• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya seseorang dalam menempuh suatu tingkatan atau derajat tertentu untuk memperoleh hasil berupa gelar, kepuasan, maupun perubahan sikap menjadi lebih baik. Dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat bahwa pendidikan diselenggarakan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada hakikatnya, setiap orang berhak memperoleh suatu pendidikan yang layak untuk kesejahteraan hidup. Pendidikan menjadi salah satu alternatif yang tepat untuk mengubah kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang mampu mendapatkan pembelajaran tentang bagaimana belajar, meningkatkan prestasi, bersosialisasi, dan menjadi seseorang yang berbudi pakerti. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini mengalami kemajuan yang pesat dan sangat berpengaruh di berbagai bidang, salah satunya di bidang pendidikan. Misalnya, perkembangan cara berpikir seseorang dan kemajuan dalam pemanfaatan media elektronik. Setiap orang berlomba-lomba mengikuti perkembangan dan tidak ingin ketinggalan. Hal inilah yang menjadikan bahwa pendidikan bagi setiap orang sangatlah penting agar mampu menghadapi persaingan globalitas.

Jenjang pendidikan di Sekolah Dasar adalah awal dan dasar bagi anak untuk memperoleh suatu pembelajaran. Anak diajarkan berbagai hal di tingkatannya yang paling dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Di tahun awal perkembangannya anak dikenalkan tentang bagaimana bersosialisasi dengan orang lain yaitu berinteraksi dengan teman-teman di sekolahnya. Di tahun-tahun berikutnya, selain dikenalkan dengan cara berinteraksi dan bersosialisasi anak juga dihadapkan dengan persaingan di era global. Untuk menghadapi persaingan di era global yang semakin ketat maka diperlukan suatu

(2)

pembaharuan dasar di bidang pendidikan supaya siswa mampu mengatasinya. Di dalam menghadapi suatu persaingan pastilah ada tindakan yang tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya. Seperti tindakan curang, menyontek saat ulangan untuk mendapatkan nilai bagus, saling menjatuhkan satu sama lain, berlomba menjadi yang paling unggul dan menganggap semua temannya adalah lawan. Di antara persaingan tersebut, ada siswa yang merasa tertinggal karena kemampuannya yang tidak setara dengan siswa lain sehingga mengakibatkan minat belajarnya menurun. Sebaliknya, siswa yang mempunyai kemampuan lebih menganggap bahwa persaingan itu memang diperlukan untuk menunjukkan keahliannya. Adanya kesenjangan di antara siswa ini menyebabkan persaingan tinggi di dalam kelas. Siswa yang sudah bisa terus-menerus menjadi ungggul sedangkan siswa yang belum bisa merasa menjadi yang tertinggal. Oleh karena itu, pendidikan di Sekolah Dasar sebagai pilar pembentukkan sikap siswa diarahkan untuk melakukan persaingan yang sehat. Salah satunya dengan memberikan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi setiap siswa.

Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap tindakan yang dilakukan ketika bangun tidur sampai tidur lagi tidak terlepas dari matematika. Misalnya saja, pada saat bangun pagi mata akan menoleh ke arah jam berapa kita bangun. Kemudian, saat membeli kebutuhan sehari seperti beras, gula, dan teh dengan berat dan jumlah tertentu, berapa harga yang harus dibayar. Seolah-olah matematika menjadi mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa karena setiap hari sering berhubungan dengan angka-angka dan simbol yang abstrak. Matematika menjadi sosok mata pelajaran yang membosankan dan terkadang menjadi sebuah teka-teki yang harus dipecahkan. Apalagi dengan pengajaran matematika yang monoton dengan ceramah, tanya jawab, dan diskusi interaktif. Hal ini semakin membuat mata pelajaran matematika kurang menyenangkan.

(3)

Ketika peneliti melakukan observasi di kelas V SDN Kalicacing 02 diketahui bahwa persaingan yang terjadi di antara para siswa sangat dominan dimiliki oleh siswa yang pandai. Siswa yang mempunyai kemampuan rata-rata menjadi pihak penengah antara siswa yang pandai dan kurang pandai. Siswa yang kurang pandai ibarat menjadi penonton melihat keaktifan siswa yang pandai dalam menjawab semua pertanyaan dari guru. Saat siswa yang memiliki kemampuan rata-rata menjawab pertanyaan suasana terlihat biasa saja. Kemudian, giliran siswa yang kurang pandai yang menjawab pertanyaan namun ternyata salah sehingga siswa yang lain bersorak ramai. Guru meminta siswa yang pandai membantu siswa yang kurang pandai tersebut menjawab pertanyaan. Siswa yang kurang pandai tersebut kemudian diam dan hanya mendengarkan penjelasan siswa yang pandai. Di hari berikutnya, saat guru mengajukan berbagai pertanyaan terlihat siswa yang kurang pandai tidak juga mengangkat tangannya. Saat pelajaran usai, peneliti bertanya kepada siswa yang kurang pandai tersebut mengapa tidak mencoba menjawab pertanyaan. Alasannya, bukan karena tidak bisa menjawab pertanyaan melainkan siswa tersebut sudah jenuh dengan pertanyaan yang diajukan karena siswa yang pandai selalu benar menjawab. Siswa yang kurang pandai tersebut menjadi kurang berminat menjawab pertanyaan lagi.

Adapun hasil belajar siswa kelas V di SD Kalicacing 02 pada mata pelajaran Matematika saat ulangan harian terbilang masih rendah. Dari 25 siswa yang mengikuti ulangan harian, 10 anak yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan, 15 anak memperoleh nilai di bawah KKM. Kebanyakan siswa hanya mempelajari materi yang ditanyakan guru sebelumnya tanpa memahami materi secara mendalam.

Pada dasarnya, siswa akan berminat mengikuti pelajaran apabila memiliki tanda-tanda seperti perasaan senang terhadap mata pelajaran, perhatian siswa yang tertuju pada materi yang disampaikan lebih terarah, ketertarikan siswa pada mata pelajaran dan penyamaian guru yang variatif serta

(4)

keterlibatan siswa dalam menghidupkan suasana pembelajaran. Namun, tanda-tanda tersebut kurang tampak pada saat siswa mengikuti pelajaran. Terlihat dari tingkat keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari guru, hanya 5 anak yang menjawab pertanyaan. Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung menjadi berkurang karena siswa sering berbicara dengan temannya. Siswa kurang tertarik terhadap materi pelajaran yang disampaikan karena proses penyampaian yang monoton tanpa adanya suatu kegiatan yang menarik.

Pembelajaran matematika yang menyenangkan dan bermakna dapat diciptakan melalui pengelolaan siswa di dalam kelas dengan baik. Pemanfaatan berbagai model pembelajaran, sumber belajar, dan media pembelajaran tidak terlepas dari lingkaran pembelajaran. Salah satunya, dengan menerapkan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division). Untuk mempermudah penjelasan materi dalam pembelajaran STAD digunakan alat bantu media berupa presentasi materi melalui Microsoft Powerpoint. Materi yang dijelaskan melalui Microsofot Powerpoint yang ditampilkan dengan LCD dapat memperjelas pemahaman siswa dan waktu yang digunakan untuk menjelaskan materipun lebih efektif. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Setiap siswa tersebar di dalam kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang yang terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal dari latar belakang etnik yang berbeda. Persaingan di dalam pembelajaran ini tidak lagi merupakan persaingan setiap individu yang mementingkan diri sendiri (egois) melainkan persaingan antar kelompok. Meskipun dinamakan persaingan kelompok tetapi ada makna dibalik persaingan tersebut. Untuk mendapatkan skor tinggi, anggota tiap kelompok harus memahami materi yang telah diajarkan guru. Apabila ada anggota kelompok yang belum bisa maka anggota kelompok yang lain harus mengajari.

(5)

Jika setiap kelompok berprinsip seperti ini maka tidak ada lagi namanya persaingan ego masing-masing individu karena semua anggota berjuang demi kelompok.

Hasil skor yang diperoleh dari setiap persaiangan individu masing-masing kelompok merupakan nilai yang diperoleh kelompok tersebut. Jadi, setiap anggota kelompok merupakan penentu kelompok tersebut termasuk tim yang sangat baik, baik, maupun sedang. Semakin banyak skor yang diperoleh anggota kelompok maka tim tersebut adalah tim yang sangat baik. Penilaian minat belajar siswa dapat terlihat dari peningkatan skor yang diperolehnya.

Dari berbagai hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Eksperimen dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) Berbantuan Microsoft Powerpoint Terhadap

Minat Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN Kalicacing 02.”

1.2 Idenifikasi Masalah

Permasalahan yang sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran matematika adalah penggunaan media/alat peraga kurang maksimal karena guru. Guru hanya terfokus tentang pencapaian hasil para siswanya dan tidak memperhatikan dampak pengiringnya. Selain hasil yang diperoleh, siswa seharusnya dapat mengambil hikmah dari setiap pelajaran yang dipelajarinya sehingga rasa ingin tahu dan minat belajarnya meningkat. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam pembelajaran guru masih sering menggunakan metode monoton (ceramah). Tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, hanya terfokus pada pengaruh model pembelajaran STAD berbantuan Microsoft Powerpoint terhadap hasil belajar dan minat belajar siswa yang terfokus pada materi Bangun Datar Kelas V di Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

(6)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh positif yang signifikan model pembelajaran STAD berbantuan Microsoft Powerpoint terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN Kalicacing 02? 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah pada bagian sebelumnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji adakah perbedaan pengaruh positif yang signifikan model pembelajaran STAD berbantuan Microsoft Powerpoint terhadap minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN Kalicacing 02.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu khususnya dalam penggunaan model pembelajaran yang menggunakan alat bantu multimedia. Diharapkan dengan adanya pembelajaran dengan model STAD di kelas dapat membangkitkan minat siswa dan mudah memahami materi pelajaran dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang memuaskan.

2. Manfaat Praktis 2.1 Bagi siswa

a. Meningkatkan kepedulian terhadap teman.

b. Saling membantu satu sama lain dalam membagi ilmu

c. Menciptkan persaingan di antara individu secara sehat dengan hasil yang jujur.

d. Membangkitkan minat belajar siswa dalam kompetisi kelompok. 2.2 Bagi Guru

(7)

b. Memberikan inovasi dalam menerapkan model-model pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa.

2.3 Bagi Sekolah

Menambah referensi suatu inovasi pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran yang cocok pada mata pelajaran matematika.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa untuk memperoleh keterangan yang lebih jelas mengenai kondisi rumah tangga Pemohon dengan Termohon, Majelis Hakim telah

Namun kemudahan strategi penjualan ini ternyata masih belum dimanfaatkan oleh banyak pedagang kecil dan menengah, sehingga dibutuhkan pelatihan singkat untuk memahami strategi

ketika negara ingin membangun infrastruktur seharusnya alokasi anggaran ditingkatkan. Tidak akan tercapai pembangunan infrastruktur yang maksimal apabila tidak

Oleh karena itu, maka komunikasi penyuluhan yang dilakukan baik dari segi teknik, bahasa, dan sarana yang digunakan harus disesuaikan dengan daya nalar masyarakat yang dilihat

Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Puguh Harianto sebagai Ketua Pelaksana yaitu tugas dari dua divisi ini hampir sama dan sesuai dengan keputusan dari DPM agar

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam "Ibnu Sina" Yarsi Sumbar Bukittinggi menunjukkan bahwa 54,7% perawat memiliki kecendrungan turnover, dari

Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,04 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen, serta makanan

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung