• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Keuangan Konsolidasi Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2010 dan PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Keuangan Konsolidasi Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2010 dan PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasi

Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal

31 Maret 2010 dan 2009

PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk

DAN ANAK PERUSAHAAN

(2)

31 MARET 2010 DAN 2009

Daftar Isi

Halaman

Neraca Konsolidasi………..………. 1-3

Laporan Laba Rugi Konsolidasi…………..……… 4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi...……...………... 5

Laporan Arus Kas Konsolidasi…....….…..……… 6 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi………....………. 7-44

(3)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2010 2009

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 4,26 143.368.619.048 28.046.652.363

Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah

Rp14.918.638.144 pada periode 2010 dan

Rp16.890.976.664 pada periode 2009 2c,2d,5,26

Pihak ketiga 38.810.992.584 43.351.453.007

Piutang lain-lain 43.632.740.095 5.136.786.950

Piutang wesel 25f, 25g 72.657.781.775 -

Persediaan 2e,7,9,17 230.013.558.985 260.946.783.965

Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya 2f 45.020.466.103 38.180.077.333

Jumlah Aktiva Lancar 573.504.158.590 375.661.753.618

AKTIVA TIDAK LANCAR

Aktiva pajak tangguhan - bersih 2n,15 49.875.782.237 49.723.524.268

Penyertaan saham - bersih 2b 785.433.000 785.433.000

Hutan tanaman industri - bersih 2g,8,18 30.821.284.420 41.736.578.806

Hutan tanaman industri

Dalam tahap pengembangan 2g,8,18 47.048.090.570 110.253.863.931

Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan

nilai aset tetap sejumlah Rp1.169.550.654.509

pada periode 2010 dan Rp1.215.323.287.013 2h,2i,

pada periode 2009 9,11,17,18 1.213.571.954.272 1.303.707.455.848

Biaya pengelolaan hak pengusahaan hutan

- bersih 2j 48.562.836.356 41.410.011.516

Goodwill 10 71.539.633.986 101.223.915.757

Piutang karyawan 2d 503.342.549 324.732.923

Tagihan restitusi pajak penghasilan 2n,15 47.212.200.413 25.716.547.653

Aktiva tidak lancar lainnya 4.342.214.852 12.215.975.830

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 1.514.262.772.655 1.687.098.039.532

(4)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

31 Maret (tidak diaudit)

Catatan 2010 2009

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank jangka pendek 7,9,11,26 258.820.327.480 319.245.493.309

Hutang usaha 2d,12,26

Pihak ketiga 176.162.566.550 133.559.362.559

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa 2d,6 8.380.438.516 774.846.768

Hutang lain-lain 16 112.930.370.873 67.653.804.789

Wesel bayar 25n, 25m 11.849.500.000 -

Biaya masih harus dibayar 13,26 110.370.781.900 44.595.845.517

Hutang pajak 2n,15 2.836.980.963 3.067.461.393

Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo

dalam satu tahun

Hutang bank 9,17,26 225.245.504.800 220.637.712.220

Pinjaman dana reboisasi 7,8,18 - 8.732.115.586

Hutang sewa guna usaha 2i,9,26 68.142.394.150 81.669.328.359

Jumlah Kewajiban Lancar 974.738.865.232 879.935.970.500

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2n,15 20.448.254.099 -

Hutang pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2d,6 - 798.170.000

Kewajiban diestimasi atas imbalan

kerja karyawan 2o,14 27.378.666.080 22.858.968.064

Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Hutang bank 9,17,26 479.271.701.564 679.801.103.505

Hutang sewa guna usaha 2i,9,26 55.181.746.783 95.763.518.002

Kredit yang ditangguhkan atas

pinjaman yang direstrukturisasi - bersih

dan kewajiban tidak lancar lainnya 17 145.194.231.969 129.870.205.703

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 727.474.600.495 929.091.965.674

JUMLAH KEWAJIBAN 1.702.213.465.727 1.809.027.936.174

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN 2b 53.715.594.404 53.386.324.405

(5)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

31 Maret (tidak diaudit)

Catatan 2010 2009

EKUITAS

Modal saham Modal dasar -

1.236.022.311 saham dengan nominal Rp1.000 dan 17.639.776.890 saham

dengan nominal Rp100 pada periode 2010 dan 3.000.000.000 saham dengan nominal Rp1.000 pada periode 2009 Modal ditempatkan dan disetor penuh -

2.451.652.620 saham pada periode 2010 dan 1.236.022.143 saham pada

periode 2009 1b,19 1.357.585.341.900 1.236.022.143.000

Agio saham 1b,19 293.000.000.000 293.000.000.000

Saldo laba (akumulasi defisit)

Ditentukan penggunaannya 1.000.000.000 1.000.000.000

Belum ditentukan penggunaannya (1.319.747.470.786) (1.329.676.610.429)

Ekuitas - Bersih 331.837.871.114 200.345.532.571

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.087.766.931.245 2.062.759.793.150

(6)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

31 Maret (tidak diaudit)

Catatan 2010 2009

PENDAPATAN USAHA 2d,2l,6,21 140.740.029.215 175.517.945.911

BEBAN POKOK PENDAPATAN 2d,2k,6,7,22 143.494.816.544 192.076.233.329

RUGI KOTOR (2.754.787.329) (16.558.287.417)

BEBAN USAHA 2d,9,23

Penjualan 6.862.064.026 8.105.969.791

Umum dan administrasi 12.423.978.373 12.794.838.467

Jumlah Beban Usaha 19.286.042.399 20.900.808.258

RUGI USAHA (22.040.829.728) (37.459.095.675)

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan bunga 148.021.519 33.498.018

Laba (Rugi) selisih kurs - bersih 2m 36.573.773.487 (79.544.012.726)

Beban keuangan 11,17,24 (20.123.407.144) (13.901.224.244)

Laba (rugi) penjualan aktiva tetap 9 (110.813.941) 11.652.915.922

Amortisasi goodwill 7.421.070.443) (7.421.070.443) Penghasilan (beban) lain-lain - bersih (530.047.200) (1.219.629.198)

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 8.536.456.278 (90.399.522.670)

RUGI SEBELUM MANFAAT PAJAK

PENGHASILAN BADAN (13.504.373.450) (127.858.618.345) MANFAAT PAJAK PENGHASILAN BADAN Pajak kini 2n,15 259.147.569 - Pajak tangguhan 2n,15 3.162.437.775 7.564.709.121

Manfaat pajak penghasilan 3.421.585.344 7.564.709.121

RUGI SEBELUM HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS BAGIAN LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN (10.082.788.106) (120.293.909.224) HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS

ATAS BAGIAN LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN (778.461.921) (4.311.201.503)

RUGI BERSIH (10.861.250.027) (124.605.110.727)

(7)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Saldo Laba (Akumulasi Defisit)

Modal Saham

Ditempatkan dan Ditentukan Belum Ditentukan Ekuitas

Catatan Disetor Penuh Agio Saham Penggunaannya Penggunaannya Bersih - Bersih

Saldo 1 Januari 2009

dilaporkan sebelumnya 1.236.022.143.000 293.000.000.000 1.000.000.000 (1.205.071.499.701) (1.204.071.499.701) 324.950.643.299

Laba (rugi) bersih periode 2009 - - - (124.605.110.727) (124.605.110.727) (124.605.110.727)

Saldo 31 Maret 2009 1.236.022.143.000 293.000.000.000 1.000.000.000 (1.329.676.610.429) (1.329.676.610.429) 200.345.532.571

Saldo 1 Januari 2009 1.236.022.311.000 293.000.000.000 1.000.000.000 (1.308.886.220.759) (1.307.886.220.759) 221.136.090.241

Penerbitan saham tambahan

dari Penawaran Umum Terbatas 3 1b,19 121.563.030.900 - - - - 121.563.030.900

Rugi bersih periode 2010 - - - (10.861.250.027) (10.861.250.027) (10.861.250.027)

Saldo 31 Maret 2010 1.357.585.341.900 293.000.000.000 1.000.000.000 (1.319.747.470.776) (1.318.747.470.776) 331.837.871.114

(8)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

31 Maret (tidak diaudit)

Catatan 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 173.967.632.996 196.287.421.745

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (163.394.721.410) (161.154.700.670)

Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 10.572.911.586 35.132.721.076

Penerimaan aktivitas operasi lainnya-bersih 15.240.393.006 9.051.171.549

Pembayaran beban keuangan (7.015.616.244) (9.896.928.030)

Pembayaran untuk beban usaha (17.845.725.021) (19.652.741.537)

Penerimaan (Pengembalian) uang muka penjualan Log - (2.987.450.000)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 951.963.327 11.646.773.057

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aktiva tetap 1.873.146.123 12.008.350.000

Perolehan HTI dalam pengembangan (752.925.130) (3.195.937.623) Perolehan aktiva tetap 9 (16.090.655.857) (3.482.773.545)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (14.970.434.864) 5.329.638.833

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari penerbitan saham tambahan 19 126.650.572.200 -

Pembayaran cicilan pokok hutang bank 17 (963.733.352) (10.517.237.409)

Pembayaran hutang sewa guna usaha (7.341.545.882) (3.363.072.702)

Penerimaan pinjaman hutang bank 1.324.855.196 -

Kas Bersih Dari Aktivitas Pendanaan (119.670.148.162) (13.880.310.110)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS 105.651.676.624 3.096.101.779

KAS AWAL PERIODE 37.716.942.423 24.950.550.585

KAS AKHIR PERIODE 4 143.368.619.048 28.046.652.363

(9)

1. U M U M

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia berdasarkan akta notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 10 tanggal 14 April 1980, yang kemudian diubah dengan akta No. 1 tanggal 3 Juni 1980 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahannya tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/303/16 tanggal 18 Juni 1980 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89 Tambahan No. 855 tanggal 4 November 1980. Status Perusahaan kemudian diubah menjadi perusahaan yang didirikan dalam rangka Undang-undang No. 6 tahun 1968 (yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970), tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berdasarkan akta No. 13 tanggal 14 Juli 1980 oleh notaris yang sama dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/255/12

tanggal 19 Mei 1981, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99

Tambahan No. 984 tanggal 11 Desember 1981. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir sebagaimana termuat dalam akta No. 19 tanggal 14 April 2009 yang dibuat dihadapan notaris Benny Kristianto, S.H., yang antara lain, mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp1.800.000.000.000 yang terbagi menjadi 1.800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham menjadi Rp3.000.000.000.000, yang terbagi atas 3.000.000.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama dan perubahan anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052360.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri pengolahan kayu terpadu; mendirikan dan menjalankan perusahaan dalam bidang pengembangan/ eksploitasi hasil Hutan Alam dan Hutan Tanaman serta usaha penebangan dan pengangkutan kayu; serta perdagangan impor/ekspor dan lokal. Pada saat ini, Perusahaan bergerak dalam kegiatan-kegiatan usaha tersebut. Perusahaan memulai kegiatan-kegiatan komersialnya sejak tahun 1983. Kantor pusat Perusahaan terletak di Menara Bank Danamon, Lantai 19, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E IV/6, Mega Kuningan, Jakarta dan kantor pusat operasional dan pabriknya berlokasi di Kalimantan Timur.

Pada tanggal 31 Maret 2010, luas areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) Grup adalah 876.950 hektar, yang terletak di wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Rincian luas areal HPH tersebut adalah sebagai berikut (tidak diaudit):

Sisa hutan

No. dan Tanggal Luas Masa Sisa manfaat yang belum Surat Keputusan (SK) HPH (Hektar) (Tahun) (Tahun) dikelola (Hektar)

Unit HPH II

SK No. 365/Kpts-II/1993, Tanggal 17 Juli 1993 (Perubahan); SK No. 823/Kpts-II/1999,

Tanggal 1 Oktober 1999 (Pengukuhan batas temu gelang areal HPH)

SK no.400/Menhut II/2004 Tanggal

18 Oktober 2004 267.600 45 403/4 180.460

Unit HPH IV

¹

SK No. 497/Kpts-II/1992,

(10)

1. U M U M (lanjutan)

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)

Sisa hutan

No. dan Tanggal Luas Masa Sisa manfaat yang belum Surat Keputusan (SK) HPH (Hektar) (Tahun) (Tahun) dikelola (Hektar)

Unit HPH V

SK No. 236/Kpts-II/1998,

Tanggal 27 Februari 1998 61.465 20 73/4 24.262

SK No. 321/Menhut-II/2009, Tanggal 29 Mei 2009 (Perubahan)

SK No. 438/Menhut-II/2009 Tanggal 27 Juli 2009 69.765 45 44 69.765 Jumlah 498.830 309.344 Anak Perusahaan

PT Karya Wijaya Sukses SK No. 192/Menhut-II/2006,

Tanggal 24 Mei 2006 (Perubahan) 22.320 20 161/4 22.103 PT Essam Timber SK No. 633/Kpts-II/1992 Tanggal 22 Juni 1992 355.800 20 21/4 354.884 876.950 686.331

¹

Berdasarkan SK No. 582/MENHUT-II/2009 Tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan memperoleh perpanjangan izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam seluas 63.550 hektar. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan untuk jangka waktu 45 tahun dan berlaku efektif mulai tanggal 6 April 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2009, luas areal Hutan Tanaman Industri (HTI) Grup adalah 73.330 hektar, yang terletak di wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Rincian luas areal HTI tersebut adalah sebagai berikut (tidak diaudit):

Area yang Sisa area

No. dan Tanggal Luas Masa Sisa Manfaat sudah ditanami yang belum

Surat Keputusan (SK) HTI (Hektar) (Tahun) (Tahun) (Hektar) dikelola (Hektar)

Anak perusahaan Unit SAL I SK No. 267/Menhut-II/2009, Tanggal 11 Mei 2009 32.550 27 244/12 9.677 22.873 Unit SAL II SK No. 349/Menhut-II/2008, Tanggal 22 September 2008 24.500 43 161/12 10.148 14.352 Unit WKL SK No. 6/KPTS-II/1998, Tanggal 5 Januari 1998 16.280 51 40 - 16.280 Jumlah 73.330 19.825 53.505

Pada bulan Mei 2006, PT Karya Wijaya Sukses, Anak perusahaan telah memperoleh izin usaha untuk areal HPH di Kalimantan Timur sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan SK No. 192/Menhut-II/2006, tanggal 24 Mei 2006. Sesuai dengan keputusan tersebut, masa berlaku HPH adalah 20 tahun dengan luas area sebesar 22.320 Ha.

(11)

1. U M U M (lanjutan)

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)

Pada bulan Juni 2008, Perusahaan efektif mengakuisisi 99,99% saham PT Essam Timber (Essam) dari PT Bina Nusa Lestari, Yayasan Adi Upaya dan Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara, pihak ketiga. Essam bergerak dibidang pengusahaan hutan memiliki SK HPH No. 633/Kpts-II/1992. Masa berlaku HPH adalah 20 tahun dengan luas area sebesar 355.800 Ha. Akuisisi saham tersebut telah disetujui Menteri Kehutanan melalui surat No. S.69/Menhut- VI/2008 tanggal 18 Februari 2008.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan)

Pada tahun 1994, Perusahaan telah menawarkan 25.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham kepada masyarakat dan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. Pada saat yang sama, Perusahaan juga melakukan pencatatan di Bursa Efek Jakarta atas 100.000.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama, yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh Perusahaan kepada para pemegang saham Perusahaan.

Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham Perusahaan pada tahun 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada Para Pemegang Saham dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu pada tanggal 27 Februari 1998 sejumlah 343.750.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham, dimana setiap pemegang empat (4) saham mempunyai hak untuk membeli sebelas (11) saham baru dengan harga penawaran Rp1.000 per saham.

Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham, pada tahun 2006 dan 2005 Perusahaan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui konversi hutang menjadi modal masing-masing sebanyak 92.950.040 saham dan 58.854.017 saham. Perubahan ini telah dilaporkan dan mendapatkan penerimaan pelaporan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia melalui suratnya masing- masing No. 17151 HT.01.04.TH.2006, No. C-34316.HT.01.04.TH.2005 tanggal 23 Desember 2005, dan No. C-08257.HT. 01.04.TH.2005 tanggal 29 Maret 2005.

Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham Perusahaan, pada tanggal 26 Juni 2006, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dan penerbitan W aran Seri I masing-masing dengan jumlah yang sama yaitu sebanyak 155.713.448 kepada para pemegang saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham, dimana setiap pemegang enam (6) saham mempunyai hak untuk membeli satu (1) saham baru dan memperoleh satu (1) Waran Seri I dengan harga penawaran Rp1.000 per saham. Pengeluaran saham dan penerbitan Waran Seri I tersebut telah dilaporkan dan mendapatkan

penerimaan pelaporan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui suratnya masing-masing No. W7- HT.01.04-855 tanggal 18 September 2006. Pengeluaran saham-saham baru dan penerbitan Waran Seri I tersebut telah dicatatkan di Bursa pada tanggal 10 Juli 2006. Hasil Penawaran Umum Terbatas sejumlah Rp155 miliar bersih setelah dikurangi biaya penerbitan saham sebesar Rp3 miliar.

Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, maka sampai dengan tanggal 7 Desember 2007, Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 138.471.854 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II seperti yang disebutkan di atas. Sebagian besar peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran seri I tersebut di atas telah dilaporkan dan mendapatkan penerimaan pelaporan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui suratnya No. W7-HT.01.04-10041 tanggal 9 Juli 2007 dan No. AHU-AH.01.10-10-0885 tanggal 14 Januari 2009.

(12)

1. U M U M (lanjutan)

c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan (lanjutan)

Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, maka selama tahun 2008, Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 7.765.155 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II seperti yang disebutkan di atas. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran Seri I tersebut di atas telah dilaporkan dan telah mendapatkan penerimaan pelaporan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat bukti pelaporan No. AHU-AH.01.10-13090 tanggal 14 Agustus 2009.

Sebagaimana disebutkan dalam akta No. 66 tanggal 30 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan notaris Benny Kristianto, S.H., pada tanggal 7 Juli 2009 Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 168 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran Seri I tersebut di atas telah dilaporkan dan memperoleh penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-22053 tanggal 7 Desember 2009.

Seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai Anak perusahaan sebagai berikut:

Jumlah Aktiva -

Sebelum Eliminasi

(dalam Jutaan Rupiah)

Tempat Pusat Persentase ______________ ___________

Anak Perusahaan Kegiatan Pokok Operasional Pemilikan (%) 2010 2009

PT Inti Prona (1) Pengusahaan hutan Riau 99,00 519 519

PT Nityasa Prima (2) - Kalimantan Timur 99,90 6.045 6.058

PT Sumalindo Hutani Jaya (3) Pengembangan hutan

tanaman industri Kalimantan Timur 60,00 - 61.684

PT Karya Wijaya Sukses (4) Pengusahaan hutan Kalimantan Timur 98,00 5.497 2.418

PT Kalimantan Powerindo (5) Pembangkit Listrik Kalimantan Timur 99,99 263.158 216.149

PT Sumalindo Mitra Resindo Perekat Kalimantan Timur 60,00 166.103 163.522

PT Essam Timber Pengusahaan hutan Kalimantan Timur 99,99 158.346 102.628

PT Sumalindo Alam Lestari Pengembangan hutan Kalimantan Timur 99,98 5.125 5.125

tanaman industri

PT Wana Kaltim Lestari Pengembangan hutan Kalimantan Timur 99,18 250 250

tanaman industri

(1) Anak perusahaan tidak aktif sejak tahun 2001 setelah hak pengusahaan hutan habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang lagi.

(2) Perusahaan yang belum beroperasi, memiliki aset beberapa bidang tanah.

(3) telah didekonsolidasikan dari laporan keuangan konsolidasi grup sehubingan dengan transaksi divestasi pada tahun 2009 (catatan 3).

(4) memiliki izin HPH.

(5) beroperasi secara komersial sejak tahun 2007. PT Essam Timber

Pada tanggal 12 Juni 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% saham PT Essam Timber (Essam) dari PT Bina Nusa Lestari, Yayasan Adi Upaya dan Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara, pihak ketiga. Essam bergerak dalam bidang pengusahaan hutan alam. Rincian atas transaksi akuisisi tersebut adalah sebagai berikut:

Harga perolehan 25.000.000.000

Nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi (93.738.127.086)

Selisih lebih biaya akuisisi diatas nilai

(13)

1. U M U M (lanjutan)

d. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan (lanjutan)

Arus kas yang dikeluarkan untuk akuisisi Essam adalah sebesar Rp24.993.600.205, setelah dikurangi saldo kas yang ada di Essam sebesar Rp6.399.795.

PT Wana Kaltim Lestari

Pada tanggal 23 Juli 2008, Perusahaan melalui PT Sumalindo Alam Lestari, Anak perusahaan, mengakuisisi 99,20% saham PT Wana Kaltim Lestari (WKL) dari Tn. Sanjaya Dharmawan, Ny. Lina Hartanti and Tn. Yendy Taniwijaya, pihak ketiga. Proses akuisisi ini berlaku efektif pada tanggal 6 Agustus 2008 (pernyataan efektif). WKL bergerak dalam bidang pengusahaan hutan tanaman industri. Rincian atas transaksi akuisisi tersebut adalah sebagai berikut:

Harga perolehan 5.000.000.000

Nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi (250.000.000)

Selisih lebih biaya akuisisi diatas nilai

wajar aktiva bersih investasi 4.750.000.000

e. Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan

Pada tanggal 31 Maret 2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

Komisaris Direksi

Ambran Sunarko - Presiden Komisaris Amir Sunarko - Presiden Direktur

Kadaryanto - Komisaris David - Wakil Presiden Direktur

Setiawan Herliantosaputro - Komisaris Lee Yuen Chak - Direktur Harbrinderjit Singh Dillon - Komisaris Independen

Husni Heron - Komisaris Independen

Gaji dan kesejahteraan lainnya yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sekitar Rp2,2 miliar dan Rp2,4 miliar masing-masing pada periode 2010 dan 2009. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Grup mempunyai karyawan tetap masing-masing sekitar 2.357 orang dan 2.711 orang.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi dan praktik yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan peraturan dan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK).

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan konsep biaya historis, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang dicatat dengan nilai setelah penilaian kembali, persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dan penyertaan dalam bentuk saham tertentu yang dicatat berdasarkan metode ekuitas.

Laporan arus kas konsolidasi telah disajikan dengan menggunakan metode langsung yang mengklasifikasikan penerimaan dan pembayaran kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan dan fungsional yang digunakan oleh Perusahaan dan Anak perusahaan adalah Rupiah.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha (lanjutan)

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan (bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai “Grup”) yang dimiliki lebih dari 50%.

Selisih lebih yang tidak teridentifikasi antara biaya perolehan dan nilai buku aktiva bersih anak perusahaan yang diakuisisi dicatat sebagai “Selisih Lebih Biaya Perolehan Saham di atas Nilai Buku Aktiva Bersih Anak Perusahaan” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.

Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas aktiva bersih Anak perusahaan yang tidak dimiliki sepenuhnya disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan” pada neraca konsolidasi.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Penyertaan saham Perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas. Berdasarkan metode ekuitas, biaya perolehan penyertaan saham ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi bersih dari perusahaan asosiasi tersebut serta dikurangi penerimaan dividen kas sejak tanggal akuisisi. Bagian laba atau rugi bersih disesuaikan dengan amortisasi secara garis lurus, selama 20 tahun, atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dengan bagian proporsional Grup atas nilai buku aktiva bersih pada tanggal akuisisi.

Penyertaan saham lainnya disajikan sebesar biaya perolehan.

c. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa,

sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai

Hubungan Istimewa”. Transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan

istimewa, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

e. Persediaan

Efektif 1 Januari 2009, Grup menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, (PSAK No. 14 (Revisi 2008)) yang menggantikan PSAK No. 14 (1994), “Persediaan”. Penerapan PSAK revisi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Grup.

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk kayu bulat dan barang jadi, serta metode rata-rata bergerak untuk bahan pembantu, suku cadang dan perlengkapan. Pembelian dengan syarat penyerahan “FOB Shipping Point”, dimana barang belum diterima sampai dengan tanggal neraca, dicatat sebagai “Barang Dalam Perjalanan”.

Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya.

g. Hutan Tanaman Industri

Biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan pengembangan hutan tanaman industri (HTI) yang meliputi biaya perencanaan, penanaman, pemeliharaan, pembinaan dan pengamanan HTI dalam daur pertama untuk setiap areal penanaman (lokasi) berbeda sampai dengan adanya pohon siap ditebang dikapitalisasi dan disajikan dalam neraca sebagai “Hutan Tanaman Industri dalam Pengembangan”, kecuali beban umum dan administrasi yang tidak berkaitan dengan kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pembinaan HTI dibebankan sebagai beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Pada saat areal HTI tersebut menghasilkan/ siap ditebang, akumulasi biaya HTI dalam Pengembangan untuk areal penanaman (lokasi) dimana tersedia pohon siap tebang/menghasilkan dipindahkan ke akun “Hutan Tanaman Industri” dan diamortisasi berdasarkan sisa masa manfaat hak pengusahaan HTI dengan menggunakan metode garis lurus.

h. Aktiva Tetap

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan (kecuali aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali pada tahun 2005 berdasarkan peraturan pemerintah) dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan). Selisih penilaian kembali aset tetap disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca.

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Grup menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “ Aset Tetap ” , yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “ Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain ” dan PSAK No. 17 (1994), “ Akuntansi Penyusutan ” . Perusahaan telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK 16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca telah direklasifikasi ke akumulasi defisit pada tahun 2008.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset tetap. Sebaliknya, pada saat inspeksi utama dilakukan, biaya itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“ carrying amount ”) aset tetap sebagai penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui dalam laba rugi saat terjadinya.

Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan, jalan dan jembatan 20

Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel 3 - 20

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

Komponen aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Hak atas tanah berupa “ Hak Guna Bangunan ” tidak disusutkan, kecuali hak atas tanah yang diperoleh sebelum tahun 1993, yang disusutkan selama 20 tahun.

Sesuai dengan PSAK No. 47, “ Akuntansi Tanah ” , semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Beban tangguhan tersebut, yang meliputi antara lain, biaya perizinan, biaya notaris, pajak dan biaya lainnya yang berhubungan dengan hal tersebut, diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Sesuai dengan PSAK No. 48, “ Penurunan Nilai Aktiva ” , mengharuskan nilai aktiva ditelaah kembali secara berkala atas kemungkinan penurunan pada nilai yang disebabkan oleh peristiwa atau indikasi perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat terpulihkan.

Beban penyusutan atas aset tetap peralatan berat yang dipergunakan untuk pembangunan jalan utama dan cabang dan jembatan di areal Hak Pengusahaan Hutan dikapitalisasi ke dalam aset dalam penyelesaian atas jalan dan jembatan tersebut.

i. Sewa

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa guna usaha diakui dengan menggunakan metode capital lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:

1. Lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh lessee ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya, merupakan keuntungan lessor (full payout lease).

3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.

Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa guna usaha.

Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “ Sewa ” menggantikan PSAK No. 30 (1990), ” Akuntansi Sewa Guna Usaha ”

Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Sewa (lanjutan)

terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

j. Biaya Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan

Biaya/iuran yang terjadi untuk memperoleh Hak Pengusahaan Hutan (HPH), seperti iuran HPH, analisis mengenai dampak lingkungan, foto udara dan rencana karya pengusahaan hutan, ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat masing-masing HPH tersebut dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu HPH.

k. Kapitalisasi Biaya Pinjaman

Sesuai dengan PSAK No. 26 yang telah direvisi mengenai “Biaya Pinjaman”, beban bunga, selisih kurs dan beban lainnya yang terjadi akibat transaksi pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aktiva tetap dikapitalisasi. Kapitalisasi atas biaya pinjaman ini sampai dengan pembangunan tersebut selesai dikerjakan dan aktiva tersebut siap untuk digunakan.

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang sesuai dengan perjanjian penjualan umumnya adalah sebagai berikut:

a. dari penjualan ekspor yang menggunakan syarat “FOB Shipping Point” diakui pada saat

penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman.

b. dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.

m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan nilai tukar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan pada tahun tersebut dan laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, nilai tukar yang digunakan masing-masing adalah Rp9.115 dan Rp11.575 untuk US$1, yang dihitung berdasarkan rata-rata kurs jual dan beli untuk uang kertas asing dan/atau kurs transaksi Bank Indonesia pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

n. Perpajakan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran pendapatan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban keuangan untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n. Perpajakan (lanjutan)

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aktiva direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

o. Dana Pensiun dan Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan

Grup mengakui penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan tersebut diestimasikan berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) sehubungan imbalan kerja karyawan dengan menggunakan metode

Projected Unit Credit” yang dihitung oleh aktuaris independen dan perhitungan internal.

Laba dan rugi aktuaris diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat akumulasi bersih dari laba dan rugi aktuaris yang belum diakui untuk masing-masing rencana pada akhir pelaporan tahun sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban manfaat pasti pada saat itu.

Anak perusahaan memiliki program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife Indonesia. Tingkat iurannya sebesar 9% ditanggung oleh Anak perusahaan.

p. Akuntansi Restrukturisasi Hutang Bermasalah

Restrukturisasi pinjaman bermasalah dicatat sesuai dengan PSAK No. 54, “ Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah” Sesuai dengan PSAK No. 54, keuntungan restrukturisasi pinjaman diakui apabila nilai tercatat hutang, setelah diperhitungkan dengan penyelesaian pinjaman, yang antara lain, melalui penerbitan saham Perusahaan, lebih besar dari jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan pinjaman, tanpa memperhitungkan nilai tunainya. Seluruh biaya langsung yang timbul dalam restrukturisasi pinjaman bermasalah dikurangkan dalam perhitungan keuntungan restrukturisasi pinjaman.

q. Informasi Segmen

Segmen merupakan komponen Grup yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (segmen usaha), atau menghasilkan produk atau jasa dalam suatu lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis).

Segmen usaha menghasilkan produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomis tertentu dan komponen tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi di lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Segmen pendapatan, segmen beban, segmen aktiva dan segmen kewajiban disajikan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Anak perusahaan dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor yang berasal dari emisi saham.

s. Laba (Rugi) Bersih Per Saham Dasar

Sesuai dengan PSAK No. 56, “ Laba Per Saham ” , laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun yang bersangkutan.

t. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.

u. Pernyataan yang telah Dikeluarkan tetapi belum Berlaku Efektif

Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Grup tetapi belum efektif adalah sebagai berikut:

1. Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010:

a) PSAK 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman” menentukan biaya Pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.

b) PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.

c) PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.

d) PPSAK 1 “Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol” berlaku untuk semua entitas yang menerapkan PSAK 32, PSAK 35, dan PSAK 37

2. Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:

a) PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.

b) PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas” memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

u. Pernyataan yang telah Dikeluarkan tetapi belum Berlaku Efektif (lanjutan)

c) PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

d) PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”. Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

e) PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi” akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.

f) PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.

g) PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset” menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.

h) PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Grup sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak perubahan dari Standar Akuntansi tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasi.

3. PENJUALAN KEPEMILIKAN SAHAM (DIVESTASI) PT SUMALINDO HUTANI JAYA

Pada tanggal 26 November 2009, Perusahaan dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (Tjiwi) menandatangani akta jual beli saham yang diaktakan dengan Akta Notaris Linda Herawati, S.H. No. 63, dimana sesuai dengan perjanjian tersebut, Perusahaan setuju untuk menjual keseluruhan kepemilikan saham Perusahaan pada PT Sumalindo Hutani Jaya (SHJ) sebesar 7.201.500 saham atau setara dengan 60% kepemilikan kepada Tjiwi dengan harga penjualan sebesar Rp7.201.500.000 (selanjutnya disebut Transaksi Divestasi). Dengan transaksi tersebut, efektif pada tanggal 26 November 2009, laporan keuangan SHJ tidak lagi dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasi Grup, sedangkan rugi SHJ sampai dengan tanggal 26 November 2009 dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasi Grup sesuai dengan PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Konsolidasi”. Laba dari penjualan saham Perusahaan pada SHJ tersebut sebesar Rp81.645.276.944, dicatat sebagai “Laba divestasi Anak perusahaan” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2009. Penjualan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. S.794/Menhut-VI/2009 tanggal 1 Oktober 2009 dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 15 Oktober 2009.

(21)

4. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:

2010 2009 Kas 376.608.635 1.187.751.655 Bank Pihak ketiga Dalam Rupiah

PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu

PT Bank Lippo Tbk) 189.188.004 106.157.234 PT Bank Mega Tbk 24.913.204 25.230.423

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.625.129.018 5.074.981.488

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 176.327.156 382.034.834 PT Bank Permata Tbk 73.505.438 44.349.493 Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd 532.898.582 3.519.631.465

Bank Capital Indonesia 126.675.439.845 -

Lain-lain 351.403.899 436.100.711

Dalam Dolar AS

PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) (US$348,501

pada periode 2010 dan US$646,660

pada periode 2009) 3.176.588.582 7.485.093.058 PT Bank Danamon Indonesia Tbk

(US$14,503 pada periode 2010

dan US$109,861 pada periode 2009) 132.197.944 1.271.646.862

PT Bank ANZ

(US$12,696 pada periode 2010

dan US$13,230 pada periode 2009) 115.723.044 153.135.925 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(US$731,664 pada periode 2010 dan

US$ 390,448 pada periode 2009) 6.669.120.548 4.519.438.957 Bangkok Bank (US$1,336 pada periode

2010 dan US$5.156 pada periode 2009) 12.173.994 59.675.416

Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd

(US$211,459 pada periode 2010 dan 1.927.451.702 3.399.994.547 US$293,736 pada periode 2009)

Lain-lain (US$34,004 pada periode 2010

dan US$32,953 pada periode 2009) 309.949.453 381,430,295

Sub-jumlah 142.992.010.413 26.858.900.708

Jumlah kas dan bank 143.368.619.048 28.046.652.363

(22)

5. PIUTANG USAHA

Piutang usaha terdiri dari:

2010 2009

Pihak ketiga

Ekspor

Dalam Dolar AS (US$ 2,284,433

periode 2010 dan US$3,034,854

pada periode 2009) 20.822.606.795 35.128.435.154

Lokal

Dalam Rupiah 14.115.214.347 6.905.422.358

Dalam Dolar AS (US$ 2,061,636

pada periode 2010 dan US$ 1,573,095

pada periode 2009) 18.791.809.586 18.208.572.159

Jumlah 53.729.630.728 60.242.429.671

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 14.918.638.144 16.890.976.664

Jumlah piutang usaha – bersih 38.810.992.584 43.351.453.007

Rincian dari piutang usaha berdasarkan jenis mata uang dan umur piutang pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 Mata Uang Dolar AS (Ekuivalen

Rupiah dalam Rupiah) Jumlah

Belum jatuh tempo 6.675.151.207 12.391.084.242 19.066.235.448

Jatuh tempo:.

1 - 30 hari 1.246.976.385 11.567.551.574 12.814.527.959

31 - 60 hari 992.665.906 1.355.568.006 2.348.233.912

61 - 90 hari 311.479.057 564.229.438 875.708.495

Lebih dari 90 hari 4.888.941.792 13.735.983.122 18.624.924.914

Jumlah piutang usaha 14.115.214.347 39.614.416.381 53.729.630.728

(23)

5. PIUTANG USAHA (lanjutan) 2009 Mata Uang Dolar AS (Ekuivalen

Rupiah dalam Rupiah) Jumlah

Belum jatuh tempo 622.937.378 17.814.847.006 18.437.784.384

Jatuh tempo:.

1 - 30 hari 278.909.966 23.140.764.066 23.419.674.032

31 - 60 hari 289.758.947 2.236.410.537 2.526.169.484

61 - 90 hari 180.636.182 29.983.253 210.619.435

Lebih dari 90 hari 5.533.179.884 10.115.002.451 15.648.182.335

Jumlah piutang usaha 6.905.422.358 53.337.007.313 60.242.429.671

Analisis atas perubahan saldo penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

2010 2009

Saldo awal tahun 14.918.638.144 16.181.592.284

Mutasi tahun berjalan:

Penyisihan selama periode berjalan - 709.384.380

Saldo akhir periode 14.918.638.144 16.890.976.664

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.

Piutang tersebut di atas digunakan sebagai jaminan dengan pemindahan hak secara fidusia sehubungan dengan fasilitas Hutang bank jangka pendek (Catatan 11).

6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Dalam kegiatan usaha normal, Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, antara lain berupa pembelian, dan penjualan.

Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama adalah kesamaan pemilikan dan/atau manajemen.

(24)

6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAKPIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA -Lanjutan

Rincian saldo kewajiban dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Persentase terhadap jumlah kewajiban (%) 2010 2009 2010 2009 Kewajiban Lancar

Hutang Usaha, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 6)

PT Sumber Graha Sejahtera

(USD 136,281) 7.747.123.415 0.8

-PT Pelayaran Nelly Dwi Putri

(US$69,481 pada periode 2010 dan

US$57,533 pada periode 2009) 633.315.101 774.846.768 0.01 0.01 Kewajiban Tidak Lancar

Hutang pihak yang mempunyai

hubungan istimewa

PT Inhutani I (catatan 3) - 798.170.000 - 0,08 Seluruh hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dibebani bunga.

7. PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari:

2010 2009

Kayu olahan:

Kayu lapis dan kayu lapis olahan 29.248.145.359 42.482.503.457

Papan serat berkerapatan sedang (MDF) 24.064.116.577 35.561.786.153

Kayu gergajian /woodworking products 7.009.600.461 1.022.814.527

Barang dalam proses 10.569.300.154 22.449.094.533

Kayu bulat 57.715.344.636 41.547.544.873

Resin 10.817.378.695 12.966.502.679

Batu Bara - 4.245.443.680

Bahan pembantu. suku cadang dan perlengkapan 77.361.620.577 82.790.949.141

Barang dalam perjalanan 13.228.052.526 17.880.144.922

Jumlah persediaan 230.013.558.985 260.946.783.965

Jumlah persediaan – bersih 230.013.558.985 260.946.783.965

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai tercatat persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan persediaan usang tersebut di atas adalah cukup untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersihnya.

Persediaan tersebut di atas digunakan sebagai jaminan dengan pemindahan hak secara fidusia sehubungan dengan fasilitas Hutang bank jangka pendek dan pinjaman dana reboisasi seperti dijelaskan dalam Catatan 11 dan 18.

Persediaan tersebut telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran dan pencurian dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sekitar US$15 juta pada tanggal 31 Maret 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran dan pencurian.

(25)

8. HUTAN TANAMAN INDUSTRI

Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan Perusahaan dan PT Sumalindo Hutani Jaya (SHJ) untuk mengembangkan hutan tanaman industri yang terletak di beberapa lokasi di propinsi Kalimantan Timur. Akumulasi biaya tersebut menurut lokasi adalah sebagai berikut:

Lokasi 2010 2009 Muara Karangan 22.909.007.971 22.909.007.972 Batu Putih 19.663.525.527 19.663.525.527 Sungai Pesab (1) - 16.179.320.862 Sungai Mao (1) - 5.008.163.747 Jumlah 42.572.533.498 63.760.018.108

Dipindahkan ke akun Hutan Tanaman Industri 42.572.533.498 63.760.018.108

Akumulasi amortisasi ( 11.751.249.078) ( 22.023.439.302)

Sub-jumlah 30.821.284.420 41.736.578.806

Hutan Tanaman Industri - Bersih 30.821.284.420 41.736.578.806

(1) Hutan Tanaman Industri milik SHJ, Anak perusahaan yang telah didivestasi pada tahun 2009 (Catatan 3).

Amortisasi atas Hutan Tanaman Industri (HTI) dibebankan dalam usaha periode berjalan sebagai bagian dari beban pokok pendapatan. Sisa umur HPHTI untuk area di atas berkisar antara 29 sampai 35 tahun.

Rincian mutasi saldo dari akumulasi biaya HTI dalam pengembangan selama tiga bulan yang dikelompokkan menurut komponen kegiatan pembangunan HTI adalah sebgai berikut:

2010 2009

Saldo awal periode – hutan tanaman

Industri dalam pengembangan 46.295.165.440 107.057.926.308

Penambahan periode berjalan 752.925.130 3.195.937.623

Jumlah 47.048.090.570 110.253.863.931

Saldo akhir periode - hutan tanaman

industri dalam pengembangan 47.048.090.570 110.253.863.931

(26)

9. AKTIVA TETAP

Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut:

2010

Akumulasi

Nilai Tercatat Penyusutan Nilai buku

Hak atas tanah 45.789.872.204 3.013.872.014 42.776.000.190

Bangunan 206.397.894.475 73.285.557.443 133.112.337.032

Jalan dan Jembatan 422.459.841.910 169.541.115.386 252.918.726.524

Mesin. alat-alat berat dan

peralatan bengkel 1.473.784.778.491 896.715.743.254 577.069.035.237

Kendaraan 15.394.665.427 13.838.842.656 1.555.822.771

Peralatan dan perabot kantor 14.661.789.834 13.155.523.756 1.506.266.078

2.178.488.842.341 1.169.550.654.509 1.008.938.187.832

Aktiva dalam penyelesaian 58.397.970.635 - 58.397.970.635

Aktiva Sewa Guna Usaha 260.671.019.464 114.435.223.659 146.235.795.805

Total 2.497.557.832.440 1.283.985.878.168 1.213.571.954.272 2009 Akumulasi

Nilai Tercatat Penyusutan Nilai buku

Hak atas tanah 45.789.872.204 3.013.872.014 42.776.000.190

Bangunan 207.272.887.767 64.983.604.375 142.289.283.392

Jalan dan Jembatan 376.530.705.966 149.866.718.798 226.663.987.168

Mesin. alat-alat berat dan

peralatan bengkel 1.492.215.322.615 869.596.243.633 622.619.078.982

Kendaraan 15.916.128.927 13.789.633.139 2.126.495.788

Peralatan dan perabot kantor 14.800.606.268 12.363.572.771 2.437.033.497

2.152.525.523.748 1.113.613.644.730 1.038.911.879.018

Aktiva dalam penyelesaian 78.216.492.068 - 78.216.492.068

Aktiva Sewa Guna Usaha 257.945.943.867 71.366.859.104 186.579.084.763

(27)

9. AKTIVA TETAP (lanjutan)

Alokasi pembebanan penyusutan aktiva tetap pemilikan langsung dan aktiva sewa guna usaha pada laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:

2010 2009

Beban pokok pendapatan 37.569.010.515 32.451.986.089

Beban penjualan (Catatan 23) 66.733.662 59.450.805

Beban umum dan administrasi (Catatan 23) 202.237.120 250.258.762

Jumlah 37.837.981.297 32.761.695.656

Jumlah penyusutan untuk aktiva tetap pemilikan langsung yang dibebankan pada laporan laba rugi

konsolidasi untuk periode 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp27.691.216.073 dan

Rp23.041.464.988, sedangkan penyusutan untuk aktiva sewa guna usaha adalah sebesar Rp12.638.224.384 pada periode 2010 dan sebesar Rp9.720.230.668 pada periode 2009.

Jumlah penyusutan yang dikapitalisasi ke dalam aktiva dalam penyelesaian jalan dan jembatan dan hutan tanaman industri dalam pengembangan adalah sebesar Rp830.980.735 pada periode 2010 dan Rp3.138.153.333 pada periode 2009.

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aktiva tetap Grup dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aktiva tetap tersebut pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

Aktiva tetap pemilikan langsung digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas pinjaman seperti dijelaskan dalam Catatan 11,17 dan 18.

Aset tetap pemilikan langsung dengan nilai buku sebesar Rp1.138 miliar pada tanggal 31 Maret 2010 telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sekitar US$160 juta dan Rp12,49 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Bangunan, jalan dan jembatan di areal HPH dan HTI Grup tidak diasuransikan..

Pada tanggal 31 Maret 2010, persentase penyelesaian dari aktiva dalam penyelesaian, dipandang dari sudut keuangan, adalah berkisar antara 70% sampai dengan 95%.

Hak pemilikan atas hak atas tanah Grup adalah merupakan Hak Guna Bangunan yang memiliki sisa hak secara legal berkisar antara 6 sampai dengan 23 tahun. Manajemen berpendapat bahwa hak pemilikan atas hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Perusahaan melakukan perjanjian sewa guna usaha (meliputi hak opsi untuk membeli pada akhir masa sewa guna usaha) peralatan tertentu dengan jangka waktu sekitar dua (2) sampai empat (4) tahun. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, pembayaran sewa minimum di masa yang

akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha tersebut adalah sebagai berikut:

2010 2009

Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum

di masa yang akan datang 123.324.140.933 177.432.846.362

Jatuh tempo dalam satu tahun (68.142.394.150) (81.669.328.360)

Hutang sewa guna usaha jangka panjang 55.181.746.783 95.763.518.002

(28)

10. GOODWILL - BERSIH

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

2010 2009

Harga perolehan awal tahun 123.488.127.086 123.488.127.086

Penambahan yang berasal dari akuisisi - -

Harga perolehan akhir tahun 123.488.127.086 123.488.127.086

Akumulasi amortisasi awal tahun 44.527.422.657 14.843.140.886

Beban amortisasi tahun berjalan 7.421.070.443 7.421.070.443

Akumulasi amortisasi akhir tahun 51.948.493.100 22.264.211.328

Goodwill – bersih 71.539.633.986 101.223.915.757

11. HUTANG BANK JANGKA PENDEK

Rincian dari hutang bank jangka pendek adalah sebagai berikut:

2010 2009

Pinjaman dengan mata uang asing Modal kerja

PT Bank Lippo Tbk

(US$8,000,000 pada periode 2010 dan 2009) 72.920.000.000 92.600.000.000

Bangkok Bank PCL, cabang Jakarta

(US$2,920,000 pada periode 2010

dan US$3,000,000 pada periode 2009) 26.615.800.000 34.725.000.000

PT Danamon Indonesia Tbk

(US$5,500,000 pada periode 2010

US$5,600,000 pada periode 2009) 50.132.500.000 64.820.000.000

The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation Ltd., Cabang Jakarta

(US$2,897,096 pada periode 2010

US$ 2,649,407 pada periode 2009) 26.407.026.303 30.666.893.548

Pinjaman dalam Rupiah

PT Bank CIMB Niaga Tbk

(dahulu PT Bank Lippo Tbk) 75.000.000.000 75.000.000.000

Anak Perusahaan

Pinjaman dalam mata uang asing

Modal Kerja

PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu

PT Bank Lippo Tbk)

(US$326,461 pada periode 2010

US$1,426,461 pada periode 2009) 2.975.693.109 16.511.287.464

Pinjaman dalam Rupiah

PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu

PT Bank Lippo Tbk) 4.769.308.068 4.922.312.297

Jumlah hutang bank jangka pendek 258.820.327.480 319.245.493.309

(29)

11. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) Perusahaan

PT Bank CIMB Niaga Tbk

Pada tanggal 13 November 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dengan batas maksimum kredit sebesar US$8.000.000. Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 10% per tahun dengan jangka waktu sampai dengan 29 Juni 2008. Pinjaman ini telah beberapa kali diperpanjang, terakhir telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Juni 2010.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, fasilitas pinjaman tersebut telah digunakan sepenuhnya dengan setara Rupiah masing- masing sebesar Rp72.920.000.000 dan Rp92.600.000.000.

Pada tanggal 19 November 2007, Perusahaan mendapat fasilitas tambahan pinjaman modal kerja dari bank yang sama dengan batas maksimum kredit sebesar Rp75.000.000.000. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 15% per tahun dengan jangka waktu sampai dengan 29 November 2008. Pinjaman ini telah beberapa kali diperpanjang, terakhir telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Juni 2010. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, seluruh fasilitas pinjaman modal kerja tersebut telah digunakan.

Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, pinjaman tersebut masih dalam proses restrukturisasi pinjaman.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Pada tanggal 7 April 2008, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit berulang “Omnibus Trade

Finance dan Foreign Exchange” dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk dengan batas maksimum

kredit sebesar US$7,500,000. Pinjaman tersebut dikenakan bunga tahunan SIBOR + 3,5% dan telah jatuh tempo pada tanggal 7 April 2009.

Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, pinjaman tersebut belum mendapatkan perpanjangan karena Perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi pinjaman.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, fasilitas pinjaman yang telah digunakan masing-masing sebesar US$5,500,000 dan US$5,600,000 atau setara Rupiah masing-masing sebesar Rp50.132.500.000 dan Rp64.820.000.000.

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC)

Pada tanggal 15 Agustus 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian Fasilitas Pinjaman dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC), Cabang Jakarta dan telah diperpanjang hingga 31 Januari 2010. Selanjutnya, fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 April 2010. Perjanjian pinjaman tersebut juga mensyaratkan penambahan jaminan aset Perusahaan.

Fasilitas pinjaman tersebut terdiri atas:

• Fasilitas “ Packing Credit ” dengan batas maksimum kredit sebesar US$3,000,000.

• Fasilitas “ Treasury ” dengan batas maksimum kredit sebesar US$1,000,000.

Pinjaman tersebut dikenakan bunga harian sebesar 5,25% per tahun dibawah “ Best Lending Rate ” HSBC. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, fasilitas kredit yang digunakan masing-masing sebesar US$2,897,096 dan US$2,649,407 atau setara Rupiah masing-masing sebesar Rp26.407.026.303 dan Rp30.666.893.548.

Referensi

Dokumen terkait

Kelebihan model pembelajaran berbasis proyek untuk materi teks hasil observasi bahwa model pembelajaran tersebut siswa dituntun untuk berpikir kritis dengan

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XA di SMA PGRI MaospatiMagetan dengan jumlah 32 siswa pada semester gasal tahun pelajaran 2012/2013.Tindakan yang dilakukan adalah

Terdapat dua analisis keuangan yang cukup penting bagi pelaku investor saham antara lain, analisis fundamental yaitu dengan memperkirakan harga saham di masa yang akan datang

Dapat diperoleh kesimpulan bahwa indikator – indikator pada kegiatan ekstakurikuler bahasa Jepang yang mampu mempengaruhi hasil belajar siswa adalah minat siswa

Pada saat perolehan, aset murabahah tidak diakui sebagai persediaan sebesar harga perolehan. Bank Muamalat Cabang Pekanbaru melakukan pembelian terhadap aset

1) Menurut Jogiyanto (2000) actual return merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga

Pada tahun 2013 ini Sumber Daya peneliti (dosen) yang bergabung di bawah payung penelitian Pusat Studi Biofarmaka meningkat menjadi 62 orang, hal ini berkaitan

Kegiatan ini dititikberatkan pada analisis sebaran data titik panas sebaran, sebaran luasan kebakaran lahan dan hutan, dan tumpang susun hasil analisis tersebut