i
MATA PELAJARAN PAI (BAHASA ARAB) DI SMK PPMI ASSALAAM SURAKARTA KELAS XI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh:
RATNO WIBOWO NIM: G000110097 NIRM: 11/X/02.2.1/0964
FAKULTAS AGAMA ISLAM
v
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"(Q.S. Al-Baqarah/2: Ayat: 31)i
Sesungguhnya kami menurunkannya berupa al- Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Q.S. Yûsuf /12: Ayat 2)ii
i
Tim Riels Grafika, Al-Qurânul Karim Al-Kalimah Tafsir Perkata (Surakarta: Pustaka Al-Hanan, 2009), hlm. 6.
iiIbid
vi
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya bagi Allah swt. yang telah menciptakan seluruh makhluq-Nya dengan rahmat dan kenikmatan yaang dianugrahkan-Nya penulis bisa
menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya Ilmiah ini saya persembahkan kepada :
Bapak (Giyo) dan Ibu (Sumijem) tercinta. yang tak pernal lelah dalam memperjuangkan ananda, yang selalu mendo‟akan, mendidik, dan memberikan
makna dalam kehidupan ini agar selalu berjuang
Kakak (Misna Rahayu) dan Adik (Muryani) yang memberikan aku semangat. Istriku Fatimah yang sangat aku sayangi yang telah memotivasi, membantu,
melayani dan selalu mendampingi aku dalam menjalani hari-hariku. Anakku yang sangat aku rindukan yang telah mendahului kami, semoga kelak
menjadi syafaat bagi kami di hari qiyamat
Keluarga besar Mbah Kadiyo (Allahu yarham) dan keluarga Mbah Sutarjo yang
selalu mendo‟akan.
Untuk para Asatidz yang telah membimbingku dalam memahami dienul islam dan terkhusus kepada Ust. Dwi Joko Siswanto yang telah mendidik, membimbing dan
selalu mengingatkan aku dalam kebaikan
Kepada teman-temanku Ma‟had Abubakar As-Shidiq angkatan 2008 dan teman-teman FAI Tarbiyah UMS 2011 terima kasih atas kebersamaanya
vii
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
1. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
viii
2. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap
ة ّدع
Ditulis „iddah3. Ta‟ marbutah
a. Bila dimatikan ditulis h
تبھ Ditulis Hibah
تيسج Ditulis Jizyah
(ketentuan ini tidak berlaku dengan kata-kata arab yang sudah terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti, shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta
bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan “h”.
ءايلولآاتهارك Ditulis Karamah al-auliya‟
b. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat fatah, kasrah, dan dammah
ditulis “t”
رطفلاةاكز Ditulis Zakatul fitri
4. Vokal Pendek
َ~
Fathah Ditulis Aِ~
Kasrah Ditulis Iُ~
Dammah Ditulis U5. Vokal Panjang
Fathah+ alif → contoh: تي لھاج ditulis ã → jãhiliyah Fathah+ alif layyinah → contoh: ىعطي ditulis ã→ yas „ã
Kasrah + ya‟ mati → contoh: نيرك ditulis Ī→ karīm
Dammah + wawu mati →contoh: ضورف
ix 6. Vokal Rangkap
Fathah+ ya‟ mati → contoh: نكنيب Ditulis ai → bainakum
Fathah+ wãwu mati → contoh: لوق Ditulis au → qaulun
7. Huruf Sandang “لا”
Kata sandang “لا” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan tanda
penghubung “-”, baik ketika bertemu dengan huruf qomariyyah maupun
syamsiyyah; contoh:
نلقلا Ditulis al-qalamu
صوشلا Ditulis al-syamsu
8. Huruf Kapital
Meskipun tulisan arab tidak mengenal huruf capital, tetapi dalam transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti ketentuan EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis dengan huruf capital; contoh:
دوحهاهو إ
x
ABSTRAK
Perubahan dan pembaharuan kurikulum harus difahami sebagai hal yang lazim, karena kurikulum memang harus selalu beradaptasi dengan zaman dan kebutuhan, dan kurikulum 2013 memang disusun untuk mengantisipasi perkembangan zaman tersebut. Lalu yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimanakah kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013 itu untuk tahun ini. Apabila guru memiliki kesiapan yang memadai, siap dalam segi kualifikasi dan kompetensi serta siap dalam hal kesamaan pemahaman paradigma yang dijabarkan dalam kurikulum 2013 maka tidak akan bermasalah. Penulis tertarik meneliti tentang: kesiapan guru terhadap penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab).
Dalam penelitian ini masalah yang penulis bahas adalah kesiapan guru terhadap penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta. Serta apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta.
Tujuan penelitan ini adalah untuk mendeskripsikan kesiapan guru terhadap penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab). serta mendeskripsikan apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI tahun pelajaran 2014/2015. Manfaat penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil objek di SMK PPMI Assalaam Surakarta dengan subjek guru PAI dan siswa kelas XI. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, dan wawancara. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dengan cara deduktif yaitu pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa: Guru belum sepenuhnya siap dalam menerapkan kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI (bahasa Arab). Hal ini dapat dilihat dari ketidak sesuian rumusan kurikulum 2013 dan penerapan mata pelajaran bahasa Arab di SMK PPMI Assalaaam, yaitu: SKL belum dirumuskan sesuai dengan kurikulum 2013, standar isi belum diadaptasi dengan kurikulum pemerintah. Dalam standar proses KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 belum diterapkan dalam KBM. Dan standar penilaian pada sikap sesama teman dan portofolio belum dilakukan. Faktor pendukung: Siswa diajak aktif mengkonstruk pemahamannya dalam mengikuti setiap pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya dilakukan di ruang kelas. Siswa dibebaskan memanfaatkan media pembelajaran seperti laptop. Faktor penghambatnya: Buku PAI disusun menggunakan bahasa Arab sehingga kurang efektif jika diajarkan dengan menerapkan kurikulum 2013. Metode yang kurang variatif sehingga menimbulkan kebosanan pada siswa.
xi
ِمْيِح َّرلا ِنَمْح َّرلا ِللها ِمْسِب
ِبَّر ِهلِلُدْمَحْلَا
َنيِمَل اَعْلا
و
َلَّصلَا
ُة
َو
َلَّسلا
َنيِلَسْرُمْلاَو ِء اَيِبْنَْلْا ِفَرْشَا ىلَع ُم
َلَعَو
ى
ُدْعَ ب اَّمَا .نيِعَمْجَأ ِهِب اَحْصَاَو ِهِلَأ
Alḫamdulillāhirabbil‘ālamin, atas rahmat dan berkah dari Allah swt. yang
telah dianugerahkan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Kesiapan guru terhadap penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI
tahun pelajaran 2014/2015.”
Guru adalah sosok pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. M.A. Fattah Santoso, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.
xii
3. Drs. Zaenal Abidin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah), Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Dr. Abdullah Aly, M.Ag., selaku Dosen Manajemen Pendidikan di Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah), Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, sekaligus pembimbing I yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan ketulusan membimbing.
5. Drs. Ma‟arif Jamuin, M.Si., selaku Sekretaris Progdi di Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah), Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, sekaligus pembimbing II yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan ketulusan membimbing.
6. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan pelayanan administrasi dengan baik.
7. Seluruh Staf Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan pelayanan administrasi dengan baik.
8. Bapak Ahmad Jarir, S.Ag., selaku Kepala Sekolah SMK PPMI Assalaam Surakarta yang telah memberikan izin untuk penelitian.
9. Ust Nur M. Cholis S.Ag., selaku guru mata pelajaran bahasa Arab, Bapak Budiyanto selaku WakaKurikulum, Bapak Hedonal Rumiyanto selaku Kesiswaan yang telah meluangkan waktunya untuk wawancara dan memberikan data yang penulis perlukan.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
HALAMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... vii
HALAMAN ABSTRAK ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I: PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 2
C.Tujuan Penelitian ... 3
D.Manfaat Penelitian ... 3
BAB II:LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka ... 5
B.Tinjauan Teoritik ... 8
1. Tinjauan tentang Kesiapan Guru ... 8
a. Tujuan Pembelajaran ... 9
b. Bahan Ajar ... 10
c. Metode Pembelajaran ... 11
Macam-Macam Metode Pembelajaran ... 12
1) Metode Tanya Jawab ... 12
2) Metode Diskusi ... 12
3) Metode Kontekstual ... 12
4) Metode Kolaboratif ... 12
5) Metode Ceramah ... 13
d. Media Pembelajaran ... 13
e. Evaluasi Pembelajaran... 14
2. Kurikulum 2013 ... 14
a. Standar Kompetensi Lulusan ... 15
b. Standar Isi ... 16
c. Standar Proses ... 18
d. Standar Penilaian ... 18
3. Pendidikan Agama Islam ... 19
xv BAB III: METODE PENELITIAN
A.Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 23
B.Tempat dan Penentuan Subjek Penelitian ... 23
C.Metode Pengumpulan Data ... 24
D.Metode Analisis Data ... 25
BAB IV: DESKRIPSI DATA A.Gambaran Umum SMK PPMI Assalaam Surakarta ... 26
1. Sejarah PPMI Assalaaam Surakarta ... 26
2. Profil Singkat SMK PPMI Assalaam Surakarta ... 27
3. Visi dan Misi SMK PPMI Assalaam Surakarta ... 28
4. Struktur Organisasi SMK PPMI Assalaam Surakarta ... 30
5. Sarana Prasarana ... 30
6. Keadaan Guru dan Siswa ... 31
a. Keadaan Guru ... 31
b. Keadaan Siswa... 32
B.Deskripsi Data Kesiapan Guru terhadap Penerapan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI (Bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta Kelas XI ... 32
Penerapan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI (Bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta ... 33
1. Standar Kompetensi Lulusan ... 33
2. Standar Isi ... 33
3. Standar Proses ... 34
Pelaksanaan Pembelajaran ... 35
a. Membuka Pelajaran ... 35
b. Kegiatan Inti Pembelajaran Bahasa Arab ... 36
c. Kegiatan Akhir Pembelajaran ... 39
4. Standar Penilaian ... 39
a. Penilaian Proses dan Hasil Belajar ... 40
b. Instrumen Tes ... 40
C.Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI (Bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta ... 41
1. Faktor Pendukung ... 41
2. Faktor Penghambat ... 42
BAB V: ANALISIS DATA A.Analisis Data Kesiapan Guru terhadap Penerapan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI (Bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta Kelas XI Tahun Pelajaran 2014/2015...44
1. Standar Kompetensi Lulusan ... 44
xvi
3. Standar Proses ... 46 4. Standar Penilaian ... 48 B.Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Kurikulum 2013
pada Mata Pelajaran PAI (Bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta ... 49 1. Faktor Pendukung ... 49 2. Faktor Penghambat ... 50 BAB VI: PENUTUP
xvii Lampiran 1 Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 2 Permohonan Pembimbing I Lampiran 3 Permohonan Pembimbng II Lampiran 4 Permohonan Ijin Riset Lampiran 5 Surat Keterangan Riset Lampiran 6 Berita Acara Konsultasi Lampiran 7 Pedoman Wawancara
Lampiran 8 Foto-Foto Wawancara dengan Guru dan Siswa, Keadaan Sekolah dan Foto Saat Melakukan Pembelajaran Bahasa Arab
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 yang telah ditetapkan pada tahun ajaran ini terus menjadi bahasan menarik dalam berbagai forum. Berbagai wacana sangat marak berkembang di masyarakat terkait kurikulum 2013, tentunya berdasarkan pada sudut pandang pemangku pendidikan. Kurikulum ini merupakan terobosan baru dari kurikulum yang sebelumnya yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).1
Pada kurikulum yang sebelumnya model KTSP memberi peluang bagi guru dengan harapan model KTSP dapat menjadi pedoman bagi guru dalam menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah dan potensi daerah masing-masing. Dimana sekolah diberikan kewenangan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan. Sedangkan pada kurikulum 2013 perencanaan maupun penyusunan silabus serta dalam hal penyusan dan penerbitan buku pelajaran ditentukan dan dilakukan oleh pemerintah pusat. Sehingga kurikulum ini bersifat sentralisasi, bukan desentralisasi lagi.
Perubahan dan pembaharuan kurikulum harus difahami sebagai hal yang lazim, karena kurikulum memang harus selalu beradaptasi dengan zaman dan kebutuhan, dan kurikulum 2013 memang disusun untuk mengantisipasi perkembangan zaman tersebut. Lalu yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimanakah kesiapan guru dalam mengadopsi dan menerapkan kurikulum 2013 itu untuk tahun ini. Apabila guru memiliki kesiapan yang memadai, siap
1
dalam segi kualifikasi dan kompetensi serta siap dalam hal kesamaan pemahaman paradigma yang dijabarkan dalam kurikulum 2013 maka tidak akan bermasalah.2
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam merupakan lembaga pendidikan yang memadukan kurikulum pondok pesantren dan kurikulum pemerintah. Penulis memilih penelitian di lembaga ini karena lembaga ini bertujuan meluluskan santri-santrinya dengan memiliki kemampuan dasar ber-tafaqquh fiddin yang memiliki pengertian santri mampu mempelajari, memahami, dan menguasai ilmu-ilmu utama, seperti aqidah, syari’ah, akhlak, al-Qur’an, as -Sunnah.3 Dan lembaga ini telah menerapkan Kurikulum 2013 dalam pengelolaan pendidikannya pada tahun ajaran ini sehingga menarik untuk diteliti.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian lebih lanjut tentang kesiapan guru terhadap penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI tahun pelajaran 2014/2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan di atas agar permasalahan yang ada dapat dibahas secara terarah dan sesuai dengan sasaran maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah kesiapan guru terhadap penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI ?
2Ibid
. hlm. 121.
3
Tim Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta. Keassalaman, Pedoman Bermuamalah di
3
2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI ?
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitan ini adalah untuk mendeskripsikan kesiapan guru terhadap penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI tahun pelajaran 2014/2015.
D. Manfaat Penelitian
Secara ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013 serta meningkatkan kualitas pembelajaran,dan sebagai dasar pijakan dalam penelitian selanjutnya.
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya dalam hal meningkatkan kualitas guru dalam penerapan kurikulum baru.
2. Secara praktis
Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.
b. Bagi sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Bagi guru pengajar
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian semacam memang sudah pernah ada sekaligus menjadi rujukan dan pembanding dalam skripsi ini, berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang akan penulis kemukakan sebagai kajian pustaka :
1. Nurani Daruretno (Universitas Muhammadiyah Surakarta,2008) dengan
skripsinya “Kesiapan Sekolah dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) (Studi kasus SDN Dukuhan Kerten Surakarta Tahun
Ajaran 2006/2007)” menjelaskan bahwa kesiapan pelaksanaan KTSP adalah
(a) kurikulum mengacu pada KTSP 2007, program pengajaran melalui pre tes, pembentukan kompetensi, post test, pengembangan silabus, RPP, penilaian, (b) keuangan dan pembiayaan dibantu BOS, (c) sarana dan prasarana sudah lengkap dan terperinci, (d) stakeholder, (e) layanan khusus meliputi perpustakaan, muatan lokal, keamanaan, dan UKS.4
2. Ngadi (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), dalam skripsinya
“Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Ar-Risalah Surakarta” menjelaskan bahwa: penerapan KTSP di SDIT Ar-Risalah Surakarta sebagian besar sudah berjalan dengan baik dan sudah
4
Nurani Daruretno, Kesiapan Sekolah dalam Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Studi kasus SDN Dukuhan Kerten Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007), Skipsi,
sesuai dengan konsep KTSP, hal tersebut terlihat dari implementasi kurikulum tersebut oleh kepala sekolah dan guru beserta staf karyawan dengan didukung komponen-komponen yang lain diantaranya adalah kurikulum dan pembelajaran, kesiswaan, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan, hubungan sekolah dan masyarakat, dan layanan khusus. Ada beberapa hal yang belum maksimal bahkan belum sesuai dengan KTSP yaitu: a) Kurikulum dan Pembelajaran. b) Laporan keuangan dana melibatkan kepala sekolah ke yayasan melalui bendahara yang idealnya melibatkan komponen yang lain seperti rapat dewan sekolah dan komite sekolah. c) Sarana dan prasarana yang kurang memadai.5
3. Yuni Nafisah (UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, 2014). Dalam skripsinya
“Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Wates” menjelaskan bahwa: dalam implementasi kurikulum 2013 sekolah sudah menerapkan cukup baik. Guru berusaha menyusun perencanaan atau RPP sesuai kurikulum 2013 dengan pedoman pada permendikbud 81A. Dalam pembelajaran guru sudah melakukan pendekatan saintifik mengamati, menanya, mengumpulkan data/eksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan penilaian yang kemudian dilanjutkan pada penilaian autentik. Penilaian autentik yang dilakukan oleh guru sesuai dengan prosedur yaitu meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
5
Ngadi, Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Ar-Risalah Surakarta, Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah, Universitas
7
Dimana dalam penilaian tersebut, guru memiliki indikator-indikator sendiri unntuk menilai.6
4. Puput Rahmat Saputra (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013) Dalam
skripsinya yang berjudul “Respon dan Kesiapan Guru Agama Islam Terhadap
Pemberlakuan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Islam di SMP N 5 Yogyakarta” menyimpulkan bahwa: 1) Melalui data-data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan, maka pelaksanaan Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di SMP N 5 Yogyakarta dinyatakan berjalan dengan baik. Meskipun dalam hal evaluasi masih perlu adanya penyempurnaan dikarenakan Kurikulum 2013 yang baru berjalan beberapa bulan. 2) Respon Guru PAI dalam pemberlakuan Kurikulum 2013 di SMP N 5 Yogyakarta sangat baik, optimis, serta mendukung dalam segala hal.7
Dari Hasil penelitian diatas, dapat dicermati bahwa judul penelitian yang penulis lakukan yaitu : “kesiapan guru terhadap penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam
Surakarta kelas XI tahun pelajaran 2014/2015” tidak sama dengan judul yang
telah dilakukan penelitian sebelumnya. Dimana penelitian sebelumnya hanya meneliti implementasi kurikulum secara umum, meskipun ada sebagian kemiripan judul, tapi objek penelitannya pun berbeda. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis ini cenderung lebih spesifik yaitu penerapan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab).
6
Yuni Nafsiah, Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Atas Negri 2 Wates, Skripsi, Program studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013.
7
Puput Rahmat Saputra, Respon dan Kesiapan Guru Agama Islam terhadap Pemberlakuan
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Islam di SMP N 5 Yogyakarta, Skripsi,Program Studi
B. Tinjauan Teoritik
1. Tinjauan tentang kesiapan guru
Guru adalah sosok pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.8
Menurut Noor Jamaluddin guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.9
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawab dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya.10
Sebagai seorang guru, salah satu tugas utama adalah menyusun strategi pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Strategi adalah suatu cara untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bila kata strategi dihubungkan dengan pembelajaran, maka
8
Sudarwan Danim, Profesionalitas dan Etika Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.17.
9
Jamaludin, Pengertian, Peran, dan Fungsi Guru (http://septimartiana.blogspot.com, 2013).
diakses tanggal 5 November 2014.
10
9
diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran sebagai usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian semua tindakan guru apapun bentuknya yang berkaitan dengan usahanya menuju keberhasilan pembelajaran termasuk strategi pembelajaran.
Salah satu strategi pembelajaran yang sangat penting untuk dilakukan guru adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas. Seorang guru yang mengajar tanpa persiapan dapat diibaratkan seperti orang yang ingin berjalan-jalan ke suatu tempat tetapi tidak mengetahui bagaimana cara untuk sampai ke tempat tersebut dan apa saja yang dibutuhkan dalam perjalanan.
Moh, Uzer Usman mengatakan persiapan mengajar merupakan salah satu bagian dari program pengajaran yang memuat satuan bahasan untuk disajikan dalam beberapa kali pertemuan/tatap muka. Persiapan mengajar dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana pembelajaran dan sekaligus sebagai acuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif.11 Komponen-komponen pembelajaran yang harus disiapkan guru antara lain :
a. Tujuan Pembelajaran
Saat ini pendidikan di Indonesia sedang berbenah, salah satunya dengan memberlakukan kurikulum baru, kurikulum 2013. Tema kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum guru
11
dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan).12
Sebagai guru, tujuan apa yang akan dicapai harus dipersiapkan sedini mungkin sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Mengajar memerlukan tujuan yang jelas yang akan menuntun kearah manapem belajaran akan dibawa. Tanpa tujuan yang jelas, guru akan berjalan tanpa tahu arah dan tidak dapat mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran yang dilakukan.
Dalam arti yang luas, tujuan belajar adalah suatu pernyataan tentang perubahan yang diharapkan. Perubahan tersebut diharapkan ada dalam pikiran, perasaan, dan perbuatan individu sebagai hasil dari pengalaman.13
Dalam menetapkan dan merumuskan tujuan pembelajaran, guru harus memperhatikan komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran, seperti materi, metode, dan evaluasi. Sebagai contoh, tujuan yang dirumuskan harus sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi yang sudah direncanakan.
b. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan disini bisa berupa bahan tertulis ataupun bahan tidak tertulis.
12
Enco Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 99.
13
11
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.14
c. Metode Pembelajaran
Menurut bahasa istilah metode sering diartikan cara. Dalam bahasa Arab metode ini dikenal dengan istilah tariqah yang berarti langkah strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Akan tetapi menurut tafsir istilah metode jika dipahami dari asal kata method (bahasa Inggris) mempunyai arti yang lebih khusus, yakni cara yang tepat dan cepat dalam mengerjakan sesuatu.15
Menurut Tayar Yusuf metode adalah suatu cara tertentu yang tepat dan serasi untuk menyajikan suatu materi pelajaran, sehingga tercapai tujuan pembelajaran, baik tujuan jangka pendek (tujuan khusus) maupun jangka panjang (tujuan umum).16
Bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu
pengetahuan dan lainya”. Berangkat dari teori metode di atas, bila dikaitkan
dengan pembelajaran, metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
14
Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 152.
15
Ahmad Tafsir dalam Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidkan Agama Islam
(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm 165.
16
Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar Metodik Khusus Pengajaran Agama (Bandung: PT
Macam-macam metode pembelajaran
1) Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan.17
2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.18
3) Metode Kontekstual
Metode kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan enam komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian.19
4) Metode Kolaboratif
Metode kolaboratif adalah salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran aktif dengan cara memberikan tugas kepada murid untuk dikerjakan dalam kelompok kecil. Dukungan dari sesama murid dan perbadaan sudut pandang, pengetahuan, dan keterampilan menjadikan
17
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm. 139.
18
Tukiran dkk, Model Pembelajaran Inovativ (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 23.
19Ibid
13
pembelajaran kolaboratif menjadi hal yang berharga dalam pembelajaran di dalam kelas.20
5) Metode Ceramah
Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio visual lainnya.21
d. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara
harfiyah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Sedangkan secara
istilah media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat mer angsang siswa untuk belajar.22
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran/pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video sebagainya.23
20
Mel Silberman, Pembeljaran Aktif 101 Strategi Untuk Mengajar Secara Aktif (Jakarta: Indeks, 2013), hlm. 124.
21
Sagala dalam Tukiran dkk, Model, hlm. 45.
22
Aan Hasanah, Pengembangan , hlm. 173.
23
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah perantara atau alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya.
e. Evaluasi pembelajaran
Menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.24
Menurut Norman E.Grounloud, evaluasi adalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisiensi kegiatan belajar mengajar dan efektifitas pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan.
Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas evaluasi yaitu: (a) Kegiatan yang sistematis, kegiatan evaluasi harus dilakukan secara berkesinambungan. (b) Dalam kegiatan evaluasi dibutuhkan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. (c) Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.25
2. Kurikulum 2013
Kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki.26
24
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 1.
25
Aan Hasanah, Pengembangan, hlm 195.
26
15
Adapun kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK atau (competency based curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.27
a. Standar Kompetensi Lulusan
Dalam Permendikbud No 54 tahun 2013 Standard Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.28 Dalam Kurikulum 2013 Standar Kompetensi Lulusan untuk Semua jenjang sekolah meliputi adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.29
Dalam Standar Kompetensi Lulusan sudah jelas dengan tujuan PAI seperti yang dijelaskan pada dimensi sikap bahwasannya peserta didik, diharapkan bisa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, beraklak mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan sosial, alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.30
27
Enco Mulyasa, Pengembangan, hlm. 66.
28
Permendikbud, Nomor 54 Tahun 2013, Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah, hlm. 3.
29
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 127.
30
b. Standar Isi
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.31 Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib. Sedangkan tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, Tingkat kompetensi meliputi spiritual, pengetahuan, dan keterampilan yang dijabarkan dalam kompetensi inti.
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap
31
17
keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
(kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).32
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme.33
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang merupakan satu kesatuan ide masing-masing mata pelajaran mencakup: (1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Wajib, (2) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, (3) Kelompok Inti dan Kompetensi Dasar Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya, semua bahasan tersebut terlampir.34
32
Dokumentasi Kurikulum 2013 PAI SMA/MA, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar,
hlm. 6.
33
Ibid, hlm. 8.
34Ibid
c. Standar Proses
Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.35 Proses yang menjadi ciri kurikulum 2013 adalah:
1) Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan.
2) Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
3) Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
4) Sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh dan teladan.36 d. Standar Penilaian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen hasil belajar peserta didik.37 Penilaian yang dilaksanakan tidak hanya pada kemampuan kognitif saja, tapi juga sisi afektif dan psikomotorik siswa. Berikut ciri proses penilaian kurikulum 2013:
1) Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
35
Permendikbud, Nomor 65 Tahun 2013, Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
hlm. 2.
36
Sholeh Hidayat, Pengembangan, hlm. 128.
37
Permendikbud, Nomor 66 Tahun 2013, Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
19
2) Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).
3) Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga Kompetensi intidan SKL.
4) Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama dalam penilaian.38
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Istilah pendidikan dalam Islam sering diungkapkan dalam bentuk al-tarbiyah (tambah, tumbuh menjadi besar, memelihara, merawat, mengatur
dan menjaga), al-ta‘lim (proses pemberian pengetahuan), al-ta‘dib (menjadikan ber-adab, orang yang baik, terpelajar).39
Dalam al-Qur’an istilah pendidikan juga disebutkan salah satunya didalam Q.S. Luqman (31): ayat 13.
ْ ذِإَو
Artinya : dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".40
Dalam ayat tersebut terdapat makna pendidikan yaitu nasihat
(mau‘izah) Lukman al-Hakim kepada anaknya agar tidak menyekutukan Allah, karena perbuatan syirik merupakan kezaliman yang sangat besar
38
Sholeh Hidayat, Pengembangan, hlm. 128-129.
39
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidkan Agama Islam (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 198-200.
40
dosanya. Nasehat tersebut merupakan bentuk pendidikan yang diberikan Lukman kepada anaknya agar menjadi anak yang taat kepada Allah.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan sosial, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.41
Sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan pendidikan yang seluruh komponen atau aspeknya didasarkan pada ajaran Islam. Visi, misi, tujuan, proses belajar mengajar, pendidik, peserta didik, hubungan pendidik dan peserta didik, kurikulum, bahan ajar, sarana prasarana, pengelolaan, lingkungan dan aspek atau komponen pendidikan lainnya didasarkaan pada ajaran Islam. 42
Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan Pendidikan Islam sebagai proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akherat.43
Menurut Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama Islam adalah, suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara utuh (kaffah). Lalu menghayati tujuan
41
Depdiknas, UU RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta, 2003), hlm. 1.
42
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 36.
43
21
yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.44
Berangkat dari beberapa penjelasan diatas, dapat dikemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar menanamkan nilai-nilai Islam kepada peserta didik yang seluruh komponen atau aspeknya didasarkan pada ajaran Islam. Visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, semua didasarkan pada ajaran Islam agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara utuh. Sehingga manusia mampu mengamalkan ajaran Islam di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
b. Visi dan Misi Pendidikan Agama Islam
Visi dapat diartikan sebagai tujuan jangka panjang, cita-cita masa depan, dan impian ideal yang ingin diwujudkan oleh pendidikan Islam. Visi Pendidikan Islam sesungguhnya melekat pada cita-cita dan tujuan jangka panjang ajaran islam itu sendiri, yaitu mewujudkan rahmat bagi seluruh umat manusia.45
Misi dapat diartikan sebagai tugas-tugas atau pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai visi yang ditetepkan. Dengan demikian antara visi dan misim harus ada hubungan fungsional-simbiotik, yakni saling mengisi dan timbal balik. Berdasarkan rumusan di atas maka misi pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mendorong timbulnya kesadaran umat manusia agar mau melakukan kegiatan belajar dan mengajar sepanjang hayat. Mengeluarkan manusia dari kehidupan kegelapan kepada kehidupan yang terang benderang.
44
Zakiyah Darajat dalam Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran PAI (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 201.
45
Memberantas sikap jahiliyah, menyelamatkan manusia dari tepi jurang kehancuran.46
c. Tujuan Pendidikan Agama Isalam
Secara universal tujuan pendidikan agama Islam adalah: Pendidikan harus ditujukan untuk meciptakan keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih jiwa , akal pikiran, perasaan, dan fisik manusia. Dengan demikian, pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh potensi manusia, baik bersifat spiritual, intelektual, daya khayal, fisik, ilmu pengetahuan, maupun bahasa, baik secara perorangan maupun kelompok, dan mendorong tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan terletak pada terlaksananya pengabdian yang penuh kepada Allah, baik pada tingkat perseorangan, kelompok, maupun kemanusiaan dalam arti yang seluas-luasnya.47
46
Ibid, hlm. 45-51.
47Ibid
23 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sasaran penelitian selanjutnya disebut informan atau responden melalui instrumen pengumpulan data seperti observasi, wawancara, angket, dan sebagainya.44
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, bersifat verbal, kalimat-kalimat, fenomena-fenomena, dan tidak berupa angka.45 Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan secara mendalam mengenai program, aktivitas, dan proses tentang kegiatan yang ada di SMK PPMI Assaalaam Surakarta dalam kaitannya dengan kegiatan belajar keagamaan yang dilaksanakan.
B. Tempat dan Penentuan Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang mengambil objek atau lokai di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI. Sedangkan subjek penelitian ini guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI.
44
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 130.
45
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pencarian data mengenaihal-halatauvariabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda.46 Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan dengan cara mengumpulkan data tertulis, terutama tentang letak geografis, sejarah berdirinya, visi dan misi, keadaan guru dan siswa, struktur organisasi serta arsip kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran PAI di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI dalam bentuk gambar (foto).
2. Metode Pengamatan atau Observasi
Metode observasi yaitu metode yang mengunakan pengamatan atau pengindraan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku.47 Observasi ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI dengan menerapkan kurikulum 2013 di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI apakah sudah sesuai dalam rumusan kurikulum 2013 yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan menyimpulkan, dan menciptakan.
3. Metode Interview atau Wawancara
Metode Interview atau wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih yang
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 236.
47
25
saling bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan tertentu.48 Metode wawancara ini dilakukan dengan guru bahasa Arab dan siswa kelas XI digunakan untuk mengambil data tentang pelaksanaan kuikulum 2013 di SMK PPMI Assalaam Surakarta kelas XI.
D. Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu cara analisis yang cenderung menggunakan kata-kata untuk menjelaskan fenomena ataupun data yang didapatkan.49Untuk data kualitatif non angka yang diperoleh dari penulisan, akan penulis olah dengan menggunakan metode deskriptif analisis non statistik dengan cara metode deduktif yaitu perolehan data yang bersifat umum, kemudian diolah untuk mendapat rincian yang bersifat khusus.50 Dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, setelah data selesai dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah mereduksi data yang telah diperoleh yaitu dengan menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data. Kedua, data akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, akan dilakukan penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh.
48
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 83.
49
Drajad Suharjo, Metodologi Penulisan dan Penulisan Laporan Ilmiah (Yogyakarta: UII Press, 2003), hlm. 12.
50
26
DESKRIPSI DATA
A. Gambaran Umum SMK PPMI Assalaam Surakarta 1. Sejarah PPMI Assalaam Surakarta
Pondok Pesantren Modern Islam Assalam atau disingkat dengan PPMI Assalam merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bernaung di bawah sebuah yayasan. Secara geografis PPMI Assalam terletak di Desa Pabelan dan Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Indonesia, di atas tanah seluas 10 hektar. Lokasi PPMI Assalam berada 5 km arah barat dari jantung kota Solo, tepatnya 400 m sebelah utara Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pondok Pesantren Modern Islam Assalam (PPMI Assalam) adalah lembaga pendidikan swasta Islam yang berada di bawah naungan Yayasan Majelis Pendidikan Islam (YMPI) Surakarta, yang didirikan oleh Bapak H. Abdullah Marzuki (alm) dan Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah.
PPMI Assalam berdiri pada tanggal 17 Syawal 1402 H bertepatan dengan tanggal 7 Agustus 1982 M, berlokasi di jalan Yosodipuro no. 56 Punggawan Surakarta, menempati tanah seluas 2.845 m, wakaf dari keluarga Bapak H. Abdullah Marzuki (alm) dan Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah, pemilik percetakan PT Tiga Serangkai Solo.
27
merupakan cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren yang waktu itu diberi nama Pondok Pesantren Punggawan.
Pada tanggal 20 Juli 1985 nama Assalam secara resmi digunakan, serta sekaligus menandai awal mula digunakannya kampus baru di desa Pabelan Kartasura Sukoharjo di atas areal tanah wakaf seluas 5,6 Ha dari keluarga Bapak H. Abdullah Marzuki (alm) dan Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah. Bangunan yang ada pada saat itu terdiri dari ruang kelas, gedung olah raga (GOR), asrama santri, perumahan guru dan pengasuh, dapur, dll. Bersamaan dengan itu pula didirikan Madrasah Aliyah (MA) sebagai kelanjutan dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalam, serta sebagai jawaban dari tuntutan masyarakat terhadap PPMI Assalam.
Pada tahun 1986/1987 didirikan Madrasah Takhashushiyyah, sebuah kelas persiapan untuk calon santri yang akan melanjutkan ke MA Assalam yang berasal dari SMP/MTs umum di luar Assalam.
Pada tahun 1988/1989 SMA Assalam didirikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengikuti perkembangan pendidikan yang terjadi di luar Assalam.
Memasuki tahun pelajaran 2005/2006, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didirikan, yang mengambil program keahlian komputer dan jaringan dan persiapan grafika. SMK bermaksud untuk mencetak tenaga profesional dengan tetap berwawasan pada nilai-nilai keislaman.51
2. Profil Singkat SMK PPMI Assalaam Surakarta
SMK Assalaam adalah unit terbaru di PPMI Assalaam yang didirikan pada tahun 2005, dan telah disahkan oleh Dinas Pendidikan Nasional
51
Kabupaten Sukoharjo dengan nomor: 6003/1716. SMK ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mampu mengikuti pendidikan lebih lanjut ke Perguruan Tinggi. Sehingga alumnus SMK Assalaam diharapkan: mampu memiliki kompetensi dan mampu meraih sertifikasi tingkat nasional atau internasional sesuai dengan bidang keahliannya, mampu bersaing dalam pendidikan lanjut dan mampu mengaplikasikan prinsip keselamatan dan kesehatan dalam produksi, serta memiliki akhlakul karimah.
Untuk menunjang hal tersebut di atas SMK Assalaam dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana, seperti: Laboratorium Komputer, Laboratorium Grafika, Bengkel, Peralatan jaringan STANDAR CISCO SYSTEM, CD Pembelajaran modul CISCO, LOCAL ACADEMY CISCO SYSTEM, dan REGIONAL ACADEMY FACULTY of ELECTRICAL ENGINEERING, UNIVERSITY of INDONESIA, sehingga SMK Assalaam berhak menyelenggarakan SERTIFIKASI CISCO.52
3. Visi Misi SMK Assalaam Surakarta
Visi Sekolah SMK Assalaam Surakarta adalah “Terbentuknya pribadi
Muslim yang mempunyai keselarasan spiritual, moral, dan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT”.
Selain itu misi SMK Assalaam Surakarta terdiri dari tiga hal; Pertama menyelenggarakan pendidikan sekolah menengah kejuruan khusus yang berorientasi pada kualitas dan ciri khas yang berbasis pada keunggulan moral, spiritual, dan ilmu pengetahuan teknologi informatika, Kedua Mempersiapkan santri yang terampil, dan mandiri di bidang teknologi komputer dan grafika.
52
29
Ketiga, mempersiapkan santri untuk melanjutkan program keahlian pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan SMK Assalaam Surakarta antara lain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik untuk menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik dan profesional, serta mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, mengembangkan nilai-nilai keagamaan yang berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah dalam kehidupan sehari hari, mengembangkan sikap kewirausahaan berdasarkan nilai keagamaan, disiplin, dan ketertiban, mengembangkan sikap mandiri yang berketerampilan informatika.
Untuk membekali ilmu pengetahuan SMK Assalam menerapkan strategi Pembelajaran diantaranya: Pertama, mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) baik formal di kelas maupun informal sesuai dengan kalender pendidikan Departemen Pendidikan Nasional dan Pondok. Kedua, mendukung kegiatan kesantrian bagi santri SMK di luar KBM sebagaimana unit sekolah lain di lingkungan PPMI Assalaam. Ketiga, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal pondok yang terkait. Keempat, mewajibkan santri SMK Assalaam untuk mengikuti pelatihan CISCO (computer information system company) dan pelatihan lainnya yang mendukung program keahlian SMK Assalaam.53
53
4. Struktur Organisasi SMK PPMI Assalaam Surakarta
Berikut struktur organisasi yang membawahi SMK PPMI Assalaam Surakarta. Adapun mengenai rincian tugas dari masing-masing staf terlampir.
a. Direktur : Drs. H. Uripto
b. Majelis Pendidikan Pesantren : M. Yunus, M.ED c. Kepala SMK Assalaam : Ahmad Jarir S.Ag d. KomiteSMK Assalaam : Drs. Abdul Malik, MM e. Kepala Tata Usaha : Budiyanto, S.Sn
f. WakaKurikulum : M.Arifin, BA
g. WakaKesiswaan Putra : Hedonal Rumiyanto, SS h. WakaKesiswaan Putri : Siti Muthmainah, S.Si i. Bursa Kerja Mandiri : Hedonal Rumiyanto, SS j. Pokja Prakerin : Immasam Nurdin, M.Ag k. Pengelolaan CNAP : Arif Rahman Hakim, A.md
l. Laborat : Purnomo
m. Jumlah Guru : 27 orang
n. Jumlah Siswa : 93orang54
5. Sarana Prasarana
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar SMK PPMI Assalaam memiliki berbagai sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang dimiliki SMK PPMI Assalam antara lain lapangan sepak bola yang berada didepan gedung SMK PPMI Assalaam, lapangan basket, gedung yang terdiri dari tiga lantai, lantai satu tersusun dari beberapa ruang yaitu ruang kelas tempat penitipan anak guru, gudang, toilet. Lantai dua terdiri dari ruang
54
31
tata usaha, ruang kepala sekolah, laboratorium komputer, laboratorium multimedia, ruang guru, ruang tamu, toilet. Lantai tiga terdiri dari ruang kelas, perpustakaan, bengkel, mushola, toilet. Untuk lebih rinci sarana dan prasarana terlampir.55
6. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
PPMI Assalam secara keseluruhan pada saat ini memiliki pegawai berjumlah sebanyak 368 orang, 225 laki-laki dan 143 perempuan. Jumlah tersebut terdiri dari guru dan pengasuh sebanyak 166 orang, dan karyawan atau pegawai sebanyak 202 orang.
SMK PPMI Assalam sebagai unit pendidikan terbaru di PPMI Assalam memiliki jumlah tenaga pendidik sebanyak 27 orang, terdiri dari 5 guru lulusan PPMI Assalam sendiri, 22 guru yang telah menempuh jenjang pendidikan S1 dan 1 orang yang telah menempuh S2. Adapun struktur keadaan guru SMK PPMI Assalam terlampir.
Berdasarkan data di atas guru yang mengajar PAI ada tujuh orang yaitu Indri Ana Inayati, Rosyad Nurilyas, Lc., Immawan Nurdin, M.Ag., Dra.Istianah Maryawati, Arif Rahmatullah Jamil, S.Sy., Ahmad Fauzi S.PdI., dan M. Nur Cholis, S.Ag., sedangkan guru yang mengajar PAI (bahasa Arab) adalah M. Nur Cholis, S.Ag.56
55
Observasi SMK Assalam, tanggal 17 November 2014
56
b. Keadaan Siswa
Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan PPMI Assalaam Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah sebanyak 93 siswa (68 siswa putra, 25 siswa putri), dengan rincian sebagai berikut: Jumlah siswa putra kelas X ada 34, siswa putri ada 16. Jumlah siswa putra kelas XI ada 19. Dan jumlah siswa putra kelas XII ada 15, siswa putri ada 9.57
B. Deskripsi Data Kesiapan Guru terhadap Penerapan Kurikulum 2013 pada
Mata Pelajaran PAI (Bahasa Arab) di SMK PPMI Assalaam Surakarta
Kelas XI.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kesiapan guru yang dimaksud adalah kesiapan dalam penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI (bahasa Arab) yang meliputi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian (bab II hlm 14-18)
SMK PPMI Assalaam Surakarta sebagai salah satu unit yang telah menerapkan kurikulum 2013 dalam mata pelajaran PAI, menurut ustadz Nur Cholis, S.Ag., selaku guru pengampu mata pelajaran bahasa Arab, mengatakan :
Dari semua mata pelajaran PAI yang ada di SMK Assalaam tidak semuanya dapat diterapkan dengan menggunakan kurikulum 2013. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa alasan yang diantaranya adalah buku yang digunakan adalah buku-buku terbitan dari yayasan dan bukan dari pemerintah yang kesemuanya disusun menggunakan bahasa Arab sehingga perlu perhatian khusus terutama dalam hal penjelasan materi. Namun dari keseluruhan mata pelajaran PAI yang ada, mata pelajaran bahasa Arab adalah satu-satunya mata pelajaran PAI yang dapat diajarkan dengan menerapkan kurikulum 2013.58
57
Dokumentasi Keadaan Siswa SMK Assalaam, tanggal 30 November 2014.
58
33
Penerapan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran PAI (bahasa Arab) di
SMK Assalaam Surakarta
1. Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan wawancara dengan Ust M. Nur Cholis mengatakan : Untuk SKL (standar kompetensi lulusan) PAI (bahasa Arab) pada aspek sikap penilaian yang saya gunakan yaitu dengan melihat bagaimana siswa merespon pelajaran yang saya berikan, jika telah mendapatkan umpan balik baik, berarti mereka mempunyai sikap yang baik. Sedangkan SKL pada aspek pengetahuan saya tidak hanya melihat hasil pembelajaran siswa saja tetapi proses pembelajaran juga saya pertimbangkan dalam memberikan penilaian. sebagai contoh dalam pembelajaran bahasa Arab ketika siswa mampu memahami materi, menyajikan materi dan bisa mengkonstruk materi, dan apabila mereka tidak mengetahui atau kesulitan dalam memahami mereka akan bertanya. Sedangkan untuk aspek keterampilan saya melihat hasil karangan bahasa arab insyâ”yang dikarang oleh siswa, dengan mempertimbangkan kaidah bahasa Arab, isi, dan penggunaan kosa kata yang tepat.59
Dari wawancara tersebut sudah terlihat bahwa SKL bahsa Arab sudah sesuai rumusan kurikulum 2013 namun ketika saya tanyakan apakah ada SKL tertulis yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 beliau menyampaikan “kalau hal itu saya belum menerima dari yayasan”. Sehingga penulis tidak menyertakan dokumentasi SKL.
2. Standar Isi
Standar isi mata pelajaran PAI (bahasa Arab) di SMK PPMI Assalam beliau menyampaikan:
Standar isi tidak mengadaptasi kurikulum pemerintah namun menerapkan kurikulum yang ditetapkan PPMI Assalam Surakarta atau disebut dengan kurikulum kepondokan, yaitu menggunakan buku al-„Arabiyatu baina yadaika dan Nahwu wadih. Dan standar isi
59
tersebut sudah diterapakan sejak awal berdiri dan tidak ada perubahan dari awal penetapan.60
Buku al-„Arabiyatu baina yadaika adalah buku yang berisi percakapan bahasa Arab disertai gambar simulasi cerita, buku ini dilengkapi latihan soal dan kaset percakapan bahasa Arab yang termuat di dalam buku untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran. Sedangkan buku Nahwu wadih merupakan buku yang membahas kaidah menyusun kalimat dalam bahasa Arab seperti jumlah mufidah, Isim, fi„il, harf, buku ini dilengkapi dengan latihan soal serta susunan kalimat singkat yang mengantarkan siwa mempelajari materi pokok.61 Dalam aplikasi pembelajaran beliau mencoba menyesuaikan SKL bahasa Arab kedalam rumusan kurikulum 2013.
3. Standar Proses
Berdasarkan observasi kelas dan wawancara dengan Ust M. Nur Cholis standar proses dalam pembelajaran bahasa Arab di SMK PPMI Assalaam Surakarta sudah menerapkan rumusan kurikulum 2013 yaitu: Pertama, Kegiatan peserta didik. Pada saat guru bahasa Arab menjelaskan
materi tentang “Menghabiskan waktu liburan” dengan menggunakan metode demonstrasi. Setelah guru menjelaskan materi yang dipelajari kemudian siswa diminta untuk mempraktekkan per kelompok.
Kedua, Ruang Kelas. Ruang kelas berisi meja dan kursi guru 1 buah,
meja dan kursi siswa berjumlah 20 buah yang disusun leter “U”, dan
proyektor sebagai media pembelajaran. Ketiga, Suasana bebas. Suasana
60Wawancara dengan Ust M. Nur Cholis, selaku Guru bahas Arab di SMK PPMI Assalaam
Surakarta, tanggal 09 Desember 2014.
61
35
yang terjadi saat pembelajaran adalah sedikit gaduh dan terkadang ada sebagian siswa yang bicara dengan temannya, posisi siswa tidak semua duduk di kursi ada beberapa siswa yang duduk di lantai saat pembelajaran tetapi masih dapat dikontrol dengan baik.
Pelaksanaan Pembelajaran
Peneliti mengadakan observasi di kelas XI ketika pembelajaran bahasa Arab berlangsung. Guru pengampu pada saat proses pembelajaran senantiasa membawa perangkat pembelajaran (RPP) yang sudah didesain setiap tatap muka/pertemuan, buku materi, file materi al-„Arabiyatu baina yadaika dan daftar nilai ke dalam kelas.62 Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh guru bahasa Arab dalam mengajar, diantaranya adalah:
a. Membuka Pelajaran
Sebelum guru memulai pelajaran, guru memberi salam kepada siswa dengan ucapan “Assalāmu„alaikum warahmatullāhi
wabarakātuh” sebagai kata pembuka dimulainya pelajaran.
Kemudian berdo'a yang dipimpin salah satu peserta didik.
Setelah itu dilanjutkan dengan guru memberikan apersepsi/ tanya jawab. Guru juga membangkitkan minat siswa dengan pertanyaan yang menggugah minat mereka. Berikut pertanyaan guru kepada siswa :
Kegiatan pengelolaan kelas senantiasa memanfaatkan media belajar yang ada dengan menggunakan pendekatan kontekstual, maupun pengalaman peserta didik sebagai sumber belajar. Yang terjadi pada saat itu guru memanfaatkan buku pegangan, laptop dan proyektor untuk menampilkan materi pelajaran.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran Bahasa Arab
Ketika peneliti melakukan observasi di kelas XI SMK PPMI Assalaam, materi pembelajaran yang disampaikan guru pada saat itu adalah mengenai Utlah (Liburan). Dengan metode penyampaian pembelajaran menggunakan metode Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil), dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru memberikan awalan atau apersepsi tentang hal yang akan
menjadi topik bahasan inti (menanya).
2) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil sejumlah dengan keseluruhan siswa. Ketika penulis observasi, siswa berjumlah 17 siawa, dibagi menjadi 8 kelompok, satu kelompok 2 orang dan ada yang 3 orang.
3) Guru meminta semua siswa untuk menganalisis materi tentang
“liburan” buku al-„Arabiyatu baina Yadaika hlm 143. Analisis
yang harus mereka lakukan diantaranya yaitu membaca teks
tentang “liburan”, mencari kata-kata sulit lalu mencatat dan
37
Saat proses pembelajaran berlangsung ada siswa yang
bernama Bayu bertanya tentang kosa kata
‘
مُكاَرَأ
"
beliaumenjawab “Pendapat kalian”. Ada lagi yang bertanya arti kosa
kata
‘
يِضْقَ ت
’
beliau menjawab “kamu menghabiskan”. Setelahdiberi waktu lima belas menit, siswa diminta berdiskusi di depan kelas sesuai kelompok masing-masing dengan waktu maksimal sepuluh menit.