• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKATKEDISIPLINAN BELAJAR DI MADRASAH DINIYAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS SISWA DI MI NURUL ULUM GADING DS. DUREN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH TINGKATKEDISIPLINAN BELAJAR DI MADRASAH DINIYAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS SISWA DI MI NURUL ULUM GADING DS. DUREN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

PENGARUH TINGKATKEDISIPLINAN BELAJAR

DI MADRASAH DINIYAH TERHADAP PRESTASI

BELAJAR AL-

QUR’AN HADITS SISWA DI MI

NURUL ULUM GADING DS. DUREN KEC.

TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

FREDITA ANJARSARI

NIM : 11111037

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Jl.TentaraPelajar 02Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.iainsalatiga.ac.idEmail:administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 eksemplar skripsi Hal : Pengajuan Skripsi Kepada

Yth.RektorIAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswi:

Nama : Fredita Anjarsari

NIM : 11111037

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ PAI

Judul : Pengaruh Tingkat Kedisiplinan Belajar di Madrasah Diniyah Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits

Siswa di MI Nurul Ulum Gading Ds. Duren Kec.

Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015

Untukdiajukandalam sidang munaqasyah.Demikianuntukmenjadiperiksa.

Wassalamu’alaikum.Wr. Wb.

Salatiga,10 Agustus 2015 Pembimbing

M. Hafidz, M.Ag

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Jl.TentaraPelajar 02Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.iainsalatiga.ac.idEmail:administrasi@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENGARUH TINGKAT KEDISIPLINAN BELAJAR DI MADRASAH

DINIYAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS

SISWA DI MI NURUL ULUM GADING DS.DUREN KEC. TENGARAN

KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DISUSUN OLEH

FREDITA ANJARSARI

NIM: 11111037

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,padatanggal29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam.

SusunanPanitiaPenguji KetuaPenguji :Rovi‟in, M. Ag.

SekretarisPenguji :Muh. Hafidz, M. Ag.

Penguji I :Prof. Dr. Budihardjo, M. Ag.

Penguji II :Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag.

Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fredita Anjarsari

NIM : 11111 037

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau

temuan oranglain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.v

Salatiga,10 Agustus2015 Penulis

(6)

vi

MOTTO

























































(7)

vii

PERSEMBAHAN

AtasRahmatdanRidho Allah SWT, karyaskripsiinipenulispersembahkanuntuk:

1. Bapak dan ibu (bapak Sholikhin dan Ibu Kotimah) yang telah

memberikan do‟a restunya tanpa henti, dan terima kasih banyak saya

ucapkan atas semua pengorbanan dan kerja keras kalian selama ini.

2. Adik-adikku tercinta (Muhammad Nur Alfiyanto dan Wahyu Tri

Ramadhani) yang selalu menjadi motivasiku untuk tetap menyelesaikan

skripsi ini.

3. Teman-temankuPAI angkatan 2011 khususnya PAI A.

4. Teman-temanku liqo‟ (mba Al mila, mba tami, mba lastri)

5. Mba ifah selaku murobbi yang selalu memberikan ilmunya, dukungan, dan do‟anya selama ini.

6. Teman-temanku KKN Posko Candran (mba fatim, mba ayu, mba Indah,

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi

Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat

Kedisiplinan Belajar di Madrasah Diniyah Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur‟an

Hadits Siswa MI Nurul Ulum Gading Ds. Duren kec. Tengaran kab. Semarang

tahun pelajaran 2014/2015” dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan

yangtelah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

Selanjutnya penulis haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan FTIK.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan PAI.

4. Bapak Muh Hafidz, M.Ag,selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa

memberikan bimbingan, arahan, dan do‟anya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Rovi‟in, M.Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepadaku selama ini.

6. Bapak Nur Khabib S.Pd.I,selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum

Gading yang telah membina dan memberikan izin kepada penulis untuk

(9)

ix

7. Bapak Mu‟son selaku ketua di Madrasah Diniyah yang sudah membantu dan

memberikanku izin untuk mendapatkan informasi di Madrasah Diniyah

tersebut.

8. Bapakku Sholikhin dan Ibuku Kotimah, yang senantiasa memberikan do‟a

restunya untuk keberhasilanku.

9. Adik-adikku tersayangyang selalu memberikan dukungan dan motivasinya

selama ini.

10.Sahabatku mba Al-milatul Miza yang senantia memberikan motivasi, masukan, dan do‟anya sehingga terselesaikan skripsi ini.

11.Dan terimakasih saya ucapkan kepada semuapihak yang sudah ikut serta

memberikan motivasi dan dorongan hingga terselasaikannya skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan untuk perbaikans kripsi ini.

Salatiga, 10 Agustus 2015

(10)

x ABSTRAK

Anjarsari, Fredita (NIM 11111037).2015. Pengaruh Tingkat Kedisiplinan Belajar di Madrasah Diniyah Terhadap Prestasi Belajar Al- Qur’an Hadits Siswa di MI Nurul Ulum Gading Ds. Duren Kec. Tengaran. Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. JurusanPendidikan Agama Islam.Institut Agama Islam NegeriSalatiga.Pembimbing: M. Hafidz, M.Ag.

Kata kunci:Kedisiplinan Belajar, Madrasah Diniyah, Prestasi Belajar

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh tingkat kedisiplinan belajar di Madrasah Diniyah terhadap prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits siswa di MI Nurul Ulum Gading Ds. Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun pelajaran 2014/2015. Kedisiplinan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan adanya Madrasah Diniyah, diharapkan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran di sekolah formal khususnya dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum Gading. Dalam penelitian ini siswa yang disiplin belajar di Madrasah Diniyah diharapkan memiliki Pestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits yang baik. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah pertama, bagaimana tingkat kedisiplinan belajar di madrasah diniyah siswa di MI Nurul Ulum Gading? Kedua, bagaimana prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits siswa MI Nurul Ulum Gading tahun pelajaran 2014/2015? Ketiga, adakah pengaruh antara kedisiplinan belajar Al-Qur‟an Hadits siswa di MI Nurul Ulum Gading kec. Tengaran Kab. Semarang tahun pelajaran 2014/2015?

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah siswa MI Nurul Ulum Gading. Teknik analisis data yang digunakan adalah product moment.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Dari hasil data di atas tampak bahwa r

(11)

xi DAFTAR ISI

LOGO ... i

JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Hipotesis Penelitian ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional 8

G. Metode Penelitian ... 10

(12)

xii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tingkat Kedisiplinan Belajar di Madrasah Diniyah ... 17

1. Pengertian Kedisiplinan ... 17

2. Pengertian Belajar ... 18

3. Bentuk-bentuk Kedisiplinan Belajar ... 18

4. Pengertian Madrasah Diniyah ... 20

5. Sejarah Singkat Madrasah Diniyah ... 22

6. Ciri-ciri Madrasah Diniyah ... 24

7. Bentuk-bentuk Madrasah Diniyah ... 25

B. Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits ... 27

1. Definisi Prestasi Belajar ... 27

2. Teori-teori Belajar ... 28

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.... 30

4. Faktor yang Menghambat Prestasi Belajar ... 32

5. Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits .. 35

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

1. Kondisi Madrasah Diniyah ... 39

a. Profil Madrasah Diniyah ... 39

b. Dasar dan Tujuan ... 39

c. Sarana dan Prasarana... 40

d. Santri ... 41

(13)

xiii

2. Kondisi Sekolah ... 42

a.Profil MI Nurul Ulum Gading ... 42

b.Visi, Misi, dan Tujuan ... 43

c.Tenaga Pendidik ... 45

d.Data Peserta Didik ... 45

e.Fasilitas Pendidikan ... 47

f. Struktur Organisasi ... 49

B. Penyajian Data Penelitian 1.Hasil Angket Tingkat Kedisiplinan Belajar di Madrasah Diniyah ... 52

2. Hasil Belajar Mata Pelajar Al-Qur‟an Hadits ... 54

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Diskriptif ... 57

1. Analisis Tingkat Kedisiplinan Belajar di Madrasah Diniyah ... 57

2. Analisis Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits ... 65

B. Pengujian Hipotesis ... 72

C. Pembahasan ... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Indikator Tingkat Kedisiplinan Belajar di Madrasah Diniyah

Tabel 3.1 Fasilitas Fisik di Madrasah Diniyah

Tabel 3.2 Daftar Tenaga Pengajar di Madrasah Diniyah

Tabel 3.3 Daftar Tenaga Pengajar di MI Nurul Ulum Gading

Tabel 3.4 Daftar Jumlah Siswa di MI Nurul Ulum Gading

Tabel 3.5 Pekerjaan Orang Tua Siswa

Tabel 3.6 Daftar Fasilitas Fisik di MI Nurul Ulum Gading

Tabel 3.7 Daftar Fasiltas Non Fisik di MI Nurul Ulum Gading

Tabel 3.8 Hasil Angket Kedisplinan Belajar

Tabel 3.9 Daftar Nilai Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits

Tabel 4.1 Daftar Angket Kedisiplinan Belajar

Tabel 4.2 Nilai Nominasi Kediplinan Belajar

Tabel 4.3 Rekapitulasi Tingkat Kedisiplinan Belajar

Tabel 4.4 Daftar Nilai Al-Qur‟an Hadits

Tabel 4.5 Nilai Nomonasi Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits

Tabel 4.6 Rekapitulasi Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Tingkat Kedisiplinan Belajar

Lampiran 2 Nama-nama Responden

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Nilai Al-Qur‟an Hadits

Lampiran 5 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 6 Daftar Nilai SKK

Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Tabel Product Moment

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting bagi keunggulan

suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh

siapapun, terutama para pakar dan praktisi pendidikan. Agar dapat

menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan Outcome

sumber daya yang unggul, yang akan mampu membangun watak suatu

bangsa, serta dapat menentukan keberhasilan dalam belajar, maka salah satu

diantaranya perlu adanya kedisiplinan belajar pada siswa. Oleh karena itu,

kedisiplinan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa. Lembaga pendidikan di Indonesia merupakan

organisasi yang memiliki orientasi ganda, yaitu organisasi yang berorientasi

sosial, yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Untuk

mendapatkan outcome yang unggul, maka perlu adanya kedisiplinan belajar

yang baik, sehingga hasil akhir atau prestasi belajar yang akan dicapai oleh

siswa bisa memuaskan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pendidikan di sekolah

ataupun di luar sekolah mancakup semua usaha pengembangan atau

peningkatan prestasi belajar siswa dari segi kognitif. Aspek ini bisa

(17)

2

pendidikan nasional, di mana sistem pendidikan nasional itu juga dikenal

dengan lembaga pendidikan formal dan non formal. Sedangkan, salah satu

bentuk lembaga pendidikan formal adalah sekolah. Dengan tujuan yang

hendak dicapai maka sistem pendidikan nasional dalam kurun waktu yang

cukup lama sampai saat ini telah banyak mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan dan kemajuan zaman, yaitu mengembangkan potensi peserta

didik agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggunga jawab .

Untuk memperoleh dukungan demi tercapainya perubahan di

lingkungan sekolah, tidak cukup dengan dukungan kepala sekolah, tetapi

badan-badan pemerintah, organisasi guru, orang tua dan kelompok

masyarakat juga harus memberikan dukungan (Wahjosumidjo, 2007:345).

Jadi tidak hanya kedisplinan, masyarakat dan keluarga merupakan lingkungan

sosial yang sangat mempengaruhi prestasi belajar. Kondisi masyarakat yang

kurang mendukung proses belajar akan berdampak pada proses dan prestasi

belajar. Begitu juga lembaga lain di luar lembaga formal, misalnya Madrasah

Diniyah, TPQ, Pengajian akan ikut andil dalam mempengaruhi prestasi siswa

khususnya pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits. Dalam hal ini penulis lebih

condong kepada pembelajaran di Madrasah Diniyah.

Madrasah Diniyah itu merupakan bagian dari masyarakat, yang mana

pengaruhnya terhadap sekolah sebagai lembaga sosial, terasa sangat kuat dan

(18)

3

sekolah. Lingkungan di mana sekolah berada, merupakan masyarakat yang

kompleks, terdiri dari berbagai macam tingkat masyarakat yang saling

melengkapi dan bersifat unik, sebagai akibat latar belakang dimensi budaya

yang beraneka ragam. Karena sekolah berada di tengah-tengah masyarakat

maka harus berhubungan baik dengan masyarakat di sekitarnya

(Wahjosumidjo, 2007:331). Dengan berbagai keanekaragaman itu, bisa

dipadukan antara masyarakat dan pihak sekolah sehingga akan tercipta suatu

kerjasama yang baik, yang mana akan menghasilkan peserta didik yang

memiliki prestasi dalam berbagai bidang sesuai dengan kemampuannya.

Keberadaan Madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan

keagamaan berbasis masyarakat menjadi sangat penting dalam upaya

pembangunan masyarakat dalam belajar. Oleh karenanya, sebagai kompenen

Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan keagamaan perlu diberi kesempatan

untuk berkembang, dibina, dan ditingkatkan mutunya oleh semua komponen

bangsa, termasuk pemerintah daerah. Salah satunya melalui pengaturan wajib

belajar Madrasah Diniyah yang diterapkan dengan peraturan daerah

(Jalaluddin, 2001:85). Jadi, sisitem pendidikan khususnya Islam, merupakan

usaha pengorganisasian proses kegiatan kependidikan yang berdasarkan

ajaran Islam, sehingga dalam pelaksanaanya terdiri dari berbagai sub sistem

dan jenjang pendidikan.

Dalam hal ini, dengan adanya Madrasah Diniyah akan membantu

siswa dalam proses pembelajaran di sekolah formal khususnya di Madrasah

(19)

4

Diniyah diharapkan memiliki prestasi belajar yang baik khususnya mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadits. Meskipun semua santri yang ada di Madrasah

Diniyah adalah siswa dari MI Nurul Ulum Gading, khususnya di Desa Duren

Kec. Tengaran, Kabupaten Semarang. Pada kenyataannya, ada sebagian dari

siswa yang tidak disiplin untuk berangkat ke Madrasah Diniyah. Meskipun

tidak semua siswa seperti itu, namun ada sebagian dari mereka hanya

mementingkan pendidikan di sekolah formal saja dan terkadang lebih suka

menghabiskan waktunya untuk bermain.

Bertitik tolak dari kerangka pemikiran di atas, maka penulis tertarik

mengadakan penelitian dengan judul : PENGARUH TINGKAT

KEDISIPLINAN BELAJAR DI MADRASAH DINIYAH TERHADAP

PRESTASI BELAJAR AL-QUR‟AN HADITS SISWA DI MI NURUL

ULUM GADING DESA DUREN KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka secara

pokok penelitian ini ingin mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana tingkat kedisiplinan belajar di Madrasah Diniyah siswa MI

Nurul Ulum di Dusun Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran

(20)

5

2. Bagaimana prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits siswa Madrasah Ibtidaiyah di

Dusun Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2014/2015?

3. Adakah pengaruh tingkat kedisiplinan belajar di Madrasah Diniyah

terhadap prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits siswa MI Nurul Ulum Dusun

Gading Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan belajar di Madrasah Diniyah siswa

MI di Dusun Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits siswa Madrasah

Ibtidaiyah di Dusun Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaru htingkat kedisiplinan belajar di

Madrasah Diniyah terhadap prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits siswa MI

Nurul Ulum Dusun Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

(21)

6

sementara dari persoalan atau masalah penelitian, dan masih harus diuji

kebenarannya.

Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hipotesis

adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan

masalah yang masih perlu dibuktikan di lapangan atau masih perlu diuji

melalui penelitian.

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis, “ ada pengaruh

yang signifikan tingkat kedisiplinan belajar di Madrasah Diniyah terhadap

prestasi belajar Al Qur‟an Hadits siswa MI Nurul Ulum Dusun Gading Desa

Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015, “ artinya siswa yang memiliki kedisiplinan belajar di Madrasah Diniyah baik,

maka prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits siswa di MI Dusun Gading, Desa

Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang tahun 2014/2015 juga

akan baik.

E. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

informasi tentang pengaruh antara kedisiplinan belajar di Madrasah Diniyah terhadap prestasi siswa dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Ulum Dusun Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015. Dari informasi tersebut

(22)

7

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi

perkembangan prestasi belajar siswa, khususnya dalam Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits pada siswa di MI Nurul Ulum Dusun Gading Desa Duren

Kecamatan Tengaran Kaabupaten Semarang tahun pelajaran

2014/2015secara umum, dapat memperkaya keilmuan khususnya dalam

dunia pendidikan.

2. Secara Praktis

Secara praktis, apabila ternyata terdapat hubungan antara

kedisiplinan belajar di madrasah diniyah terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di MI Nurul Ulum Dusun Gading

Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2014/2015. Hal ini berarti dapat memenuhi harapan sekolah khususnya

bagi siswa dapat memperoleh prestasi yang lebih baik lagi. Penulis

berharap agar siswa lebih disipilin dan giat lagi dalam belajar di sekolah

formal maupun di Madrasah Diniyah.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan untuk

bahan pertimbangan bagi semua kalangan pendidikan, khususnya di

Sekolah tingkat Madrasah Ibtidaiyah, bahwa dengan penyelenggaraan

pendidikan Madrasah Diniyah itu ada pengaruh yang positif bagi siswa dalam membantu prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di

Sekolah formal. Selain itu, masyarakat juga memiliki peran dalam

(23)

8

hubungan yang baik sekolah dengan masyarakat dan melahirkan peserta

didik yang memiliki kualitas dan prestasi yang baik.

F. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan kesalah pahaman terhadap pokok masalah

yang dimaksud, maka sebelumnya penulis menguraikan tentang batasan

pengertian yang dimaksud dalam judul ini adalah :

1. Tingkat Kedisiplinan belajar di Madrasah Diniyah

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti ketaatan,

kepatuhan kepada peraturan, tata tertib dan sebagainya (Poerwadarminra

WJS, 1999:1077).

Madrasah Diniyah yaitu suatu lembaga pendidikan yang

memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal dalam

pengetahuan agama Islam kepada pelajar secara bersama-sama sedikitnya

berjumlah 10 orang atau lebih di antara anak-anak yang berusia 7(tujuh)

sampai dengan 18 (tahun) (Depag RI, 2003:23). Dalam hal ini, Arifin

(2002:30) menyatakan bahwa madrasah sangat diperlukan keberadaanya

sebagai tempat dimana murid-murid menerima ilmu pengetahuan agama

secara teratur dan sistematis. Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan tingkat kedisiplinan belajar di Madrasah

Diniyah adalah ketaatan atau kepatuhan seorang siswa dalam mengikuti

(24)

9

2. Prestasi Belajar Al-Qur‟an Hadits

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan

atau dikerjakan). Adapun arti belajar yaitu sebuah tindakan dan perilaku

siswa yang kompleks (Dimyati dan Mudjiono, 2006:7). Jadi, yang

dimaksud Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang

setelah melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas tertentu.

Yang dimaksud dengan Al-Qur‟an Hadits disini adalah mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadits di sekolah yang diharapkan dapat membentuk

pribadi yang baik dan perilaku sosial.

Dalam penelitian ini menurut penulis prestasi belajar Al-Qur‟an

Hadits adalah hasil akhir yang dicapai oleh siswa dalam bentuk nilai

berupa angka setelah melakukan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits. Prestasi yang dicapai oleh setiap siswa tentu

saja sangat bervariasi antara siswa satu dengan yang lainnya tidak sama,

karena kemampuan atau daya serap setiap siswa berbeda-beda. Jadi, nilai

yang dicapai oleh setiap siswa berbeda-beda, ada yang mendapatkan nilai

di atas rata, sedang, dan ada yang mendapatkan nilai dibawah

rata-rata.

G. Metode Penelitian

1. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pengaruh tingkat kedisiplinan

(25)

Al-10

Qur‟an Hadits di MI Nurul Ulum Gading Desa Duren Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian

ini terbagi beberapa tahap dari proses pengumpulan data hingga

penulisan laporan.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:203). Adapun pada

penelitian ini, penulis mengambil beberapa metode. Diantaranya sebagai

berikut :

a. Metode Penelitian Subjek

1) Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi

(Arikunto, 2010:173).

Dalam penelitian ini mencakup siswa MI Nurul Ulum Gading

yang mengikuti pembelajaran di Madrasah Diniyah.

2) Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2010:174). Apabila contoh penelitian terhadap

(26)

11

Al-Qur‟an Hadits Kelas 1 baik”, tetapi disimpulkan:”Prestasi

Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits siswa MI Nurul Ulum Gading, baik”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel, untuk

mempermudah peneliti dalam mengambil data prestasi belajar siswa mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits, data yang peneliti ambil

yaitu 30 siswa dari Madrasah Ibtidaiyyah Nurul Ulum Gading

dan 30 santri yang merupakan siswa MI Nurul Ulum, yang

mengikuti pembelajaran di Madrasah Diniyah.

b. Metode Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam pengumpulan

data adalah dengan menggunakan metode angket dan metode

dokumentasi.

1) Metode Angket

Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari respondendalam arti

laporan tentang pribadinya (Arikunto, 2010:194)

Metode ini digunakan untuk mengolah data tentang tingkat

kedisiplinan belajar di Madrasah Diniyah. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan angket tertutup yang mana peneliti sudah

(27)

12

2) Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk

memperoleh informasi, menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen

rapat, cacatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010:201).

Disamping itu metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi siswa Mata Pelajaran Al Qur‟an Hadits di MI

Nurul Ulum Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang, serta untuk melengkapi data lainnya seperti Profil

sekolah, daftar siswa, serta daftar Dewan Guru yang ada di MI

tersebut.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk

mengambil, merekam atau menggali data (Kasiram, 2010:269). Data

dianggap benar, bila data tersebut benar-benar seperti adanya, bukan

pulasan, bukan buatan yang diambil, banyak tergantung pada baik

tidaknya instrumen pengumpulan datanya.

Peneliti menggunakan instrumen berupa angket yang terdapat

dalam lampiran. Angket ini terdiri dari tingkat kedisiplinan belajar di

Madrasah Diniyah saja, karena untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits sudah melalui data Nilai

rapor. Berikut tabel variabel tingkat kedisiplinan belajar di Madrasah

(28)

13

1. Mengerjakan Tugas 5

2. Memperhatikan

Analisis data adalah memperkirakan atau menentukan besarnya

pengaruh kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap

sesuatu (kejadian) yang lainnya (Hasan, 2004:29). Analisis data ini

bertujuan untuk memperlihatkan hubungan antara fenomena yang

terdapat dalam penelitian. Fenomena tersebut yaitu pendidikan

(29)

14

Kabupaten Semarang.Untuk menganalisis data tersebut penulis

menggunakan tes statistik, yaitu yang merujuk pada bukunya Hadi

(1977: 294) yang mengemukakan:

a. Analisis Pendahuluan

Yaitu teknik statistik sederhana yang merupakan presentase

analisis, adapun rumus yang digunakan untuk mencari presentase

adalah :

x 100 %

Keterangan :

P : Presentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden

100 % : Bilangan konstanta

b. Analisis Uji Hipotesis

Untuk mengetahui variabel 1 dengan variabel 2, maka teknik

analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data koefisien

pengaruh Product Moment, dengan rumus:

r

xy

=

( )( )

(30)

15

Keterangan:

rxy : Koefisien pengaruh antara variabel X dan variabel Y

X : Jumlah variabel X

Y : Jumlah variabel Y

∑X2

: Kuadrat dari varibel X

∑Y2

:Kuadrat dari variabel Y

N : Banyaknya sample penelitian

XY : Product dari variabel X dan Y

: Jumlah

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan susunan

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi

operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang tingkat kedisiplinan belajar di madrasah

(31)

16

belajar, pengertian madrasah diniyah, sejarah singkat madrasah

diniyah, dan ciri-ciri madrasah diniyah), prestasi belajar Al-Qur‟an

Hadits (Pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, faktor-faktor yang menghambat

prestasi belajar), serta prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits.

BAB III : LAPORAN PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum madrasah diniyah (profil madrasah

diniyah, dasar dan tujuan, sarana dan prasarana), gambaran umum

MI Nurul Ulum Gading (profil MI Nurul Ulum Gading, tenaga

pendidik, data peserta didik, fasilitas pendidikan, dan struktur

organisasi), serta data hasil penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini meliputi data tentang pengaruh tingkat kedisiplinan belajar

di madrasah diniyah terhadap prestasi belajar siswa di MI Nurul

Ulum Gading yang terdiri dari data tentang jawaban angket kedisiplinan belajar di madrasah diniyah dan nilai Al-Qur‟an

Hadits, serta pengolahan data yang berbentuk angka yang

diperoleh dari hasil penelitian lapangan untuk menguji hipotesis.

BAB V : PENUTUP

(32)

17 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tingkat Kedisiplinan Belajar di Madrasah Diniyah

1. Pengertian Kedisiplinan

Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Diclipina” yang

menunjukkan kegiatan belajar dan mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah dalam bahasa Inggris “Desciple” yang berarti mengikuti

orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin. Dalam

kegiatan belajar tersebut, bawahan dilatih untuk patuh dan taat kepada

peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemimpin.

Menurut Djamarah (2002:10) ”disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok”. Tata tertib itu

dibuat oleh manusia untuk dipatuhi dan dijalankan dengan baik sesuai

peraturan yang ditentukan. Disiplin juga dapat diartikan sebagai esensial

bagi semua kegiatan kelompok yang terorganisasi (Sutisna, 1987:96).

Jadi, dengan demikian disiplin merupakan kepatuhan atau ketaatan

seseorang kepada suatu peraturan tertentu.

Sesuai beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

kedisiplinan adalah suatu sikap yang patuh dan taat terhadap peraturan

yang telah berlaku, dan apabila melanggarnya maka akan dikenai sanksi.

(33)

18

ada di sekolah, maupun peraturan non formal yang berada di lingkungan

keluarga maupun masyarakat.

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh

sejumlah ilmu pengetahuan (Djamarah, 2002:10). Menurut Mulyati

(2005:5) Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai

tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan

pengulangan-pengulangan serta perubahan yang terjadi bukan karena

peristiwa kebetulan. Belajar adalah suatu aktivitas, atau suatu proses

untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono

dan Hariyanto, 2014:9). Menutut Slameto (1991:2) belajar dalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungan.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan belajar adalah suatu proses perubahan dalam individu

ke arah yang lebih baik, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik yang secara langsung maupun secara tidak langsung. Jadi,

belajar itu tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja tetapi bisa

(34)

19

3. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar

Ada beberapa bentuk kedisiplinan belajar yang harus dilaksanakan

oleh seorang siswa baik itu di sekolah formal maupun sekolah non

formal. Adapun bentuk-bentuk kedisiplinan itu diantaranya adalah :

a. Masuk Kelas Tepat Waktu

Masuk kelas tepat waktu adalah suatu sikap mental yang banyak

mendatangkan keuntungan (Djamarah, 2002:97). Dalam hal ini akan

mendatangkan hal positif khususnya bagi diri sendiri yaitu ketika

masuk kelas tepat waktu, kita sendiri dapat belajar dengan tenang dan

dapat menacatat hal penting dari penjelasan guru. Disamping itu, akan

mendapat pujian yang baik dari guru, dan teman-teman sekelas kita

tidak merasa terganggu ketika menerima pelajaran dari guru.

b. Memperhatikan Penjelasan Guru

Ketika kita sedang menerima penjelasan dari guru tentang materi

tertentu, maka semua perhatian harus tertuju kepada guru (Djamarah

2002:99). Pentingnya mendengarkan guru yaitu ketika guru

menjelaskan suatu materi tertentu terkadang tidak ada di dalam buku

paket, atau kadang apa yang ada di dalam buku kita belum jelas

keterangannya. Dalam hal ini ada dua alat indera yang harus

diperhatikan saat meperhatikan penjelasan guru, yaitu mata untuk

melihat apa yang guru tuliskan di papan tulis, dan telingga untuk

mendengarkan penjelasan yang belum jelas apa yang ada di dalam

(35)

20

c. Mencatat Hal-hal yang Dianggap Penting

Dengan mencatat hal-hal yang penting itu, kita tidak perlu lagi

mencatat dengan tergesa-gesa, tetapi kita cukup mencatat dengan

tenang dan penuh dengan konsentrasi (Djamarah, 2002: 101). Dengan

mencatat apa yang sudah dijelaskan oleh guru akan membantu sekali

dalam belajar.

d. Mengerjakan Tugas

Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal maupun non

formal, tidak akan pernah melepaskan diri dari keharusan

mengerjakan tugas studi. Semua tugas yang diberikan oleh guru

seorang siswa harus mengerjakanya tepat waktu sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan. Karena mengerjakan tugas merupakan

salah satu dari sikap kedisiplinan seorang siswa dalam belajar.

4. Pengertian Madrasah Diniyah

Yang dimaksud dengan Madrasah Diniyah yaitu suatu lembaga

pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal

dalam pengetahuan agama Islam kepada pelajar secara bersama-sama

sedikitnya berjumlah 10 orang atau lebih di antara anak-anak yang

berusia 7(tujuh) sampai dengan 18 (tahun) (Depag RI, 2003:23).

Madrasah sangat diperlukan keberadaanya sebagai tempat dimana

murid-murid menerima ilmu pengetahuan agama secara teratur dan sistematis

(Arifin, 2002:30). Dengan adanya madrasah diniyah diharapkan dapat

(36)

21

Madrasah Diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan

keagamaan pada jalur luar sekolah, yang diharapakan mampu secara

terus menerus memberikan pendidikan agama Islam kepada peserta didik

yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah, dalam proses pembelajaran

madrasah diniyah yang diberikan melalui sistem klasikal(http

://www.pengertian-madrasah-diniyah-terwujud.com/2014/02, diakses

pada Selasa 12 mei 2015).

Madrasah Diniyah adalah suatu lembaga pendidikan keagamaan

yang telah diakui keberadaanya oleh masyarakat maupun pemerintah. Di

dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisitem Pendidikan Nasional

ditetapkan bahwa madrasah diniyah merupakan salah satu dari sebuah

lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan kepada anak didik

dalam bidang keagamaan.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan Madrasah Diniyah adalah suatu lembaga pendidikan

yang memberikan pendidikan dam pengajaran tentang keagamaan, dalam

proses pembelajaranya tidak menggunakan metode-metode seperti dalam

sekolah formal, namun dalam pembelajaranya secara klasikal.

Madrasah Diniyah merupakan salah satu lembaga pendidikan

keagamaan yang diharapkan mampu secara terus menerus dapat

memberikan pendidikan keagamaan yang tidak terdapat atau tidak

(37)

22

diajarkan bagaimana cara menulis dan membaca Al-Quran dengan baik

dan benar. Madrasah diniyah termasuk dalam lembaga pendidikan

turunan dari pesantren atau sering disebut dengan sekolah sore.

Sejalan dengan ide-ide pendidikan di Indonesia madrasah juga ikut

mengadakan pembaharuan secara internal. Beberapa organisasi

pendidikan yang menyelenggarakan madrasah mulai menyusun

kurikulum yang didalamnya sudah terdapat mata pelajaran umum, namun

masih ada sebagian madrasah yang tetap mempertahankan statusnya

sebagai sekolah agama murni yaitu semata-mata memberikan pendidikan

dan pengajaran agama Islam.

5. Sejarah Singkat Madrasah Diniyah

Sejarah berdirinya Madrasah Diniyah seiring dengan sejarah

berdirinya pondok pesantren. Madrasah diniyah juga berkembang dari

bentuknya yang sederhana, yaitu pengajian di masjid-masjid, langgar,

dan surau. Berawal dari bentuknya yang sederhana ini berkembang

menjadi pondok pesantren (Yunus, 1992: 69). Pada permulaan masa

Abbasiyah, bangsa Persia sangat berpengaruh dalam Islam, sehingga

kebudayaan Islam dipengaruhinya. Setelah Persia hilang, lahirlah

pengaruh Turki. Pada masa itu berdirilah madrasah-madrasah

(sekolah-sekolah) yang banyak di seluruh Negara Islam.

Dengan demikian, jauh sebelum madrasah diniyah dikenal, pada

(38)

23

didirikan oleh para sahabat Nabi pada masa itu. Mungkin pendidikan

pada masa sedikit berbeda dengan pendidikan pada saat ini, pada masa

Nabi pendidikan dilakukan untuk memperkuat persatuan kaum muslimin,

mengkikis permusuhan, dan persekutuan.

Persinggungannya dengan sistem madrasah, model pendidikan

Islam mengenal pola pendidikan madrasah. Madrasah ini pada mulanya

hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Dalam

perkembangan selanjutnya, disebagian madrasah diberikan mata

pelajaran umum, dan sebagian lagi tetap mengharuskan diri hanya

mengajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab (Depag RI, 2003:21).

Madrasah diniyah ini ada yang diselenggarakan di pondok pesantren ada

juga yang diselenggarakan di luar pondok pesantren.

Setelah Indonesia merdeka, Madrasah Diniyah terus berkembang

pesat, seiring dengan peningkatan kebutuhan pendidikan agama oleh

masyarakat, terutama madrasah diniyah di luar pondok pesantren.

Pendirian madrasah diniyah memiliki latar belakang tersendiri, dan

kebanyakan didirikan atas usaha perorangan yang semata-mata untuk

beribadah, maka sistem yang digunakan tergantung kepada latar belakang

pendiri dan pengasuhnya, sehingga pertumbuhan madrasah diniyah di

Indonesia mengalami banyak ragam dan coraknya.

Sejalan dengan munculnya pembaharuan pendidikan di Indonesia,

(39)

24

organisasi yang menyelenggarakan madrasah maupun madrasah diniyah,

ikut berusaha melakukan pembaharuan madrasah maupun madrasah

diniyah. Kebutuhan tambahan pendidikan ini telah mendorong

peningkatan jumlah diniyah. Hal ini menunjukkan bahwa diniyah

semakin diminati dan dipilih masyarakat, baik untuk menambah

pendidikan agama yang telah diperoleh di Sekolah umum maupun untuk

memperdalam dan meperluas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan

ajaran Islam bagi siswa yang hanya menempuh pendidikan pada diniyah.

Dalam Madarasah Diniyah juga ada masa pembelajaran dan ijazah.

Namun, dalam hal ini madrasah diniyah sangat berbeda dengan masa

pembelajaran yang ada di sekolah yang sudah baku. Ijazah atau surat

tamat belajar pada madrasah diniyah merupakan lembaran atau tanda

bukti telah selesainya pendidikan seseorang disuatu perguruan untuk

masa pemebelajaran tertentu (Depag RI,2003:52). Bentuk ijazah atau

surat tanda tamat belajar ini masih bervariasi karena belum ada

pembakuan dari departemen agama. Masa pembelajaran di madrasah

diniyah sangat bervariasi, meskipun di madrasah diniyah yang tidak

memiliki jenjang atau tidak ada tahapan waktu sudah ada tahapan

programnya.

6. Ciri-ciri Madrasah Diniyah

Madrasah diniyah sebagai lembaga pendidikan keagamaan tentu

memiliki karakter tersendiri berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya.

(40)

25

a. Madrasah diniyah merupakan pelengkap dari pendidikan formal.

b. Madrasah diniyah merupakan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan dan

tidak memerlukan syarat yang ketat serta dapat diselenggarakan

dimana saja.

c. Madrasah diniyah tidak dibagi atas jenjang atau kelas-kelas secara

ketat.

d. Madrasah diniyah dalam materinya bersifat praktis dan khusus.

e. Madrasah diniyah waktunya relatif singkat.

f. Madrasah diniyah mempunyai metode pengajaran yang

bermacam-macam (

http://kulliyatul.blogspot.com/2013/03/pengertian-madrasah-diniyah.html, diakses pada Selasa 12 mei 2015).

Dari beberapa ciri-ciri madrasah diniyah yang sudah diuraikan di

atas dapat disimpulkan bahwa madrasah diniyah merupakan salah satu

pelengkap dari pendidikan formal, yang di dalamnya diajarkan pelajaran

yang berkaitan dengan keagamaan. Dalam kurikulum madrasah diniyah

pada dasarnya merupakan hak penyelenggara. Akan tetapi, untuk

memudahkan pelayanan dan pembinaan, Departemen Agama membagi

madrasah diniyah menjadi tiga tingkatan, yaitu:

a. Diniyah Awaliyah untuk membantu pencapaian pada sekolah umum

dalam hal praktik dan latihan ibadah serta membaca Al-Qur‟an.

b. Diniyah Wustha untuk meningkatkan pengetahuan Agama Islam.

c. Diniyah Ulya untuk memperdalam agama dengan sistem Pondok

(41)

26

7. Bentuk-Bentuk Madrasah Diniyah

Menurut Depag RI (2003:49)Madrasah Diniyah dapat

dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu :

a. Madrasah Diniyah wajib, yaitu madrasah diniyah yang menjadi bagian

tak terpisahkan dari sekolah umum atau madrasah. Siswa sekolah

umum atau madrasah yang bersangkutan wajib menjadi siswa

madrasah diniyah. Kelulusan sekolah umum yang bersangkutan

tergantung juga pada kelulusan madrasah diniyah.

b. Madrasah Diniyah Pelengkap, yaitu madrasah diniyah yang diikuti

oleh siswa sekolah umum atau madrasah sebagai upaya menambah

atau melengkapi pengetahuan agama dan bahasa Arab yang sudah

mereka peroleh di sekolah umum atau madrasah.

c. Madrasah Diniyah Murni, yaitu madrasah diniyah yang siswanya

hanya menempuh pendidikan di madrasah diniyah tersebut, tidak

merangkap di sekolah umum maupun madrasah. Madrasah ini

biasanya dinamakan madrasah diniyah independen, karena bebas dari

siswa yang merangkap di sekolah umum atau madrasah.

Dari beberapa klasifikasi madrasah di atas, madrasah dalam

penelitian ini termasuk tipe yang kedua yaitu madrasah diniyah sebagai

pelengkap karena siswa yang mengikuti pembelajaran kebanyakan

didominasi dari siswa madrasah ibtidaiyah.

Dilihat dari sisi perkembangan madrasah diniyah yang begitu

(42)

27

Potensi madrasah diniyah atau kekuatan lain yang dimiliki madrasah

diniyah adalah kebebasan memilih pola, pendekatan, bahkan sistem

pembelajaran yang dipergunakan, tanpa terikat dengan model-model

pembelajaran tertentu.

Dari bentuk-bentuk madrasah diniyah yang sudah diuraikan di atas,

dalam madrasah diniyah tentu saja memiliki potensi atau kelebihan dan

kelemahan. Adapun potensi atau kelebihan dari madrasah diniyah yaitu

memiliki kebebasan dalam memilih pola, pendekatan, bahkan sistem

pembelajaran yang digunakan tanpa terikat model-model tertentu. Oleh

karena itu, madrasah diniyah merupakan salah satu pendidikan agama

yang berada di jalur luar sekolah. Menurut Depag RI (2003:22) bahwa

pendidikan seperti madrasah diniyah tidak terikat oleh jam pelajaran

sekolah, dan tidak terikat oleh jenjang sehingga dapat dilaksanakan

kapan saja dan dimana saja. Sedangkan kelemahan dari pendidikan

madrasah diniyah yaitu lemahnya sumber daya manusia, kurangnya

sarana dan prasarana, serta pembiayaan yang tidak mencukupi.

B. Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Quran Hadist

1. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh seseorang dari

apa yang telah dilakukan. Menurut Mulyati (2005:5), Belajar merupakan

suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau

perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan

(43)

28

proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan dari pihak lain,

sedangkan hasil belajar dapat dibuktikan dengan adanya perubahan

dalam diri peserta didik.

Jadi, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil

yang telah dicapai seseorang setalah melakukan proses pembelajaran

sehingga mengalami perubahan dalam individu, yang mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik ke arah yang lebih baik lagi.

2. Teori-Teori Belajar

Seringkali teori-teori itu dihubung-hubungkan dengan kenyataan

yang ada, itu berarti bahwa dalam hal ini teori merupakan suatu pola

yang disusun dan diarahkan kepada praktik, dengan harapan praktik

tersebut dapat berhasil dengan baik, karena didasarkan pada teori

tersebut.

Berikut ini akan dibahas beberapa teori belajar, diantaranya yaitu :

a. Teori Behaviorisme

Teori ini disebut dengan teori Behaviorisme karena sangat

menekankan kepada perilaku (behavior) yang dapat diamati.

Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang individu

lebih kepada sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek

mental seperti kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam

(44)

29

juga dibagi lagi menjadi beberapa teori dalam Behaviorisme,

diantanya yaitu :

1) Conectionism merupakan teori yang paling awal dari rumpunan

behaviorisme.

2) Classical Conditioning merupakan teori perkembangan lebih

lanjut dari teori koneksionisme.

3) Law Of Contiguity atau Hukum Hubungan

b. Teori Kognitif

Teori Kognitif ini dibagi menjadi dua, teori gestalt dan teori

medan. Pertama, Teori Gestalt. Menurut Mulyati (2005:15), Teori ini

awalnya dikembangkan dibidang persepsi penglihatan, yaitu apabila

mengamati suatu obyek orang akan mengatur kesan pengamatanya

sedemikian rupa, sehingga pengelompokkan obyek mempunyai arti

tertentu baginya.

Pokok pandanga teori ini adalah bahwa obyek atau peristiwa

tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi.

Disamping itu teori gestalt lebih menekankan kepada perilaku molar,

yaitu perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar (Suyono dan

Hariyanto, 2014:80).

Kedua, Teori Medan. Teori ini merupakan perluasan dari teori

Gestalt. Menurut teori ini, bealajar adalah pengubahan struktur

(45)

30

kognitif diubah. Dalam teori ini lewin memandang bahwa setiap

individu berada di dalam suatu medan kekuatan yang bersifat

psikologis, yang disebut ruang hidup (life space)( Suyono dan

Hariyanto, 2014:81).

c. Teori R. Gagne

Menurut teori ini mulai sejak masa bayi manusia sudah

mengadakan interaksi dengan lingkungan, tetapi baru dalam bentuk “sensori –motor coordination” (Slameto, 1991:15). Dalam ini bayi

mulai belajar untuk berbicara dan menggunakan bahasa dari hasil

interaksi dengan lingkungan. Kesanggupan menggunakan bahasa ini

sangat penting bagi seorang bayi untuk belajar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Seringkali kita mendengar keluhan wali murid yang menyesalkan

tentang intelegensi yang dimiliki oleh anaknya. Dan kebanyakan orang

awam percaya bahwa kegagalan anaknya dalam mencapai prestasi di

sekolah hanya disebabkan karena faktor kemampuan otaknya rendah.

Bahkan Mereka tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya banyak

faktor yang ikut peran serta dalam menentukan prestasi belajar anak, dan

otak yang cerdas bukanlah satu-satunya jaminan untuk berhasil dalam

belajar. Meskipun disadari bahwa otak merupakan salah satu faktor

(46)

31

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar

dapat diklaifikasikan menjadi dua faktor internal dan faktor eksternal.

Pertama, faktor internal yaitu faktor yang besumber dari dalam diri

manusia. Faktor yang berasal dari dalam diri manusia diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu : 1) faktor Biologis yang meliputi yaitu Usia,

kematangan, dan kesehatan. 2) faktor Psikologis yang termasuk dalam

faktor psikologis meliputi kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan

kebiasaan belajar.

Kedua, faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar

diri anak. Menurut Usman (1993:10), faktor eksternal yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor yang bersumber dari luar diri

manusia. Faktor yang berasal dari luar diri manusia diantaranya yaitu :

1) Faktor Manusia (human) yang meliputi yaitu Faktor sosial terdiri atas

lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan kelompok. Faktor

budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, dan fasilitas

belajar. Faktor lingkungan spirutual dan keagamaan.

2) Faktor Non Manusia, seperti Alam, benda, hewan, dan lingkungan

fisik. Contohnya udara, suara dan bau-bauan.

Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan

(47)

32

pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa sangat penting sekali, artinya dalam rangka mambantu

siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan

kemampuan masing-masing.

4. Faktor yang Menghambat Prestasi Belajar

Dalam proses pembelajaran tentu saja ada faktor yang menghambat

prestasi belajar siswa. Dalam istilah psikologi faktor penghambat dalam

belajar sering dinamakan dengan kesulitan dalam belajar. Kesulitan

dalam belajar timbul bukan semata-mata dari anak itu sendiri, tetapi

lingkungan di mana anak itu berada juga dapat mempengaruhi

keberhasilan anak. Lingkungan di sini bukan hanya terbatas pada

lingkungan teman-teman bermain, keluarga, tetapi pada lingkungan

dalam arti kata yang lebih luas yaitu semua keadaan di luar diri anak

tersebut.

Menurut Singgih (1995: 127), faktor penghambat prestasi belajar

siswa dapat dibagi menjadi dalam dua bagian yaitu :

Pertama, faktor endogen yaitu semua faktor yang berada di dalam

diri anak tersebut. Yang termasuk dalam faktor ini diantaranya yaitu :

1) Faktor Fisik

Yang termasuk dalam faktor fisik yaitu faktor kesehatan. Seperti

anak yang kurang sehat, kurang gizi dengan sendirinya daya tangkap

(48)

33

sehat. Selain faktor kesehatan ada faktor lain yaitu keterbatas pada

fisik anak. Keadaan ini dapat menghambat keberhasilan seseorang.

Misalnya, anak yang mengalami tuna rungu, tuna wicara, atau

menderita epilepsi bawaan, atau cacat fisik yang lain yang

disebabkan karena mengalami kecelakaan. Keadaan seperti di atas

dapat menghambat perkembangan pada anak.

2) Faktor Psikis

Faktor psikis ini juga dapat mengahambat dalam belajar anak. Ada

beberapa macam faktor psikis yang dapat menghambat prestasi

belajar anak.

Pertama, Faktor Intelegensi, setiap anak itu intelegensinya

berbeda-beda. Ada anak yang memiliki kecerdasan yang tingi, sedang, dan

bahkan ada yang dibawah rata-rata. Pada anak yang intelegensinya

tinggi akan dengan mudah untuk menyerap pelajaran yang diberikan.

Namun, bagi anak yang intelegensinya dibawah rata-rata, karena

daya kemampuannya yang rendah, anak itu akan mengalami

kesulitan dalam menyerap apa yang telah diberikan, bahkan

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dan tidak cepat

seperti anak yang memiliki intelegensi diatas tarafnya dalam

menerima pelajaran.

Kedua, Faktor perhatian. Dalam hal ini seorang anak dalam

(49)

34

untuk diterima. Sehingga dalam pembelajaran perlu adanya sesuatu

yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga apa yang dipelajarinya

dapat diserap dengan baik.

Ketiga, Bakat. Kadang-kadang orang tua tidak memperhatikan faktor

bakat ini. Sering anak-anak diarahkan sesuai dengan kemauan orang

tuanya. Anak akan merasakan terbebani, tertekan, sehingga nilai

yang didapat anak buruk, karena anak tidak ada kemauan untuk

belajar. Sehingga dalam hal ini orang tua dan pendidik perlu

mengetahui bakat anak, supaya anak dapat mengembangkan

kemampuannya sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Keempat, Minat. Minat dapat mendorong kearah keberhasilan

seseorang. Apabila seseorang yang mememiliki minat yang besar

pada sesuatu bidang tertentu akan lebih mudah untuk mempelajari

bidang tersebut.

Kelima, Motivasi. Menurut Abu Ahmadi (1991 : 79), motivasi itu

sebagai faktor batin berfungsi menimbulkan, mendasari,

mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang yang besar motivasinya

akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca

buku-buku untuk meningkatkan prestasinya.

Kedua, faktor eksogen yaitu semua faktor yang berada di luar

diri anak. Yang termasuk dalam faktor ini diantaranya yaitu : 1)

(50)

35

mendidik anak dengan baik, adanya hubungan yang baik antara orang

tua dengan anak, keadaan ekonomi orang tua, dan suasana dalam

keluarga. 2) Faktor lingkungan sekolah. Faktor ini juga besar

pengaruhnya bagi perkembangan seorang anak, karena hampir 1/3

dari kehidupan anak sehari-harinya berada di lingkup sekolah. Yang

termasuk dalam faktor ini yaitu guru, sarana dan prasarana, keadaan

gedung, waktu sekolah, kurangnya disiplin (Ahmadi, 1991 : 84). 3)

Faktor Lingkungan. Yang termasuk dalam faktor ini yaitu teman

bermain anak ketika dirumah, lingkungan masyarakat dimana mereka

tinggal, dan faktor media juga dapat mempengaruhi berhasil tidaknya

anak tersebut.

5. Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Quran Hadits

Agar tidak terjadi kesalah pahaman mengenai arti tentang prestasi

belajar siswa mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits, untuk itu peneliti akan

memberikan penjelasan tentang mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits.

Dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits Kata Al-Qur‟an Hadits itu

sesungguhnyan terdiri dari dua kata yaitu Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Yang dimaksud dengan Al-Qur‟an adalah wahyu Allah swt untuk menjadi

petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah swt (Yahya, 2004: 23). Menurut para Ahli Ushul, Fuqaha dan ahli bahasa bahwa Al-Qur‟an adalah kalam mu‟jizat yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf, dinukilkan dari Nabi

(51)

36

Al-Qur‟an merupakan wahyu Allah swt sebagai petunjuk dan pedoman

hidup bagi manusia.

Sedangkan pengertian Hadits adalah perkataan-perkataan,

perbuatan-perbuatan, taqrir-taqrir Nabi khususnya yang berkaitan dengan penetapan hukum syara‟ (Yahya, 2004: 62 ).

Adapun tujuan adanya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist

diantaranya yaitu :

1. Peserta didik diharapkan mampu untuk membaca dan menghafal

ayat-ayat atau surat-surat yang mudah bagi mereka.

2. Memahami kitab Allah secara baik dan benar, serta mampu

menenangkan jiwa.

3. Mampu membaca dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan

membaca huruf Arab dan nash, dan kemampuan menghafalkannya

dengan mudah.

4. Mampu menerapkan ajaran islam dalam menyelesaikan problema

kehidupan sehari-hari.

Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Al-Quran Hadits yang

telah dicapai oleh peserta didik diharapkan hasilnya sangat memuaskan.

Dengan siswa disiplin belajar di madrasah diniyah diharapkan mampu

untuk membantu siswa dalam pembelajaran khususnya dalam mata

(52)

37

Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sehingga prestasi yang

dicapai akan sangat memuaskan.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh

tingkat kedisiplinan belajar di madrasah diniyah terhadap prestasi belajar

Al-Qur‟an Hadits siswa di MI Nurul Ulum Dusun Gading Desa Duren

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dengan adanya pengaruh

yang signifikan antara tingkat kedisiplinan belajar di madrasah diniyah

terhadap prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits siswa di MI dapat dijadikan

sebagai tolok ukur bahwa dengan disiplin mengikuti pembelajaran di

madrasah diniyah diharapkan mampu untuk membantu prestasi belajar

siswa khususnya dalam mata pelajaran Al-Quran Hadits di sekolah

formal.

Mata pelajaran yang disampaikan di madrasah diniyah tentunya

ada kaitanya dengan pelajaran yang disampaikan di kelas oleh guru,

karena pelajaran yang disampaikan di madrasah diniyah menyangkut pelajaran tentang keagamaan. Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di

Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI, yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an dan

Hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur‟an.

Pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat

(53)

38

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan

pembiasaan. Hal ini akan ada hubungan antara satu sama lainnya, yaitu

kaitanya dengan pelajaran Al-Qur‟an Hadits. Mata pelajaran Al-Qur‟an

Hadits ini memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa

untuk mempraktekkan nilai-nilai keagamaan. Oleh karenanya, tujuan pengajaran Al-Qur‟an Hadits di sekolah salah satunya untuk membantu

penguasaan ilmu secara teoritis dan lebih luas untuk membentuk sikap,

kepribadian, dan sekaligus siswa dapat mengamalkan isi kandungan dari

Al-Qur‟an Hadits sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya pendidikan madrasah, baik itu madrasah diniyah

maupun madrasah seperti sekolah formal, diharapkan nantinya siswa

mampu memiliki kemampuan yang baik dalam ilmu keagamaan, tidak

hanya ilmu pengetahuan saja. Siswa yang lulus dari Madrasah Ibtidaiyah

secara mendasar biasannya sudah memiliki bekal yang cukup banyak

tentang pengetahuan agama. Dalam hal ini, sangat membantu siswa, jika

nanti siswa memiliki prestasi yang unggul, baik itu di dalam bidang ilmu

pengetahuan maupun ilmu agama bisa dijadikan bekal bagi mereka untuk

(54)

39 BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Kondisi Madrasah Diniyah

a. Profil Madrasah Diniyah

Madrasah Diniyah ini terletak di Dusun Gading Desa Duren

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Madrasah Diniyah ini berdiri

belum lama kurang lebih 2 Tahun. Madrasah diniyah ini didirikan sejak

tahun 2013 dengan tujuan untuk mendidik anak dengan berkepribadian

yang baik dan dapat belajar Ilmu Agama secara mendalam. Karena

Madrasah Diniyah ini berada di masjid Nurul Amin yang berada di

Dusun Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Maka dari itu madrasah itu dinamakan Madrasah Diniyah Nurul Amin.

Dengan adanya Madrasah Diniyah ini dapat membantu sekali bagi anak

dalam proses pembelajaran khususnya di sekolah umum.

b. Dasar dan Tujuan

Adapun dasar madrasah dalam melaksanakan pembelajaran adalah Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Karena Al-Qur‟an merupakan kalam

Allah swt yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagai

risalah bagi seluruh umat Manusia. Al-Qur‟an didalamnya mengandung

(55)

40

yang terlengkap, baik itu pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral,

maupun spiritual (kerohanian), serta material (kejasmanian), dan alam

semesta. Sedangkan Al-Hadist atau Al-Sunnah merupakan jalan atau cara

yang pernah dicontohkan dalam perjalanan kehidupannya melaksanakan

dakwah Islam.

Pada dasarnya madrasah diniyah ini memiliki tujuan yang bersifat

umum dan khusus. Sedang tujuan madrasah ini mencakup tujuan umum

dan khusus.

Tujuan umum, membimbing peserta didik menjadi seorang

muslim yang memiliki berkepribadian Islam yang bermanfaat sebagai

bekal kehidupannya dalam masyarakat. Sedangkan tujuan khusus yaitu

meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan kesadaran serta pengalaman

keislaman dalam kehidupan keberagaman beragama, memberikan

fasilitas pendidikan agama sebagai sarana untuk bekaldalam mengarungi

kehidupan, memberikan pengertian keagamaan melalui pengajaran Ilmu

Agama Islam, dan mengembangkan sikap beragama praktek-praktek

beribadah.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di madrasah diniyah di Dusun

Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang masih

sangat sederhana. Dalam proses belajar masih dilaksanakan di Masjid

(56)

41

pembelajaran dibagi menjadi tiga kelas. Sarana dan prasarana yang ada

sangatlah sederhana, yang mana setiap kelas masih hanya diberi sekat

papan untuk setiap kelasnya. Fasilitas yang ada seperti papan tulis, penghapus, kapur, bangku, Al-Qur‟an, dan Iqro‟.

Tabel 3.1

Fasilitas Fisik di Madrasah Diniyah Nurul Amin

NO URAIAN JUMLAH

1 RUANGAN 3

2 PAPAN TULIS 3

3 BANGKU 12

4 KAPUR -

5 AL-QUR‟AN 25

6 IQRO‟ 25

d. Santri

Santri yang mengikuti pendidikan Madrasah Diniyah mayoritas

siswa dari MI Nurul Ulum Gading Desa Duren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang. Sebab setiap desa mempunyai Madrasah

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan laporan akhir ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Seseorang yang memiliki hubungan yang erat dan baik dengan orang yang meninggal akan mengalami rasa berduka yang berbeda dibandingkan dengan orang yang memiliki hubungan

Syariah IAIN Ponorogo. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara gaya hidup atau promosi penjualan terhadap pembelian impulsif hijab online shop

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Penyampaian materi tentang proses dan metode-metode penelitian ilmiah / terapan di bidang bisnis mulai dari perumusan masalah sampai dengan pembuatan kesimpulan

Dalam jual beli, harus terpenuhi beberapa syarat agar menjadi sah. Di antara syarat-syarat ini ada yang berkaitan dengan orang yang melakukan akad dan ada yang

diperoleh hasil hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit lslam Kendal menghasilkan t = 0,225 yang artinya hubungan

Metode: Dibuat desain sistem untuk mengobjektifikasi dan menguantifikasi pemeriksaan fisik, yang terdiri dari empat komponen: pemindaian tubuh pasien secara 3