ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA Ny. D DI RUANG DAHLIA
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan
Disusun Oleh : Nesi Nur Istiqomah
A01301788
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
v
Program D III Keperawataan
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016
Nesi Nur Istiqomah1, Ike Mardiati Agustin2, M.Kep.Sp.Kep.J
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA NY. D DI RUANG DAHLIA
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang: Salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi yaitu nyeri kepala (Chepalgia). Sehingga keluhan nyeri kepala tersebut dapat mengakibatkan terganggunya kebutuhan rasa aman dan nyaman.
Tujuan Asuhan Keperwatan: Untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman pada klien dengan Chepalgia.
Asuhan Keperawatan: Asuhan keperawatan pada Ny. D dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 9 Juni-11 Juni 2016 diruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen, saat dikaji didapatkan data keluhan utama klien yaitu nyeri dibagian kepala belakang, nyeri menjalar keleher dan nyeri bertambah ketika bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul dengan durasi ± 2 menit. Sehingga muncul masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, Intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah kompres hangat. Evaluasi dari tindakan tersebut yaitu nyeri berkurang dan skala nyeri menjadi 2.
Analisa Tindakan: Untuk penanganan nyeri sedang inovasi tindakan keperawatan yang direkomendasikan untuk mengatasi Chepalgia dengan cara kompres hangat jahe.
Kata Kunci: Chepalgia, nyeri kepala, kompres hangat.
iv
DIPLOMA III OF NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Nursing Care Report, August 2016
Nesi Nur Istiqomah1, Ike Mardiati Agustin2, M.Kep.Sp.Kep.J
ABSTRACT
NURSING CARE OF FULFILLING SECURE AND COMFORT NEEDS TO Mrs. D IN DAHLIA WARD Dr. SOEDIRMAN HOSPITAL OF
KEBUMEN
Background : One of the health problems that often occur is headache
(Chepalgia). It may lead to disruption of secure and comfort needs.
Objective : To describe nursing care of fulfilling secure and comfort needs to Mrs. D in Dahlia ward, Dr. Soedirman Hospital of Kebumen.
Nursing Care : Nursing care given to Mrs. D conducted for three days starting on 9 June – 11 June 2016 in Dahlia ward Dr. Soedirman Hospital of kebumen. It was obtained that the client primary complaint was pain of the back part of her head, radiating to the neck and worsening when moving, stabbing pain, pain scale 6 and every 2 minutes the pain happen. Therefore the nursing diagnosis was acute pain associated with biological injury agents. Intervention and implementation has been done was a warm compress. Evaluations of such problem showed pain diminish and reduced pain scale into two.
Treatment Analysis : Ginger warm compress is recommended to reduce medium pain caused by Chepalgia.
Keywords : Chepalgia, nursing care, warm compress
1. University Student Diploma III of Nursing, Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Ujian Komprehensif dengan judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Dr. Soedirman Kebumen”. Adapun penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil Ujian Komprehensif dalam rangka ujian akhir program pendidikan Diploma III Keperawatan.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :
1. Bapak M. Madkhan Anis, S. Kep. Ners, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammmadiyah Gombong.
2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 3. Ibu Ike Mardiati Agustin,M.Kep.Sp.Kep.J selaku dosen pembimbing
penyusunan laporan kasus.
4. Ibu Eni Sulistyowati, S. Kep, Ns selaku Pembimbing di Ruang Dahlia yang telah memberikan bimbingan dan kerja sama dalam melaksanakan studi kasus.
5. Segenap perawat dan Staf RSUD Dr. Soedirma Kebumen terutama Ruang Dahlia
6. Bapak dan Ibu dosen beserta para staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong .
vii
Gafianka Bella. R yang senantiasa mendoakan dan memotivasi sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
8. Kepada Ny. D dan Keluarga terimakasih atas kerjasamanya.
9. Nurul Istiqomah, Nina Wanda. K, Novidon Laela, Nur Za’adah, Leny Oktaviani. P. R., Linda Ristianingsih, Herlina Yulianti. K, Jehan Pristya, Imas Susanti, dan Ike Puji Astati yang telah memberikan semangat, motivasi dan canda tawa dalam penyelesaian laporan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Amalliah Nur. Kh., Ayra Titianingrum. K. dan Dodianto sebagai sahabat terbaiku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
11. Teman-teman di kelas III B yang telah sama-sama berjuang dalam menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah S.W.T. senantiasa melimpahkan rahmat Nya, kepada kita semua. Amin. Penulis sangat mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dikemudian hari. Akhir kata penulis berharap agar apa yang telah tertulis dalam laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Gombong, Agustus 2016
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii
ABSTRACT....…. ... iv
ABSTRAK ... . ...v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum ...5
2. Tujuan Khusus...5
C. Manfaat Penulisan a. Manfaat Keilmuan ...6
b. Manfaat Aplikatif ...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman ...7
B. Konsep Dasar Nyeri 1. Definisi Nyeri ...8
2. Klasifikasi Nyeri ...8
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri ...9
4. Jenis-Jenis Nyeri ...11
5. Penilaian Respon Intensitas Nyeri...11
6. Managemen Nyeri ...13
ix
BAB III RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian ...19
B. Analisa Data ...22
C. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi...23
BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan...29
B. Analisa Inovasi Tindakan ...39
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...41
B. Saran ...42
DAFTAR PUSTAKA ...44
x
DAFTAR GAMBAR
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gangguan kesehatan merupakan suatu fenomena yang biasa dialami setiap orang. Gangguan kesehatan bisa terjadi karena pola hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang sembarangan, kurang olahraga, kurang tidur dan banyak lagi penyebab yang lain. Contoh gangguan kesehatan yang biasa di alami yaitu flu, batuk, nyeri kepala (Chepalgia), demam, dan lain-lain. Dari berbagai gangguan kesehatan tersebut nyeri kepala (Chepalgia) adalah gangguan kesehatan yang sering muncul dan presentasenya masih tinggi, hal ini sesuai dengan penelitian di New York mendapatkan hasil yaitu nyeri kepala pada laki-laki sebanyak 22% dan perempuan 78%. Menurut etnik didapatkan hasil yaitu etnik kaukasia sebanyak 44%, Hispanik sebanyak 31%, Afrika-Amerika sebanyak 12%, Asia sebanyak 6%, dan lain-lain 1%. Di lain pihak, dari suatu penelitian di Singapura yang berbasis populasi didapatkan hasil penderita nyeri kepala pada laki-laki sebanyak 47% dan perempuan 53%, dengan perbedaan suku Cina sejumlah 79%, Melayu sejumlah 14%, India sejumlah 6%, dan lain-lain 1% (Madja, 2011).
Data presentase Indonesia dari nyeri kepala terbilang masih tinggi, sesuai dengan hasil penelitian di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta periode Januari sampai dengan Mei 2006 diperoleh data sebanyak 17,4% pasien baru dengan keluhan utama nyeri kepala. Persentase nyeri kepala tipe tegang episodik yaitu sejumlah 47,97% dan tipe kronik 52,03%. Rasio perempuan dengan laki-laki adalah 5:4 (Madja, 2011).
2
satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala merupakan gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), migren, respon stress, sakit kepala tegang atau kombinasi respon tersebut.
Chepalgia (nyeri kepala) adalah nyeri yang berlokasi diatas garis orbiomeatal.Nyeri kepala biasanya merupakan suaru gejala dari penyakit dan dapat terjadi dengan atau tanpa adanya gangguan organik (Lionel, 2007).
Chepalgia merupakan suatu gejala atau keluhan fisik dari suatu penyakit, sehingga kondisi tersebut perlu diperhatikan agar gejala tersebut tidak memburuk.Keluhan nyeri kepala biasanya timbul tidak langsung, tetapi banyak faktor penyebab pemicu terjadinya nyeri kepala. Seperti pendapat dari Papdi (2012) penyebab sakit kepala banyak dari faktor risiko umum yang mempengaruhi adalah penggunaan obat yang berlebihan yaitu mengkonsumsi obat berlebihan dapat memicu sakit kepala bertambah parah setiap diobati, stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, stress bisa menyebabkan pembuluh darah di bagian otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit kepala, masalah tidur merupakan salah satu faktor terjadinya sakit kepala, karena saat tidur seluruh anggota tubuh termasuk otak dapat beristirahat, kegiatan yang berlebihan dapat mengakibatkan pembuluh darah di kepala dan leher mengalami pembengkakan, sehingga efek dari pembengkakan akan terasa nyeri, kandungan didalam rokok yaitu nikotin yang dapat mengakibatkan pembuluh darah menyempit, sehingga menyebabkan sakit kepala.
3
Kesimpulan dari tanda-tanda Chepalgia menurut kusuma (2012) yaitu
Chepalgia kebanyakan di tandai dengan keluhan nyeri, nyeri adalah salah satu tanda yang sering muncul dan mengakibatkan terganggunya rasa aman dan nyaman seperti yang dijelaskan oleh Tamsuri (2007) nyeri merupakan suatu keadaan yang mengganggu seseorang, dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalami nyeri. Nyeri merupakan suatu gangguan rasa aman dan nyaman. Kenyamanan adalah sebagai suatu keadaan terpenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan untuk meningkatkan penampilan sehari-sehari) kelegaan (kebutuhan telah terepenuhi), dan tersedia (keadaan sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri) (Potter & Perry, 2006). Keamanan didefinisikan suatu keadaan bebas dari segala fisik dan psikologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Tamsuri, 2007).
Terganggunya rasa aman dan nyaman karena terjadinya nyeri mengakibatkan terganggunya pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman sehingga di lakukan tindakan yang tepat dan benar.Penatalaksanaan terhadap nyeri itu sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu dengan pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis.Pendekatan secara farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian analgesik. Walaupun analgesik sangat efektif untuk mengatasi nyeri, namun hal tersebut akan berdampak kecanduan obat dan akan memberikan efek samping yang berbahaya bagi pasien. Secara nonfarmakologis penatalaksanaanya antara lain dengan menggunakan kompres hangat, teknik relaksasi dan distraksi (Potter & Perry, 2010).
4
kompres hangat jumlah responden yang mengalami nyeri kepala sedang turun menjadi 10 responden (55,6%). Selain itu responden yang semula mengalami nyeri kepala berat terkontrol sebesar 7 responden (38,9%), sesudah diberikan kompres hangat hasilnya tidak ada responden yang mengalami nyeri kepala berat terkontrol.
Potter & Perry (2010) Kompres hangat merupakan salah satu penatalaksanaan nyeri dengan memberika energi panas melalui konduksi, dimana panas tersebut dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), meningkatkan relaksasi otot sehingga meningkatkan sirkulasi dan menambah pemasukan, oksigen, serta nutrisi ke jaringan.
Dalam kasus Ny. D dengan umur 44 tahun, jenis kelamin perempuan, Alamat klien di desa Jerukagung, Klirong, Kebumen. Masuk Rumah Sakit pada tanggal 07 Juni 2016 pada pukul 20.16 WIB. Ny. D di rawat di RSUD Dr. Soedirman Kebumen selama 5 hari. Pengkajian pada tanggal 09 Juni 2016 pukul 12.30 WIB klien mengatakan nyeri dibagian kepala belakang, nyeri menjalar keleher dan nyeri bertambah ketika bergerak, klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul ± 2 menit, skala nyeri 6. Klien tampak gelisah, klien tampak menahan rasa sakit, tanda-tanda vital: tekanan darah: 100/65 mmHg, nadi: 75x/menit, respirasi: 24x/menit, suhu: 36oC.
Berdasarakan latar belakang tersebut penulis tertarik membahas tentang
karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Rasa
Aman Dan Nyaman pada Ny.D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman
Kebumen” untuk memberikan berbagai pemenuhan kebutuhan rasa aman
5
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pemenuhan rasa aman dan nyaman pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk :
a. Mahasiswa mampu memaparkan hasil pengkajian pemenuhan rasa aman dan nyaman pada pasien Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
b. Mahasiswa mampu memaparkan masalah keperawatan yang muncul pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
c. Mahasiswa mampu memaparkan prioritas masalah yang muncul pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
d. Mahasiswa mampu memaparkan perencanaan keperawatan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
e. Mahasiswa mampu memaparakan tindakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada Ny. D di Ruang RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
f. Mahasiswa mampu memaparkan evaluasi pencapaian tujuan asuhan keperawatan pemenuhan rasa aman dan nyaman pada Ny. D di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirma Kebumen.
6
C. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Keilmuan
Karya tulis ilmiah ini diharapakan dapat menjadi salah satu referensi dalam bidang keperawatan, sebagai panduan untuk menambah pengetahuan cara penanganan atau inovasi tindakan keperawatan tentang rasa aman dan nyaman.
b. Manfaat Aplikatif
1) Manfaat bagi Rumah Sakit
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang keperawatan sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan inovasi tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman.
2) Manfaat bagi klien dan keluarga
44
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, H. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan Definis dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Tamsuri, Anas. (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC. Madja, N.M., Ali.H.R., & Loho.E. (2011). Gambaran Hasil Ct Scan Kepala
Pada Penderita Nyeri Kepala Di Bagian Radiologi Fk Unsrat/Smf Radiologi Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari-31 Desember 2011. Volume 1, Nomer 1.
Papdi, Eimed. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal medicine). Jakarta : Interna Publishing.
Soemarmo, Markam. (2009). Penuntun Neurlogi. Jakarta : Binarupa Aksara. Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC
NOC. Yogyakarta : Mediaction.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Fundamental keperawatan. Volume 2. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Setyawan. D, & Kusuma. M. A. B. (2014). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Pada Leher Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kepala Pada Pasian Hipertensi Di Rsud Tugurejo Semarang. Volume 1, Nomer 6.
Lynda. J, Carpenito. 2006. Buku Saku Diagnostik Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC.
Mubarak & Chayatin (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik . Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
45
Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur. Volume 1, Nomer 1.
Kusuma. R. P, Kristiyawati. S. P & Purnomo. S. E. Ch. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Dan Terapi Musik Terhadap Penurunan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Panti Werda Pelkris Pengayoman Semarang.
Sidharta, Priguna. (2008). Neurogi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat.
Sriwahyuni, N. & Yuswanto. T. J. A. (2014). The Effectivenessof Hot Compress toward Pain Reduction Due To Phlebitis Caused By Intravenous Line Set Up In Malang and Ponorogo, East Java-Indonesia. Volume 3, Issue 4 Versi.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta.
LAPORAN PENDAHULUAN CHEPALGIA
DISUSUN OLEH :
Nesi Nur Istiqomah A01301788
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
A. PENGERTIAN
Menurut Soemarmo (2009) Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala merupakan gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), migren, respon stress, sakit kepala tegang atau kombinasi respon tersebut.
Chepalgia (nyeri kepala) adalah nyeri yang berlokasi diatas garis orbiomeatal. Nyeri kepala biasanya merupakan suaru gejala dari penyakit dan dapat terjadi dengan atau tanpa adanya gangguan organik (Lionel, 2007).
B. KLASIFIKASI
1. Jenis Chepalgia Primer yaitu : -Migrain
-Sakit kepala tegang -Sakit kepala cluster
2. Jenis Chepalgia Sekunder yaitu
-Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi struktural.
-Sakit kepala dikaitkan dengan trauma kepala.
-Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan subarakhnoid).
-Sakit kepala dihuungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler (mis. Tumor otak).
-Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat.
-Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik.
-Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia).
-Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher atau struktur sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut).
C. ETIOLOGI
Menurut Papdi (2012) Sakit kepala sering berkembang dari sejumlah faktor resiko yang umum yaitu:
1. Penggunaan obat yang berlebihan
Penggunaan obat yang berlebihan yaitu mengkonsumsi obat berlebihan dapat memicu sakit kepala bertambah parah setiap diobati.
2. Stress
Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, stress bisa menyebabkan pembuluh darah di bagian otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit kepala.
3. Masalah tidur
Masalah tidur merupakan salah satu faktor terjadinya sakit kepala, karena saat tidur seluruh anggota tubuh termasuk otak dapat beristirahat.
4. Kegiatan berlebihan
Kegiatan yang berlebihan dapat mengakibatkan pembuluh darah di kepala dan leher mengalami pembengkakan, sehingga efek dari pembengkakan akan terasa nyeri.
5. Rokok
Kandungan didalam rokok yaitu nikotin yang dapat mengakibatkan pembuluh darah menyempit, sehingga menyebabkan sakit kepala.
D. PATOFISIOLOGI
E. PATHWAY
Terlampir
F. MANIFESTASI KLINIS
Chepalgia biasanya ditandai dengan nyeri kepala ringan maupun berat, nyeri seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat pada satu titik, terjadi secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan konsentrasi (Kusuma, 2012).
G. PENATALAKSANAAN
1. Migren
a. Terapi Profilaksis 1) Menghindari pemicu
2) Menggunakan obat profilaksis secara teratur
Profilaksis: bukan analgesik, memperbaiki pengaturan proses fisiologis yang mengontrol aliran darah dan aktivitas system syaraf
b. Terapi abortif menggunakan obat-obat penghilang nyeri dan/atau vasokonstriktor. Obat-obat untuk terapi abortif
1) Analgesik ringan : aspirin (drug of choice), parasetamol
2) NSAIDS :Menghambat sintesis prostaglandin,agragasi platelet, dan pelepasan 5-HT.Naproksen terbukti lebih baik dari ergotamine. Pilihan lain : ibuprofen, ketorolac
3) Golongan triptan
a) Agonis reseptor 5-HT1D menyebabkan vasokonstriksi Menghambat pelepasan takikinin, memblok inflamasi neurogenik Efikasinya setara dengan dihidroergotamin, tetapi onsetnya lebih cepat b) Sumatriptan oral lebih efektif dibandingkan ergotamin per oral c) Ergotamin : Memblokade inflamasi neurogenik dengan menstimulasi
d) Metoklopramid : Digunakan untuk mencegah mual muntah. Diberikan 15-30 min sebelum terapi antimigrain, dapat diulang setelah 4-6 jam
e) Kortikosteroid : Dapat mengurangi inflamasi. Analgesik opiate. Contoh : butorphanol
c. Obat untuk terapi profilaksis
1) Beta bloker. Merupakan drug of choice untuk prevensi migraine. Contoh: atenolol, metoprolol, propanolol, nadolol. Antidepresan trisiklik Pilihan: amitriptilin, bisa juga: imipramin, doksepin, nortriptilin Punya efek antikolinergik, tidak boleh digunakan untuk pasien glaukoma atau hiperplasia prostat
2) Metisergid. Merupakan senyawa ergot semisintetik, antagonis 5-HT2. Asam/Na Valproat dapat menurunkan keparahan, frekuensi dan durasi pada 80% penderita migraine.
3) NSAID. Aspirin dan naproksen terbukti cukup efektif. Tidak disarankan penggunaan jangka panjang karena dapat menyebabkan gangguan GI
4) Verapamil. Merupakan terapi lini kedua atau ketiga
5) Topiramat. Sudah diuji klinis, terbukti mengurangi kejadian migraine
2. Sakit kepala tegang otot a. Terapi Non-farmakologi
1) Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit.
2) Perubahan posisi tidur.
3) Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain. 4) Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah
5) Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi
7) Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari b. Terapi farmakologi
Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri Contoh : Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium. Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesic. Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau depresi. Pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis memicu rebound headache
3. Cluster headache
a. Sasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah serangan (profilaksis)
b. Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor cerebral c. Obat-obat terapi abortif:
1) Oksigen
2) Ergotamin. Dosis sama dengan dosis untuk migrain
3) Sumatriptan. Obat-obat untuk terapi profilaksis : Verapamil, Litium, Ergotamin, Metisergid, Kortikosteroid, Topirama (Sidharta, 2008).
H. PENGKAJIAN
1. Fokus Pengkajian meliputi : a. Aktivitas / Istirahat
Lelah, letih, malaise, ketegangan mata, kesulitan membaca, insomnia b. Sirkulasi
Denyutan vaskuler misalnya daerah temporal pucat, wajah tampak kemerahan
c. Integritas ego
d. Makanan / Cairan
Mual / muntah , anoreksia selama nyeri e. Neuro sensori
Pening, Disorientasi (selama sakit kepala) f. Kenyamanan
Respon emosional/perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah g. Interaksi social
Perubahan dalam tanggung jawab peran (Cynthia, 2011).
2. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut b.d stess agen cedera (fisiologis, zat kimia, fisik, psikologis)
b) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, hospitalisasi. c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
d) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan intake inadekuat (Cynthia, 2011).
3. Intervensi
a) Nyeri akut b.d stess agen cedera (fisiologis, zat kimia, fisik, psikologis)
Tujuan : Rasa nyeri terkontrol atau dapat dikurangi
KH : Nyeri berkurang ditandai dengan klien melaporkan nyeri berkurang dengan skala nyeri ringa (1-3), ekspresi wajah rileks, TTV dalam batas normal
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian karakteristik nyeri klien.
R/ : Sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanjutnya 2. Lakukan pengukuran TTV.
R/ : mengetahui kondisi klien 3. Berikan kompres dingin pada kepala
4. Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam/ distraksi
R/ : mengalihkan perhatian klien dari nyeri yang dirasakan. 5. Berikan posisi yang nyaman sesuai pasien
R/ : mengurangi penekanan otot pada area nyeri 6. Kolaborasi pemberian obat analgetik.
R/ : Untuk mengontrol nyeri.
b) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan hospitalisasi Tujuan : Ansietas berkurang atau hilang
KH : Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang dapat diatasi.
Intervensi :
1. Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.
R/ : Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam perawatan diri, keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas.
2. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya dan berikan umpan balik
R/ : Membuat hubungan terapeutik. Membantu orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress
3. Berikan lingkungan tenang dan istirahat
R/ : Memindahkan pasien dari stress luar, meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan ansietas
4. Berikan informasi tentang proses penyakit dan antisipasi tindakan. R/ : Mengetahui apa yang diharapkan dapat menurunkan ansietas 5. Kolaborasi pemberian obat sedatif
c) Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur Tujuan : kebutuhan tidur terpenuhi Kriteria hasil :
- Memahami faktor yang menyebabkan gangguan tidur
- Dapat menangani penyebab tidur yang tidak adekuat
- Tanda - tanda kurang tidur dan istirahat tidak ada Intervensi :
1. Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur pasien, karakteristik dan penyebab kurang tidur
R/ : Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan
2. Anjurkan klien untuk relaksasi pada waktu akan tidur. R/ : Memudahkan klien untuk bisa tidur
3. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman
R/ : Lingkungan dan siasana yang nyaman akan mempermudah penderita untuk tidur.
4. Kolaborasi pemberian obat R/ : Mengurangi gangguan tidur
d) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan intake inadekuat
Tujuan : Tidak terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan KH :
- Kebutuhan nutrisi adekuat ditandai dengan peningkatan berat badan,
- menunjukkan peningkatan selera makan,
- klien menghabiskan porsi makanan yang diberikan. Intervensi :
1. Kaji intake makanan
R/ : mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan
3. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani
R/ : Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stres dan lebih kondusif untuk makan
4. Kolaborasi pemberian obat-obatan antiemetik R/ : menghilangkan gejala mual muntah (Cynthia, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Cynthia. M.T. & Sheila. S.R. (2011). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan. Jakarta : EGC.
Papdi, Eimed. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal medicine). Jakarta : Interna Publishing.
Soemarmo, Markam. (2009). Penuntun Neurlogi. Jakarta : Binarupa Aksara. Sidharta, Priguna. (2008). Neurogi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian
Rakyat.
1
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) CHEPALGIA
DISUSUN OLEH :
Nesi Nur Istiqomah A01301788
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2
SAP CHEPALGIA
Pokok Bahasan : Chepalgia
Sasaran : Keluarga Pasien Ny. D Hari / tanggal : Jumat, 10 Juni 2016 Waktu : 1x20 menit
Tempat : Ny. D
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit diharapkan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Chepalgia.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Keluarga dapat menyebutkan definisi,
2. Keluarga dapat menyebutkan penyebab Chepalgia, 3. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala Chepalgia, 4. Kelurga dapat menyebutkan terapi nonfarmakologi Chepalgia.
C. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian Chepalgia
2. Penyebab Chepalgia
3. Tanda dan gejala Chepalgia 4. Terapi non farmakologi Chepalgia
D. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
E. MATERI
3
F. MEDIA
Leaflet dan lembar balik
G. KEGIATAN PENYULUHAN
NO KEGIATAN WAKTU EVALUASI 1. Memberi salam,
menyakan keadaan klien
2’ Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak waktu 2. Menjelaskan maksud
kedatangan dan membuat kontrak waktu
3’ Klien mendengarkan dengan seksama dan menyetujui kontrak waktu yang ditetapkan bersama 3. Melakukan pendidikan
kesehatan tentang
Chepalgia
8’ Klien memperhatikan dengan seksama.
4. Menanyakan kepada klien tentang kejelasan materi yang disampaikan.
Mempersilahkan pasien/ keluarga pasien mengajukan pertanyaan
5’ Menanggapi dengan melakukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan dari pasien atau keluarga.
5. Mengakhiri kontrak waktu dan berpamitan kepada pasien dan keluarganya
2’ Klien dan keluarga mempersilahkan dengan baik
H. EVALUASI
4 1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah 3 hari sebelum penyuluhan b. Media sudah siap 2 hari sebelum penyuluhan c. SAP sudah siap 2 hari sebelu penyuluhan 2. Evaluasi Proses
a. Anggota keluarga memperhatikan penjelasan penyaji b. Anggota keluarga aktif bertanya dan memberikan pendapat c. Media sudah dapat digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a. Klien dapat menyebutkna definisi Chepalgia
b. Klien dapat menyebutkan 3 dari 7 penyebab chepalgia c. Klien dapat menyebutkan 5 dari 12 tanda dan gejala
d. Klien dapat menyebutkan 3 dari 7 terapi non farmakologi dari
5
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Chepalgia
Menurut Soemarmo (2009) Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala merupakan gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), migren, respon stress, sakit kepala tegang atau kombinasi respon tersebut.
B. Penyebab Chepalgia
Menurut Papdi (2012) Sakit kepala sering berkembang dari sejumlah faktor resiko yang umum yaitu:
1. Penggunaan obat yang berlebihan
Penggunaan obat yang berlebihan yaitu mengkonsumsi obat berlebihan dapat memicu sakit kepala bertambah parah setiap diobati.
2. Stress
Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, stress bisa menyebabkan pembuluh darah di bagian otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit kepala.
3. Masalah tidur
Masalah tidur merupakan salah satu faktor terjadinya sakit kepala, karena saat tidur seluruh anggota tubuh termasuk otak dapat beristirahat.
4. Kegiatan berlebihan
Kegiatan yang berlebihan dapat mengakibatkan pembuluh darah di kepala dan leher mengalami pembengkakan, sehingga efek dari pembengkakan akan terasa nyeri.
5. Rokok
6
C. Tanda dan Gejala
Chepalgia biasanya ditandai dengan nyeri kepala ringan maupun berat, nyeri seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat pada satu titik, terjadi secara spontan, vertigo, dan adanya gangguan konsentrasi (Kusuma, 2012).
D. Terapi non farmakologi
1. Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit.
2. Perubahan posisi tidur.
3. Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain. 4. Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah
5. Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi
7
DAFTAR PUSTAKA
Cynthia. M.T. & Sheila. S.R. (2011). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan. Jakarta : EGC.
Papdi, Eimed. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal medicine). Jakarta : Interna Publishing.
Soemarmo, Markam. (2009). Penuntun Neurlogi. Jakarta : Binarupa Aksara. Sidharta, Priguna. (2008). Neurogi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian
Rakyat.