KABUPATENG MAGELANG TAHUN 2008
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbiyah
SITI M U S T O F I Y A H
NIM : 114 06 563
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
DEKLARASI
B isrn i l l ah i rrahm anirrahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran - pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran - pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqasyah skripsi.
Salatiga, 20 Juli 2008 Peneliti,
. Stadion No. 03 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721
NOTA PEMBIMBING
Lamp. :
Hal : Naskah Skripsi
Yth. Ketua STAIN Di Salatiga
Assalamu’alaikum wr. wb.
Setelah kami meneliti mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini naskah saudari:
Nama : SITIMUSTOFIYAH
NIM. : 11406563
Judul : EFEKTIFITAS PERMAINAN KARTU GAMBAR
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA
ARAB ANAK DI RAUDHOTUL ATHFAL
AL-MUTTAQIN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2008
Demikian ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosyahkan.
Demikian harap menjadi perhatian.
Wassalamu 'laikum wr. wb.
Pembimbing,
Judul
Nama
NIM.
Program Studi
EEHKT1FITAS P E R M A IN A N K A R T U G A M B A R
D A L A M M E N IN G K A T K A N K E M A M P U A N
B A H A S A A R A B A N A K DI R A U D IIO T U L
A T H F A L A L -M U T T A Q IN SE C A N G
K A B U P A T E N M A G E L A N G T A H U N 2 0 0 8
SIT1 MUSTOFIYAH
11406563
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 23 Agustus 2008
Dewan Penguji
a j Ujo ia C5Ac. ^ i* il c^ jiL
Skripsi ini saya persembahka ^
- Ibuku yang tersayang
Suami dan anakku '
^ tAbu Yahya & M. Nafl’uddin)
Teman - temanku
Almameter tercinta
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO... iv
IIALAMAN PERSEMBAI LAN... KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... j B. Rumusan Masalah... 5
v,. I tijUuii Penehtsan ... 5
D. Hipotesis Penelitian ... £ E. Kegunaan Penelitian ... 0
F. Definisi Istilah/ Operasional... 7
G. Metodologi Penelitian... 7
H. Instrumen Penelitian... 9
i.Sistematika Penelitian... 10
BA. B II LAN DAS AN TEORI A. Teori Permainan Kartu Gambar... 1 ]
B. Kemampuan Bahasa Arab... 21
F. Hfektifitas permainan kartu gambar Bahasa Arab dalam
meningkatkan kemampuan Bahasa Arab anak... 29
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. (iambaran Umum Lokasi Penelitian... 31
B. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus... 43
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi per Siklus... 56
B. Pembahasan... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 59
B. Saran - saran ... 60
D A H AR PUSTAKA
2007/2008 ... 36 Tabel 2 Daftar siswa RA Al-Muttaqin Secang, Kabupaten Magelang, Tahun
2007/2008 ... 37 Tabel 3 Nama Responden Siswa RA Al-Muttaqin Secang. Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2007/2008 ... 37 Tabel 4 Sudut/ Area A!-Muttaqin Secang. Kabupaten Magelang ... 30 Tabel 5 Prosentase Hasil Test Bahasa Arab R A Ai-Muttaqin Secang.
Kabupaten Magelang Sikius } (Sebelum Menggunakan
Metode Kartu Gambar Bahasa Arab)... 44 l abel 6 Prosentase Hasil Test Bahasa Arab RA Al-Muttaqin Secang,
Kabupaten Magelang Siklus H (Menggunakan Metode
Kartu Gambar Bahasa Arab Hitam Putih)... ... 47 Tabel 7 Prosentase Hasil Test Bahasa Arab RA Al-Muttaqin Secang,
Kabupaten Magelang Siklus III (Menggunakan Metode
Puji syukur senantiasa saya panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah
berkenan melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah Nya sehingga dapat
menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini, penyusun
telah banyak melibatkan orang lain dalam melancarkan tugas dari awal sampai
akhir. Untuk itu. tiada kata yang pantas untuk diucapkan, kecuali ungkapan rasa
terima kasih yang setulus tulusnya terutama yang terhormat:
!. Bapak DR. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga
2. Ibu Dra. Siii Asdscjoh, selaku Dosen Peinbirnbsng yang telah mencurahkan
tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dan tanpa
kenai lelah sehingga tersusunnya skripsi ini.
3. Ibu Nuijati Hcrijah selaku Kepala RA A!-Muttaqin yang telah memberi
ijin kepada penulis untuk melakukan penelitiian tii PA yang beliau
pimpin.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberi dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tentu terdapat kekurangan
dan kelemahan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan.
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan Pendidikan sesuai Undang - Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 200.' adalah sebagai berikut:
"Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab" (Departemen Pendidikan Nasional 2005:8)
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan
pembangunan nasional, manusia dalam hal ini menjadi subyek. Mengenai subyek
pembangunan tidak lepas dari pendidkan, terutama Pendidikan Taman Kanak
-Kanak yang merupakan awal kehidupan anak, memberikan dorongan ataupun
stimulasi agar anak berkembang secara optimal, apa yang dipejari anak pada
awal pertumbuhan dan perkembangannya akan berdampak pada kehidupan
mendalang. Untuk itu 'Paman Kanak - Kanak merupakan upaya pendidikan yang
bermakna untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak tanpa
merusakkan kondisi fisiknya. Hal ini seperti disebutkan dalam Dokumen Standar
Kompetensi Taman Kanak - kanak dan Raudlatul Athfal sebagai berikut:
T u ju a n Pendidikan Taman Kanak -Kanak dan Raudlatul Athfal nHalah membarnu anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang m eliputi moral dan nilai - nilai agama, social emosional, kognitif, baha&a, fisik/ motorik, kemandirian dan seni untuk siap m em asuki pendidikan dasar." (Departemen -Pendidikan Nasional, Jakarta: 2 0 0 4 :5 J
Masalah atau pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana
kondisi pendidikan Taman Kanak - Kanak di negara kita? Pada dasarnya
Pendidikan Taman Kanak - Kanak di negara kita menghadapi masalah kuantitas,
kwalitas, efisiensi dan efektivitas, serta relevansi pendidikan (Suyanto, 1990:1)
Mal ini dipertegas oleh Coni Semiawan banyak permasalahan dalam
pendidikan Taman Kanak - Kanak. Permasalahan itu berkaitan pemerataan serta
input pendidikan yang kurang memadai, proses pendidikan yang kurang efektif,
dan mutu keluaran yang kurang memuaskan. (Coni Semiawan, 2002:4)
Pembelajaran di Taman Kanak - Kanak / Raudholul Athfal masih
tradisional dalam memberikan materi atau kegiatan yang dilaksanakan dengan
metode bercakap - cakap sehingga anak menerima pengetahuan kurang mengerti
atau kurang jelas. Di lain pihak dalam rangka menghadapi era globalisasi
program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk
memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh. Daya saing yang tangguh dapat
terwujud jika peserta didik memiliki kreativitas, kemandirian, kemampuan dasar
dan mudah menyesuaikan diri terhadap pembahan - perubahan yang terjadi pada
berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Untuk mencapai tuntutan di
Raudhotul Athfal Al-Mutiaqin Secang anak harus menguasai ketrampilan
membaca iqra sebagai bekal atau modal dasar.
Pendidikan adalah suatu sistem yang mana pendidik, anak didik,
materi, alat, tujuan dan lingkungan, saling berkaitan antara satu dengan yang
Kembali pada sistem pendidikan sebagai suatu sistem, apabila
dikaitkan dengan prestasi belajar anak Raudhotul Athfal Al-Muttaqin Secang
sebagai hasil dari pengajaran tidak hanya dipengaruhi oleh subyek didiknya saja
tetapi juga faktor - faktor lain yang mempengaruhinya baik dalam diri anak
maupun dari luar diri anak didik itu.
Faktor dari dalam diri anak yaitu kemampuan pemikiran atau kognitif,
afektif, psikomotor. Khusus mengenai kognitif meliputi aspek - aspek
intelegensi, bahasa, penalaran, persepsi, klasifikasi, kreatilitas, ingatan, perhatian,
keseimbangan dan perbandingan (Zaichkowsky, 1990:85).
Untuk mengatasi hal tersebut di atas perlu diciptakan permainan.
Dengan permainan yang sesuai, beberapa kendala dalam arus komunikasi guru
siswa dapat teratasi.
Dengan memperhatikan perkembangan anak Raudhotul Athfal
Al-Muttaqin Secang yang berada pada masa keemasan (golden age), permainan
membutuhkan minat dan daya ingatan, maka peneliti mencetak media dalam
bentuk permainan kartu gambar Bahasa Arab. Sebagai salah satu bentuk
permainan dapat membawa anak seolah - olah mereka sedang bermain, sehingga
rasa tegang dan jenuh pada anak dapat dikurangi seperti ditulis J. Moenks dan
AMP Knors, permainan dapat mengurangi ketegangan (Siti Rahayu Haditomo,
1984.12).
Seperti halnya Cony Semiawan berpendapat bahwa pelaksanaan
pembelajaran pada pra sekolah (Taman Kanak — Kanak) yang selama ini
sesuai dunianya, yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk aktif dan kreatif
dengan menerapkan konsep belajar sambil bermain (Conny Semiawan, 2002:5).
Sehubungan dengan hal itu maka proses belajar Raudhotul Athfal
Al-Muttaqin Secang menggunakan permainan kartu gambar bahasa arab dalam
mengenalkan kata benda bahasa Arab untuk mempermudah penyampaian materi
dan mudah dimengerti anak Taman Kanak - Kanak / Raudhotul Athfal
Al-Muttaqin Secang.
Jika dikaitkan dengan permainan kartu gambar Bahasa Arab, maka
salah satu masalah yang dihadapi oleh pendidik dan pengajaran agama Islam
sekarang adalah bagaimana cara mengajarkan agama pada anak didik sehingga
memperoleh hasil yang diharapkan.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan
permainan kartu gambar Bahasa Arab dengan teknik bermain atau bercakap
-cakap. Penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar agar proses
belajar mengajar lebih efektif.
Mengenalkan kata benda bahasa Arab Raudhotul Athfal Al-Muttaqin
Secang ada beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Alokasi waktu untuk pengenalan kata benda Bahasa Arab tersedia waktu
tertentu.
2. Dengan metode bermain waktu yang relative singkat anak - anak memiliki
pengetahuan dan ketrampilan.
menumbuhkan daya ingat dengan menggunakan kartu gambar Bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan Bahasa Arab anak di Raudhotul Athfal Al-Muttaqin
Sccang sebelum menggunakan kartu gambar?
2. Bagaimana penerapan permainan kartu gambar dalam pengajaran Bahasa
Arab?
3. Bagaimana efektifitas permainan kartu gambar dalam meningkatkan
kemampuan Bahasa Arab anak di Taman Kanak - Kanak / Raudhotul Athfal
Al-Muttaqin Secang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, penulis menentukan tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Mengetahui kemampuan Bahasa Arab anak di Raudhotul Athfal Al-Muttaqin
Secang sebelum menggunakan kartu gambar.
2 Mengetahui penerapan permainan kartu gambar dalam pengajaran Bahasa
3. Mengetahui efektifitas permainan kartu gambar dalam meningkatkan
kemampuan Bahasa Arab anak di Taman Kanak - Kanak / Raudhotul Athfal
Ai-Muttaqin Secang.
D. Hipotesis Penelitian
Daiam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
"Pemakaian kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan Bahasa Arab Anak di
Raudhotul Athfal Ai-Muttaqin Secang dibandingkan tidak menggunakan metode
kartu gambar.
K. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini didasarkan pada manfaat teoritis dan
manfaat praktis sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan dari dunia pendidikan
khususnya, pendidikan di Raudhotul Athfal Ai-Muttaqin Secang sehingga
dapat memperkaya khasanah dalam pendidikan.
2. Kegunaan Praktis
Dapat memberikan masukan bagi beberapa pihak terkait. Dalam hal ini pihak
sekolah, guru, anak didik serta orang tua murid sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan proses belajar mengajar guna meningkatkan kualitas out put
EFEKTIFITAS PERMAINAN KAR'i'U GAMBAR DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB ANAK DI
R AU DI IOTUL ATHFAL AL-MUTTAQIN SECANG KABUPATEN
MAGELANG TAHUN 2008, maka penulis jelaskan di sini kata - kata kunci dari
penelitian ini.
1. Kartu gambar
Adalah media hantu pengajaran yang berupa kartu bergambar benda - benda
dengan warna yang menarik.
2. Kemampuan
Kemampuan adalah daya seseorang untuk melakukan sesuatu.
3. Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah alat komunikasi yang digunakan oleh orang - orang di
Timur Tengah. Karena bervariasinya Bahasa Arab di sana, penulis
memfokuskan Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-qur'an dan Al-IIadits dengan
tata bahasa (nahwu) yang baku, bukan bahasa Arab pasaran.
Adapun variabel peneiuian ini adalah: 1) permainan kartu gambar, dan
2) kemampuan bahasa Arab anak di Raudhotil Athfal Al-Muttaqin Sccang.
G. Metode Penelitian
I. Populasi
Dalam penelitian populasi dan sample pada hakekalnya adalah sama
yaitu merupakan sumber data penelitian, maka dapat berwujud orang, atau
Adapun obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data tersebut populasi. (Joko P. Subagyo, 1999 : 23). Maka
populasi adalah semua obyek penelitian.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa Raudhotul
Aihfal Al-Mutiaqin Secang kelompok B yang berjumlah 27 siswa.
Mengingat penelitian ini penelitian populasi, maka seluruh siswa
Raudhotul Athfal Al-Muttaqin Secang kelompok B yang berjumlah 27 siswa
a/ tersebut menjadi responden.
2. T eknik Analisa Data
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research),
karena penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif,
sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik/ metode/ strategi
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
a. Rancangan Penelitian
Sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian ini, peneliti merancang
dahulu penelitian yang akan dilakukan. Rancangan ini meliputi langkah
-langkah penerapan metode kartu gambar bahasa Arab (pendahuluan, inti,
evaluasi).
b. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Raudhotul Athfal
c. Langkah - langkah / Siklus Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, yaitu siklus I. siklus II, dan
siklus III. Maksud dari 3 tahapan ini adalah untuk mengetahui kekurangan
-• kekurangan yang ada, kemudian dilakukan penyempurnaan dalam
siklus berikutnya.
d. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan tahapan yang penting, karena dari data yang
diperoleh peneliti dapat mengetahui ei'ektifitas strategi yang diterapkan.
Dalam mengumpulkan data peneliti mengambil dari hasil evaluasi yang
dilakukan pada masing - masing siklus.
e. Analisis Data
Langkah terakhir adalah menganalisa data yang diperoleh ketika
mengumpulkan data - data. Dari hasil analisa inilah peneliti kemudian
melakukan pembenahan - pembenahan dan perbaikan -- perhaikarr pada
siklus berikutnya. Dalam menganalisa data peneliti membagi nilai - nilai
yang dihasilkan dalam evaluasi menjadi tiga klasifikasi, yaitu baik,
cukup, dan sedang.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam rr.?ngumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik. (Subarsimi. 1998:151).
Instrumen dalam penelitian ini meliputi buku pelajaran, pertanyaan
pertanyaan yang disiapkan peneliti dar. berhubungan dengan materi yang
!. Sistem atika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab. masing -- masing bab berisi sebagai
berikut:
BAB IPENDAIIUI.UAN Latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan
penelitian, definisi istilah/ operasional,
metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB H KAJIAN PUSTAKA Teori permainan kartu gambar, bermain
datt perkembangan bahasa, Bahasa Ara^
Bahasa Al-qur’an, Urgensi pembelajaran
Bahasa Arab sejak usia dini, efektifitas
permainan kartu gambar Bahasa Arab
dalam meningkatkan kemampuan Bahasa
Arab anak.
BAB Hi
PELAKSANAAN PENELITIAN : Gambaran umum lokasi dan subyek
penelitian. Deskripsi Pelaksanaan Per
Siklus
BAB IV HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN : Deskripsi per Siklus dan Pembahasan
A. Teori Permainan Kartu Gam bar
Secara garis besar permainan kartu gambar bahasa Arab dapat
penulis jelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 1: Metode Permainan Kartu Gambar Bahasa Arab
No Kegiatan M etode
1. Guru menjelaskan alat peraga permainan kartu gambar bahasa Arab
Bercakap - cakap
2. Anak membagikan kartu gambar bahasa Arab
Pemberian tugas
3. Salah satu anak menjawab permainan kartu gambar bahasa Arab
Tanya jawab
Permainan adalah satu bentuk media pembelajaran yang srumpun
dengan simulasi. Di kalangan pendidik permainan (games) dan simulas'
(simulation), sering dianggap dua hal yang identik. Menurut Clark Abt (1989 :
15 - 19) yang dikutip oleh Henry Ellington keduanya harus dibedakan.
Permainan lebih merupakan sarana menggiring peserta untuk berkopetisi
misalnya untuk mencapai kemenangan yang diatur, lebih dulu disepakati.
Sedang simulasi lebih menerapkan situasi tiruan yang lebih mengacu pada
suatu keadaan nyata, dimana peserta diharapkan dapat menempatkan diri
mengambil suatu peran dai ain situasi tiruan, kadang - kadang orang keliru
dalam menafsirkan bahwa permainan itu hanya semata - mata untuk
mendapatkan kesenangan namun permainan kartu gambar bahasa Arab disini
adalah kegiatan untuk mencapai tujuan.
Adapun latar belakang kegiatan belajar dengan permainan ini
sebagaimana dikemukakan tokoh yaitu:
1. Herbert Spencer : anak kelebihan energi, tiap anak punya sisa
kekuatan yang harus disalurkan lewat
bermain.
2. Hurlock : anak butuh pelepasan tekanan lingkungan itu
dapat disembuhkan.
3. J J. Rousseau : bermain adalah kodrat anak sebab anak ingin
bebas.
4. M. Frank : bermain adalah cara belajar diri sendiri (Siti
Partini, 1987 : 40).
Permainan dapat menimbulkan kegiatan belajar yang menarik.
Anak usia 4 - 6 tahun dalam masa pertumbuhan segera langsung bila diajak
bermain. Permainan merupakan suatu selingan dalam acara rutin yang
berlangsung di kelas sehari - hari. Pendapat Dearden yang dikutip oleh Lift
Anis Ma’shumah dalam buku Paradigma Pendidikan Islam, 2001: 227 bahwa
bermain merupakan kegiatan non serius dan segalanya ada dalam kegiatan itu
sendiri yang dapat memberikan kepuasan bagi anak. Telah dipahami bahwa
bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi usia
prasekolah dan dengan bermain akan mempunyai makna penting bagi
pertumbuhan anak. Karena bermain tidak saja dapat meningkatkan
perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor saja, tetapi juga
perkembangan bahasa, disiplin, moral, kreativitas, social, dan lain - lain.
Dalam buku yang sama Lift (2001: 228) juga mengutip pendapat
Brewer sebagai berikut : “ derajat partisipasi anak dalam kegiatan bermain,
yaitu bersifat soliter (bermain seorang diri), bermain sebagai penonton,
bermain pararel, bermain asosiatif, dan bermain bersama.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan kartu
gambar bahasa Arab memenuhi criteria yang dikcmukakan oleh para ahli
tersebut. Karena permainan kartu gambar bahasa Arab tidak hanya digunakan
didaiam kelas, tetapi juga dilaksanakan diluar kelas, dengan guru maupun
anak melakukan sendiri.
Fungsi permainan kartu gambar bahasa Arab membuat suasana
belajar menjadi senang, bahagia, santai dan gembira tanpa ada tekanan.
Permainan kartu gambar bahasa Arab, merupakan salah satu pengembangan
media grafis (tulis dan gambar). Media grafis sebagai media yang
mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, melalui kombinasi
Mengutip pendapat Dworetzky. Mocslichatocn R dalam bukunya
Metode Pengajaran di Taman Kanak - Kanak (1999: 37) kegiatan bermain
anak digolongkan m enjadi:
1. Bermain secara soliter
Yaitu anak bermain sendiri atau dapat juga dibantu oleh guru. Pada
peneliti menganggap bermain secara soliter mempunyai fungsi yang
penting, karena setiap kegiatan bermain jenis ini 50% akan menyangkut
kegiatan edukatif dan 25% menyangkut kegiatan otot kasar, contohnya
seperti kegiatan menari, meloncat - loncat atau berlari.
2. Bermain secara pararel
Yaitu anak bermain sendiri - sendiri secara berdampingan. Jadi tidak ada
interaksi anak satu dengan anak yang lain. Anak senang dengan kehadiran
anak lain, tetapi belum terjadi keterlibatan di antara mereka. Selama
bermain secara pararel anak sering menimkan apa yang dilakukan oleh
anak lain yang berdekatan. Dengan cara meniru anak akan belajar berbagi
tema bermain yang dimiliki anak lain
3. Bermain asosiatif
Taman Kanak - Kanak membawa berbagai pembahan bagi anak usia TK
dalam kegiatan sosialnya. Bermain asosiatif terjadi bila anak bermain
bersama kelompoknya. Misalnya, menepuk - nepuk air beramai- ramai,
4. Bermain secara kooperatif
Terjadi bila anak secara aktif menggalang hubungan dengan anak - anak
lain untuk membicarakan, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan
bermain. Pemahaman nonverbal sering merupakan awal kegiatan untuk
mengadakan interaksi secara verbal dan koordinasi social yang terjadi
pada bermain secara asosiatif atau kooperatif.
Dalam bermain kartu gambar bahasa Arab ini tergolong jenis
Audio Visual Aids. Tujuan permainan kartu gambar Bahasa Arab yaitu untuk
menumbuhkan daya ingat anak, karena anak akan lebih mudah mengingat
benda yang dilihat secara langsung, walaupun dalam hal ini hanya gambarnya
saja.
Kegunaan dan sekaligus kelebihan permainan kartu gambar, yaitu:
1. Permainan kartu gambar dapat dilaksanakan di luar atau di dalam
2. Permainan kartu gambar biayanya murah
3. Permainan kartu gambar dapat menumbuhkan daya ingat
4. Permainan kartu gambar dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan guru
5. Permainan kartu gambar mudah dan praktis dibawa ke mana saja.
Proses/ cara penggunaan permainan kartu gambar bahasa Arab,
yaitu:
2. Kartu gambar dibagikan, setiap anak mendapatkan 5 kartu gambar bahasa
Arab
3. Anak menyebutkan kartu gambar Bahasa Arab yang dipegang masing
-masing anak secara bergantian.
4. Jika anak tidak bisa menjawab, teman yang lain membantu untuk
menyebutkan.
5. Guru menjadi fasilitator
Frank danTheresa sebagaimana dikutip Lift Anis Ma’shumah
dalam buku Paradigma Pendidikan Islam (2001: 228) mengemukakan nilai
bermain bagi anak, di antaranya:
1. Bermain membantu pertumbuhan anak
2. Bermain memberikan kebebasan anak untuk bertindak
3. Bermain meletakkan dasar pengembangan bahasa
4. Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan hubungan
antar pribadi
Dari pendapat di atas maka permainan kartu gambar bahasa Arab
ini merupakan bentuk permainan bagi anak yang memiliki korelasi positif
dengan pengembangan bahasa anak. Hal ini lebih memantapkan penulis dalam
meneliti efektifitas penggunaan permainan kartu gambar bahasa Arab dalam
Peneliti mengenai permainan kartu gambar bahas Arab pada anak
membuktikan bahwa permainan dapat memajukan aspek - aspek motorik,
kreatifitas, kecakapan - kecakapan social dan kognitif serta perkembangan
dan emosional.
Lift Anis Ma’shumah dalam buku Paradigma Pendidikan Islam
(2001:228) akhirnya menyimpulkan bahwa bermain merupakan cara dinamis
untuk belajar. Oleh karena begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak,
maka pemanfaatan kegiatan bermain dalam program kegiatan anak TK
merupakan syarat mutlak. Bagi anak TK belajar adalah bermain dan bermain
sambil belajar.
Hartley, Frank, dan Goidenson sebagaimana dikutip Moeslichatoen
R dalam bukunya Metode Pengajaran di Taman Kanak - Kanak
mengemukakan terdapat 8 fungsi bermain bagi anak :
1. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu
masak di dapur, dokter mengobati orang sakit, dan sebagainya.
2. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata
seperti guru mengajar di kelas, sopir mengendari bus, petani menggarap
sawah, dan sebagainya.
3. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup
yang nyata. Contohnya ibu memandikan anak, ayah membaca koran,
4. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul - mukul kaleng,
menepuk - nepuk air, dan sebagainya.
5. Untuk melepaskan dorongan - dorongan yang tidak dapat diterima seperti
berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal, pelanggar lalu lintas, dan
lain - lain.
6. Untuk kilas balik peran - peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi,
sarapan pagi, naik angkutan kota, dan sebagainya.
7. Mencerminkan pertumbuhan seperti pertumbuhan misalnya semakin
bertambah tinggi tubuhnya, semakin gemuk badannya, dan semakin dapat
berlari cepat.
8. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah
seperti menghias ruangan, menyiapkan jamuan makan, pesta ulang tahun
Dalam buku yang sama Moeslichatoen (2001:34) juga mengutip
pendapat Hetherington dan Parke bermain juga berfungsi untuk
mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan
memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan
memecahkan masalah yang dihadapinya. Bermain juga meningkatkan
perkembangan social anak. Dengan menampilkan berbagai peran, anak
berusaha untuk memahami peran orang lain dan menghayati peran yang akan
diambilnya setelah ia dewasa kelak. Sedangkan Dworetzky menguatkan
interaksi dalam permainan mempunyai peran penting bagi perkembangan
kognitif dan social anak.
Berdasarkan semua uraian di atas kelebihan pada permainan kartu
gambar adalah menekan sedikit lupa karena sewaktu - waktu anak dapat
membuka, bemain dan mengingat kembali kartu gambar bahasa Arab untuk
menumbuhkan daya ingat serta anak - anak dalam menenma materi pelajaran
akan mudah karena seolah - olah anak - anak sedang bermain. Rasa jenuh dan
tegang yang teijadi pada anak akan dapat dihilangkan dengan permainan kartu
gambar bahasa Arab. Dengan permainan kartu gambar bahasa Arab membawa
ke situasi menarik, santai, tenang, dan menggembirakan serta menyenangkan.
Dalam penelitian ini yang dimaksud permainan kartu gambar
pembelajaran yang berisi kata benda Bahasa Arab yang digunakan untuk
proses belajar di Taman Kanak - Kanak.
Kriteria bermain disebutkan oleh Dworetzky dalam bukunya
Introduction to Child Development dan dikutip Moeslichatun dalam bukunya
Metode Pengajaran di Taman Kanak - Kanak (1999: 31) adalah sebagai
berikut:
1. Motivasi intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak,
karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena adanya
2. Pengaruh positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan
untuk dilakukan.
3. Bukan dikeijakan sambil lalu. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil
lalu, karena itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya,
melainkan lebih bersifat pura - pura.
4. Cara/ tujuan. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. Anak
lebih tertarik pada tingkah laku itu sendiri daripada keluaran yang
dihasilkan.
5. Kelenturan. Bermain itu perilaku yang lentur. Kelenturan ditunjukkan baik
dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.
Ada beberapa hal yang perlu penulis jelaskan di sini kaitannya
dengan bermain, yaitu:
1. Tujuan bermain
Tujuan bermain yaitu untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek
perkembangan anak usia Taman Kanak - Kanak baik perkembangan
motorik, kognitif, bahasa, kreatifitas. emosi dan social.
2. Fungsi bermain
Fungsi bermain dan interaksi dalam permainan mempunyai peran penting
bagi perkembangan kognitif dan social anak. Fungsi bermain tidak saja
perkembangan bahasa, disiplin, perkembangan moral, krcalifitas dan
perkembangan fisik anak.
3. Tempat dan ruang
I empat dan ruang bermain dapat dilakukan di dalam dan di luar ruang
kegiatn bermain dalam rangka mengembangkan kemampuan social
sebagaimana ditentukan dalam tujuan yaitu kegiatan bermain kartu gambar
cocok dilakukan di dalam ruang atau di luar ruang. Permainan kartu
gambar dapat dilakukan di mana saja.
B. Kem ampuan Bahasa A rab
Kemampuan adalah daya seseorang untuk melakukan sesuatu.
Bahasa adalah kemampuan penguasaan alat komunikasi, baik alat
komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda - tanda
dan isyarat. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi anak untuk
mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya.
Jadi kemampuan bahasa adalah daya yang dimiliki anak didik dari
sebuah proses belajar mengajar dalam hal kemampuan berkomunikasi.
Factor - factor yang mendukung kemampuan bahasa di antaranya adalah:
a. Bertambahnya umur anak
b. Kesehatan fisik dan mental anak
d. Kecerdasan anak
e. Status social ekonomi orang tua
Bahasa Arab adalah alat komunikasi yang digunakan oleh orang
-orang di Timur Tengah. Karena bervariasinya Bahasa Arab di sana, penulis
memfokuskan Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-qur’an dan Al-Hadits dengan
tala bahasa (nahwu) yang baku, bukan bahasa Arab pasaran.
Secara garis besar kemampuan bahasa Arab dapat diartikan sebagai
daya yang dimiliki anak didik dalam melakukan komunikasi dengan
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa Al-qur’an dan Al-Hadits.
C. Bermain dan Perkembangan Bahasa Anak
Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masa kanak - kanak
identik dengan bermain. Segala hal yang berkaitan dengan fase kanak - kanak.
selalu dihubungkan dengan bermain. Dari sini muncullah berbagai inovasi di
bidang pendidikan usia kanak - kanak yang semuanya dikaitkan dengan
bermain, semisal belajar sambil bermain.
Jika kita telaah lebih dalam sebenarnya bermain tidak hanya
monopoli anak - anak. Orang dewasa pun tidak lepas dari permainan, bahkan
usia lanjut. Kecenderungan manusia ketika dalam kondisi yang penat, lelah,
baik pikiran maupun fisik, mereka membutuhkan refreshing (penyegaran
Fisik atau pikiran yang lelah jika tidak diimbangi dengan
refreshing akan mengakibatkan ketertekanan, stres, bahkan depresi. Selalunya
ujung dari semua hal ini adalah negative, bisa mengasingkan diri, tidak
bersosialisasi, bahkan sebagian nekat bunuh diri.
Kaitannya dengan bahasa, bermain dapat dijadikan salah satu
alternative dalam mengenalkan bahasa kepada anak. Bermain di sini dapat
dilakukan dengan bernyanyi, mendongeng, bercerita, atau permainan peran.
Dalam masa kanak - kanak hal yang paling mudah digunakan
adalah bernyanyi. Dengan bernyanyi secara tidak sadar anak akan dapat
menghafalkan puluhan bahkan ratusan kosa kata, kemudian merangkainya
menjadi sebuah kalimat.
Dengan kartu gambar pada usia TK, anak - anak akan lebih tertarik untuk
belajar bahasa dari pada cara konvensional yang cenderung membuat anak
-anak bosan dan tidak tertarik.
D. Bahasa Arab sebagai Bahasa AI-qur’an
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yusuf ayat 2 sebagai berikut:
Q.S. A z Zumar : 28 :
Sesungguhnya kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).
Q.S Asy Syu’ara*: 194 - 195 :
p*r* (4 ^ pbli^
A rtinya: Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas.
Q.S. A sy-Syura: 7:
r ’y j j JUjJ C S j^ ^ ^ blp^S Jib )! U L - jl wLU'-iSj
> ff * £ 9 * ff / ^ ^ S , ’
c|iR£J 5^-'
^
Dari semua ayat di atas, jelaslah bahwa Al-qur’an diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril dengan
bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahasa
-bahasa lain di dunia. Allah SWT Maha Mengetahui akan rahasia Al-qur’an,
mengapa menggunakan bahasa Arab. Dilihat dari sejarah kitab - kitab
terdahulu hanya AI-qur’an yang menggunakan bahasa Arab.
Perbedaan yang sangat nyata antara Al-qur’an dengan kitab - kitab terdahulu
(Taurat, Zabur, Injil) adalah bahwa Al-qur’an diturunkan untuk seluruh alam,
sebagaimana Nabi Muhammad juga diutus untuk seluruh manusia hingga
akhir zaman kelak. Berbeda dengan kitab - kitab sebelum Al-qur’an yang
hanya diturunkan hanya untuk bangsa tertentu (Bani Israil). Berdasarkan hal
ini, maka berarti bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-qur’an jelas
memiliki kelebihan yang sangat banyak hingga dapat dijadikan kitab bagi
seluruh umat manusia di muka bumi ini. Di antara kelebihan yang dapat
dirasakan adalah Al-qur’an yang berjumlah 30 juz dapat dihafal oleh ribuan
manusia di muka bumi ini. Coba bandingkan dengan bahasa lain, bisakah
dihafal dengan jumlah yang demikian banyak?
Mahmud Yunus (1983:21) dalam buku Metodik Khusus Bahasa Arab
menjelaskan tujuan mempelajari Bahasa Arab sebagai berikut:
1. Supaya faham dan mengerti apa - apa yang dibaca dalam sembahyang
2. Supaya mengerti membaca Al-Qur’an, sehingga dapat mengambil
petunjuk dan pengajaran daripadanya, bukan seperti burung beo saja.
3. Supaya dapat belajar ilmu agama Islam dalam buku - buku yang banyak
dikarang dalam Bahasa Arab, seperti ilmu tafsir, hadits, fiqih dan
sebagai n ya.
4. Supaya pandai berbicara dan mengarang dalam Bahasa Arab untuk
berhubungan dengan kaum muslimin di luar negeri, karena bahasa Arab
itu sebenarnya bahasa umat Islam di seluruh dunia, bahkan bahasa Arab
masa sekarang telah menjadi bahasa ilmiyah.
E. Urgensi pembelajaran Bahasa Arab sejak usia dini
Salah satu kaidah ushul fiqih mengatakan bahwa: “maa laa
yatimmul waajibu illa bihi fahuwa waajibun” (segala sesuatu yang tidak
sempurna sebuah kewajiban tanpanya, maka ia pun menjadi wajib). Contoh
yang mudah adalah wudhu. Sholat hukumnya wajib, kemudian sholat tidak
sempurna kecuali dengan wudhu, maka wudhu hukumnya juga wajib.
Seorang muslim wajib mengamalkan Al-qur’an dan AI-Hadits. Untuk
memahami Al-qur’an dan Al-Hadits harus memahami bahasa Arab, maka
mempelajari bahasa Arab pun menjadi wajib. Ini adalah pendapat sebagian
Dewasa ini telah popular istilah generasi qur’ani yaitu sebuah generasi yang
menjadikan Al-qur’an sebagai landasan berpikir, berbuat, dan beraktifitas di
setiap kesehariannya. Generasi qur’ani adalah sebuah gagasan yang sangat
cemerlang dan memang begitulah seharusnya seorang muslim. Namun untuk
menuju kepada generasi qur’ani sudahkah kita melakukan usaha?
Pertanyaan ini patut diajukan mengingat saat ini berkembang generasi yang
justru menafsirkan Al-qur’an sesuai dengan kepentingan dan tafsirannya
sendiri, yang jauh dari maksud dan tujuan yang sebenarnya.
Maka dari itulah untuk menghindari pemahaman yang salah tentang Al-qur’an
perlu ditanamkan pengertian dan pengetahuan tentang bahasa Arab sejak usia
dini. Minimal dalam usia ini anak mencintai dan memahami bahasa Arab
sebagai bahasa Al-qur’an.
Mahmud Yunus (1983:21) dalam buku Metodik Khusus Bahasa Arab
menjelaskan kaedah umum untuk mengajarkan Bahasa Arab sebagai berikut:
1. Hendaklah mengajarkan bahasa itu dimulai dengan bercakap - cakap dan
membaca.
2. Hendaklah disertakan nama barang dengan barangnya dan kalimat dengan
maknanya, dengan tiada memakai bahasa Indonesia.
3. Hendaklah diajarkan kepada murid - murid kalimat yang mengandung
4. Mengajarkan nahwu shorof (gramatica) pada mulanya, tiada dipentingkan,
melainkan dengan disambilkan waktu pelajaran bercakap - cakap dan
membaca.
5. Mengajarkan bahasa itu hendaklah menurut metode “mempergunakan
panca indra”
6. Untuk pelajaran bahasa hendaklah diadakan latihan dengan lisan dan
tulisan supaya murid - murid terpaksa mengulang pelajarannya.
7. Hendaklah pelajaran bahasa itu menarik hati.
Berdasarkan pendapat Mahmud Yunus di atas, yang diadaptasi dalam
pengajaran bahasa Arab usia TK, metode permainan kartu gambar dalam
pengajaran bahasa Arab di Radlatul Athfal Al-Muttaqin Secang setidaknya
lelah memenuhi persyaratan di antaranya:
1. Hendaklah mengajarkan bahasa itu dimulai dengan bercakap - cakap dan
membaca, (disesuaikan dengan usia TK lebih dititik beratkan kepada
bercakap - cakap)
2. Hendaklah disertakan nama barang dengan barangnya dan kalimat dengan
maknanya, dengan tiada memakai bahasa Indonesia (dalam usia kanak
-kanak penulis memandang tidak mengapa memakai bahasa Indonesia
3. Hendaklah diajarkan kepada murid - murid kalimat yang mengandung
pengertian, bukan kata - kata saja, (hal ini akan dapat terbantu dengan
permainan kartu gambar)
4. Mengajarkan nahwu shorof (gramatica) pada mulanya, tiada dipentingkan,
melainkan dengan disambilkan waktu pelajaran bercakap - cakap dan
membaca, (penulis memandang belum waktunya mengajarkan dalam usia
k anak - k anak)
5. Mengajarkan bahasa itu hendaklah menurut metode “mempergunakan
panca indra”
6. Untuk pelajaran bahasa hendaklah diadakan latihan dengan lisan dan
tulisan supaya murid - murid terpaksa mengulang pelajarannya.
7. Hendaklah pelajaran bahasa itu menarik hati.
Dari tinjauan di atas, maka tepatlah kiranya penggunaan permainan kartu
bahasa Arab dalam pengajaran Bahasa Arab di Raudhatul Athfal Al-Muttaqin
Secang.
F. Efektifitas permainan kartu gambar Bahasa Arab dalam meningkatkan
kemampuan Bahasa Arab anak
Dari beberapa uraian di atas, maka penulis mengajukan sebuah
meningkatkan kemampuan Bahasa Arab anak. Hal ini didasarkan beberapa
hal, di antaranya:
1. Usia anak - anak adalah usia bermain, sehingga proses pembelajaran akan
lebih efektif dengan pendekatan metode bermain.
2. Permainan kartu bahasa Arab mudah digunakan, karena guru hanya
sekedar menunjukkan kartu bahasa Arab dan siswa melihat,
memperhatikan, dan menirukan yang diucapkan guru secara berulang
-ulang.
3. Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memainkannya, karena metode
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam bab III ini penulis ingin memaparkan keadaan lokasi
dilaksanakannya penelitian skripsi ini. Hal ini penulis pandang perlu karena
untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya
juga sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Memaparkan
kondisi riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika hasil dari penelitian
ini akan dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada tentunya
juga dipertimbangkan untuk penerapan metode kartu gambar dalam
pembelajaran Bahasa Arab ini. Secara garis besar lokasi penelitian dapat
penulis sampaikan hal - hal berikut:
L Profil RA Al-Muttaqin Secang
a. Nama dan alamat RA Al Muttaqin Kauman Secang
b. Tahun Pendirian 1 Agustus 1982
c. Nomor Piagam Akreditasi Mk/24/PP004/326/2002/lJuli 2002
d. Yayasan Pengelola Muslimat NU
e. Jumlah Rombongan Belajar 2 rombel
i'. Jumlah Lokal 2 lokal
g. Jumlah Kelas 2 loka)
h. Kamar mandi/ WC 1 lokal
j. Jumlah Siswa : 52 anak
k. Meja guru : 4 buah
1. Kursi guru : 4 buah
m. Meja anak : 22 buah
n. Kursi anak : 75 buah
o. Meja area : 5 buah
p. Almari : 3 buah
q. Rak : 5 buah
r. Status Tanah : wakaf, luas 75 m
2. Letak Geografis
Penelitian ini dilaksanakan pada RA Al-Mutaqin, Sccang
Kabupaten Magelang propinsi Jawa Tengah. RA Al-Mutaqin, Sccang
terletak di kompiek masjid Al-Muttaqin Secang, Kabupaten Magelang.
Dari sisi geografis RA Al-Mutaqin, Secang tergolong strategis, karena
mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi, maupun angkutan umum karena
terletak di pusat kota kecamatan Secang. Dari terminal Secang hanya
berjarak kurang lebih 400 m, tepatnya di Jalan Temanggung RT 08, RW
03 Kauman Secang, Magelang. RA Al-Muttaqin diapit oleh beberapa
dusun, sebelah selatan dusun Sandangsari, sebelah utara dusun Gusaran,
sebelah timur dusun Sumbersari, dan sebelah barat dusun Ngabean.
Walaupun terletak tidak jauh dari pusat keramaian, namun begitu suasana
khidmat dalam belajar tetap terjaga karena terhindar dari lalu lalang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Letak RA Al-Mutaqin, Secang
Keterangan:
1. Terminal Secang 2. Masjid Al-Muttaqin 3. RA Al-Muttaqin 4. Pasar Secang 5. Dusun Sandangsari 6. Dusun Gusaran 7. Dusun Ngabean 8. Dusun Sumbersari
3. Sejarah Singkat RA AI*Mutaqin, Secang
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan takmir masjid
Al-Muttaqin Bpk. Ishaq Al Badar, BA diperoleh keterangan bahwa tanah
yang digunakan untuk pembangunan RA Al-Muttaqin adalah tanah wakaf
yang sebelumnya digunakan untuk gedung KUA Kecamatan Secang.
Dikarenakan KUA sudah memiliki gedung sendiri pada tahun 1982, maka
tanah tersebut oleh waqif diwakatkan dengan syarat digunakan untuk
masyarakat dan pemerintah desa bermusyawarah untuk merintis
mendirikan pendidikan yang bernuansa Islam. Pada saat itulah terbentuk
para tokoh pendiri RA Al-Mutaqin, Secang Magelang sebagai berikut:
1. Bpk. Ishaq Al Badar, BA. : Pembina
2. Ibu Zaidi : Ketua
'l Ibu Asrijah Suwarto : Sekretaris
4. Ibu Aminatu! Madaniyah A. : Bendahara
5. Bpk. Suwandy : Anggota
6. Ibu Umi Hanik : Anggota
4. Visi RA AI-Mutaqin, Secang
Mempersiapkan generasi muda yang agamis, cerdas, trampil, dan berbudi
mulia.
5. Misi RA AJ-Mutaqin, Secang
a. Mendidik generasi bangsa yang berasaskan Islam
b. Memberikan pola pendidikan yang menyenangkan
c. Memberikan layanan agama yang berkualitas
d. Menanamkan budi pekerti yang luhur dan cinta tanah air.
6. Tujuan RA Al-Mutaqin, Secang
Menghasilkan siswa yang beriman, taqwa, cerdas, trampil, berbudi luhur
dan cinta tanah air.
7. Kegiatan Ekstra RA Al-Mutaqin, Secang
a. Mengaji
- Mengenal huruf hijaiyah
Menghafal surat pendek
- Menghafal do’a - do’a harian
b. Drum band
c. Seni Tari
8. Kondisi RA AJ-Mutaqin, Secang
Kondisi RA Al-Mutaqin, Secang sudah memenuhi syarat sebagai
tempat proses belajar mengajar. Lingkungan di sekitar lokasi sangat
mendukung sekali terhadap keberhasilan dan perkembangan R A
Al-Mutaqin, Secang, sebab meyoritas penduduknya beragama Islam.
RA Al-Mutaqin, Secang berkembang dengan baik, hal ini dapat diketahui
dengan semakin banyaknya jumlah siswa RA Al-Mutaqin, Secang .
9. Keadaan Guru RA Al-Mutaqin, Secang Tahuc 2007/2008
Dalam sebuah lembaga pendidikan guru memiliki peranan yang
sangat vital bagi kemajuan dan kwalitas di lembaga tersebut. Tidak
berbeda dengan pendidikan usia dini seperti di RA Al-Muttaqin Secang.
Guru yang mengajar memiliki kualifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan, ditambah pengalaman mengajar yang sudah
bertahun - tahun menangani pendidikan usia dini.
Secara lengkap guru di RA Al-Muttaqin Secang dapat dilihat pada table 1
Tabel 1
Daftar Guru RA Al-Mutaqin, Secang Kabupaten Magelang Tahun 2007/2008
No. Nama NIP Jabatan Pend. K et
1. Nurjati Herijah 150190141 Ka. RA D II
2. Siti Mustofiyah. Guru D II Sedang
menyelesaika
10. Jumlah Siswa RA Al-Mutaqin, Secang Kabupaten Magelang Tahun
2007/2008
Tidak kalah pentingnya dengan guru, murid sebagai syarat
berjalannya sebuah lembaga pendidikan juga memiliki peran yang penting.
Karena apalah artinya guru yang berkualitas jika tidak dibarengi dengan
adanya murid di lembaga tersebut. Jumlah murid yang banyak juga
memiliki arti bahwa lembaga tersebut memiliki kepercayaan masyarakat
sekitar. Dan semakin sedikit jumlah murid atau menurunnya minat
masyarakat sekitar dalam memasukkan putra - putrinya di lembaga
tersebut berarti kurang mendapat kepercayaan. Jika dilihat dari kondisi
siswa RA Al-Muttaqin Secang cukup mendapat kepercayaan dari
masyarakat di sekitar lokasi. Ini terbukti setiap tahun R A Ai-Muttaqin
Secara jelas kondisi siswa RA A!-Muttaqin Tahun Pelajaran 2007/2008
dapat dilihat dalam table 2 berikut ini:
Tabel 2
Daftar siswa RA A!-Mutaqin, Secang Kabupaten Magelang Tahun 2007/2008
11. Nama Responden Siswa RA Ai-Mutaqin, Secang Kabupaten
Mageiang Tahun 2007/2008
Tabel 3
Nama Responden Siswa R A Al-Muttaqin Secang Tahun Pelajaran 2007/2008
No. No. Induk Inisial Siswa Ket.
11 1109 H A A Kelompok B i
16 1114 MAH Kelompok B
. . . . ...
24 1122 SDTK Kelompok B
25 U23 YH Kelompok B
Raudhatu! Athfal yang merupakan pendidikan usia kanak - kanak
sangat lepat menerapkan penyampaian materi dengan bermain. Dalam hal
ini RaudhatuI Athfal dan pendidikan usia dini lainnya merupakan
Raudhatui Athfal AI-Muttaqin Secang dalam membantu penyampaian
materi kepada anak didik memiliki tempat - tempat khusus yang
digunakan anak didik untuk memaksimalkan potensi sesuai dengan bakat
masing - masing. Tempat tersebut biasa disebut dengan sudut/ area.
Sudut/ area di Raudhatui Athfal Al Muttaqin adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Sudut/ Area RA Al-Mutaqin, Secang Kabupaten Magelang Tahun 2007/2008
No. Sudut/ Arca Isi Kct.
1. n Agama 1. Gambar huruf hijaiyah
2. Kaligrafi
8. Asturo
10. Drama 1. Panggung gembira
2. Panggung boneka
a. Sudut keagamaan, terdiri dari :
- Bentuk tempat - tempat ibadah dari triplek
- Gerakan sholat dari triplek
- Gerakan wudhu
- Mukena, sajadah, sarung, menadon, tasbih
- Iqro\ yasin, juz amma
- Kaset + CD lagu - lagu nuansa Islam
Buku - buku macam - macam do’a
b. Sudut keluarga, terdiri dari :
Gambar anggota keluarga
- Boneka anggota keluarga
- Alat - alat dapur mainan
- Telepon mainan
c. Sudut pembangunan, terdiri dari :
Balok - balok mainan
Bombik
- Alat pertukangan mainan
- Alat pertanian mainan
- Patung polisi lalu lintas + rambu - rambu lalu lintas, puzzle,
piastisin
d. Sudut alam sekitar, terdiri dari :
- Pohon - pohonan
- Patung - patung binatang
- B iji-bijian
- Taman bunga
e. Sudut kebudayaan, terdiri dari:
Gambar pakaian adat
Gambar rumah adapt
- Gambar tari tradisional
b
lagu Islami
Pakaian tari anak
Pakaian drum band dan I paket aiat drum band
Wayang
Ponokawan
Gong
B. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus
1. Siklus I
a. l ahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dan rencana pelajaran !. soal test 1. dan alat - alat pengajaran
yang mendukung seperti buku Bahasa Arab untuk TK, dan Kamus
Bergambar. Dalam tahap ini peneliti sengaja tidak menyertakan kartu
gambar Bahasa Arab dalam pengajaran. Ha! ini dimaksudkan untuk
memperoleh data prestasi belajar peserta didik sebelum menggunakan
metode kartu gambar Bahasa Arab.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggai 4 Juni 2008 s.d, 13 Juni 2008 di Kelompok B RA
bertindak sebagai guru, adapun proses pengajaran mengacu pada tahap
perencanaan yang telah dipersiapkan peneliti yaitu apersepsi, motivasi,
penyampaian materi (anggota tubuh), bercakap cakap tentang nama
-nama anggota tubuh, siswa menirukan -nama - -nama anggota tubuh
dengan bahasa Arab yang dicontohkan oleh guru, dan diakhiri dengan
do‘a. Dalam siklus I peneliti belum menyertakan kartu gambar Bahasa
Arab. Selain bertindak sebagai guru peneliti juga bertindak sebagai
observator, sekaligus penguji. Observasi peneliti lakukan bersamaan
dengan proses belajar mengajar, sedangkan tes pada siklus 1 ini
dilakukan pada akhir masa siklus I, yaitu pada tangga! 13 Juni 2008.
Tujuan diadakannya tes ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar
kelompok B dalam materi Bahasa Arab sebelum menggunakan metode
kartu gambar Bahasa Arab,
c. Pengumpulan Data
Tahap berikutnya adalah pengumpulan data. Data terpenting adalah
hasil evaluasi i tes dari siklus i, selain data - data yang lain seperti nama siswa. Untuk menjaga kerahasiaan responden, sengaja hanya
peneliti cantumkan nomor induknya saja. Adapun hasilnya dapat
dilihat pada lampiran (Hasil Test Bahasa Arab RA Al-Muttaqin
Secang Siklus 1 (Sebelum Menggunakan Metode Kartu Gambar
Bahasa Arab Tahun Pelajaran 2007/2008).
Dari hasil evaluasi siklus ! (terlampir) dapat dianalisa dalam tabel
i---harapan peneliti, yaitu untuk mencapai ketuntasan belajar minimal
mencapai 85 %.
d. Observasi (Observation)
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, seorang teman guru
(kolaborator) mengamati tindakan yang dilaksanakan siswa dan guru
sesuai dengan lembar kegiatan yang telah disiapkan.
Adapun lembar kegiatan yang diamati meliputi:
! ) Lembar pengamatan guru
Penyampaian pokok - pokok pelajaran
Mempersiapkan pertanyaan - pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang dibahas
4. i Memberikan informasi/ mengingatkan siswa
6 7 Memberi kesempatan siswa bertanya
7. Memberi pujian dan motivasi kepada siswa
8. Mengamati dan membimbing tugas siswa
9. Menyimpulkan hasil belajar
2) Lembar Kegiatan Siswa
r No.
; Aspek Kegiatan
h - .... Memperhatikan
2. Membawa buku pelajaran
3. Aktif bertanya
4. Dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru
5. Dapat mengucapkan kala - kata berbahasa arab sesuai materi
yang diajarkan yaitu tentang anggota tubuh
6. Dapat memahami materi yang dibahas
e. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamalan (observasi) di atas, sebagai berikut:
1) Guru belum menggunakan metode kartu gambar Bahasa Arab
2) Guru kurang dapat memanfaatkan waktu secara efektif, yang
berakibat pada banyaknya waktu yang terbuang.
f. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I terbukti masih
banyak kekurangan dan kelemahan yang harus dibenahi pada tahap
berikutnya (siklus 2). Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan
prestasi peserta didik dalam mengenai Bahasa Arab. Berdasarkan
refleksi yang telah penulis lakukan, maka revisi yang perlu dilakukan
pada siklus berikutnya menurui hemat penulis adalah sebagai berikut:
1) Guru perlu menggunakan metode dalam pengajaran Bahasa Arab,
dalam hal ini metode kartu gambar Bahasa Arab
2) Guru harus dapat memanfaatkan waktu secara efektif, sehingga
tidak banyak waktu yang terbuang.
3) Guru harus tampil lebih terampil dan bersemangat dalam
memotivasi siswa, sehingga aktif dalam mengikuti pelajaran
2. Siklus 2
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri d3ri rencana pelajaran 11, soal test 11, dan alat - alat pengajaran
yang mendukung. Dalam tahap ini peneliti mulai menggunakan kartu
gambar Bahasa Arab dalam pengajaran, namun masih menggunakan
kartu gambar yang belum berwarna alias hitam putih. Hal ini penulis
maksudkan untuk mengetahui perbedaannya dengan kartu gambar
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus il dilaksanakan
pada tanggal !4 Juni 2008 s.d. 23 Juni 2008 di Kelompok B RA
AS-Muttaqin Secatig yang bcijumlah 27 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru di samping juga sebagai penguji dan
observator, adapun proses pengajaran mengacu pada tahap
perencanaan yang lelah dipersiapkan peneiili yaitu dengan
menggunakan kartu gambar Bahasa Arab yang belum berwarna alias
hanya berwarna hitam putih hasil foto copy. Sebagaimana
dikemukakan di alas, selain bertindak sebagai guru pendiri juga
bertindak sebagai observator. sekaligus penguji. Observasi peneliti
lakukan bersamaan dengan proses belajar mengajar, sedangkan tes
pada siklus II ini dilakukan pada akhir masa siklus II, vaitu pada
tangga! 23 Juni 2008. Tujuan diadakannya tes ini adalah untuk
mengetahui prestasi belajar kelompok B dalarn materi Bahasa Arab
ketika menggunakan metode kartu gambar Bahasa Arab yang belum
berwarna.
c. Pengumpulan Data
'lahap berikutnya adalah pengumpulan data. Data terpenting adaiah
hasil evaluasi ! tes dari siklus II, selain data - data yang lain seperti
nama siswa. Untuk menjaga kerahasiaan responden, sengaja hanya
peneliti cantumkan nomor induknya saja. Adapun hasilnya dapat
Dari hasil evaluasi siklus II (terlampir) dapat dianalisa dalam tabel berikut
ini:
Tabel 6
Proscntase Hasil Test Bahasa Arab RA AI-.Multaqin Seeang Siklus il (Menggunakan Metode Kartu Gambar Bahasa Arab Hitam Putih)
Tahun Pelajaran 2007/2008
sesuai harapan peneliti, yaitu untuk mencapai ketuntasan belajar
minimal mencapai 85 %,
d. Observasi (Observation)
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, seorang teman guru
(kolaborator) mengamati tindakan yang dilaksanakan siswa dan guru
sesuai dengan lembar kegiatan yang telah disiapkan.
Adapun lembar kegiatan yang diamati meliputi:
I) lembar pengamatan guru
| No, Aspck Kegiatan
j 1. Kelengkapan administrasi j
| 2. Penyampaian pokok - pokok pelajaran
3. Mempersiapkan pertanyaan - pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang dibahas
4. Memberikan informasi/ mengingatkan siswa
5.
! Menyuruh siswa untuk mengucapkan kata berbahasa Arab
6.
i
Memberi kesempatan siswa bertanya
i i
Memberi pujian dan motivasi kepada siswa
i 8. Mengamati dan membimbing tugas siswa 1
j 9. Mcnvimpulkan hasii belajar
. ___ ... . ... ... .
i 2.i Membawa buku pelajaran
3. Aktif bertanya
! 4. Dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru |
5. Dapat mengucapkan kata - kata berbahasa arab sesuai materi
yang diajarkan yaitu tentang anggota tubuh
6. Dapat memahami materi yang dibahas
e. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 2, peneliti
justru merasa heran, karena pada siklus ini terdapat beberapa anak