• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. A. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitaif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. A. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitaif"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

105 BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

A. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitaif

Setiap metode penelitian mempunyai keunggulan dan kekurangan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut agar saling melengkapi, dalam penelitian ini kedua metode digabungkan. Penggabungan metode kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan bersama-sama atau digabung dengan catatan sebagai berikut: 1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada objek yang sama, tetapi tujuan yang berbeda. Kualitatif digunakan untuk menemukan hipotesis, sedangkan kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis. Each metodology can be used to complement the other within the same area of inquiry, since they have different purposes or aims. (Susan Stainback, 1988 dalam Sugiyono, 2007: 26), dan 2. Digunakan secara bergantian, pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif sehingga ditemukan sebuah teori atau hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan metode kuantitatif (Sugiyono, 2007: 26).

Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis nilai-nilai feminisme novel yang berjudul Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Data penelitian merupakan data penghayatan secara langsung dan pemahaman terhadap nilai-nilai feminisme dengan MAD. Dari penelitian tersebut diharapkan menghasilkan teori atau hipotesis penggunaan MAD terhadap karya sastra novel yang lebih efektif. Sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan pada saat teori tersebut diujicobakan pada siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti kabupaten Ciamis angkatan 2008-2009.

(2)

106 B.Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian kualitatif ini adalah analisis isi (content analysis). Metode ini didasarkan pada data yang akan dianalis berupa karya sastra novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Untuk memenuhi persyaratan definisi yang dikemukakan Fraenkel (2007: 483) dan Ratna (2007: 48), maka data yang dimaksud selain novel adalah juga buku-buku teks tentang MAD dan Feminisme. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memahami kerangka berfikir sebagai bentuk pola tingkah laku para ahli Dekonstruksi (Deconstructionists) dan juga para pemikir Feminisme.

Content analisis is a technique that enables researchers to study human behavior in an indirect way, through an analysis of their communications. …Textbooks, essays, newspaper, novels, magazine articles, cookbooks, songs, political speeches, advertisements, pictures—in fact, the content of virtually any type of communication can be analyzed.

(Fraenkel dan Wallen, 2007: 483) Selanjutnya dalam bagian ini akan dijelaskan prosedur penelitian kualitatif dengan teknik analisis isi (content analysis) menurut Fraenkel dan Wallen (2007: 483-490) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai feminisme dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

2. Mendefinisikan Istilah

Mendefinisikan istilah yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

(3)

107

a. dekonstruksi oposisi biner atau pembalikan oposisi sifat yang berbeda;

b. mitos yang berhubungan dengan perempuan;

c. trace atau analisis intertekstual dalam mengkaji teks novel. 3. Pembatasan Masalah Analisis

Ada pun masalah yang dianalisis terbatas pada

a. analisis fungsi utama cerita

b. analisis tokoh perempuan

c. analisis Dekonstruksi karakteristik tokoh perempuan

d. analisis latar dan tempat

e. analisis mitos

f. analisis intertekstual

4. Menetapkan Data yang Dianalisis

Data yang dianalisis adalah struktur novel dan hal-hal yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan sehingga tidak dapat direfresentasikan secara langsung secara kasat mata.

5. Menghubungkan Konsep Data dengan Tujuan

Berbagai konsep yang diperoleh selama penelitian diolah dan dianalisis disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian.

6. Menentukan Sampel

Sampel yang digunakan adalah novel Ketika Cinta Bertasbih jilid 1dan 2 karya Habiburrahman El Shirazy.

(4)

108

Data yang akan dianalisis ditentukan kodenya. Misalnya R = religius, F = feminisme, NF = non-feminisme, dan P = patriarki.

8. Uji Validitas (credibility)

Uji validitas yang dilakukan adalah meliputi:

a. perpanjangan pengamatan;

b. meningkatkan ketekunan;

c. member check.

(Sugiyono, 2007: 131) 9. Uji Reliabilitas (dependability)

Uji depenability dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian oleh pembimbing tesis sebagai auditor yang independen. Audit dilakukan mulai dari menentukan masalah/fokus, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan. (Sugiyono, 2007: 131)

10. Teknik Pelaksanaan Analisis Isi

Penelitian kualitatif MAD ini menggunakan teknik analisis isi (content analysis).

Penentuan MAD didasarkan pada sumber data atau kajian: a. dokumen tentang Dekonstruksi dan Feminisme dari berbagai referensi atau sumber baik penelitian perpustakaan maupun browsing dan downloading untuk melakukan kajian yang intensif tentang teori dan konsep Dekonstruksi dan feimnisme itu sendiri. Konsep berfikir para Dekonstruksionis seperti Derida dan

(5)

109

Barthes mendominasi landasan pemikiran dalam penelitian ini. b. Kajian MAD

tentang novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy yang

mengandung narasi kecil atau tema lain diantaranya nilai-nilai Feminisme. Dengan melakukan kajian novel tersebut peneliti secara tidak langsung ingin mengetahui bagaimana kecenderungan bunyi atau voice Habiburrahman El Shirazy tentang konsep Feminisme.

Adapun langkah-langkah MAD dilakukan sesuai dengan karakteristik teknik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Melakukan eksplorasi tentang teori dan konsep MAD dan Feminisme dari

berbagai sumber.

b. Membaca novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy dan

novel lainnya secara intensif dan berulang-ulang.

Mengkaji karya sastra novel dengan MAD berdasarkan teori dan konsep Derrida yang berkarakteristik sebagai berikut:

1) Menolak pemusatan struktur dan mencoba menemukan pusat yang baru.

2) Mengemukakan konsep decenterring, dengan memahami dan mengkaji

sesuatu yang semula dianggap kurang penting, misalnya penokohan perempuan, tokoh sekunder dan tema minor.

3) Bersifat antihumanis menghilangkan subjek yang terdiri atas manusia

(6)

110

membela manusia yang lemah (berkulit hitam, buruh, perempuan /feminisme, petani, pribumi dan kelompok minoritas).

4) Menolak oposisi biner yang terdiri atas significant/signifie,

parole/langue,sinkronik/diakronik. Maka penelitian berdasarkan pembalikan (Dekonstruksi) terhadap oposisi biner.

5) Pengarang bersifat anonimitas, yaitu makna diterjemahkan menurut pembaca

bukan yang diinginkan oleh pengarang.

6) Memberikan perhatian terhadap gejala yang tersembunyi atau sengaja

disembunyikan misalnya hal-hal yang bertentangan, pelaku sampingan dan perempuan.

7) Makna tidak secara langsung hadir di dalam tanda oleh karena semua bersifat

teks, maka yang tersisa bersifat trace yaitu pada dasarnya perluasan signifikan konsep-konsep tanda Saussure yaitu tanda hanya mempunyai makna jika dihubungkan dengan tanda lain. Sehingga teks pada gilirannya disebut lautan tanda, mosaik kutipan. Maka penelitian ditinjau pula secara intertekstual/trace.

8) Penelitian bertujuan mencari makna yang optimal bukan makna yang benar.

Tidak perlu menemukan makna akhir tetapi berupa pembongkaran atau penggalian terus-menerus sebagai proses.

9) Merupakan perspektif baru pada penelitian sastra yaitu penjelajahan

(7)

111 C. Metode Penelitian Kuantitatif

Dalam bagian ini akan dijelaskan prosedur penelitian yang menggunakan desain eksperimental, yaitu The Randomize Pretest-Posttest Control Group Desain (RPPCGD) yang melibatkan dua kelompok, yakni

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selain itu dijelaskan pula prosedur pelaksanaannya. Berikut ini antara lain hal-hal yang dibicarakan pada bab III :

1. Metode Penelitian

2. Populasi dan Sampel

3. Teknik Pengumpulan Data

4. Pengukuran Instrumen Penelitian

5. Uji Coba Instrumen

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

7. Pedoman Pengolahan Data

1. Rancangan Metode Penelitian

Metode penelitian kuantitatif ini menggunakan rancangan

eksperimental kelompok kontrol prates dan pascates (The Pretest-Posttest Control Group Desain). Kedua kelompok diukur dua kali; pengukuran pertama pada saat prates dan kedua pada saat pascates. Sampel acak (random assignment) digunakan untuk membentuk kelompok-kelompok. Adapun rancangan desain tersebut sebagai berikut:

Treatment Group R O X O

Control Group R O C O

(8)

112 Keterangan:

Treatment Group: Kelas Eksperimen

Control Group: Kelas Kontrol, selanjutnya dalam penelitian ini peneliti menggunakan istilah kelas pembanding.

Historically, a pure control group is one that receives no treatment at all. While this is often the case in medical or psychological research, it is rarely true in educational research. The control group almost always receives different treatment of some sort. Some educational researchers, therefore, refer to comparison groups rather than to control groups.

(Fraenkel dan Wallen, 2007: 268) R: Kelas eksperimen/kelas pembanding

O: Prates/Pascates

X: Perlakuan dengan metode eksperimen C: Perlakuan dengan metode non eksperimen

Kelas eksperimen: Sampel yang diambil secara acak diberi prates dan perlakuan MAD untuk menganalisis novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy.

Kelas pembanding: Sampel yang diambil secara acak dan diberi prates analisis novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy dengan Model Analisis Struktural Semiotik (MASS). Setelah selesai pengajaran diberikan pascates kelas tersebut. 2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Cihaurbeuti, maka populasi penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas 8 dengan jumlah 245 siswa.

(9)

113

Pengambilan siswa tersebut sebagai responden didasarkan pada pertimbangan materi pembelajaran analisis novel terdapat di kelas 8.

b. Sampel

Karena keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan peneliti, penelitian ini tidak menyelidiki seluruh populasi, namun mempergunakan 28% dari populasi, yakni sebuah sampel yang dianggap representatif terhadap populasi itu berdasarkan pertimbangan bahwa bila subjeknya lebih dari 100 maka bisa diambil 10-15%, atau 20-25%, atau lebih. (Arikunto, 1993: 107). Sampel adalah bagian dari populasi atau yang mewakili populasi dalam jumlah dan karakteristik.

Untuk menentukan responden yang menjadi sampel kelompok eksperimen dan kontrol, maka penelitian ini menggunakan model undian, yaitu dengan mengundi 7 kelompok atau kelas (keseluruhan populasi siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti tahun pelajaran 2008/2009). Dengan tanpa prasangka, peneliti mengambil 2 gulungan kertas sehingga nomor yang pertama tertera pada gulungan kertas itulah yang merupakan subjek sampel penelitian atau sebagai eksperimen group dan pengambilan nomor yang kedua sebagai group pembanding. Penentuan sampel dari gugus populasi secara acak ini dengan cara mengambil dua kelompok dari tujuh kelompok sebagai populasi (cluster random sampling) banyak digunakan khususnya pada penelitian di sekolah-sekolah. (Fraenkel dan Wallen, 2007: 97).

3. Teknik Pengumpulan Data a. Persiapan Pengumpulan Data

(10)

114

Sebelum memasuki tahapan pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa langkah pendahuluan, yaitu

1) mempersiapkan dan menyusun alat pengumpul data, yaitu observasi, angket,

tes dan instrumen pembantu pengumpulan data berupa silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran);

2) mengurus surat izin penelitian kepada Kepala SMPN 2 Cihaurbeuti;

3) melakukan pembicaraan dengan kepala SMPN 2 Cihaurbeuti dan Guru

Bahasa Indonesia serta menelaah rancangan program pembelajaran;

4) menentukan populasi dan sampel yang sesuai dengan keperluan penelitian

berdasarkan pertimbangan Dosen Sastra dan Pembimbing;

5) mengonsultasikan model pembelajaran yang akan dieksperimenkan dengan

Pembimbing;

6) mengonsultasikan instrumen dengan Dosen Sastra, Pembimbing, dan Guru

Bahasa Indonesia SMPN 2 Cihaurbeuti;

7) memperbaiki dan memperbanyak instrumen;

8) menentukan responden yang sesuai untuk pelaksanaan ujicoba;

9) menentukan jadwal uji coba;

10) menganalisis hasil uji coba; dan

11) menentukan jadwal eksperimen.

b. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa teknik yaitu tes, angket, observasi dan studi pustaka. Teknik tes diujicobakan terlebih dahulu guna memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas penelitian.

(11)

115 1) Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes analisis karya sastra novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Untuk mengukur kemampuan menganalisis karya sastra (O) digunakan instrumen tes yang diujikan yang meliputi a) analisis fungsi alur salah seorang tokoh perempuan, b) analisis sifat-sifat yang ditunjukkan oleh tokoh perempuan tersebut, c) analisis pembalikan oposisi biner, d) analisis latar dan waktu ketika tokoh perempuan tersebut melakukan kegiatan, e) analisis mitos tentang perempuan dan dihubungkan dengan tokoh perempuan yang dipilih tersebut, dan f) analisis intertekstualitas yang berhubungan dengan tokoh perempuan tersebut. 2) Angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan MAD. Siswa berhak memberikan pendapat secara objektif terhadap keberhasilan model tersebut. Dengan demikian tanggapan siswa terhadap model analisis perlu diperhitungkan dengan seksama.

Pemerolehan data angket pada siswa dilakukan melalui pertanyaan terbuka untuk memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaan responden sehingga bisa diketahui secara faktual pandangan para siswa tersebut. Tetapi diberikan pula bentuk angket dengan pertanyaan tertutup (skala sikap) untuk mengantisipasi jawaban siswa tidak tepat sasaran. (Riduan, 2007: 99).

Kisi-kisi angket tentang tanggapan siswa terhadap pelaksanaan MAD membahas pokok penelitian sebagai berikut: pengenalan siswa terhadap MAD

(12)

116

sebanyak 2 pernyataan yaitu pada butir soal 1 dan 2; tanggapan siswa terhadap nilai feminisme sebanyak 2 pernyataan yaitu pada butir soal 3 dan 5; tanggapan siswa terhadap pembelajaran MAD sebanyak 4 pernyataan yaitu pada butir soal 4,6,9 dan 10; tanggapan siswa terhadap penampilan guru pada PBM sebanyak satu pernyataan yaitu pada butir soal 7; dan penampilan guru pada penggunaan alat peraga 1 pernyataan yaitu pada butir soal nomor 8. Kisi-kisi angket secara terperinici dapat dilihat pada tabel III.1.

3) Observasi

Teknik ini digunakan terhadap proses PBM penerapan MAD dalam kajian novel yang mengandung nilai-nilai feminisme, yang diterapkan pada siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. Proses observasi dilakukan oleh penulis dan seorang guru bahasa lain yang diminta bantuannya untuk ikut mengobservasi PBM agar melengkapi akurasi penelitian.

Observasi PBM ini dilakukan pada guru dan siswa yang dibuat dalam bentuk matriks berisi aspek-aspek PBM dengan rincian deskriptor dan indikator. Tabel kegiatan observasi PBM, yang terdiri atas lembar observasi guru dan siswa terlampir.

Kisi-kisi lembar observasi guru adalah sebagai berikut:

a) Pada strategi formasi terdapat tiga kegiatan yaitu perencanaan program MAD

pada tahap 1,2,3 dengan rincian pada kegiatan 1,2,3.

b) Pada tahap aplikasi data terdapat kegiatan melaksanakan evaluasi pada tahap

(13)

117

Kisi-kisi lembar observasi siswa adalah sebagai berikut: pada strategi formasi terdapat 4 tahap kegiatan MAD. Kegiatan tersebut yaitu pelaksanaan apersepi pada tahap 1 dengan 1 rincian kegiatan; pelaksanaan prates pada tahap 2 dengan rincian kegiatan 1 dan 2; pelaksanaan tahap kegiatan pendahuluan pada tahap 3 dengan rincian kegiatan 1 dan 2; tahap kegiatan inti sebanyak tahap 4 dengan rincian kegiatan 1,2,3, dan 4. Ada pun kisi-kisi lembar observasi siswa terdapat pada tabel III.3.

4) Studi Pustaka

Studi pustaka digunakan untuk memperoleh data, yaitu novel Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2 karya Habiburrahman El Shirazy. Data tersebut dijadikan sebagai bahan kajian MAD.

4. Pengukuran Instrumen Penelitian

Pengukuran instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan bentuk analisis seperti yang dikemukakan oleh Nurgiantoro (1995) dalam Sunendar (2004: 166) bahwa dengan mempertimbangkan bentuk tugas dan aktivitas yang dituntut terhadap siswa, tes bentuk essei lebih mudah dan tepat dibuat dari pada tes objektif. Profil penilaian dikelompokkan dalam kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang.

a. Kisi-kisi Tes

Kisi-kisi tes analisis novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy adalah sebagai berikut:

Ada enam pokok bahasan yang tertuang pada enam butir soal dengan nilai dari mulai 1 sampai 5. Masing-masing soal mempunyai bobot nilai yang

(14)

118

berbeda. Fungsi utama mempunyai bobot 50 dari 5 x 10 dan penskoran nilai N x 0,5. Analisis tokoh perempuan mempunyai bobot 25 dari 5 x 5 dan penskoran nilai 5 x 1. Pembalikan oposisi biner mempunyai bobot 25 dari 5 x 5 dan penskoran nilai N x 1. Analisis latar mempunyai bobot 5 dari 5 x 1 dan pensekoran N x 1. Analisis mitos tentang perempuan mempunyai bobot 10 dari 5 x 2 dan penskoran nilai N x 1. Analisis kaitan intertekstual mempunyai bobot 10 dari 5 x 2 dan penskoran nilai N x 1. Nilai x bobot secara keseluruhan adalah 100. Dapat kita lihat pada tabel III.4.

Kisi-kisi analisis fungsi utama tokoh perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman tersebut adalah sebagai berikut: Skala penilaian secara berurutan dari sangat baik dengan nilai 5 x 0,5; baik dengan nilai 4 x 0,5; cukup dengan nilai 3 x 0,5; kurang dengan nilai 2 x 0,5; dan sangat kurang dengan nilai 2 x 0,5. Keterangan lebih jelas terdapat pada tabel III. 5.

Kisi-kisi analisis tokoh perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman tersebut adalah sebagai berikut: Skala penilaian secara berurutan dari sangat baik dengan nilai 5 x 1; baik dengan nilai 4 x 1; cukup dengan nilai 3 x 1; kurang dengan nilai 2 x 1; dan sangat kurang dengan nilai 2 x 1. Keterangan lebih jelas terdapat pada tabel III.6.

Kisi-kisi analisis tokoh perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman tersebut adalah sebagai berikut: Skala penilaian secara berurutan dari sangat baik dengan nilai 5 x 1; baik dengan nilai 4 x 1; cukup dengan nilai 3 x 1; kurang dengan nilai 2 x 1; dan sangat kurang dengan nilai 2 x 1. Keterangan lebih jelas terdapat pada tabel III.7.

(15)

119

Kisi-kisi analisis oposisi biner tokoh perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman tersebut adalah sebagai berikut: Skala penilaian secara berurutan dari sangat baik dengan nilai 5 x 1; baik dengan nilai 4 x 1; cukup dengan nilai 3 x 1; kurang dengan nilai 2 x 1; dan sangat kurang dengan nilai 2 x 1. Keterangan lebih jelas terdapat pada tabel III.8.

Kisi-kisi analisis latar tempat dan waktu dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman tersebut adalah sebagai berikut: Skala penilaian secara berurutan dari sangat baik dengan nilai 5 x1; baik dengan nilai 4 x1; cukup dengan nilai 3 x1; kurang dengan nilai 2 x 1; dan sangat kurang dengan nilai 2 x 1. Soal pada analisis latar hanya terdiri atas satu butir soal. Keterangan lebih jelas terdapat pada tabel III.9.

Kisi-kisi analisis mitos tentang perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman tersebut adalah sebagai berikut: Skala penilaian secara berurutan dari sangat baik dengan nilai 5 x 1; baik dengan nilai 4 x 1; cukup dengan nilai 3 x 1; kurang dengan nilai 2 x 1; dan sangat kurang dengan nilai 1 x 1. Soal pada analisis latar hanya terdiri atas dua butir soal. Keterangan lebih jelas terdapat pada tabel III.10.

Kisi-kisi analisis kaitan intertekstual dalam novel tersebut adalah sebagai berikut: Skala penilaian secara berurutan dari sangat baik dengan nilai 5 x 1; baik dengan nilai 4 x 1 ; cukup dengan nilai 3 x 1; kurang dengan nilai 2 x1; dan sangat kurang dengan nilai 1 x 1.

Soal pada analisis latar hanya terdiri atas dua butir soal. Keterangan lebih jelas terdapat pada tabel III.11.

(16)

120 b. Butir Soal

Soal berbentuk essai uraian sebanyak 6 butir soal dengan rincian sebagai berikut: Soal nomor 1 tentang tes analisis fungsi utama struktur alur tokoh perempuan; Soal nomor 2 tentang tes analisis tokoh perempuan dengan kesetaraan gender; Soal nomor 3 tentang tes analisis dekonstruksi oposisi biner. Soal nomor 4 tentang tes analisis latar dan waktu tokoh perempuan; Soal nomor 5 tentang tes analisis mitos tentang perempuan; Soal nomor 6 tentang tes analisis interteksualitas/trace tokoh perempuan. Butir soal terlampir.

5. Uji Coba Instrumen

Setelah tahapan perencanaan dan penyusunan instrumen, langkah berikutnya adalah mengujicobakan instrumen untuk menghasilkan instrumen yang baik dengan cara mengukur kesahihan dan keterandalan instrumen tersebut. Uji coba bertujuan untuk merevisi instrumen yang tidak baik dan melihat kelemahan-kelemahan yang ada dengan menilai taraf kesukaran, daya beda soal, dan keterandalan butir-butir soal.

Sebelum dilakukan uji coba, instrumen tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kapada pembimbing, dosen ahli yang mengajar mata kuliah Kajian Prosa Fiksi Indonesia atau Apresiasi Prosa Fiksi Indonesia, serta kepada rekan sejawat sesama pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP.

Tahapan berikutnya peneliti menentukan subjek untuk pelaksanaan uji coba. Untuk jumlah subjek uji coba tidak ada patokan yang resmi, namun dapat

(17)

121

diambil sejumlah 25-40, suatu jumlah yang sudah memungkinkan pelaksanaan dan analisisnya (Arikunto, 1986: 170).

6. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Tes

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen yang digunakan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari varabel yang diteliti secara tepat. Soewarno (1987) dalam Sunendar (2001: 184) memberikan dua karakteristik validirtas yang baik, yaitu 1) instrumen yang pengukurannya harus benar-benar mengukur konsep teori yang dianut dan bukan konsep lainnya, dan 2) konsepnya diukur dengan tepat.

Sebuah instrumen diketahui tingkat validitas internalnya apabila butir-butir dan faktor-faktor yang membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Uji validitas eksternal dillakukan setelah melalui uji coba kepada responden yang diambil sebagai subjek uji coba. Subjek uji coba instrumen dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8 SMPN 1 Cikoneng Ciamis berjumlah 36 orang. Pengambilan responden dari SMPN I Cikoneng dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut masih berada dalam wilayah kabupaten Ciamis dan merupakan wilayah kecamatan yang berdekatan yaitu kecamatan Cikoneng dan Cihaurbeuti sehingga secara umum memiliki karakteristik tidak berbeda. Analisis data hasil tes ujicoba menggunakan SPSS 16 for Windows.

(18)

122

Metode yang digunakan adalah one shot atau internal consistency, dengan pengukuran cukup dilakukan satu kali.

Dari hasil pengolahan SPSS 16 for Windows (Tabel SPSS III.12

terlampir), tampak bahwa rhitungpada tabel Item-Total Statistics kolomCorrected

Item-Total Correlation adalah positif dan rhitung > rtabel, maka butir-butir tersebut adalah valid. Dasar pengambilan keputusan adalah:

• Jika rhitung positif, dan rhitung > rtabel, maka butir tersebut valid

• Jika rhitung negatif, atau rhitung < rtabel, maka butir tersebut tidak valid valid

Membaca rtabel pada α 0,05 dengan derajat kebebasan df=18 (Jumlah

N-2) yaitu r(0,05;18) pada uji satu arah=0,3783. Karena seluruh butir soal valid maka tak satupun yang harus dikeluarkan atau diganti.

b. Uji Reliabilitas Tes

Realibilitas mengandung pengertian keajegan (consistency) dari skor yang diperoleh. Atau seberapa konsisten skor-skor setiap individu baik setiap butir soal ataupun seperangkat instrumen ketika butir soal atau instrumen yang sama diujikan kembali pada waktu yang berbeda. Meskipun skor-skor tersebut tidak persis sama tapi tidak terlalu jauh berbeda. (Frankael dan Wallen, 2007: 157).

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan uji reliabilitas internal (internal consistency using alpha coeficient) berdasarkan pertimbangan bahwa instrumen yang digunakan adalah bukan tes objektif. Tes essai yang digunakan memungkinkan jawaban yang benar lebih dari satu jawaban. Rumus alpha

(19)

123

digunakan untuk mencari realibilitas instrumen yang skornya bukan 0 atau 1. (Frankael dan Wallen, 2007: 157 serta Arikunto, 1993: 164 ).

Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot. Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran korelasi antar jawaban. Pada program SPSS 16 for windows yang penulis gunakan, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha. Cara pengambilan keputusan adalah: • Jika rAlpha positif, dan rAlpha > rtabel, maka butir tersebut reliabel

• Jika rAlpha negatif, dan rAlpha < rtabel, maka butir tersebut tidak reliabel

R Alpha (Alpha Cronbach) dapat dilihat pada output Reliability Statistics yaitu bernilai 0,937 sedangkan rtabel adalah 0,3783.

R Alpha (Alpha Cronbach) lebih besar dari rtabel, maka seluruh butir tersebut

bersifat reliabel. Tabel SPSS tentang uji reliabilitas (tabel III.12) terlampir. 7. Analisis Butir Soal Esai

Indeks tingkat kesulitan tes berbentuk esai dihitung dengan SPSS 16 dengan menggunakan kategori derajat kesulitan yang dikemukakan oleh Nurgiantoro dalam Sunendar (2004: 196) sebagai berikut:

Derajat Kesulitan Kategori

0,00—0,14 Sukar

0,15—0,85 Sedang

0,86—1,00 Mudah

Berdasarkan penghitungan terhadap indeks tingkat kesulitan soal yang diujicobakan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa semua butir soal memiliki

(20)

124

tingkat kesulitan Sedang. Hasil penghitungan derajat kesulitan soal bisa dilihat pada tabel III.18 dan III.19 (terlampir).

Sedangkan untuk penghitungan kategori daya beda soal esai, dilakukan dengan menggunakan rumus:

rKA—rKB Daya beda=

Skor maksimal Keterangan:

rKA = Rata-rata kelompok atas

rKB = Rata-rata kelompok bawah

(Depdiknas, 2009)

Kategori daya beda soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Daya Pembeda Kategori

0,40—1,00 Baik sekali

0,30—0,39 Baik

0,20—0,29 Sedang

0,00—0,19 Buruk

(Chung The Fan dalam said dalam Sunendar, 2004: 196) Hasil penghitungan daya beda terlampir pada tabel III.20 8. Uji Normalitas dan Homogenitas

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Pernyataan tersebut dapat ditunjukkan dengan menentukan apakah populasi data yang ada berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

(21)

125

1) Jika Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka populasi data tersebut

berdistribusi tidak normal

2) Jika Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka populasi data tersebut

berdistribusi normal

Uji normalitas menggunakan SPSS 16 for Windows dengan uji Kolmogorov-Smirnov distribusi normal. Hasil uji normalitas dibahas pada Bab IV. b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene Statistic. Test of Homogeneity of Variances dalam SPSS 16 for Windows adalah untuk menguji apakah data sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama atau berbeda.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika signifikan atau nilai probablilitas lebih kecil dari 0,05, maka data berasal

dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama.

2) Jika signifikan atau nilai probablilitas lebih besar dari 0,05, maka data berasal

dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama. Hasil uji homogenitas dibahas pada Bab IV.

9. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Model Dekonstruksi

Untuk mengolah data hasil belajar MAD dalam kajian nilai feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy pada siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Lembar jawaban tes analisis dikumpulkan.

2) Hasil tes analisis diolah dengan menggunakan Independent-Samples T Test

(22)

126

pembanding. Ciri dari subjek tersebut yaitu subjek tetap. Tes dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan soal yang sama.

3) Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 for windows

4) Menginterpretasikan dan menyimpulkan data hasil tes

10.Uji Hipotesis

Pernyataan hipotesis yang akan diuji pada prates dan pascates adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan yang signifikan dalam menganalisis karya sastra novel antara kelas pembanding dan kelas eksperimen

Ha: terdapat perbedaan kemampuan yang signifikan dalam menganalisis karya sastra novel antara kelas pembanding dan kelas eksperimen

Pengujian hipotesis nihil bahwa tidak terdapatnya perbedaan kemampuan kedua grup akan diuji dengan menggunakan penghitungan data statistik SPSS 16 for Windows.

Hipotesis tersebut diuji dua kali yaitu pada saat prates dan pascates. Analisis Independent-Samples T Test akan digunakan untuk menguji hipotesis untuk melihat perbedaan hasil pada saat prates dan pascates oleh kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas pembanding. Bila tidak terdapat perbedaan kemampuan kedua kelompok secara signifikan pada peates, berarti penelitian dilanjutkan pada penerapan MAD bagi kelas eksperimen dan MASS bagi kelas pembanding. Hasil pengolahan data pascates akan menunjukkan apakah terjadi perbedaan yang signifikan antara penerapan kedua model tersebut. Hasil uji hipotesis dibahas pada Bab IV.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

35 Penelitian berikutnya diperlukan untuk melihat reaksi imunologi antara antigen ES-L3-Gs dengan serum belut negatif dan positif Gnatostoma spinigerum, serta

6. Teman-teman D3 Perpustakaan angkatan 2015, kalian memang hebat 8.. Pengolahan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas Veteran Bangun Nusantara. Fakultas Ilmu Sosial dan

Produk dari industri manufaktur maupun produksi industri jasa yang dipasarkan ke masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan untuk digunakan sehari-hari, baik dalam

Berdasarkan analisis masing-masing dimensi kualitas pelayanan pendaftaran tanah diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan kualitas pelayanan pendaftaran tanah yang

Salah satu materi yang menjadi dasar matematika sekolah adalah bilangan, pemahaman yang baik tentang konsep bilangan akan sangat membantu dalam memahami

Berdasarkan tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa pilihan terbanyak 53,3% responden memilih poin (a) yaitu cita-cita dan keyakinan bahwa belajar lebih baik dari sekarang untuk

Deskripsi : Setelah mengikuti kuliah mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor fisikokimia bahan berkhasiat, formulasi, bentuk sediaan, rute pemberian yang berpengaruh

Dia berpendapat, misalnya, bahwa antropolog kontemporer membandingkan alat musik dari dua budaya yang ada pada waktu yang sama tetapi berbeda dalam organisasi, budaya, dan kerajinan