• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan - Maratika Arum Wulandari BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan - Maratika Arum Wulandari BAB II"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Relevan

Penelitian relevan akan memudahkan peneliti dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran karena bisa dijadikan refrensi atau pedoman. Melalui penelitian sebelumnya, peneliti dapat mengidentifikasi hal-hal yang lebih prioritas untuk dilakukan. Peneliti juga megkaji saran yang terdapat pada penelitian sebelumnya dan dapat dijadikan acuan. Selain penelitian yang tertulis, peneliti juga mencari informasi tentang pengalaman observer atau guru senior di tempat peneliti melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian mengenai keterampilan menulis yang pernah diteliti sebelumnya dan dijadikan reffrensi oleh peneliti diantaranya adalah:

1. Penelitian dengan judul “Peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui media foto dengan metode peta pikian pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Kudus”, oleh Wijiati.

Peneltian tersebut merupakan penelitian tindakan kelas berkaitan dengan permasalahan dalam menulis pengalaman pribadi. Media yang digunakan yaitu dengan menggunakn foto seta dengan metode peta pikiran. Pemanfaatan media foto dengan metode peta pikiran dapat meningkakan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Kudus. Peningkatan kemampuan siswa terlihat pada siklus I dan siklus II. Hasil siklus I rata-rata yang diperoleh sebesar 64.5 sedangkan siklus II nilai rata-rata yang dperoleh sebesar 79.6.

(2)

pengalaman pribadi. Selain perbedaan teknik pembelajaran, subjek dalam penelitian ini juga terapat perebedaan. Wijiarti (2011) dalam penelitianya dengan memanfaatkan media foto dengan metode peta pikian untuk meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi. Adapun subjek yang digunakan yaitu siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Kudus. Sedangkan dalam penelitian ini penulis mengambil subjek siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang, serta menggunakan teknik semi terpimpin dalam meningkatkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi.

2. Penelitian dengan judul “Peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui media album foto kenangan pada siswa kelas V MI Hasyim Asy’ari Bangsri Sukodono”, oleh Izkandar Dzulqornain.

Peneltian tersebut merupakan penelitian tindakan kelas berkaitan dengan permasalahan dalam menulis pengalaman pribadi media yang digunakan yaitu dengan menggunakan fto album kenangan. Penggunan media foto album kenangan dapat meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas V MI Hasyim Asy’ari Bangsri Sukodono”. Peningkatn tesebut terlihat pada iklus I dan siklus II. Hasil dari nilai rata-rata pada siklus sebesar 56%, sedangkan pada siklus II mengalami perubahan menjadi 80%.

(3)

pengalaman pribadi. Adapun subek yang diambil yaitu siswa kelas V MI Hasyim Asy’ari Bangsri Sukodono. Sedangkan dalam penelitian ini penulis mengambil subjek siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Rembang, serta menggunakan teknik semi terpimpin dalam meningkatkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi.

B. Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan kegiatan produktif yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan tersebut berupa isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Menurut Puji Santosa dkk(2007:6.14) menulis dapat dianggap sebagai proses ataupun suatu hasil yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus memperhatikan kosakata, ejaan, tanda baca, struktur kalimat, dan paragraf secara efektif. (dalam Puji Santosa dkk, 2007:5.20).

(4)

a. Tulisan dibuat untuk dibaca.

b. Tulisan didasarkan pada pengalaman,

c. Tulisan ditingkatkan melalui latihan terpimpin, d. Dalam tulisan makna menggantikan bentuk.

e. Kegiatan-kegiatan bahasa lisan hendaknya mendahului kegiatan menulis.

2. Pembelajaran Menulis

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan ketrampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh siswa, setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. Pada penggunaan bahasa secara tertulis, dalam mengungkapkan perasaan atau pikiran, seorang pemakai bahasa memiliki lebih banyak kesempatan untuk mempersiapkan dan mengatur diri, baik dalam hal apa yang akan diungkapkan maupun bagaimana cara mengungkapkannya.

(5)

karangan merupakan jenis tes yang memiliki kriteria kompleks. Penilaian diberikan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang ada dalam setiap karangan. Penilaian terhadap sebuah karangan bebas mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektifitas.

Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik. Teknik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan (Sobry, 2010:12). Istilah teknik dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-cara dan alat yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada waktu itu. Teknik dalam pembelajaran, merupakan penjelasan dan penjabaran suatu metode pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi teknik tersebut di atas perlu dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu, teknik dalam pembelajaran bersifat taktis, dan centderung bernuansa siasat, (Djamarah, 2006:41). Dengan demikian maka peneliti dapat memahami bahwa teknik dalam pembelajaran dapat didefinisikan sebagai daya upaya, atau usaha-usaha yang ditempuh oleh seseorang guru dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dengan cara yang paling praktis, namun tetap harus selalu merujuk dan berpijak pada metode tertentu.

3. Hasil Belajar Menulis

(6)

tujuan pembelajaran. Proses kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh alternatif metode mengajar yang digunakan oleh guru. Menurut Suciati dkk (2007:4.19)merumuskan tentang pengertian belajar. Menurutnya, belajar ialah suatu proses yang berkesinambungan dan membawa implikasi yang berkesinambungan.

Sedangkan menurut Thorndike dalam Sofia Hartati, M.Si (2005:23) secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon yang berupa pikiran, perasaan atau gerakan dan mewujudkan perubahan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya sesorang dikatakan telah belajar, jika dia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Perilaku itu mengandung pengertian yang luas. Hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, kemampuan berpikir, penghargaan terhadap sesuatu, minat dan sebagainya. Menurut Asep Herry Hernawan (2011:2.13), belajar adalah proses pemahaman yang mengandung makna penguasaan pengetahuan yang diselaraskan dengan sikap dan keterampilan. Dapat pula diartikan bahwa pemahaman adalah kemudahan dalam menemukan suatu pemecahan masalah. Belajar merupakan hal yang penting, terbukti banyaknya pakar yang membuat definisi tentang belajar.

Proses belajar menurut Brunner terdiri dari tiga tahapan, adapun tahapan tersebutadalah sebagai berikut:

(7)

b. Tahap Ikonik (tahap gambar bayangan) yaitu anak telah mengubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Anak sudah membayangkan kembali dan memberikan gambaran dalam pikiran tentang benda-benda atau peristiwa pada tahap enaktif. Walaupun peristiawa atau benda-benda nyata itu telah berada di hadapannya.

c. Tahap Simbolik adalah tahap dimana anak sudah dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasa.

Skinner dalam Sofia Hartati, (2005:24), menyatakan bahwa belajar kondisi yang diaibatkan oleh suatu perbuatan yang menghadirkan perbuatan tersebut kembali dilakukan Misalnya, seorang siswa melakukan suatu perbuatan baik dan mendapat pujian dari gurunya, maka siswa tersebut akan mengulangi kembali perbuatannya. Oleh karena itu kepribadian guru sangatlah berpengaruh pada minat dan perhatian siswa dalam belajar. Sikap dan tindakan guru haruslah tercermin pada penampilan, sifat ramah, gembira, adil dan kasih sayang. Selanjutnya Menurut Bruner dalam Sofia Hartati, (2005:27) yang dimaksud belajar merupakan proses belajar yang akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan pada anak untuk menemukan suatu aturan mengenai contoh-contoh yang digambarkan atau menjadi sumbernya. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa belajar adalah suatu proses atau kegiatan disengaja yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan dan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Udin S. Winataputra (2011:3.43) beberapa prinsip belajar yang disarankan yaitu:

(8)

b. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang penting

c. Mengembangkan sikap cinta belajar dan mewujudkannya dalam setiap kegiatan d. Mengembangkan bakat kreatif siswa secara penuh.

4. Ciri – ciri Menulis Pengalaman Pribadi yang Baik

(Udin S. Sa’uddalam https://failashofagmail.wordpress.com/2011/06/08/model-pembelajaran-aud/diakses tanggal 16 Maret 2016)

a. Penulis cerita pengalaman pribadi hendaknya mencerminkan kemampuan penulis dalam mempergunakan bahasa yang serasi yaitu penggunaan bahasa dalam kalimat yang mudah dipahami dan sesuai urutan cerita atau peristiwa.

b. Tulisan yang baik menunjukkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan yang berupa cerita pengalaman pribadi menjadi suatu karangan yang lengkap, bahan penulisan terebut adalah rentetan atau urutan peristiwa yang pernah dialami mulai dari awal hingga akhir peristiwa tersebut.

c. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis, dengan demikian pembaca mudah memahaminya.

(9)

e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya. Mau dan mampu merevisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan yang tepat guna atau penulisan efektif. f. Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau

kalimat-kalimat, kemudian mempergunakan ejaan dan tanda baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat serta memperbaikinya sebelum menyajikannya kepada para pembaca. Penulis yang baik menyadari bahwa hal-hal seperti itu dapat berakibat yang kurang baik.

C. Pengalaman Pribadi

1. Pengertian Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami (dijalani, dirasakan, ditanggung dsb) baik yang sudah lama atau baru saja terjadi. Bagian terpenting dari pengalaman adalah hikmah atau pelajaran yang bisa diambil. Menceritakan Berbagai Pengalaman Pribadi dengan Pilihan Kata dan Ekspresi yang Tepat,Poerwa Darminta (2005:21) pengalaman diartikan: yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya). Berbagai pengalaman bisa saja terjadi pada diri setiap orang, baik pengalaman lucu, mengharukan, menyedihkan, menggembirakan, maupun membanggakan.Kolb dalam Suciati dkk, (2007:4.18), terdapat enam karakteristik belajar melalui pengalaman pribadi yaitu:

a. Belajar lebih dipersepsikan sebagai proses, bukan sebagai hasil

(10)

c. Proses belajar menuntut penyelesaian pertentangan.

d. Belajar merupakan proses adaptasi terhadap dunia luar secara holistik. e. Belajar merupakan transaksi antara individu dan lingkungan.

f. Belajar merupakan proses menciptakan ilmu pengetahuan.

Dalam dunia kerja istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode tertentu. Secara umum, pengalaman menunjuk kepada mengetahui bagaimana atau pengetahuan prosedural, dari pengetahuan proposisional. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman juga diketahui sebagai pengetahuan empirikal atau pengetahuan posteriori. Seorang dengan cukup banyak pengalaman dibidang tertentu dipanggil ahli. Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) dan juga sebagai memori episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi, Poerwadarminta (2005:25).

2. Contoh Pengalaman Pribadi

(11)

menyusahkan hati. (4) Pengalaman menggembirakan, yaitu pengalaman yang menjadikan seseorang gembira atau membangkitkan rasa gembira. Pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indera manusia. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu, dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan, Ardiansyah (2008:3).

Contoh penulisan pengalaman pribadi yang benar:

Perawatan Akibat Thypus

Waktu duduk di kelas tiga, aku pernah dirawat di rumah sakit selama seminggu. Aku dirawat karena sakit gejala Typhus. Itu kali pertama aku sakit Typhus dan dirawat di rumah sakit.

Saat pertama sakit, aku hanya merasakan suhu badanku naik dan perutku terasa perih. Saat itu juga, aku juga merasa lidahku terasa pahit. Keesokan harinya, ayahku membawaku periksa ke dokter. Setelah dokter memeriksa, ia menyimpulkan bahwa aku menderita gejala Typhus. Karena itu, aku harus dirawat dengan intensif.

Aku dirawat di ruangan khusus. Selama masa perawatan, aku harus menjaga pola makan dan istirahat yang cukup. Pantangan yang harus dilakukan selama perawatan adalah menghindari makanan yang terlalu keras, pedas, asam dan asin, serta tidak boleh banyak bergerak.

Teman-temanku mulai menjengukku sejak hari pertama. Mereka semua mendoakanku agar cepat sembuh. Setelah seminggu dirawat di rumah sakit, akhirnya aku diperbolehkan pulang. Dalam masa pemulihan setelah sakit, aku harus menjaga kesehatan dan pola makan. Agar kondisi kesehatanku terjaga, aku dianjurkan untuk makan bergizi dan rajin berolahraga.

Oleh:

Maratika Arum Wulandari

D. Teknik Semi Terpimpin

1. Pengertian Teknik Semiterpimpin

(12)

teknik menulis dengan disediakannya panduan cara agar siswa mudah menuangkan ide, melalui penerapan teknik semiterpimpin diharapkan siswa mengalami kemudahan dalam menuangkan ide ke dalam paragrafAkhdiah dalam Sujak (2010:6). Secara umum dapat dikatakan bahwa teknik menulis semi terpimpin adalah teknik menulis dengan disedikannya panduan atau bimbingan agar siswa lebih mudah menyampaikan ide atau gagasannya melalui tulisan. Teknik menulis semiterpimpin dalam penelitian ini adalah teknik menulis dengan disediakannya panduan cara agar siswa mudah menuangkan pengalaman pribadinya kedalam paragraf. Siswa fokus menuangkan idenya yang berupa pengalaman pribadi menjadi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf dengan panduan dan bimbingan guru.

2. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Semiterpimpin

(13)

3. Ciri-ciri Teknik Semiterpimpin

Pemilihan teknik pembelajaran terutama didasarkan pada tujuan dan materi yang telah ditetapkan pada Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yang telah dibuat. Keterlibatan peserta didik dapat diupayakan melalui kegiatan menulis.Setiap pembelajaran mempunyai karakteristik tersendiri. Demikian pula dengan teknik semiterpimpin yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan teknik lain. Ciri-ciri atau karakteristik pembelajaran terpimpin (Udin S. Sa’uddalam https://failashofagmail.wordpress.com/2011/06/08/model-pembelajaran-aud/diakses

tanggal 16 Maret 2016), yaitu:

1) Disediakannya panduan, cara, dan bimbingan 2) Kreativitas anak dapat berkembang

3) Menyajikan konsep dan berbagai materi dalam suatu proses pembelajaran untuk dikuasai anak

4) Hasil belajar ditentukan oleh kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran

5) Penilaian hasil belajar berdasarkan pada penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

4. Perbedaan Teknik Semiterpimpin dan Teknik Terpimpin

a. Teknik Semiterpimpin

(14)

cerita. Selain itu juga harus berlogika, sehingga cerita akan mudah dimengerti. Sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang tetapi berusaha memberikan makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman. Maka dari itu perlu adanya bimbingan atau panduan dari guru melalui teknik semiterpimpin. Adapun karakteristik pembelajaran semiterpimpin yaitu:

1) Berpusat pada siswa, terbimbing, dan dipandu oleh guru 2) Kreativitas siswa dapat berkembang

3) Menyajikan konsep dan berbagai materi dalam suatu proses pembelajaran untuk dipresentasikan, didiskusikan, dan menghasilkan pruduk atau hasil kerja

4) Menekankan kreatifitas siswa yang terarah dan terbimbing 5) Hasil belajar ditentukan oleh kegiatan-kegiatan siswa

b. Teknik Terpimpin

Pembelajaran terpimpin merupakan strategi yang sepenuhnya dikendalikan guru. Guru lebih banyak berbicara dan anak mendengarkan, mengikuti contoh dan perintah guru, melakukan drill dan latihan sesuai rencana guru. Anak yang tidak dapat menangkap contoh, dipisahkan dan dibetulkan guru. Anak merasa berhasil kalau ia dapat menjalankan apa kehendak guru. Suasana pembelajaran diwarnai oleh banyaknya perilaku yang tidak dibenarkan guru sehingga banyak anak membutuhkan peringatan guru terus-menerus untuk menyelesaikan tugasnya, (Udin S. Sa’uddalam https://failashofagmail.wordpress.com/2011/06/08/model-pembelajaran-aud/,diakses

tanggal 16 Maret 2016). karakteristik pembelajaran terpimpin yaitu:

(15)

3) Menyajikan konsep dan berbagai materi dalam suatu proses pembelajaran untuk dikuasai anak

4) Menekankan disiplin, keteraturan prosedur, dan menghargai senioritas 5) Hasil belajar ditentukan oleh kegiatan-kegiatan guru dalam mengajar Prosedur pembelajaran terpimpin yaitu:

a. Guru menyusun silabi berdasarkan kompetensi dasar yang akan dikembangkan b. Guru menyiapkan alat-alat peraga/bermain sesuai dengan kompetensi

c. Dalam proses pelaksanaannya, anak dikondisikan untuk mentaati instruksi, perintah, dan larangan dari guru

d. Penilaian hasil belajar berdasarkan pada penguasaan anak sesuai dengan apa yang diperintah guru

5. Langkah-langkah Teknik Semiterpimpin

(16)

a. Awal Pembelajaran

1. Pembelajaran 1

1) Siswa menuliskan contoh pengalaman pribadi yang pernah dialami dan mengesankan pada lembar kerja yang telah disediakan.

2) Salah satu siswa membacakan pengalaman pribadi yang telah ditulisnya. 3) Memajang hasil karya

2. Pembelajaran 2

1) Siswa menuliskan pengalaman pribadi yang pernah dialami dan mengesankan pada lembar kerja yang telah disediakan.

2) Mempresentasikan di depan kelas dengan membacakan pengalaman pribadi yang telah ditulisnya.

3) Diskusi bersama tentang presesentasi tersebut 4) Memajang hasil karya

b. Inti Pembelajaran

1). Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang bagaimana cara menulis cerita tentang pengalaman pribadi yang paling mengesankan diawali dari membuat kerangka karangan.

2). Siswa membuat kerangka karangan berdasarkan pengalaman pribadi.

3). Beberapa siswa mempresentasikan hasil karyanya yang berupa kerangka karangan di depan kelas.

(17)

5). Siswa mengembangkan kerangka karangan berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah dialami dan paling mengesankan pada lembar kerja yang telah disediakan dengan bimbingan guru.

6). Siswa menulis cerita dari kerangka karangan yang telah dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dengan arahan guru.

7). Beberapa siswa mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas

8). Siswa lain dan guru memberikan tanggapan serta perbaikan atas cerita yang telah dibuat dan dibacakan.

9). Siswa memajang hasil karyanya di papan pajangan

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa dan guru menyipulkan hasil pembelajaran

2. Siswa melakukan refleksi terhadp kegiata yang elah dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan peneltian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini mencoba untuk menemukan jawaban atas beberapa masalah: 1) Apakah persyaratan implementasi

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

Manfaat penelitian secara teoritis adalah mengembangkan ilmu keperawatan anak melalui penyuluhan imunisasi dan menambah referensi penelitian dengan cara mengetahui pengaruh

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; (2) tidak ada

Rangkaian dekoder digunakan untuk pengkodean (sandi) untuk menentukan jumlah pulsa yang digunakan Dalam hal ini jumlah kodenya adalah tiga sinyal jika bukan maka akan

In order to produce steamed buns with desirable physical qualities and antioxidant activity, appropriate mixing time, mixing speed, and angkak concentration are

Dalam rangka mencari metode pembelajaran yang tepat maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pemahaman awal siswa mengenai konsep usaha dan energi; (2) pemahaman

Their sharing of all components of intimacy are their ways of maintaining the intimacy by showing caring and loving one another, accepting whatever their partner say as a