• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 URAIAN TEORITIS. Peningkatan Laba Pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Pungkur Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 URAIAN TEORITIS. Peningkatan Laba Pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Pungkur Bandung"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Yuliana (2005) dalam meneliti Pengaruh Kreasi dan Kreasida Terhadap Peningkatan Laba Pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Pungkur Bandung mengatakan bahwa berdasarkan regresi linear sederhana dengan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan SPSS dan alpha 5%, kreasi dan kreasida tidak berpengaruh positif dan siginifikan terhadap laba perum pegadaian dan hal ini disebabkan laba yang diperoleh perusahaan tidak menentu sehingga memberikan pengaruh yang relative kecil.

B. Kredit

1. Pengertian Kredit

Istilah kredit tidak asing lagi bagi kita. Ditengah-tengah kehidupan sekarang ini banyak masyarakat yang mengunakan fasilitas ini untuk kegiatan ekonominya dan pada dasarnya seorang penjual memberikan kredit usaha untuk menarik dan menjaga pelanggan. Kredit usaha adalah sarana pemasaran (Garbutt, 2000:48). Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu ”credere” yang artinya ”kepercayaan” atau dalam bahasa latin yaitu ”creditum” yang berarti ”kepercayaan akan kebenaran” (Mulyono, 2001:9).

Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu

(2)

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2003:92).

2. Unsur-unsur Kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah:

a. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu pada waktu yang akan datang.

b. Kesepakatan, yaitu perjanjian sepakat antara si pemberi kredit dan penerima kredit untuk melaksanakan hak dan kewajibannya selama perjanjian kredit berlangsung.

c. Jangka waktu, yaitu masa pengembalian kredit sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian kredit. Jangka waktu tersebut bisa kurang dari setahun (jangka pendek), satu atau tiga tahun (jangka menengah) atau lebih dari tiga tahun (jangka panjang).

d. Resiko, yaitu kerugian yang harus ditanggung oleh pihak pemberi kredit akibat adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). e. Balas jasa, yaitu keuntungan atas pemberian suatu kredit yang dikenal

(3)

3. Fungsi Kredit

Lembaga keungan bank maupun non bank sangat berperan dalam kehidupan perekonomian, termasuk dalam hal pemberian kredit.

Fungsi kredit antara lain:

a. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya pemberian kredit, maka si penerima kredit dapat menghasilkan barang atau jasa dari pemanfaatan kredit tersebut.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lain sehingga bila ada suatu daerah yang kekurangan uang, maka dengan adanya kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan kredit. c. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan dapat digunakan untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bermanfaat.

d. Untuk meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat memperlancar atau menambah peredaran barang dalam suatu wilayah atau antar wilayah

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Kegiatan perkreditan dapat membantu dalam kegiatan ekspor sehingga dapat meningkatkan devisa negara

(4)

Pemberian kredit sangat membantu bagi mereka yang memiliki usaha sendiri terutama dalam penambahan modal usaha

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan berpengaruh terhadap pendapatan.

4. Tujuan Kredit

Pada dasarnya kredit bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Tujuan pemberian kredit yang dilakukan adalah:

a. Mencari keuntungan

Yakni memperoleh hasil melalui pendapatan bunga dan biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu usaha nasabah

Yakni membantu nasabah dalam hal penambahan modal untuk menjalankan usahanya.

c. Membantu pemerintah

Keuntungan pemerintah dengan adanya penyaluran kredit adalah: 1. Memperoleh keuntungan dari pajak

2. Membuka lapangan kerja yang baru

3. Meningkatkan jenis maupun jumlah barang yang beredar di masyarakat

4. Meningkatkan devisa negara apabila kredit yang diberikan untuk membiayai produk yang akan diekspor.

(5)

5. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Dalam menyalurkan kredit, setiap lembaga keuangan harus berpedoman pada prinsip-prinsip pemberian kredit agar resiko kredit macet dapat diminimalisasi. Konsep yang sering digunakan adalah prinsip 6C yaitu:

a. Character

Sifat dan watak dari setiap orang yang mengajukan permohonan kredit haruslah benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik dari segi pekerjaan maupun pribadi.

b. Capacity

Kemampuan debitur dalam menjalankan usaha dan menghasilkan pendapatan. Kemampuan ini sangat penting diketahui karena turut menentukan berhasil tidaknya perusahaan di masa yang akan datang. c. Capital

Untuk melihat kondisi keuangan perusahaan dan penggunaannya dalam menjalankan usaha. Kondisi keuangan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan perusahan dengan mengukur rentabilitas, likuiditas dan solvabilitasnya.

d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur sebagai pengaman atas kredit tersebut. Besarnya nilai jaminan minimal sama dengan besarnya kredit yang diberikan atau lebih baik jika nilai dari barang jaminan tersebut lebih besar dari nominal kredit yang diberikan.

(6)

e. Condition of Economic

Dalam menilai suatu kredit juga harus memperhatikan berbagai situasi seperti keadaan perekonomian, sosial budaya dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah. Apakah situasi tersebut dapat merangsang perkembangan usaha calon debitur dan sebaliknya.

f. Constraint

Merupakan penilaian terhadap batasan-batasan untuk melakukan usaha di suatu tempat. Misalnya pembangunan pabrik kelapa sawit hendaknya memperhatikan daerah sekitar sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

C. Laba

Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan laba yang optimal, karena dengan adanya laba maka manajemen dapat memprediksi apakah perusahaan tersebut akan terus berjalan atau justru harus berhenti.

1. Pengertian Laba

Laba merupakan selisih lebih pendapatan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut, laba biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri dan laba merupakan faktor penentu bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.

(7)

Mengenai pengertian laba itu sendiri, banyak orang memberikan pendapat yang berbeda, untuk lebih jelasnya penulis mengutip beberapa pengertian laba menurut para ahli ekonomi. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha (Soemarso, 2005:230). Gain (laba) merupakan favorable (asset yang diterima) yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha yang normal (Tuanakotta, 2002:176).

Dari beberapa pengertian laba di atas dapat disimpulkan bahwa laba merupakan suatu kelebihan pendapatan yang layak diterima oleh perusahaan, karena perusahaan yang bersangkutan telah melakukan pengorbanan untuk pihak lain. Faktor utama dalam menentukan besar kecilnya laba adalah pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba merupakan indikator dalam berhasil atau tidaknya manajen dalam mengelola manajemen perusahaan.

2. Konsep Laba

Didalam kehidupan yang nyata konsep laba sangat diperlukan dalam proses dunia usaha atau bisnis, dimana konsep ini sebagai pedoman dalam pembuatan laporan keuangan bagi pihak tertentu, dan berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan yang akan dikeluarkan.

Salah satu sasaran penting bagi organisasi yang berorientasi pada profit oriented adalah menghasilkan laba. Oleh karena itu jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektivitas, karena laba

(8)

adalah selisih antara pendapatan (yang merupakan ukuran keluaran) dan pengeluaran (yang merupakan ukuran masukan). Laba merupakan keuntungan yang diterima perusahaan karena perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan pihak lain.

Konsep laba menurut (Harahap, 2002:263) terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a. Konsep laba akuntansi

Konsep laba akuntansi, dimana konsep ini menyatakan lima ciri khas laba akuntansi diantaranya adalah :

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh perusahaan (terutama pendapatan yang timbul dari penjualan barang atau jasa dikurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut).

2. Didasarkan pada postulat periodik dan hubungan dengan prestasi keuangan perusahaan selama periode tertentu.

3. Didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4. Membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

(9)

5. Didasarkan pada prinsip “matching“ artinya hasil dikurangi biaya yang diterima atau dikeluarkan dalam periode yang sama.

b. Konsep laba ekonomi

Konsep laba ekonomi yang menyatakan bahwa laba adalah kenaikan dalam kekayaan dan dikaitkan dengan praktik bisnis, menurut Fisher seperti dikutip oleh belkaoui laba ekonomi sebagai deretan peristiwa yang dihubungkan dengan tiga tahapan, yaitu :

1. Physical income yaitu konsumsi barang dan jasa pribadi yang

sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.

2. Real income adalah ungkapan kejadian yang memberikan

peningkatan terhadap kesenangan fisik. Ukuran yang digunakan adalah “Biaya hidup” (cost of living).

3. Money income merupakan hasil uang yang diterima dan

dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. c. Konsep capital maintenance

Menurut belkaoui ada dua konsep utama pemeliharaan modal atau pemulihan biaya, yaitu :

1. Financial cafital (dalam satuan unit uang) yang terdiri dari :

a. Money maintenance yaitu modal keuangan yang diukur dengan

(10)

laba yang dihasilkan sama dengan aktiva bersih yang disesuaikan dengan transaksi modal yang dinyatakan dalam satuan uang. b. General purchasing power money maintenance yaitu modal

keuangan diukur dengan jumlah unit daya beli yang sama. Daya beli modal keuangan yang diinvestasikan dipelihara, laba yang dihasilkan sama dengan perubahan dalam aktiva bersih diselesaikan denga transaksi modal yang dinyatakan dalam satuan uang.

2. Physical capacity (dalam satuan unit daya beli umum), terdiri dari : a. Productive capacity maintenance yaitu modal fisik diukur dalam

jumlah unit uang. Kapasitas produksi yang digunakan dipelihara, kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik untuk berproduksi, volume barang dan jasa yang sama dengan kapasitas atau memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.

b. General purchasing power productive capacity maintenance,

yaitu modal fisik diukur dalam jumlah unit daya beli yang sama. Konsep ini disesuaikan dengan tingkat harga umum.

3. Jenis-jenis Laba

Menurut (Tuanakotta, 2000:157) jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba ada 3 yaitu :

(11)

Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan.

b. Laba dari operasi

Yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. c. Laba bersih

Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi beban lain-lain.

Sedangkan menurut (Hendriksen, 2002:155) jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu :

1. Tambahan nilai (value added)

Yaitu harga jual produksi dan jasa perusahaan dikurangi harga pokok penjualan barang dan jasa yang dijual.

2. Laba bersih perusahaan

Yaitu kelebihan hasil (revenue) dari biaya seluruh pendapatan (gain) dan rugi biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil.

3. Laba bersih bagi investor

Yaitu laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan. 4. Laba bersih bagi pemegang saham residual

(12)

Yaitu laba bersih kepada pemegang saham dikurangi deviden saham preferen.

Menurut Soemarso (2002:74) laba terdiri dari : a. Laba bersih

Laba bersih adalah selisih lebih pendapatan atas beban-beban dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha. b. Laba bruto

Laba bruto adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha.

c. Laba usaha

Laba usaha adalah selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba usaha atau laba operasi. Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.

d. Laba ditahan

Laba ditahan adalah jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi distribusi laba yang dilakukan.

Setiap jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba mempunyai perhitungan sendiri. Seperti laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan, laba operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi, dan laba bersih yaitu laba operasi ditambah pendapatan dikurangi beban, selain itu tambahan nilai, laba bersih

(13)

perusahaan, laba bersih bagi investor, laba bersih bagi pemegang saham residual juga merupakan bagian dari jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba.

4. Pengklasifikasian Laba

(Belkaoui, 2001:124) mengatakan dalam menyajikan laporan laba rugi akan terlihat pengklasifikasian dalam penetapan pengukuran laba:

a. Laba kotor atas penjualan

Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu.

b. Laba bersih operasi perusahaan

Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan jumlah penjualan, biaya administrasi dan umum

c. Laba bersih sebelum potongan pajak

Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan yaitu perolehan apabila laba dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya lain-lain.

(14)

Laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi dengan pajak perseroan

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba

Menurut (Mulyadi, 2001:513) faktor-faktor yang mempengaruhi laba: a. Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk/jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan

b. Harga jual

Harga jual produk/jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk/jasa yang bersangkutan

c. Volume penjualan dan produksi

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi, akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

Sedangkan menurut (Harahap, 2002:233) faktor-faktor yang mempengaruhi laba diantaranya adalah:

1. Perubahan dalam prinsip akuntansi

Perubahan dalam prinsip akuntansi adalah perubahan yang diterima umum dengan prinsip yang lain yang juga diterima umum yang lebih baik misalnya menggunakan metode penyusutan straight line.

(15)

Perubahan dalam taksiran adalah merubah taksiran dari yang ditetapkan setelah taksiran tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita taksir. Misalnya taksiran umum seperti taksiran deposit, barang tambang dan lain-lain. Jika beberapa lama kita mendapat informasi yang baru sehingga mengubah taksiran yang lama tersebut

3. Perubahaan dalam laporan entity

Perubahan dalam laporan entity adalah perubahan yang tejadi sebagai akibat dari perubahan yang materil yang terjadi dalam entity yang sebelumnya dilaporkan melalui laporan keuangan, misalnya anak perusahaan yang sebelumnya penting dibanding dengan keadaan sebelumnya.

6. Kegunaan dan Peranan Laba

Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama satu periode tetentu. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang probabilitas yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi tersebut juga sering kali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas dimasa yang akan datang. Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini.

(16)

Laba merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu memperoleh laba adalah tujuan utama setiap badan usaha. Informasi mengenai laba perusahaan merupakan informasi yang sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Menurut Harahap (2002:146) laba mempunyai peran yang sangat penting antara lain :

a. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak

b. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran deviden kepada pemegang saham

c. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan

d. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya.

e. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

Laba juga merupakan salah satu faktor untuk menarik pihak investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan. Menurut (Nafarin, 2000:235) peranan laba dalam perusahaan adalah:

a. Menerapkan laba sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap usaha dan sebagai dasar untuk menekan tingkat biaya, sehingga

(17)

dapat memaksimalkan laba penjualan karena dengan meminimalkan biaya produksi maka laba yang maksimal akan tercapai.

b. Sebagai kompensasi dari yang ditanamkan perusahaan maupun oleh pihak investor untuk melakukan kegiatan perusahaan baik di bidang produksi ataupun penjualan.

c. Laba yang diterima dalam periode atau tahun sebelumnya dikembalikan dalam bentuk dana usaha yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan perusahaannya menuju ke arah kemajuan yang dapat bersaing dengan perusahaan lain.

d. Laba digunakan sebagai jaminan sosial untuk para karyawan yang mendukung kegiatan kerjanya, agar mereka bekerja dengan tenang karena kesejahteraan mereka telah dijamin oleh perusahaan dan mereka membalasnya dengan produktivitas kerja.

e. Merupakan salah satu daya tarik untuk para investor baru untuk menanamkan modalnya ke dalam perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan agar lebih maju dan lebih bersaing”.

D. PEGADAIAN (PAWNSHOP) 1. Pengertian Pegadaian

Pegadaian adalah salah satu bentuk lembaga pembiayaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang membutuhkan dana dalam waktu segera. Dana tersebut digunakan untuk

(18)

membiayai kebutuhan tertentu terutama yang sangat mendesak. Misalnya, biaya pendidikan anak pada awal tahun ajaran, biaya pulang mengunjungi keluarga yang terkena musibah, biaya pengobatan anggota keluarga yang sakit, biaya menghadapi lebaran, dan lain-lain. Lembaga pembiayaan pegadaian dibentuk oleh pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan (Abdulkadir dan Murniati, 2000:105).

Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Sebagai lembaga perkreditan, pegadaian menyalurkan dana pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan dengan bunga yang relatif rendah dan pelayanan yang cepat. Agar penyaluran dana pinjaman terjamin aman maka diberlakukan sistem gadai, yaitu penyerahan barang bergerak sebagai jaminan kepada pegadaian, yang senilai dengan atau lebih tinggi dari jumlah pinjaman. Apabila pada waktu yang telah ditetapkan (jatuh tempo) pinjaman tidak dikembalikan maka barang jaminan dapat dilelang guna menutupi pengembalian pinjaman, dan jika masih ada nilai sisanya akan dikembalikan kepada peminjam (Abdulkadir dan Murniati, 2000;106).

2. Produk Pegadaian

Pegadaian telah memiliki banyak produk (Pandia, 2005:74), produk-produk tersebut meliputi:

a. Kredit Gadai

Kredit Gadai merupakan kredit jangka pendek, memberikan pinjaman uang tunai mulai dari Rp 5.000,- hingga Rp 20.000.000,- dengan jaminan barang bergerak (emas, berlian, kendaraan bermotor, perabotan

(19)

rumah tangga yang bernilai, dan barang-barang elektronik) dengan prosedur mudah dan layanan cepat.

b. Jasa Taksiran

Jasa taksiran merupakan suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga dan nilai harta benda miliknya. Dengan biaya yang relatif ringan masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai suatu barang miliknya setelah lebih dahulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman. Kepastian nilai atau kualitas suatu barang, misalnya emas atau batu permata dapat memberikan rasa aman dan rasa lebih bahwa barang tertentu benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.

c. Jasa titipan

Jasa titipan ini semacam safe deposit box, untuk menjamin rasa aman dan ketenangan kepada masyarakat luas akan harta simpanannya, terutama bila hendak meninggalkan rumah cukup lama. Pegadaian memberikan layanan jasa titipan barang berharga seperti emas, perhiasan, batu permata, kendaraan bermotor serta surat-surat berharga seperti surat tanah, ijazah dan lain-lain dengan prosedur mudah dan biaya murah.

d. Unit Toko emas (UTE)

Unit toko emas pegadaian dinamakan Galeri 24, yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas dengan sertifikat aman sesuai karatase perhiasan emas. Selain itu dengan pengalaman

(20)

menguji karatase emas sejak tahun 1901, maka perhiasan emas dari galeri 24 memberikan jaminan kepastian yang belum tentu diperoleh dari toko emas lain.

e. Koin Emas ONH

Pegadaian memperkenalkan cara menabung terutama untuk persiapan menunaikan ibadah haji. Bagi masyarakat yang berminat dapat membeli koin emas berkadar 24 karat yang kelak pada saat dibutuhkan untuk menunaikan ibadah haji dapat dijual kembali.

f. Kegiatan-kegiatan Usaha Lainnya

Kegiatan-kegitaan usaha lainnya sebenarnya bukan merupakan inti bisnis perum pegadaian sebagai lembaga keuangan. Tetapi kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan aset-aset yang kurang produktif. Misalnya adalah penyewaan gedung di beberapa tempat di Indonesia. Namun demikian nilai pendapatan dari kegiatan ini relatif kecil dibanding dengan jasa gadai.

3. Pengertian Gadai dan Kredit Gadai

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang atau orang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk

(21)

melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan (Pandia, 2005:72).

Menurut ketentuan pasal 1150 KUHPdt Gadai adalah hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seorang debitur atau oleh orang lain atas namanya, yang memberikan kekuasaan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan dari kreditur-kredur lainnya, dengan pengecualian biaya lelang barang tersebut dan biaya pemeliharaan setelah barang digadaikan harus dilunasi terlebih dahulu (Abdulkadir, 2000:105).

Berdasarkan pasal KUHPdt tersebut di atas maka jasa pegadaian memberikan pinjaman kepada nasabah dengan jaminan barang bergerak. Untuk memperoleh pinjaman maka nasabah wajib menyerahkan harta geraknya sebagai agunan kepada kantor pegadaian, disertai dengan pemberian hak kepada pegadaian untuk melakukan penjualan (lelang) dalam kondisi yang ditentukan.

Kredit gadai adalah pemberian pinjaman dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan. Nasabah menyelesaikan pinjamannya kepada perusahaan sebagai pemberi pinjaman dengan cara mengembalikan uang pinjaman dan membayar sewa modalnya berdasarkan ketentuan yang berlaku.

4. Barang Jaminan Kredit Gadai

Perum pegadaian dalam hal jaminan menetapkan ada beberapa jenis barang berharga yang dapat diterima untuk digadaikan. Barang-barang

(22)

tersebut nantinya ditaksir nilainya sehingga dapat diketahui berapa nilai taksiran dari barang yang digadaikan. Besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90 persen dari nilai taksiran. Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula pinjaman yang akan diperoleh. (Kasmir, 1998:226).

Adapun jenis barang berharga yang dapat diterima dan dijadikan jaminan oleh pegadaian antara lain:

a. Kain, seperti bahan pakaian, kain sarung, seprei, permadani/ambal

b. Barang-barang perhiasan (logam dan permata), seperti emas, perak, intan, Berlian, mutira, platina, jam

c. Barang-barang yang berupa kendaran, seperti mobil, sepeda motor, sepeda biasa, becak, bajaj, bemo

d. Barang-barang elektronik, seperti televisi, radio tape, video, komputer, kulkas, kamera, mesin tik

e. Mesin-mesin, seperti mesin jahit, mesin kapal motor

f. Barang-barang keperluan rumah tangga, seperti barang tekstil dan barang pecah belah.

Dengan catatan bahwa semua barang-barang yang dijamin haruslah dalam kondisi, baik dalam arti masih dapat dipergunakan atau bernilai. Hal ini bagi pegadaian penting untuk mengingat apabila nasabah tidak dapat mengembalikan pinjamannya maka barang jaminan akan dilelang sebagai gantinya.

(23)

Barang-barang yang tidak dapat diterima sebagai jaminan kredit gadai: 1. Barang-barang milik pemerintah, seperti Senjata api, pakaian dinas,

perlengkapan ABRI dan pemerintah

2. Barang-barang yang mudah busuk, seperti makanan dan minuman, obat-obatan, tembakau

3. Barang berbahaya dan mudah terbakar, seperti korek api, mercon, bensin, minyak tanah, tabung berisi gas

4. Barang-barang yang sukar ditaksir nilainya, seperti barang purbakala, historis

5. Barang yang dilarang peredarannya, seperti ganja, heroin, mercon, bensin, minyak tanah, tabung berisi gas

6. Barang yang tidak tetap harganya dan sukar ditetapkan taksirannya, seperti luksisan dan buku

7. Barang-barang lainnya seperti: a. Barang yang disewa belikan

b. Barang yang diperoleh melalui hutang dan belum lunas c. Barang titipan sementara (konsinyasi)

d. Barang yang tidak diketahui asal usulnya/bermasalah e. Ternak/binatang

Referensi

Dokumen terkait

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI- NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA SUBMATERI KOAGULASI KOLOID.. Universitas

Tugas Akhir Program S-1 Seni Musik ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dinyatakan lulus

Kawasan prioritas ini juga menjadi saksi peradaban masa lalu seperti pertahanan dari ancaman serangan dari pihak lawan (benteng), linguistik (bahasa wolio sebagai

Selain kontrol pada faktor air semen juga bertujuan agar butir-butir agregat dapat terikat kuat satu sama lain untuk mendapat kuat tekan, porositas, dan

Untuk mengetahui awal siswa tentang materi pelajaran, maka terlebih dahulu siswa diberikan soal. Maka dari hasil pengajaran pada pemberian tes awal yang telah diberikan

10 diagnosis yang paling banyak di klaim oleh peserta Bapel JPKM PT X periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 mencakup 59% dari keseluruhan klaim

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: apakah penerpan metode Make A Match yang dikombinasikan dengan teori

Khusus pada rift climax yang diasosiasikan dengan pengendapan Formasi Brownshale dan Upper Red Beds (seperti Sand 4930), metode dekomposisi spektral secara signifikan