• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN SULAWESI BARAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 50/08/76 Th. X, 5 Agustus 2016

INDEKS

TENDENSI

KONSUMEN

SULAWESI

BARAT

TRIWULAN II TAHUN 2016

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. ITK <100 menunjukkan kondisi ekonomi konsumen mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya; =100 menunjukkan kondisi ekonomi konsumen sama dengan triwulan sebelumnya sedangkan >100 kondisi ekonomi konsumen lebih baik dari triwulan sebelumnya.

Jumlah sampel STK di Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 120 rumah tangga sebagai responden yang tersebar di semua kabupaten di Sulawesi Barat. Responden STK Sulawesi Barat pada triwulan II 2016 didominasi oleh rumah tangga yang berpenghasilan dua juta rupiah keatas (65,09 persen). Dilihat dari tingkat pendidikannya, sebesar 48,11 persen rumah tangga sampel STK dikepalai oleh kepala rumah tangga yang berpendidikan paling tinggi tamat SD dan SLTP. Sementara itu kepala rumah tangga dengan tingkat pendidikan tamat SLTA dan perguruan tinggi masing-masing sebanyak 29,25 persen dan 22,64 persen.

B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan II Tahun 2016

 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Barat pada triwulan II tahun 2016 sebesar 110,20, artinya

kondisi ekonomi konsumen meningkat dari triwulan sebelumnya. Membaiknya kondisi ekonomi konsumen terutama karena peningkatan konsumsi rumah tangga baik makanan maupun non makanan (nilai indeks 114,29).

 Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sulampua, perolehan ITK Sulawesi Barat berada pada

urutan ke-2. ITK tertinggi sebesar 113,17 di Provinsi Maluku dan terendah terjadi Provinsi Sulawesi Utara 102,14.

 Posisi ITK Sulawesi Barat berada di atas capaian nasional yang sebesar 107,93.

C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan III Tahun 2016

 Optimisme konsumen di Sulawesi Barat pada triwulan III tahun 2016 dalam menyongsong

perekonomian diperkirakan mengalami sedikit penurunan sebesar 0,25 poin menjadi 109,96.

 Optimisme konsumen Sulawesi Barat dalam menyambut kondisi perekonomian triwulan III tahun 2016

berada pada urutan ketujuh se Sulampua. Perkiraan tendensi konsumen tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah (nilai indeks 116,79) dan terendah di Provinsi Maluku Utara (nilai indeks 103,87).

(2)

1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II Tahun 2015

Indeks tendensi konsumen (ITK) merupakan indeks komposit persepsi rumah tangga yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen dan perilaku konsumsen terhadap situasi perekonomian pada trwulan berjalan. ITK dibentuk dari beberapa variabel diantaranya adalah pendapatan rumah tangga, pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan dan tingkat konsumsi makanan dan non makanan.

Memasuki triwulan II tahun 2016 terlihat bahwa konsumen Sulawesi Barat sangat optimis menghadapi perekonomian Sulawesi Barat. Hal ini tercermin dari realisasi ITK sebesar 110,20. Kondisi ini meningkat cukup signifikan jika dibanding dengan triwulan I tahun 2016 (nilai indeks 105,58). Peningkatan optimisme perekonomian dari sudut pandang konsumen pada triwulan ini dikarenakan oleh peningkatan tingkat konsumsi rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2016 dan Triwulan II Tahun 2016 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk Trw I Tahun

2016

Trw II Tahun 2016

(1) (2) (3)

Pendapatan rumah tangga 104,03 108,49

Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi 107,37 110,20

Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan non makanan 107,01 114,29

Indeks Tendensi Konsumen 105,58 110,20

Optimisme konsumen Sulawesi Barat terhadap kondisi perekonomian Sulawesi Barat pada triwulan II tahun 2016 terutama didorong oleh tingkat konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi dengan nilai indeks 114,29. Masyarakat pada triwulan ini meningkatkan konsumsi karena tuntutan siklus pengeluaran dimana terdapat beberapa momen yang membutuhkan pengeluaran lebih seperti persiapan anak sekolah, dan Bulan Ramadhan. Konsumsi rumah tangga pada triwulan ini lebih banyak digunakan untuk keperluan konsumsi bahan makanan, makanan jadi dan pakaian. Konsumsi rumah tangga tersebut erat hubungannya dengan momen bulan ramadhan yang sebagian besar digunakan untuk keperluan pangan dan sandang. Pengeluaran konsumsi yang besar pada triwulan ini didukung oleh peningkatan pendapatan rumah tangga dimana nilai indeks nya adalah 108,49. Indeks ini meningkat 4,46 poin dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain adanya pemberian gaji ke-13 dan ke-14 untuk pegawai, pertanian tanaman padi sawah di Sulawesi Barat juga mengalami panen raya sehingga turut

(3)

mempengaruhi pendapatan penduduk pada triwulan ini. Angka inflasi Kota Mamuju lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang bahkan deflasi, namun hal tersebut ternyata tidak berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga. Indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi sebesar 110,20. Situasi/kondisi persepsi perekonomian konsumen Sulawesi Barat tergambar pada Tabel 1.

Optimisme konsumen terhadap kinerja perekonomian triwulan II tahun 2016 tidak hanya tergambar di Sulawesi Barat. Seluruh provinsi yang ada di Kawasan Sulampua bahkan Nasional juga memiliki optimisme terhadap kinerja perekonomian daerah. Provinsi dengan tingkat optimisme yang paling tinggi adalah Maluku dengan indeks sebesar 113,17. Sedangkan konsumen Sulawesi Utara memiliki tingkat optimisme yang paling rendah sebesar 102,14. Jika dibandingkan dengan ITK nasional, terdapat lima provinsi yang berada di atas nasional (nilai indeks 107,93). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II Tahun 2016 di Kawasan Sulampua dan Nasional

2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III Tahun 2016

Konsumen di Sulawesi Barat dalam menyongsong perekonomian pada triwulan III tahun 2016 terlihat sangat optimis (nilai indeks 109,96). Kondisi ini menunjukkan jika konsumen yakin akan mengalami peningkatan perkonomian pada triwulan III tahun 2016. Tingkat optimis konsumen ini lebih tinggi dari optimisme konsumen pada triwulan I tahun 2016 yang memprediksi perbaikan konsumen pada triwulan II tahun 2016 yang sebesar 107,71.

Optimisme konsumen yang cukup tinggi untuk melakoni aktivitas perekonomian mereka pada triwulan III tahun 2016 mendatang tercermin dari adanya keyakinan akan adanya peningkatan pendapatan rumah tangga pada triwulan mendatang (nilai indeks 107,95). Peningkatan pendapatan rumah tangga ini antara lain dapat dikaitkan dengan adanya pembayaran tk ke-13 beberapa instansi pemerintah. Dengan peningkatan pendapatan tersebut, memicu konsumen di Sulawesi Barat untuk berencana melakukan

102.14 105.34 106.83 104.65 109.53 110.20 113.17 109.30 107.81 109.20 98 100 102 104 106 108 110

Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papua BaratPapua

Sulampua 107,82 Indonesia 107,93

(4)

pembelian barang tahan lama (TV, VCD/DVD player, Radio, Tape/Compo, Komputer, Hp, mebelair, kompor/tabung gas, kulkas, mesin cuci, oven/microwave, AC, perhiasan berharga, kendaraan bermotor, mengadakan pesta/hajatan maupun rekreasi) dengan nilai indeks 113,48. Perkiraan ekonomi konsumen Sulawesi Barat triwulan III tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Perkiraan dan Realisasi Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II Tahun 2016, dan Perkiraan ITK Triwulan III Tahun 2016 menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk Trw II Tahun 2016 Trw III Tahun 2016

(1) (2) (3)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 111,22 107,95

Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Kegiatan Pesta/Hajatan,

dan Rekreasi 101,56 113,48

Perkiraan*) Indeks Tendensi Konsumen 107,71 109,96

Realisasi Indeks Tendensi Konsumen 110,20 XX

Membaiknya kondisi perekonomian pada triwulan III tahun 2016 tidak hanya diyakini oleh konsumen Sulawesi Barat. Konsumen di Kawasan Sulampua terlihat sangat optimis dalam perekonomian di triwulan III tahun 2016 ini. Diperkirakan bahwa konsumen Sulawesi Tengah memiliki tingkat optimisme yang paling tinggi pada triwulan II sebesar 116,79. Kondisi ini diatas perkiraan rata-rata nasional yang sebesar 109,26 dan rata-rata sulampua sebesar 112,06.

Menyambut perekonomian triwulan III tahun 2016, mayoritas provinsi di Sulampua merasa lebih optimis dibanding rata-rata nasional yaitu sebanyak tujuh provinsi. Sedangkan tiga provinsi lainnya berada di bawah nasional dengan kisaran 103,87 – 109,26. Perkiraan ITK terendah di Provinsi Papua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

(5)

Tabel 3

Perkiraan Capaian ITK Provinsi se Sulawesi Triwulan III Tahun 2016 mendatang menurut Variabel Pembentuknya

Provinsi Perkiraan Pendapatan Rumah Tangga Mendatang Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (1) (2) (3) (4) Sulawesi Tengah 116,01 118,17 116,79 Gorontalo 118,17 114,30 116,77 Maluku 115,35 115,42 115,37 Papua 121,22 102,80 114,53 Sulawesi Selatan 118,00 107,32 114,12 Papua Barat 118,15 99,34 111,32 Sulawesi Barat 107,95 113,48 109,96 Sulawesi Tenggara 115,78 97,84 109,26 Sulawesi Utara 103,62 117,38 108,62 Maluku Utara 101,60 107,84 103,87 Sulampua 113,58 109,39 112,06 Nasional 111,64 105,09 109,26

(6)

Informasi lebih lanjut hubungi:

M. La’bi, S.Si

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

e-mail: mlabi@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dalam knowledge based economy ini, pengertian yang diambil adalah sebagai proses perekonomian dari suatu komunitas masyarakat berdasarkan prakarsa sendiri dengan dorongan

ekonomi dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang ekonomi negara yang

Berdasarkan hasil penelitian selama praktek kerja lapangan di Radio Metta FM, maka dapat diambil kesimpulan bahwa radio Metta FM merupakan salah satu radio swasta di

Maka dari itu, perlu adanya kajian khusus mengenai Perencanaan Alternatif Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Kuliah Fakultas Teknik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur hasil mutasi radiasi padi lokal Aceh berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas penyakit hawar daun bakteri yang disebabkan

Data yang dinilai data variabel bebas yaitu persepsi siswa tentang etos kerja guru (X) dengan menggunakan angket sebagai instrument penelitian, serta

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah mengetahui potensi keberhasilan seorang calon nasabah kredit menggunakan algoritma klasifikasi berbasis rough set

Dengan segenap hati penulis panjatkan segala puji kepada Allah Swt yang dengan rahmat dan ridho-Nya telah menghantarkan penulis hingga sampai di batas