• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT MAHASISWA UNTUK MENJADI GURU DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERBEDAAN ETNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MINAT MAHASISWA UNTUK MENJADI GURU DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERBEDAAN ETNIS"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT MAHASISWA UNTUK MENJADI GURU DITINJAU

DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

PERBEDAAN ETNIS

Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh:

MARIYATI

041334081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. ALLOH SWT atas segala berkah Nya

2. Bapak & Ibu

3. kakak – kakak ku

4. calon suami ku

5. Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini

(5)

MOTTO

Janganlah berhenti untuk selalu belajar dari

kehidupan, dari segala hal yang telah dilalui, sedang

dijalani dan yang akan menyapamu nanti.

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

MINAT MAHASISWA UNTUK MENJADI GURU DITINJAU DARI STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA DAN PERBEDAAN ETNIS

Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Mariyati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa

untuk menjadi guru ditinjau dari: (1) Status sosial ekonomi orang tua, (2) Etnis mahasiswa.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan waktu

penelitian bulan Mei sampai Juni 2008. Populasi dari penelitian ini adalah 499 mahasiswa

dengan jumlah sampel 222 mahasiswa. Sampel diambil dengan teknik

purposive sampling.

Data

dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dokumentasi, dan analisis data megunakan adalah

analisis

chi square.

(9)

ABSTRACT

STUDENT’S INTEREST TO BE A TEACHER PERCEIVED FROM THE SOCIAL

ECONOMIC STATUS OF THE PARENTS AND ETHNIC DIFFERENCES

A Case Study on Students of Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma

University, Yogyakarta

Mariyati

Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

The purpose of the research is to know whether there is different interest of the student to

be a teacher perceived from the social economic status of the parents and the students’ ethnic.

This research was conducted in Sanata Dharma University, Yogyakarta in May-June

2008

.

The research population were 499 studens, and the samples were 222 students. The

samples were taken by purposive sampling technique. The data was collected by questionnaire

and documentation, and were analysed by Chi Square Analysis.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :

“MINAT MAHASISWA UNTUK MENJADI

GURU DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

PERBEDAAN ETNIS”

. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program

Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan

pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan

dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa

hormat dan terima kasih kepada :

1.

Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi.

4.

Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar

(11)

5.

Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

6.

Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahannya dalam

membantu penulis selama kuliah di USD.

7.

Bapak dan Ibu tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan

baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis.

8.

Buat mas Nugh calon suami ku, terima kasih buat kesempurnaan cinta dan kasih sayang

mu selama ini. (Aku sangat mencintai kamu)

9.

Si hitam yang ku sayang “AB 5514 VT” telah menemani ku dalam suka dan duka, panas,

hujan, badai maupun gempa 27 Mei 2006 kita lalui bersama.

10.

Buat si centil Neysa yang selalu menghibur budhe.

11.

Teman-teman seperjuangan ku khususya Emy terima kasih buat tumpangan kostnya.

12.

Buat Indra dan Eko selamat menikmati dunia kerja.

13.

Lasmi, Wina, Tantri, Iyak, dan Venti terima kasih buat canda dan tawanya selama ini.

14.

Buat Yanita, Nia, dan Garet terima kasih buat bantuan olah datanya. Tanpa kalian tugas

akhir ini pasti belum selesai. Dono, Krisna, dan galuh ayo kalian pasti bisa.

15.

Sekar, Tim-Tim, Tyas, Kristin, Yemy terima kasih sudah membantu menyebarkan

kuesioner. Khususnya Sekar terima kasih buat translit abstraknya.

16.

Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2004 yang tidak bisa disebutkan

namanya satu-persatu.

(12)

18.

Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang

tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukannya.

Yogyakarta, 25 Juli 2009

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ...

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Batasan Masalah ...

5

C.

Rumusan Masalah ...

5

D.

Tujuan Penelitian ...

6

(14)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Kajian Teoritik ...

8

1. Minat ...

8

2. Profesi Guru ... 15

3. Status Sosial Ekonomi ... 18

4. Etnis ... 24

B.

Kerangka Berpikir ... 29

C.

Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ... 32

B.

Subjek dan Objek Penelitian ... 32

C.

Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

D.

Populasi dan Sampel ... 33

E.

Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 36

F.

Teknik Pengumpulan Data ... 40

G.

Pengujian Instrumen Penelitian ... 41

H.

Teknik Analisis Data ... 44

(15)

C.

Pengujian Hipotesis ... 58

D.

Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

A.

Kesimpulan ... 73

B.

Keterbatasan Penelitian ... 74

C.

Saran ... 74

Daftar Pustak

a ...

76

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma T.A 2005 ...

33

Tabel 3.2 Komposisi Populasi dan Sampel ...

36

Tabel 3.3 Operasional Variabel Minat ...

37

Tabel 3.4 Skoring Skala Likert ...

38

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Pendidikan ...

39

Tabel 3.6 Kriteria Jenis Pekerjaan ...

39

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Pendapatan ...

39

Tabel 3.8 Kriteria Etnis ...

40

Tabel 3.9 Rangkuman Uji Validitas ...

42

Tabel 3.10 Rangkuman Uji Reliabelitas ...

44

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ...

48

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan ...

49

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendapatan ...

50

(17)

Tabel 4.5 Minat Mahasiswa Untuk Berprofesi Menjadi Guru ...

52

Tabel 4.6 Minat Mahasiswa Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ...

53

Tabel 4.7 Minat Mahasiswa Ditinjau Dari Jenis Pekerjaan ...

54

Tabel 4.8 Minat Mahasiswa Ditinjau Dari Tingkat Pendapatan ...

55

Tabel 4.9 Minat Mahasiswa Ditinjau Dari Etnis ...

56

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Normalitas ...

58

Tabel 4.11 Nilai Chi Square Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...

60

Tabel 4.12 Nilai Chi Square Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 61

Tabel 4.13 Nilai Chi Square Berdasarkan Tingkat Pendapatan... 63

Tabel 4.14 Nilai Chi Square Berdasarkan Etnis... 65

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ...

78

Lampiran 2 Data Prapenelitian ...

81

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ...

82

Lampiran 4 Data Induk Penelitian ...

83

Lampiran 5 Deskripsi Data ...

94

Lampiran 6 Normalitas ...

99

Lampiran Tabulasi Minat ... 100

Lampiran 8 Pengujian Hipotesis ... 102

Lampiran 9 Daftar r Tabel ... 103

Lampiran 10 Tabel Chi Square ... 104

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari jasa yang diberikan oleh guru. Ibarat serdadu, guru di medan pendidikan mengemban misi kemerdekaan generasi bangsa dari belenggu kebodohan dan keterbelakangan. Mereka berada di barisan paling depan dalam menciptakan generasi-generasi muda yang cerdas, terampil, bermoral tinggi, berwawasan luas, memiliki spiritual yang kuat, dan beretos kerja yang handal, sehingga mampu menghadapi kerasnya tantangan peradaban terlebih dalam era globalisasi sekarang ini. Mengemban misi tersebut jelas bukan tugas yang ringan dan tidak semua orang mampu untuk menjalankan tugas tersebut, sehingga jenis pekerjaan ini semestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.

(20)

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan terciptanya tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan kunci pokok bagi keberhasilan anak didiknya. Selain harus memiliki bekal pengetahuan yang cukup, guru juga dituntut untuk memiliki integritas kepribadian yang tinggi dan ketrampilan mengajar yang dapat diandalkan, sehingga mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta menyenangkan bagi anak didiknya.

Mengingat tugasnya yang begitu berat dan jasa-jasanya yang diberikan untuk negara, maka di dalam masyarakat Jawa guru ditempatkan pada kedudukan yang tinggi. Ada semboyan tersendiri yang ditujukan untuk para guru. “Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Di depan memberi teladan, di tengah-tengah membangun, serta dibelakang memberikan dorongan dan motivasi. Profesi guru begitu tinggi citranya, bermartabat, terhormat dan memiliki legitimasi sosial yang mengagumkan. Aspirasi masyarakat terhadap profesi guru sangat kental, sehingga tidak jarang jika guru dijadikan sumber inspirasi masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul. Masyarakat benar-benar respek terhadapnya terutama masyarakat yang berada pada kelas bawah. Tidak sedikit guru yang kemudian sampai di puncak sebagai pimpinan masyarakat (http://debrito.net/isi).

(21)

masih rendah, maka gaji seorang guru cukup untuk membiayai hidupnya bersama keluarga. Secara nominal, jumlah gaji guru masih jauh lebih baik dibandingkan dengan gaji jenis pekerjaan apa pun di pedesaan. Jadi tidak sedikit dari mereka yang menginginkan untuk berprofesi menjadi guru.

Pihak pemerintah menunjukkan adanya keseriusan dan komitmen yang tinggi dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan penghargaan terhadap guru yang muara akhirnya pada peningkatan kualitas pendidikan. Pasal 8 UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, yang meliputi kompetensi kepribadian, pedagogis, profesional, dan sosial. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran secara formal dibuktikan dengan sertifikasi pendidik. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi, dan sertifikasi kompetensi pendidik diperoleh setelah lulus ujian sertifikasi.

(22)

Dengan demikian, secara tidak langsung kesejahteraan guru negeri juga akan semakin meningkat. Tidak heran jika semakin banyak orang untuk berprofesi menjadi guru semakin banyak diminati oleh masyarakat.

Baik tidaknya status sosial dan tinggi rendahnya gaji guru itu masih relatif, tergantung ekspektasi dan pembandingya. Bagi anak-anak kota dari kalangan status sosial ekonomi menengah ke atas, status sosial dan kesejahteraan guru saat ini dinilai rendah, gaji guru di perkotaan jauh dari memadai untuk membiayai hidup para guru dan keluarganya, karena itu hanya sebagian kecil dari mereka memasuki profesi guru.

Pandangan tersebut tidak berbeda dengan masyarakat yang berasal dari etnis Cina. Tidak banyak dari mereka yang tertarik untuk mempunyai profesi sebagai guru. Seperti yang kita lihat dari fakta lapangan, di Indonesia jarang sekali kita jumpai guru yang berasal dari etnis Cina. Kebanyakan guru berasal dari etnis Jawa. Padahal kita ketahui bahwa populasi penduduk etnis Cina di Indonesia berada pada urutan ke tiga, setelah Jawa dan Sunda.

(23)

Melihat adanya perbedaan minat dan cara pandang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi

Orang Tua dan Perbedaan Etnis”, studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa berprofesi menjadi guru. Penelitian ini menfokuskan pada karakteristik mahasiswa yaitu status sosial ekonomi orang tua dan perbedaan etnis mahasiswa khususnya etnis Jawa dan etnis Cina.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.

1. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua?

(24)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adanya perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru

ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.

2. Untuk mengetahui adanya perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari perbedaan etnis.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai minat mahasiswa untuk berprofesi menjadi guru.

2. Bagi Pemerintah

Untuk memberikan masukan bagi pemerintah supaya lebih memperhatikan nasib guru.

3. Bagi Guru

Untuk memberikan semangat kepada para guru agar tetap semangat dalam menjalankan profesinya.

4. Bagi Penulis

(25)

5. Bagi Universitas Sanata Dharma

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan orang. Minat pada hakekatnya merupakan perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa terikat dengan suatu obyek walaupun tidak ada yang menyuruh (Kartono, 1980:109). Secara sederhana minat (interest) merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada objek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung pada bidang itu (Winkel, 1983:30). Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.

(27)

Witherintong (Buchori, 1978:125) membagi minat menjadi dua macam, yaitu:

a. Minat primitif (biologis), timbul karena jaringan-jaringan tubuh. Ini berkisar pada soal makan dan kebebasan aktivitas.

b. Minat kultural (sosial), berasal dari perbuatan belajar yang tarafnya lebih tinggi. Minat ini merupakan hasil pendidikan.

Mappiare (1982:78) menjelaskan bahwa minat remaja dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Minat pribadi, yaitu kecenderungan untuk mengejar hal-hal yang menjadi keinginannya. Minat yang timbul dari individu dapat menimbulkan kepuasan. Minat pribadi meliputi minat memperoleh pengakuan, penghargaan, minat mengembangkan diri, minat untuk sukses, minat untuk sekolah, minat untuk jabatan dan sebagainya.

b. Minat terhadap reaksi, yaitu kecenderungan yang ada pada diri individu terhadap hal-hal yang dapat mengembangkan individu pada kondisi semula, dari ketegangan-ketegangan setelah individu melakukan aktivitas sehingga pikiran, jiwa serta jasmaninya menjadi segar kembali.

(28)

Minat seseorang dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dan melalui pertanyaan mengenai senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Super dan Crites (Yahny Kils, 1988:33) mengemukakan bahwa ada 4 cara untuk mengetahui minat seseorang, yaitu:

a. Melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi dan yang tidak disenangi.

b. Melalui pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan. c. Melalui tes obyektif.

d. Melalui tes minat yang telah dipersiapkan secara baku.

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat (Sukardi, 1998:63):

a. Minat yang diekspresikan / Expressed Interest

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Contoh : seseorang mengatakan bahwa dirinya suka dengan profesi guru.

b. Minat yang diwujudkan / Manifest Interest

(29)

c. Minat yang diinventarisasikan / Inventoried Interest

Seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.Seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat peserta didiknya. Adapun tujuan mengadakan pengukuran terhadap minat peserta didik (Nurkancana, 1983:225) sebagai berikut. a. Untuk meningkatkan minat peserta didik

Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat peserta didiknya. Minat merupakan komponen yang paling penting dalam kehidupan pada umumnya, dan dalam dunia pendidikan khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil dalam pekerjaan mengajar.

b. Memelihara minat yang timbul

Apabila peserta didik menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas guru untuk membangkitkan dan mengembangkan minat tersebut.

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.

(30)

Menurut Giartama (1990 : 6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

a. Secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

1. Sikap

Menurut Thurstone, sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan obyek-obyek psikologis, afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif adalah yang tidak menyenangkan. Dengan demikian obyek dapat menimbulkan berbagai macam sikap.

2. Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga individu mengerti rangsang yang diinderanya.

(31)

yang berbeda pula, sehingga reaksi yang timbul tergantung dari interpretasi yang ada.

3. Prestasi belajar

Seorang yang kurang berminat pada pendidikan atau pekerjaan biasanya menunjukan ketidaksenangan. Hal ini dapat di lihat dalam kejadian-kejadian seperti berprestasi rendah, bekerja di bawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam melaksanakan pekerjaan yang tidak disukai. Besarnya minat seseorang terhadap pendidikan dapat dipengaruhi oleh minat pada pekerjaan. Jika seseorang mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan (Elizabeth B. Hurlock, 1997:221).

4. Bakat

Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. 5. Intelegensi

(32)

lain tidak sama kemampuannya dalam memecahkan sesuatu persoalan yang dihadapi.

b. Secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu.Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua, dan teman sebaya.

1. Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang baik karena tanggungjawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

2. Minat orang tua

Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

3. Minat teman sebaya

(33)

kepribadian yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan pola kepribadian remaja, karena remaja lebih sering berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

Selain hal di atas minat juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang adat istiadat, bahasa, dan kebudayaan yang dimilikinya yang sering disebut dengan etnis. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kita mengenal istilah etnis yang berati berkenaan dengan ciri kelompok dari suatu masyarakat yang didasarkan adat istiadat, bahasa, kebudayaan atau sejarahnya. Setiap individu yang mempunyai latar belakang etnis yang berbeda akan mempengaruhi minat individu tersebut untuk memilih pekerjaan atau profesinya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa ketertarikan dan keinginan yang mendalam, dan menimbulkan suatu gairah pada individu untuk mengerjakan dan berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor-faktor intrinsik (bersumber dari diri) dan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).

2. Profesi Guru

(34)

(1973:9), guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah. Guru yang dimaksud di sini mencakup semua guru dari tingkat pra sekolahan (TK) sampai guru besar (Dosen) di perguruan tinggi, baik yang berstatus negeri maupun swasta.

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 mengemukakan, bahwa Guru adalah tenaga profesional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utama menjadi agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan dasar dan menegah, termasuk pendidikan anak usia dini formal.

Profesi guru memilki arti jabatan atau pekerjaaan sebagai guru yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan (Ametembun, 1973:11). Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleks, maka profesi ini tidak bisa dimiliki sembarang orang.

Untuk menjadi seorang guru, mereka harus memiliki pendidikan dan latihan-latihan khusus sebelumnya, sehingga mampu menjalankan profesi mengajar tersebut secara professional.

(35)

1. Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada siswa.

2. Guru harus memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa. Bagi seorang guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

4. Guru mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang dilakukan, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk mengadakan refleksi terhadap apa yang telah dilakukannya.

5. Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya PGRI dan organisasi lainnya.

Kematangan profesional guru ditandai dengan perwujudan guru yang memiliki keahlian, rasa tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang tinggi (Surya, 2003:30). Selain harus menjalankan tugasnya secara profesional, seorang guru juga harus memiliki kompetensi. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

(36)

bahwa profesi mengajar merupakan suatu jabatan yang mempunyai kekhususan. Memerlukan kelengkapan mengajar dan ketrampilan yang menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar yaitu membimbing manusia.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi guru merupakan suatu jabatan atau pekerjaaan sebagai guru yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan, sehingga mampu mengerjakan tugas mengajarnya secara profesional, dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat dan negara.

3. Status Sosial Ekonomi

Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam satu kelompok masyarakat. Status sosial adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, dan hak-hak serta kewajibannya (Soekanto, 1982:263).

(37)

Kedudukan seseorang dimasyarakat banyak ditentukan oleh yang dia miliki, yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jabatan, dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula statusnya di masyarakat. Dari pendapat dan batasan pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dipandang dari sudut sosial ekonomi yang mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

a. Tingkat Pendidikan

Dalam Tap MPR No. IV Tahun 1973 dikatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Tap MPR RI. IV/MPR/1973, 1973:89).

Sedang (Soekanto, 1992:235) mengatakan bahwa pendidikan memberikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam hal membuka pikiran serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana bepikir secara ilmiah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan terbuka dalam menerima nilai-nilai dan hal-hal yang baru, yang semua itu akhirnya akan memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri.

(38)

menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana dia berada, sehingga akan memudahkan seseorang memberikan pekerjaan bagi dirinya. Dalam hal ini, tingkat pendidikan adalah jenjang sekolah yang telah diselesaikan oleh orang tua yang dibuktikan dengan adanya ijasah tang paling akhir diperolehnya, misalnya SD, SMP, SMU, Sarjana atau jenjang pendidikan yang lain.

b. Jenis Pekerjaan

Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan dalam penelitian ini adalah bidang pekerjaan yang ditekuni orang tua setiap harinya. James J. Spillane (1985:98) mengelompokkan pekerjaan atau jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut.

1. Golongan A - Meninggal dunia - Pensiunan

- Tidak mempunyai pekerjaan tetap 2. Golongan B

- Buruh nelayan - Buruh tani - Petani kecil - Penebang kayu 3. Golongan C

(39)

- Penarik becak 4. Golongan D

- Pembantu - Penjual keliling - Tukang cuci 5. Golongan E

- Seniman - Buruh tetap - Montir - Pandai besi - Penjahit - Sopir bus/colt - Tukang kayu - Tukang listrik - Tukang mesin 6. Golongan F

- Pemilik bus/colt - Pengawas keamanan - Petani pemilik tanah - Pegawai sipil (ABRI) - Mandor

(40)

- Pegawai kantor - Peternak - Tuan tanah 7. Golongan G

- ABRI (tamtama s/d bintara) - Pegawai badan hukum - Kepala kantor pos cabang - Manager perusahaan kecil - Supervisior/pengawas - Pamong praja

- Guru SD - Kepala bagian

- Pegawai negeri sipil (Gol. Ia-Id) 8. Golongan H

- Guru SLTA/SLTP - Juru rawat

- Pekerja sosial

- Perwira ABRI (Letda, Lettu, Kapten) - Pegawai negri (Gol IIa-IId)

(41)

9. Golongan I - Ahli hukum

- Manager perusahaan - Apoteker

- Arsitek - Dokter

- Dosen/guru besar - Gubernur

- Kepala kantor - Menteri

- Pegawai negeri (Gol IIIa ke atas) - Pengarang

- Peneliti - Penerbang - Walikota/bupati - Kontraktor besar

c. Pendapatan

(42)

mengakibatkan keluarga dalam keadaan kekurangan, sehingga dapat dikatakan rendah status sosial ekonominya.

Yang dihitung sebagai pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang atas jasanya (Gilarso, 1986:4). Pendapatan dapat bersumber pada usaha sendiri (berwirausaha), bekerja pada orang dan badan usaha, atau pun dari hasil milik (menyewakan). Dari pengertian di atas dapat disimpulan bahwa pendapatan merupakan imbalan yang didapatkan dari kerja atau karya seseorang, baik dalam wujud uang atau pun barang.

4. Etnis

a. Pengertian Etnis

(43)

bahasa, kebudayaan dan sejarah yang sama dengan kelompoknya tersebut.

b. Gambaran Umum Golongan Etnis Jawa dan Etnis Cina

1. Golongan Etnis Jawa

Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat asli Indonesia yang kini hidupnya sudah tersebar di seluruh Indonesia. Pada dasarnya, masyarakat Jawa dibagi menjadi tiga golongan. 1. Golongan orang biasa dan pekerja kasar.

2. Golongan pedagang atau saudagar. 3. Golongan pegawai negeri atau priyayi.

Golongan orang biasa dan pekerja kasar merupakan golongan yang jumlahnya paling banyak. Mereka kebanyakan hidup dikampung-kampung dan bekerja pada bidang-bidang usaha pertanian, buruh, pegawai rendahan dan pedagang kecil.

Golongan pedagang atau saudagar biasanya mereka hidup secara berkelompok dan melakukan aktivitas perdagangan dalam sektor-sektor yang belum banyak dimasuki tengkulak hasil pertanian (hasil bumi), usaha kerajinan dan alat-alat rumah tangga.

(44)

orang-orang profesional, dengan gelar dan kesarjanaanya dari perguruan tinggi, seperti dokter, insinyur, guru, pengacara, dan lain-lain (Koentjaraningrat, 1985:231). Golongan bangsawan dipandang mempunyai kedudukan sosial yang tinggi, karena status sosial mereka berbeda dengan kebanyakan orang. Status mereka dianggap tinggi karena biasanya mereka merupakan keturunan raja, dan orang-orang kaya (ningrat). Meskipun masyarakat Jawa terbagi menjadi tiga golongan, namun pada dasarnya perilaku dan sifat-sifat yang mereka miliki boleh dikatakan hampir sama, karena adanya akar budaya yang sama.

Kekhasan masyarakat Jawa juga terlihat pada bidang pendidikan dalam suatu keluarga. Dalam masyarakat Jawa pendidikan di dalam keluarga tidak dimaksudkan untuk menghasilkan orang yang mandiri, tetapi lebih ditekankan pada sifat-sifat sosial. Misalnya : tolong menolong, gotong royong dan toleransi terhadap sesama (Mulder, 1984:27).

(45)

atau kerja, keluarga tidak mendorong dengan memberikan tanggung jawab pada usaha atau pekerjaan itu, tetapi mereka para orang tua justru menanamkan sikap bahwa usaha atau pekerjaan yang mereka lakukan itu merupakan suatu sikap dan bentuk hormat pada orang tua (Mulder, 1984:80).

2. Golongan Etnis Cina

Masyarakat Cina di Indonesia kita kenal dengan istilah orang Tionghoa. Mereka merupakan keturunan dari orang-orang Tiongkok yang yang berimigrasi secara periodik dan bergelombang sejak ribuan tahun lalu ke Indonesia. Sebagian besar dari orang-orang Tionghoa di Indonesia menetap di pulau Jawa. Daerah-daerah lain di mana mereka juga menetap dalam jumlah besar selain di daerah perkotaan Sumatra Utara, Bangka-Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Lombok, Kalimantan Barat, Banjarmasin dan beberapa tempat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

(46)

pribumi. Sedangkan yang dimaksud Cina totok sendiri adalah orang Cina yang baru saja datang dari daratan Cina dan masih merupakan pendukung kebudayaan dan tradisi Cina daratan. Sebutan totok ini biasanya hanya bersifat sementara, sebab setelah beberapa tahun menetap atau beberapa generasi tinggal di Jawa, mereka kemudian akan disebut Cina peranakan (Onghokham, 1990:21).

Secara sosiologis dan kultural, orang-orang Cina di Indonesia merupakan suatu kelompok dan dapat didefisinikan orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang berasal dari kebudayaan Cina. Untuk itulah mereka disebut dengan golongan etnis Cina. Istilah tersebut sesuai dengan pendapat Melly G. Than (1984:56), etnis merupakan suatu kelompok keturunan yang atau mempunyai daerah asal, kebudayaan serta adat istiadat yang sama.

(47)

Di Indonesia mereka mempunyai kedudukan ekonomi yang tidak sebanding dengan jumlah mereka. Meski dalam hasil sensus penduduk yang dilakukan BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2005 jumlah populasi mereka tercatat 4% sampai 5% dari seluruh populasi penduduk Indonesia, tetapi pada kenyatannya etnis ini mampu menguasai hampir 75% perekonomian nasional. Padahal kita tahu status mereka sebagai orang asing, walaupun sudah masuk menjadi Warga Negara Indonesia.

Karakteristik lain yang dimiliki etnis Cina di Indonesia adalah kemauan kerja kerasnya dan kebiasaan hidup hemat. Mereka mampu bekerja dalam waktu yang panjang dan jarang beristirahat kecuali untuk hari besar mereka. Senantiasa menghasilkan uang, sudah menjadi kebiasaan sekaligus kesenangan mereka. Wang Gung Wu menegaskan bahwa sikap orang Cina mengarah pada kemakmuran (www.wikapediai.com.2007).

B. Kerangka Berpikir

a. Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua.

(48)

keinginanya. Menjadi guru adalah pekerjaan yang dapat dipilih mahasiswa, karena bidang atau pekerjaanya sesuai dengan keinginan mereka.

Adanya minat untuk menjadi guru pada diri mahasiswa tidak bisa terlepas dari perbedaan status sosial ekonomi orang tua mereka. Biasanya orang tua yang kurang mampu menginginkan anaknya untuk menjadi guru, karena status sosial ekonomi dan gaji guru dinilai tinggi. Sedangkan mereka yang berada pada status sosial ekonomi atas tidak menginginkan anaknya menjadi guru, karena status sosial ekonomi dan gaji seorang guru dianggap rendah. Mahasiswa yang berada pada status ini lebih memilih profesi lain, seperti pengusaha, pengacara, dokter, direktur, dan profesi lain yang dianggap statusnya lebih tinggi dibandingkan dengan profesi guru.

Hal ini sependapat dengan hasil penelitian Intan Desi Cahyani (2003:30) menemukan bahwa status sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam menentukan pilihannya menjadi guru. Dari pendapat di atas dapat diduga, bahwa ada perbedaan minat antara mahasiswa untuk menjadi guru berdasarkan status sosial ekonomi orang tua.

b. Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari Perbedaan

Etnis

(49)

rekan kelompoknya, karena mempunyai latar belakang adat istiadat, bahasa, kebudayaan dan sejarah yang sama dengan kelompoknya tersebut. Adanya perbedaan etnis pada mahasiswa juga akan berpengaruh terhadap minat mereka untuk memilih menjadi guru. Mahasiswa yang mempunyai latar belakang etnis Jawa lebih mempunyai minat untuk menjadi guru. Pada masyarakat Jawa guru ditempatkan pada posisi yang tinggi, aspirasi masyarakat terhadap guru sangat kental. Hal tersebut berbeda dengan masyarkat etnis Cina. Adanya perbedaan cara pandang, kebudayaan, adat istiadat, maka mahasiswa etnis Cina tidak tertarik untuk menjadi guru. Seperti dokter, pengusaha, insinyur dan sebagainya yang sesuai dengan kebudayaan aspirasi kelompok mereka. Dari pendapat di atas dapat diduga, bahwa ada perbedaan minat antara mahasiswa untuk menjadi guru berdasarkan latar belakang etnis.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah ditetapkan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

Ha1 : Ada perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari

status sosial ekonomi orang tua.

Ha2 : Ada perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari

perbedaan etnis.

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif. Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis perbedaan-perbedaan dalam variabel (Sugiyono, 2004 : 11). Jadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua, dan perbedaan etnis.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah minat mahasiswa untuk menjadi guru, status sosial ekonomi orang tua, dan etnis mahasiswa.

C. Waktu dan Tempatt Penelitian

1. Waktu Penelitian

(51)

2. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma dipilih sebagai tempat penelitian karena Sanata Dharma adalah salah satu universitas yang memiliki fakultas keguruan dan ilmu pendidikan yang nantinya akan mencetak para mahasiswa sebagai calon guru. Selain itu, universitas tersebut terdiri dari beberapa lapisan masyarakat yang memiliki tingkat status sosial dan latar belakang etnis yang berbeda-beda.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004: 72). Populasi yang diambil oleh peneliti meliputi

seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2005 yang berjumlah 499 mahasiswa. Dengan rincian sebagai berikiut.

Table 3.1

Jumlah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Angkatan 2005

Program Studi Jumlah Mahasiswa

Bimbingan dan Konseling (BK) 40

Ilmu Pengetahuan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)

45

Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 14

(52)

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi (PAK)

75

Pendidikan Ekonomi (PE) 25

Pendidikan Sejarah (PSej) 22

Pendidikan Fisika (PFis) 27

Pendidikan Matematika ( P.mat) 59

Jumlah 499

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Umar, 2003:102)

2 1 Ne N n + = Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir (5%)

Jadi besarnya sampel yang diteliti adalah sebagai berikut.

2 1 Ne N n + = = 2 ) 05 , 0 ( 499 1 499 + = 2475 , 2 499

= 222,02 = 222

(53)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999:78). Di sini sampel yang diambil hanya mahasiswa yang mempunyai etnis Jawa dan etnis Cina saja. Maksudnya mahasiswa yang diberi kesempatan untuk mengisi kuesioner hanya mahasiswa yang memiliki etnis Jawa dan etins Cina.

Untuk menentukan jumlah mahasiswa (strata) masing-masing prodi dilakukan dengan cara Stratified Random Sampling, yaitu mengidentifikasikan sub kelompok (strata) secara spesifik yang akan memiliki jumlah yang cukup mewakili dalam sampel, serta menyediakan jumlah sampel sebagai sub-analisis dari sub anggota kelompok tersebut (Consuelo, 1993:166). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan memperoleh sampel-sampel dari strata yang berbeda dari masing-masing prodi. Untuk menentukan besarnya sampel perstrata sebagai berikut.

ni = n N Ni

Keterangan:

(54)

Tabel 3.2

Komposisi Populasi dan Sampel Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2005

No Program Studi Jumlah

Jumlah Sampel ni = n N Ni

1 Bimbingan dan Konseling(BK) 40

18 79 , 17 222 499 40 = =

2 Ilmu Pengetahuan Kehususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) 45 20 02 , 20 222 499 45 = =

3 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 144

64 06 , 64 222 499

144 = =

4 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID)

62 28 58 , 27 222 499

62 = =

5 Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi (PAK) 75 33 37 , 33 222 499

75 = =

6 Pendidikan Ekonomi (PE) 25

11 12 , 11 222 499

25 = =

7 Pendidikan Sejarah (PSej) 22

10 79 , 9 222 499

22 = =

8 Pendidikan Fisika (PFis) 27

12 01 , 12 222 499

27 = =

9 Pendidikan Matematika ( P.mat) 59

26 25 , 26 222 499

59 = =

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (independen variabel)

(55)

b. Variabel terikat (dependen)

Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitiuan ini adalah minat mahasiswa.

2. Pengukuran

a. Minat untuk menjadi guru

Untuk mengukur minat mahasiswa untuk menjadi guru, cara yang digunakan adalah menggolongkan minat mahasiswa untuk menjadi guru menjadi dua, yaitu secara intrinsik dan secara ekstrinsik (Giartama, 1990:6).

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru

Variabel Sub Variabel

Sub-sub

Variabel Indikator

Pertanyaan Positif Negatif Minat Secara intrinsik a. Sikap b. Persepsi c. Prestasi belajar d.Bakat e. Intelegensi

- Memiliki sikap tertarik terhadap

profesi guru.

- Merupakan cita-cita sejak kecil

- Mahasiswa memiliki pandangan

yang positif terhadap profesi guru. - Jenjang karier guru jelas

- Guru memerlukan kesabaran.

- Ingin berbagi ilmu kepada orang

lain

- Memiliki kemampuan dan

keterampilan mengajar

- Mampu mengembangkan

(56)

Secara Ekstrinsik a. Latar belakang ekonomi b.Minat orang tua. c.Minat teman sebaya. d. Etnis

- Penghasilan yang diperoleh guru

dapat memenuhi kebutuhannya dan keluarga

- Mahaiswa memperoleh dukungan

penuh untuk menjadi guru dari orangtua atau keluarganya.

- Mahasiswa memiliki

teman-teman yang banyak berminat menjadi guru.

- Mempunyai penilaian bahwa

profesi guru sesuai dengan suku bangsa dan latar belakang budaya dililiki oleh kelompoknya

16

18

12,19

20

17

Pengukuran variabel minat mahasiswa untuk menjadi guru didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing dari indikator dijabarkan dalam bentuk pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi dan minat seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Skor jawaban setiap item instrumen tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 3.4

Skoring Berdasarkan Skala Likert

Kriteria Jawaban Skor

Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Sangat Setuju ( SS ) 5 1

Setuju ( S ) 4 2

Ragu-Ragu (R) 3 3

Tidak Setuju ( TS ) 2 4

(57)

a. Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan diukur dengan mencari data pendidikan formal yang telah ditempuh orang tua mahasiswa.

Tabel 3.5

Kriteria Tingkatt Pendidikan

Tingkat Pendidikan Orang Tua Skor Rendah (≤SMP)

Sedang (SMA) Tinggi (≥Diploma)

1 2 3 b. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan orang tua mahasiswa digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yang kemudian diberi skor sebagai berikut.

Tabel 3.6

Kriteria Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Skor Non PNS

PNS

1 2 c. Tingkat Pendapatan

Untuk tingkat pendapatan orang tua mahasiswa menggunakan klasifikasi golongan sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kriteria Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Skor

≤1.200.000

>1.200.000 s/d ≤1.800.000 >1.800.000

(58)

d. Variabel Etnis Mahasiswa

Untuk mengetahui etnis mahasiswa dapat menggunakan klasifikasi sebagai berikut.

Tabel 3.8 Kriteria Etnis

Etnis Mahasiswa Skor

Jawa Cina

1 2

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1990:135). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai minat mahasiswa untuk berprofesi menjadi guru ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan perbedaan etnis.

2. Dokumentasi

(59)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003:72). Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor jawaban masing-masing item pertanyaan pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut.

r =

(

) (

)

(

)

(

)

∑ ∑

− − − 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item

X = skor item

n = jumlah responden

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid.

(60)

Tabel 3.9

Rangkuman Uji Validitas Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru

Butir No Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,239 0,711 Valid

2 0,239 0,664 Valid

3 0,239 0,444 Valid

4 0,239 0,552 Valid

5 0,239 0,313 Valid

6 0,239 0,279 Valid

7 0,239 0,322 Valid

8 0,239 0,319 Valid

9 0,239 0,599 Valid

10 0,239 0,677 Valid

11 0,239 0,426 Valid

12 0,239 0,404 Valid

13 0,239 0,468 Valid

14 0,239 0,419 Valid

15 0,239 0,628 Valid

16 0,239 0,623 Valid

17 0,239 0,452 Valid

18 0,239 0,440 Valid

19 0,239 0,498 Valid

20 0,239 0,370 Valid

Sumber : Data sebelum penelitian

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat mahasiswa untuk berprofesi menjadi guru menunjukkan bahwa ke dua puluh butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan

jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dengan demikian

(61)

2. Pengujian Reliabelitas Kuesioner

Pengujian reliabelitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan instrumen untuk dipercaya. Pengujian reliabilitas didasarkan pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Umar, 2003:90) sebagai berikut.

11

r =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2 2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

2 t

σ = varian total 2

b

σ = jumlah varian butir

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut (Umar, 2003:91). 2 σ =

(

)

n n X X

2

2

Keterangan :

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Menurut pendapat Nunnaly (Ghozali, 2001) jika rhitung lebih besar

dari0,60 maka butir soal dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika rhitung

lebih kecil 0,60 maka butir soal tersebut tidak reliabel.

(62)

Tabel 3.10

Rangkuman Hasil Uji Reliabelitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Minat mahasiswa untuk menjadi guru

0,6 0,878 Reliabel

Dari dua puluh pertanyaan pada variabel minat mahasiswa untuk menjadi guru ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,878 .Dari hasil perhitungan

diperoleh nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel (0,878 > 0,6). Ini berarti

bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel minat mahasiswa untuk menjadi guru dapat dikatakan andal.

H. Teknik Analisis Data

Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis dengan menggunakan uji normalitas.

1. Pengujian Normalitas

(63)

(Ghozali, 2000: 35-36). Alat statistik untuk pengujian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2002: 36). Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut.

( )

X S

( )

X F

maksimum

D= on

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo =Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

-Jika Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari nilai probabilitas(ρ=0,05) maka Ho ditolak.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan dalam Bab II. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut.

a. Merumuskan Ho dan Ha Ho:µ1= µ2

Tidak ada perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru Ha:µ1 ≠µ2

Ada perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru b. Menentukan daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha

(64)

1. Taraf nyata atau signifikan (α) = 5%

2. Derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari : Numerator = k – 1

Denominator = N – k

c. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel yaitu : Ho diterima jika Fhitung < Ftabel

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel

Apabila data tidak berdistibusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi Square (X2), dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) Ho:µ1=µ2

Ho : Tidak ada perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari status sosial ekonomi / etnis

Ha:µ1 ≠µ2

Ha : Ada perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari status sosial ekonomi / etnis

b. Memilih level kepercayaan

Level kepercayaan yang digunakan adalah 95%

c. Taraf signifikansi

(65)

  Daerah

penolakan H0

  0

b = kategori pengamatan baris d. Kriteria pengujian

Ho diterima apabila X2 hitung < X2 tabel Ho ditolak apabila X2 hitung > X2 tabel e. Perhitungan Chi Square (χ2)

Dimana : X2 = Chi Square

Fo = frekuensi yang diobservasi status sosialekonomi / etnis)

Fh = frekuensi yang diharapkan (minat mahasiswa untuk menjadi guru)

Untuk memperoleh frekuensi yang diharapkan (fh) digunakan rumus:

f. Membuat kesimpulan

1. Berdasarkan pada perbandingan Chi Square (χ2) hitung dengan Chi Square (χ2) tabel apabila χ2hitung > χ2tabel, maka Ho ditolak.

2. Berdasarkan pada probabilitas (signifikansi) Ho ditolak apabila < 0,05

Daerah Penerimaan H0

(66)

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Mahasiswa yang menjadi responden adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2005 yang berjumlah 222 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan etnis mahasiswa.

1. Karakteristik Rersponden

a. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua.

1. Kelompok rendah

Pendidikan orang tua mahasiswa sampai jenjang di bawah atau sama dengan SMP.

2. Kelompok sedang

Pendidikan orang tua mahasiswa sampai jenjang SMA. 3. Kelompok tinggi

Pendidikan orang tua sampai jenjang diploma ke atas.

Tabel 4.1

Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Orang Tua Jumlah Persentase 1 Rendah (s/d SMP atau sederajat) 60 27 %

2 Sedang (s/d SMA) 95 42,8%

3 Tinggi (diploma ke atas) 67 30,2 %

(67)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 222 responden ternyata orang tua responden dengan tingkat pendidikan tinggi lebih banyak dibandingkan orang tua responden dengan tingkat pendidikan rendah. Orang tua responden yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi sebanyak 67 orang atau sebesar 30,2%, sedangkan orang tua responden yang mempunyai tingkat pendidikan rendah sebanyak 60 orang atau sebanyak 27%.

b.Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua.

Penulis membedakan responden ke dalam kategori pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil.

Tabel 4.2

Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase 1 Bukan pegawai negeri sipil 134 60,4%

2 Pegawai negeri sipil 88 39,6%

Jumlah 222 100%

(68)

c. Responden Berdasarkan Pendapatan Orang Tua

Dari data tingkat pendapatan orang tua, penulis membedakan responden ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Responden dikelompokan ke dalam kategori berikut ini.

1) Kelompok rendah

Pendapatan orang tua mahasiswa ≤ 1.200.000 2) Kelompok sedang

Pendapatan orang tua mahasiswa > 1.200.000 s/d ≤1.800.000 3) Kelompok tinggi

Pendapatan orang tua mahasiswa > 1.800.000

Tabel 4.3

Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendapatan

No Penghasilan Orang Tua Jumlah Presentase

1 Rendah (≤1.200.000) 90 40,5%

2 Sedang (> 1.200.000 s/d ≤ 1.800.000) 78 35,1% 3 Tinggi (> 1.800.000) 54 24,3%

Jumlah 222 100%

(69)

d. Responden Berdasarkan Etnis

Dari data etnis mahasiswa, penulis membedakan responden ke dalam kategori sebagai etnis Cina dan etnis Jawa.

Tabel 4.4

Distribusi Etnis Responden

Dari tabel dapat dilihat bahwa dari 222 responden yang mempunyai etnis Cina lebih kecil dibandingkan responden yang memiliki etnis Jawa. Responden yang memiliki etnis Cina sebanyak 42 orang, sedangkan responden yang mempunyai etnis Jawa sebanyak 180 orang.

No Program Studi Etnis Jumlah Presentase

Jawa Cina

1 Bimbingan dan Konseling(BK) 34 6 40 18%

2 Ilmu Pengetahuan Kehususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)

41 4 45 20,27%

3 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 2 12 14 6,31%

4 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID)

62 0 62 27,93% 5 Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi (PAK)

73 2 75 33,78%

6 Pendidikan Ekonomi (PE) 23 2 25 11,26%

7 Pendidikan Sejarah (PSej) 22 0 22 9,91%

8 Pendidikan Fisika (PFis) 15 12 27 12,16%

9 Pendidikan Matematika ( P.mat) 55 4 59 26,58%

(70)

2. Deskripsi Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru

Untuk mengklasifikasikan deskripsi minat digunakan acuan penilaian PAP II. Berikut ini disajikan tabel interpretasi minat mahasiswa untuk berprofesi menjadi guru

Tabel 4.5

Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru

Skor Frekuensi Persentase Intrepretasi Penilaian

85-100 6 2,7 Sangat Tinggi

73 – 84 71 32 Tinggi

65 – 72 76 34,2 Cukup

57 – 64 51 23 Rendah

<57 18 8 Sangat Rendah

Jumlah 222 100 %

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa minat mahasiswa untuk menjadi guru yang terkategorikan sangat tinggi sebanyak 6 orang atau 2,7%, terkategorikan tinggi sebanyak 71 orang atau 32%, terkategorikan cukup sebanyak 76 orang atau 34,2%, terkategorikan rendah sebanyak 51 orang atau 23%, terkategorikan sangat rendah sebanyak 18 orang atau 8%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berminat cukup untuk menjadi guru.

a. Minat Mahasiswaiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari

Tingkat Pendidikan Orang Tua.

(71)

Tabel 4.6

Minat Siswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau dari Tingkat Pendidikan

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari tingkat pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Tingkat pendidikan rendah

Tidak ada mahasiswa yang berminat sangat tinggi, 23 mahasiswa (38,34%) memiliki minat tinggi, 20 mahasiswa (33,33%) memiliki minat yang cukup, 12 mahasiswa (20%) memiliki minat rendah, dan 5 mahasiswa (8,33%) memiliki minat sangat rendah.

2) Tingkat pendidikan sedang

Terdapat 2 mahasiswa (2,10%) memiliki minat sangat tinggi, 31 mahasiswa (32,63%) memiliki minat tinggi, 34 mahasiswa (35,80%) memiliki minat cukup, 21 mahasiswa (22,10%) memiliki minat rendah, 7 mahasiswa (7,37%) memiliki minat sangat rendah. 3) Tingkat pendidikan tinggi

Terdapat 4 mahasiswa (5,97%) yang berminat sangat tinggi, 17 mahasiswa (25,37%) memiliki minat tinggi, 22 mahasiswa Kriteria

Tingkat Pendidikan

Total Rendah

(<SMP)

Sedang (SMA)

Tinggi (>Diploma)

Σ % Σ % Σ % Σ %

Sangat tinngi - - 2 2,10 4 5,97 6 2,72

Tinggi 23 38,34 31 32,63 17 25,37 71 31,98

Cukup 20 33,33 34 35,80 22 32,84 76 34,22

Rendah 12 20 21 22,10 18 26,87 51 22,97

Sangat rendah 5 8,33 7 7,37 6 8,95 18 8,11

(72)

(32,84%) memiliki minat yang cukup, 18 mahasiswa (26,87%) memiliki minat rendah, 6 mahasiswa (8,95%) memiliki minat sangat rendah.

b. Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari Pekerjaan

Orang Tua.

Berikut ini disajikan tabel interpretasi minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari pekerjaan orang tua.

Tabel 4.7

Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari Pekerjaan

Kriteria

Pekerjaan

Total

Non PNS PNS

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Sangat Tinggi 4 2,99 2 2,27 6 2,72

Tinggi 40 29,85 31 35,23 71 31,98

Cukup 40 29,85 36 40,91 76 34,23

Rendah 35 26,12 16 18,18 51 22,97

Sangat Rendah 15 11,19 3 3,41 18 8,11

Jumlah 134 100 88 100 222 100

Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Non PNS

(73)

2) PNS

Terdapat 2 siswa (2,27%) memiliki minat sangat tinggi, 31 mahasiswa (35,23%) memiliki minat tinggi, 36 mahasiswa (40,91%) memiliki minat cukup, 16 mahasiswa (11,36%) memiliki minat rendah, 3 mahasiswa (3,41%) memiliki minat sangat rendah.

c. Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari Pendapatan

Orang Tua.

Berikut ini disajikan tabel interpretasi minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

Tabel 4.8

Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Dintinjau Dari Tingkat Pendapatan

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Tingkat pendapatan rendah

Terdapat 3 mahasiswa (3,33%) yang berminat sangat tinggi, 35 mahasiswa (38,89%) memiliki minat tinggi, 33 mahasiswa (36,67%) memiliki minat yang cukup, 18 mahasiswa (20%) Kriteria

Tingkat Pendapatan Total

Rendah

≤1200000

Sedang

>1.200.000 s/d ≤ 1.800.000)

Tinggi > 1.800.000

Σ % Σ % Σ % Σ %

Sangat Tinggi 3 3,33 2 2,56 1 1,85 6 2,70

Tinggi 35 38,89 24 30,77 12 22,22 71 31,98

Cukup 33 36,67 28 35,90 15 27,78 76 34,23

Rendah 18 20 17 21,80 16 29,63 51 22,97

Sangat Rendah 1 0,11 7 8,97 10 18,52 18 8,11

(74)

memiliki minat rendah, dan 1 mahasiswa (0,11%) memiliki minat sangat rendah.

2) Tingkat pendapatan sedang

Terdapat 2 mahasiswa (2,56%) memiliki minat sangat tinggi, 24 mahasiswa (30,77%) memiliki minat tinggi, 28 mahasiswa (35,90%) memiliki minat cukup, 17 mahasiswa (21,80%) memiliki minat rendah, dan 7 mahasiswa (8,97%) memiliki minat sangat rendah.

3) Tingkat pendapatan tinggi

Terdapat 1 mahasiswa (1,85%) yang berminat sangat tinggi, 12 mahasiswa (22,22%) memiliki minat tinggi, 15 mahasiswa (27,78%) memiliki minat yang cukup, 16 mahasiswa (29,63%) memiliki minat rendah, 10 mahasiswa (18,52%) memiliki minat sangat rendah.

d. Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau dari Etnis

Berikut ini disajikan tabel interpretasi minat siswa untuk menjadi guru ditinjau dari etnis.

Tabel 4.9

Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau dari Etnis

Kriteria

Etnis

Total Jawa Cina

Σ % Σ % Σ %

Sangat Tinggi 6 3,33 0 0 6 2,70

Tinggi 66 36,67 5 11,95 71 31,98

Cukup 74 41,11 2 4,76 76 34,23

Rendah 31 17,22 20 47,62 51 22,97

(75)

Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari etnis mahasiswa dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Jawa

Terdapat 6 mahasiwa (3,33%) yang memiliki minat sangat tinggi, 66 mahasiswa (36,67%) memiliki minat tinggi, 74 mahasiswa (41,11%) memiliki minat yang cukup, 31 mahasiswa (17,22%) memiliki minat rendah, dan 3 mahasiswa (1,67%) memiliki minat sangat rendah.

2) Cina

Tidak ada satu mahasiswa pun yang memiliki minat sangat tinggi, 5 mahasiswa (11,95%) memiliki minat tinggi, 2 mahasiswa (4,76%) memiliki minat cukup, 20 mahasiswa (47,62%) memiliki minat rendah, 15 mahasiswa (35,71%) memiliki minat sangat rendah.

B. Pengujian Normalitas

(76)

Tabel 4.10

Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Etnis Minat

N 222 222 222 222 222

Normal Parameters(a,b) Mean 2.03 1.40 1.84 1.19 68.57

Std. Deviation .757 .490 .791 .393 8.801

Most Extreme Differences

Absolute

.215 .394 .261 .496 .091

Positive .215 .394 .261 .496 .046

Negative -.213 -.287 -.176 -.315 -.091

Kolmogorov-Smirnov Z 3.200 5.874 3.885 7.389 1.363

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .049

Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai asymp. Sig untuk pendidikan sebesar ,000. Nilai asymp. Sig untuk pekerjaan sebesar ,000. Nilai asymp. Sig untuk pendapatan sebesar ,000. Nilai asymp. Sig etnis sebesar ,000, dan nilai asymp. Sig untuk minat berprofesi menjadi guru sebesar 0,049. Keseluruhan nilai asymp. Sig tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian uji hipotesis data tersebut tidak normal, sehingga untuk pengujian hipotesisnya akan menggunakan statistik non parametrik.

C. Pengujian Hipotesis

(77)

Daerah penolakan H0

0

a. Analisis Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari

Tingkat Pendidikan Orang Tua

Langkah-langkah pengujian hipotesis menggunakan Chi Square adalah sebagai berikut.

1) Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)

Ho : tidak ada perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari tingkat pendidikan

Ha : ada perbedaan minat mahasiswa menjadi guru ditinjau dari tingkat pendidikan

Memilih level of significance yaitu 0,05 dan degree of freedom. db = (b-1) (k-1)

db = (5-1) (3-1) db = (4) (2) db = 8

2) Kriteria pengujian

Ho ditolak apabila > 15,507 3) Perhitungan Chi Square

Daerah Penerimaan H0

2

(78)

Tabel 4.11

Nilai Chi Square Tingkat Pendidikan

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

7,029(a) 8 ,534

Likelihood Ratio

7,988 8 ,435

N of Valid Cases

222

4) Membuat kesimpulan

Dilihat dari hasil pengujian statistik bahwa chi square hitung = 7,029 < chi square tabel = 15,507. Sedangkan berdasarkan probabilitas (signifikansi) terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig adalah 0,534 atau probabilitas > 0,05, maka dapat disimpulkan Ho gagal ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan minat mahasiswa menjadi guru ditinjau dari tingkat pendidikan.

b. Analisis Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari

Jenis Pekerjaan Orang Tua

Langkah-langkah pengujian hipotesis menggunakan Chi Square adalah sebagai berikut.

1) Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)

(79)

Daerah penolakan Ho

9,488 0

Ha : ada perbedaan minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari jenis pekerjaan

Memilih level of significance yaitu 0,05 dan degree of freedom. db = (b-1) (k-1)

db = (5-1) (2-1) db = (4) (1) db = 4

2) Kriteria pengujian

Ho ditolak apabila > 9,488

3) Perhitungan Chi Square

Tabel 4.12

Nilai Chi Square Jenis Pekerjaan

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

7,904(a) 4 ,095

Likelihood Ratio

8,418 4 ,077

N of Valid Cases

222

4) Membuat kesimpulan

Hasil analisis dengan uji statistik chi square, menunjukkan nilai chi square hitung 7,904 < chi square tabel = 9,488. Sedangkan

Daerah Penerimaan H0

<

Gambar

Table 3.1 Jumlah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Angkatan 2005
Tabel 3.2 Komposisi Populasi dan Sampel Mahasiswa FKIP Universitas
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Minat Mahasiswa Untuk Menjadi
Tabel 3.4 Skoring Berdasarkan Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah mHmohon kepada Allah supaya Allah mencurahkan perhatiannya kepada Nabi (kepada perkembangan agama), agar merata alam

Simulasi turbin diawali dengan membuat model turbin serta mesh yang akan digunakan sebagai domain komputasi di dalam CATIA dan ANSYS ICEM CFD.. Setelah itu simulasi dilanjutkan

[r]

Saat ini sudah berkembang alat tugal semi mekanis menggunakan pegas yang memiliki multifungsi.Fungsi tugal semi mekanis yang sudah berkembang adalah untuk

herea jual dd lulah Peodapa. re.jadiDya xeqarrsh&amp;

[r]

[r]

Wilayah penyangga (Buffer Zone) Pelabuhan atau Bandar Udara a dalah wilayah yang mengelilingi at au berdampingan dengan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Pelabuhan