dituangkan ke dalam

(24)

7-24

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Tabel-7.15:

Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bandung Barat

PERATURAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

DRAFT NSPK DAERAH BIDANG PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Penyusunan Naskah Akademis

Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan

Kab. Bandung Barat (Kawasan Perbatasan)

6 Paket 300.000 1.800.000 2015

BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA AKSESIBILITAS BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN

Pembangunan

Pembangunan Gedung kantor Kecamatan

Saguling Kec. Saguling 1 Lokasi 2.000.000 1.500.000 2015

500.000

2016

SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN

SARANA DAN PRASARANA PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Pembangunan

Pembangunan Sarana Dan Prasarana POS

Penanggulangan Kebakaran Kab. Bandung Barat 4 Lokasi 1.100.000 2.000.000 200.000 2015

2.000.000

200.000 2016

Mobil Pemadam Kebakaran Kab. Bandung Barat 5 unit 1.750.000 1.750.000 1.750.000 2015

3.500.000

2016

1.750.000

2017

SARANA DAN PRASARANA REVITALISASI KAWASAN

Pengawasan Teknik dan Supervisi

Pendampingan Fisik RTBL Kab. Bandung Barat 6 Paket 1.250.000 3.250.000 500.000 2015

3.250.000

500.000 2016

Penataan Dan Revitalisasi Kawasan Teropong

(25)

7-25

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019 Penataan Dan Revitalisasi Kawasan Curug

Malela Kab. Bandung Barat 1 Paket 1.100.000 1.000.000 100.000 2015

Dukungan PSD PRK Situ Ciburuy Situ Ciburuy 1 Kws 2.200.000 2.000.000 200.000 2016

SARANA DAN PRASARANA PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Pembangunan

Dukungan Sarana Dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kec. Lembang, Ngamprah, Padalarang, Batujajar

4 Paket 1.500.000 2.500.000 500.000 2015

1 Kws 2.500.000 500.000 2016

Taman Perkantoran KBB Kab. Bandung Barat 1 Kws 1.019.023 700.000 319.023 2015

Dukungan Prasarana dan Sarana RTH Padalarang

Ds. Padalarang Kec. Padalarang, Ds. Sukatani Kec. Ngamprah dan Ds.

Ngamprah Kec. Ngamprah

1 Kws 465.927 465.927 2016

Dukungan Prasarana dan Sarana RTH Ngamprah

Ds. Sukatani Kec. Ngamprah dan Ds.

Ngamprah Kec. Ngamprah

1 Kws 2.050.403 2.050.403 2017

Pengadaan Mobol Craine Kab. Bandung Barat 1 unit 900.000

900.000

2015

SARANA DAN PRASARANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL/BERSEJARAH

Dukungan Sarana Dan Prasarana Lingkungan Permukiman Tradisional

Kec. Lembang, Cikalong Wetan,

Cipatat

5 Paket 1.100.000 2.500.000 250.000 2015

2.500.000

(26)

7-26

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

7.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

7.3.1ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN SPAM

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi

upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air

minum. Isu-isu strategis tersebut adalah:

1. Peningkatan Akses Aman Air Minum

2. Pengembangan Pendanaan

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan

5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum

6. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat

7. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah

Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi

7.3.2USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM

disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan

prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan tersebut

memperhatikan kebutuhan air minum berkaitan dengan pengembangan

atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian

usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan

pembangunan ekonomi.

Usulan program yang diajukan akan disesuaikan dengan hasil

analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga

dicek keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program

diupayakan dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan

manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar

kegiatan dan pendanaannya. Penjabaran program-program tersebut

disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan

(27)

7-27

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Selain itu, pembiayaan pengembangan SPAM perlu disusun

berdasarkan klasifikasi tanggung jawab masing- masing Pemerintah

Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat, Swasta dan Masyarakat. Jika ada

indikasi program pengembangan SPAM yang melibatkan swasta perlu

dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya.

Pembiayaan kegiatan pengembangan SPAM sebagaimana diusulkan

dapat berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat,

swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat

dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana

sarana dasar), bantuan stimulan, dan bantuan proyek khusus (menurut

pengembangan kawasan). Adapun jenis bantuan disesuaikan dengan

tingkat kebutuhannya. Selengkapnya usulan program dan kegiatan

pengembangan SPAM di Kabupaten Bandung Barat tersaji pada

(28)

7-28

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Tabel-7.16:

Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan SPAM Kabupaten Bandung Barat

Laporan Pembinaan Pelaksanaan Pengembangan SPAM Rencana Induk Bidang Air Minum Penyusunan Rencana Induk

Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Kec. Padalarang,

Ngamprah,Batujajar 1 Paket 125.000 125.000

Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Utara

Kec. Lembang, Cisarua, Parongpong

1 Paket 125.000 125.000

Penyusunan FS SPAM Perkotaan Wilayah Selatan

Kec. Cililin,

Cihampelas 1 Paket 125.000 125.000

Perencanaan DED SPAM Perkotaan Wilayah Tengah

Kec. Padalarang,

Ngamprah, Batujajar 1 Paket 250.000 250.000 Perencanaan DED SPAM Perkotaan Wilayah

Barat

Kec. Cikalong

Wetan, Cipeundeuy 1 Paket 250.000 250.000 Perencanaan DED SPAM Perkotaan Wilayah

Utara

Kec. Lembang, Cisarua, Parongpong

1 Paket 250.000 250.000

Perencanaan DED SPAM Perkotaan Wilayah Selatan

Kec. Cililin,

Cihampelas 1 Paket 250.000 250.000

Perencanaan DED SPAM IKK Cipongkor 1 Paket 75.000 75.000

Perencanaan Teknis Jaringan Air Minum Perdesaan Kab. Bandung Barat

Desa Cipatat, Desa Cirawamekar Kec.

Cipatat

1 Paket 33.000 33.000

SPAM DI KAWASAN MBR

SPAM DI KAWASAN RSH/RUSUNAWA

Pembangunan

Penyediaan SPAM untuk perumahan RSH

Penyediaan SPAM untuk perumahan RSH

5 Lokasi Perumahan RSH Di Kab. Bandung Barat

5 Paket 500.000 1.000.000 100.000

1.500.000 150.000

Penyediaan SPAM untuk Rusunawa

4 Lokasi Rusunawa Di Kab. Bandung

Barat

4 Lokasi 500.000 2.000.000 200.000

SPAM DI KAWASAN KUMUH/NELAYAN

Pembangunan

SPAM di Kawasan MBR IKK

(29)

7-29

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

OPTIMALISASI IKK Pembangunan

Optimalisasi Kegiatan SPAM Untuk

RSH/Rusunawa dari Sistem IKK Padalarang IKK Padalarang 1 Kws 4.000.000 4.000.000

SPAM DI IBU KOTA KECAMATAN(IKK) SPAM DI IBUKOTA KECAMATAN (IKK) Pembangunan SPAM DI DESA RAWAN AIR /PESISIR/TERPENCIL Pembangunan

Pembangunan SPAM baru Perdesaan3 l/dtk 1 Kws 1.500.000 500.000 Pembangunan sistem penyediaan Air Bersih

Desa-Desa Rawan Air di Kab. Bandung Barat Kab. Bandung Barat 20 Paket 500.000 2.000.000 500.000 500.000 2.000.000

500.000 1.000.000 2.000.000

500.000 1.000.000

Pembangunan SPAM di Desa Mandalamukti, Ciptagumati dan Mandalasari Kec. Cikalongwetan

Desa Mandalamukti, Ciptagumati dan Mandalasari Kec.

Cikalongwetan

1 Paket 5.161.000 5.161.000 516.100

Pembangunan SPAM di Desa Mandalasari dan Sarimukti Kec. Cipatat

Desa Mandalasari dan Sarimukti Kec.

Cipatat

1 Paket 3.862.000 3.862.000 386.200

Pembangunan SPAM di Desa Wangunjaya, Cisomang Barat dan Tenjolaut Kec. Cikalongwetan

Desa Wangunjaya, Cisomang Barat dan Tenjolaut Kec. Cikalongwetan

(30)

7-30

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Pembaungunan SPAM di 3 Desa Kecamatan Cililin Kec. Cililin 1 paket 2.500.000 2.500.000 250.000 Pembaungunan SPAM di 3 Desa Kecamatan

Rongga Kec. Rongga 1 paket 2.850.000 2.850.000 285.000

Pembaungunan SPAM di 3 Desa Kecamatan

Cipongkor Kec. Cipongkor 1 paket 2.850.000 2.850.000 285.000 Pembangunan SPAM di Desa Cipatat Kecamatan

Cipatat

Desa Cipatat Kec.

Cipatat 1 Paket 9.710.591 9.710.591 Pembangunan SPAM di Desa Cirawamekar

Kecamatan Cipatat

Desa Cirawamekar

(31)

7-31

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

7.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

7.4.1AIR LIMBAH

7.4.1.1 Isu Strategis Pengembangan Air Limbah

Isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di

Indonesia antara lain:

1. Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah

permukiman

Sampai saat ini walaupun akses masyarakat terhadap prasarana

sanitasi dasar mencapai 90,5% di perkotaan dan di pedesaan

mencapai 67% (Susenas 2007) tetapi sebagian besar fasilitas

pengolahan air limbah setempat tersebut belum memenuhi standar

teknis yang ditetapkan. Sedangkan akses layanan air limbah

dengan sistem terpusat baru mencapai 2,33% di 11 kota (Susenas

2007 dalam KSNP Air Limbah).

2. Peran Masyarakat

Peran masyarakat berupa rendahnya kesadaran masyakat dan

belum diberdayakannya potensi masyarakat dan dunia usaha

dalam pengelolaan air limbah serta terbatasnya penyelenggaraan

pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman

berbasis masyarakat.

3. Peraturan perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan

hukum dan belum memadainya perangkat peraturan perundangan

yang dibutuhkan dalam sistem pengelolaan air limbah permukiman

serta belum lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan air limbah.

4. Kelembagaan

Kelembagaan meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang

koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air

limbah, belum terpisahnya fungsi regulator dan operator, serta

(32)

7-32

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

5. Pendanaan

Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber

pendanaan pemerintah dan rendahnya alokasi pendanaan dari

pemerintah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas

penanganan pengelolaan air limbah. Selain itu adalah rendahnya

tarif pelayanan air limbah sehingga berakibat pihak swasta kurang

tertarik untuk melakukan investasi di bidang air limbah.

Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah di

Kabupaten Bandung Barat terdiri atas permasalahan teknis dan non

teknis. Untuk isu-isu permasalahan non teknis yang ditemui pada sub

sektor pembuangan limbah di Kabupaten Bandung Barat menyangkut

masalah kebijakan, kelembagaan, anggaran/pendanaan,

sosialisasi/komunikasi dan pendekatan (informasi) terhadap

masyarakat. Sedangkan secara teknis yang baru ditemukan adalah

masalah teknis yaitu belum adanya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

(IPLT) dan Instalasi Pengolahan air limbah, serta masih kurangnya

sarana dan prasarana kendaraan operasional (tanki) penyedot Tinja

Permasalahan mendesak di Sub Sektor Air Limbah di Kabupaten

Bandung Barat :

1.Penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di masyarakat

masih rendah.

2.Kurangnya SDM yang fokus dalam pengelolaan air limbah.

3.Masih kurangnya perhatian dalam penganggaran untuk program air

limbah.

4.Kurangnya sarana dan prasarana kendaraan operasional (tanki)

penyedot tinja.

5.Belum adanya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL).

6.Advokasi tentang pengelolaan air limbah terhadap masyarakat masih

(33)

7-33

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

7.Kurangnya kesadaran para developer perumahan untuk membangun

IPLT skala kawasan.

8.Masih terdapatnya permukiman masyarakat yang belum memahami

prosedur pembuatan septictank.

9.Pemerintah daerah belum menerbitkan Perda tentang Air Limbah

Domestik

7.4.2 PERSAMPAHAN

7.4.2.1 Isu Strategis Pengembangan Persampahan

Isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan

persampahan di Indonesia antara lain:

1.Kapasitas Pengelolaan Sampah Kapasitas pengelolaan sampah erat

kaitannya dengan:

a. Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju

timbulan sampah perkotaan antara 2-4% per tahun.

Dengan bertambahnya penduduk, pertumbuhan industri dan

peningkatan konsumsi masyarakat dibarengi peningkatan laju

timbulan sampah.

b.Rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan.

Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama

pengelolaan TPA memicu berbagai protes masyarakat. Di sisi lain

rendahnya tingkat pengelolaan sampah mengakibatkan

masyarakat yang tidak mendapat layanan membuang sampah

sembarangan atau membakar sampah di tempat terbuka.

c. Keterbatasan Lahan TPA

Keterbatasan lahan TPA merupakan masalah terutama di

kota-kota besar dan kota-kota metropolitan. Fenomena keterbatasan lahan

TPA memunculkan kebutuhan pengelolaan TPA Regional namun

banyak terkendala dengan banyak faktor kepentingan dan

(34)

7-34

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

2.Kemampuan Kelembagaan

Masih terjadinya fungsi ganda lembaga pengelola sampah sebagai

regulator sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya

SDM (secara kualitas dan kuantitas) menjadi masalah dalam

pelayanan persampahan.

3.Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya

alokasi pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat

dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan sampah.

Selain itu adalah rendahnya dana penarikan retribusi pelayanan

sampah sehingga biaya pengelolaan sampah menjadi beban APBD.

Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada

buruknya kualitas penanganan sampah.

4.Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam

pengelolaan sampah dan belum dikembangkan secara sistematis

potensi masyarakat dalam melakukan sebagian sistem pengelolaan

sampah, serta rendahnya minat pihak swasta berinvestasi di

bidang persampahan karena belum adanya iklim kondusif

membuat pengelolaan sampah sulit untuk ditingkatkan.

5.Peraturan perundangan dan Lemahnya Penegakan Hukum

Lemahnya penegakan hukum terkait pelanggaran dalam

pengelolaan sampah dan kurangnya pendidikan masyarakat

dengan PHBS sejak dini juga menjadi kendala dalam penanganan

(35)

7-35

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

7.4.2.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

A.Aspek Teknis

Sistem pengelolaan persampahan aspek teknis saat ini yang

dilaksanakan oleh masyarakat (individu/komunal), pemerintah/dinas

dan swasta, meliputi hal-hal berikut:

1) Teknik Operasional pengelolaan persampahan:

 Sumber sampah yang dihasilkan dan ditangani (m3/hari);

 Jumlah sampah terkumpul, terangkut dan terolah sd TPA

(m3/hari);

 Cakupan pelayanan (ha).

2) Daerah Pelayanan dan Kondisi Spesifiknya (fisik dan sosial);

3) Upaya pengurangan sampah di sumber melalui kegiatan 3R

(reduce, reuse, recycle);

4) Kapasitas kerja dan efisiensi pemanfaatan;

5) Dampak negatif yang terjadi akibat sistem pengelolaan

persampahan yang ada;

6) Pola Penanganan (Pewadahan, pengumpulan, pemindahan,

pengangkutan, pengolahan, pembuangan akhir);

7) Rentang tanggung jawab instansi terkait dalam teknik operasional.

B.Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan sistem pengelolaan

persampahan konstribusinya sangat besar. Keikutsertaan masyarakat

secara aktif dapat mempercepat penanganan masalah persampahan di

Kabupaten Bandung Barat Salah satu upaya pemerintah Kabupaten

Bandung Barat dalam mendorong partisipasi aktif masyarakat adalah

dengan melakukan penyuluhan, pembinaan dan pendataan mengenai

kebersihan khususnya untuk lokasi-lokasi pada jalan-jalan protokol,

daerah pertokoan, terminal-terminal, pelabuhan, stadion dan

(36)

7-36

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Secara umum sikap dan kesadaran masyarakat Kabupaten

Bandung Barat dalam bidang persampahan sudah cukup tinggi.

Masyarakat secara swadaya dan sukarela membayar iuran retribusi

kebersihan dan SOKLI. Selain itu, mulai tumbuhnya kesadaran dari

masyarakat dalam mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah

daerah dalam pengelolaan persampahan. Sebagian masyarakat telah

melakukan pengelolaan sampah rumah tangga secara swadaya.

Pengelolaan sampah rumah tangga dilakukan dengan cara memisahkan

sampah sesuai dengan jenisnya kemudian memusnahkannya dengan

cara dibakar. Untuk jenis sampah anorganik dan logam dilakukan daur

ulang.

7.4.2.3 Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan Pembangunan Sektor Persampahan di Indonesia,

secara umum adalah:

(1)Makin tingginya timbulan sampah (jumlah penduduk makin tinggi,

jumlah sampah per kapita meningkat);

(2)Belum optimalnya manajemen persampahan:

a. Belum optimalnya sistem perencanaan (rencana sampai dengan

monitoring dan evaluasi);

b.Belum memadainya pengelolaan layanan perencanaan

persampahan (kapasitas, pendanaan dan asset manajemen);

c. Belum memadainya penanganan sampah.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Bandung

Barat dalam pengelolaan persampahan seperti tertuang pada tabel

(37)

7-37

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Tabel-7.16:

Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi Kabupaten Bandung Barat (sembilan) kecamatan dari 16 Kecamatan, dari 9 kecamayan yang dilayani hanya terbatas pada wilayah perkotaan (IKK) sehingga pada daerah pelayanan sampah yang belum dilayani baik perkotaan maupun perdesaan masyarakat melakukan penanganan sampah dengan cara membakar, menimbun, membuang pada lahan terbuka dan di beberapa lokasi ditemui membuang sampah di sungai.

 Tingkat pelayanan yang baru dicapai adalah sebesar 25,99 % terhadap jumlah sampah yang terangkut ke TPSA dibanding dengan jumlah timbulan sampai yang dihasilkan.

(38)

7-38

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

 Pola penanganan sampah masih bertumpu pada pola konvensional dimana sampah dari sumber sampah diwadahi, dikumpulkna dan diangkut ke pembuangan akhir tanpa adanya kegiatan produksi maupun recycling sampah yang dilakukan baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah melalui pembinaan kepada masyarakat.

 Tempat Pembuangan

Akhir (TPA)

terkonsentrasi pada satu lokasi yaitu TPSA Sari Mukti dimana pada tahun 2014 sudah tidak dioperasikan lagi sehingga perlu pemikiran/persiapan terhadap lokasi TPSA baru.

 Masyarakat dalam menyiapkan sarana pewadahan sangat beragam yaitu dalam bentuk bak sampah, tong sampah, keranjang sampah dan kantong plastik yang memberikan kesan adanya ketidakteraturan dan estetika termasuk dapat menyebabkan kesulitan dalam pengumpulan sampah.

A. Kelembagaan

- Bentuk B. Perundangan

Terkait Sektor Air Limbah (Perda, Pergub,

(39)

7-39

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

No

Aspek Pengelolaan Air

Limbah

Permasalahan Yang Dihadapi

Tindakan Yang Sudah

Dilakukan

Yang Sedang Dilakukan

C. Pembiayaan

- Sumber-sumber Pembiayaan

- Restribusi D. Peran Serta

Masyarakat dan Swasta

II Aspek Teknis E. Teknis Operasional

1. Dokumen

Perencanaan (MP, FS, DED)

2. Pewadahan 3. Pengumpulan 4. Penampungan

Sementara 5. Pengangkutan 6. Pengolahan 3R 7. Pengolahan Akhir

di TPA 8. Pengendlian

Pencemaran di TPA 9. Sarana Penunjang

TPA

7.4.3DRAINASE

7.4.3.1 Isu Strategis Pengembangan Drainase

Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di

Indonesia antara lain:

1.Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase

Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan

kelebihan air permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga

berfungsi sebagai saluran air limbah permukiman (“grey water”).

Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem drainase berbeda

dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah pada

daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada

sampah yang dibuang ke saluran akibat penanganan sampah

secara potensial oleh pengelola sampah dan masyarakat.

(40)

7-40

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga

mengurangi luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan

untuk menyiapkan penampungan air sementara untuk

menghindari aliran puncak. Penampungan- penampungan tersebut

dapat dilakukan dengan membuat sumur-sumur resapan,

kolam-kolam retensi di atap-atap gedung, didasar-dasar bangunan,

waduk, lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara

bertahap.

3.Kelengkapan perangkat peraturan

Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana

penanganan drainase permukiman di daerah adalah:

 Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan

seperti pencegahan pengambilan air tanah secara besar-besaran,

pembuangan sampah di saluran, pelarangan pengurugan lahan

basah dan penggunaan daerah resapan air (wet land), termasuk

sanksi yang diterapkan.

 Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur,

kedalaman, posisinya, agar dapat saling menunjang kepentingan

masing-masing.

 Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga

masyarakat dan swasta dapat mengetahui tugas, tanggung

jawab dan wewenangnya.

 Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas

personil yang dibutuhkan dalam penanganan drainase harus di

rumuskan dalam peraturan daerah.

4.Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam

pengelolaan saluran drainase terlihat dari masih banyaknya

masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase,

kurang peduli dalam perawatan saluran, maupun penutupan

saluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase sebagai

(41)

7-41

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

5.Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya

alokasi pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat

dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan drainase

baik dari segi pembangunan maupun biaya operasi dan

pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan

berdampak pada buruknya kualitas pengelolaan drainase

perkotaan.

6.Penanganan Drainase Belum Terpadu

Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum

terpadu, terutama masalah peil banjir, disain kala ulang, akibat

banjir terbatasnya masterplan drainase sehingga pengembang tidak

punya acuan untuk sistem lokal yang berakibat pengelolaan

sifatnya hanya pertial di wilayah yang dikembangkannya saja.

7.4.4USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi

disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan

prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan usulan program

tersebut memperhatikan kebutuhan RPP berkaitan dengan

pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan.

Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan

dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yang

diajukan sesuai dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah

dilakukan. Selain itu, perlu juga diperhatikan keterpaduan dengan

sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan

besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi,

kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.

Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung

jawab masing- masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat,

Swasta dan masyarakat. Jika ada indikasi program pengelolaan sanitasi

(42)

7-42

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya.

Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil

analisis harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian

pembiayaan dan keuangan.

Pembiayaan kegiatan pengelolaan sanitasi sebagaimana diusulkan

dapat berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat,

swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat

dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana

sarana dasar), bantuan stimulan, bantuan proyek khusus (menurut

pengembangan kawasan). Macam bantuan disesuaikan dengan tingkat

(43)

7-43

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019

Tabel-7.17:

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP Kabupaten Bandung Barat

INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH DENGAN SISTEM TERPUSAT SKALA KOTA Rehabilitasi/Peningkatan/Pembangunan DED Prasarana dan Sarana Air Limbah (Masterplan 2011)

Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah (Masterplan 2011)

Konsultansi Perencanaan Feasibiility Study

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Batujajar, Padalarang 1 Paket 160.000 160.000 2015

Konsultansi Perencanaan Feasibiility Study Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal / Kawasan

Batujajar, Padalarang 1 Paket 160.000

160.000

2015

Konsultansi Perencanaan DED Instalasi

Pengolahan Air Limbah Komunal / Kawasan Batujajar, Padalarang 1 Paket 190.000 190.000 2015

Pembebasan Lahan/Tanah Batujajar 1 Paket 1.000.000 1.000.000 2016

Pembangunan IPAL Kawasan Batujajar 1 Paket 10.000.000 5.000.000 4.000.000 1.000.000 2017

Pembangunan Sistem Perpipaan Primer Batujajar 1 Paket 1.500.000 1.500.000 2017

Pembangunan Sistem Perpipaan Sekunder Batujajar 1 Paket 1.000.000 500.000 500.000 2018

Pembangunan Sistem Perpipaan Tersier Batujajar 1 Paket 100.000 100.000 2018

Pembangunan Sambungan Rumah (SR) Batujajar 1 Paket 1.000.000 1.000.000 2018

Operasi dan Pemeliharaan Sistem Pengolah Air

Limbah Terpusat termasuk perpipaan Batujajar 1 Paket 200.000 200.000 2017

Pembinaan/Pemberdayaan Lainnya Sosialisasi dan Kampanye "Rencana" Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah

terpusat skala Kawasan Batujajar

1

Paket 100.000

100.000

2016

Sosialisasi "Pembangunan" Konstruksi Sistem

Pengelolaan Air Limbah terpusat skala Kawasan Batujajar 1 Paket 100.000 100.000 2016

Pengawasan Teknik dan Supervisi Supervisi Pembangunan Sistem Pengolah Air

Limbah terpusat skala Kawasan Batujajar 1 Paket 600.000 600.000 2017

Supervisi Pembangunan Sistem Perpipaan Primer Batujajar 1 Paket 150.000 150.000 2017

Supervisi Pembangunan Sistem Perpipaan

Sekunder Batujajar 1 Paket 100.000 100.000 2017

Supervisi Pembangunan Sistem Perpipaan

Tersier Batujajar 1 Paket 100.000 100.000 2017

Supervisi Pembangunan Sambungan Rumah

(44)

7-44

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019 Perencanaan Teknis (DED)

Masterplan Drainase Permukiman Kabupaten

Bandung Barat Kab. Bandung Barat 1 Paket 400.000 400.000 2014 Pembangunan Drainase Primer / Drainase Bandung Raya

Pembangunan Drainase Primer di Kecamatan

Lembang Lembang 1 Paket 5.000.000 5.000.000 2015

Pembangunan Drainase Primer di Kecamatan

Batujajar Batujajar 1 Paket 4.000.000 4.000.000 2016

Pembangunan Drainase Primer di Kecamatan

Cihampelas Cihampelas 1 Paket 4.000.000 4.000.000 2017

Pembangunan Drainase Primer Kecamatan

Padalarang Padalarang 1 Paket 5.000.000 5.000.000 2016

Pembangunan Drainase Primer Kecamatan

Ngamprah Ngamprah 1 Paket 4.000.000 4.000.000 2016

Pembangunan Drainase Permukiman Pembangunan Sarana Prasarana dan Jaringan

Drainase Permukiman di Kecamatan Lembang Lembang 1 Paket 1.800.000 1.080.000 720.000 2016

Pembebasan Lahan Sarana Prasarana dan Jaringan Drainase Permukiman di Kecamatan

Lembang Lembang

1 Paket

340.000

340.000

2016

Pembangunan Sarana Prasarana dan Jaringan

Drainase Permukiman di Kecamatan Parongpong Parongpong

1 Paket

1.000.000

600.000 400.000

2016

Pembebasan Lahan Sarana Prasarana dan Jaringan Drainase Permukiman di Kecamatan

Parongpong Parongpong

1 Paket

200.000

200.000

2016

Pembangunan Sarana Prasarana dan Jaringan

(45)

7-45

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015-2019 Pembebasan Lahan Sarana Prasarana dan

Jaringan Drainase Permukiman di Kecamatan

Ngamprah Ngamprah

1 Paket

150.000

150.000

2016

Pembangunan Sarana Prasarana dan Jaringan

Drainase Permukiman di Kecamatan Batujajar Batujajar 1 Paket 2.000.000 1.200.000 800.000 2016

Pembebasan Lahan Sarana Prasarana dan Jaringan Drainase Permukiman di Kecamatan

Batujajar Batujajar

4 Paket

300.000

300.000

2016

Pembangunan Sarana Prasarana dan Jaringan

Drainase Permukiman di Kecamatan Cillin Cililin 1 Paket 1.000.000 600.000 400.000 2017

Pembebasan Lahan Sarana Prasarana dan Jaringan Drainase Permukiman di Kecamatan

Cililin Cililin

1 Paket

100.000

100.000

2016

Pembangunan Sarana Prasarana dan Jaringan

Drainase Permukiman di Kecamatan Padalarang Padalarang 1 Paket 1.500.000 900.000 600.000 2016

Pembebasan Lahan Sarana Prasarana dan Jaringan Drainase Permukiman di Kecamatan

Padalarang Padalarang

1 Paket

300.000

300.000

2016

Pembangunan Sarana Prasarana dan Jaringan

Drainase Permukiman di Kecamatan Cisarua Cisarua 1 Paket 1.500.000 900.000 600.000 2018

Pembebasan Lahan Sarana Prasarana dan Jaringan Drainase Permukiman di Kecamatan

Cisarua Cisarua

1 Paket

100.000

100.000

2016

Pembangunan Sarana Prasarana dan Jaringan

Drainase Permukiman di Kecamatan Cihampelas Cihampelas 1 Paket 1.500.000 900.000 600.000 2016

Pembebasan Lahan Sarana Prasarana dan Jaringan Drainase Permukiman di Kecamatan

Cihampelas Cihampelas

1 Paket

100.000

100.000

2017

INFRASTRUKTUR TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR SAMPAH

INFRASTRUKTUR STASIUN ANTARA DAN TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR SAMPAH Fisik Penunjang

Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan

Pengadaan Landasan Kontainer Kabupaten Bandung

Barat 10 Unit 25.000 250.000 2015

Pengadaan Container Kabupaten Bandung

Barat 10 Unit 80.000 400.000 2015

400.000

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) TAHUN 2017 - 2022. Kode Akun

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA.. Provinsi : Papua Barat Tahun

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA.. Provinsi : Papua Barat Tahun

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BREBES TAHUN 2011 - 2015.. PEMERINTAH

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA2. Provinsi : Papua Barat Tahun

Hasil Penelitian Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Pengembangan Kawasan Agropolitan Kebutuhan infrastruktur untuk mendukung pengembangan kawasan